Anda di halaman 1dari 4

WOC SISTEM MUSKULOSKELETAL

kebutuhan benda berat kecelakaan lalu lintas

multiple fraktur

Fraktur terbuka fraktur tertutup

multiple trauma

trauma dada trauma kepala fraktur tulang belakang (jatuh terduduk)

krepitasi
dislokasi
cedera jaringan otak
tengkorak dan isinya merangsang reseptor meyebabkan herniasi dan penekanan batang medulla spinalis terjepit oleh penyempitan kanalis
terjadi raktur iga bergetar akibat benturan tekanan intrakranial otak vertebralis

adanya semen yang laserasi medulla spinalis


mengambang
hematomielia
saat inspirasi rongga dada getaran dari benturan diteruskan merangsang pusat muntah di penekanan pada medula
mengembang
respon peradangan menuju aponeurosis dorsolateral formatio retikulars penekanan pada pons
gangguang pergerakan dinding oblongata
dada

pembedahan laminektomi
gerakan nafas paradoksal
gerakan tulang kosta yang formato reticulars
tegangan pembuluh menyalurkan rangsangan kerusakan pada
patah, menumbulkan gesekn
antara ujung tulang dan darah motorik melalui nervus hipoksia aremotorib otak
terdapat luka bekas insisi
jaringan lunak disekitar banyak energi yang di serap vagus gangguan neurologis
oleh pelindung otak pada cardospinalis
fungsi ventilasi menurun jar. Kontak dengan dunia luar
hilangnya fungsi
menyebabkan stimulai kontraksi doudenum dan
saraf
sesak nafas pelepasan mediator pembuluh darah robek atrium lambung
nafas dangkal motorik dan sensorik
nyeri ( bradikinin )
gangguan pada adanya insiasi bakteri dan
nyeri kontrol volunter mikroorganisme kejaringan
pemberian terapi oksigen
gerakan
hematoma epidural,
peningkatan tekanan kolap alveoli atau kerusakan saraf
pelepasan mediator nyeri, subdural maupun kolonisasi kimroorganisme
intra abdomen atelektasis ekstremitas bawah
merangsang nosiseptor ke intrakranial
hipotalamus
hipoventilasi hiperkarnia
kelumpuhan adanya peningkatan leukosit
peristaltik retrogade hipoventilasi
distrosi pada otak tidak mampu
bergerak sesuai
nyeri dada kelemahan otot respirasi otak banyak CO2 tujuan penurunan aktivitas resiko infeksi
diafragma naik, lambung
peningkatan TIK penuh
retersi CO2 berlebih
peningkatan bedrest
penurunan ventilasi obat - obatan anestesi
vasodilatasi pembuluh kerusakan jaringan otak dan
alveolar dan peningkatan hambatan mobilitas
darah otak edema
PaCO2
fisik
resiko dekubitus spinal & lumbal
tek. Intrathorak naik gagal nafas
pernafasan dangkal dan tekanan intrakranial metabolisme serebral
cepat meningkat meningkat

spinter esofagus membuka


lumpunya neurogenik penekanan venus
ketidakseimbangan antara sfingter perkapiler venomotor
suplai dan kebutuhan substrat
ancaman asidosis respirasi kematian batang otak metabolisme gangguan
pertukaran gas
sensasi muntah
gelisah, kejang
ancaman henti nafas penurunan kesadaran syok neurogenik
dx. Mual muntah

KELOMPOK :
DIMAS AGIL YOSA 010115A032
tindakan non operatif jika tek.
DINA PURNAMA 010115A033 Intrakompartemen , 30 mmHg
DINIA ESTHU A. 010115A034
DWI SETYAWATI 010115A035
EKA AYU FITRIANI 010115A036
jatuh dari tempat tinggi
Gejala Klinis Sindrom Kompartemen
1. Pain (Nyeri)
2. Pallor (Pucat)
3. Pulselesness ( Denyut nadi hilang)
raktur tertutup 4. Parestesia (rasa kesemutan)
5. Paralysis (menurunnya sensasi saraf

Indikasi Bedah Fasciotomi :

trauma ekstremitas 1. Ada tanda klinis sindrom kompartemen

2. Tekanan intrakompartemen > 30 mmHg


sindrom kompartemen

diskontninuitas tulang
hemostasis jaringan lokal

deformitas ( baik pada tangan,


kerusakan korteks, pembuluh darah
peningkatan tekanan jar. Lunak
jari, pergelangan akibat trauma )
kerusakan pada ginjal,
jaringan
gagal ginjal akut

obstruksi vena

hematoma kontraktur volkman

mioglobin dan zat lain


tekanan vena meningkat, tidak di buang ke luar
terjadi statis vena tubuh, memicu reaksi
dilatasi kapiler otot toksik pada ginjal
diganti dengan jaringan vibrosa yang
tidak elastis

terganggunya aliran darah


jaringan nerosis saraf dan otot dalam
tekanan kapiler kompartemen

terjadi akumulasi, sumbatan


pada saluran ginjal
iskemia
menstimulus histamin

pelepasan histamin like merangsang


substance nosiseptor

mioglobin bereaksi dengan


protein ginjal, terbentuknya
gumpalan mioglobin
pelepasan histamin like
substance
protein plasma mioglobin bereaksi dengan
protein ginjal, terbentuknya
gumpalan mioglobin
dilatasi kapiler, dihantar serabut
peningkatan permeabilitas tepe AO dan C
endotel
edema
pelepasan pigmen
mioglobin dari otot ke
medula spinalis dalam darah sampai ke
ginjal
penetan pemb. Darah
kebocoran plasma
sistem aktualisasi
terjadi peurunan perfusi jaringan retikular kerusakan otot
( rhabdomiolisis )
nyeri akut
tekanan intra
kompartemen semakin hipotalamus dan
meningkat sistem limbic
persepsi nyeri jika lebih dari 6-8 jam tdk
dilakuan tindakan
otak

tindakan operatif fasiotomi jika tek.


Intrakompartemen > 3o mmHg

Anda mungkin juga menyukai