Anda di halaman 1dari 6

JURNAL TINDAKAN KEPERAWATAN

PUSKESMAS GONDOSARI KABUPATEN KUDUS


PERAWATAN LUKA JAHITAN

Nama : Inna Putri Anggraini


Nim : 1820161047
Prodi : D3 Keperawatan 3A

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH KUDUS
Jl. Ganesha I Purwosari Kudus Telp (0291) 442993 Kudus
TahunAjaran 2017/2018
JURNAL TINDAKAN KEPERAWATAN

Nama Mahasiswa : Inna Putri Anggraini

Hari / Tanggal : Kamis, 11 November 2018

NIM : 1820161047

Judul jurnal : Perawatan luka jahitan ( Ganti Balut)

1. Identitas klien
Nama : Tn. H
Umur : 54 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Petani
Alamat : Kedungsari, Kudus
Tanggal periksa : 11 November 2018

2. Pengkajian ( Data fokus )


DS : pasien mengatakan luka pada jahitan sudah 7hari
DO: pasien tampak memegangi luka jahitan, luka tampak kotor, jahitan kering
TTV : TD= 120/80 mmHg , S = 36.5℃ , N = 92 x/menit , RR = 20x/menit
3. Tindakan
a) Pengertian
Ganti balut adalah suatu tindakan keperawatan untuk mengganti perban perawatan luka
untuk mencegah infeksi dengan cara mengganti balutan yang kotor dengan balutan yang
bersih.
b) Tujuan
1. Meningkatkan penyembuhan luka dengan mengabsorbsi cairan dan dapat menjaga
kebersihan luka
2. Melindungi luka dari kontaminasi
3. Dapat menolong hemostatis ( bila menggunakan elastis verband )
4. Membantu menutupnya tepi luka secara sempurna.
5. Menurunkan pergerakan dan trauma
6. Menutupi keadaan luka yang tidak menyenangkan
c) Indikasi
1. Pada balutan yang sudah kotor
2. Pada penderita yang lukanya akan diperiksa oleh dokter atau akan diberi obat
konpres yang baru.
d) Kontraindikasi
1. Pembalut dapat menimbulkan situasi gelap, hangat dan lembab sehingga
mikroorganisme dapat hidup.
2. Pembalut dapat menyebabkan iritasi pada luka melalui gesekan – gesekan
pembalut.
e) Persiapan Alat
1. Alat-alat steril
a) Pinset anatomis 1 buah
b) Pinset sirugis 1 buah
c) Gunting bedah/jaringan 1 buah
d) Kassa kering dalam kom tertutup secukupnya
e) Kassa desinfektan dalam kom tertutup
f) Sarung tangan 1 pasang
g) Korentang/forcep
2. Alat-alat tidak steril
a) Gunting verban 1 buah
b) Plester
c) Pengalas
d) Kom kecil 2 buah (bila dibutuhkan)
e) Nierbeken 2 buah
f) Kapas alcohol
g) Aceton/bensin
h) Sabun cair anti septic
i) NaCl 0,9 %
j) Cairan antiseptic (bila dibutuhkan)
k) Sarung tangan 1 pasang
l) Masker
m) Air hangat (bila dibutuhkan)
n) Kantong plastic/baskom untuk tempat sampah
f) Prosedur Tindakan
A. FASE ORIENTASI
a. Memberi salam dan memperkenalkan diri
b. Menjelaskan tujuan tindakan
c. Menjelaskan langkah prosedur
d. Menanyakan langkah prosedur
e. Menanyakan kesiapan pasien
B. FASE KERJA
1. Jelaskan kepada pasien tentang tindakan yang akan dilakukan
2. Dekatkan alat-alat ke pasien
3. Pasang sampiran
4. Perawat cuci tangan
5. Pasang masker dan sarung tangan yang tidak steril
6. Atur posisi pasien sesuai dengan kebutuhan
7. Letakkan pengalas dibawah area luka
8. Letakkan nierbeken didekat pasien
9. Buka balutan lama (hati-hati jangan sampai menyentuh luka) dengan
menggunakan pinset anatomi, buang balutan bekas kedalam nierbeken. Jika
menggunakan plester lepaskan plester dengan cara melepaskan ujungnya dan
menahan kulit dibawahnya, setelah itu tarik secara perlahan sejajar dengan
kulit dan kearah balutan. ( Bila masih terdapat sisa perekat dikulit, dapat
dihilangkan dengan aceton/ bensin )
10. Bila balutan melekat pada jaringan dibawah, jangan dibasahi, tapi angkat
balutan dengan berlahan
11. Letakkan balutan kotor ke neirbeken lalu buang kekantong plastic, hindari
kontaminasi dengan permukaan luar wadah
12. Kaji lokasi, tipe, jumlah jahitan atau bau dari luka
13. Membuka set balutan steril dan menyiapkan larutan pencuci luka dan obat
luka dengan memperhatikan tehnik aseptik
14. Buka sarung tangan ganti dengan sarung tangan steril
15. Membersihkan luka dengan sabun anti septic atau NaCl 9 %
16. Memberikan obat atau antikbiotik pada area luka (disesuaikan dengan terapi)
17. Menutup luka dengan cara:
 Balutan kering
1. Lapisan pertama kassa kering steril untuk menutupi daerah insisi dan
bagian sekeliling kulit
2. Lapisan kedua adalah kassa kering steril yang dapat menyerap
3. Lapisan ketiga kassa steril yang tebal pada bagian luar
 Balutan basah – kering
1. Lapisan pertama kassa steril yang telah diberi cairan steril atau anti
mikkrobial untuk menutupi area luka
2. Lapisan kedua kasa steril yang lebab yang sifatnya menyerap
3. Lapisan ketiga kassa steril yang tebal pada bagian luar.
 Balutan basah – basah
1. Lapisan pertama kassa steril yang telah dilembabkan dengan cairan
fisiologik untuk menutupi area luka
2. Lapisa kedua kassa kering steril yang bersifat menyerap
3. Lapisan ketiga (lapisan paling luar) kassa steril yang sudah
dilembabkan dengan cairan fisiologik
18. Plester dengan rapi
19. Buka sarung tangan dan masukan kedalam nierbeken
20. Lepaskan masker
21. Atur dan rapikan posisi pasien
22. Buka sampiran
23. Evaluasi keadaan umum pasien
24. Rapikan peralatan dan kembalikan ketempatnya dalam keadaan bersih, kering
dan rapi
25. Perawat cuci tangan
26. Dokumentasikan tindakan dalam catatan keperawatan
C. FASE TERMINASI
1. Merapikan pasien dan alat
2. Melakukan evaluasi dan rencana tindak lanjut
3. Mencuci tangan
4. Berpamitan
4. Analisis
a. Tindakan perawatan luka jahitan yang dilakukan secara observasi
b. Tindakan yang dilakukan sudah sesuai dengan prosedur dan teori yang ada
c. Peralatan yang digunakan sudah sesuai dengan prosedur yang ada
Hasil perawatan luka jahitan, luka sudah kering tidak ada tanda infeksi (kolor, dolor,
rubor, tumor), tidak ada bula dan nanah
5. Referensi

Achadiat, Chrisdiono.2010. Prosedur Tetap Obstetri & Ginekologi. Jakarta : EGC

Oxorn, Harry;William R. 2010. Ilmu Kebidanan : Patologi dan Fisiolgi


Persalinan Edisi 1. Yogyakarta : ANDI; Yayasan Essentia Medica

Anda mungkin juga menyukai