Anda di halaman 1dari 27

Setting Up

ECT Services

Feranindhya Agiananda
Department of Psychiatry
RSCM-FKUI
PERSIAPAN
• SDM
• FASILITAS DAN ALAT
• PASIEN
SDM
• Psikiater:
• Sertifikasi ECT
• Basic/Advanced Life Support
• Familiar dengan alat ECT yang akan digunakan
• Perawat
• Sertifikasi ECT CLINICAL
• Basic/Advanced Life Support
• Familiar dengan alat ECT yang akan digunakan PRIVILEDGE
• Spesialis Anestesi
• Sertifikasi ECT
• Advanced Life Support
• Familiar dengan alat ECT yang akan digunakan
FASILITAS DAN ALAT
• Minimal terdiri dari 3 ruangan:
• Ruang persiapan  dilengkapi dengan toilet dan ruang
ganti, ada privacy, mengurangi distres
• Ruang tindakan  ruangan yang aman untuk melakukan
prosedur anestesi (ruang operasi)
• Ruang pemulihan  sesuai dengan ruang standar
pemulihan pasca prosedur anestesi
FASILITAS DAN ALAT (2)
• Alat ECT dan kelengkapannya  pastikan alat dicek
secara berkala dan terkalibrasi
• Monitor  EKG, BP, HR, O2 Level
• Trolley Emergency
• Oksigen
• Suction
• Perlengkapan anestesi  sesuai jenis anestesi yang
digunakan
PASIEN
• Sesuai indikasi
• Informed consent
• Pemeriksaan sebelum ECT:
• Anamnesis mengenai riwayat medis pasien
• Pemeriksaan fisik dan status mental terkini
• Pemeriksaan fungsi kognitif (MMSE)
• Pemeriksaan menggunakan instrumen sesuai kondisi
pasien (PANSS, YMRS, MADRS, SUICIDE, dll)
PASIEN (2)
• Pemeriksaan sebelum ECT:
• Lab: Darah Lengkap, Elektrolit, PT/APTT
• Rö thorax
• EKG
• Konsultasi ke Spesialis Jantung/IPD/spesialis lain  sesuai
indikasi
• Konsultasi ke Spesialis Anastesi  minimal 1 hari sebelum ECT
• Pasien diminta untuk tidak merokok di pagi hari sebelum tindakan
 mengganggu recovery, menyebabkan vasokonstriksi
• Puasa 6 jam (makanan padat); 2 jam (cairan bening) sebelum
tindakan
• Cek tanda vital secara berkala
PASIEN (3)
• Hentikan penggunaan obat-obatan  pertimbangkan risk
and benefit
• Antikoagulan  meningkatkan risiko perdarahan
• Antidiabetik  hipoglikemi
• Diuretik  post ictal urinary incontinence
• ACE inhibitor  bradikardia, potensiasi pelumpuh otot
• Mood stabilizer (antikonvulsan)  meningkatkan ambang kejang,
mengurangi efektivitas ECT
• Lithium  meningkatkan risiko kebingungan (confusion)
• Teofilin, Bupropion  memperpanjang durasi kejang
• Benzodiazepin  meningkatkan ambang kejang, memperpendek
durasi kejang, meningkatkan risiko gangguan fungsi kognitif
• Venlafaxine  hipotensi, prolonged asystole
TINDAKAN ECT
• Sebelum tindakan:
• Pastikan formulir informed consent sudah terisi lengkap
• Pastikan pasien sudah berpuasa
• Lakukan pemeriksaan tanda vitas pasien
• Lepaskan alat-alat yang pakai pasien: gigi palsu, kacamata,
perhiasan, dll
• Minta pasien dengan bersih, basuh pelipis kanan dan kiri dengan
sabun
• Lepaskan tali BH dan kendorkan celana pasien
• Edukasi ulang kepada pasien mengenai tindakan yang akan
dilakukan hari ini
Dilakukan
sebelum pasien
didorong ke
ruang tindakan
TINDAKAN ECT (2)
• Sebelum tindakan:
• Lakukan pengecekan alat ECT  pastikan siap untuk
digunakan
• Lakukan pengecekan alat-alat penunjang lainnya, termasuk
alat-alat emergency
• Setelah semua siap, pasien siap untuk didorong ke ruang
tindakan
• Jangan lupa untuk mengisi formulir transfer pasien
PERSIAPAN ALAT
• Sebelum menggunakan mesin ini operator harus mempelajari dan menguasai
mesin serta cara penggunaannya
• Alat harus terletak setidaknya 1.5 meter dari pasien. Hanya kabel stimulus, kabel
monitoring, dan elektroda yang boleh ada di sekitar pasien
• Untuk menyalakan mesin, hubungkan ujung kabel power ke mesin bagian
belakang lalu kencangkan dengan besi penahan kabel, yakinkan benar-benar
masuk sampai terdengar bunyi “klik”. Ujung yang satunya lagi dihubungkan ke
stop kontak
• Tekan tombol POWER ON/OFF yang terletak di sudut kiri atas bagian depan alat.
Mesin akan mengadakan tes internal selama 35 detik dengan mengeluarkan
bunyi-bunyian tertentu. Bila proses internal selesai, tombol CLEAR akan tampil
di layar monitor
• Atur kontras layar monitor untuk tampilan terbaik selama tes internal dengan
cara menekan tombol LIGHT/DARK
PERSIAPAN ALAT (2)
• Sentuh tombol CLEAR atau EXIT ketika rangkaian tes selesai
• Memasukkan data pasien dengan cara menyentuh tombol MENU untuk
mendapatkan tampilan MAIN MENU, kemudian sentuh PATIENT DATA untuk
mendapatkan tampilan PATIENT DATA. Masukkan data pasien dengan cara
menyentuh tombol-tombol yang tersedia
• Siapkan elektroda monitoring untuk pasien dan atur tombol STIMULUS
INTENSITY/PARAMETER
• Hubungkan kabel elektroda dengan cara memasang kabel yang ujungnya
bulat ke lubang STIMULUS OUTPUT di sudut kanan bawah bagian depan
mesin, dan kedua cabang yang ada pada kabel tersebut dihubungkan dengan
ke dua elektroda logam
• Siapkan gel
PERSIAPAN ALAT (3)
• Siapkan manset tensimeter, elektroda EKG dan EEG bila perlu, dan masukkan
masing-masing ke lubang PATIENT INPUT, 3 lubang yang ada di bagian tengah
mesin, samping kiri monitor
• Sebagai patokan % energi ditentukan berdasarkan kelompok pasien dengan
tingkatan sebagai berikut:
Kelompok pasien 50% 100% 150%
Wanita, bilateral 20 Hz, 1 ms, 3 s, 96 mC 30 Hz, 1 ms, 3 s, 144 mC 40 Hz, 1 ms, 3 s, 192 mC
Pria, bilateral 20 Hz, 1 ms, 6 s, 192 mC 30 Hz, 1 ms, 6 s, 288 mC 40 Hz, 1 ms, 6 s, 384 mC

• Siapkan oksigen dan kanul oksigen serta pastikan bahwa tabung oksigen
berfungsi dengan baik
• Siapkan alat-alat bantuan hidup dasar dan trolley emergency
• Siapkan alat fiksasi dan obat-obat yang diperlukan untuk kondisi gaduh gelisah
TINDAKAN ECT (3)
• Di ruang tindakan:
• Cek ulang tanda vital pasien
• Lakukan Time-Out sebelum tindakan
Dilakukan di
ruang tindakan
sebelum tindakan
dilakukan
TINDAKAN ECT (3)
• Di ruang tindakan:
• Cek ulang tanda vital pasien
• Masukan identitas pasien pada mesin ECT
• Lakukan Time-Out sebelum tindakan
• Pasien diberikan penjelasan ulang mengenai tindakan dan
DPJP memperkenalkan timnya serta tugasnya masing-masing
• DPJP Utama (psikiater): tugas mengoperasikan alat ECT
• DPJP Anestesi: tugas melakukan tindakan anestesi dan
melakukan resusitasi bila terjadi kondisi emergency
• Perawat: membantu DPJP
TINDAKAN ECT (4)
• Apabila ECT dikerjakan tanpa premedikasi anestesi,
maka diperlukan min 3 orang perawat untuk
membantu DPJP/Operator dalam melakukan ECT:
• DPJP Utama (psikiater): tugas mengoperasikan alat ECT
• Perawat 1: Memegang area kepala (menjaga agar posisi
kepala tetap hiperekstensi) dan rahang (agar tidak terjadi
luksasi)
• Perawat 2: memegang bahu dan iliaka kanan
• Perawat 3: memegang bahu dan iliaka kiri
PERHATIAN: area sendi DIPEGANG MENGIKUTI GERAKAN
KEJANG untuk mencegah dislokasi, BUKAN DITEKAN
TINDAKAN ECT (5)
• Pasien dilakukan tindakan anestesi oleh DPJP anestesi
• Pasien dibaringkan tanpa alas kepala, bersihkan daerah pelipis kiri dan kanan
dengan menggunakan larutan NaCl 0.9% dan tunggu sampai kering, TIDAK
dengan ALKOHOL, karena dapat menghilangkan lemak kulit dan meningkatkan
impedensi kulit
• Kemudian tempelkan thymapad pada pelipis kiri dan kanan, gunakan pengikat
thymapad mengelilingi kepala
• Masukan gudel sesuai dengan ukuran rahang pasien ke dalam mulut pasien
• DPJP memberikan aba-aba bahwa prosedur akan dimulai
• DPJP akan menekan dan metahan terus tombol STIMULUS CONTROL untuk
mengirimkan rangsangan. Unit akan mengeluarkan 3 bunyi singkat untuk
peringatan dan bunyi memanjang sebagai tanda hantaran sedang dilaksanakan.
Lepas tombol STIMULUS CONTROL segera setelah bunyi panjang selesai
TINDAKAN ECT (6)
• Observasi hasil terapi dan monitor kondisi pasien untuk melihat apakah prosedur
berlangsung dengan baik dan adekuat.
• Jika kejang tidak terjadi, stimulus harus dinaikkan (lihat tabel di atas).
Pengulangan bisa dilakukan sampai 3 kali hingga mencapai 150% energy
• Apabila terjadi kejang yang berkepanjangan (>180 detik), kejang harus
diterminasi oleh anestesiolog  lakukan pemeriksaan neurologis sebelum ECT
berikutnya
• Bila prosedur selesai, sentuh tombol di layar monitor DONE atau EXIT untuk
melakukan tes internal dan melakukan pencetakan hasil terapi
• Observasi kesadaran, tanda vital dan saturasi oksigen pasien

• Lepaskan semua peralatan dari pasien (manset tensimeter, elektroda monitor,


dan elektroda ECT) dan pindahkan pasien ke ruang pemulihan
PASCA ECT
• Observasi kesadaran, tanda vital dan saturasi oksigen pasien setiap 15-30
menit selama 3 jam pasca ECT
• Apabila pasien gelisah, lakukan SPO gaduh gelisah untuk sesuai kondisi
pasien
• Puasakan pasien 1-2 jan setelah tindakan atau sampai kesadaran dan gag
reflex pasien sudah baik
• Waspadai kemungkinan cedera pada pasien
• Lakukan re-orientasi apabila pasien sudah sadar kembali
• Catat hasil monitoring kondisi pasien dalam lembar observasi
• Transfer kembali pasien ke ruang perawatan setelah pasien dinyatakan
stabil dan aman untuk dipindahkan
• Jangan lupa untuk mengisi formulir transfer secara lengkap
FOLLOW UP PASCA ECT
• Kondisi pasien harus tetap dipantau selama 6 bulan
pasca ECT terakhir
• Hal-hal yang dipantau meliputi:
• Gejala psikiatrik (perbaikan gejala, tanda-tanda relaps)
• Pemberian psikofarmaka  penyesuaian dosis
• Kualitas hidup pasca ECT
• Efek samping ECT, khususnya gangguan kognitif
ECT RAWAT JALAN
• ECT dapat diberikan dalam setting rawat jalan dengan
kondisi sebagai berikut:
• Di bawah penanganan dari seorang psikiater (rutin berobat)
• Tidak dalam kondisi gaduh gelisah atau membahayakan diri (suicidal)
• Dapat dipastikan melakukan puasa dan instruksi lainnya sesuai yang
ditetapkan oleh dokter sebagai persiapan ECT
• Dapat hadir tepat waktu di tempat yang telah ditetapkan untuk
tindakan ECT
• Memiliki caregiver yang dapat membawa pasien pulang dan melakukan
supervisi terhadap kondisi pasien pasca ECT
• Tidak mengendarai kendaraan ataupun melakukan kegiatan yang
berpotensi berbahaya pada hari dilakukannya ECT
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai