Anda di halaman 1dari 4

1.

A
2. B
3. MMM PROSEDUR BAHAN DKK
a. Bahan
Material yang ideal untuk kaping pulpa harus memiliki karakteristik
 merangsang terbentuknya dentin reparatif
 mempertahankan vitalitas pulpa
 melepas fluor untuk mencegah karies sekunder
 memiliki sifat bakterisidal atau bakteriostatik
 melekat pada dentin dan bahan restorasi
 tahan terhadap tekanan selama pengaplikasian bahan restorasi dan dapat bertahan
di bawah restorasi selama pemakaian
 steril dan terlihat radiopak pada radiograf
Bahan yang digunakan untuk kaping pulpa yaitu:
a. Kalsium hidroksida mempunyai sifat biologis sebagai agen kaping pulpa,
sehingga masih menjadi pilihan material jika ketebalan dentin yang tersisa di
atas pulpa tidak kurang dari 0,5 mm. Kalsium hidroksida 2 pasta memiliki
komposisi bahan
1. Pada pasta pertama berupa calcium hydroxide (50%) dan zinc oxide (10%)
yang berfungsi sebagai bahan aktif utama, zinc streate (0,5%) sebagai
aselerator, dan ethyl toluene sulphonamide (39,5%) berfungsi sebagai
pembawa senyawa minyak.
2. Pada pasta ke dua terdiri dari glycol salicylate (40%) sebagai bahan aktif
utama, titanium dioxide, calcium sulphate, dan calcium tungstate sebagai
inert filler, pemberi warna (pigment) dan pemberi efek radiopak . Kalsium
hidroksida tipe hard setting/ fast setting umumnya lebih disukai karena
sifatnya yang kurang larut jika dibandingkan dengan tipe non setting.
b. Kalsium Fosfat
Kalsium (Ca2+) dan fosfat (PO4 3- ) dapat berikatan membentuk senyawa
kompleks kalsium fosfat dengan hidroksiapatit (HA) sebagai bagian dari
senyawa kalsium fosfat yang paling stabil.
Fungsi penting hidroksiapatit yaitu mampu
1. mempertahankan vitalitas pulpa yang mengalami perforasi dengan berperan
dalam pembentukan jaringan keras gigi.
2. Hidroksiapatit juga merupakan bahan yang biokompatibel sehingga dapat
menunjang fungsinya dalam membentuk dentin reparatif.
3. Ion Ca2+ dapat menurunkan permeabilitas kapiler yang akan mengurangi
produksi cairan interseluler dan meningkatkan konsentrasi pada area yang
sedang mengalami mineralisasi seperti saat pembentukan dentin reparatif.
Fosfat (PO4 3- ) merupakan unsur yang penting dalam membantu proses
metabolisme sel suatu organisme.
Mekanisme kerja kalsium fosfat yaitu menstimulasi diferensiasi stem cell. Stem
cell yang terdiferensiasi akan menjadi odontoblas maupun odontoblast-like
cells yang berfungsi meningkatkan regenerasi dentin sehingga menghasilkan
dentin reparatif. Jika injuri yang terjadi menyebabkan kematian sel odontoblas,
maka odontoblast-like cells akan membentuk dentin reparatif pada daerah yang
dekat dengan injuri untuk melindungi jaringan pulpa.
Aktivitas kerja kalsium fosfat adalah dengan menstimulasi pembentukan dentin
reparatif tanpa adanya lapisan jaringan nekrotik bila diaplikasikan pada pulpa
terbuka. Hasil dari aktivitas odontoblas adalah terbentuknya predentin.
Predentin terletak berdekatan dengan jaringan pulpa dan lebarnya sekitar 2-6
μm. Lebar ini tergantung pada aktivitas odontoblas. Predentin merupakan
pembentukan awal dari dentin dan predentin tidak termineralisasi. Serat
kolagen bertanggung jawab dalam proses mineralisasi antara dentin dan
predentin, di mana predentin menjadi dentin dan terbentuk sebuah lapisan baru
dari predentin. Karies atau iatrogenik injuri dapat menyebabkan timbulnya
respon protektif melalui pembentukan dentin reparatif. Pembentukan dentin
reparatif merupakan suatu mekanisme penutupan alamiah tubulus dentin yang
terpotong pada permukaan pulpa. Mekanisme pembentukan ini terjadi dengan
cara serabut-serabut kolagen mendukung tubulus-tubulus dentin mengalami
kalsifikasi serta aktifnya odontoblas yang tersebar di dekat pulpa. Kemudian
odontoblas mensintesis dan mensekresi matriks anorganik sehingga
menciptakan lingkungan yang memungkinkan terjadinya mineralisasi matriks.
Hal tersebut akan menghasilkan dentin reparatif. Terbentuknya dentin reparatif
memungkinkan gigi mempertahankan diri terhadap efek karies maupun bentuk
lain dari trauma. Bukti menunjukkan bahwa dentin reparatif melindungi pulpa
dengan mengurangi masuknya iritan. Kecepatan, kualitas, dan kuantitas dentin
reparatif yang terbentuk tergantung dari keparahan dan lamanya injuri pada
odontoblas. Apabila luas jaringan yang terekspos kecil dan terdapat suplai
darah yang bagus maka akan mendukung terjadinya penyembuhan yang
potensial.
c. Sodium Hipoklorit (NaOCl)
NaOCl adalah larutan irigasi yang paling umum digunakan karena kapasitas
antibakteri dan kemampuan untuk melarutkan jaringan nekrotik, jaringan pulpa
vital, dan komponen organik dentin dan bioflms dengan cepat. NaOCl
digunakan dalam konsentrasi antara 0,5% dan 6% untuk irigasi saluran akar.
Ketika natrium hipoklorit berkontak dengan protein jaringan, nitrogen,
formaldehida, dan asetaldehida terbentuk. Link peptida terfragmentasi dan
protein hancur, memungkinkan hidrogen dalam gugus amino (-NH-) untuk
digantikan oleh klorin. (-NCl-) membentuk kloramina untuk memainkan peran
penting sebagai efektivitas antimikroba. Jaringan nekrotik dan nanah dilarutkan
dan age antimikroba dapat membersihkan area yang terinfeksi dengan lebih
baik.
b. PROSEDUR
EVALUASI
Pemeriksaan ulang perawatan dilakukan minimal 4 – 6 minggu.
Perawatan berhasil jika:
• Tidak ada keluhan subyektif.
• Gejala klinis baik.
• Pada gambaran radiografik terbentuk dentin barrier pada bagian pulpa yang
terbuka.
• Tidak ada kelainan pulpa dan periapikal.
Keberhasilan perawatan pulp capping secara klinis didapat dari hasil pemeriksaan
subjektif dan pemeriksaan objektif baik ekstra oral maupun intra oral. Evaluasi klinis
dilakukan dengan pemberian kriteria skor kesembuhan pada suatu kasus sebagai:
buruk, kurang, cukup, dan baik (Rukmo, 2011).
Kriteria klinis yang digunakan untuk menentukan keberhasilan perawatan pulp capping
adalah tidak adanya nyeri spontan dan atau sensitivitas pada gigi, tidak ada fistula,
edema, dan atau pergerakan gigi yang abnormal (Franzon, 2007)
Perawatan pulp capping pada situasi yang menguntungkan memberikan respons pulpa
yang baik dengan membentuk dentin reparative di balik daerah perforasi untuk
membuat jembatan dentin. Pada penggunaan bahan yang paling tepat, jembatan ini
terbentuk di dekat bahan capping, tetapi dengan bahan kalsium hidroksid sendiri,
jembatan terbentuk jauh dari bahan capping. Jembatan dentin tidak dibentuk oleh
kalsium dari bahan pulp capping.

Anda mungkin juga menyukai