Anda di halaman 1dari 13

BAB II

PENGOLAHAN DATA

2.1. Uraian Proses Pengerjaan

Adapun uraian tahapan proses pengerjaan pada pengerjaan kerangka


kerja dari software mainscape adalah sebagai berikut:
1. Membuat Peta Topografi
Pada proses pembuatan topografi dibutuhkan data meliputi, koordinat
easting, koordinat northing dan elevasi pada wilayah penelitian. Pembuatan
peta topografi menggunakan software ESRI ArcGIS 10.6.
2. Membuat Peta Distribusi Lubang Bor
Pada pembuatan peta distribusi lubang bor dimulai dengan menginput
data koordinat yang sudah ada dimodelkan dan dihitung volumenya dengan
menggunakan software minescape
3. Menganalisis Statistik Univariate dan Statistik Bivariate
Pada keseluruhan data yang didapatkan, untuk menganalisis statistik
univariate memuat informasi minimal jumlah data, mean, median, modus,
minimum, maximum, range, varians, std. deviasi, kurtosis dan skewness.
Untuk analisis bivariate, lakukan analisis untuk pasangan data sehingga
didapatkan hasil akhir.
4. Membuat Permodelan Stratigrafi Perlapisan Daerah Penelitian
Dalam permodelan stratigrafi digambarkan menggunakan penampang
stratigrafi.
5. Menghitung Sumberdaya Batubara
Perhitungan sumberdaya menggunakan metode solid dan metode
penampang geologi serta membandingkan hasil dari perhitungan keduanya.
Adapun kerangka kerja dari software minescape adalah sebagai berikut:
Langkah-langkah pengerjaan software yaitu:
1. Membuat dasar pit
a. Membuat new design dan new layer pada design data
b. Membuat garis membentuk dasar pit pada seam yang ditentukan yang
berada di dalam batas IUP.
c. Men-convert menjadi polygon.
d. Men-drape polygon pada floor seam yang akan dijadikan batas akhir
penambangan.
2. Memberlakukan side definition pada tiap sisi polygon
a. Membuka menu strip design->Tag Design Segment.
b. Tentukan high wall, low wall dan side wall dengan cad apply pada tiap sisi
polygon.
3. Membuat project block solid
a. Membuka menu strip design->project solids
b. Memasukkan data schema, input, output dan name construction, kemudian
klik OK.
4. Membuat reserves
a. Membuka menu reserves->sample->solids
b. Memasukkan data input dan output serta data-data yang diperlukan.
Kemudian klik OK..
5. Membuat reformat sample
a. Membuka menu reserves->reformat samples->block
b. Memasukkan data input dan output serta data-data yang diperlukan,
kemudian klik OK.

2.2. Peta Topografi dan Deskripsi Morfologi


Peta topografi wilayah penelitian dibuat menggunakan software minescape
dan ESRI ArcGIS 10.6 untuk membuat layout petanya. Adapun hasil dari
pembuatan peta pada data yang didapatkan yaitu:

Gambar 2.1
Peta Sebaran Titik Bor
Gambar 2.2
Peta Topografi

Gambar 2.3
Peta Topografi dan Sebaran Titik Bor
2.2.1. Morfologi
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, morfologi di daerah
penyelidikan yang secara umum litologi yang menyusun satuan morfologi ini
batuan yang berumur tersier dari formasi berai (Tomb) dimana pada morfologi
pada endapan batubara meliputi ketebalan, kemenerusan, endapan batubara
serta kemiringan lapisan.

2.2.2. Struktur Geologi


Struktur geologi pada daerah penelitian dalam kelompok geologi
sederhana dijelaskan bahwa pada umumnya tidak dipengaruhi oleh lipatan,
sesar dan intrusi. Lapisan batubara umumnya landai, menurus secara lateral
sampai ribuan meter dan hampir tidak memiliki percabangan. Sedangkan pada
kelompok geologi moderat dijelaskan bahwa batubara dalam kelompok ini
mengalami pengaruh tektonik dan proses pengendapan yang ditandai adanya
pengaruh lipatan dan sesar.Kualitas batubara secara langsung berkaitan dengan
tingkat perubahan yang terjadi pada proses sedimentasi, sehingga pada
beberapa tempat intrusi mempengaruhi struktur lapisan.

2.3. Analisis Statistik Univariate dan Statistik Bivariate

2.3.1. Analisa Statistik Univariate


Setelah dilakukan pengumpulan data, langkah berikutnya adalah
melakukan pengolahan data agar data yang masih terkesan bertebaran dapat
disusun sehingga lebih mudah dimanfaatkan dalam analisis oleh alat analisisnya
untuk menjawab tujuan penelitian.
Data dianalisa menggunakan statistik deskriptif untuk mendapatkan dalam
bentuk tabulasi, dengan cara memasukkan seluruh data kemudian diolah secara
statistik deskriptif yang digunakan untuk melaporkan hasil dalam bentuk distribusi
frekuensi dan persentase (%) dari masing-masing item.
Penelitian analisis univariate adalah analisa yang dilakukan menganalisis
tiap variabel dari hasil penelitian (Notoadmodjo, 2005 : 188). Analisa univariate
berfungsi untuk meringkas kumpulan data hasil pengukuran sedemikian rupa
sehingga kumpulan data tersebut berubah menjadi informasi yang berguna.
Peringkasan tersebut dapat berupa ukuran statistik, tabel dan grafik. Analisa
univariate dilakukan masing–masing variabel yang diteliti. Adapun analisa
statistik univariate dari data kualitas batubara sebagai berikut
Grafik 2.1
Histogram Thickness (m)

Dari histogram dapat kita lihat bahwa nilai thickness dominan berada
pada rentangan nilai 0m sampai 0,5m dengan frekuensi 66.

Grafik 2.2
Histogram Density (ton/m3)

Dari histogram dapat kita lihat bahwa nilai density dominan berada pada
rentangan nilai 1,26 ton/m3 sampai 1,28 ton/m3 dengan frekuensi 27.
Grafik 2.3
Histogram Inherent Mositure (%)

Dari histogram dapat kita lihat bahwa nilai inherent moisture dominan
berada pada rentangan nilai 6% sampai 6,5% dengan frekuensi 48.

Grafik 2.4
Histogram Ash (%)

Dari histogram dapat kita lihat bahwa nilai ash dominan berada pada
rentangan nilai 2% sampai 3% dengan frekuensi 35.
Grafik 2.5
Histogram Volatile Matter (%)

Dari histogram dapat kita lihat bahwa nilai volatile matter dominan berada
pada rentangan nilai 38% sampai 40% dengan frekuensi 35.

Grafik 2.6
Histogram Fix Carbon (%)

Dari histogram dapat kita lihat bahwa nilai fix carbon dominan berada
pada rentangan nilai 35% sampai 36%m dengan frekuensi 22.
Grafik 2.7
Histogram Total Sulfur (%)

Dari histogram dapat kita lihat bahwa nilai total sulfur dominan berada
pada rentangan nilai 0,05% sampai 1% dengan frekuensi 59.

Grafik 2.8
Histogram Calorific Value (Kkal/Kg)

Dari histogram dapat kita lihat bahwa nilai calorific value dominan berada
pada rentangan nilai 6300 Kkal/kg sampai 6400 Kkal/kg dengan frekuensi 20.

2.3.2. Analisa Statistik Bivariate


Analisis Bivariate adalah analisis secara simultan dari dua variabel. Hal ini
biasanya dilakukan untuk melihat apakah satu variabel, seperti jenis kelamin,
adalah terkait dengan variabel lain, mungkin sikap terhadap pria maupun wanita
kesetaraan. Analisis bivariate terdiri atas metode-metode statistik inferensial
yang digunakan untuk menganalisis data dua variabel penelitian. Penelitian
terhadap dua variabel biasanya mempunyai tujuan untuk mendiskripsikan
distribusi data, meguji perbedaan dan mengukur hubungan antara dua variabel
yang diteliti.
Analisis Bivariate yaitu hipotesis yang diuji biasanya kelompok yang
berbeda dalam ciri khas tertentu dengan koefisien kontigensi yang diberi simbol
C, analisis bivariate menggunakan tabel silang untuk menyoroti dan menganalisis
perbedaan atau hubungan antara dua variabel. Adapun analisa statistik bivariate
dari data kualitas batubara sebagai berikut:

Grafik 2.9
Analisis Bivariate Thickness (m) terhadap CVADB (kcal/kg)

Berdasarkan grafik 2.9. didapatkan koefisien penentuan nilai korelasi


adalah 0,0101 (R2=0,0101=1,01%), maka koefisien korelasi antara dua variable
adalah 0,319 (R=0,319), dapat dikatakan nilai thickness mempunyai kontribusi
1,01% terhadap perubahan nilai CVADB.
Grafik 2.10
Analisis Bivariate Inherent Moisture (%) terhadap Density (ton/m3)

Berdasarkan grafik 2.10. didapatkan koefisien penentuan koefisien


korelasi adalah 0,0018 (R2=0,0018=0,18%) , jadi koefisien korelasi antara dua
variable adalah 0,0424 (R=0,067), maka variable total moisture mempunyai
kontribusi sebesar 0,18% terhadap perubahan nilai Inherent moisture.

Grafik 2.11
Analisis Bivariate Fix Carbon (%) terhadap Total Sulfur (%)

Berdasarkan grafik 2.11. didapatkan koefisien penentuan koefisien


korelasi adalah -0,0045 (R2=-0,0045=-0,45%) , jadi koefisien korelasi antara dua
variable adalah -0,067 (R=-0,067), maka variable fix carbon mempunyai
kontribusi sebesar -0,45% terhadap perubahan nilai total sulfur.
Grafik 2.12
Analisis Bivariate Thickness (m) terhadap Density (ton/m3)

Berdasarkan grafik 2.12. didapatkan koefisien penentuan koefisien


korelasi adalah 0,2057 (R2=0,2057= 20,57 %) , jadi koefisien korelasi antara dua
variable adalah 0,454 (R=0,454), maka variable thickness mempunyai kontribusi
sebesar 20,57% terhadap perubahan nilai density.

Grafik 2.13
Analisis Bivariate Ash (%) terhadap Volatile Matter (%)

Berdasarkan grafik 2.13. didapatkan koefisien penentuan koefisien


korelasi adalah 0,3561 (R2=0,3561=35,61%), jadi koefisien korelasi antara dua
variable adalah 0,597 (R=0,597), maka variable ash mempunyai kontribusi
sebesar 35,61% terhadap perubahan nilai volatile matter.
2.4. Rekapitulasi Data

1. Berikut hasil rekapitulasi data hasil statistic univariate :


Tabel 2.1
Hasil Analisa Data Statistik Univariate

Thick (%) Rd (%) Im (%) Ash (%) Vm (%) Fc (%) Ts (%) Cv (%)
Mean 1.421196581 1.324188 6.528205 6.48547 38.53846 34.70786 0.149487 6390.342
Standard Error 0.168055888 0.006295 0.065359 0.687343 0.401491 0.376192 0.006675 34.30242
Median 0.3 1.31 6.5 3.4 38.6 35.5 0.13 6326
Mode 0.1 1.33 6.8 2.1 38.2 37 0.1 6362
Standard
Deviation 1.817802369 0.068093 0.706966 7.434754 4.342787 4.069139 0.072205 371.0374
Sample Variance 3.304405452 0.004637 0.499801 55.27556 18.8598 16.55789 0.005214 137668.7
Kurtosis 0.138368216 13.58502 6.709085 12.0298 4.250233 11.02447 2.028259 7.366769
Skewness 1.185238696 3.035291 1.355041 3.113216 -0.52361 -2.68482 1.250873 -1.4459
Range 7.41 0.47 5.5 47.5 34.4 29.48 0.39 2594
Minimum -0.39 1.26 4 1 20.7 11.02 0.05 4400
Maximum 7.02 1.73 9.5 48.5 55.1 40.5 0.44 6994
Sum 166.28 154.93 763.8 758.8 4509 4060.82 17.49 747670
Count 117 117 117 117 117 117 117 117

2. Berikut hasil rekapitulasi data hasil statistik Bivariate :


Tabel 2.2
Hasil Analisa Statistik Bivariate
HASIL ANALISIS DATA STATISTIK BIVARIATE
Keterangan R2
Thickness (m) terhadap CV (ADB-kkal/kg)
0,0101
3
Inherent Moisture (%) terhadap Density (ton/m )
0,0018
Ash (%) terhadap Volatile Matter (%)
0,0045
Fix Carbon (%) terhadap Total Sulfur (%)
0,2057
Thickness (m) terhadap Density (ton/m3)
0,3561
3. Berikut hasil rekapitulasi data hasil statistik
Tabel 2.3
Hasil Koefisien Kolerasi
Inherent Volatile Fix Total Calorific
Thickness
Density Mositure Ash (%) Matter Carbon Sulfur Value
(m)
(ton/m3) (%) (%) (%) (%) (Kkal/Kg)
Thickness (m) 1
Density (ton/m3) -0.453511275 1
Inherent
Mositure (%) -0.052288962 -0.042767545 1
Ash (%) -0.356744466 0.924662998 -0.116189789 1
Volatile Matter
(%) 0.14615535 -0.554559595 0.094858024 -0.596734858 1
Fix Carbon (%) 0.240451827 -0.680238987 0.043769719 -0.789782782 0.319422465 1
Total Sulfur (%) -0.342080124 0.161575986 -0.119449946 0.190795118 -0.058027323 0.006351481 1
Calorific Value
(Kkal/Kg) -0.100434633 -0.172276819 -0.042731224 -0.19766045 0.20204722 0.13546008 0.206833646 1

Anda mungkin juga menyukai