A
A
GIGI
CL 5
Disusun oleh :
Kelompok PIKKG 6
Alifia Fajrina (1806190355)
Althea Pranggapati (1806190834)
Angel Nathania (1806145156)
David Su (1806190784 )
Fiki Rizqa Izzati (1806145244)
Elsa Dara Aulia (1806145231)
Engracia Alodia Marsha (1806190720)
Fadhilla Puri Oktaviana (1806190714)
Jihan Fasya Alifia (1806145295)
Kania Hanna Suherman (1806190121)
Karina Rizki Muladi (1806190506)
Marselinus Duapadang (1806190765)
Putri Tianda Lambe (1806190670)
Vivian Agatha Lukman (1806145471)
Subsistem upaya kesehatan memiliki dua unsur utama yaitu upaya kesehatan
masyarakat (UKM) dan uPaya kesehatan perorangan (UKP). Yang pertama, UKM
adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat serta
swasta, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan
menanggulangi timbulnya masalah kesehatan di masyarakat. Upaya kesehatan
tersebut bersinergi dan dilengkapi dengan berbagai upaya kesehatan penunjang.
Upaya penunjang untuk UKM antara lain adalah pelayanan laboratorium kesehatan
masyarakat dan pelayanan sediaan farmasi, alat kesehatan dan perbekalan kesehatan
lainnya. UKM terdiri dari 3 strata yaitu strata pertama, kedua dan ketiga.
➔ UKM strata pertama
UKM yang mendayagunakan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan dasar
yang ditujukan kepada masyarakat. UKM tingkat pertama terdiri dari UKM Esensial
dan UKM Pengembangan. UKM Esensial harus diselenggarakan oleh setiap
Puskesmas untuk mendukung pencapaian standar pelayanan minimal kabupaten/kota
bidang kesehatan. UKM Esensial terdiri dari Pelayanan Promosi Kesehatan,
Pelayanan Kesehatan Lingkungan, Pelayanan Kesehatan Ibu, Anak dan Keluarga
Berencana, Pelayanan Gizi; dan Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit.
Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Pengembangan merupakan kegiatan yang
memerlukan upaya yang sifatnya inovatif dan/atau bersifat ekstensifikasi dan
intensifikasi pelayanan, disesuaikan dengan prioritas masalah kesehatan, kekhususan
wilayah kerja dan potensi sumber daya yang tersedia di masing-masing Puskesmas.
Peran aktif masyarakat dan swasta dalam penyelenggaraan UKM strata
pertama diwujudkan melalui berbagai upaya yang dimulai dari diri sendiri, keluarga
sampai dengan upaya kesehatan bersama yang bersumber masyarakat (UKBM). Pada
saat ini telah berhasil dikembangkan berbagai bentuk UKBM seperti Posyandu,
Polindes, Pos Obat Desa, Pos Upaya Kesehatan Kerja dan Dokter Kecil dalam Usaha
Kesehatan Sekolah.
Upaya kesehatan perorangan atau UKP adalah Setiap kegiatan yang dilakukan
oleh pemerintah dan atau masyarakat serta swasta, untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menyembuhkan penyakit serta
memulihkan kesehatan perorangan. UKP juga terdiri dari 3 strata yaitu UKP strata
pertama, kedua dan ketiga.
● UKP strata pertama
Yang dimaksud dengan UKP strata pertama adalah UKP tingkat dasar,
yaitu yang mendayagunakan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan dasar
yang ditujukan kepada perorangan. Penyelenggara UKP strata pertama adalah
pemerintah, masyarakat dan swasta yang diwujudkan melalui berbagai bentuk
pelayanan profesional, seperti praktik bidan, praktik perawat, praktik dokter,
praktik dokter gigi, poliklinik, balai pengobatan, praktik dokter/klinik 24 jam,
praktik bersama dan rumah bersalin. Dalam pasal 37 Permenkes Nomor 75
Tahun 2014, disebutkan bahwa Upaya Kesehatan Perseorangan Tingkat
Pertama dilaksanakan dalam bentuk Rawat jalan, Pelayanan Gawat Darurat,
Pelayanan satu hari (one day care), Home car, dan Rawat inap berdasarkan
pertimbangan kebutuhan pelayanan kesehatan.
UKP strata pertama oleh pemerintah juga diselenggarakan oleh
Puskesmas. Dengan demikian Puskesmas memiliki dua fungsi pelayanan
yakni pelayanan kesehatan masyarakat dan pelayanan kesehatan perorangan.
Untuk meningkatkan cakupan, Puskesmas dilengkapi dengan Puskesmas
Pembantu, Puskesmas Keliling, Pondok Bersalin Desa dan Pos Obat Desa.
Pondok Bersalin Desa dan Pos Obat Desa termasuk dalam sarana kesehatan
bersumber masyarakat.
2. K
ewajaran pelayanan kesehatan
3. K
eseimbangan pelayanan kesehatan
4. P
enerimaan pelayana kesehatan
5. K
etercapaian pelayanan kesehatan
6. K
eterjangkauan pelayanan kesehatan.
7. E
fisiensi pelayanan kesehatan
b. R
umah Sakit Tipe B
subspesialis terbatas
· direncanakan untuk didirikan di setiap ibukota provinsi yang dapat
yani No.9 Tangerang, RSU Singaraja: Jl. Ngurah Rai 30 Singaraja, dan
RSU Mataram: J Pejanggik No.6 Mataram.
terbatas
· didirikan di Kota atau kabupaten-kabupaten sebagai faskes tingkat 2 yang
d. R
umah Sakit Tipe D
· bersifat transisi karena pada suatu saat akan ditingkatkan menjadi rumah
sakit kelas C.
· Pada saat ini kemampuan rumah sakit tipe D hanyalah memberikan
puskesmas.
sakit jiwa, rumah sakit kusta, rumah sakit paru, rumah sakit jantung, dan
rumah sakit ibu dan anak.
Ada banyak tipe-tipe puskesmas, apabila dibagi berdasarkan karakteristik wilayah kerja, maka
puskesmas dapat dibagi menjadi tiga, yaitu puskesmas tipe a (puskesmas kawasan perkotaan),
puskesmas tipe b (puskesmas kawasan pedesaan), dan puskesmas tipe c (puskesmas kawasan terpencil
dan sangat terpencil). Apabila pembagian berdasarkan kemampuan penyelenggaraan, maka akan ada 2
tipe puskesmas yaitu puskesmas rawat inap yang menyelenggarakan pelayanan rawat inap dan
puskesmas non rawat inap yang tidak menyelenggarakan pelayanan rawat inap. Untuk perlengkapan
puskesmas sendiri diatur pada pasal 9, 10, 13, dan 16. Ada syarat-syarat pendirian puskesmas dan ada
pula prasarana yang wajib dimiliki di puskesmas.
1.5 Sistem Rujukan
Suatu strata pelayanan kesehatan dipadukan dengan strata pelayanan kesehatan
lainnya melalui mekanisme hubungan kerja, salah satunya adalah sistem rujukan. Sistem
rujukan menurut SK Menteri Kesehatan RI No. 32 tahun 1972 adalah suatu sistem
penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang melaksanakan pelimpahan tanggung jawab
timbal balik terhadap satu kasus penyakit atau masalah kesehatan masyarakat secara vertikal
(dari unit yang berkemampuan kurang kepada unit yang lebih mampu) atau secara horizontal
(antar unit-unit yang kemampuannya setingkat) (Azwar, 2010).
Berdasarkan Sistem Kesehatan Nasional, rujukan yang berlaku di Indonesia
dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
1. Rujukan Kesehatan
Rujukan ini pada dasarnya berlaku untuk pelayanan kesehatan masyarakat karena
dihubungkan dengan upaya pencegahan penyakit dan peningkatan derajat kesehatan.
Rujukan ini dibedakan menjadi tiga macam, yaitu rujukan :
a. Teknologi
b. Sarana
c. Operasional
2. Rujukan Medik
Rujukan ini pada dasarnya berlaku untuk pelayanan kedokteran (medical services)
karena dihubungkan dengan upaya penyembuhan penyakit serta pemulihan kesehatan.
Rujukan ini juga dibedakan menjadi tiga macam, yaitu rujukan :
a. Penderita
Konsultasi penderita untuk keperluan diagnosis, pengobatan, tindakan operatif
dan lain-lain.
b. Pengetahuan
Pengiriman tenaga yang lebih kompeten atau ahli untuk meningkatkan mutu
layanan setempat
c. Bahan-bahan pemeriksaan
Pengiriman bahan (spesimen) untuk pemeriksaan laboratorium yang lebih
lengkap
Untuk lebih jelasnya, kedua macam rujukan ini dapat digambarkan dalam bagan sebagai
berikut :
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 001 Tahun
2012 Tentang Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan Perorangan, rujukan horizontal
dilakukan jika perujuk tidak dapat memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan
kebutuhan pasien karena keterbatasan fasilitas, peralatan dan/atau ketenagaan yang sifatnya
sementara atau menetap. Selain itu, rujukan vertikal dari tingkatan pelayanan yang lebih
rendah ke tingkatan pelayanan yang lebih tinggi dilakukan jika :
Sedangkan rujukan vertikal dari tingkatan pelayanan yang lebih tinggi ke tingkatan pelayanan
yang lebih rendah dilakukan jika :
Keterangan :
1. Pada tingkat regional kabupaten/kota dapat dipilih 1 (satu) kecamatan untuk dapat
difungsikan sebagai Pusat Rujukan Medik Spesialistik Terbatas/Pusat Rujukan
Antara untuk berbagai fasilitas primer dalam 1 (satu) wilayah tangkapan sistem
rujukan/khusus di kabupaten DTPK. Pusat rujukan tersebut dapat berupa RS
Kelas D Pratama atau Puskesmas dengan Rawat Inap.
2. Pusat rujukan medik spesialistik di kabupaten/kota, berupa RS Kelas C atau RS
Kelas D, termasuk Balai Kesehatan Masyarakat (BKM).
3. Pusat rujukan medik Spesialistik Regional Provinsi, berupa RS Kelas B Non
Pendidikan di kabupaten/kota.
4. Pusat rujukan medik Spesialistik Umum/Khusus, di Provinsi berupa RS Kelas B
Pendidikan, termasuk Balai Besar Kesehatan Masyarakat (BBKM).
5. RS Kelas A di provinsi, sebagai pusat rujukan regional.
6. Pusat rujukan medik Nasional Kelas A, Umum, dan Khusus berada di tingkat
nasional.
E. Mudah Dicapai
Prinsip umum penyelenggara upaya kesehatan yang baik yaitu yang mudah
dicapai oleh masyarakat, terutama dari sudut lokasi. Pengaturan distribusi sarana
kesehatan menjadi sangat penting agar pelayanan kesehatan yang baik dapat terwujud.
Contoh pelayanan kesehatan yang tidak baik yaitu pelayanan kesehatan yang sulit
ditemukan di daerah pedesaan karena terlalu berpusat di daerah perkotaan saja.
Contoh nyata hal ini yaitu persebaran dokter gigi di Indonesia yang tidak merata, di
kota besar seperti Jakarta dokter gigi cukup banyak sehingga mudah ditemukan, tetapi
di desa-desa terpencil masih jarang terdapat dokter gigi yang berakibat sulitnya
masyarakat desa dalam berkonsultasi mengenai kesehatan gigi dan mulut.
F. Mudah Dijangkau
Prinsip selanjutnya yaitu mudah dijangkau oleh masyarakat. Dalam hal ini,
mudah dijangkau dimaksudkan dari sudut biaya. Biaya pelayanan kesehatan
diupayakan sesuai dengan kemampuan ekonomi masyarakat agar prinsip mudah
dijangkau dapat terwujud. Pelayanan kesehatan yang mahal sehingga hanya dinikmati
oleh sebagian kecil masyarakat bukan merupakan pelayanan kesehatan yang baik.
Contoh salah satu prinsip ini yaitu adanya BPJS Kesehatan.
G. Merata
Prinsip lainnya yaitu merata. Dalam hal ini, merata memiliki arti setiap orang
berhak memperoleh pelayanan kesehatan tanpa memandang suku, agama, ras, dan
lain-lain. Prinsip merata dapat dicapai dengan beberapa tindakan, yaitu distribusi
SDM kesehatan ke seluruh wilayah, ketersediaan alat kesehatan, dan lain-lain.
A. Definisi Organisasi
a. Organisasi adalah persekutuan antara dua orang atau lebih yang bersepakat untuk
secara bersama-sama mencapai tujuan yang dimiliki
b. Organisasi adalah suatu sistem yang mengatur kerjasama antara dua orang atau
lebih, sedemikian rupa sehingga segala kegiatan dapat diarahkan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan
c. Hasibuan (2011) à organisasi adalah suatu sistem perserikatan formal,
berstruktur, dan terkoordinasi dari sekelompok orang yang bekerja sama dalam
mencapai tujuan tertentu
B. Prinsip Pokok Organisasi
· Mempunyai pendukung
o P
endukung yang dimaksudkan adalah setiap orang yang bersepakat untuk
membentuk organisasi
o M
isalnya suatu RS, pendukungnya adalah dokter, parameis serta tenaga
sama
o Wewenang satuan organisasi pimpinan seyogiyanya hanya bersifat
memutuskan hal-hal yang bersifat penting, sedangkan wewenang
pengambilan keputusan yang bersifat rutin harus didelegasikan kepada
satuan organisasi yang lebih bawah
o Wewenang yang ditetapkan harus sesuai dengan tanggung jawab yang
dimiliki (jika lebih besar, dapat muncul penyalahgunaan; jika llebih kecil,
dapat menyebabkan keputusan yang diambil sering tidak mantap)
o Dalam menentukan wewenang perlu dipertimbangkan keterbatasan
kemampuan serta potensi yang dimiliki oleh setiap orang yang ada dala
satuan organisasi (jika kemampuan kurang memadai dan diberikan
wewenang yang terlalu besar, dapat menggagalkan kegiatan organisasi)
o Karena adanya keterbatasan seperti ini, maka harus ditetapkan rentang
pengawasan
· Mempunyai kesinambungan kegiatan, kesatuan perintah, dan arah
o A
gar tujuan yang ditetapkan dapat tercapai, kegiatan yang dilaksanakan
o A
danya kegiatan yang berbeda-beda tetapi satu sama lain saling berkaitan
o A
danya kewenangan, koordinasi, dan pengawasan
o A
danya suatu tujuan
D. Macam-Macam Organisasi
Jika ditinjau dari pembagian dan pelaksaan fungsi serta wewenang yang dimiliki oleh
satuan organisasi, maka dapat dibedakan menjadi
· Organisasi lini
o Disebut organisasi lini jika dalam pembagiant ugas serta wewenang
terdapat perbedaan yang nyata antara satuan organisasi pimpinan dengan
satuan organisasi pelaksana
o L
ini peranan pemimpin sangat dominan, segala kendali berada di tangan
pemimpin
o Dalam melaksanakan kegiatan yang diutamakan adalah wewenang dan
perintah
o B
entuk organisasi lini adalah yang tertua di dunia yang lazimnya efektif
§T
ujuannya adalah lebih menjelaskan tugas-tugas yang telah
disusun
§ Pada tahap ini, setap tugas telah dilengkapi dengan
berbagai keterangan yang dibutuhkan
o P
enilaian tugas
§ T
ujuannya adalah mengkaji ulang setiap tugas yang telah
jabatan
e. Melakukan pengelompokan jabatan
· Bertujuan untuk menghindari k1eadaan dimana jabatan yang dihasilkan
dari pekerjaan klasifikasi dapat terlalu berlebihan dan beraneka ragam
f. Mengubah kelompok jabatan ke dalam bentuk satuan organisasi
· Cara membentuk satuan organisasi
o A
tas dasar kesamaan fungsi dari jabatan
Pengertian Leadership
Kepemimpinan adalah perpaduan berbagai perilaku yang dimiliki seseorang sehingga orang
tersebut memiliki kemampuan untuk mendorong orang lain bersedia dan dapat menyelesaikan
tugas-tugas tertentu yang dipercayakan kepadanya (Ordway Tead).
Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktivitas seseorang atau sekelompok
orang untuk mau berbuat dan mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan (Stogdill).
Unsur Leadership
● Pemimpin
● Pengikut
● Sifat dan perilaku
● Situasi dan kondisi
Sifat kepemimpinan
Gaya Kepemimpinan
Menurut Mc Gregor
● Diktator
Upaya mencapai tujuan dilakukan dengan menimbulkan ketakutan serta ancaman hukuman.
Tidak ada hubungan dengan bawahan karena mereka dianggap sebagai pelaksana dan pekerja
saja. Gaya kepemimpinan ini adalah bentuk ekstrem dari pelaksanaan teori X.
● Autokrator
Segala keputusan berada di tangan pemimpin. Pendapat atau kritik dari bawahan tidak pernah
dipertimbangkan atau dibenarkan. Pada dasarnya, tipe ini mirip dengan gaya kepemimpinan
diktator namun bobotnya lebih dikurangi. Gaya kepemimpinan ini adalah pelaksanaan dari
teori X.
● Demokratis
Terdapat musyawarah sebagai bentuk peran serta bawahan dalam pengambilan keputusan.
Hubungan dengan bawahan pun terselenggara dengan baik. Gaya kepemimpinan ini adalah
pelaksanaan dari teori Y.
● Santai
Peranan pimpinan hampir tidak terlihat karena segala keputusan diserahkan kepada
masing-masing bawahan. Tiap anggota organisasi dapat melakukan kegiatannya sesuai
kehendaknya masing-masing. Gaya kepemimpinan ini adalah bentuk pelaksanaan ekstrem
dari teori Y.
A : Pimpinan melakukan dan membuat segala keputusan tanpa mengikutsertakan bawahan dan
kemudian mengumumkannya untuk dilaksanakan oleh bawahan
B : Pimpinan melakukan dan membuat segala keputusan tanpa mengikutsertakan bawahan dan
keputusan tersebut dijual kepada bawahan
C : Pimpinan mengemukakan pendapat dan gagasan kepada bawahan dan selanjutnya mengundang
masuknya pertanyaan untuk kemudian pimpinan sendiri yang menetapkan keputusan
D : Pimpinan mempersiapkan beberapa kemungkinan keputusan serta mengajukannya kepada
bawahan untuk perubahan
E : Pimpinan mengemukakan masalah-masalah kepada bawahan, menampung saran, dan atas dasar
tersebut diambil keputusan
F : Pimpinan berusaha untuk membatasi diri dan meminta agar bawahan yang mengambil keputusan
G : Pimpinan menyerahkan pengambilan keputusan sepenuhnya kepada bawahan
5. Pemberantas TBC
Program pemberantasan TBC melibatkan keterpaduan serta kerjasama sektor
kesehatan dengan camat, lurah/kepala desa, organisasi profesi, organisasi
kemasyarakatan, PKK, serta keluarga. Karena pada program ini diperlukan peran
keluarga yang harus saling mengontrol proses pengobatan.
5. Posbindu
Merupakan Pos pembinaan terpadu yang melibatkan keterpaduan KIA dengan
KB, gizi, kesehatan jiwa, promosi kesehatan tetapi lebih difokuskan untuk proses
pembinaan atau promosi kesehatan. Biasanya subjek yang dituju adalah Ibu dengan
balita, Lansia, Ibu hamil, serta masyarakat lainnya.
e. Meningkatkan Pemberdayaan masyarakat
Selain itu, prinsip dari puskesmas adalah sebagai UKM yang dapat memberdayakan
pasrtisipasi masyarakat melalui program-program yang ada. Seperti yang telah dijelaskan
diatas program-program tersebut dapat melibatkan berbagai partisipasi dari semua golongan
masyarakat. Pemberdayaan ini bertujuan untuk mengembangkan kreativitas masyarakat
setempat untuk menjadi masyarakat sehat dan inovatif. Misalnya di Indonesia, program
puskesmas untuk pemberdayaan pastisipasi masyarakat yaitu:
1. Program Lintas Sektor
Pelayanan Ibu dan Anaka, program stanting, imunisasi, serta UKS dan UKGS.
2. Program TOGA
Merupakan sebuah program yang dibuat pemerintah yang diberikan pada
puskesmas untuk memberdayakan pastisipasi mayarakat dalam menanam tanaman
obat disekitar rumahnya. Minimal 3 tanaman obat seperti jahe, kunyit, buah
mengkudu, dan sebagainya.
3. Program Minggu Bersih
Biasanya bekerjasama denganlurah setempat untuk melakukan kebersihan
lingkungan di masyarakat dengan memberdayakan semua pastisipasi masyarakat
dalam memperindah wilayah tempat tinggalnya.
- Memberi kapsul Vit. A dosis tinggi pada ibu nifas, juga pada anak balita dan
- Melaksanakan Rujukan masalah kesehatan ibu dan anak serta pelayanan Akseptor KB
dengan masalahnya.
Referensi
1. Peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 44 tahun 2016 tentang pedoman
manajemen puskesmas.
2. Peraturan menteri kesehatan republik Indonesia Nomor 75 tahun 2014 Tentang Pusat
kesehatan masyarakat.
3. Bakti Husada. Puskesmas. vailable
A from :
http://eprints.dinus.ac.id/14492/1/Puskesmas_kuliah.pdf [diakses pada 20 Apr 2019].
4. Puskesmas Halmahera. Program Pokok. S emarang, 2013. Available from :
https://puskesmashalmahera.wordpress.com/program-dan-kegiatan/ [diakses pada 20 Apr 2019].
5. Puskesmas. Available from :
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/38700/Chapter%20II.pdf;jsessionid=934D
C1EE98136B5BEA7814CC2C4CD9B6?sequence=4 [diakses pada 20 Apr 2019].
6. World Health Organization. (2017). Human Rights and Health. Available from :
https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/human-rights-and-health
7. Global Health Workforce Alliance. (2019). What do we mean by availability,
vailable from :
accessibility, acceptability and quality (AAAQ) of the health workforce?. A
https://www.who.int/workforcealliance/media/qa/04/en/
8. NHS Management Executive. (Qual Health Care: first published as 10.1136/qshc.2.2.117
on 1 June 1993). Downloaded from http://qualitysafety.bmj.com/ on 20 April 2019.
9. KBBI. Available from : https://kbbi.web.id/efektif
10. KBBI. Available from : https://kbbi.web.id/efisien
11. Azwar, Azrul. 1996, Pengantar Administrasi Kesehatan. Ed isi III, Binarupa Aksara
12. Azwar, Azrul. 1996. Menuju Pelayanan Kesehatan yang Lebih Bermutu. Jakarta :
Yayasan Penerbitan Ikatan Dokter Indonesia.
13. Azwar, Azrul. 2010. Pengantar Administrasi Kesehatan. Jakarta: Binarupa Aksara.
14. Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. 2012. Pedoman Sistem
Rujukan Nasional. Jakarta: Kementerian Kesehatan
15. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 001 Tahun 2012 Tentang Sistem
Rujukan Pelayanan Kesehatan Perorangan. Diakses pada
http://bksikmikpikkfki.net/file/download/PMK%20No.%20001%20Th%202012%20ttg%20S
istem%20Rujukan%20Yankes%20Perorangan.pdf