Hepatocellular carcinoma(HCC, also calledmalignant hepatoma) I. PENDAHULUAN Karsinoma hepatoseluler (hepatocelluler carcinoma=HCC) merupakan tumor ganas hati primer yang berasal dari hepatosit, demikian pula dengan karsinoma fibromelar & hepatoblastoma. Tumor ganas hati lainnya ialah, kolangiosarkoma (Cholangiosarcoma = CC) dan sitoadenomakarsinoma berasal dari sel epitel bilier, sedangkan angiosarkoma & leiomiosarkoma barasal dari sel mesenkim. Dari seluruh tumor ganas hati yang pernah didiagnosis, 85% merupakan HCC; 10% CC; dan 5% adalah jenis lainnya. Kanker hati banyak dihubungkan dengan adanya infeksi virus hepatitis B ataupun C, dan adanya cirrhosis hepatis.
Oleh karena itu, di negara dengan insiden hepatitis B
(HBV) dan C (HCV) yang tinggi akan mempunyai insiden HCC yang cukup tinggi pula. Definisi National Cancer Institute karsinoma hepatoseluler (HCC) adalah sebuah jenis adenokarsinoma, dan merupakan tipe yang paling umum dari tumor hati. HCC merupakan keganasan hepatoseluler asal primer. Sel-sel hati (hepatocytes) membentuk sampai 80% dari jaringan hati lebih dari 90-95% timbul dari sel-sel hati dan disebut kanker hepatoselular (hepatocellular cancer) atau karsinoma (carcinoma). Insidensi
Insiden global setiap tahunnya
ialah sekitar 1 juta kasus Perbandingan laki-laki dan wanita sekitar 4:1 Tingkat kejadian sama dengan tingkat kematian. Faktor-Faktor Etiologi Virus Hepatitis Karsinogenitas HBV terhadap hati mungkin terjadi melalui proses inflamasi kronik, peningkatan proliferasi hepatosit, integrasi sel HBV DNA ke dalam DNA sel penjamu dan aktivitas protein spesifik HBV berinteraksi dengan gen hati. Karsinogen Kimia produk dari jamur Aspergillus, disebut aflatoksin B1 Obesitas dari penelitian (Indeks Massa Tubuh (IMT) : 35-40 Kg/m2) Diabetes Mellitus (DM) - terjadinya perlemakan hati dan steatohepatis non alkoholik (NASH) - peningkatan kadar insulin dan insulin like growth factors (IGFs) yang merupakan faktor promotif potensial untuk kanker Alkohol alkohol tidak memiliki kemampuan mutagenic, peminum berat alcohol (>50- 70 g/hari dan berlangsung lama) berisiko untuk menderita HCC melalui sirosis hati alkoholik Patogenesis Molekuler HCC Mekanisme karsinogenesis HCC belum sepenuhnya diketahui. Apapun agen penyebabnya, transformasi maligna hepatosit, dapat terjadi melalui peningkatan perputaran (turnover) sel hati yang diinduksi oleh cedera (injury) dan regenerasi kronik dalam bentuk inflamasi dan kerusakan oksidatif DNA. Hal ini dapat menimbulkan perubahan genetik seperti perubahan kromosom, aktivas onkogen selular atau inaktivasi gen supresor tumor, yang mungkin bersama dengan kurang baiknya penanganan DNA missmatch, aktivasi telomerase, serta induksi faktor- faktor pertumbuhan dan angiogenik. Hepatitis virus kronis, alkohol dan penyakit metabolik seperti hemokromatosis dan defisiensi antitrypsin-alfa 1, mungkin menjalankan peranannya terutama melalui jalur ini (cedera kronik, regenerasi, dan sirosis). Hilangnya heterozigositas (LOH = lost of heterozygosity) juga dihubungkan dengan inaktivasi gen supresor tumor. LOH dan delesi alelik adalah hilangnya satu salinan (kopi) dari bagian tertentu suatu genom. Pada manusia, LOH dapat terjadi di banyak bagian kromosom. Infeksi HBV dihubungkan Dengan kelainan di kromosom 17 atau pada lokasi di dekat gen p53. Pada kasus HCC, lokasi integrasi HBV DNA di dalam kromosom sangat bervariasi (acak). Oleh karena itu, HBV mungkin berperan sebagai agen mutagenic insersional non selektif. Integrasi acapkali menyebabkan terjadinya beberap perubahan dan selanjutnya mengakibatkan proses translokasi, duplikasi terbalik, delesi dan rekombinan. Semua perubahan ini dapat berakibat hilangnya gen-gen supresi tumor maupun gen-gen seluler penting lain. Dengan analisis Southern Blot, potongan (sekuen) HBV yang telah terintegrasi ditemukan di dalam jaringan tumor/HCC, tidak ditemukan di luar jaringan tumor. Produk gen X, lazim disebut HBx, dapat berfungsi sebagai transaktivator transkripsional dari berbagai gen seluler yang berhubungan dengan kontrol pertumbuhan. Ini menimbulkan hipotesis bahwa HBx mungkin terlibat pada hepatokarsinogenesis oleh HBV. Di wilayah endemic HBV ditemukan hubungan yang bersifat dose-dependent antara pajanan AFB1 dalam diet dengan mutasi pada kodon 249 dari p53. Mutasi ini spesifik untuk HCC dan tidak memerlukan integrasi HBV ke dalam DNA tumor. Mutasi gen p53 terjadi pada sekitar 30% kasus HCC di dunia, dengan frekuensi dan tipe mutasi yang berbeda menurut wilayah geografik dan etiologi tumornya. Infeksi kronik HCV dapat berujung pada HCC setelah berlangsung puluhan tahun dan umumnya didahuluioleh terjadinya sirosis. Ini menunjukkan peranan penting dari proses cedera hati kronik diikuti oleh regenerasi dan sirosis pada proses hepatokarsinogenesis oleh HCV. Penyebaran Metastasis intrahepatic dapat melalui pembuluh darah, saluran limfe atau infiltrasi langsung.
Metastasis Ekstrahepatik dapat
melibatkan vena hepatica, vena porta atau vena kava metastasis ke kelenjar getah bening di porta hepatis, mediastinum, peritoneum DIAGNOSIS HCC Anamnesis Adanya faktor resiko penderita hepatitis B atau C, alkoholisme Adanya berat badan yang turun (bermakna dari segi onkologi) Adanya nyeri pada hipokondrium kanan atau nyeri pada pundak kanan atau kiri (referred pain) tumor yang terletak pada facies diaphragmatica Keluhan badan lemah, lemas, perut yang membesar secara progresif Adanya riwayat perdarahan lambung/ hematochezia, atau melena Atau munculnya hemorrhoids akhir-akhir ini tidak langsung disebabkan oleh tumor hepar, tetapi lebih oleh karena adanya cirrhosis hepatis yang disertai dengan meningkatnya tekanan sistem porta (portal hypertension) Klinis Adanya ikterus biasanya diketemukan pada HCC panjut dengan kegagalan fungsi hepar Pasien dapat datang dengan anemia Adanya masa tumor padat di hipokondrium kanan (dan kadang kiri/ lobus kiri hepar) Adanya tanda-tanda cirrhosis hati (sebagai penyakit yang mendasari terjadinya HCC) ascites, caput medussae, spider nevi Trias nyeri abdomen kanan atas, turunnya BB, dan adanya massa tumor di perut kanan atas (hypocondrium kanan), adalah tanda yang cukup spesifik untuk HCC Tanda sindroma paraneoplastik antara lain hipoglikemia, hiperkalsemia, eritrositosis, hypertropic pulmonary osteoarthropathy kadangkala dijumpai pada pasien dengan HCC Dapat terjadi pasien datang dalam keadaan darurat terjadinya perdarahan dari tumor pada heparnya Pemeriksaan laboratorium Secara spesifik tidak diketemukan kelainan Pada stadium lanjut akan terlihat tanda-tanda kegagalan fungsi hepar Tumor marker AFP meningkat meskipun tidak pada semua HCC. Dkatakan AFP meningkat pada 50-90% dari pasien dengan HCC Adanya kenaikan AFP > 200 ng/mL pada pasien dengan cirrhosis dan adanya massa tumor di hepar harus dicurigai sebagai HCC. AFP dapat digunakan baik sebagai alat skiner, diagnosis, ataupun monitoring pasca terapi Pemeriksaan imaging Usg merupakan alat sederhana yang dapat digunakan untuk mengevaluasi massa tumor di hepar. Usg hepar dapat diperkuat dengan bantuan kontras. CT scan merupakan alat imaging yang baik untuk diagnosis HCC. Penggunaan kontras menunjukkan tumor yang hipervaskular (pada fase arterial) dan menunjukkan gambaran wahout pada fase vena. CT scan juga dapat menunjukkan adanya invasi tumor pada sistem portal, dan membantu menentukan teknik pembedahan dan operabilitas. Helical C.T. dikatakan lebih baik dari MRI, oleh karena dapat melihat organ-organ abdomen secara lebih lengkap dan mendetail. Teknik yang lebih mutakhir dan mempunyai ketepatan yang lebih tinggi adalah CT arterial portography (CTAP) ataupun CT hepatic arteriography (CTHA). MRI merupakan alat diagnostik yang cukup baik pada HCC. Masalah imaging pada HCC adalah untuk mendiagnosis lesi yang kecil (diameter < 1 cm) adalah sulit, meskipun menggunakan kontras. Sering terjadi area dengan arterial vascularization tidak berkorelasi dengan lokasi tumor (tumor kecil). Ultrasonographic image of hepatocellular carcinoma
Portal venous phase CT
scan demonstrating washout of hepatocellular carcinoma
Arterial phase CT scan
demonstrating enhancement of hepatocellular carcinoma MRI of a liver with hepatocellular carcinoma Biopsi Biopsi dapat dilakukan dengan jarum halus dengan atau tanpa bantuan usg, CT scan (guided biopsy) Biopsi tidak dianjurkan pada masa di hepar yang dicurigai HCC operabel Biopsi jarum (FNA atau core needle biopsy) tumor yang non operabel Photomicrograph of a liver demonstrating hepatocellular carcinoma. Large hepatocellular carcinoma. Skrining Hepatitis B dan C carrier Usia (Asian) laki > 40 tahun; wanita > 50 tahun Riwayat Keluarga dengan HCC Cirrhosis hepatis oleh karena sebab lain (alkoholisme) Skrining dengan USG (periodik) dan pemeriksaan kadar AFPjuga secaraperiodik Interval dari skrining tergantung pada insiden HCC di tempat skrining. Pada umumnya skrining dilakukan antara 6 bulan sampai 1 tahun interval tergantung faktor resiko. Pemeriksaan Penunjang Penanda Tumor Gambaran Radiologis a. Gambaran Ultrasonografi (USG) b. Computed Tomography (CT) Scan c. Angiografi d. Magnetic Resonance Imaging (MRI) Staging
Gambar 1. Stadium TNM kanker hepar berdasarkan
AJCC 2002 PENGOBATAN PEMBEDAHAN Terapi bedah (hepatectomy) merupakan terapi yang akan memberikan survival yang panjang, jika tumor diketemukan pada stadium dini. Indikasi pembedahan adalah pada tumor sampai dengan diameter 5 cm dengan safety margin 1 cm, dan pada lokasi yang aman, dengan perdarahan yang pada umumnya dapat terkontrol. Pada tumor dengan diameter 5 cm atau lebih, secara teknis perdarahan lebih banyak dan mempunyai rekurensi lokal yang tinggi. Salah satu pertimbangan untuk melakukan reseksi hepar adalah fungsi hepar dan volume hepar yang tersisa untuk berfungsi kembali. Radioterapi Dosis tertinggi yang dapat diberikan adalah 30 Gy. Dosis > 30Gy radiation hepatitis Dapat merupakan terapi paliatif Radioterapi transarterial microsphere. Terapi Sistemik Kemoterapi 5FU., cis-platinum,vinblastin, etoposide, mitoxantrone baik sebagai obat tunggal ataupun kombinasi Memberikan respon pada 15 - 20% pasien Respon pendek progresi Pemberian kemoterapi 5FU secara kontinyu dosis kecil dengan kombinasi dengan imun- modulator interferon atau kemoterapi lain sebagai pengobatan metronomik hasil yang belum jelas dan memerlukan penelitian yang lebih besar Terapi terhadap Metastasis pada Hepar
Pada prinsipnya adalah sama. Yang perlu
dilakukan adalah assessment terhadap tumor primer (misalnya pada kolon/ rectum) apakah terkontrol dengan baik. Makros dari metastasis single, multiple, resektabel, sensitive terhadap kemoterapi. Terapi juga dapat bersifat sistemik, lokal, atau ablative local. Gambar 3. Algoritme Penatalaksanaan Kanker Hepar (HCC) (Dikutip dan diterjemahkan dari Saclarides, et al. 2003. Surgical Oncology : An Algorithmic Approach) Prognosis Prognosis pada umumnya buruk, terutama disebabkan oleh karena adanya penyakit hepar kronis yang mendasari terjadinya keganasan. BAB III KESIMPULAN Karsinoma hepatoseluler adalah suatu tumor ganas primer pada hati yang paling sering ditemukan. Faktor risiko karsinoma hepatoseluler adalah infeksi hepatitis B, infeksi hepatitis C, alkohol, aflatoxin B1, dan sirosis. Diagnosis dilihat dari klinis dapat ditemukan nyeri, massa pada perut kanan atas, turunnya BB secara bermakna (BB turun > 10% dalam waktu kurang dari 6 bulan). Px penunjang berupa px lab, USG, C.T.Scan (massa pada hepar terutama pada penderita hepatitis kronis/ cirrhosis hepatis), dan juga biopsi. Skrining untuk menemukan kanker hati (HCC) dini. Terapi dapat berupa pembedahan, radioterapi, terapi sitemik. Prognosis pada umumnya buruk. TERIMA KASIH DAFTAR PUSTAKA Adjei, Alex A.. 2001. Review: Blocking Oncogenic Ras Signaling for Cancer Therapy. Journal Nat. Canc. Inst., 93(14), 1062-1074 Kawajiri, K., Nakachi, K., Imai, K., Watanabe, J and Hayashi, S. 1993. The CYP1A1 gene and cancer susceptibility. Crit Rev Oncol Hematol 14:77-87. Kerr, M. 2004. Liver Cancer Fastest Growing Cancer in US. Diakses dari http//:www.nlm.nih.gov Kim, J.W. dan Wang, X.W. 2003. Gene Expression Profilling Of Preneoplastic Liver Desease And Liver Cancer: A New Era For Imptoved Early Detection And Treatment Of These Deadly Diseases?. Journal Carcin, 24(3), 363-369. King, R.J.B. 2000. Cancer Biology, 2nd Ed. London: Pearson Eduation Limited. Manuaba, Tjakra Wibawa. 2010. Panduan Penatalaksanaan Kanker Solid PERABOI 2010. Jakarta: Sagung Seto Qiu, D., Ma, Xiong, Peng, Y., dan Chen, X. 2002. Significance of Cyclooxygenase-2 Expression in Human Primary Hepatocellular Carcinoma. Journal Gastroenterol., 8(5), 815-817