Anda di halaman 1dari 45

Sifat gas dan cairan

Sifat gas
• Gas terdiri atas molekul –molekul yang bergerak
menurut jalan yang lurus ke segala arah dengan laju
yang sangat tinggi
• Molekul gas ini selalu bertumbukan dengan molekul
yang lain atau dengan dinding bejana. Tumbukan
terhadap dinding bejana menyebabkan adanya tekanan
• Volume gas sangat kecil dibandingkan dengan voleme
yang ditempati oleh gas tersebut , shg banyak ruang
yang kosong antara molekul-molekulnya
• Rapat jenis gas lebih kecil daripada cairan dan padatan
, sehingga gas bersifat kompresibel atau dapat ditekan
Secara umum : ada 2 jenis gas
• Gas ideal : gas yang mengikuti secara
sempurna hukum –hukum gas (boyle, Gay
lussac,dsb
• Gas non ideal atau nyata: gas yang hanya
mengikuti hukum – hukum gasa pada tekanan
rendah
Hukum – Hukum Gas
• Hukum Boyle : dilakukan oleh Robert Boyle
tah 1662: Volume dari sejumlah tertentu gas
pada suhu tetp berbanding terbalik dengan
tekanannya.
• Secara matematis ; V ~ 1/P atau V = K/P atau
V.P = K
• Dapat dibuat : P1.V1 = P2.V2 = K ( tetapan)
• P1/P2 = V1/V2
Hukum Charles atau Gay Lussac
• Tahun 1787 Charles: gas H2, CO2 dan O2 berkembang
dengan jumlah volume yang sama pada pemanasan
antara 00 – 800C pada tekanan tetap.
• Thn 1802 gay Lussac : semua gas pada pemanasan
dengan tekanan tetap, volume bertambah 1/273
,volume pada 00C atau lebih tetap 1/273,15 bila Vo =
vol gas pada 00C dan V = vol gas tersebut pada t0C,
maka
• V = Vo + ... t/273,15Vo.  V = Vo(T/To)
• Atau V/Vo = T/To atau V2/V1 = T2/T1  V = K.T
• Jadi vol sejumlah gas pada tekanan tetap berbanding
lurus dengan suhu mutlaknya.
Hukum Boyle -Gaylussac
• Kedua hukum tersebut dapat disatukan untuk
memperoleh perubahan voleme gas terhadapa
suhu dan tekanan
Keadaan 1 gas
(V1,P1,T1) Keadaan 2 gas
(V1,P1,T1)

Isoterm A
Isoterm B

Keadaan peralihan gas (Vx,


P2,T1)
(V1,P1,T1)

• Pada perubahan A  hk Boyle : P2.Vx = P1V1 -


• Pada perubahan B : Hk gay Lussac: V2/T2 = Vx/T1
• Vx = P1.V1/P2
• V2 = Vx. T2/T1
• V2 = (P1.V1)/P2. (T2/T1)
• (V2.P2)/T2 = (P1.V1)/T1 = k
• Atau (P.V)/T = k (tetapan)
• Rumus ini merupakan rumus umum yg
menyatakan hubungan P,V, dan T pada suatu
gas.
• Pada T tetap: PV = k (Boyle)
• Pada P tetap : V=k.T (gay Lussac)
Tetapan gas Umum (R)
• Harga k pada pers PV = kT ditentukan oleh jumlah mol
gas . Satuan P dan T, tidak tergantung pada jenis gas.
Paada P dan T tertentu k berbanding lurus dengan V
atau jumlah mol gas.bila jumlah mol gas = n dan tetapan
gas tiap mol adalah = R, maka k=nR atau PV = nRT .
Persamaan ini disebut pers gas ideal.
• Satuan r berbeda beda tergantung pada satua P dan V,
tetapi semuanya adalah satuan tenaga
• R = (PV)/(nR) ; usaha /der.mol atai tenaga/der.mol
• Jika P = atm dan V = liter, maka r= liter atm der-1 mol -1.
• Besarnya R = 8,315.10 7 erg der-1 mol-1 atau R= 8,315
Joule der-1 mol-1 atau 1,987 kal der-1mol -1.
Hukum Dalton
• Hk Dalton : Tekanan total suatu campuran gas adalah
jumlah tekanan parsial semua komponennya. Hal ini
menunjukkan hubungan antara tekanan total dari
campuran gas dengan tekanan setiap macam gas yang
berada di campuran tersebut, yang dikenal sebagai
tekanan parsial. Pt = PA + PB + PC ………
• Bila untuk setiap gas dalam campuran dikenakan hk gas
ideal, maka: Ptotal = (n1RT/V) + (n2RT/V) + (n3RT/V)
• Ptotal = (nt/V)RT nt= n total
• Setiap tekanan parsial gas mempunyai hub dgn tekanan
total sbb
• P1 = n1/nt.Pt , P2 = n2/nt.Pt dst
• Besaran n1/nt adalah fraksi mol dari gas dalam campuran
n1/nt = N1 , n2/nt=N2, dst, maka jumlah fraksi mol dalam
campuran = N1+N2+ N3 + ... + Nn = 1
Hukum Amagat Vol parsial
• Setiap gas , Vol total merupkan jumlah Vol
parsialnya
• Vtot = V1+V2+V3 + ...... + Vn
• Vol parsial gas dalam campuran adalah
volume gas tersebut.
• V1/Vtot = N1, V2/Vtot = N2, dst
Hukum Graham
• Pada T dan P tetap laju difusi berbagai gas
berbanding terbalik dengan akar rapat atau
berat molekulnya. V1/V2 = √d2/d1
• Pada P dan t sama dua gas mempunyai
volume molar sama. V1/V2 =
√(d2.Vm)/(d1.Vm) = √M2/M1
Teori Kinetik gas
• Teori kinetik zat membicarakan sifat zat dipandang dari sudut momentum.
Teori ini didasarkan atas beberapa asumsi :
• Gas terdiri atas partikel yang sangat kecil yang disebut molekul yang massa
dan besarnya sama untuk setiap jenis gas
• Molekul -molekul gas selalu bergerak secara acak dan tanpa henti ke
segala arah sehingga saling bertumbukan antar molekul dan dengan
dinding-dinding bejana
• Tumbukan molekul terhadap dinding yang menyebabkan terjadinya
tekanan pada dinding yaitu gaya per satuan luas
• Karena tekanan gas tdk tergantung waktu pada tekkanan dan sushu
tertentu maka pada tumbukan tidak ada tenaga yang hilang atau
tumbukan bersifat eleastis sempurna
• Pada P yang relatif rendah , jarak antar molekul molekul jauh lebih besar
dp diameter molekul –molekul sendiri, hingga gaya tarik antar molekul
dapat diabaikan
• Karena molekul-molekul sangat kecil dibandingkan dgn jarak antara
molekul, maka volume molekul molekul dapat diabaikan dan molekul-
molekul dianggap sebagai titiktitik bermassa.
• Suhu absolut berbanding lurus dengan tenaga kinetik rata-rata dari semua
molekul dalam sistem.
• Jika suatu kubus berisi n molekul gas yang masing masing
mempunyai massa m dan kecepatan µ, maka laju ini dapat
diuraikan menjadi tiga komponen µx, µy, dan µz.
• µ2= µx2 + µy2 + µz2
µ: kecep[atan akar rata-rata
Molekul yang bergerak sepanjang sumbu x ke kanan akan menumbuk
dinding bejana di kanan dengan mµx dan kembali bergerak ke kiri
dengan kecepatan µx dan momen mµx.
Perubahan momen pada sekali tumbukan oleh satu molekul : mµx –
(mµx) = 2mµx
Supaya molekul dapat menunjukkan dinding maka harus berjalan
sepanjang 2 l jika l adalah panjang rusak kubus. Maka jumlah
tumbukan tiap dertik = µ/2l dan perubahan momen per detik per
molekul . (2mµx)(µ/2l) = mµx2/l
Perubahan momen pada sumbu x , y dan z = (2m/l) µ2
Untuk n molekul perubahan momen total dari tiap detik : (2m/l) µ2 n
Perubahan momen ini adalah gaya yang bekerja pad adinding, yaitu
tekanan adalah gaya per satuan luas
Jadi PV = 1/3 mnµ2
Hal yang dapat dijelaskan dgn teori
kinetik gas
• Hukum bolyle ; tenaga kinetik : T absolut
• ½ mµ2 :: T ( untuk 1 molekul)
• ½ mnµ2 :: T ( utk n molekul)
• ½ mnµ2 = k1T
• PV = 2/3 (½ mnµ2 )
• PV = 2/3 k1T
• Pada T teta, PV tetap

• : PV = 2/3 k2 T  V = 2/3 K2T/P


Hukum charles

• Pada P tetap : V : K2T


• Hk avogadro : pada T dan P sama , gas gas
yang bervolume sama mempunyai jumlah
molekul yang sama. Menurut teori kinetik gas
• Pdan t sama , jadi P1V1 = P2V2, jadi :
• 1/3 m1n1, µ21 = 1/3 m2n2 µ22
• Pada suhu sama , jadi tenaga kinetik sama
• ½ m1 µ2 = ½ m2 µ2
• 0jumlah molekul dalam 1 mol gas disebut
bilangan Avogadro yaitu 6,02 .10 23
• tentukan massa 1 molekul gas Oksigen, gas
H2, dan gas NH3
• Hukum Graham : untuk 2 jenis gas dengan P dan V sama: 1/3 m1n1,
µ21 = 1/3 m2n2 µ22
• µ21 /µ22 = m2n2//m1n1
µ1 /µ2 = √m2n2//m1n1, bila n1 = n2= N , maka
µ1 /µ2 = √M2/M1
Karena pada P dan T tetap volumen molar gas juga sama
µ1 /µ2 = √d2/d1
• Kecepatan molekul gas
Pada T sama molekul gas mempunyai tenaga kinetik sama:. Makin
besar masa molekul gas maka makin kecil kecepatannya. Kecepatan
molekul dapat diperoleh dari
µ= √ (3RT)/M
µ adalah akar kecepatan rata kuadrat.
RT = PV/n dan nM/V = d  µ = √ 3P/d
µ = Cm per detik, d = g/cc, P =dyne/Cm2, R + erg/K mol
Hitung kecepatan molekul gas H2 dan SO2 pada 0 0C. R = 8,314.107
erg/Kmol
Batas berlakunya hk Gas Ideal
• Pers. Gas ideal : PV = nRT
• Pada T tetap , PV = nRT adalah tetap.ini berarti
bahwa PV adalah tetap pada P berubah ubah
• Untuk menyatakan penyimpangan dari
keadaan ideal disebut faktor kompresibilitas z,
sehingga PV = z RT, harga z = 1 untuk gas ideal
dan z < 1 dikatakan gas tersebut lebih
kompresibel dp gas ideal dan z>1 adalah gas
kurang kompresibel.
• Untuk gas nyata z tergantung pada suhu, suhu
lebih tinggi dan tekanan rendah z ~ 1
• Contoh untuk N2 pada suhu 51 0C harga z
berubah dari 1,00- 1,02 untuk tekanan 0-100
atm
Massa molekul gas
• Berdasarkan rumus gas ideal dapat dihitung
atau ditentukan massa molekul gas (M)
• PV = nRT = w/M.RT
• M = w/V (RT/P) atau M = d RT
• M : massa molekul gas , d: densitas gas:w
adalah massa gas.
Sifat cairan
• Air adalah zat kimia dengan rumus kimia H2O: satu molekul air tersusun
atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom
oksigen.
• Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi
standar, yaitu pada tekanan 100 kPa (1 bar) and temperatur 273,15 K
(0 °C).
• Air merupakan suatu pelarut yang memiliki kemampuan untuk
melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam-garam, gula, asam,
beberapa jenis gas dan banyak macam molekul organik
• Air disebut sebagai pelarut universal karena air melarutkan banyak zat
kimia. Air berada dalam kesetimbangan dinamis antara fase cair dan
padat di bawah tekanan dan temperatur standar.
• Air dapat dideskripsikan sebagai sebuah ion hidrogen (H+) yang
berasosiasi (berikatan) dengan sebuah ion hidroksida (OH-).
• Air dapat diuraikan menghasilkan gas H2 dan O2 secara elektrolisis
• Air merupakan pelarut universal dan bersifat polar, dapat melarutkan
garam 2
Sifat cairan
• Sifat cairan dapat diketahui dari massa jenis,
tegangan permukaan, viskositas , dan indeks
bias
• Massa jenis suatu cairan merupakan
perbandingan massa dan volume cairan
tersebut.
• Massa jenis suatu caioran dapat ditentukan
dengan piknometer
Cara menentukan massa jenis
• Piknometer kosong
ditimbang (mo)
• Piknometer voll tertentu
(misal 25 mL) diisi cairan
sampai penuh ditimbang
dengan massa m1
• Maka selisish massanya
adalah m1-mo
• Maka massa jenisnya
adalah (m1-mo) / V
• V; volume piknometer
Tegaangan permukaan
• Air memiliki tegangan permukaan yang besar yang disebabkan
oleh kuatnya sifat kohesi antar molekul-molekul air.
• Hal ini dapat diamati saat sejumlah kecil air ditempatkan
dalam sebuah permukaan yang tak dapat terbasahi atau
terlarutkan (non-soluble); air tersebut akan berkumpul
sebagai sebuah tetesan.
• Di atas sebuah permukaan gelas yang amat bersih atau
bepermukaan amat halus air dapat membentuk suatu lapisan
tipis (thin film) karena gaya tarik molekular antara gelas dan
molekul air (gaya adhesi) lebih kuat ketimbang gaya kohesi
antar molekul air.
• Pada kehidupan sehari-hari diperlihatkan pada kemampuan
cairan untuk membasahi benda. Contoh: Alkohol yang
berfungsi untuk membunuh kuman pada luka, dibuat memiliki
tegangan permukaan rendah agar dapat membasahi seluruh
permukaan luka.
Lanjutan
• Pada cairan, tiap molekul akan
ditarik oleh molekul sejenis yang
berada di dekatnya dengan gaya
yang sama ke segala arah, tetapi
pada permukaan cairan, gaya
tarik molekul hanya ke samping
dan ke bawah karena ke atas
fasenya berbeda yaitu gas.
• Sisa gaya itu mengarah ke bawah,
tetapi karena di bawah
permukaan cairan molekulnya
lebih banyak dan jaraknya lebih
rapat, maka gaya tarik ke bawah
menyebabkan permukaan cairan
berkontraksi dan berada dalam
keadaan tegang, disebut
tegangan permukaan.
• Tegangan permukaan adalah
besarnya gaya yang
diakibatkan oleh benda yang
bekerja pada zat cair setiap
panjang permukaan tersebut.
• Tegangan pemukaan ( γ) =
kerja/ lua muka = erg s/Cm2 =
dyne.Cm/Cm2 = dyne/Cm
(Tegangan permukaan ( γ)
adalah besar gaya ( F ) yang
dialami pada permukaan zat
cair persatuan panjang(l)
• F : gaya yang menggeser garis
CD EG
• Kerja = F.x dan gaya F
diperlukan untuk melawan
gaya akibat tegangan muka (γ)
. Kerja = 2 γ l
• F.x = 2 γ l .x  γ = F/2l --
--------------------- (8.1)
Penentuan tegangan permukaan
• Kenaikan pipa kapiler
• Metode gelembung maksimum
• Metode tetes
• Metode cincin Du Noy
Metode kenaikan kapiler
• F 1= 2ᴫ r ϒ cos ς
• F2 = ᴫ r 2 h g ρ
• Karena F1 = F2,
• maka ϒ = (rlgρ)/ 2 cos ς
• Karena cairan membasahi dinding
gelas maka cos ς = 1. shg ϒ =
(rlgρ)/ 2
• Pengukuran tegangan muka
dibandingkan dengan cairan yang
sudah diketahui , maka ϒ1/ ϒ2=
d1.t1/d2t2
• dengan γ2 adalah tegangan
permukaan yang sudah diketahui
• Tegangan permukaan dan tekanan uap tetes
cairan yang sangat kecil dapat dihitung dengan
persamaan
Ln (P/Po) = ( 2γ M)/(drRT)
• Po adalah tekanan uap normal cairan dan P
adalah tekanan uap normal dari tetesan kecil.
Tekanan uap (Po) untuk setiap cairan dapat
dihitung dengan persamaan clausius Claperon:
Ln Po = - (ΔH uap/RT) + konstanta --
Metode gelembung maksimum
• Tegangan permukaan yang
menyebabkan terjadi
perbedaan tekanan (∆P)
pada permukaan cairan,
sehingga, ϒ = r ∆P/ 2 ,
dengan r = jari-jari
gelembung maksimum. Alat
untuk mengukur besarnya
teganngan permukaan
berdasarkan gelembung
maksimum ditunjukkan
pada Gambar ini.
Metode berat tetes
• Tetesan dapat terbentuk dari peristiwa
pengembunan dari uap air yang sangat dingin
atau proses atomisasi zat cair yang bermassa
lebih besar.
• Pada saat jatuh bebas, maka gaya ke bawah
pada tetesan (mg) = gaya ke atas menahan
tetesan (2 π r γ), sehingga terjadi persamaan:
• mg = 2.π r.γ. atau γ = mg/(2πr)
Cincin Du Noy
• Gaya karena tegangan
permukaan = 2 γ l,
dengan l adalah panjang
cincin.
• Gaya karena beban =
m.g, sehingga berlaku
2 γ l = m.g, maka
• γ = ( m.g)/ (2.l)
Vikositas
• Viskositas adalah suatu cara untuk menyatakan
berapa dayatahan dari aliran yang diberikan oleh
suatu cairan. Setiap fluida, gas atau cairan memiliki
sifat ini.
• Makin kental suatu cairan, makin besar gaya yang
dibutuhkan untuk membuatnya mengalir pada
kecepatan tertentu.
• Viskositas disperse koloidal dipengaruhi oleh
bentuk partikel dari fase disperse.
• Koloid-koloid yang berbentuk bola membentuk
sistem disperse dengan viskositas rendah, sedang
sistem disperse yang mengandung koloid-koloid
linier viskositasnya lebih tinggi.
Penentuan viskositas
• Pada pipa bertingkat, suatu fluida yang encer
dapat mengalir begitu saja tanpa perlu diberikan
gaya, tapi untuk fluida kental diperlukan
perbedaan tekanan antara ujung-ujung pipa.
• Banyaknya cairan yang mengalir persatuan waktu
melalui penampang melintang berbentuk silinder
berjari-jari r , yang panjangnya l, ditentukan oleh
perbedaan tekanan ( P) pada kedua ujung pipa
juga ditentukan oleh viskositas cairan dan luas
penampang pipa,
• Poiseuille : V/t = (∆P.π r4)/(8ῆL)
Hukum stokes
• Apabila benda padat bergerak dengan kecepatan
tertentu dala medium fluida kental, maka benda
tersebmut akan mengalami hambatan yang
diakibatkan oleh gaya gesekan fluida.
• Dimana gaya geseknya sebanding dengan
kecepatan relative gerak benda terhadap medium
dan viskositasnya,
• Bila gaya F dikenakan pada partikel berbentuk
bola dalam larutan, maka untuk aliran laminar
menurut Stokes berlaku : f = 6  r 
• F ; koef gesek, r : jari2 bola,
Jenis viskometer
• Oswald • Bola jatuh

Penentuan viskositas : oswald

 =

=
Lanjutan
Indeks bias
Indeks bias relatif suatu
medium didefinisikan
sebagai perbandingan
nilai indeks bias mutlak
dari dua medium yang
berbeda.
Misalnya, seberkas cahaya
bergerak dari medium air
(nair) ke medium kaca
(nkaca).
Indeks bias air relatif
terhadap medium kaca
dapat ditulis sebagai
berikut: nair/nkaca
= nkaca,air
• jika cahaya bergerak dari
medium 1 ke medium 2, indeks
bias medium 2 relatif terhadap
medium 1. Secara matematis
dapat dituliskan sebagai berikut.
n2/n1 = n1,2
n2/n1 = n1,2 = sin i/ sin r
• Keterangan:
n1 = indeks bias mutlak medium
1
n2 = indeks bias mutlak medium
2
n1,2 = indeks bias medium 2
relatif terhadap medium 1
i = sudut datang di medium 1
– r = sudut bias di medium 2

• Indeks bias pada medium didefinisikan sebagai
perbandingan antara kecepatan cahaya dalam
ruang hampa udara dengan cepat rambat
cahaya pada suatu medium
• Secara matematis, indeks bias dapat ditulis:
n=cvp  n = c /vp
• Keterangan : n = indeks bias, c = kecepatan
cahaya dalam ruang hampa (299,792,458
meter/detik), vp = cepat rambat cahaya pada
suatu medium, Indeks bias tidak pernah lebih
kecil dari 1 atau (n >1)
• Penentuan indeks bias suatu senyawa
menggunakan refraktometer
Refraktometer Abbe
Pembacaan skala
Contoh nilai indeks bias beberapa
senyawa

Medium n = c/v

Vakum 1,0000

Udara 1,0003

Air (20°C) 1,33

Etil Alkohol 1,36

Kaca Kuarsa 1,46

Kerona 1,52

Flinta 1,58

Kaca Plexi 1,51

Intan 2,42
Soal Latihan
• Gas ideal berada di dalam suatu ruang pada mulanya
mempunyai volume V dan suhu T. Jika gas dipanaskan
sehingga suhunya berubah menjadi 5/4 T dan tekanan
berubah menjadi 2P. Tentukan perubahan volume gas.
• Gas oksigen sebanyak 4,0 liter pada uhu 27°C pada tekanan 2
atm (1 atm = 105 Pa) berada dalam sebuah wadah. Jika
konstanta gas umum R = 8,314 J.mol−1.K−1 dan bilangan
avogadro NA 6,02 x 1023 molekul. Tentukan jumlah molekul
gas oksigen dalam wadah.
• Suatu gas 12,2 L mengandung 0,5 mol gas Oksigen (O2) pada
tekanan 1 atm dan temperatur 25oC. Jika seluruh mol O2
terkonversi menjadi Ozon pada temperatur dan tekanan yang
sama, maka berapakah volume ozon?
• Suatu sample gas ammonia dengan volume 7.0 mL pada
tekanan 1.68 atm. Gas ini dikompres hingga mencapai volume
2.7 mL pada temperatur konstan. tentukan tekanan gas akhir.
• Emat sedang melakukan eksperimen untuk
menentukan kecepatan cahaya di dalam etil
alkohol. Ia melepaskan seberkas cahaya pada
permukaan cairan etil alkohol. Jika indeks bias
mutlak etil alkohol (n = 1,36) dan kecepatan
cahaya di udara 3 x 108 m/s, berapakah cepat
rambat cahaya di dalam etil alkohol tersebut

Anda mungkin juga menyukai