Anda di halaman 1dari 3

2.

3 Benefit Cost Ratio (BCR)


Benefit-Cost Ratio (BCR) adalah perbandingan antara nilai sekarang
(present value) dari manfaat (benefit) dengan nilai sekarang dari biaya (cost).
Metode Benefit-Cost Ratio (BCR) memberikan penekanan terhadap nilai
perbandingan antara aspek manfaat (benefit) yang akan diperoleh dengan aspek
biaya dan kerugian yang akan ditanggung (cost) dengan adanya investasi tersebut.
Rumus umum BCR yaitu:

𝑏𝑒𝑛𝑒𝑓𝑖𝑡 𝛴𝑏𝑒𝑛𝑒𝑓𝑖𝑡
BCR = atau (Putra, 2017).
𝑐𝑜𝑠𝑡 𝛴𝑐𝑜𝑠𝑡

Metode menghitung perbandingan antara benefit terhadap cost dalam suatu


proyek investasi. Pada proyek-proyek swasta, benefit umumnya berupa
pendapatan minus diluar biaya pertama. Misalnya untuk operasi dan produksi
sedangkan cost adalah biaya pertama. Jika analisis dilakukan terhadap present
worth:

𝑃𝑊𝐵
𝐵𝐶𝑅 =
𝑃𝑊𝐶

Keterangan:
 BCR = Perbandingan manfaat terhadap biaya (benefit cost ratio)
 PWB = Present Worth of Benefit atau nilai sekarang benefit
 PWC = Present Worth of Cost

Apabila didapat nilai BCR sebagai berikut:


 B/C ≥ 1 atau B ≥ C (proyek diterima),
 B/C < 1 atau B < C (proyek ditolak),
 B/C = 1 atau B = C (proyek dilaksanakan atau tidak dilaksanakan tidak
berpengaruh) (Kesumo, 2016)

Jika analisis dilakukan terhadap equivalent uniform annual:

𝐸𝑈𝐴𝐵
𝐵𝐶𝑅 =
𝐸𝑈𝐴𝐶
Kriteria untuk mengetahui apakah suatu rencana investasi layak atau tidak secara
ekonomis dengan metode BCR adalah :
 Jika BCR  1  investasi layak (feasible)

 Jika BCR < 1  investasi tidak layak (unfeasible) (Zacoeb, 2014).

Contoh soal Benefit Cost Ratio (BCR):


1. Untuk mengembangkan usaha, PT Cahaya merencanakan sebuah investasi
pabrik baru senilai 1,2 milyar rupiah, dengan perkiraan pendapatan mulai
tahun ke-2 sampai tahun ke-7 sebesar 400 juta rupiah, setelah itu menurun
gradient sebesar 15 juta rupiah/ tahun. Sedangkan biaya operasional
dikeluarkan mulai tahun ke-1 sebesar 50 juta rupiah dan selanjutnya naik
gradient 10 juta rupiah. Umur investasi diprediksi 12 tahun dengan nilai sisa
500 juta rupiah, di samping itu ada pendapatan lumpsum pada tahun ke-6 300
juta rupiah dan biaya overhaul pada tahun ke-7 100 juta rupiah. Evaluasilah
rencana tersebut dengan metode BCR jika suku bunga 10%.

Penyelesaian:
Analisis dilakukan terhadap present:

𝑛
𝑃𝑊𝐵 Cb t (FBP)t
𝐵𝐶𝑅 = atau ∑
𝑃𝑊𝐶 𝑡=0 Cc t (FBP)t

𝑛
PWB = ∑ Cb t (FBP)t
𝑡=0

PWB = Ab (P/A,i,11)(P/F,i,1) - G1 (P/G,i,6)(P/F,i,6) + Ls (P/F,i,6) + S (P/F,i,n)


PWB = 400 (P/A,i,11)(P/F,i,11) - 15 (P/G,i,6)(P/F,i,6) + 300 (P/F,i,6) + 500
(P/F,i,12)
PWB = 400 (6,495)(0,9091) - 15 (9,684)(0,5645) + 300 (0,5645) + 500 (0,3186)
PWB = Rp2608,49 juta

𝑛
PWC = ∑ Cc t (FBP)t
𝑡=0

PWC = I + Ac(P/A,i,n) + G2 (P/G,i,n) + OH(P/F,i,7)


PWC = 1200 + 50(P/A,i,n) + 10(P/G,i,n) + 100(P/F,i,7)
PWC = 1200 + 50(6,814) + 10(29,901) + 100(0,5132)
PWC = Rp 1891,03 juta

Jadi:

𝑃𝑊𝐵 2608,49
𝐵𝐶𝑅 = = = 1,379
𝑃𝑊𝐶 1891,03

Karena nilai BCR = 1,379 > 1, maka investasi ini layak ekonomi (feasible) dan
rencana investasi direkomendasikan untuk diterapkan.

Pada evaluasi investasi untuk metode Net Benefit adalah menghitung nilai bersih
dari suatu pekerjaan pada waktu sekarang (present). Intinya
membawa/memindahkan cash flow yang menyebar sepanjang umur investasi ke
waktu awal investasi (t = 0) atau waktu present.

Dimana:

𝑛
PWB = ∑ Cb t (FBP)
𝑡=0

𝑛
PWC = ∑ Cc t (FBP)
𝑡=0

Dan Net Benefit adalah:


Net Benefit = PWB - PWC

Sehingga untuk menilai suatu investasi adalah layak atau tidak dilihat dari:
 Net Benefit > 0 investasi akan menguntungkan/ layak (feasible)
 Net Benefit < 0 investasi tidak menguntungkan (unfeasible) (Putra, 2017).

Anda mungkin juga menyukai