Bubble Cpap Makalh
Bubble Cpap Makalh
DOSEN :
S.Nurhayati, ST., M.Pd
Disusun Oleh :
Bima Aridhona
17232030
Jakarta Timur
BAB I
PENDAHULUAN
Latar belakang
Respiratory distress pada neonatus, adalah salah satu problem terbesar yang
kita temui sehari-hari. Respiratory distress tampak sebagai takipneu atau nafas cepat
pada bayi baru lahir. Gajala ini dapat berlangsung dari beberapa jam sampai
beberapa hari. Diagnosis dan tatalaksana yang tepat sangat penting untuk
diterapkan.
Bubble Cpap ( Continuos Positif Airways Pressure) merupakan suatu alat
yang dapat digunakan untuk memberikan tekanan positif kepada bayi baru
lahir. Yang sudah bisa bernapas spontan tetapi masih rentan mengalami apnea.
Tujuan dari Bubble cpap adalah memeberikan tekanan udara positif kepada pasien
melalui nasal prong. Alat bubble cpap terdiri dari 2 buah gas supplay yaitu oksigen,
medical air (udara tekan), Humidifier, mixer gas, dan aksesoris lainnya. disini saya
akan menyampaikan pengertian humidifier.
TUJUAN
RUMUSAN MASALAH
LANDASAN TEORI
Bubble CPAP adalah metode yang sederhana, aman dan biaya yang efektif
untuk memberikan dukungan pernafasan untuk bayi prematur. Penggunaan
gelembung CPAP dapat membatasi pengembangan displasia bronkopulmonalis
(BPD) dan membantu untuk mendukung bayi tanpa komplikasi yang berhubungan
dengan intubasi endotrakeal dan ventilasi mekanik. Bubble CPAP bekerja dengan
memberikan tekanan konstan untuk jalan napas bayi (melalui Prongs hidung)
yang menurunkan kerja pernapasan, inproves ventilasi / perfusi pencocokan
dan membantu "belat" membuka jalan napas. The "Bubble" di gelembung CPAP
berasal dari metode yang digunakan untuk menghasilkan tekanan yang
diberikan kepada bayi. Cukup, ekstremitas ekspirasi dari sirkuit pernafasan yang
ditempatkan di bawah tekanan air dan menyediakan Menghasilkan Osilasi yang
mungkin memiliki beberapa manfaat fisiologis paru-paru dini.
Ada beberapa kriteria terjadinya respiratory distress pada neonatus yang merupakan
indikasi penggunaan CPAP. Kriteria tersebut meliputi :
1. Bayi dengan gagal nafas, dan memenuhi kriteria untuk mendapatkan support
ventilator.
2. Respirasi yang irreguler.
3. Adanya anomali kongenital.
4. Hernia diafragmatika.
5. Atresia choana.
6. Fistula tracheo-oeshophageal.
7. Gastroschisis.
8. Pneumothorax tanpa chest drain.
9. Trauma pada nasal, yang kemungkinan dapat memburuk dengan
pemasangan nasal prong .
10. Instabilitas cardiovaskuler, yang akan lebih baik apabila memdapatkan
support ventilator.
11. Bayi yang lahir besar, yang biasanya tidak dapat mentoleransi penggunaan
CPAP, sehingga menimbulkan kelelahan bernafas, dan meningkatkan
kebutuhan oksigen.
1. Cedera pada hidung, misalnya erosi pada septal nasi, dan nasal snubbing.
Penggunaan nasal prong atau masker CPAP dapat mengakibatkan erosi pasa
septal nasi, sedangkan penggunaan CPAP dalam jangka waktu yang lama
dapat mengakibatkan snubbing hidung.
2. Pneumothorak. Kejadian Pneumothorak dapat terjadi karena proses penyakit
dari Respiratory Distress Syndrom ( karena alveolar yang over distensi) , dan
angka kejadian tersebut meningkat dengan penggunaan CPAP.
3. Impedasi aliran darah paru. Terjadi karena peningkatan resistensi
vaskularisasi paru, dan penurunan cardiac output, yang disebabkan oleh
peningkatan tekanan inthorakal karena penggunaan CPAP yang tidak sesuai..
4. Distensi abdomen. Pada kebanyakan neonatus tekanan spingkter
oeshiphagus bagian bawah cukup baik untuk dapat menahan distensi
abdomen karena tekanan CPAP. Tetapi distensi abdomen dapat terjadi
sebagai komplikasi dari pemaangan CPAP. Resiko terjadinya distensi
abdomen dapat berkurang dengan pemasangan orogastric tube (OGT)
5. Nasal prong atau masker pada CPAP dapat menyebabkan ketidaknyamanan
bayi, yang dapat menyebabkan agitasi dan kesulitan tidur pada bayi.
PERLENGKAPAN CPAP
1. Sebuah sirkuit yang mengalirkan gas terus menerus, untuk diisap. Sunber
oksigen dan udara bertekanan yang menghasilkan gas untuk dihirup.
Pencampur oksigen yang memungkinkan gas dapat diberikan sesuai FiO2
yang sesuai. Sebuah flow meter yang mengkontrol kecepatan aliran terus
menerus dari gas yang dihirup ( biasanya dipertahankan pada kecepatan 5-7
liter ). Sebuah humidifier yang melembabkan dan menghangatkan gas yang
dihirup.
2. Sebuah alat untuk menghubungkan sirkuit ke saluran nafas neonatus. Dalam
prosedur ini , nasal prong merupakan metode yang paling banyak digunakan.
3. Sebuah alat untuk menghasilkan tekanan positif pada alat sirkuit. Tekanan
positif dalam sirkuit dapat dicapai dengan memasukkan pipa ekspirasi bagian
distal dalam larutan asam asetat 0,25% sampai kedalaman yang diharapkan (
5cm) atau katup CPAP.
1. Pipanya fleksibel dan ringan sehingga pasien bisa mengubah posisi dengan
mudah.
2. Mudah dilepas dan ditempel.
3. Resistensinya rendah, sehingga pasien bisa bernafas dengan spontan.
4. Relatif tidak invasif.
5. 5. Sederhana dan mudah dipahami, oleh semua pemakai.
6. Aman dan efektif dari segi biaya.
Sirkuit CPAP lengkap harus dirangkai dan siap digunakan setiap saat. Jika
memerlukan CPAP, seharusnya kita hanya tinggal memnyambungkan CPAP ke
nasal prong yang sesuai dan tepat ukurannya, menyalakan alat pengatur
kehangatan dan mengisi tabung botol outlet dengan air steril.
PENGGUNAAN CPAP
CPAP adalah salah satu alat yang digunakan sebagai tatalaksana respiratory
distres pada neonatus. Seperti penggunaan alat kesehatan lainnya penggunaan
CPAP juga harus memperhatikan standard kebersihan dan keamanan. Menjaga
kebersiha jalan nafas bayi merupakan kunci keberhasilan tatalaksana paru yang
baik. Mencuci tangan yang benar sebelum menyantuh prong atau pipa CPAP,
adalah suatu keharusan. Ujung selalng yang lain yang tidak digunakan juga harus
bersih., dan harus dijauhkan dari lantai atau tempat yang tidak bersih lainnya.
1. Tempelkan selang oksigen dan udara ke pencampur dan flow meter, lalu
hubungkan ke alat pengatur kelembapan. Pasang floe meter antara 5-10 liter.
2. Tempelkan satu selang ringan , lemas dan berkerut ke alat pengatur
kelembapan. Hubungkan probe kelembapan, dan suhu ke selang kerut yang
masuk ke bayi. Pastikan probe suhu tetap diluar inkubator atau tidak di dekat
sumber panas dari penghangat.
3. Siapkan satu botol air steril di dekat alat pengatur kelembapan.
4. Jaga kebersihan ujung selang.
1. FiO2 > 60 %.
2. PaCO2 > 60mmHG .
3. Asidosis metabolik menetap dengan defisit basa > -8.
4. Terlihat retraksi yang semakin lama semakin meningkat dan menunjukkan
kelelahan pada bayi.
5. Sering mengalami apneu dan bradikardia.
6. Pernafasan yang irreguler Apabila terjadi kondisi tersebut, maka kita harus
mempertimbangkan untuk melakukan intubasi dan support ventilasi
mekanik.
Kedua jenis ini dapat di pakai dengan di sesuaikan dengan kebutuhan fihak
Rumah Sakit.
Komponen yang paling penting dari sebuah mesin CPAP adalah wadah
udara. Udara di dalam wadah dipertahankan pada tingkat yang konstan. Udara
dipompa melalui tabung tipis ke masker ketat dikenakan di atas hidung. Udara
membangun tekanan di dalam masker dan mendorong ke dalam lubang hidung,
sehingga proses pernapasan tetap terjadi secara otomatis setiap kali pasien
mendapat serangan sleep apnea. Masker untuk mesin CPAP tersedia dalam bentuk
yang berbeda. Ada wajah penuh masker, masker CPAP hidung, hidung bantal.
Bantal hidung yang paling kompak, karena dirancang untuk memiliki kontak
setidaknya dengan wajah (Gregory et al. 1971).
i. Hudson’s prongs
iii. ET tube
v. Argyle prongs
Size 0 <700g
Size 1 700-1000g
Size 2 1000-2000g
Size 3 2000-3000g
Size 4 3000-4000g
Size 5 >4000g
Berikut ini adalah bagian-bagian dari alat bubble CPAP merk Fisher &
Paykel:
1. Humidifier = Terdiri dari control dan display panel, heater plate, finger
guard, colour coded sockets (penghubung probe sensor dan
adaptor). Humidifier berfungsi untuk menghangatkan dan
melembabkan udara.
2. Humidification Chamber = Tempat untuk menahan udara.
3. Expiratory Limb (breathing circuit) = Untuk membawa udara ekspirasi
ke CPAP generator.
4. Inspiratory Limb (breathing circuit) = Untuk membawa gas yang telah
dilembabkan dan dihangatkan ke pasien.
5. Infant Interface = Alat yang melekat ke hidung pasien berupa nasal
prong.
6. CPAP Generator = Untuk mempertahankan tekanan rata-rata dari
CPAP.
7. Oxygen Blender (mixer) = Untuk mencampur oksigen sesuai dengan
yang dibutuhkan.
8. Oxygen Tubing = Untuk membawa oksigen ke humidifier.
9. Pressure Manifold = Untuk membatasi tekanan 17 cm udara 8 liter
permenit.
d. Pemantauan
Troubleshooting
Berikut adalah tabel troubleshooting bubble CPAP:
Air bergelembung ketika Tubing botol dan tubing Cek dan hilangkan
prongs tidak ditutupi pasien tertekan atau sumbatan
tersumbat
Pasien tidak cocok Prongs terlalu kecil dan Ganti dengan prongs
dengan prongs menjepit septum pasien yang berukuran lebih
besar
BAB IV
PENUTUP