Anda di halaman 1dari 48

UNTUK SMA/MA KELAS X SEMESTER 2

MODUL
FISIK
A

SUHU, KALOR , DAN PERPINDAHAN KALOR

PETRI RENI SASMITA, M.Pd

PETRI RENI SASMITA


S.Pd
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil ‘Alamin. Puji dan syukur penulis ucapkan kepada


Allah SWT karena atas limpahan rahmat, hidayah dan inayah-Nya penulis telah
dapat menyelesaikan modul ini. Shalawat beriring salam disampaikan kepada
junjungan Nabi Muhammad SAW karena dengan kerasulan beliaulah kita bisa
berada di alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti sekarang ini.
Modul ini disusun dengan tujuan untuk menyediakan bahan ajar yang
sesuai dengan kecerdasan yang dimiliki oleh peserta didik. Selain itu, modul ini
juga bertujuan untuk memudahkan guru dalam pelaksanaan pembelajaran. Penulis
menyadari dalam modul ini masih banyak terdapat kekurangan, untuk itu penulis
mengharapkan saran dari pembaca, agar penulis dapat memperbaiki kesalahan
tersebut pada pembuatan modul selanjutnya.
Akhir kata, semoga modul ini bermanfaat sebagaimana yang diharapkan.

Padang, April 2015

Penulis

i
Kompetensi Inti

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya


KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif
dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
KI 3: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI 4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

Kompetensi Dasar

1.1 Menyadari kebesaran Tuhan yang menciptakan dan mengatur alam jagad raya
melalui pengamatan fenomena alam fisis dan pengukurannya
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti;
cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan
peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap
dalam melakukan percobaan , melaporkan, dan berdiskusi
3.7 Menganalisis pengaruh kalor dan perpindahan kalor pada kehidupan sehari-hari
4.1 Menyajikan hasil pengukuran besaran fisis dengan menggunakan peralatan dan
teknik yang tepat untuk penyelidikan ilmiah
PEMUAIAN
4.6 Merencanakan dan melaksanakan percobaan untuk menyelidiki karakteristik
termal suatu bahan, terutama kapasitas dan konduktivitas kalor

Indikator

 Menjelaskan pengertian suhu


 Menjelaskan jenis-jenis skala termometer
 Menganalisis pengaruh perubahan kalor terhadap ukuran zat (pemuaian)
 Menjelaskan jenis-jenis pemuaian

ii
Petunjuk
Penggunaan Modul

1. Pelajari kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan tujuan


pembelajaran suhu, kalor dan perpindahan kalor yang akan
dipelajari.
2. Modul ini disusun menggunakan strategi pembelajaran inkuiri
terbimbing.
3. Catatlah semua kesulitan yang anda alami dalam mempelajari
modul ini, dan tanyakan kepada guru pada saat kegiatan
pembelajaran. Bila perlu bacalah referensi lain yang dapat
membantu anda dalam penggunaan materi yang disajikan dalam
modul ini.

iii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................... i


Kompetensi Inti.............................................................................................. ii
Kompetensi Dasar.......................................................................................... ii
Petunjuk penggunaan modul.......................................................................... iii
Daftar Isi ........................................................................................................ iv
Kegiatan Belajar I
Suhu dan Pemuaian.................................................................................. 1
Kegiatan Belajar 2
Pengaruh Kalor Terhadap Suhu dan Wujud Zat ...................................... 16
Kegiatan Belajar 3
Asas Balck .............................................................................................. 27
Kegiatan belajar 4
Perpindahan Kalor .................................................................................. 33
Daftar Pustaka................................................................................................ 42

iv
SUHU DAN PEMUAIAN

Orientasi
Mengamati

Kabel listrik merupakan kawat yang terbuat dari tembaga. Pada saat
siang hari dimana suhu udara tinggi kabel akan tempak kendor. Ketika
malam hari saat suhu udara rendah kabel tersebut akan terlihat kencang.
Mengapa terjadi hal seperti itu dengan kabel listrik? Pada jedela di rumah
aminah terdapat sebuah kaca. Ketika malam hari jika ditiup angin, kaca
tersebut akan berbunyi dan jika diperhatikannya ternyata kaca tersebut
terpasang longgar pada jendela. Namun ketika siang hari walau ditiup angin
jendela tersebut tidak berbunyi dan terpasang kuat pada jendela. Apa yang
menyebabkan bisa terjadi hal demikian? Perhatikanlah konstruksi jembatan!.
Jembatan dibuat dengan cara menyambungkan besi-besi sebagai komponen
utamanya. Diantara sambungan-sambungan itu terdapat celah yang
memisahkan komponen besi yang satu dengan yang laiannya. Mengapa
harus dibuat seperi itu? Pada sinag bolong, Anton disuruh ibunya
memperbaiki kawat jemuran pakaian mereka karena kawat tersebut kendur.
Padahal sore kemarin anton sengaja memasang kawat jemuran yang terbuat
dari aluminium supaya kencang dan kuat. Tetapi mengapa sekarang di siang
hari kawat tersebut malah kendur?

Rumusan Masalah
Menanya

Tulislah rumusan masalah kalian di bawah ini!


__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
1
_________________________________________________________
Hipotesis
Menalar

Berdasarkan rumusan masalah yang muncul, tulislah hipotesis (jawaban


sementara) kalian pada kolom berikut!

_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
____________________________________________________________

Mengumpulkan Data
Mengasosiasi

A. SUHU

1. Pengertian Suhu

Di SMP kalian pasti sudah mempelajari tentang


jenis-jenis zat, padat, cair, dan gas kan ??? Setiap
zat memiliki susunan partikel yang berbeda-beda.
Setiap partikel penyusun zat mengalami getaran.
Getaran partikel-partikel zat menghasilkan energi
kinetik yang sebanding dengan panas zat. Bila suatu
zat bertambah panas, maka energi kinetik rata- Gambar 1. Wujud zat
rata partikel zat tersebut juga bertambah besar.
Sangatlah mudah untuk menambah energi kinetik rata-rata partikel dalam zat.
Misalnya, pukullah sekeping uang logam dengan palu, kemudian segera sentuh.
Uang logam akan terasa hangat. Hal ini disebabkan pukulan palu yang menyebabkan

2
partikel-partikel dalam uang bergerak lebih cepat dan bertabrakan. Jadi, suatu zat
baik padat, cair maupun gas akan menjadi lebih hangat karena partikel-partikelnya
bergerak lebih cepat, sehingga menghasilkan energi kinetik rata-rata partikel lebih
besar. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa suhu adalah ukuran kelajuan
gerak partikel-partikel dalam suatu zat atau ukuran energi kinetik rata-rata partikel
dalam suatu zat.

2. Termometer

Ketika kalian menyetuh dua zat cair dengan tangan. Misalnya, air hangat dan
es. Ketika tangan kalian dimasukkan ke dalam air hangat, kalian akan merasakan
hangat. Sebaliknya, ketika tangan kalian menyentuh es, kalian akan merasa dingin.
Akan tetapi, dapatkah kalian menentukkan suhu zat dengan sentuhan atau perasaan?
Perasaan tidak dapat digunakan sebagai alat ukur suhu yang baik karena tidak dapat
menyatakan tingkat derajat suhu suatu benda. Untuk mengukur suhu suatu benda
dengan tepat, kita menggunakan alat ukur yang disebut termometer.
Termometer adalah alat untuk mengukur suhu. Termometer dibuat
berdasarkan sifat termometrik suatu zat. Sifat termometrik adalah sifat-sifat benda
yang dapat berubah akibat terjadinya perubahan suhu pada benda tersebut. Beberapa
sifat termometrik suatu zat, antara lain dalam pemuaian zat cair dalam pipa kapiler,
perubahan hambatan listrik kawat platina,
pemuaian keping bimetal, dan perubahan
tekanan gas pada volume tetap. Ide pertama
penggunaan termometer adalah Galileo, yang
menggunakan pemuaian gas seperti gambar
2.
Termometer yang sering digunakan
dalam kehidupan sehari-hari adalah
Termometer yang terbuat dari tabung kaca
Gambar 2. Termometer Galileo berisi zat cair (seperti Gambar 3). Salah satu

3
sifat termometrik dari zat cair adalah adanya perubahan volume, yaitu memuai
apabila dipanaskan dan menyusut apabila didinginkan. Zat cair yang paling banyak
digunakan sebagai pengisi termometer adalah alkohol dan raksa. Alkohol dan raksa
dipilih karena memiliki kelebihan jika dibandingkan dengan zat lainnya.
a) Kelebihan alkohol sebagai zat termometrik, antara lain:
1). Pemuaiannya teratur
2). Memiliki koefisien muai yang besar, dan
3). Memiliki titik beku yang rendah, yaitu
-115oC sehingga dapat digunakan untuk
mengukur suhu yang rendah.
b) Kelemahan alkohol sebagai zat termometrik,
antara lain: Gambar 3.
Termometer zat cair
1). Membasahi dinding kaca
2). Memiliki titik didih rendah, yaitu 80oC sehingga tidak dapat digunakan untuk
mengukur suhu tinggi, dan kalor jenisnya tinggi sehingga membutuhkan
energi yang besar untuk menaikkan suhu.
c) Kelebihan raksa sebagai zat termometrik, antara lain:
1). Warnanya mengkilap sehingga mudah dilihat
2). Tidak membasahi dinding kaca
3). Pemuaiannya teratur
4). Mudah menyesuaikan dengan suhu sekitarnya, dan
5). Titik didihnya tinggi, yaitu 357oC sehingga dapat digunakan untuk mengukur
suhu yang tinggi.
d) Kelemahan raksa sebagai zat termometrik, antara lain:
1). Raksa sangat mahal
2). Raksa tidak dapat digunakan untuk mengukur suhu yang sangat rendah karena
titik bekunya tinggi, dan
3). Raksa termasuk zat beracun sehingga termometer raksa berbahaya jika
tabungnya pecah.

4
~“FIESTA”~
FISIKAWAN KITA Galileo Galilei adalah seorang fisikawan, Italia.
Meskipun ia tidak menciptakan Termometer Galileo,
tetapi dinamai tersebut untuk menghormati idenya.
Termometer Galileo terdiri dari sebuah silinder kaca
tertutup berisi cairan bening dan serangkaian bola
kaca dengan berat yang berbeda. Karena perubahan
suhu, bola kaca naik dan turun. Suhu dibaca dari
ukiran piringan logam digantung pada bola kaca.

3. Skala Termometer

Bagaimana skala pada termometer dibuat? Skala pada termometer


berdasarkan dua titik acuan, yaitu titik tetap atas dan titik tetap bawah. Pada
umumnya titik tetap bawah ditentukan berdasarkan titik lebur es murni (suhu es yang
sedang mencair) pada tekanan 1 atmosfer. Sementara itu, titik tetap atas ditentukan
berdasarkan titik didih air murni (suhu air murni yang sedang mendidih) pada
tekanan 1 atmosfer. Rentang antara titik tetap bawah dan titik tetap atas dibagi
menjadi beberapa bagian (skala). Ada 4 macam skala termometer yaitu sebagai
berikut.

Gambar 4. Skala termometer


Keempat skala tersebut memiliki perbedaan dalam pengukuran suhunya. Berikut
rentang suhu yang dimiliki setiap skala.

5
a. Termometer skala Celsius
Memiliki titik didih air 100°C dan titik bekunya 0°C. Rentang suhunya berada
pada suhu 0°C – 100°C dan dibagi dalam 100 skala.
b. Temometer skala Reamur
Memiliki titik didih air 80°R dan titik bekunya 0°R. Rentang suhunya berada pada
suhu 0°R – 80°R dan dibagi dalam 80 skala.
c. Termometer skala Fahrenheit
Memiliki titik didih air 212°F dan titik bekunya 32°F. Rentang suhunya berada
pada suhu 32°F – 212°F dan dibagi dalam 180 skala.
d. Termometer skala Kelvin
Memiliki titik didih air 373,15 K dan titik bekunya 273,15 K. Rentang suhu ya
berada pada suhu 273,15 K – 373,15 K dan dibagi dalam 100 skala.
Hubungan antara skala termometer di atas dinyatakan dengan persamaan:
− −
=
− −
Keterangan:
T1 = suhu termometer 1 Ta = titik atas
T2 = suhu termometer 2 Tb = titik bawah

Contoh soal

Rani mengukur suhu sebuah ruangan dengan menggunakan termometer Reamur.


Termometer menunjukkan nilai 20°R. Jika Elsa juga mengukur suhu ruangan yang
sama dengan Rani dengan menggunakan Termometer Celsius. Berapakah nilai yang
terbaca pada suhu yang terbaca pada termometer yang digunakan Elsa?
Jawab :
Penyelesaian : − −
o o =
Dik: T R = 20 R − −
Dit : ToC = ……? 80 − 0 100 − 0
=
20 −0 −0
60 100
=
20
200
= = 3,33
60

6
B. Pemuaian
Sebelumnya telah dijelaskan bahwa setiap zat
“KOMET”
disusun oleh partikel-partikel kecil yang bergetar. Jika Kolom mengingat
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

sebuah benda dipanaskan, partikel-partikel di Gas, memiliki

dalamnya bergetar lebih kuat hingga saling menjauh, kemampuan muai


lebih besar
sehingga zat tersebut memuai. Jadi, pemuaian adalah daripada zat cair
dan zat padat.
bertambahnya ukuran suatu zat karena kenaikan suhu
yang terjadi pada zat tersebut. Namun, jika benda
didinginkan gerakkan partikel-partikel akan melambat
yang mengakibatkan partikel-partikel saling
mendekat. Hal ini menyebabkan benda menyusut.
Semakin panas suatu benda, maka semakin cepat
gerakan antar partikel zat dan semakin besar pula
pemuaian yang terjadi pada zat tersebut.
Setiap jenis zat mempunyai kemampuan
memuai yang berbeda-beda. Gas misalnya, memiliki
kemampuan muai lebih besar daripada zat cair dan zat
“BETA”
padat. Pemuaian zat pada dasarnya terjadi ke segala BERITA FISIKA

arah. Namun, pada modul ini yang akan dibahas


pemuaian panjang, luas, dan volume. Besar pemuaian
bergantung pada; ukuran awal zat, karakteristik bahan, Pada suhu -182,96°C oksigen
dan besar perubahan suhu zat. berubah wujud dari gas
menjadi cair, dan apabila suhu
1. Pemuaian Zat Padat di-turunkan menjadi -218,4°C
a) Pemuaian panjang akan berubah wujud menjadi
padat.
Jika zat padat dipanaskan, benda tersebut
akan memuai ke segala arah. Hal ini berarti,
ukuran panjang, luas, dan volume benda
bertambah. Untuk zat padat yang berukuran J
panjang dengan luas penampang kecil seperti

7
jarum rajut, kalian dapat memusatkan perhatian pada pertambahan
panjangnya dan bisa mengabaikan pemuaian pada luas penampangnya.
Pertambahan panjang pada zat padat yang dipanaskan relatif kecil sehingga
butuh ketelitian untuk mengetahuinya. Seperti pada gambar 5.

Gambar 5. Pemuaian Zat Padat


Pada Gambar 5 terlihat bahwa sebuah zat padat yang memiliki panjang awal
(Lo). setelah dipanaskan benda tersebut mengalami pertambahan panjang
sebesar ∆ , sehingga panjang akhirnya menjadi L.
Ketika batang logam dipanaskan, zat padat tersebut akan memuai
sehingga mendorong jarum penunjuk pada skala. Karena jenis logamnya
berbeda, pemuaian panjang logam juga berbeda. Hal
tersebut menunjukkan muai panjang logam
berbeda-beda. Misalnya, besi, aluminium,
logam, tembaga, dan lain-lain. Walaupun
dipanaskan dalam waktu yang sama. Hal ini
disebabkan oleh perbedaan koefisian muai
panjang yang dimiliki oleh setiap zat padat.
Koefisien muai panjang adalah perbandingan
antara pertambahan panjang terhadap panjang
awal zat persatuan kenaikkan suhu. Semakin
besar koefisien muai panjang suatu zat, maka
semakin besar pertambahan panjangnya.
Gambar 6.
Demikian juga sebaliknya. Semakin kecil Musscheinbroek
koefisien muai panjang suatu zat maka semakin
kecil pertambahan panjangnya.

8
Secara matematis, koefisien muai panjang (α) suatu zat dinyatakan sebagai:

∝= ∆

Sehingga besar perubahan panjang dapat dinyatakan:


∆ = ∙ ∙∆ dengan :∆ = −

= (1 + ∙ ∆ )
Keterangan:
∆ = pertambahan panjang zat (m)
= panjang akhir zat (m)
= panjang awal zat (m)
= koefisien muai panjang (/oC)
∆ = perubahan suhu (oC)
= suhu awal (oC)
= suhu akhir (oC)

Jika perubahan suhu bernilai negatif maka perubahan panjang juga negatif,
berarti zat memendek (menyusut). Keofisien muai panjang beberapa zat dapat
dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Nilai koefisien muai panjang logam
No Jenis logam Koefisien muai panjang (/oC)
1 Aluminium 0,000026
2 Baja 0,000011
3 Besi 0,000012
4 Emas 0,000014
5 Kaca 0,000009
6 Kuningan 0,000018
7 Tembaga 0,000017

b) Pemuaian luas
Jika suatu zat padat yang berbentuk persegi atau lempeng dipanaskan
maka terjadi pemuaian ke arah memanjang dan melebar. Dengan kata lain, zat
tersebut mengalami pemuaian luas. Apabila luas sebuah zat berbentuk
lempeng yang bersuhu To adalah Ao dipanaskan hingga suhunya naik sebesar
∆ sehingga sisi zat tersebut memuai sebesar ∆ .

9
L

∆ L
Lo

Lo

Gambar 7.
Lempeng logam jika
dipanaskan akan memuai

Dengan demikian luas akhir zat adalah:


∆ = ∙ ∙∆ dengan : ∆ = −
dan =2
= (1 + ∙∆ )
Keterangan:
∆ = pertambahan luas zat (m2)
= luas awal zat (oC)
= luas akhir zat (oC)
= koefisien muai luas (/oC)
Jika perubahan suhu bernilai negatif, maka perubahan luas juga negatif berarti
luas zat menyusut.

c) Pemuaian volume
Jika zat padat berbentuk balok dipanaskan, maka akan terjadi
pemuaian dalam arah memanjang, melebar, dan meninggi. Hal ini berarti zat
tersebut mengalami pemuaian volume. Apabila luas sebuah zat berbentuk
balok yang bersuhu To adalah Vo dipanaskan hingga suhunya naik sebesar ∆
sehingga sisi zat tersebut memuai. Secara eksperimen ditemukan untuk
jumlah gas tertentu bahwa volume gas berbanding terbalik dengan tekanan
yang diberikan ketika ketika suhu konstan, yaitu; sebesar ∆ (Gambar 8).

10
V

Vo

Gambar 8.
Balok jika dipanaskan akan memuai

Dengan demikian volume akhir zat adalah:


∆ = ∙ ∙∆ dengan : ∆ = −
dan = 3
= (1 + ∙ ∆ )
Keterangan:
∆ = pertambahan volum zat (m3)
= volum awal zat (m3)
= volum akhir zat (m3)
= koefisien muai volum (oC)

2. Pemuaian Zat Cair


Zat cair memiliki bentuk yang selalu berubah-ubah sesuai dengan bentuk
wadahnya. Wadah berarti volume. Jadi, zat cair hanya memiliki muai volume.
Contohnya, ketika sebuah botol dan sedotan yang terisi oleh air diletakkan sangat
dekat di samping lilin yang menyala, dinding kaca botol akan menerima panas.
Panas tersebut dialirkan ke air. Air yang menerima panas akan mengalami
pemuaian sehingga menyebabkan air tumpah melalui ujung sedotan.
Pada umumnya, setiap zat akan memuai jika dipanaskan dan menyusut
jika didinginkan. Tetapi, tidak demikian dengan air. Apabila mengalami
pemanasan dari suhu 0oC hingga suhu 4oC, maka air akan menyusut. Sebaliknya,
apabila mengalami pendinginan dari suhu 4oC hingga 0oC maka air akan memuai.
Sifat pemuaian air yang tidak teratur ini disebut anomali air. Anomali air
diakibatkan oleh perubahan struktur molekul-molekul air. Molekul air dalam
bentuk padat (es) penuh dengan rongga, sedangkan dalam bentuk cair (air) lebih

10
rapat, sehingga pada saat dipanaskan, molekul air (es) akan merapat terlebih
dahulu akibat volumenya menyusut.
Persamaan untuk menghitung pemuaian volume zat cair sama dengan
persamaan untuk menghitung pemuaian volume pada zat padat. Hal yang perlu
kalian ketahui adalah pemuaian volume zat cair lebih besar daripada pemuaian
volume zat padat untuk kenaikkan suhu yang sama. Untuk lebih memahaminya,
kerjakan soal berikut.

Contoh soal

Pada suhu 30° C sebuah pelat besi luasnya 10 m2 . Apabila suhunya dinaikkan
menjadi 90° C dan koefisien muai panjang besi sebesar 0,000012/° C, maka
tentukan luas pelat besi tersebut!

Penyelesaian:
Diketahui : Ao = 10 T1 = 30oC
∆ = 60oC T2 = 90oC
o
α = 0,000012/ C
β = 2 α = 2 x 0,000012/oC = 0,000024/oC
Ditanya : A = …?
Jawab :
= (1 + ∙ ∆ )
= 10 (1 + 0,000024/ ∙ 60 )
= 10 (1 + 0,00144) = 10 (1,00144) = 10,0144

3. Pemuaian Zat gas


Kalian pasti sudah tahu sifat-sifat gas yang memiliki bentuk berubah-ubah
sesuai wadahnya dan disusun oleh partikel-partikel yang sangat tidak rapat atau
gerak partikel yang lebih bebas. Hal ini menyebabkan zat gas lebih cepat memuai
jika dipanaskan. Volume gas bergantung pada tekanan dan suhu. Dalam
pemuaian gas, akan sangat berhubungan dengan volume, tekanan, suhu, dan
massa gas. Hubungan tersebut disebut persamaan keadaan. Jika keadaan sistem
berubah, kita akan selalu menunggu sampai suhu dan tekanan mencapai nilai
yang sama secara keseluruhan.

11
a) Hukum Boyle
Hubungan antara tekanan (P) terhadap volume gas (V) untuk suhu tetap
dikenal dengan Hukum Boyle. Hukum tersebut menyatakan bahwa, sejumlah
gas tertentu memiliki volume gas yang berbanding terbalik dengan tekanan
yang diberikan ketika suhu konstan. Secara matematis dapat dituliskan:
PV= konstan, atau P1V1 = P2V2
Keterangan:
P = tekanan gas pada suhu tetap (Pa)
V = volume gas pada suhu tetap (m3)
P1= tekanan gas pada keadaan I (Pa)
P2= tekanan gas pada keadaan II (Pa)
V= volume gas pada keadaan I (m3)
V2= volume gas pada keadaan II (m3)
b) Hukum Charles
Seorang ilmuwan dari Prancis, Jacques Charles (1746 - 1823) menemukan
bahwa ketika tekanan gas tidak terlalu tinggi dan dijaga konstan, volume gas
bertambah terhadap suhu dengan kecepatan hampir konstan. Ini berarti sampai
pendekatan yang baik, volume gas dengan jumlah tertentu berbanding lurus
dengan suhu mutlak ketika tekanan dijaga konstan. Secara matematis dapat
dituliskan :

dengan:
V = volume gas pada tekanan tetap (m3)
T = suhu mutlak gas pada tekanan tetap (K)
V1= volume gas pada keadaan I (m3)
V2= volume gas pada keadaan II (m3)
T1= suhu mutlak gas pada keadaan I (K)
T2= suhu mutlak gas pada keadaan II (K)

12
c) Hukum Gay-Lussac
Hukum Gay Lussac berasal dari Joseph Gay Lussac (1778 - 1850),
menyatakan bahwa pada volume konstan, tekanan gas berbanding lurus
dengan suhu mutlak, dituliskan:
P ∝ T atau = konstan,

atau =

dengan:
P = tekanan gas pada volume tetap (Pa)
T = suhu mutlak gas pada volume tetap (K)
P1= tekanan gas pada keadaan I (Pa)
P2= tekanan gas pada keadaan II (Pa)
T1= suhu mutlak gas pada keadaan I (K)
T2= suhu mutlak gas pada keadaan II (K)

d) Persamaan Gas Ideal


Hukum-hukum gas dari Boyle, Charles, dan Gay Lussac didapatkan dengan
bantuan teknik yang sangat berguna di dalam sains, yaitu menjaga satu atau
lebih variabel tetap konstan untuk melihat akibat dari perubahan satu variabel
saja. Hukum-hukum ini dapat digabungkan menjadi satu hubungan yang lebih
umum antara tekanan, volume, dan suhu dari gas dengan jumlah tertentu:
PV= n.R.T

Contoh soal

Gas dalam ruang tertutup dengan volume 5 liter bersuhu 37oC pada tekanan 3
atm. Jika gas tersebut dipanaskan sampai 52oC, volumenya menjadi 6,5 liter.
Berapakah perubahan tekanannya?
Penyelesaian :
Diketahui: V1 = 5 liter Jawab : =
T1 = 3oC
3 ∙5 (6,5 )
P1 = 3 atm =
V2 = 6,5 liter 310 325
T2 = 52o C 325 15
= = 2,4
Ditanya : ∆ = …? 310 6,5
∆ = 3 − 2,4 = 0,6

13
Menganalisis Data
Menalar

Untuk mengetahui apakah hasil yang diperoleh benar, lakukan analisis dan
evaluasi. Setelah itu lanjutkan dengan mengerjakan soal evaluasi 1.

Membuat Kesimpulan
Menyimpulkan

Tulislah kesimpulan yang kalian peroleh dari kegiatan sebelumnya.

________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________

14
Evaluasi 1

Kerjakanlah soal berikut dengan tepat dan benar!


1. Jelaskan pengertian suhu dan termometer serta skala-skala termometer yang
kalian ketahui!
2. Jelaskan pengaruh kalor terhadap ukuran zat?
3. Ucok membuat sebuah termometer yang disebut dengan termometer X. Pada
termometer ini air membeku pada 0°X dan air mendidih pada 150°X.
Bagaimanakah hubungan termometer ini dengan termometer dalam skala
Celsius?
4. Air sebanyak 10 liter bersuhu 20oC dipanaskan hingga mencapai 90oC. Jika γ=
210 ×10-6/oC, besar volume air setelah dipanaskan adalah…
5. Sebidang kaca jendela pada malam hari bersuhu 20oC memiliki luas 4.000
cm2. Ternyata pada siang hari bidang kaca tersebut bertambah luas sebesar 64
mm2. Jika koefisien muai panjang kaca 8 ×10-6/oC, berapa suhu kaca pada
siang hari?

15
PENGARUH KALOR TERHADAP SUHU DAN WUJUD ZAT

Orientasi

Mengamati

Siang hari suhu udara di Indonesia sangat panas bisa mencapai 350C.
Sehingga, untuk menyegarkan tubuh orang-orang memasukkan
bongkoahan-bongkahan batu es ke dalam minumannya. Namun, ternyata
lama-kelamaan batu es yang ada di dalam minuman tersebut jadi semakian
kecil dan kemudian hilang. Apa yang terjadi dengan batu es tersebut? Suatu
malam terjadi hujan deras dan tiba-tiba mati lampu. Untuk mengatasi gelap-
gulita makan dinyalakanlah lilin. Lilin yang pada awal dinyalakan
ukurannya panjang kemudian semakin pendek setelah semakian lama
dinyalakan dan lama-kelamaan mati. Apa yang terjadi dengan lilin tersebut?
Ibu sedang memasak air yang banyak di rumah, karena ada keperluan di luar
rumah ibu meminta anaknya untuk menjaga masakan air tersebut. Si anak
kerana asik bermaian lupa dengan air tersebut, kemudian setelah agak lama
ia baru ingat dan melihatnya. Ia sangat terkejut karena air yang dimasak ibu
kini tinggal sedikit. Apa yang terjadi dengan air tersebut?

Rumusan Masalah

Menanya

Buatlah rumusan masalah (pertanyaan) yang berhubungan dengan uraian di atas!


__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
_______________________________________________________________

16
Hipotesis
Menalar

Berdasarkan rumusan masalah yang muncul, tulislah hipotesis (jawaban


sementara) kalian pada kolom berikut!
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
____________________________________________________________

Mengumpulkan Data
Mengasosiasi

A. PENGARUH KALOR TERHADAP SUHU ZAT

Kalian dapat memberikan kalor pada suatu zat, yaitu dengan cara
memanaskannya. jika sebuah benda dipanaskan, suhu benda akan naik.
Sebaliknya, kalian dapat mengurangi kalor suatu benda dengan cara
mendinginkannya. Dengan demikian, salah satu akibat pemberian atau
pengambilan kalor adalah perubahan suhu.
1. Pengertian Kalor

Sendok yang digunakan untuk menyeduh kopi panas, akan terasa hangat.
Leher Anda jika disentuh akan terasa hangat. Apa sebenarnya yang berpindah
dari kopi panas ke sendok dan dari leher ke syaraf kulit? sesuatu yang
berpindah tersebut merupakan energi/kalor.
Pada dasarnya kalor adalah perpindahan energi kinetik dari satu benda
yang bersuhu lebih tinggi ke benda yang bersuhu lebih rendah. Pada waktu zat
mengalami pemanasan, partikel-partikel benda akan bergetar dan menumbuk
partikel tetangga yang bersuhu rendah. Oleh karena kalor merupakan salah
satu bentuk energi maka Satuan SI untuk kalor adalah Joule (J). sebelum

17
diketahui bahwa kalor merupakan salah satu bentuk energi, orang sudah
membuat satuan dari kalor yaitu kalori. Secara umum, 1 kalori adalah
banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu satu gram zat sebesar
1oC.

2. Kalor Jenis Zat


Jika suatu zat menerima kalor, suhu zat tersebut akan naik. Hasil
percobaan menunjukkan bahwa besarnya kenaikkan suhu dari zat berbanding
lurus dengan banyaknya kalor yang diterima oleh zat tersebut, dan berbanding
terbalik dengan massa zat. Besarnya kalor untuk menaikkan suhu satu satuan
massa zat bergantung pada jenis zat. Oleh karena itu, kalor jenis adalah
banyaknya kalor yang diperlukan suatu zat untuk menaikkan suhu 1 kg zat
sebesar 1oC.
Berdasarkan defenisi tersebut maka hubungan antara banyaknya kalor
yang diserapkan oleh suatu benda dan kalor jenis benda serta kenaikkan suhu
benda dituliskan dalam bentuk persamaan berikut.
= ∆
atau = ∆

Dengan :
= jumlah kalor (J)
= massa (kg)
= kalor jenis zat (J/kgoC)
∆ = perubahan suhu (oC)
Alat yang digunakan untuk mengukur kalor jenis suatu zat adalah
kalorimeter. Berdasarkan hasil percobaan didapatkan bahwa perubahan suhu
yang diakibatkan oleh jumlah kalor yang sama pada zat yang berbeda adalah
tidak sama. Dengan demikian, setiap zat memiliki kalor jenis tertentu. Sebagai
contoh, 1 kg air dan 1 kg minyak goreng masing-masing diberikan kalor yang
sama banyaknya, ternyata kenaikkan suhu minyak goreng jauh lebih tinggi
daripada kenaikkan suhu air. Hal tersebut disebabkan air memiliki kalor jenis
yang jauh lebih besar dibanding minyak goreng. Jadi, untuk membedakan zat-
zat dalam hubungannya dengan penyerapan kalor, digunakan konsep kalor

18
jenis. Suatu zat yang memiliki kalor jenis besar, akan sulit mengalami
kenaikkan suhu ketika dipanaskan.

Contoh soal
Tentukan banyak kalor yang dibutuhkan untuk memanaskan air sebanyak 2 kg
dari suhu 20oC hingga mencapai titik didihnya, yaitu 100oC. Diketahui kalor jenis
air 4,2 kJ/kgoC.
Jawab :
Dik : m = 2 kg
∆ = 80oC
c = 4,2 kJ/kgoC
Dit : Q =…..?
= ∆
= (2 )(4,2 kJ/kgoC ) (80 C) = 672 kJ

3. Kapasitas Kalor

Sebelumnya telah dijelaskan pengertian kalor jenis. Kalor jenis


merupakan ciri suatu zat, seperti halnya massa jenis. Pada persamaan
sebelumnya terdapat faktor massa jenis dan kalor jenis (mc). Untuk bejana
(kalorimeter), mc dipandang satu kesatuan yang diberi nama khusus yaitu
kapasitas kalor. Kapasitas kalor dapat diartikan sebagai kemampuan menerima
atau melepaskan kalor dari suatu benda untuk perubahan suhu sebesar 1oC.
Banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu suatu benda
sebanding dengan kapasitas kalor benda tersebut, dan sebanding dengan
perubahan suhunya. Jadi, kapasitas kalor (C) didefinisikan sebagai banyaknya
kalor yang diperlukan suatu zat untuk menaikkan suhu sebesar 1oC.
Hubungan antara banyaknya kalor yang diserapkan oleh suatu benda dan
kapasitas kalor yang diserap oleh suatu benda dan kapasitas benda serta
kenaikkan suhu benda dituliskan dalam bentuk persamaan berikut.
=∆ atau = ∙

Dengan :
= kapasitas kalor (J/oC)

19
= jumlah kalor (J)
= massa (kg)
= kalor jenis zat (J/kgoC)
∆ = perubahan suhu (oC)

Contoh soal
Sebuah benda bermassa 5 liter memerlukan kalor sebesar 1 kalori untuk
menaikkan suhu sebesar 20oC. Berapa besar kapasitas kalor benda tersebut?
Jawab :
Dik : m = 5 l = 5 kg
∆ = 20oC
Q = 1 kalori
Dit : C =…..?
=∆ = = = 210 J/oC

B. PENGARUH KALOR TERHADAP PERUBAHAN WUJUD ZAT

Kalor yang diserap oleh suatu zat tidak selalu menyebabkan suhunya naik.
Kadang kala kalor yang diserap suatu zat dapat mengubah wujud zat tersebut.
Ada zat yang dapat mengalami perubahan wujud. Misalnya es dipanaskan akan
mencair, dan air yang didinginkan akan membeku.
Zat dapat berada dalam tiga wujud yaitu wujud padat, cair, dan gas. Akibat
pengaruh suhu yang dimiliki oleh zat, zat dapat berada dalam ketiga wujud
tersebut. Pada saat terjadi perubahan wujud. Misalnya dari padat menjadi cair
atau sebaliknya. Dan dari cair menjadi gas atau sebaliknya, selalu perubahan
wujud tidak disertai dengan perubahan suhu. Jadi, saat terjadi perubahan wujud,
suhu tersebut tetap.

1. Proses melebur dan membeku

Perubahan wujud zat dari padat menjadi cair disebut mencair atau
melebur. Sebaliknya perubahan wujud zat dari cair menjadi padat disebut
membeku.

20
Perhatikan gambar. 9. Dari grafik dapat diamati, es pada suhu -5oC
menyerap kalor sehingga suhu es naik menjadi 0oC (tetap berwujud es).
Kemudian, es pada suhu 0oC dipanaskan atau diberikan kalor, dan ternyata
suhu es tidak mengalami perubahan tetapi es berubah wujud menjadi air.
Kemudian, air pada suhu 0oC dipanaskan sehingga mengalami kenaikan suhu.
Kalor yang dibutuhkan untuk melebur disebut kalor lebur (laten),
sedangkan kalor yang dilepaskan ketika zat membeku disebut kalor beku.
Berdasarkan hasil percobaan menunjukkan bahwa kalor lebur = kalor beku.
Jadi, kalor lebur suatu zat didefinisikan sebagai kalor yang diperlukan oleh
satu satuan zat untuk melebur seluruhnya pada titik leburnya.
Jika suatu zat massanya m kg, untuk melebur seluruhmya dibutuhkan
kalor sebesar Q joule. Berdasarkan definisi ini, kalor lebur (L) zat tersebut
ditulis menjadi;
L=Q/m atau Q = m L
Dari persamaan tersebut, dapat ditentukan satuan dari kalor lebur adalah joule
per kilogram atau J/kg. Setiap jenis zat memiliki kalor lebur atau kalor beku
yang berbeda-beda tergantung pada jenis zatnya. Misalnya, kalor lebur es
berbeda dengan kalor lebur alkohol atau kalor lebur raksa.

Contoh soal
Diketahui kalor lebur es 336.000 J/ kg. Tentukanlah besarnya kalor yang
dibutuhkan untuk meleburkan 100 gr es pada titik leburnya.
Jawab:
Dik : L = 336.000 J/kg
m = 0,1 kg
Dit : Q =…
Q = m L = (0,1kg) ( 336.000 J/kg) -= 33.600 J.

2. Proses menguap dan mengembun


Menguap merupakan proses perubahan wujud dari cair menjadi uap.
Peristiwa menguap sangat penting bagi kehidupan di bumi. Air di permukaan

21
laut dan dipermukaan bumi menguap karena pengaruh pemanasan oleh sinar
matahari. Setelah uap karena mencapai keadaan jenuh di udara, akan terjadi
proses pengembunan, dan akan turun kembali ke bumi menjadi hujan. Jadi,
tanpa adanya proses penguapan tidak akan ada hujan, sungai, dan danau pun
akan kering. Tumbuhan dan makhluk hidup lainnya tidak dapat
melangsungkan kehidupan.
Ketika kalian memanaskan air pada tekanan 1 atmosfer, air akan
mendidih pada suhu 100oC. Jika air tersebut terus dipanaskan, kalor yang
diserapkan oleh air bukan untuk menaikkan suhunya, melainkan untuk
mengubah wujud air menjadi uap pada suhu tetap 100oC. pada waktu
mendidih, akan terjadi penguapan dari seluruh bagian zat cair. Hal tersebut
dapat dilihat dari gelembung-gelembung yang timbul pada seluruh bagian zat
cair. Jadi, mendidih adalah proses penguapan yang terjadi di seluruh bagian
zat cair. Selama mendidih, suhu zat cair tetap. Suhu ini disebut titik didih zat.
Pada umumnya, titik didih zat cair diukur pada tekanan 1 atmosfer. Titik didih
tersebut disebut titik didih normal. Setiap zat setiap zat memiliki titik didih
normal yang berbeda dengan zat lainnya.
Setiap zat membutuhkan kalor yang berbeda untuk menguap. Untuk
menguap 1 kg air dibutuhkan kalor yang berbeda dengan untuk menguap 1 kg
alkohol. Besar kalor yang digunakan untuk menguap zat disebut kalor laten
penguapan atau kalor uap (U). Kalor uap suatu zat didefinisikan sebagai kalor
yang dibutuhkan oleh suatu satuan massa zat unuk menguap pada titik uapnya.
Kebalikan dari proses penguapan adalah pengembunan. Pada proses
pengembunan terjadi pembebasan kalor. Artinya, pada proses pengembunan,
zat tersebut membebaskan atau melepaskan kalor. Besarnya kalor yang
dibebaskan oleh suatu zat ketika terjadi pengembunan disebut kalor laten
pengembunan atau kalor embun. Setiap zat berbeda akan memiliki kalor laten
pengembunan atau kalor embun. Setiap zat yang berbeda akan memiliki kalor
embun yang berbeda pula. Kalor embun suatu zat didefinisikan sebagai kalor
yang dilepaskan oleh sutu satuan massa zat untuk mengembun pada titik
embunnya.

22
Hasil percobaan menunjukkan bahwa kalor yang dibutuhkan ketika suatu
zat menguap sama dengan kalor yang dilepaskan ketika zat tersebut
mengembun. Oleh karena itu, kalor uap suatu zat sama dengan kalor embunya.
Jika suatu zat massanya m kg, untuk menguap pada titik didihnya, diperlukan
kalor sebesar Q joule. Berdasarkan definisi kalor uap (U), saat zat tersebut
menguap, akan berlaku persamaan
U = Q/m atau Q = m U

Contoh soal
Tentukan banyak kalor yang dibutuhkan untuk menguapkan 0,5 kg air bpada
suhu 100oC sehingga seluruhnya menjadi uap pada suhu 100oC. (kalor uap air
= 22600000 J/kg)
Jawab:
Dik : U =22600000 J/kg
M =0,5 kg
Dit : Q =….?
Q = m. U = (0,5 kg) (22600000 J/kg) = 113000000 J

3. Hubungan antara perubahan suhu dan perubahan wujud


Grafik hubungan antara penyerapan kalor (Q) dan perubahan suhu yang
dialami oleh air, mulai dari wujud es pada suhu –T1 hingga seluruhnya
menjadi uap pada suhu 100oC, sehingga dapat digambarkan grafik sebagai
berikut

Gambar 9. Grafik perubahan suhu dan wujud

23
Perhatikan Gambar 9 yang menunjukkan proses perubahan suhu dan
wujud zat pada sebuah es. Dari gambar tersebut terdapat proses perubahan
suhu dan wujud zat yang terjadi, yakni sebagai berikut.
a. Proses A – B merupakan proses kenaikan suhu dari sebongkah es. Pada
proses kenaikan suhu ini, grafik yang terjadi adalah linear. Pada grafik AB,
kalor digunakan untuk menaikkan suhu.
= ∙ ∙∆
b. Proses B – C merupakan proses perubahan wujud zat dari es menjadi air.
Pada grafik BC, kalor tidak digunakan untuk menaikkan atau menurunkan
suhu benda, tetapi hanya digunakan untuk mengubah wujud zat benda
tersebut, yakni dari wujud es menjadi air.
=
c. Pada grafik C – D, terjadi proses kenaikan suhu yang sama dengan proses
pada (a). Akan tetapi, pada proses ini yang dinaikkan suhunya adalah air dari
0oC sampai 100oC.
= ∙ ∙∆
d. Sama halnya pada proses B – C, proses D – E tidak mengalami perubahan
suhu, tetapi yang terjadi hanya perubahan wujud zat dari air menjadi uap.
=

Contoh soal
Tentukan jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu 0,2 kg es dari -
10oC hingga seluruhnya menjadi air bersuhu 50oC. Diketahui kalor lebur es
336.000 J/kg, kalor jenis es 2.100 J/kgoC, dan kalor jenis air 4.200 J/kgoC.
Jawab:
Dik : mc = 0,2 kg Les = 336.000 J/kgoC
T0 = -10oC ces = 2.100 J/kgoC
T1 = 50oC cair = 4.200 J/kgoC
Dit : Qtotal = …?
Qtotal = Q1 + Q2 + Q3 = 4,2 kJ + 67,2 kJ + 42 kJ = 113.4 kJ
Q1 = ∙ ∙∆ = (0,2 kg)(2.100 J/kgoC)(10 C) = 4200 J = 4,2 kJ
Q2 = = (0,2 kg)(336.000 J/kg C) = 67.200 J = 67,2 kJ
Q3 = ∙ ∙∆ = (0,2 kg)(4.200 J/kgoC)(50 C)= 42000 J = 42 kJ

24
Menganalisis Data
Menalar

Untuk mengetahui apakah hasil yang diperoleh benar, lakukan analisis dan
evaluasi. Setelah itu lanjutkan dengan mengerjakan soal evaluasi 2.

Membuat Kesimpulan
Menyimpulkan

Tulislah kesimpulan yang kalian peroleh dari kegiatan sebelumnya.

________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________

25
Evaluasi 2

Kerjakanlah soal berikut dengan tepat dan benar!


1. Jelaskan pengertian kalor, kalor jenis, dan kapasitas kalor! Kemudian
Bagaimana pengaruh kalor terhadap wujud zat?
2. Jelaskan hubungan antara kalor dan perubahan suhu zat?
3. Berapa banyak kalor yang diperlukan untuk mengubah 2 gram es pada suhu
0° C menjadi uap air pada suhu 100° C? (cair = 4.200 J/kg °C, L = 336 J/g,
dan U = 2.260 J/g)
4. 20 gr es bersuhu - 5OC dan tekanan 1 atm diberi kalor hingga menjadi air
bersuhu 80OC. Kalor jenis air 1 kal/gr OC, kalor jenis es 0,5 kal/gr OC dan
kalor lebur es 80 kal/gr. Berapakah kalor yang diberikan pada es tersebut?
5. Jelaskan jenis-jenis perubahan wujud zat beserta contohnya dalam kehidupan
sehari-hari?

26
ASAS BLACK

Orientasi

Mengamati

Andi ingin memakan telur rebus, namun karena baru dimasak telur tersebut masih
sangat panas. Kemudian andi memasukkannya kedalam air, tidak beberapa lama
telur tersebut menjadi dingin dan andi biasa membukanya. Apa yang terjadi antara
telur panas dan air?
Pak ali adalah penempah besi. Pada saat menempah besi, saat besi dari tungku
perapian memerah dan suhunya tinggi, pak ali memasukkannya ke dalam air. Air
tersebut menjadi sedikit bertambah suhunya dan suhu besin menjadi berkurang,
dan bahkan suhu besi dan air sekarang sama. Apa yang terjadi antara besi panas
dan air?

Rumusan Masalah
Menanya

Tulislah rumusan masalah (pertanyaan) di bawah ini!

_______________________________________________________________________
_______________________________________________________________________
_______________________________________________________________________
_______________________________________________________________________
_______________________________________________________________________
_______________

27
Hipotesis
Menalar

Berdasarkan rumusan masalah yang muncul, tulislah hipotesis (jawaban sementara)


kalian pada kolom berikut!

_______________________________________________________________________
_______________________________________________________________________
_______________________________________________________________________
_______________________________________________________________________
____________________________________

Mengumpulkan Data
Mengasosiasi

A. ASAS BLACK

Pada materi sebelumnya telah dijelaskan bahwa kalor berpindah dari zat
yang bersuhu tinggi ke zat yang bersuhu rendah. Perpindahan ini mengakibatkan
terbentuknya suhu akhir yang sama antara kedua zat tersebut. Suhu akhir yang
terbentuk disebut suhu termal (seimbang).
Ketika mencampurkan air panas dengan air dingin, kalor yang dilepaskan
air panas akan sama besar dengan kalor yang diserap oleh air yang dingin. Kalor
merupakan energi yang dapat berpindah sehingga prinsip ini termasuk prinsip
hukum kekekalan energi. Hukum kekekalan energi pada pertukaran kalor
dirumuskan pertama kali oleh Joseph Black (1728-1899). Oleh karena itu,
pernyataan tersebut dikenal sebagai asas Black. Joseph Black merumuskan
perpindahan kalor antara dua zat yang membentuk suhu termal sebagai berikut;
Qlepas = Qterima
∆ = ∆
( − )= ( − )

28
Keterangan:
Qlepas = besar kalor yang diberikan
Qterima = besar kalor yang diterima

Contoh soal:
Sepotong aluminium bermassa 200gr dan bersuhu 20oC dimasukkan ke dalam 100
gr air yang bersuhu 80oC. dengan mengabaikan pertukaran kalor dengan
lingkungan, hitung suhu akhir campuran jika kalor jenis aluminium 900 J/kg K
dan kalor jenis air 4.200 J/ kg K.
Jawab:
Dik : = 100 = 80 = 200
= 20 = 4.200 J/ kg K = 900 J/ kg K
Dit : = ⋯.?
=
( − )= ( − )
(100 )(4.200 J/ kg K )(800 − ) = (200 )(900 J/ kg K)( − 200 )
10 = 620
= 62

B. KALORIMETER

Kalorimeter adalah alat untuk mengukur kalor jenis suatu zat. Salah satu
bentuk kalorimeter adalah kalorimeter campuran. Kalorimeter ini terdiri dari
sebuah bejana logam yang kalor jenisnya diketahui. Bejana ini biasanya
ditempatkan di dalam bejana lain yang agak lebih besar. Kedua bejana dipisahkan
oleh bahan penyekat misalnya gabus atau wol. Kegunaan bejana luar adalah
sebagai isolator agar pertukaran kalor dengan sekitar kalorimeter dapat dikurangi.
Kalorimeter juga dilengkapi dengan batang pengaduk. Pada waktu zat
dicampurkan di dalam kalorimeter, air dalam kalorimeter perlu diaduk agar
diperoleh suhu merata sebagai akibat percampuran dua zat yang suhunya berbeda.
Asas penggunaan kalorimeter adalah asas Black.

29
Pada Gmbar 10 menunjukkan skema kalorimeter air sederhana. Pada
teknik campuran, satu sampel zat dipanaskan sampai temperatur tinggi yang
diukur dengan akurat, dan dengan cepat ditempatkan pada air
dingin kalorimeter. Kalor yang
hilang pada sampel tersebut akan
diterima oleh air dan kalorimeter.
Dengan mengukur suhu akhir
campuran tersebut, maka kalor jenis
zat dapat dihitung.
Zat yang ditentukan kalor jenisnya
dipanasi sampai suhu tertentu.
Dengan cepat zat itu dimasukkan ke
dalam kalorimeter yang berisi air
dengan suhu dan massanya sudah
diketahui. Kalorimeter diaduk
sampai suhunya tidak berubah lagi.
Dengan menggunakan hukum
kekekalan energi (asas Black), kalor
jenis dapat dihitung.
Gambar 10. Kalorimeter

30
Menganalisis Data
Menalar

Untuk mengetahui apakah hasil yang diperoleh benar, lakukan analisis dan evaluasi.
Setelah itu lanjutkan dengan mengerjakan soal evaluasi 3.

Membuat Kesimpulan
Menyimpulkan

Tulislah kesimpulan yang kalian peroleh dari kegiatan sebelumnya.

______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
___________________________________________________________________

31
Evaluasi 3

Kerjakanlah soal berikut dengan tepat dan benar!


1. Jelaskan tentang asas Black dan berikan contoh yang sering ditemukan
dalam kehidupan sehari-hari!
2. Apakah yang kalian ketahui tentang Kalorimeter? jelaskan!
3. Dalam sebuah gelas terdapat air teh sebanyak 60 ml dengan suhu 80oC.
kemudian, ke dalam gelas tersebut ditambahkan air sebanyak 40 ml bersuhu
5oC. jika diketahui kalor jenis air teh sama dengan kalor jenis air dingin,
tentukanlah suhu campuran air tersebut.
4. Sebuah logam x yang akan ditentukan kalor jenisnya dimasukkan ke dalam
sebuah kalorimeter. Massa logam x adalah 0,2 kg, suhu awalnya 98oC.
diketahui bahwa kalorimeter terbuat dari bahan polistirena, yaitu bahan
yang hamper tidak dapat menyerap kalor. Di dalam kalorimeter terdapat air
sebanyak 1 kg, suhunya 25oC. setelah logam x dimasukkan ke dalam
kalorimeter, kemudian diaduk. Kesetimbangan termal tercapai pada suhu
28oC, tentukan kalor jenis logam x jika kalor jenis air = 4.200 J/kg oC.
5. Sepotong aluminium dengan massa 200 gr dipanaskan sampai suhunya
mencapai 90oC, kemudian segera dijatuhkan suatu bejana yang berisi air
pada suhu 20oC sehingga shu akhir campuran menjadi 41oC. Dengan
mengabaikan pertukaran kalor terhadap lingkungan sekitar dan kalor yang
diserap, diketahui kalor jenis aluminium 900J/kg K, kalor jenis air 4.200 J/
kg K.

32
PERPINDAHAN KALOR

Orientasi

Mengamati

Dalam kehidupan sehari-hari kalian pasti pernah mengalami atau melihat


kejadian-kejadian berikut:
1. Ketika kita membuat kopi atau minuman panas, lalu kita mencelupkan sendo
k untuk mengaduk gulanya. Biarkan beberapa menit, maka sendok tersebut
akan ikut panas.
2. Ketika kita mendekatkan tangan kita pada bola lampu yang sedang menyala.
panas lampu akan memengaruhi tangan kita sehingga tangan kita terasa
hangat.

Rumusan Masalah

Menanya

Tulislah rumusan masalah (pertanyaan) kalian di bawah ini!


______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________

33
Hipotesis
Menalar

Berdasarkan rumusan masalah yang muncul, tulilah hipotesis (jawaban sementara)


kalian pada kolom berikut!

_______________________________________________________________________
_______________________________________________________________________
_______________________________________________________________________
_______________________________________________________________________
_______________________________________________________________________
__________________

Mengumpulkan Data
Mengasosiasi

A. KONDUKSI
Ketika sebuah batang logam dipanaskan
pada salah satu ujungnya atau sebuah sendok logam
diletakkan di dalam secangkir kopi yang panas.
Beberapa saat kemudian, ujung yang kita pegang
akan segera menjadi panas walaupun tidak
bersentuhan langsung dengan sumber panas. Dalam
hal ini kita katakan bahwa kalor dihantarkan dari
ujung yang panas ke ujung lain yang lebih dingin. Gambar 11. Proses konduksi

Konduksi atau hantaran kalor pada banyak materi dapat digambarkan


sebagai hasil tumbukan molekul-molekul. Sementara satu ujung benda
dipanaskan, molekul-molekul di tempat itu bergerak lebih cepat. Sementara itu,
tumbukan dengan molekul-molekul yang langsung berdekatan lebih lambat,
mereka mentransfer sebagian energi ke molekul-molekul lain, yang lajunya
kemudian bertambah. Molekul-molekul ini kemudian juga mentransfer sebagian
energi mereka dengan molekul-molekul lain sepanjang benda tersebut. Dengan
demikian, energi gerak termal ditransfer oleh tumbukan molekul sepanjang benda

34
(Gambar 11). Hal inilah yang mengakibatkan terjadinya konduksi. Jadi, konduksi
adalah perpindahan kalor melalui zat perantara dan selama terjadi perpindahan
tidak disertai dengan perpindahan partikel-partikel zat perantaranya.
Syarat terjadinya konduksi kalor suatu benda adalah adanya perbedaan
suhu antara dua tempat pada benda tersebut. Kalor akan berpindah dari tempat
bersuhu tinggi ke tempat bersuhu rendah. Jika suhu kedua tempat sudah sama,
rambatan kalor pun akan terhenti. Berdasarkan kemampuan suatu zat
menghantarkan kalor secara konduksi, zat dibedakan menjadi dua yaitu konduktor
dan isolator. Konduktor adalah zat yang mudah menghantarkan kalor. Sedangkan
isolator adalah zat yang sangat sukar menghanatarkan kalor.
Laju konduksi kalor melalui sebuah dinding bergantung pada empat
besaran, yaitu;.
a. Beda suhu di antara kedua permukaan ∆ = − ; makin besar beda suhu,
makin cepat perpindahan kalor
b. Ketebalan dinding atau panjang jalan yang dilalui oleh kalor tersebut
c. Luas penampang penghantar kalor; makin besar luas permukaan, makin cepat
perpindahan kalor
d. Konduktivitas termal zat k (Jenis logam), merupakan ukuran kemampuan zat
menghantarkan kalor; makin besar nilai k, makin cepat perpindahan kalor.

Gambar 12. Laju konduksi kalor

Berdasarkan penjelasan di atas, banyak kalor Q yang berpindah setiap


satuan waktu adalah;

= =

35
dengan:
Q = kalor yang dihantarkan ( J)
A = luas penampang lintang benda (m2)
ΔT = beda suhu antara kedua ujung benda (oC)
l = jarak antara kedua bagian benda yang berbeda suhunya (m)
Δt = selang waktu yang diperlukan (s)
k = konstanta pembanding/konduktivitas termal zat (J/s.m.oC)

contoh soal
sebuah jendela kaca ruang bangunan ber-AC panjangnya 4 m, timgginya
2,5 m, dan tebalnya 10 mm. suhu permukaan kaca di dalam ruangan 24oC
dan suhu permukaan kaca luar ruangan 26oC. tentukan banyaknya kalor
yang mengalir dari luar ke dalam ruangan yang ber-AC tersebut melalui
kaca jendela jika diketahui konduktivitas termal kaca 0,8 J/m s oC.
Jawab :
Dik: p = 4 m t1 = 24oC
t = 2,5 m t2 = 26oC
l = 10-2 m k = 0,8 J/m s oC
dit: H = ….?
∆ ( , / )( × , )( )
H= = = 1600 1.600

B. KONVEKSI

Konveksi merupakan cara perpindahan kalor dengan diikuti oleh


mediumnya. Pernahkah kalian merasakan ada angin yang panas. Angin dapat
membawa kalor menuju kalian sehingga terasa lebih panas. Contoh lain adalah
memasak air. Bagian air yang lebih dulu panas adalah bagian bawah, tetapi air
yang lebih panas dapat bergerak ke atas sehingga terlihat ada gelembung-

36
Gambar 13. Laju partikel konveksi
gelembung yang bergerak. Proses konveksi banyak terjadi pada medium gas dan
cair. Ada dua jenis konveksi, yaitu konveksi alamiah dan konveksi
paksa. Pada konveksi alamiah, pergerakkan fluida terjadi akibat perbedaan massa
jenis. Bagian fluida yang menerima kalor (dipanasi) memuai dan massa jenisnya
menjadi lebih kecil sehingga bergerak ke atas. Tempatnya digantikan oleh bagian
fluida dingin yang jatuh ke bawah karena massa jenisnya lebih besar. Dalam
konveksi paksa, arus konveksinya dipengaruhi oleh faktor luar, misalnya tekanan.
Contohnya, kipas angin dapat digunakan untuk mengembuskan udara dari tempat
dingin ke tempat yang panas.
Konveksi dalam kehidupan sehari-hari dapat kita lihat pada peristiwa
terjadinya angin darat dan angin laut. Pada siang hari, daratan lebih cepat panas
daripada laut, sehingga udara di atas daratan naik dan udara sejuk di atas laut
bergerak ke daratan. Hal ini karena tekanan udara di atas permukaan laut lebih
besar, sehingga angin laut bertiup dari permukaan laut ke daratan. Sebaliknya,
pada malam hari daratan lebih cepat dingin daripada laut, sehingga udara bergerak
dari daratan ke laut, disebut angin darat.
Laju kalor ketika sebuah benda panas memindahkan kalor ke fluida
sekitarnya secara konveksi adalah sebanding dengan luas permukaan benda A
yang bersentuhan dengan fluida dan beda ∆ di antara benda dan fluida. Secara
matematis ditulis:
= =ℎ ∆

Dengan :
H = kalor yang merambat persatuan waktu (J/s)

37
Q = kalor yang dihantarkan ( J)
A = luas penampang lintang benda (m2)
ΔT = beda suhu antara kedua ujung benda (oC)
t = waktu yang diperlukan (s)
k = konstanta pembanding/konduktivitas termal zat (J/s.m.oC)

contoh soal
suhu udara dalam sebuah ruangan sebesar 20oC, sedangkan suhu
permukaan jendela pada ruangan 30oC. berapa laju kalor yang diterima
oleh jendela kaca seluas 1,5 m2 jika konveksi udara saat itu 7,5 x 10-1 kal/s
m2 o C?
jawab:
∶ = 30o C
= 20
∆ = 10
= 1,5
= 7,5 x 10 kal/s m C

H=hA∆ = 7,5 x 10 m C (1,5 ) (10 ) = 11, 25 kal

C. RADIASI

Perpindahan kalor secara


konduksi dan konveksi memerlukan
adanya materi sebagai medium untuk
membawa kalor dari daerah yang
lebih panas ke daerah yang lebih
dingin. Akan tetapi, perpindahan
kalor secara radiasi (pancaran)
terjadi tanpa medium apapun. Semua
kehidupan di dunia ini bergantung
pada transfer energi dari Gambar 14. Proses radiasi

38
matahari, dan energi ini ditransfer ke Bumi melalui ruang hampa (hampa udara).
Bentuk transfer energi ini dalam bentuk kalor yang dinamakan radiasi. Jadi,
radiasi adalah perpindahan kalor dalm bentuk gelombang elektromagnetik.
Radiasi pada dasarnya terdiri dari gelombang elektromagnetik. Radiasi
dari Matahari terdiri dari cahaya tampak ditambah panjang gelombang lainnya
yang tidak bisa dilihat oleh mata, termasuk radiasi inframerah (IR) yang berperan
dalam menghangatkan Bumi. Kecepatan atau laju radiasi kalor dari sebuah benda
sebanding dengan pangkat empat suhu mutlak (μ ∝ T4) benda tersebut. Sebagai
contoh, sebuah benda pada suhu 2.000 K, jika dibandingkan dengan benda lain
pada suhu 1.000 K, akan meradiasikan kalor dengan kecepatan 16 (24) kali lipat
lebih besar. Kecepatan radiasi juga sebanding dengan luas A dari benda yang
memancarkan kalor.
Dengan demikian, kecepatan radiasi kalor meninggalkan sumber tiap
selang waktu tertentu (Q/ Δt) dirumuskan:
Q
=eσAT
Δt
Persamaan tersebut disebut persamaan Stefan-Boltzman dan σ adalah konstanta
universal yang disebut konstanta Stefan-Boltzmann (σ= 5,67 ×10-8W/m2K4).
Faktor e disebut emisivitas bahan, merupakan bilangan antara 0 sampai 1 yang
bergantung pada karakteristik materi. Permukaan yang sangat hitam, seperti arang
mempunyai emisivitas yang mendekati 1, sedangkan bahan yang permukaannya
mengkilat mempunyai yang mendekati nol sehingga memancarkan radiasi yang
lebih kecil. Permukaan mengkilat tidak hanya memancarkan radiasi yang lebih
kecil, tetapi bahan tersebut juga hanya menyerap sedikit dari radiasi yang
menimpanya (sebagian besar dipantulkan). Benda hitam dan yang sangat gelap,
menyerap kalor hampir seluruh radiasi yang menimpanya. Dengan demikian,
bahan penyerap kalor yang baik juga merupakan pemancar kalor yang baik .

39
Contoh soal
Sebuah lempeng besi panas yang suhu permukaannya 227oC memiliki
koefisien emisivitas permukaan sebesar 0,5. Tentukanlah daya per satuan
luas permukaan yang dipancarkan oleh lempengan besi tersebut.
Jawab :
Dik : T = 227oC = 500K
= 5, 672 × 10 /
e = 0,5
dit: P = ….
P = e σ T = (0,5)(5, 672 × 10−6 / 2 4
)(500K) = 1.772,5 /

Menganalisis Data

Menalar

Untuk mengetahui apakah hasil yang diperoleh benar, lakukan analisis dan evaluasi.
Setelah itu lanjutkan dengan mengerjakan soal evaluasi 4.

Membuat Kesimpulan
Menyimpulkan

Tulislah kesimpulan yang kalian peroleh dari kegiatan sebelumnya.

________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________

40
Evaluasi 4

Kerjakanlah soal berikut dengan tepat dan benar!


1. Jelaskan pengertian konduksi, konveksi, dan radiasi serta contohnya dalam
kehidupan sehari-hari!
2. Sebuah ruang dengan pendingin ruang ber-AC memiliki kaca jendela yang
luasnya 2 x 1,5 m dan tebalnya 3,2 mm. jika suhu pada permukaan dalam
kaca 25oC dan suhu pada permukaan luar kaca 30oC, berapa laju konduksi
kalor yang masuk ke ruang itu?
3. Sebuah benda memiliki permukaan hitam sempurna bersuhu 127oC. luas
permukaan 300 cm2 memancarkan energi ke lingkungan yang bersuhu
27oC. tentukan energi per satuan waktu yang dipancarkan benda tersebut.
4. Kopi panas bersuhu 77oC dituangkan ke dalam cangkir keramik warna
cokelat (e=0,5). Jika suhu ruang 27oC, tentukan kecepatan hilangnya kalor
dari cangkir ke lingkungan. (luas cangkir 20 cm2)
5. Pengaduk terbuat dari aluminium dengan luas penampang 5 mm2 dan
panjang 10 cm. jika suhu air dalam bejana 60oC, suhu di ujung pengaduk
62oC,dan konduktivitas termal = 200 W/moC. hitunglah kecepatan aliran
kalor pada pengaduk?

41
DAFTAR PUSTAKA

Joko Sumarsono. 2008. Fisika untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Pusat


Perbukuan.

Karyono dkk. 2008. Fisika untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan.

Purwanto dan Fendi. 2007. Fisika SMA Kelas X. Jakarta. Yudhistira.

Ruwanto, Bambang. 2006. Asas-asas Fisika. Jakarta. Yudhistira.

Setya Nurachmandani. 2009. Fisika 1 untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta:


Pusat Perbukuan.

Siswanto dan Sukaryadi. 2009. Kompetensi Fisika. Jakarta. Pusat Perbukuan.

Sri Handayani dan Ari Damari. 2009. Fisika untuk SMA dan MA Kelas X.
Jakarta: Pusat Perbukuan.

Suparmo dan Tri Widodo. 2009. Panduan Belajar Fisika untuk SMA dan MA
Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan.

Supiyanto. 2006. Fisika untuk SMA Kelas X. Jakarta: Phibeta

42

Anda mungkin juga menyukai