Pembedahan
Pembedahan dilakukan pada 30% pasien hepatoblastoma pada stadium 1 hingga
stadium 3, sedangkan 60% nya tidak dapat dilakukan reseksi dan 10 % akan mengalami
metastasis paru.1-4
1) Bila dilakukan reseksi hati setelah diagnostik hepatoblastoma ditegakkan dan hasil
patologi anatomi adalah pure fetal histology (PFH), kemoterapi pasca operasi dapat
tidak diberikan
2) Hepatoblastoma dengan metastatis paru memiliki prognosis yang buruk; terapi yang
diberikan adalah kemoterapi intensif (SIOPEL memberikan cisplatin) dan
dilakukan reseksi metastatis pada nodul paru-paru (metastatektomi)
3) Margin positif secara mikroskopik tidak selalu mengindikasikan prognosis yang
buruk
4) Transplantasi hati dilakukan pada hepatoblastoma yang unresectable dan terbukti
tidak ada metastasis ekstrahepatik pasca kemoterapi.
c. Transplantasi Hati
Transplantasi hati untuk tumor hepatoblastoma meningkatkan angka survival
penderita hepatoblastoma meningkat 55-100%, dengan rata-rata survival 80%.
Hepatoblastoma dengan invansi makrovaskular dan multipel fokal hepatoblastoma
merupakan indikasi utama untuk transplantasi hati. Prosedur rutin tindakan
transplantasi hati untuk hepatoblatoma adalah sebagai berikut:
1. Kemoterapi
Pasien hepatoblastoma dengan indikasi transplantasi hati, tetap dilakukan
kemoterapi baik sebelum dan sesudah tindakan, sama seperti pasien yang akan
menjalani hepatektomi parsial. Prolonged/extended chemotherapy sebelum
operasi harus dihindarkan karena akan menginduksi resitensi gen terhadap
kemoterapi.
2. Multifokal PRETEXT IV
Respon kemoterapi yang sempurna pada kasus multifokal akan men-
downstaging pada POST-TEXT namun tidak menjamin akan terbebas terhadap
residu mikrofokal. Total hepatektomi dan transplantasi hati dilakukan untuk
menjamin clearance terhadap residu dari hepatoblastoma. Pencitraan radiografi
tidak dapat menjamin clearance terhadap sel hepatoblastoma pasca kemoterapi.
Kemoterapi pasca transplantasi hati juga diberikan untuk menjamin clearance
mikroskopik sel hepatoblastoma.
3. Solitary PRETEXT IV
Tumor soliter yang besar dengan invasi makrovaskular, dapat mengalami
downstaging setelah kemoterapi, dan menjadi resectable. Pada kondisi ini
diperlukan pengambilan keputusan yang baik oleh tim ahli bedah dan hepatolog
untuk mengambil keputusan transplantasi hati atau reseksi hati parsial.
4. Vascular invasion, PRETEXT III, P+, V+
Invasi makrovaskular merupakan suatu reseksi parsial hati berisiko akan
meninggalkan residu dan tingginya angka cedera vascular inflow dan outflow.
Walaupun reseksi parsial akan memberikan efek yang baik setelah kemoterapi.
Tumor yang terletak pada sentral hati (segmen Couinoud IV, V dan VIII) akan
menginvansi sistem portal dan tiga cabang dari vena hepatika. Reseksi pada
tumor ini dapat menyebabkan perdarahan yang hebat, residu tumor, dan
berkurangnya aliran darah pada inflow dan outflow hati. Tumor pada
retrohepatik dengan invansi tumor pada vena kava inferior harus direseksi
secara enbloc baik pada tindakan reseksi sentral maupun tranplantasi hati dan
rekonstruksi vena kava inferior menggunakan graft autologus dari vena jugular
interna, atau vena iliaka donor.
5. Kontraindikasi transplantasi hati
Kontraindikasi absolut transplantasi hati dalam pengobatan hepatoblastoma
adalah adanya metastasis ekstrahepatika yang unresectable dan tidak respon
dengan kemoterapi preoperatif.
Daftar Pustaka
1. Meyers RL, et al. Surgical Treatment of Hepatoblastoma. Pediatr Blood Cancer. 2012
May 8.
2. Otte JB, Pritchard J, Aronson DC, et al. Liver transplantation for hepatoblastoma:
results from the International Society of Pediatric Oncology (SIOP) study SIOPEL-1
and review of the world experience. Pediatr Blood Cancer. 2004 Jan. 42(1):74-83.
3. Czauderna P, Otte JB, et al. Surgical treatment of hepatoblastoma in children. Pediatr
Radiol.2006. 36: 187–191.
4. Czauderna P, Otte JB, et al. Guidelines for surgical treatment of hepatoblastoma in the
modern era – Recommendations from the Childhood Liver Tumour Strategy Group of
the International Society of Paediatric Oncology (SIOPEL). European Journal of
Cancer.2005. 41:1031–1036.