Anda di halaman 1dari 4

BAB 29

MENDOKUMENTASIKAN PEKERJAAN AUDIT


Bab ini memberikan petunjuk mengenai bagaimana mendokumentasikan dengan baik dan
memadai tanggapan auditor terhadap risiko, didalam kertas audit. ISAs yang digunakan sebagai
acuan dalam bab ini adalah ISA 230 dan 500. Berikut ini terjemahan dari beberapa ISAs yang
relevan dengan pembahasan dalam bab ini.

ISA 230.7
Auditor wqajib membuat dokumentasi audit secara tepat waktu (lihat alinea A1)
ISA 230.8
Auditor wajib membuat dokumentasi audit yang cukup, yang memungkinkan auditor
berpengalaman, yang tidak mempunyai hubungan sebelumnya dengan audit itu, memahami (lihat
alinea A2-A5, A16-A17)
a. Sifat, waktu, dan luasnya prosedur audit yang dilaksanakan sesuai ISAs dan ketentuan
perundang-undangan terkait (lihat alinea A6-A7)
b. Hasil dari prosedur audit yang dilaksanakan, dan bukti audit yang diperoleh,
c. Hal-hal signifikan yang ditemukan dalam audit, kesimpulan atas hal-hal itu, dan kearifan
profesional (professional judgments) signiufikan yang diterapkan dalam menarik
kesimpulan tersebut (lihat alinea A8-A11)
ISA 230.9
Dalam mendokumentasikan sifat, waktu, dan luasnya prosedur audit yang dilaksanakan,
auditor wajib mencatat :
a. Ciri-ciri yang diidentifikasi dari item tertentu atau hal-hal yang diuji (lihat alinea A12)
b. Siapa yang melaksanakan pekerjaan audit dan tanggal pekerjaan itu diselesaikan
c. Siapa yang mereview pelaksanaan pekerjaan audit itu dan tanggal pekerjaan itu direview
ISA 230.10
Auditor wajib mendokumentasikan pembahasan hal-hal penting dengan manajemen,
TCWG (Those Charged With Governance), dan pihak lain. Dokumentasi itu memuat sifat/isi dari
hal-hal penting yang dibahas, kapan, dan dengan siapa dibahas (lihat alinea A14)
ISA 330.16
Ketika mengevaluasi efektifnya pengendalian yang relevan, auditor wajib mengevaluasi
apakah salah saji yang dideteksi dengan prosedur substantive mengindikasikan bahwa
pengendalian tidak berfungsi efektif. Namun, tidak adanya salah saji bukanlah merupakan bukti
audit bahwa pengendalian terkait dengan asersi yang diuji adalah efektif (lihat alinea A40)
ISA 330.26
Auditor wajib menyimpulkan apakah bukti audit yang cukup dan tepat sudah diperoleh.
Dalam merumuskan suatu pendapat, auditor wajib mempertimbangkan semua bukti audit yang
relevan, tanpa memperhatikan apakah bukti-bukti tersebut kelihatannya mendukung atau
bertentangan dengan asersi dalam laporan keuangan. (lihat alinea A62)
ISA 330.27
Jika auditor belum memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat mengenai asersi yang
material dalam laporan keuangan, auditor wajib berupaya memperoleh bukti audit tambahan. Jika
auditor tidak dapat (tidak berhasil) memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat, auditor wajib
memerikan pendapat wajar dengan kualifikasi atau menolak memberikan pendapat atas laporan
keuangan.
ISA 500.8
Jika informasi yang akan digunakan sebagai bukti audit, dibuat dengan menggunakan
management’s expert (tenaga ahli dipekerjakan manajemen), auditor wajib, jika perlu, dengan
memperhatikan (seberapa) pentingnya pekerjaan ahli itu untuk keperluan/tujuan auditor : (lihat
alinea A34-A36)
a. Evaluasi kompetensi, kapabilitas, dan objektivitas tenaga ahli (lihat alinea A37-A43)
b. Pahami pekerjaan tenaga ahli tersebut (lihat alinea A44-A47)
c. Evaluasi tepatnya pekerjaan tenaga ahli tersebut sebagai bukti audit untuk asersi yang
relevan (lihat alinea A48)
ISA 500.9
Ketika menggunakan informasi yang dihasilkan entitas, auditor wajib mengevaluasi
apakah informasi itu cukup andal untuk keperluan/tujuan auditor, termasuk :
a. Memperoleh bukti audit tentang akurasi dan lengkapnya informasi (lihat alinea A49-A50)
b. Mengevaluasi apakah informasi itu cukup teliti dan rinci (lihat alinea A51)

Tinjauan Umum
Dokumentasi pekerjaan audit berperan penting dalam perencanaan dan pelaksanaan audit.
Dokumentasi ini berfungsi sebagai catatan atau rekaman mengenai pekerjaan yang dilakukan, dan
menjadi dasar laporan auditor. Dokumentasi juga digunakan untuk review kendali mutu, untuk
memantau kepatuhan terhadap ISAs dan ketentuan perundangan terkait, serta kemungkinan
inspeksi oleh pihak ketiga.
Kepemilikan atas file
Kecuali ditetapkan lain oleh ketentuan perundang-undangan, dokumentasi audit
merupakan milik kantor akuntasni public (KAP)
Copy catatan entitas
Salinan, ringkasan (abstracts) atau copies catatan entitas (misalnya, kontrak atau perjanjian
yang penting untuk audit) dapat dimasukkan sebagai bagian dari dokumentasi audit jika dipandang
perlu. Namun, copies catatan akuntansi dari entitas tersebut bukanlah pengganti dari dokumentasi
audit yang baik.
Table 29-1

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam Dokumentasi


1. Apakah kepatuhan terhadap syarat-syarat dan kewajiban dokumentasi, sebagaimana
diatur dalam pedoman kendali mutu KAP, sudah didokumentasikan ?

2. Apakah dokumentasi audit rapi dan lengkap, termasuk hubungan yang jelas dengan hal-
hal penting yang ditangani ?

3. Apakah dokumentasi mengindikasikan :


- Siapa yang melaksanakan pekerjaan audit dan tanggal pekerjaan selesai ?
- Siapa yang mereview pekerjaan dan tanggal review selesai ?
- Hasil diskusi hal-hal penting dengan manajemen, TCWG (those charged with
governance), dan pihak lain. Apa isi/sifat hal-hal penting yang dibahas, kapan dan
dengan siapa pembahasan dilakuakn ?

4. Apakah auditor yang berpengalaman, yang tidak mempunyai hubungan sebelumnya


dengan audit itu, memahami :
- Sifat, waktu, dan luasnya prosedur audit yang dilaksanakan sesuai ISAs dan
ketentuan perundang-undangan terkait dan ketentuan profesi ?
- Hasil dari prosedur audit yang dilaksanakan, dan bukti audit yang diperoleh
- Hal-hal siginifikan yang ditemukan dalam audit, kesimpulan atas hal-hal itu, dan
kearifan professional yang diterapkan dalam menarik kesimpulan tersebut ?

5. Apakah file berisi dokumentasi mengenai :


- Adanya prakondisi audit dan keputusan untuk menerima atau melanjutkan
penugasan ?
- Strategi audit menyeluruh ?
- Diskusi diantara anggota tim audit ?
- Unsur utama pemahaman mengenai entitas, dan setiap komponen dari kelima
komponen pengendalian internal, termasuk sumber-sumber informasi, sudah
diperoleh ?
- Hasil pelaksanaan prosedur penilaian risiko ?
- Risiko salah saji material yang diidentifikasi dan dinilai pada tingkat laporan
keuangan dan pada tingkat asersi ?
- Rencana audit terinci yang menanggapi risiko yang dinilai ?
- Hasil pelaksanaan prosedur audit, termasuk relevansi dan keandalan bukti yang
diperoleh dan perlakuan terhadap penyimpangan yang ditemukan, termasuk
perubahan yang harus dilakukan karena risiko yang dinilai ?
- Informasi dan prosedur yang dilaksanakan untuk menangani indikator adanya
kecurangan yang diidentifikasi selama audit berlangsung ?
- Perubahan dalam materialitas sebagai akibat diperolehnya informasi baru ?
- Cukup informasi untuk mengulang (re-perform) setiap prosedur, jika memang
diperlukan ?
- Perubahan signifikan yang dibuat selama audit, terhadap strategi audit menyeluruh
atau rencana audit, dan alasan mengapa perubahan dibuat ?
- Rincian masalah penting dan bagaimana masalah itu diselesaikan, termasuk
ketidakpastian yang material, kekhawatiran/pertanyaan mengenai estimasi
manajemen, peristiwa kemudian, dan masalah lain yang berakibat dengan
diterbitkannya pendapat yang dimodifikasi ?

6. Apakah konsultasi didalam KAP dan dengan tenaga ahli yang dikaryakan oleh auditor
dan manajemen telah didokumentasikan ?

7. Sewaktu tenaga ahli digunakan, apakah tepatnya keahlian tenaga tersebut sebagai bukti
audit, telah didokumentasikan ?

8. Apakah kepatuhan terhadap ISA 600 mengenai komunikasi dengan component auditors
(auditor untuk anak perusahaan dalam audit kelompok atau group audit) telah
didokumentasikan ?

Butir Pertimbangan

Dokumentasi yang tepat waktu


Penyusunan dokumentasi audit tepat pada waktunya, membantu meningkatkan mutu audit, dan
memfasilitasi review bukti audit secara efektif dan memperlancar kesimpulan yang diambil
sebelum laporan auditor difinalkan. Dokumentasi audit yang disusun sesudah pekerjaan audit
selesai dilaksanakan kurang akurat dibandingkan dengan dokumentasi yang dilakukan ketika
pekerjaan dilaksanakan.

Apakah file audit itu sendiri, merupakan sesuatu yang utuh ?


Sedapat mungkin, dokumentasi audot harus jelas dan dapat dipahami tanpa penjelasan tambahan
secara lisan. Penjelasan lisan tidak memadai untuk mendukung pekerjaan yang dilaksanakan
atau kesimpulan yang ditarik. Tentunya penjelasan lisan dapat digunakan untuk menjelaskan
atau mengklarifikasi informasi didalam dokumentasi audit.

Tidak konsisten
Jika bukti audit yang diperoleh tidak konsisten dengan kesimpulan akhir mengenai suatu hal
yang penting, pastikan ada dokumentasi yang menjelaskan bagaimana auditor menyelesaikan
ketidakkonsitenan tersebut. Ini tidak berarti bahwa auditor perlu menyimpan dokumentasi yang
salah atau yang seharusnya sudah diganti.

Anda mungkin juga menyukai