Anda di halaman 1dari 53

MENUJU SWASTI SABA WISTARA / 2019 .

KOTA CIREBON .

NILAI NILAI NILAI


NO TATANAN SCORE
Usulan Dokumen CATATAN Verifikasi CATATAN
INDIKATORKHUSUS 800
7. KetahananPangandanGizi(800)

Meningkatnyaproduksitanamanpangan Upaya yang dilakukan Pemerintah dan


a. Meningkat 100 Masyarakat dengan memanfaatkan lahan yang
b. Samadengantahunsebelumnya 50 50 ada seoptimal mungkin sesuai Visi Pemerintah
1 c. Menurun 0 sebelumnya dan Saat Ini

Kasusgiziburuk Upaya yang dilakukan pemerintah melaksanakan


a. Menurun 0100 edukasi, promosi dan sosialisasi untuk
2 100 meningkatkan penganekaragaman Pangan dan
b. Samadengantahunsebelumnya 50
c. Meningkat 0 meningkatkan status kesehatan Keluarga
terutama Ibu dan anak
Tersedianyacadanganpangandanlumbungpangandi Upaya yang dilakukan pemerintah meningkatkan
Masyarakat (Bulog) cadangan pangan dan mencegah lonjakkan
100 100 harga bahan pangan
3 a.Tersediadanberfungsidenganbaik
50
b. Tersediatetapitidakberfungsi
0
c. Tidaktersedia
Ketersediaanpangan(diambildarineracabahan Upaya yang dilakukan mempertahankan
makanan): Ketersediaan Pangan yang sudah ada
4
a.EnergiLebihbesarsamadengan2.400 100
Kkal/perkapita/hari 100
b.Energi2.150sampaidengan2.400Kkal/perkapita/har 50
i c.Energikurangdari2.150Kkal/perkapita/hari 0
Adanyakasuskeracunanpestisidapadapetani Upaya yang dilakukan Pemetintah
100 melaksanakan pengawasan penggunaan
a.Tidakada 100 Pestisida dan
b.Adadanmenurundaritahunsebelumnya 50
5 c.Adadanmeningkatdaritahunsebelumnya 0
MENUJU SWASTI SABA WISTARA / 2019 .
KOTA CIREBON .

Adanyapenyuluhanpengendalianhamaterpadudan Upaya yang dilakukan secara kontinyu


penggunaanpesti 100 melaksanakan penyuluhan pengendalian hama
6
sida 50 100 terpadu dan penggunaan pestisida
a.Adadanrutin 0
b.Adadankadang-
kadang c.Tidakada
Berfungsinyalembagadistribusipanganyangadadi Upaya yang dilakukan mempertahanan
masyarakat(koperasi,kelompoktani) kelompok tani, perikanan dengan menambah
7 a.Adadanberfungsi 100 100 jumlah anggota
b.Adadantidakberfung 50
si c.Tidakada 0

Adanyaprogrampertanianorganicolehpemerintahdan Upaya yang dilakukan meningkatkan jumlah


masyarakat KRPL melalui kerjasama Lintas Sektoral dengan
a.Adadanluasareanyameningka Dinas Lingkungan Hidup, PUPR
100
t b.Adadanluasareanyatetap 50
8 50
c.Tidakada 0
TOTAL 700

Nilai :700/800 x 100 = 87,5


MENUJU SWASTI SABA WISTARA / 2019 .
KOTA CIREBON .

CATATAN :
 samadenganataulebihdari80%totalnilaipertatanan
 Totalnilai:minimal80%daritotalnilai
Catatan/KomentarTimPenilai:

Tim Bedah Dokumen


Nama TTD

Tim Verifikasi Lapangan


Nama TTD
MENUJU SWASTI SABA WISTARA / 2019 .
KOTA CIREBON .

TATANAN KETAHANAN PANGAN DAN GIZI

A. Tatanan Ketahanan Pangan dan Gizi

Pangan, gizi dan kesehatan memegang peranan sangat penting


dalam meningkatkan kesejahteraan manusia dalam setiap tahap
kehidupan.Pembangunan ketahanan pangan sebagai salah satu pilar
pembangunan ekonomi sangat erat kaitannya dengan pembangunan
kesehatan, yang merupakan salah satu pilar pembangunan
sosial.Penyelenggaraan upaya kesehatan, yang dilakukan untuk
mencapai kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk,
memerlukan keamanan serta kecukupan pangan gizi baik pada sisi
ketersediaan, distribusi maupun konsumsi pangan. Pemenuhan
kebutuhan pangan, gizi dan kesehatan akan menghasilkan status gizi
yang baik. Masalah stunting pada balita, yang menjadi prioritas
pembangunan nasional, antara lain ditangani dan dicegah melalui
pembangunan pangan.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang
Pangan, yang dimaksud dengan ketahanan pangan adalah kondisi
terpenuhinya pangan bagi negara sampai dengan perseorangan yang
tercermin dari tersedianya pangan yang cukup baik jumlah maupun
mutunya,aman, beragam, bergizi, merata dan terjangkau serta tidak
bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat,
untuk dapat hidup sehat, aktif dan produktif secara berkelanjutan.
Pemerintah Kota Cirebon berkewajiban mewujudkan
penganekaragaman konsumsi pangan untuk memenuhi gizi
masyarakat dan mendukung hidup sehat, aktif dan produktif.
Hal ini juga sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah dimana pangan merupakan
urusan wajib non pelayanan dasar. Penyelenggaraan urusan
pemerintahan bidang pangan untuk daerah Kabupaten/Kota
mencakup : (1) penyediaan infrastruktur dan seluruh pendukung
kemandirian pangan pada berbagai sector sesuai kewenangan daerah
kabupaten/kota, (2) penyediaan dan penyaluran pangan pokok atau
pangan lainnya sesuai kebutuhan daerah kabupaten/kota dalam
rangka stabilisasi pasokan dan harga pangan, (3) pengelolaan
MENUJU SWASTI SABA WISTARA / 2019 .
KOTA CIREBON .

cadangan pangan kabupaten/kota, (4) penentuan harga minimum


daerah untuk pangan lokal yang tidak ditetapkan oleh Pemerintah
Pusat dan Pemerintah Daerah Provinsi, (5) pelaksanaan pencapaian
target konsumsi pangan perkapita/tahun sesuai dengan angka
kecukupan gizi, (6) penyusunan peta kerentanan dan ketahanan
pangan kecamatan, (7) penanganan kerawanan pangan
Kabupaten/Kota, (8) pengadaan, pengelolaan dan penyaluran
cadangan pangan pada kerawanan pangan dalam daerah
Kabupaten/Kota, dan (9) pelaksanaan pengawasan keamanan pangan
segar.
Kota Sehat secara sederhana dapat diartikan sebagai kota yang
situasi dan kondisinya menjamin seluruh penduduknya agar dapat
melaksanakan tugas dan aktifitas masing-masing dengan baik dan
produktif. Konsep Kota Sehat merupakan pola pendekatan untuk
mencapai kondisi kota yang aman, nyaman dan sehat bagi warganya
melalui upaya peningkatan kualitas lingkungan fisik, sosial dan
budaya secara optimal, sehingga dapat mendukung peningkatan
produktifitas dan perekonomian wilayah (atau lebih bertujuan kepada
good governance). Kota Sehat merupakan suatu gerakan
untukmendorong inisiatif masyarakat (capacity building) menuju hidup
sehat.
Definisi Ketahanan Pangan menurut Peraturan Pemerintah RI No.
17 Th 2015 adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi Negara sampai
dengan perseorangan yang tercermin dari tersedianya pangan yang
cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi,
merata, dan terjangkau. Serta tidak bertentangan dengan budaya
masyarakat, untuk dapat hidup sehat aktif dan produktif secara
berkelanjutan.
Masalah pangan dan gizi di perkotaan adalah Obesitas, gizi
kurang dan keterbatasan lahan. Asupan Gizi juga sangat berpengaruh
terhadap perkembangan otak dan perilaku, kemampuan bekerja dan
produktivitas serta daya tahan terhadap penyakit infeksi. Masalah gizi
kurang ditimbulkan oleh asupan gizi yang kurang, diantaranya Kurang
Energi Protein (KEP), Kekurangan Vitamin A (KVA), Gangguan Akibat
Kekurangan Yodium (GAKY), dan Anemia. Gizi kurang banyak
menimpa balita sehingga golongan ini disebut golongan rawan gizi.Gizi
MENUJU SWASTI SABA WISTARA / 2019 .
KOTA CIREBON .

kurang berdampak langsung terhadap kesakitan dan kematian, gizi


kurang juga berdampak terhadap pertumbuhan, perkembangan
intelektual dan produktivitas. Selain masalah gizi kurang, akhir-akhir
ini ditemukan juga kasus gizi lebih, tidak hanya pada orang dewasa
tetapi juga pada anak dan balita. Masalah yang sering muncul adalah
obesitas (berat badan berlebih), yang akan diikuti dengan timbulnya
penyakit seperti jantung koroner, diabetes melitus, stroke, dan
penyakit lainnya.
Anak yang kekurangan gizi pada usia balita, akan tumbuh pendek
dan mengalami gangguan pertumbuhan serta perkembangan otak
yang berpengaruh pada rendahnya tingkat kecerdasan.
Upaya untuk meningkatkan ketahanan pangan masyarakat
dengan terbatasnya luas lahan pertanian dapat diatasi dengan
melaksanakan urban farming (pertanian perkotaan) dengan
optimalisasi pemanfaatan pekarangan melalui Kawasan Rumah
Pangan Lestari (KRPL).Urban farming (pertanian perkotaan) yang
diterapkan di Kota Cirebon menggunakan teknik Vertikultur baik
organik maupun hidroponik.
Dalam penyelenggaraan Program Kota Sehat Tahun 2017 dan
2018 di Kota Cirebon untuk Tatanan Ketahanan Pangan dan Gizi,
lokus yang diusulkan adalah Kelompok KWT KRPL Green Fresh yang
terletak di RW 12 Kelurahan Kecapi dan Kelompok KWT KRPL
Darmamukti Lestari yang terdapat di RW 04 Kelurahan Kecapi .

B. Indikator Khusus Tatanan Ketahanan Pangan dan Gizi

Sesuai pedoman Kota Sehat indikator yang di nilai pada Tatanan


Ketahanan Pangan dengan gizi Yaitu :
1. Meningkatnya produksi tanaman pangan
2. Penurunan kasus gizi buruk
3. Tersedianya cadangan pangan dan lumbung pangan
masyarakat
4. Ketersediaan pangan
5. Kasus keracunan pestisida
6. Penyuluhan pengendalian hama terpadu
7. Lembaga distribusi pangan masyarakat
8. Program pertanian organik
MENUJU SWASTI SABA WISTARA / 2019 .
KOTA CIREBON .

Uraian dari setiap indikator disampaikan di bagian bawah


sebagai berikut :

1. Meningkatnya Produksi Pangan


Yang dimaksud dengan produksi pangan Kota Cirebon adalah
jumlah produksi suatu komoditas pangan selama proses produksi
dalam kurun waktu 1 tahun untuk luas lahan di Kota Cirebon.
Sedangkan pengertian produktivitas adalah hasil produksi selama
1 musim tanam dalam satu (1) hektar (ha).
Luas lahan pertanian di Kota Cirebon yaitu seluas 201, 3 ha.
Yang tersebar pada tiga (3) Kecamatan. Sebagaimana dapat dilihat
pada tabel berikut ini :

Tabel 5. 1
Luas Lahan Pertanian di Kota Cirebon
Tahun 2017-2018
Luas Lahan Tahun
No. KECAMATAN (ha)
2017 2018
1 Harjamukti 156 156
2 Lemahwungkuk 21 21
3 Kesambi 24.3 24.3
JUMLAH 201.3 201.3
(Sumber : Profil DPPKP Th. 2018)

Dari Tabel 5.1 diatas menunjukan bahwa luas lahan pertanian


yang ada di Kota Cirebon pada tahun 2017 dan 2018 tetap. Selama
dua tahun ini tidak ada pengurangan lahan pertanian dan alih
fungsi lahan pertanian. Hal ini sesuai dengan komitmen Kepala
daerah/ Wali Kota dalam Visinya pada tahun 2017 – 2018 yaitu
RAMAH : Religius, Aman, Maju, Aspiratif dan Hijau. Begitu juga visi
Wali Kota terpilih pada tahun 2019 – 2023 SEHATI Kita Wujudkan
Kota Cirebon Sebagai “Kota Kreatif Berbasis Budaya dan Sejarah”.
SEHATI akronim dari : Sehat, Hijau, Agamamis, Tentram dan
Inovatif.
MENUJU SWASTI SABA WISTARA / 2019 .
KOTA CIREBON .

Data produksi komoditas pertanian dapat dilihat pada tabel 5.2


Tabel 5.2
Produksi dan Produktivitas Kota Cirebon Tahun 2017-2018

Januari - Desember 2017 Januari - Desember 2018


Luas Luas
No. Komoditas Produktivitas Produksi Produktivitas Produksi
Panen Panen
(Kw/ha) (Ton/ha) (Kw/ha) (Ton/ha)
(ha) (ha)
I Bidang Pertanian
A Padi Sawah 429 49 2.102 410 53 1.643
B PALAWIJA
1. Jagung 0 - - 0 - -
2. Kacang Tanah 2 20 4,0 7 20,0 14,0
3. Kacang Hijau 2 12 2,3 0 - -
4. Ubi Kayu 4 200 80,0 4 190,0 76,0
C SAYURAN
1. Kacang Panjang 0 - - 0 - -
2. Cabe Besar 0 - - 8 600,0 480,0
3. Tomat 0 - - 0 - -
4. Terong 1 10 1.0 0 - -
5. Kangkung 52 19 98,8 31 16,0 49,6
6. Bayam 26 6 15,6 17 8,0 13,6
7. Semangka 2 8 1,6 0 - -
8. Bawang Merah 6 38 22,8 8 504,0 403,2
D BUAH - BUAHAN
1. Alpukat - - - - - -
2. Belimbing 7,41 - 1,5 96 - 0,7
3. Durian - - - - - -
4. Jambu Biji 59,3 - 6,6 102 - 1,1
5. Jambu Air 38,79 - 3,0 142 - 0,4
6. Jeruk Siam / Keprok 1,44 - 2,8 20 - 0,2
7. Mangga 419,67 - 691,6 34,026 - 250,0
8. Manggis - - - - - -
9. Nangka/Cempedak 18,58 - 11,5 1,940 - 10,4
10. Pepaya 21,89 - 46,1 2,582 - 8,6
11. Pisang 57,49 - 104,3 4,507 - 11,3
12. Rambutan - - - 8 - 0,2
13. Salak - - - - - -
14. Sawo - - - - - -
15. Sirsak 9,14 - 0,4 235 - 0,8
16. Sukun 17,37 - 6,2 719 - 6,5
17. Anggur 16 - 0,2 - - -
18. Melinjo 954 - 16,1 1,185 - 6
19. Petai 24 - 0,6 2,215 - 34,7
20. Jengkol 10 - 0,2 - - -
(Sumber : Profil DPPKP Th. 2018)
MENUJU SWASTI SABA WISTARA / 2019 .
KOTA CIREBON .

Dari data pada tabel 5.2 di atasdapat dianalisa Produktivitas


bahwa dari luas lahan 201,3 ha, terjadi penurunan luas panen padi
pada tahun 2017, dari 429 ha menjadi 410 ha pada tahun 2018,
penurunan disebabkan adanya musim kemarau yang panjang di
tahun 2018 sehingga petani tidak melakukan penanaman, karena
sebagian besar sawah di kota Cirebon merupakan sawah tadah
hujan. Turunnya luas panen menyebabkan menurunnya produksi
padi. Namun hasil panen tiap hektar (produktivitas) meningkat.
Komoditas pertanian yang cukup banyak dibudidayakan dengan
menghasilkan produksi yang cukup banyak yaitu cabe merah,
bawang merah, kangkung, mangga dan pisang. Komoditas
pertanian yang lain sangat terbatas. Kesimpulan dari seluruh
pertanian yang ada di Kota Cirebon cenderung tetap.
Selain dari produksi pertanian, Kota Cirebon juga memiliki hasil
produksi dari komoditas perikanan dan peternakan, yang
ditampilkan pada tabel 5.3

Tabel 5.3
Produksi Perikanan Kota Cirebon
Tahun 2017-2018

Tahun
2017 2018
No. Target Produksi Pencapaian Target Produksi Pencapaian
Jenis Produksi Perikanan
(Ton) (Ton) % (Ton) (Ton) %

1. Ikan Air Tawar 180 161,34 89,63 110 56.763 51,6


2. Ikan Air Payau 156 145,34 93,16 155 67.454 43,5
3. Ikan Laut 80 38.581 48,2
4. Perikanan Tangkap 4.480 5.172 115,44 4.600 3.379 73,45
5. Pengolahan 7.808 6.743,38 86,37 7.808 7.386 94,59
(Sumber : Profil DPPKP Th. 2018)
MENUJU SWASTI SABA WISTARA / 2019 .
KOTA CIREBON .

Tabel 5.4
Produksi Bahan Asal Hewan di Kota Cirebon
Tahun 2017-2018

Tahun
2017 2018
No. Jenis
Target Realisasi Pencapaian Target Realisasi Pencapaian
(Kg) (Kg) (%) (Kg) (Kg) (%)
1. Telur
*Ayam bukan ras 15.000 2.281 15,20 10.000 9.323 93,23
*Ayam ras 200 123 61,5 200.000 16.080 8,04
*Itik 8.000 8.067 100,83 8.000 7.100 88,75
*Itik Manila 6.000 5.859 97,65 6.000 6.650 110,83
Puyuh 6.000 4.896 81,6 6.000 6.600 110

2. Daging
*Sapi potong 380.000 235.731 62,03 400.000 264.269 66,06
*Kerbau 8.938 7.275 81,39 9.000 208 2,31
*Kambing 21.575 44.937 208,28 13.000 74.368 572,06
*Domba 48.390 49.723 102,75 100.000 80.410 80,41
*Babi 46.000 103.281 224,52 50.000 97.011 194,02
*Ayam Buras 99.550 169.802 170,56 50.000 35.046 70,09
*Ayam ras 20.764 19.037 91,68 100.000 1.956.467 1.956,46
*Itik 6.153 6.171 100,29 6.200 15.678 252,87
*Itik Manila 2.454 2.163 88,14 2.000 4.156 207,8

3. Susu
*Sapi 12.000 385 3.208 3.000 5.977 199,23
*Kambing PE 100 110 110 100 110 110

(Sumber : Profil DPPKP Th. 2018)


Dari Tabel 5.3 dan 5.4 diatas, produksi komoditas perikanan
dan peternakan di Kota Cirebon cukup memadai sehingga hampir
semua bahan pangan untuk kebutuhan masyarakat setiap
tahunnya cukup tersedia.

Persiapan Panen padi


di Kecamatan Kesambi
Februari 2018
MENUJU SWASTI SABA WISTARA / 2019 .
KOTA CIREBON .

Panen Cabe
di Kecamatan Harjamukti
pada Januari 2018

Panen Bawang
di Kel. Larangan Kec. Harjamukti
Tanggal 27 April 2018

Panen Padi
di Kecamatan Lemahwungkuk
Maret 2018

Selain produksi dari sektor pertanian, peternakan,


perikanan dan kelautan di Kota Cirebon juga terdapat kelompok
usaha pengolahan hasil, dengan jumlah pelaku usaha
pengolahan untuk komoditas pertanian dan peternakan
sebanyak 40 kelompok dan untuk komoditas kelautan dan
perikanan sebanyak 24 kelompok adapun data pelaku usaha
terlampir
MENUJU SWASTI SABA WISTARA / 2019 .
KOTA CIREBON .

2. Penurunan Kasus Gizi Buruk


Prevalensi Kasus Gizi Buruk pada Balita di Kota Cirebon
dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 5.5
Penurunan Prevalensi Balita Gizi Buruk
di Kota Cirebon Tahun 2017-2018
Tahun
No Kecamatan Keterangan
2017 2018
1 Kejaksan 5 8
2 Kesambi 15 9
3 Pekalipan 2 2
4 LemahWungkuk 6 6
5 Harjamukti 12 12
Kota Cirebon 40 37
(Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kota Cirebon, 2018)
Keadaan Gizi yang baik merupakan syarat utama
kesehatan dan berdampak terhadap kualitas sumber daya
manusia. Gizi buruk ditentukan berdasarkan indikator
antropometri berat badan dibandingkan tinggi atau panjang
badan.
Faktor penyebab gizi buruk dapat dikelompokkan menjadi 2
yaitu penyebab langsung dan penyebab tidak langsung. Penyebab
langsung gizi buruk meliputi kurangnya jumlah dan kualitas
makanan yang dikonsumsi dan menderita penyakit infeksi.
Sedangkan penyebab tidak langsung gizi buruk yaitu
ketersediaan pangan rumah tangga, kemiskinan, pola asuh yang
kurang memadai dan pendidikan yang rendah.
Faktor Konsumsi makanan merupakan penyebab langsung
dari keadaan gizi buruk pada balita. Hal ini disebabkan karena
konsumsi yang tidak memenuhi jumlah dan komposisi zat gizi
yang memenuhi syarat gizi seimbang yaitu, beragam, sesuai
kebutuhan dan aman sehingga akan berakibat langsung
terhadap pertumbuhan dan perkembangan.
Dari Tabel 5.5 diatas tampak menurunnya prevalensi kasus
gizi buruk yang ada di Kota Cirebon. Hal ini menunjukkan
semakin meningkatnya konsumsi pangan yang menunjang
pertumbuhan dan perkembangan serta meningkatnya status
kesehatan balita di Kota Cirebon.
MENUJU SWASTI SABA WISTARA / 2019 .
KOTA CIREBON .

3. Tersedianya Cadangan Pangan dan Lumbung Pangan Masyarakat


Cadangan Pangan Pemerintah menurut Undang-Undang No.
18 Tahun 2012 tentang Pangan, terdiri dari cadangan pangan
pemerintah pusat, cadangan pangan pemerintah provinsi,
cadangan pangan pemerintah kabupaten/kota, dan cadangan
pangan pemerintah desa.
Cadangan pemerintah berupa pangan pokok tertentu yang
ditetapkan berdasarkan jenis pangan yang biasa di konsumsi
masyarakat, dan jumlahnya sesuai dengan kemampuan dan
kebutuhan.
Penetapan jumlah cadangan panga dilakukan dengan
mempertimbangkan : produksi pangan, menanggulangi keadaan
darurat dan kerawanan pangan serta pengendalian dan stabilisasi
harga dan pasokan pangan.
Cadangan Pangan Pemerintah di Kota Cirebon dapat dilihat
pada tabel 5.6 di bawah ini :
Tabel 5.6
Data Perkembangan Cadangan Pangan
Pemerintah Daerah Kota Cirebon

Perkembangan Cadangan Pangan


Penyaluran
No. Tahun Sisa awal Pengadaan Sisa Akhir
tahun (Kg) Beras (kg) Jumlah Jiwa (kg) Tahun (kg)

1. 2017 25.117 9.996 3. 570 0 15.121


2. 2018 15.121 13.725 4. 902 26.209 27.605

(Sumber : Profil DPPKP Th. 2018)


Pengadaan Cadangan Pangan Pemerintah Daerah berupa
beras dilakukan melalui penunjukan langsung, dan sebagai
pelaksanannya yaitu Perum Bulog Sub Divisi Regional Cirebon.
Cadangan pangan pemerintah perum bulog melalui berita acara
penitipan antara Kepala Dinas Pangan Pertanian Kelautan dan
Perikanan Kota Cirebon dengan Kepala Bulog Sub. Divisi Kota
Cirebon.
Mekanisme Penyaluran Cadangan Pangan. Sesuai dengan
peraturan pemerintah No. 17 Th. 2015, penyaluran cadangan
pangan dilakukan untuk : kekurangan pangan, gejolak harga
pangan, bencana alam dan sosial, serta penyaluran cadangan
pangan di Kota Cirebon pada Th. 2017 dan 2018 dilakukan pada
saat terjadi bencana alam banjir dan pada saat terjadi gejolak harga
MENUJU SWASTI SABA WISTARA / 2019 .
KOTA CIREBON .

pangan (kenaikan harga) menjelang hari besar keagamaan (idul


fitri).
Bila terjadi bencana alam atau banjir, pihak kelurahan
mengajuakan permohonan bantuan pangan kepada Walikota
Cirebon, Walikota memerintahkan Dinas Pangan Pertanian
Kelautan dan Perikanan (DPPKP) untuk mengeluarkan bantuan
cadangan pangan Pemerintah Daerah berupa beras. DPPKP
menyalurkan bantuan beras CPPD kepada kelurahan masing-
masing.

Foto Penyaluran Cadangan Pangan di Kota Cirebon

Penyaluaran Cadangan Pangan


di Kel. Kebon Baru
Kec. Kejaksaan, Tahun 2017

Penyaluaran Cadangan Pangan


di Kel. Kebon Baru
Kec. Kejaksaan, Tahun 2017

Penyaluaran Cadangan Pangan


di Kel. Sukapura
Kec. Kejaksaan, Tahun 2017
MENUJU SWASTI SABA WISTARA / 2019 .
KOTA CIREBON .

Penyaluaran Cadangan Pangan


di Kel. Sukapura
Kec. Kejaksaan, Tahun 2017

FOTO PENYERAHAN BANTUAN BERAS CADANGAN PANGAN PEMERINTAH


BAGI KORBAN BANJIR KOTA CIREBON TAHUN 2018

Lumbung pangan masyarakat adalah lembaga yang dibentuk


oleh masyarakat desa/kota yang bertujuan untuk pengembangan
penyediaan cadangan pangan dengan sistem tunda jual,
penyimpanan, pendistribusian, pengolahan dan perdagangan
bahan pangan yang dikelola secara kelompok (Undang-Undang No.
18 Tahun 2012 tentang Pangan)
MENUJU SWASTI SABA WISTARA / 2019 .
KOTA CIREBON .

Kota Cirebon tidak memiliki Lumbung Pangan masyarakat


karena Kota Cirebon bukan daerah produksi Padi, tetapi sebagai
kota perdagangan dan jasa di wilayah tiga Cirebon
(Ciayumajakuning). Untuk memenuhi kebutuhan terhadap pangan
pokok yaitu beras Kota Cirebon harus memasok dari luar wilayah.
Tabel berikut ini menunjukkan angka kebutuhan dan ketersediaan
pada tahun 2018.

Tabel 5.7
Data Kebutuhan dan Ketersediaan Beras
Kota Cirebon Tahun 2018

Ketersediaan (ton)
Kebutu
Produksi Pasokan Daerah Asal untuk
No Komoditi han/Ha
dalam Luar Pasokan Luar daerah
ri (ton)*
daerah daerah
Kabupaten Cirebon,
1. Beras 87,76 8,52 79,24 Kabupaten Kuningan dan
Kabupaten Indramaya
(*) Perhitungan kebutuhan konsumsi / kap / hari X Jml. Penduduk
(Sumber : Profil DPPKP Th. 2018)

Dari Tabel 5.7 diatas, dapat dianalisis bahwa kebutuhan


akan beras yang ada di Kota Cirebon tidak seluruhnya
doperoleh dari hasil produksi sendiri, tetapi berasal dari
pasokan wilayah lain yang ada di sekitar Kota Cirebon yaitu
Kabupaten Cirebon, Kabupaten Kuningan dan Kabupaten
Indramayu.
Kondisi diatas di sebabkan karena Kota Cirebon termasuk
wilayah Kota Cirebon dan bukan termasuk penghasil beras.
Untuk data pasokan bahan pangan lainnya yang berasal
dari delapan (8) pasar tradisional yang terdapat di Kota Cirebon
dapat dilihat di bawah ini :
MENUJU SWASTI SABA WISTARA / 2019 .
KOTA CIREBON .

TABEL 5.8
DATA PASOKAN PANGAN DI PASAR TRADISONAL KOTA CIREBON
KEGIATAN PEMANTAUAN DAN ANALISIS AKSES PANGAN
TH. 2017-2018

Pasokan Pangan
No. Bahan Makanan 2017 2018
(Ton) (Ton)
Padi-padian
1.
a. Beras (Medium) 21,026,83 24.563,76

b. Jagung 708,97 548,52


Jml. Padi-padian 21.735,80 25.112,27
2 Makanan Berpati
a. Ubi Jalar 1.404,45 953,33
b. Ubi Kayu 1055,87 837,50

c. Tepung sagu 9,04 12,91

Jml. Makanan Berpati 2.469,362 1.803,74


3 Gula
a. Gula Pasir 2002,34 1.381,87

b. Gula Merah 1061,87 815,88

Jml. Gula 3.064,21 2.197,75

4 Buah/Biji Berminyak
a. Kacang Tanah 1102,21 478,36

b. Kedelai 1187,81 383,64

c. Kacang Hijau 694,04 412,08

d. Kelapa/Kopra 2888,14 1.686,44


Jml. Buah/Biji Berminyak 5.872,2 2.960,52
5 Buah-buahan
a. Adpokat 143,04 146,37
b. Jeruk 510,36 619,48
c. Jambu 96,4 58,52
d. Mangga 229,52 272,78
e. Pepaya 651,07 1.052,61
f. Pisang 1779,35 1.190,08
g. Rambutan 8,89 93,47
h. Sawo 39,79 17,53
i. Semangka 687,61 1.130,92
j. Blimbing 55,92 42,73
k. Manggis 1,5 42,70
l. Nangka/Campedak 3,92 8,53
m. Sukun 5,87 10,16
Jml. Buah-buahan 4.213,24 4.685,88
MENUJU SWASTI SABA WISTARA / 2019 .
KOTA CIREBON .

6 Sayur-sayuran
a. Bawang Merah 5.919,22 2.740,18
b. Mentimun 1.381,24 919,56
c. Kacang Panjang 613,17 400,64
d. Kentang 3.926,98 4.444,08
e. Cabe Merah 6.419,65 3.159,95
f. Terong 1.721,78 637,67
g. Kangkung 184,79 257,40
h. Bayam 181,03 167,56
Jml. Sayur-sayuran 50.347,86 12.727,04

.7. Daging
a. Daging Sapi 825,09 873,19
b. Daging Kambing 296,04 166,44
c. Daging Domba 0 -
d. Daging Ayam Ras 3.674,52 2.223,81
e. Daging Ayam Buras 109,84 117,82
f. Daging Itik 23,43 2,19
Jml. Daging 4.928,92 3.383,45

8 Telur

a. Telur Ayam Ras 209,23 1.079,84


b. Telur Ayam Buras 2.980,75 71,22

c. Telur Itik 135,81 129,58

Jml. Telur 3.325,79 1.280,64

9 Susu
a. Susu Sapi 62,38 70,67
Jml. Susu 62,38 70,67
10 Ikan
a. Ikan Cucut 44,38 112,32

b. Ikan Teri 47,15 57,00


c. Ikan Mujaer 131,27 194,92
d. Ikan Bandeng 230,66 231,09

e. Udang 70,45 89,97


Jml. Ikan 523,91 685,30
11 Minyak dan Lemak
a. Kopra/Minyak Goreng 240,86 88,30
b. Sawit/Minyak Goreng 1715,36 619,24
Jml. Minyak dan Lemak 1956,22 707,54
(Sumber : Profil DPPKP Th. 2018)
MENUJU SWASTI SABA WISTARA / 2019 .
KOTA CIREBON .

Dari Tabel 5.7 dapat dilihat angka pasokan untuk beras


yang ada di Kota Cirebon mengalami peningkatan demikian juga
untuk bahan pangan sayur mayur, buah-buahan dan ikan
menunjukkan adanya peningkatan. Ini menunjukkan Kota
Cirebon menjadi pusat perdagangan bahan pangan bagi wilayah
lain yang ada disekitar.

4. Ketersediaan Pangan
Definisi Ketersediaan menurut UU No 18 Th. 2012 tentang
pangan adalah Kondisi tersedianya pangan dari hasil produksi
dalam negeri dan cadangan pangan nasional serta impor apabila
kedua sumber utama tidak dapat memenuhi kebutuhan.
Ketersediaan pangan berfungsi menjamin pasokan pangan untuk
memenuhi kebutuhan seluruh penduduk, dari segi kuantitas,
kualitas, keragaman dan keamanannya.Ketersediaan pangan dapat
dipenuhi dari tiga sumber, yaitu (1) produk dalam negeri, (2)
pasokan pangan, dan (3) pengelolaan cadangan pangan.
Data ketersediaan pangan sesuai sembilan kelompok pangan,
sesuai neraca bahan makanan (NBM), tersaji pada tabel 5.9 di
bawah ini :
Tabel 5.9
Ketersediaan Pangan (Data NBM)

Ketersediaan per Kapita


Tahun 2017 Tahun 2018
No. Kelompok Pangan
Energi Energi
Kg/tahun Gr/hari Kg/tahun Gr/hari
(kkal/hari) (kkal/hari)

1 Padi-padian 152.82 36.03 1.500.70 230.79 632.31 2.271.96


2 Umbi-umbian 29.90 0.56 125.55 31.08 85.14 131.05
3 Pangan hewani 60.36 23.54 294.28 65.84 180.30 313.67
4 Minyak dan lemak 10.10 0.02 244.78 9.85 26.97 238.58
5 Buah biji berminyak 20.86 9.07 180.34 23.81 65.29 217.84
6 Kacang-kacangan 10.12 8.54 124.37 13.16 36.06 162.21
7 Gula 23.63 0.23 238.82 24.17 66.22 250.67
8 Sayur-sayuran 87.32 3.33 85.59 94.87 259.93 93.75
9 Buah-buahan 59.44 0.94 77.02 60.50 165.75 80.60
Jumlah 2871. 45 3.598
(sumber : Analisa Penyusunan Neraca Bahan Makanan Kota Cirebon, 2018)
MENUJU SWASTI SABA WISTARA / 2019 .
KOTA CIREBON .

Dari tabel 5.9 dapat diamati bahwa dari tahun 2017 ke tahun
2018 terjadi peningkatan ketersediaan bahan makanan untuk seluruh
kelompok pangan, kecuali minyak dan lemak.
Ketersediaan energi/kalori penduduk Kota Cirebon mengalami
peningkatan pada tahun 2017 sebesar 2871,45 kkal/kapita/hari,
menjadi sebesar 3.598 kkal/kapita/hari. Pada tahun 2018 (naik 125,3
%) Hal ini menunjukan ketersediaan pangan di Kota Cirebon sudah
melebihi standar ketersediaan energi Nasional yaitu 2.400
kkal/kapita/hari.
Ketahanan Pangan suatu wilayah dipengaruhi oleh ketersediaan,
distribusi dan harga serta konsumsi pangan. Sejalan dengan
meningkatnya aktivitas dan pertumbuhan masyarakat yang
berkembang dengan dinamis, kebutuhan pangan pun akan terus
berkembang baik jumlah, mutu maupun keragaman pangan yang
dikonsumsi.
Situasi ketersediaan pangan wilayah antara lain tercermin dari
jumlah ketersediaan pangan, yang digambarkan dari tingkat
ketersediaan maupun mutu keanekaragaman pangan yang ditunjukan
oleh skor Pola Pangan Harapan (PPH). Dengan mencermati tabel
Neraca Bahan Makanan (NBM) dari tahun ke tahun akan dapat
diketahui adanya perubahan jenis makanan yang dikonsumsi
penduduk, dan perubahan ketersediaan bahan makanan secara
keseluruhan dalam hal tingkat kecukupannya memenuhi kebutuhan
gizi dan terpenuhinya Pola Pangan Harapan (PPH) masyarakat.
Pola Pangan Harapan (PPH) adalah susunan beragam pangan
yang didasarkan pada sumbangan energi dari kelompok pangan
utama baik secara absolut maupun dari suatu pola ketersediaan
atau konsumsi pangan.
MENUJU SWASTI SABA WISTARA / 2019 .
KOTA CIREBON .

Perkembangan skor PPH Konsumsi Kota Cirebon untuk tahun


2017-2018 adalah sebagai berikut :
Tabel 5.10
Skor PPH Konsumsi Kota Cirebon
Tahun 2017 -2018 Berdasarkan WNPG X Tahun 2012

No. Kelompok Pangan Tahun


2017 2018
1 Padi-padian 25 25
2 Umbi-umbian 0.6 0.7
3 Pangan hewani 23.8 23.8
4 Minyak dan lemak 4.4 4.5
5 Buah biji 0.2 0.3
berminyak
6 Kacang-kacangan 4.9 5.1
7 Gula 1.4 1.5
8 Sayur dan Buah 17.4 18.0
9 Lain-lain
Total 77.8 78.8
(Sumber : Data Susenas Th. 2018)

Keterangan : Data diatas berdasarkan Widyakarya Nasional


Pangan dan Gizi (WNPG) ke X tahun 2012 dimana Angka Kecukupan
Energi sebesar 2.150 kkal/kap/hr dan Angka Kecukupan Protein
sebesar 57 gr/kap/hr.
Hasil analisis data yang ada pada tabel 5.10 diatas menunjukkan
masih kurangnya konsumsi umbi-umbian pada masyarakat Kota
Cirebon, dimana angka PPH nya masih dibawah angka ideal yaitu 2,5
masih kurangnya Konsumsi Sayur dan Buah pada masyarakat Kota
Cirebon, dimana angka skor PPH untuk kelompok pangan tersebut
adalah 30, serta masih kurangnya konsumsi kacang-kacangan pada
masyarakat Kota Cirebon dimana skor PPH idealnya adalah 10,0.
Data skor PPH Konsumsi menunjukkan keberagaman
masyarakat dalam mengkonsumsi makanan. Oleh karena itu skor
PPH mencerminkan mutu gizi konsumsi pangan dan tingkat
keanekaragaman konsumsi pangan. Semakin tinggi skor PPH,
konsumsi pangan semakin beragam dan bergizi seimbang.
Foto-foto Kegiatan Memasyarakatkan Pangan yang Beragam
Bergizi Seimbang dan Aman (B2SA) bersumber Pangan Lokal
MENUJU SWASTI SABA WISTARA / 2019 .
KOTA CIREBON .

Kegiatan Penganekaragaman
Konsumsi Pangan B2SA Berbasis
Pangan Lokal 6 Februari 2018.
Di Kecamatan Kejaksan

Kegiatan Penganekaragaman
Konsumsi Pangan B2SA Berbasis
Pangan Lokal 6 Februari 2018.
Di Kecamatan Kejaksan

Kegiatan Penganekaragaman
Konsumsi Pangan B2SA Berbasis
Pangan Lokal 6 Februari 2018.
Di Kecamatan Kejaksan

Kegiatan Penganekaragaman
Konsumsi Pangan B2SA Berbasis
Pangan Lokal 6 Februari 2018.
Di Kecamatan Kejaksan
MENUJU SWASTI SABA WISTARA / 2019 .
KOTA CIREBON .

Kegiatan Penganekaragaman
Konsumsi Pangan B2SA Berbasis
Pangan Lokal 6 Februari 2018.
Di Kecamatan Kejaksan

Kegiatan Penganekaragaman
Konsumsi Pangan B2SA Berbasis
Pangan Lokal 6 Februari 2018.
Di Kecamatan Kejaksan

Kegiatan Penganekaragaman
Konsumsi Pangan B2SA Berbasis
Pangan Lokal 5 Februari 2018.
Di Kecamatan Lemahwungkuk

Kegiatan Penganekaragaman
Konsumsi Pangan B2SA Berbasis
Pangan Lokal 5 Februari 2018.
Di Kecamatan Lemahwungkuk
MENUJU SWASTI SABA WISTARA / 2019 .
KOTA CIREBON .

Mutu Pangan juga termasuk dalam aspek konsumsi pangan.


Mutu Pangan mencerminkan keamanan pangan yang dikonsumsi
oleh masyarakat. Kota Cirebon menjadi sentral perdagangan dari
wilayah sekitar (wilayah III) karena itu banyak jenis dan jumlah
bahan pangan yang terdapat di Kota Cirebon. Untuk menjamin
keamanan pangan pada masyarakat di Kota Cirebon, maka
dilaksanakan pemeriksaan Mutu Pangan, terutama pangan segar
asal tumbuhan hasil pemeriksaan ditunjukkan pada skor berikut
ini. Disajikan hasil keamanan pangan pada grafik berikut ini :

Grafik 5.1

(Sumber :Profil DPPKP Th. 2018)


MENUJU SWASTI SABA WISTARA / 2019 .
KOTA CIREBON .

Foto-foto Pemeriksaan Keamanan Pangan

Kegiatan Pemeriksaan Mutu


Pangan : Keamanan Pangan Segar
Asal Tumbuhan
di Pasar Jagasatru Tahun 2018

Kegiatan Pemeriksaan Mutu


Pangan : Keamanan Pangan Segar
Asal Tumbuhan
di Pasar Kanoman Tahun 2018

Kegiatan Pemeriksaan Mutu


Pangan : Keamanan Pangan Segar
Asal Tumbuhan
di Pasar Drajat Tahun 2018
MENUJU SWASTI SABA WISTARA / 2019 .
KOTA CIREBON .

Kegiatan Pemeriksaan Mutu


Pangan : Keamanan Pangan Segar
Asal Tumbuhan
di Pasar Gunungsari Tahun 2018

Kegiatan Pemeriksaan Mutu


Pangan : Keamanan Pangan Segar
Asal Tumbuhan
di Pasar Kramat Tahun 2018

5. Kasus Keracunan Pestisida Pada Petani


Pestisida atau pembasmi hama adalah bahan yang digunakan
untuk mengendalikan, menolak, atau membasmi organisme
pengganggu. Sasaran penggunaan pestisida seperti : serangga,
tikus, gulma, burung, mamalia, ikan atau mikroba yang dianggap
mengganggu. Pestisida biasanya beracun.
Penggunaan pestisida tanpa mengikuti aturan yang diberikan
membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan, serta juga
dapat merusak ekosistem. Berdasarkan konsumsi Stockholm
mengenai polutan organik pestisida, 9 dari 12 senyawa kimia
organik berbahaya adalah pestisida. Dalam bidang pertanian
pestisida merupakan sarana untuk membunuh jasad pengganggu
tanaman. Cara penggunaan pestisida bermacam-macam, antara
lain disemprotkan, di tabor, diinjeksikan pada batang.
MENUJU SWASTI SABA WISTARA / 2019 .
KOTA CIREBON .

Untuk Kota Cirebon pada tahun 2017-2018 sudah dinyatakan


Bebas Keracunan Pestisida . Tabel berikut ini menjelaskan tidak
terjadinya keracunan pestisida di Kota Cirebon

Tabel 5.11
Jumlah Kasus Keracunan Pestisida Pada Petani

Jumlah Kasus Keracunan


No Kecamatan Pestisida pada Petani Keterangan
Tahun 2017 Tahun 2018
1 Harjamukti - - Tidak ada kasus
2 Lemahwungkuk - - keracunan
3 Kesambi - - pestisida pada
JUMLAH - - Petani
(Sumber : Profil DPPKP Th. 2018)
Dari Tabel 5.11 diatas menunjukkan tidak terjadinya kasus
keracunan pestisida pada petani, ini menunjukkan penggunaan
pestisida yang sesuai standar pada tanaman.

6. Adanya Penyuluhan Pengendalian Hama Terpadu dan


Penggunaan Pestisida
Penyuluhan Pengendaliaan Hama Terpadu dan penggunan
Pestisida pada Petani dilaksanakan secara rutin setiap bulan satu
kali berikut ini :

Tabel 5.12
Penyuluhan Pengendalian Hama Terpadu
dan Penggunaan Pestisida

Pengendalian Hama Terpadu dan


Penggunaan Pestisida
Kecamatan Keterangan
Tahun Tahun 2018
2017
Harjamukti 12 12 Dilaksanakan
Lemahwungkuk 12 12 1 bulan 1 Kali
Kesambi 12 12 pada tiap
kelompok
(Sumber : Profil DPPKP Th. 2018)
MENUJU SWASTI SABA WISTARA / 2019 .
KOTA CIREBON .

Foto-foto Penyuluhan di Kota Cirebon

Panen Kelompok dan Penyuluhan


di Kecamatan Harjamukti
16 Juli Tahun 2018

Penyuluhan
Pengendalian Hama Terpadu
di Kecamatan Harjamukti
16 Juli Tahun 2018

Penyuluhan
Penggunaan Pestisida dan
Pengendalian Hama Terpadu
di Kecamatan Kesambi
Tahun 2018

Penyuluhan
Penggunaan Pestisida dan
Pengendalian Hama Terpadu
di Kecamatan Kesambi
Tahun 2017
MENUJU SWASTI SABA WISTARA / 2019 .
KOTA CIREBON .

Penyuluhan
Penggunaan Pestisida dan
Pengendalian Hama Terpadu
di Kel. Karyamulya Kec. Kesambi
3 Oktober 2018

Penyuluhan
Penggunaan Pestisida dan
Pengendalian Hama Terpadu
di Kecamatan Lemahwungkuk
Tahun 2018

Penyuluhan
Penggunaan Pestisida dan
Pengendalian Hama Terpadu
di Kecamatan Lemahwungkuk
Tahun 2018

Penyuluhan
Penggunaan Pestisida dan
Pengendalian Hama Terpadu
di Kecamatan Lemahwungkuk
Tahun 2018
MENUJU SWASTI SABA WISTARA / 2019 .
KOTA CIREBON .

Penyuluhan
Penggunaan Pestisida dan
Pengendalian Hama Terpadu
di Kecamatan Lemahwungkuk
Tahun 2017

Penyuluhan
Penggunaan Pestisida dan
Pengendalian Hama Terpadu
di Kecamatan Lemahwungkuk
Tahun 2017

7. Berfungsinya lembaga distribusi Pangan yang ada di Masyarakat


UU No 18 Th. 2012 tentang pangan menjelaskan bahwa
distribusi pangan dilakukan untuk memenuhi pemerataan
ketersediaan pangan keseluruh wilayah secara berkelanjutan.
Distribusi pangan dilakukan agar perseorangan dapat
memperoleh pangan dalam jumlah yang cukup, aman, bermutu,
beragam, bergizi dan terjangkau. Untuk menjamin agar seluruh
rumah tangga dapat memperoleh panganyang cukup dalam jumlah
maupun kualitas secara berkelanjutan, sangat sulit diwujudkan,
mengingat masih ada sebagian masyarakat yang tidak mampu
mengakses pangan yang cukup, penyebab utamanya adalah
kemiskinan karena sebagian besar penduduk miskin tersebut
adalah petani di pedesaan yang berperan sebagai produsen dan
konsumen. Sebagian besar petani bekerja pada usaha tanaman
pangan khususnya padi dan jagung dengan skala usaha kecil
bahkan sebagai buruh tani.
Di Kota Cirebon Lembaga distribusi pangan berupa kelompok
tani yang tersebar pada tiga (3) Kecamatan yang terdapat lahan
pertanian.
MENUJU SWASTI SABA WISTARA / 2019 .
KOTA CIREBON .

Adapun data Lembaga distribusi pangan dapat dilihat pada


tabel 5.13 dibawah ini :
Tabel 5.13
Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat
(koperasi dan kelompok tani)
Koperasi Nama Kelompok Tani
No Kecamatan Tahun Tahun Keterangan
Tahun 2017 Tahun 2018
2017 2018
A Harjamukti
1 - - Sekar Maju Sekar Maju
2 - - Sidemung Sidemung
3 - - Mulya Tani Mulya Tani
4 - - Makmur Jaya Makmur Jaya
5 - - Sipawon Sipawon
6 - - Kedung Mendeng Kedung Mendeng
7 - - Pandan Wangi Pandan Wangi
8 - - Sumber Hidup Sumber Hidup
9 - - Kopi Luhur Kopi Luhur
10 - - Mekar Jaya Mekar Jaya
11 - - Sipanggang Jaya Sipanggang Jaya
B Lemahwungkuk
1 - - Sirandu Jaya Sirandu Jaya
2 - - Tani Mukti Tani Mukti
3 - - - Sipadu Jaya
C Kesambi
1 - - Jaya Mulya Jaya Mulya
2 - - Sipeti Sipeti
3 - - Bangkit Bangkit
4 - - Sri Rejeki Sri Rejeki
5 - - Sedayu Sedayu
(Sumber : Profil DPPKP Th. 2018)
Dari tabel di atas jumlah kelompok tani yang ada di Kota
Cirebon sebanyak 19 Kelompok yang tersebar pada tiga (3)
Kecamatan sampai saat ini kelompok tersebut masih aktif.
Disamping Kelompok Pertanian, Kota Cirebon juga memiliki
Kelompok Usaha Bersama (KUB) dari Bidang Kelautan dan
Perikanan, untuk perikanan tangkap sebanyak 19 KUB. dan 34
Kelompok Budidaya Ikan Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel berikut ini :
MENUJU SWASTI SABA WISTARA / 2019 .
KOTA CIREBON .

Tabel 5.14
Kelompok Usaha Bersama Bidang Perikanan
JUMLAH
ALAMAT
NO. NAMA KELOMPOK ANGGOTA
KECAMATAN KELURAHAN / DESA (ORANG)
1 KUB BAHARI SEJAHTERA KEJAKSAN KESENDEN 18
2 KUB MUARA LAUT KEJAKSAN KESENDEN 17
3 KUB SEJATI KEJAKSAN KESENDEN 17
4 KUB MUARA LAUT 5 KEJAKSAN KESENDEN 50
5 KUB BARUNA SATU KEJAKSAN KESENDEN 25
6 KUB BARUNA DUA KEJAKSAN KESENDEN 28
7 KUB PANCER LAUT KEJAKSAN KESENDEN 13
8 KUB KEDUNG PANE KEJAKSAN KESENDEN
9 KUB KAKAP MERAH LEMAHWUNGKUK LEMAHWUNGKUK 19
10 KUB JENAHA LEMAHWUNGKUK LEMAHWUNGKUK 20
KUB WAHANA SUDU
11 BAHARI LEMAHWUNGKUK LEMAHWUNGKUK 23
KUB ANCO SETIA
12 BAHARI LEMAHWUNGKUK LEMAHWUNGKUK 23
13 KUB MITRA JAYA LEMAHWUNGKUK PANJUNAN 18
14 KUB SINAR LAUT LEMAHWUNGKUK PANJUNAN 21
KUB SAMUDERA
15 LESTARI LEMAHWUNGKUK PANJUNAN 17
16 KUB CITRA NELAYAN LEMAHWUNGKUK PANJUNAN 18
17 KUB MUARA LAUT 2 LEMAHWUNGKUK PANJUNAN 29
18 KUB SUDU MANDIRI LEMAHWUNGKUK PANJUNAN 60
19 KUB ANYARAN LEMAHWUNGKUK PANJUNAN
(Sumber : Bidang Kelautan dan Perikanan, Kota Cirebon 2018)
Dari Tabel 5.14 diatas jumlah kelompok usaha bersama
untuk perikanan tangkap sebanyak 19 Kelompok yang tersebar
pada dua (2) kecamatan yaitu Kecamatan Kejaksan dan
Lemahwungkuk.
MENUJU SWASTI SABA WISTARA / 2019 .
KOTA CIREBON .

Tabel 5.15
Kelompok Budidaya Bidang Perikanan
ALAMAT JUMLAH
NO. NAMA KELOMPOK KELURAHAN ANGGOTA Komoditas
KECAMATAN
/ DESA (ORANG)
1 MULYA JAYA HARJAMUKTI KECAPI 12 nila, lele, patin
2 MINA PUSAKA HARJAMUKTI KECAPI 12 lele
3 KAMAL SEJAHTERA HARJAMUKTI KECAPI 10 patin, nila
4 MAJU BERSAMA HARJAMUKTI KALIJAGA 11 lele
5 GEMPAR HARJAMUKTI ARGASUNYA 10 lele
6 MENDENG MANDIRI HARJAMUKTI ARGASUNYA 11 lele
SUMBER REJEKI
7 ARGASUNYA HARJAMUKTI ARGASUNYA 10 lele, nila
8 USAHA BERSAMA HARJAMUKTI KALIJAGA 10 lele
9 MELATI SUCI HARJAMUKTI KALIJAGA 10 lele
10 RESTU BUNDA HARJAMUKTI ARGASUNYA 10 lele
11 BUDIDAYA MULYA KEJAKSAN KESENDEN 36 udang, bandeng
12 RUKUN MAKMUR KEJAKSAN KESENDEN 10 lele, nila
13 BANGKIT JAYA KEJAKSAN KESENDEN 10 kerang hijau
14 SUTRA BAHARI KEJAKSAN KESENDEN 10 kerang hijau
15 PURNA MINA LESTARI KEJAKSAN KESENDEN 10 lele
16 MULYA ASIH KEJAKSAN KESENDEN 10 lele
KARYA
17 MEKAR SARI KESAMBI MULYA 10 ikan hias
CAHAYA HAYA KARYA
18 SEJAHTERA KESAMBI MULYA 10 belut
19 SELA BRAHMA KESAMBI SUNYARAGI 10 nila
20 ASTRAD KESAMBI KESAMBI 10 lele
KESAMBI JAYA
21 SUTARMAN KESAMBI KESAMBI 10 lele
22 ULAM GRAGE PEKIRINGAN PEKALIPAN 11 ikan hias
23 KERUKUNAN LEMAHWUNGKUK PEGAMBIRAN 11 udang, bandeng
24 KARANG ANOM LEMAHWUNGKUK PEGAMBIRAN 11 bandeng
25 CAHAYA MENTARI LEMAHWUNGKUK PEGAMBIRAN 10 bandeng
26 SUKA MAJU LEMAHWUNGKUK PEGAMBIRAN 30 bandeng
27 BUNGA MEKAR LEMAHWUNGKUK PEGAMBIRAN 10 udang, bandeng
28 PUTRA MENTARI LEMAHWUNGKUK PEGAMBIRAN 10 bandeng
29 PUTRA BAHARI LEMAHWUNGKUK PEGAMBIRAN 10 bandeng
MINA PEGUYUBAN LEMAHWUNGKUK PEGAMBIRAN 10 udang, bandeng
30 SEJAHTERA
31 BAHARI LEMAHWUNGKUK PEGAMBIRAN 10 nila
KARYA MULYA LEMAHWUNGKUK KESEPUHAN 10 bandeng
32 KESUNEAN
33 SINAR KERANG JAYA LEMAHWUNGKUK PEGAMBIRAN 10
34 PULOBARU SELATAN PEKALIPAN PULASAREN 12 ikan hias
(Sumber : Bidang Kelautan dan Perikanan, Kota Cirebon 2018)
Dari data tersebut34 Kelompok Budidaya Ikan yang tersebar
pada lima (5) Kecamatan yang ada di Kota Cirebon.
MENUJU SWASTI SABA WISTARA / 2019 .
KOTA CIREBON .

8. Adanya program pertanian organik oleh pemerintah dan


Masyarakat
Program pertanian organik yang dilaksanakan di Kota
Cirebon oleh Masyarakat adalah Optimalisasi Pemanfaatan
Pekarangan melalui Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL)
Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) merupakan Kegiatan
dalam rangka optimalisasi lahan pekarangan yang ramah
lingkungan dalam suatu kawasan dan untuk mendukung Kegiatan
Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) dengan
cara budidaya aneka tanaman sayuran, umbi-umbian dan buah-
buahan serta ternak kecil atau ikan di pekarangan rumah.
Optimalisasi pemanfaatan pekarangan dilakukan melalui
upaya pemberdayaan wanita untuk mengoptimalkan manfaat
pekarangan sebagai sumber pangan keluarga. Upaya ini dilakukan
dengan membudidayakan berbagai jenis tanaman sesuai
kebutuhan keluarga seperti aneka umbi, sayuran, buah, serta
budidaya ternak dan ikan sebagai tambahan untuk ketersediaan
sumber karbohidrat, vitamin, mineral, dan protein bagi keluarga
pada suatu lokasi kawasan perumahan/ warga yang saling
berdekatan dan berkelanjutan.
Dalam rangka mewujudkan Kota Cirebon menjadi Kota Hijau
dengan meningkatkan sumber pangan dan gizi,
melaksanakanOptimalisasi Pemanfaatan Pekarangan melalui
Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL).
Program ini telah berlangsung dari tahun 2013 sampai dengan
2018 adapun Jumlah RW dapat dilihat pada tabel berikut ini :
MENUJU SWASTI SABA WISTARA / 2019 .
KOTA CIREBON .

Tabel 5.10
DAFTAR KELOMPOK KRPL BERDASARKAN RW, KELURAHAN DAN
KECAMATAN DI KOTA CIREBON TH 2013-2018
Jumlah RW yang memiliki KWT - Ket
No Kecamatan Kelurahan
KWT KRPL
1. Harjamukti Argasunya 5 RW 07, RW 04, RW 03, RW 07, RW
Jumlah Se- 09
Kecamatan : Kalijaga 3 RW 12, RW 06, RW 10

23 KWT Harjamukti 4 RW 01, RW 06, RW 07, RW 10


Kecapi 4 RW 12, RW 04, RW 03, RE 01
Larangan 7 RW 08, RW 17, RW 16, RW 15, RW
03, RW 14, RW 07
2 Lemahwungkuk Pegambiran 4 RW 08, RW 13, RW 04, RW 05, RW
Jumlah Se- 05
Kecamatan : Kesepuhan 2 RW 02, RW 09

8 KWT Lemahwungkuk 1 RW 08
Panjunan 1 RW 09
3 Pekalipan Pekalipan 1 RW 08
Jumlah Se- Pulasaren 3 RW 04, RW 06, RW 04, RW 07
Kecamatan : Jagasatru 1 RW 05
7 KWT Pekalangan 2 RW 06, RW 03
4 Kesambi Karyamulya 5 RW 07, RW 12, RW 17, RW 09, RW
Jumlah Se- 05
Kecamatan : Sunyaragi 1 RW 15

13 WT Drajat 2 RW 07, RW 01
Kesambi 3 RW 06, RW 01, RW 03
Pekiringan 2 RW 03, RW 08
5 Kejaksaan Kejaksan 2 RW 04, RW 03
Jumlah Se- Sukapura 1 RW 05
Kecamatan : Kebonbaru 2 RW 01, RW 02
7 KWT Kesenden
2 RW 10, RW 03
Jumlah Se-Kota Cirebon 58 58 RW
MENUJU SWASTI SABA WISTARA / 2019 .
KOTA CIREBON .

Jumlah RW yang ada di Kota Cirebon 248 RW, jumlahKWT-KRPL yang ada
58 KWT KRPL yang tesebar dalam
Berikut ini foto-foto KRPL di Kota Cirebon

Tanaman Sayur dan Buah Organik


di KWT-KRPL Secerah Pagi Kel. Larangan
Kec. Harjamukti Kota Cirebon
3 Agustus 2018

Tanaman Sayur dan Buah Organik


di KWT-KRPL Merah Delima Kel.
Harjamukti Kec. Harjamukti
Kota Cirebon
29 September 2018

Tanaman Sayur dan Buah Organik


di KWT-KRPL Sarkawi Kel. Kesenden
Kec. Kejaksan Kota Cirebon
12 Desember 2018
MENUJU SWASTI SABA WISTARA / 2019 .
KOTA CIREBON .

Tanaman Sayur dan Buah Organik


di KWT-KRPL Sarkawi Kel. Kesenden
Kec. Kejaksan Kota Cirebon
25 November 2018

Tanaman Sayur dan Buah Organik


di KWT-KRPL Sarkawi Kel. Pegambiran
Kec. Lemahwungkuk Kota Cirebon
November 2018

Tanaman Sayur dan Buah Organik


di KWT-KRPL Sarkawi Kel. Pegambiran
Kec. Lemahwungkuk Kota Cirebon
Juli 2018
MENUJU SWASTI SABA WISTARA / 2019 .
KOTA CIREBON .

Hasil KRPL
yang sudah dipasarkan

Kegiatan untuk menunjang ketahanan Pangan dan Gizi yang


dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Cirebon berupa :
1) Pelatihan tabulampot (tanaman buah dalam pot)
2) Bimbingan teknis tentang pengolahan makanan yang
beragam, bergizi seimbang dan Aman (B2SA) disamping itu
kegiatan ibu-ibu kelompok wanita tani (KWT) mengolah hasil
kebun seperti sayuran untuk dijadikan makanan yang dapat
dijual kegiatan ini tentunya akan meningkatkan penghasilan
keluarkan.
3) Bimbingan Teknis Pemanfaatan Pekarangan
Mengingat Kota Cirebon tidak termasuk Kota produksi dan
adanya keterbatasan lahan, maka keterbatasan lahan pertanian,
maka untuk menghijaukan Kota maka pemerintah dan
masyarakat berusaha mengoptimalkan lahan yang terbatas
dengan memanfaatkan lahan pekarangan agar dapat
menghasilkan sayuran dan buah. Untuk mendapatkan hasil
pekarangan yang optimal diperlukan teknologi untuk dapat
memproduksi sayuran, walaupun dengan lahan terbatas.
Teknologi yang dimungkinkan untuk dikembangkan di perkotaan
MENUJU SWASTI SABA WISTARA / 2019 .
KOTA CIREBON .

adalah budidaya secara hidroponik serta budidaya organik.


Dalam memanfaatan pekarangan juga diupayakan untuk
menekan penggunaan pestisida, karena itu dalam pelatihan
/Bintek ini juga diberikan bimbingan cara membuat pestisida
menggunakan bahan-bahan nabati yang berasal dari tumbuhan
di sekitar rumah.
Teknologi Hidroponik dipandang banyak bermanfaat di
perkotaan mengingat keterbatasan lahan untuk menanam,
kemudian budidaya tanaman menjadi sehat karena tidak
menggunakan tanah yang banyak tercemar bahan kimia seperti
logam berat. Demikian juga penggunaan teknik budidaya
tanaman secara organik mulai diminati untuk kesehatan
tanaman dan manusia, karena mengurangi penggunaan bahan
kimia dari pupuk maupun obat-obatan pembasmi hama.
Untuk mencapai hal tersebut diatas maka Pemerintah
melaksanakan kegiatan Bimbingan Teknis yang dilaksanakan
pada Selasa-Rabu , tanggal 24-25 April 2018, bertujuan untuk :
a) Meningkatkan pengetahuan masyarakat akan manfaat
pekarangan untuk pengembangan pangan;
b) Mendorong dan meningkatkan kreativitas masyarakat dalam
mengembangkan pemanfaatan pekarangan dengan
menanam tanaman, baik secara organik maupun
hidroponik;
c) Membangun budaya keluarga untuk aktif menanam tnaman
sayuran dan buah di halaman rumahnya masing-masing.
Kegiatan Pelatihan/Bintek ini tidak hanya menyampaikan
secara teori, tetapi juga dilanjutkan dengan pelatihan teknis
tentang budidaya tanaman sayuran di pekarangan secara organic
dan hidroponik serta pembuatan pestisida nabati.
Di akhir kegiatan peserta diberi beberapa jenis benih,
untuk dipraktekkan di rumahnya masing-masing.Benih yang
dibagikan yaitu kangkung, bayam dan caeseim.
MENUJU SWASTI SABA WISTARA / 2019 .
KOTA CIREBON .

4) Pembentukkan Kader Beragam Bergizi Seimbang dan Aman


(B2SA)

Aspek konsumsi pangan sangat erat kaitannya terhadap


kualitas SDM.Bukti empiris menunjukkan bahwa kualitas SDM
sangat ditentukan oleh status gizi yang baik, dan status gizi yang
baik ditentukan oleh jumlah asupan pangan yang dikonsumsi.
Selanjutnya, masalah gizi yang terjadi pada masa tertentu akan
menimbulkan masalah pembangunan di masa yang akan datang.
Saat ini hampir seluruh negara di dunia menghadapi berbagai
bentuk permasalahan gizi, baik kekurangan gizi maupun
kelebihan gizi, baik gizi makro maupun gizi mikro.
5)
Konsumsi pangan yang berkualitas, yang ditunjukkan
dengan keragaman jenis pangan dan keseimbangan gizi dalam
pola konsumsi pangan sehari-hari dibutuhkan tubuh agar dapat
hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan.Oleh
karena itu, secara gencar Pemerintah melakukan upaya
diversifikasi konsumsi pangan.Upaya tersebut dilakukan tidak
untuk mengganti beras secara total, tetapi mengubah pola
konsumsi pangan masyarakat sehingga masyarakat mengonsumsi
lebih banyak jenis.
Dalam upaya mempercepat pemahaman masyarakat tentang
konsumsi pangan yang Beragam, Bergizi Seimbang dan Aman
(B2SA) dan Menumbuhkan perilaku makan yang bergizi pada
anak usia sekolah maka pada tahun 2018 Kota Cirebon
mengadakan Pembentukkan Kader Beragam Bergizi Seimbang dan
Aman (B2SA).
Kegiatan ini bertujuan :
a) Meningkatkan pengetahuan masyarakat(terutama anak
usia sekolah (6-12 tahun) akan pentingnya konsumsi
pangan B2SA

b) Meningkatkan pemahaman masyarakat dalam penerapan


prinsip B2SA
MENUJU SWASTI SABA WISTARA / 2019 .
KOTA CIREBON .

c) Mendorong dan meningkatkan kreativitas masyarakat


dalam mengembangkan atau menciptakan menu B2SA
berbasis sumber daya lokal.
Berikut foto-foto kegiatan tersebut diatas :
1) Foto-foto pelatihan tambulapot

2) Foto-foto bimbingan teknis tentang pengolahan makanan


yang beragam, bergizi seimbang dan Aman (B2SA)
MENUJU SWASTI SABA WISTARA / 2019 .
KOTA CIREBON .
MENUJU SWASTI SABA WISTARA / 2019 .
KOTA CIREBON .

Foto-foto Pengolahan hasil kebun menjadi panganan


kemasan (Kripik Bayam dan kripik cabe) :
MENUJU SWASTI SABA WISTARA / 2019 .
KOTA CIREBON .

3) Berikut ini foto-foto Kegiatan Bintek Pemanfaatan Pekarangan :

Peserta pelatihan/ Bintek Pekarangan aktif menyimak arahan Kabid


Konsumsi dan Keamanan Pangan DPPKP
MENUJU SWASTI SABA WISTARA / 2019 .
KOTA CIREBON .

Nara sumber yang pertamama, Bapak Edi, Pembina KWT Darmamukti


Lestari menyampaikan materi tentang Pengalaman Bertanam Sayuran secara
Hidroponik

Nara sumber kedua, Bapak Suyono AMd, Petugas POPT menyampaikan


materi tentang Pembuatan Pestisida Nabati

Nara sumber ketiga, Dede Asep Saeful, SP menyampaikan cara pembuatan


pupuk organik dan bokashi langsung praktek di lapangan
MENUJU SWASTI SABA WISTARA / 2019 .
KOTA CIREBON .
MENUJU SWASTI SABA WISTARA / 2019 .
KOTA CIREBON .

Nara sumber keempat dari Tim Komunitas Hidroponik Cirebon


menyampaikan teori dan praktek budidaya tanaman sayuran secara
hidroponik

Paket bantuan yang diserahkan kepada masyarakat dan


penandatanganan Berita Acara Serah Terima Bantuan
MENUJU SWASTI SABA WISTARA / 2019 .
KOTA CIREBON .

4) Foto -foto Kegiatan Pembentukkan Kader B2SA

Pembukaan dan Pre test

Penyampaian Materi
MENUJU SWASTI SABA WISTARA / 2019 .
KOTA CIREBON .

Piagam dan Penghargaan untuk tiga (3) Peserta terbaik

Foto bersama Narasumber dan Peserta


MENUJU SWASTI SABA WISTARA / 2019 .
KOTA CIREBON .

Prestasi

No. Tahun Prestasi Uraian Jenis Lomba Tingkat Juara


1 2013 Abdi Bhakti Tani Nasional II
2 2014 Raskin Award Jawa Barat II
3 2015 Raskin Award Jawa Barat II
4 2016 Raskin Award Jawa Barat II
5 2016 LCM B2SA Provinsi II (Umum)
6 Lomba Penanaman
2016 Provinsi II
Satu Millyar Pohon
7 Harapan I
2017 LCM B2SA Provinsi
(Khusus)
8 Pengelola Sekretariat
2017 Provinsi II
Dewan Ketahan Pangan
9 Adi Karya Pangan
Nusantara Kategori
2017 Provinsi II
Pelopor Ketahanan
Pangan (An. Suparman)
10 2018 LCM B2SA Provinsi III (Umum)
11 Pengelola Sekretariat
2018 Dewan Ketahanan Provinsi I
Pangan
12 Adi Karya Pangan
Nusantara Kategori
2018 Pelopor Ketahanan Provinsi II
Pangan (An. Selviana
Mezack)
MENUJU SWASTI SABA WISTARA / 2019 .
KOTA CIREBON .

Beberapa Hadiah dan Penghargaan yang diterima

Piala dan Piagam Piala dan Piagam


Juara II Penanaman Satu Millyar Juara Harapan I Lomba LCM
Pohon Tingkat Provinsi Th. 2016 B2SA Tingkat Provinsi Jabar

Ibu Kadis saat menerima Piala -Piala yang


Penghargaan diraih
Juara I Dewan Ketahanan Pangan Tingkat Provinsi Jabar
Tingkat Nasional.
MENUJU SWASTI SABA WISTARA / 2019 .
KOTA CIREBON .

Ibu Silviana M Juara II


Abdi Bhakti Tani
Juara II Adhi Karya Pangan
Nusantara Kategori Pelopor Tingkat Nasional Th. 2013
Ketahanan Pangan
Tingkat Provinsi Jawa Barat Th 2018
MENUJU SWASTI SABA WISTARA / 2019 .
KOTA CIREBON .

Anda mungkin juga menyukai