SKRIPSI
Oleh:
Arief Abdul Hakim
NIM. 1423101050
1423101050
ABSTRAK
Dari hasil penelitian yang peneliti peroleh adalah menunjukan bahwa pengurus dari
Komunitas Teater Didik IAIN Purwokerto. Pengurus dalam hal ini merupakan seseorang
yang bereperan dalam proses pembinaan kepekaan. Dalam proses pembinaan kepekaan pada
anggota menggunakan model, pola ataupun bentuk pembinaan pembinaan kelompok dengan
aspek pembinaan yaitu pembinaan fisik dan mental, seperti latihan olahraga, kecakatan, dan
pembinaan daya tangkap
v
Motto
“Learn from yesterday, live for today, hope for tomorrow. The important
thing is not to stop questionin”
vi
PERSEMBAHAN
1. Kedua orang tua penulis, (Alm) Bapak M. Sujana Satibie dan Ibu
kasih yang tak terhingga, karena jasa – jasa beliau berdua yang tak
terkira kepada diri penulis dan yang selalu menjadi tauladan yang baik,
2. Kepada kaka tercinta Jayanti Eka Fitri serta Dian Anggraeni Kusuma
vii
melakukan aktivitas keseharian. Dengan begitu penulis mengucapkan
banyak – banyak terima kasih atas apa yang sudah diberikan oleh-Nya
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Ilahi Rubbi, dan rasa terima kasih yang pertama penulis
sampaikan kepada Allah SWT atas kasih sayang, kemurahan dan segala karunia-Nya
yang tiada mampu tertulis disetiap dinding kehidupan, sekalipun dengan tujuh kali
lipat tinta air samudra, berkat hidayah dan inayah-Nya pula penulis dapat
melengkapi syarat memperoleh gelar sarjana strata atau pendidikan Agama Islam
SAW, keluarga, sahabat, dan para pengikutnya dan semoga syafaat yang selalu
Dengan segala kerendahan hati penulis, sampaikan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu terselsaikan skripsi ini. Ucapan terima kasih atas penulis
sampaikan kepada:
1. Dr. H. Moh. Roqib, M.Ag., Rektor Institus Agama Islam Negeri Purwokerto
2. Dr. Fauzi, M.Ag. Wakil Rektor I Institut Agama Islam Negeri Purwokerto.
3. Dr. H. Ridwan, M.Ag., Wakil Rektor II Institut Agama Islam Negeri Purwokerto
4. Dr. H. Sulkhan Chakim, S.Ag., M,M. Wakil Rektor III Institut Agama Islam
Negeri Purwokerto
5. Prof. Dr. H. Abdul Basit. M,Ag., Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi
ix
6. Dr. Muskinul Fuad, M,Ag., Wakil Dekan I Fakultas Dakwah dan Komunikasi
7. Dr. Hj. Khusnul Khotimah, M.Ag., Wakil Dekan II Fakultas Dakwah dan
8. Dr. Musta’in. S.Pd., M.Si. Wakil Dekan III Fakultas Dakwah dan Komunikasi
9. Bpk Ahmad Muttaqin S.Ag., M,Si Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak
skripsi ini.
10. Segenap Dosen dan Staff Administrasi Fakultas Dakwah Institut Agama Islam
Negeri Purwokerto Segenap dosen dan Karyawan Institut Agama Islam Negeri
Purwokerto
11. Segenap pegawai perpustakaan yang telah membantu penulis dalam mencari
12. Rizky Riyanti Azhari orang yang paling berharga dan membantu dalam
13. Dani Purwani, selaku Ketua Komunitas Teater Didik Institut Agama Islam Negeri
wawancaranya
14. Semua Pengurus Komunitas Teater Didik Institut Agama Islam Negeri
x
15. Agus Riyanto yang sudah membantu penulis dalam memperoleh informasi
tentang Komunitas Teater Didik Institut Agama Islam Negeri Purwokerto data
16. Rohmat Nur Hidayat alias Pawon yang sudah membantu penulis dalam
Negeri Purwokerto, serta telah memberikan saya ruang untuk istirahat dan belajar.
17. Sufi Ma’sum alias Burik juga turut membantu dalam memberikan saya ruang
untuk belajar
18. Yanuar Ariffudin alias Lading yang telah berjuang bersama – sama
19. Kepada seluruh orang – orang yang setia di Komunitas Teater Didik Institut
20. Seluruh sahabat dan kerabat dari Forum Komunikasi Teater Kampus Purwokerto
yang sudah mempercayai saya untuk ikut belajar bersama di ruang yang sama.
21. Dan seluruh teman – teman UKM dan UKK yang sudah mau menerima saya di
22. Semua pihak yang telah membantu dan mendampingi penulis selama
Hanya ucapan terima kasih yang dapat penulis sampaikan dan juga permohonan
maaf yang sebesar - besarnya atas segala kesalahan. Semoga allah senantiasa
semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca, khususnya bagi penulis.
xi
Akhirnya hanya kepada Allah penulis memohon petunjuk dan berserah diri serta
ditulis ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
Semoga karya sesederhana ini membawa manfaat bagi penulis pada khususnya dan
Penulis,
xii
DAFTAR ISI
xiii
BAB IV PEMBINAAN KEPEKAAN LINGKUNGAN
A. Profil Komunitas Teater Didik .................................................. 61
B. Paradigma Lingkunga ............................................................... 67
C. Penyajian Data Pembinaan Kepekaan Lingkungan Pada Anggota di
Komunitas Teater Didik ............................................................ 69
D. Analisis Data ............................................................................. 76
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................... 82
B. Saran – saran ............................................................................ 83
C. Kata Penutup ............................................................................. 84
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
sebagai tempat atau wadah untuk berkumpul dan bekerja sama secara rasional
data dan lain sebagainya yang digunakan secara efisien efektif untuk mencapai
tujuan organisasi.
organisasi secara umum dan luas, para ahli juga mengemukakan pendapatnya
1
Khaerul Umam, Perilaku Organisasi, (Bandung, CV Pustaka 2010), hlm 22
2
Achmad Sobirin, Budaya Organisasi, (Yogyakarta, UUP STIM YKPN 2007) hlm 7
3
Malayu S.P Hasibuan, Organisasi dan Motivasi, dasar peningkatan produktivitas,
(Jakarta, Bumi Pusaka 2011) hkm 15
1
2
kemampuan untuk berinteraksi secara cepat dan tepat terhadap obyek atau
situasi sosial tertentu yang ada di sekitarnya. Yang pada intinya untuk
4
Sutarto, Dasar – dasar Organisasi, (Yogyakarta, UGM pres 2006), hlm 27
5
Imam Moedjiono, Kepemimpinan dan Keorganisasian, (Yogyakarta : UII Press, 2002),
hlm. 135.
3
lain yang ada di sekitarnya. Yang di antaranya adalah berbagi dengan orang
kelompok. Oleh karena itu metode ini dinamakan pula metode T-group
kepekaan dengan diri sendiri dan terhadap hubungan diri sendiri dengan orang
apabila persoalan emosional itu dapat diatas maka dengan sendirinya kesulitan
tiga, yaitu kelompok tak dikenal, kelompok semi kenal, dan kelompok yang
dikenal. Dalam kelompok tak dikenal para peserta latihan berasal dari
bermacam-macam organisasi dan mereka satu sama lain tidak saling kenal,
mengenal. Dalam kelompok semi kenal peserta latihan berasal dari organisasi
yang sama tetapi lain satuan sehingga ada sebagian yang telah kenal dan
sebagian lagi belum saling kenal. Dalam kelompok yang mengenal peserta
6
Marselius Sampe Tondok, Melatih Kepekaan Sosial Anak, Harian Surabaya Post, 2012,
hlm 6
4
latihan berasal dari satuan yang sama sehingga mereka saling mengenal satu
sama lain.7
Teater sebagai sebuah pertunjukan tidak terlepas dari aspek tanda dan
maupun pekerja seni teater lainnya akan membangun karya seni pertunjukan
yang umumnya berlaku proses dan penciptaan karya sebuah teater atau
bagaimana tumbuh rasa kepedulian yang tinggi atau bisa disebut dengan
kepekaan.
karena itu adalah sebagai pedoman di teater. Bahwa teater tidak hanya
rasa kepemilikan pada anak atau anggota supaya lebih meningkatkan rasa
Namun pada kondisi dan sosial yang ada di komunitas teater didik
mengalami kepekaan yang relativ rendah yang dimana pada setiap anggota
7
Sutarto, Dasar-dasar Organisasi, (Yogyakarta, UGM pres 2000), hlm. 418
5
kepekaan yang relativ rendah itu akan timbul dampak solidaritas seksama
anggota rendah, lingkungan fisik tidak terawat, kesadaran yang rendah. Dari
dan berkreativitas.
karakter yang di bangun. Para senior ataupun dewan pendamping yang selalu
bentuk dengan metode dan proses yang bermartabat. Kepekaan bukan sekedar
8
Jamal Ma’mur Asmani, Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter Di Sekolah (
Jogjakarta: DIVA Pers, 2013), hlm. 27.
6
hidup sehingga terbentuk diri yang unik9. Kepekaan sosial bukan suatu
kemampuan yang dibawa sejak lahir, kepekaan sosial muncul dan berkembang
kemampuan untuk bereaksi secara cepat dan tepat terhadap objek serta situasi
sosial tertentu yang ada disekitarnya. Namun kepekaan sosial muncul sendiri
pembinaan baik itu fisik, mental maupun sosial dan memberikan kesempatan
budayanya.
9
Siti Irene Astuti Dwiningrum, Pendidikan Sosial Budaya, (Yogyakarta, UNY
Press,2016), hlm 102
7
B. Definisi Operasional
1. Pembinaan
sesama manusia.10
2. Kepekaan lingkungan
10
Sjrkawi, Pembentukan Kepribadian Anak Peran Moral Intelektual, Emosional, dan
Sosial Sebagai wujud Integritas Membangun Jati Diri, ( Jakarta : PT. Bumi Aksara,2006). Hlm 27
11
W. J. S. Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka,2007) hlm 856
12
J.S Badudu dan Sutan Mohammad Zain, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Sinar Harapan,1994) hlm 1021
8
untuk berinteraksi secara cepat dan tepat terhadap objek serta situasi
3. Anggota
dalam instansi kampus atau intra kampus, yang menjadi sebuah wadah
hampir sama dengan organisasi yang lain maupun bentuk fisik, mental,
C. Rumusan Masalah
pengurus untuk di bina dan mendapatkan pengasuhan baik itu fisik, mental,
sosial dan budaya oleh pihak yang berwewenang baik itu perseorangan
ataupun lembaga seperti di Komunitas teater didik. Oleh karena itu komunitas
9
teater didik menangakap realitas yang terjadi dengan berupaya anak-anak yang
setiap individu yang dimilikinya. Maka rumusan masalah dalam penelitian ini
D. Tujuan Penelitian
yang telah ditemukan, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan
rutin sehari-hari
10
E. Manfaat Penelitian
F. Kajian Pustaka
teori-teori yang relevan dengan masalah yang diteliti atau kajian tentang ada
atau tidaknya studi, buku, makalah yang sama atau mirip dengan judul penulis
susun
Kristen Petra Fakultas Sastra 2017 yang berjudul “Teater sebagai Media
untuk seni, seperti ungkapan dalam bahsa Prancis l’art pour I’art, Namun
11
demikian, dalam perkembangannya dunia seni tidak berdiri sendiri. Karya seni
juga terkait dengan komunitas sosial yang berada di luar dunia seni.13
cepat dan tepat terhadap objek serta situasi tertentu yang ada disekitarnya14
yang diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk bereaksi secara cepat dan
tepat terhadap obyek atau situasi sosial tertentu ada disekitarnya. Terdapat
beragam kepekaan sosial diantaranya adalah berbagi dengan orang lain, sedia
sebagai sebuah tindakan dari seseorang individu yang berasal dari dalam
dirinya untuk ikut merasakan dan merangsang atas setiap kejadian yang terjadi
menyenangkan.15
13
Stefanus Suprijitno, Teater Sebagai Media Untuk Pengabdian Masyarakat, 2017, vol. 3,
no 1, hal 97
14
Atsana Nida Azkiya, Bimbingan Kelompok Dalam Meningkatkan Kepekaan Sosial
Siswa MAN 4 Bantul Yogyakarta, Skripsi, (Purwokerto: UIN Sunan Kalijaga Juru`san Bimbingan
dan Konseling Islam, 2017), hlm x
`15Emma Rohima, Upaya Meningkatkan Kepekaan Sosial Dengan Teknik Diskusi Di
MAN Bandar, Skripsi, (Sumatera Utara, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara), hlm 9
12
dominasi teater-teater sekuler dalam sebuah arena sosial. Arena sosial penuh
peningkatan kepekaan dan teater sebagai media dakwah adalah cara untuk
meningkatan reaksi secara cepat dan tepat terhadap obyek dan situasi sosial.
16
Nanang Arisona, Perjuangan Teater Muslim Diantara Dominasi Arena Sosial
Kelompok-kelompok Teater Sekuler, 2012, vol. 1, no 1, hal 74
13
G. Sistematika Penulisan
pembahasan masalah secara garis besar, skripsi ini terdiri dari tiga bagian
yaitu bagian awal, bagian utama, dan bagian akhir. Bagian awal skripsi ini
halaman moto, halaman kata penghantar, halaman daftar isi dan halaman
persembahan.
dalam lima bab yang saling terkait satu sama lainnya. Adapun sistem
Bab , IV Hasil Data dan Analisis Data. Bab ini berisi penyajian hasil
data dan analisis data mengenai skripsi dan metode pembinaan kepekaan
1. Pengertian perilaku
pada dasarnya sebagai respon terhadap apa yang dianggap dapat diterima
keyakinan, kenangan, atau rasa hormat terhadap orang lain. Perilaku sosial
adalah aktivitas fisik dan psikis seseorang terhadap orang lain atau
sebaliknya dalam rangka memenuhi diri atau orang lain yang sesuai
sesuatu sesuai dengan sifat atau layak bagi manusia. Secara sosial berarti
secara istilah diartikan sebagai berikut ini. Perilaku sosial adalah aktivitas
fisik dan psikis seseorang terhadap orang lain atau sebaliknya dalam
15
16
rangka memenuhi kebutuhan diri atau orang lain yang sesuai dengan
tuntutan sosial.1
Perilaku juga sering disebut dengan akhlak atau moral. Moral ialah
yang timbul dari hati dan bukan paksaan dari luar, yang disertai pula oleh
ada orang yang bermalas-malasan, tidak sabar dan hanya ingin untung
sendiri.
pasif tetapi dapat pula agresif. Pada individu yang pasif, manifestasi
percakapan, kesulitan untuk berkata tegas terhadap diri sendiri atau orang
lain, pada umumnya mereka tidak mempunyai teman akrab. Pada diri
1
E.B Hurlock, psikologi Perkembangan, (Jakarta: Erlangga 2003), hal 261-264
2
Drajat, hygiene mental, (Bandung: Gramedia Pustakatama 2005), hal 89
17
baik secara verbal maupun non verbal, dalam lingkup pergaulan, remaja
yang mengalami kesulitan bergaul merasa dirinya berada pada posisi yang
diri dan sulit menerima diri apa adanya, tidak yakin pada dirinya dan
3
Neila ramdhani, perubahan perilaku dan konsep remaja yang suliit bergaul
setelah menjalani pelatihan keterampilan sosial, Jurnal Psikologi, (Yogyakarta:
Universitas Gadjah Mada, 1996), vol 23, no 1, hal 14.
18
yang seharusnya diberikan oleh para psikolog sosial pada kegiatan mental
seseorang.
mempersepsi lingkungannya.
sosialnya.
harapannya.
Perilaku ada jenis yang pertama yaitu perilaku yang alami atau
refleksif dan yang kedua yaitu perilaku operan atau bentukan. Perilaku
yang dialami yaitu perilaku yang terjadi reaksi secara spontan terhadap
operan atau bentukan yaitu perilaku yang melalui proses belajar, latihan,
dalam dirinya, sikap serta napsu. Faktor internal ini dipengaruhi oleh
dua faktor yaitu faktor biologis dan faktor sosio psikologis. Faktor
Faktor eksternal adalah faktor yang berasa dari luar diri seseorang
atau individu faktor yang timbul dari keluarga, sekolah dan masyarakat
baik pada perilaku seseorang, begitu juga jika kondisi masyarakat yang
21
penyakit dan beberapa atribut atau faktor reisko. Pada kelompok dengan
bila tidak ada faktor resiko. Meskipun sebagian proporsi kelompok yang
berisiko menderita penyakit, tetapi ada sebagian lain yang tidak terkena
penyakit. Resiko berarti ada asosiasi dan bukan penyebab. Konsep faktor
hari, yang ada dalam aspek perilaku. Bukan hanya karena adanya beberapa
resiko yang memang tidak dapat dihindari, tetapi biasanya perilaku yang
B. Tinjauan Pembinaan
1. Pengertian Pembinaan
4
Tim penyusun kamus pusat bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2001)
23
Pendidikan agama dapat dijadikan fundamen atau dasar mental bagi anak
dan menjadi bagian cara berfikir serta bersikap terhadap semua aspek
5
Kinasih Novarisa, Pola Pembinaan Di Panti asuhan Rumah Yatim Arahman
Sleman Yogyakarta, Skripsi, (Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta, 2014), hlm
13 diambil dari http: //eprints.uny.ac.id/26950/1/kinasih%20novarisa_10102244005.pdf
diakses tanggal 15 september 2017 pukul 14.00 wib
6
Kinasih Novarisa, Pola Pembinaan Di Panti asuhan Rumah Yatim Arahman
Sleman Yogyakarta, Skripsi, (Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta, 2014), hlm
14 diambil dari http: //eprints.uny.ac.id/26950/1/kinasih%20novarisa_10102244005.pdf
diakses tanggal 15 september 2017 pukul 14.00 wib
24
saja belum dapat memenuhi kebutuhan jasmani anak, untuk itu perlu
2. Obyek Pembinaan
pembinaan lapangan.8
a. Pembinaan Orientasi
ini diadakan untuk sekelompok, orang yang baru masuk dalam suatu
7
Kinasih Novarisa, Pola Pembinaan Di Panti asuhan Rumah Yatim Arahman
Sleman Yogyakarta, Skripsi, (Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta, 2014), hlm
14 diambil dari http: //eprints.uny.ac.id/26950/1/kinasih%20novarisa_10102244005.pdf
diakses tanggal 15 september 2017 pukul 14.00 wib
8
Irwanto, Pembinaan Anak Kurang Mampu Dan Terlantar Pada UPTD, Panti
Sosial Asuhan Anak Harapan Di Kota Samarinda, eJournal Administrasi Negara, vol 5
hlm 5203 di ambil dari hhtp://ejurnal.an.fisip.-unmul.ac.id/s2-34-08).pdf ite/wp-%20(12-
16-0 diakses tanggal 3 november 2017 pukul 19.30 wib
25
b. Pembinaan Kecakapan
d. Pembinaan Penyegaran
e. Pembinaan Lapangan
langsung.
3. Tujuan Pembinaan
9
Veni Rahayu, Pembinaan Karakter Religius Peserta Didik DI Madrasah Aliyah
Negeri Majenang Kabupatan Cilacap, Skripsi, (IAIN Purwokerto, 206)
27
4. Pembinaan Sikap
1. Kajian teater
A. Dramaturgi teater
10
Kinasih Novarisa, Pola Pembinaan Di Panti asuhan Rumah Yatim Arahman
Sleman Yogyakarta, Skripsi, (Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta, 2014), hlm
19 diambil dari http: //eprints.uny.ac.id/26950/1/kinasih%20novarisa_10102244005.pdf
diakses tanggal 15 september 2017 pukul 14.00 wib
28
perilaku.
atau situasi (scane) fisik yang biasanya harus ada jika para
Untuk melakukan hal itu, para aktor harus yakin bahwa audiens
diungkap.
pada audiens.
11
http://sosialmasterpice.blogspot.com/2011/03/teori-dramaturgi-goffman.html
32
yang jelas.
sosial akan lebih mudah untuk diidentifikasi. Orang akan lebih memahami
C. Tinjauan Kepekaan
1. Pengertian kepekaan
masyarakat atau sosok orang lain atau sodaranya adalah bahagian darinya
juga. Apabila perasaan seperti ini timbul dalam pribadi seseorang, maka
pasti dia tidak ingin orang lain susah dan menderita. Bukankah
12
http://Pristality.worfpress.com/2011/11/29/teori-dramaturgi-erving-goffman/
13
Mangunsuwito, Kamus Saku Ilmiah Populer, (Jakarta: Widyatamma Presindo,
2011) hal 367
14
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Diunduh dari http://www.kbbi.web.id/peka.
34
pribadi seseorang ingin berilmu tinggi, akhlak yang baik, terhormat, kaya,
istri yang cantik dan sholeha dan sebagainya, apa yang digunakan untuk
apa saja yang tidak diinginkan oleh pribadinya maka dia berharap agar
sendiri.15
tepat terhadap obyek atau situasi sosial tertentu yang ada disekitarnya.
tindakan dari seseorang individu yang berasal dari dalam dirinya untuk
ikut merasakan dan mudah terangsang atau setiap kejadian yang terjadi di
menyenangkan,
15
Dharma Kusuma, Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktik di Sekolah,
(Bandung: Remaja Rosdaya, 2012), hal 76
16
Thomas Lickona, Pendidikan Karakter: Panduan Lengkap Mendidik Siswa
Menjadi Pintar dan Baik, (Bandung: Nusa Media, 2008), hal 83
35
sosial yang tinggi akan mudah memahami dan menyadari adanya reaksi-
reaksi dari orang lain, entah reaksi tersebut positif maupun negatif. Jadi
2. Macam-macam kepekaan
orang lain. Adapun macam atau sebutan lain dari kepekaan sosial yang
a. Empati
keluar dari kulit kita dan masuk ke kulit orang lain. Selain itu empati
sama dengan orang. Reaksi dari sikap empati ini biasanya adalah
36
tindakan atau perkataan yang mungkin sangat mirip dengan apa yang
b. Kepedulian sosial
kerja sama.
1) Tolong Menolong
orang lain dan jika kita perlu bantuan tentunya orang pun akan
17
Elfindri, dkk, Pendidikan Karakter Kerangka, Metode dan Aplikasi Untuk
Pendidik dan Profesional, (Jakarta: Baduose Jakarta), hal 95-96
18
Fathul Mu’in, Pendidikan Karakter Kontruksi Teoritik & Praktik (Yogyakarta:
Ar-Ruzz Media), hal 231
37
kepuasan yang amat bahagia, kebahagian yang tak terkira, juga ada
rasa bahwa kita ini ada dan diperlukan oleh orang lain. Rasa bahwa
kita ini berguna bagi orang lain. Juga dengan mau menolong orang
lain, pasti ada orang yang mau menolong kita, berlaku hukum
sebab akibat.
2) Kerja Sama
layak.
3) Kesadaran diri
orang lain. Orang lain memiliki karakter ini jauh dari sifat egois
terimakasih atas jasa dan budi baik orang lain. Orang yang suka
19
Muhammad Mustari, Nilai Karakter Refleksi Untuk Pendidikan Karakter,
(Yogyakarta: LaksBang PRESSindo, 2011) hal 126
39
c. Indikator kepekaan
1. Indokator kepekaan
a. Perspective taking
penghargaan.
b. Fantasy
c. Emphatic concern
20
Elfindri, dkk, Pendidikan Karakter Kerangka, Metode dan Aplikasi Untuk
Pendidik dan Profesional, (Jakarta: Baduose Jakarta), hal 101
40
menerapkan.
21
Danang Setiawan, Hubungan Antara Anomie Dengan Kepekaan Sosial Pada
Remaja. Naskah Publikasi Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Diunduh dari http://eprints.ums.ac.id20361/24/NASKAH_PUBLIKASI.pdf. Diakses
pada tanggal 11 Februari pukul 09.40 WIB
22
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Diunduh dari http://www.kbbi.web.id/peka
41
sampai sekarang.
bahasa yang ada, tanggung jawab sosial dan solidaritas muncul dari
untuk pekerjaan sampai asuransi dana pensiun yang dibiayai dengan uang
yang melaksanakan tanggung jawab pribadi untuk diri sendiri dan orang
tanggung jawab.
Menurut Friedrich August von Hayek, semua bentuk dari apa yang
hidup mereka. Karena itu bagi suatu masyarakat liberal hal yang mendasar
adalah bahwa setiap individu harus mengambil alih tanggung jawab. Ini
Apabila ia tidak mau bertanggung jawab, maka ada pihak lain yang
dapat dilihat dari dua sisi, yaitu dari sisi pihak yang berbuat dan dari sisi
akibat baik atau buruk perbuatannya itu, dan menyadari pula bahwa pihak
23
Anas Salahudin, Pendidikan Karakter Berbasis Agama & budaya bangsa, (Bandung:
Pustaka Setia 2013), hal 112
43
luar diri sendiri. Dalam kesadaran ada subyek dan obyek. “ada yang sadar”
menjadi subyek, tetapi dia juga menjadi obyek. Jadi seolah-olah disitu ada
sadar, sedangkan obyek adalah pengada yang tak sadar. Implikasi lebih
ada dan tidak akan pernah ada kesadaran murni. Kesadaran akan sesuatu
dilihat dari konsep sartre tentang kesadaran yang bersifat ateis. Dalam
dari luar diri manusia termasuk ajaran moral dan Tuhan. Norma-norma
individual, personal.24
manusia juga menyadari bahwa ada kekuatan lain yang ikut menentukan,
24
Dwi Siswanto, Kesadaran Dan Tangung Jawab Pribadi Dalam Humanisme Jean-Paul
Sartre, Staf Pengajar Universitas Gadjah Mada, Jurnal Filsafat, Juli 1997, hal 29
45
berangan-angan sendiri.
isteri, ayah, ibu, anak-anak dan juga orang yang menjadi bagian dari
kehidupan.
dilakukan
berikut:
a. Kesadaran
b. Kecintaan
c. Keberanian
47
ada 3 yaitu :
25
Ketut Sudani, Ketut Suami, Made Setuti, Penerepan konseling Eksistensial Humanistik
Teknik Penodelan Untuk meningkatkan Perilaku Tanggung Jawab Belajar Siswa Kelas VIII E SMP
Negeri 1 Sukasada, Jurusan Bimbingan Konseliing FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja,
diunduh dari http://ejournal.undiksha.ac.id
26
Nurul Zuriah, Pendidikan Moral & Budi Pekerti Dalam Perspektif Perubahan, (Jakarta:
Bumi Aksara 2011), hal 232
48
tanggung jawab dapat ditunjukan setiap perbuatan dimana saja dan kapan saja.
27
Agus Zaenal Fitri, Pendidikan Karakter Berbasis Nilai Etika di Sekolah, (Yogyakarta: Ar-
Rozz Media 2012) hal 43
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode Penelitian
merupakan cara yang teratur untuk mencapai suatu tujuan yang dimaksud.
A. Jenis Penelitian
mendalam. Suatu data yang mengandung makna. Makna adalah data yang
1
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan, Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D (Bandung, alfabeta, 2016) hlm 3.
49
50
sebenarnya, data yang pasti merupakan suatu nilai dibalik data yang
catatan lapangan, foto, video, dokumen pribadi, catatan atau memo dan
B. Lokasi penelitian
1. Obyek penelitian
2
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan, Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D (Bandung, alfabeta, 2016) hlm 15
51
2. Subyek penelitian
1) Pembina
3
Haris Herdiansyah, Metedologi Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-ilmu Sosial,
(Jakarta: Salelmba Humanika), hlm 5
52
anggotanya supaya lebih peka terhadap apapun yang ada. Dan juga
metode tersebut.\
bagaimana cara atau dengan apa data dikumpulkan. Dalam penelitian ini,
1. Observasi
proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua
Purwokerto.
4
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan, Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D (Bandung, alfabeta, 2016) hlm 203
54
2) Metode
4) Sanksi
akurat.
5) Interaksi
6) Kode Etik
norma – norma sosial namun bila ada kode etik yang memiliki
2. Wawancara
3. Dokumentasi
5
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan, Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D (Bandung, alfabeta, 2016) hlm 72
57
menyusun kedalam pola, memilah milih mana yang penting dan yang akan
1. Reduksi Data
membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang tidak telah
6
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan, Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D (Bandung, alfabeta, 2016) hlm 181
7
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan, Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D (Bandung, alfabeta, 2016) hlm 335
58
aduk dengan data lainnya. Maka disinilah peneliti harus bisa memilih
yang tidak ada kaitannya dengan penelitian atau tidak terpakai, harus
2. Penyajian Data
8
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan, Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D (Bandung, alfabeta, 2016) hlm 338
9
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan, Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D (Bandung, alfabeta, 2016) hlm 339
59
menarik kesimpulan
10
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan, Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D (Bandung, alfabeta, 2016) hlm 345
60
nantinya jelas.
BAB IV
Purwokerto
1. Kondisi Umum
Purwokerto1
dengan Stasiun Purwokerto dengan jalan merupakan salah satu akses yang
bernama teater Gema pada tahun 1989-1991. Kemudian pada tahun 1993
1
Dokumentasi dikutip pada tanggal 25 Juni 2019 Pukul 10.00 WIB
2
Dokumentasi dikutip pada tanggal 25 Juni 2019 Pukul 10.00 WIB
61
62
yang organisatoris.
Teater Didik dengan harapan agar, selain menjadi organisasi, teater juga
solidaritas. selain itu, dengan konsep gotong royong akan terbangun ikatan
WARAH : Petuah)
3
Hasil wawancara dengan mantan ketua Komunitas Teater Didik Purwokerto
Pawon(Rohmat Nur Hidayat) pada tanggal 29 Juni 11.00 WIB
63
pengalaman keindahan yang tidak bisa kita peroleh sehari-hari. Selain itu
dakwah juga sebagai media kegiatan yang bersifat menyeru, mengajak dan
Teater.4
potensi, dan kemampuan yang wajar. Maka dari itu Komunitas Teater
anggota baik yang terlebih dahulu masuk teater ataupun yang baru
4
Wawancara dengan mantan Ketua Komunitas Teater Didik Purwokerto Pawon
(Rokhmat Nur Hidayat pada tanggal 29 Juni 2019 Pukul 13.00 WIB
5
Wawancara dengan mantan ketua Komunitas Teater Didik purwokerto Agus
Riyantotanggal 20 Juni 2019 Pukul 10.00 WIB
64
budaya.6
b) Bidang Pelatihan
keteateran
c) Bidang Produksi7
purwokerto Utara
6
Wawancara dengan pengurus Komunitas Teater Didik Purwokerto Patil (Silmi Aulia )
tanggal 25 Juni 2019 Pukul 12.00 WIB
7
Wawancara dengan Pengurus Komunitas Teater Didik Purwokerto Kopin (Chotib Bagus
A) tanggal 25 Juni 2019 Pukul 12.00 WIB
8
Dokumentasi dikutip tanggal 25 Juni 2019 Pukul 10.00 WIB
65
olahrasa / olahsukma
rutin
anggota di Komunitas Teater Didik ialah yang sesuai dengan kriteria calon
IAIN Purwokerto.
12
Dokumentasi dikutip tanggal 25 Juni 2019 Pukul 10.00 WIB
13
Dokumentasi dikutip tanggal 25 Juni 2019 Pukul 10.00 WIB
67
1. Sarana
a. Gedung Sekretariatan
b. Gudang
c. Dapur
d. Kamar Mandi
2. Prasarana
a. Peralatan Kantor
b. Peralatan Dapur
c. Peralatan Kesenian
d. Perpustakaan14
B. Paradigma Lingkungan
sebagai pusat dari sistem alam semesta. Di dalam antroposentrisme, etika, nilai
dan prinsip moral hanya berlaku bagi manusia, dan bahwa kebutuhan dan
kepentingan manusia mempunyai nilai paling tinggi dan paling penting. Nilai
14
Obeservasi dilakukan Pada tanggal 25 Juni 2019 Pukul 10.00 WIB
68
kehidupan dan makhluk hidup mempunyai nilai berharga pada dirinya sendiri,
baik yang hidup maupun yang tidak hidup. Secara ekologis, makhluk hidup dan
benda – benda abiotis lainnya saling berkaitan satu sama lain. Oleh karena itu,
kewajiban dan tanggung jawab moral tidak hanya dibatasi pada makhluk hidup.
Kewajiban dan tanggung jawab moral yang sama juga berlaku terhadap semua
realitas ekologis.
Pada tahun 2016 Komunitas Teater Didik memiliki anggota yang tercatat
ada sekitar 60 anak yang terdiri dari pengurus serta anggota yang masih aktif,
namun dalam selang satu tahun 2017 anggota yang masuk dan yang mengikuti
kegiatan workshop recruitment terhitung sekitar 12 anak. Yang terdiri dari 5 laki –
laki dan 7 perempuan. Dengan begitu adanya penurunan yang sangat drastis yang
oleh para pengurus serta anggota yang masih aktif dalam pendekatan secara
emosional. Serta management yang kurang baik yang dilakukan oleh para setiap
“menurut lemper sebagai ketua di komunitas teater didik hal yang sering terjadi
pada pengurusan saat ini adalah miss nya tanggung jawab terhadap diri sendiri
yang mengakibatkan kinerja dari beberapa teman – teman tidak terlihat hasil yang
15
Obeservasi dilakukan Pada tanggal 25 Juni 2019 Pukul 10.00 WIB
16
Wawancara dengan Pengurus komunitas teater didik purwokerto Kopin (Chotib Bagus
A) tanggal 27 Juni 2019 Pukul 10.00 WIB
69
teater didik adalah sebagai bentuk usaha yang diberikan pengurus dan anggota
keputusan yang terbaik, membentuk kembali sikap sesuai dengan nilai – nilai
positif lainnya yang nantinya dapat dijadikan pedoman dalam proses, dengan
tujuan untuk meningkatkan serta menumbuh rasa kepedulian dan empati yang
tidak terlepas dengan ajaran Instiut akademik yaitu pembinaan sosial agama
atau spritual, seperti melalui gelora malam Jum’at, Tadarus Puisi. Dengan
ingin menumbuhkan rasa kesadaran diri bahwa perhatian pada diri kita, kita
mengevaluasi dan membandingkan prilaku yang ada pada standard dan nilai –
nilai internal. 18
17
Wawancara dengan Pengurus Komunitas Teater Didik purwokerto Lemper (Dani
Purwani ) tanggal 25 Juni 2019 Pukul 10.00 WIB
18
Wawancara dengan mantan ketua komunitas teater didik purwokerto Agus Riyanto
tanggal 20 Juni 2019 Pukul 10.00 WIB
70
latihan olahraga, kecakatan, dan pembinaan daya tangkap. Dalam hal ini
pengurus bertujuan untuk membantu anggota rasa kepedulian dan rasa tolong
pembinaan kepekaan anggota ini, agar anak tidak mengalami kesulitan dalam
Sehingga anggota mempunyai daya fikir, sikap dan tingkah laku yang sesuai
dengan apa yang dikerjakan oleh pengurus anggota. Dan perbuatannnya sesuai
19
Wawancara dengan Pembina komunitas teater didik purwokerto Heru Kurniawan pada
tanggal 18Juni 2019 Pukul 20.00 WIB
20
Wawancara dengan peembina komunitas teater didik purwokerto Heru Kurniawan pada
tanggal 20 Juni 2019 Pukul 20.00 WIB
71
yang dijelaskan dalam penelitian ini bentuk pembinaan dasar yang diberikan
seperti.21
1. Pembinaan Orientasi
diadakan untuk anggota yang baru masuk di Komunitas Teater Didik IAIN
lingkungan yang baru. Dalam hal ini pengurus Komunitas Teater Didik
yang baik.
21
Wawancara dengan mantan ketua komunitas teater didik purwokerto Pawon (Rokhmat
Nur Hidaya) pada tanggal29 Juni 2019 Pukul 13.00 WIB
72
2. Pembinaan Kecakapan
kemampuan untuk melakukan sesuatu yang baik dan benar. Pembinaan ini
berguna bagi anggota agar dapat mengembangkan diri sesuai minat dan
rutin23,
yaitu:
22
Wawancara dengan mantan ketua komunitas teater didik purwokerto Agus Riyanto
tanggal 20 Juni 2019 Pukul 10.00 WIB
23
Wawancara dengan pembina komunitas teater didik purwokerto Heru Kurniawan pada
tanggal 20 Juni 2019 Pukul 20.00 WIB
73
a. Kepekaan empati
dirinya dalam keadaan perasaan atau pikiran sama dengan orang lain24.
Serta reaksi dari sikap empati pun biasanya sangat mirip dengan apa
b. Kepedulian sosial
24
Elfindri, dkk, Pendidikan Karakter Kerangka, Metode dan Aplikasi Untuk Pendidik dan
Profesional, (Jakarta: Baduose Jakarta), hal 95-96
25
Wawancara dengan mantan Ketua Komunitas Teater Didik Purwokerto Pawon
(Rokhmat Nur Hidayat pada tanggal 29 Juni 2019 Pukul 13.00 WIB
74
sungguh – sungguh, loyal, berani, dan berbudi serta adil tanpa tergoda
oleh hal – hal sebaliknya. Serta dengan kepedulian sosial adalah sifat
yaitu28:
orang lain dan jika kita perlu bantuan tentunya orang pun akan
26
Fathul Mu’in, Pendidikan Karakter Kontruksi Teoritik & Praktik (Yogyakarta: Ar-Ruz
Media),hal 231
27
Wawancara dengan mantan ketua komunitas teater didik purwokerto Agus Riyanto
tanggal 20 Juni 2019 Pukul 10.00 WIB
28
Wawancara dengan pembina komunitas teater didik purwokerto Heru Kurniawan pada
tanggal 20 Juni 2019 Pukul 20.00 WIB
75
terkira, juga ada rasa bahwa kita ini ada dan diperlukan oleh orang
lain. Rasa bahwa kita ini berguna bagi orang lain. Metode harus
apa itu yang namanya kerja sama atau biasa disebut dalam kegiatan
29
Muhammad Mustari, Nilai Karakter Refleksi Untuk Pendidikan Karakter, (Yogyakarta:
Laksbang PRESSindo, 2011) hal 126
76
rasa pengakuan atas karya, ide, serta kontribusi orang lain. Orang
D. Analisis Data
tentang data hasil penelitian. Penelitian ini menjawab hasil dari rumusan
pada setiap tubuh manusia. Pembinaan ini dilakukan dengan berbagai macam
30
Elfendri, dkk, Pendidikan Karakter Kerangka, Metode dan Aplikasi Untuk Pendidik
dan Profesional, (Jakarta: Baduose Jakarta), hal 101
77
jiwa sosial yang tinggi pada anggota yang di berikan di komunitas teater didik.
seperti:32
1. Pembinaan Orientasi
dan wawasan terhadap dasar – dasar teateer, serta penyusaian diri terhadap
2. Pembinaan Kecakapan
31
Wawancara dengan pembina komunitas teater didik purwokerto Heru Kurniawan pada
tanggal 20 Juni 2019 Pukul 20.00 WIB
32
Wawancara dengan mantan ketua komunitas teater didik purwokerto Agus Riyanto
tanggal 20 Juni 2019 Pukul 10.00 WIB
78
diri dalam hal – hal yang sering dilakukan setiap harinya. Pembinaan ini
berikan oleh pengurus teater didik sebagai kegiatan yang positif melalui
anggota yang didiknya dapat menyusaikan diri dengan baik serta bisa
didalamnya. Dengan begitu tujuan dari pada kegiatan yang diberikan oleh
79
pengurus agar para anggota teater didik IAIN Purwokerto bisa beradaptasi
dilingkungan baru, memiliki sifat dan kepribadian yang berbeda, serta bisa
“bagi Fani pembinaan yang dilakukan oleh komunitas teater didik ataupun
para pengurus didalamnya merupakan salah satu bentuk upaya yang dapat
membantu ia dalam meningkatan kepercayaan diri serta memberikan
pengalaman yang lebih terhadap ilmu tentang teater sebagai bentuk
pelajaran supaya bisa beradaptasi dalam lingkungan baru”34
Pembinaan ini bertujuan agar setiap anggota tidak mudah putus semangat
sebagainya,
33
Wawancara dengan salah satu anggota komunitas teater didik purwokerto Kabut (Fani
Ulin Nuha) tanggal 15 Juni 2019 Pukul 10.00 WIB
80
seperti yang disebutkan diatas baik itu yang dilakukan secara individu
kostum
menerus, hal ini berarti suatu pembiasaan yang dilakukan secara terus –
menjadi diri yang sadar dan peka terhadap lingkungan dan dirinya sendiri.
35
Wawancara pengurus komunitas teater didik purwokerto Lemper (Dani Purwani)
tanggal 25 Juni 2019 Pukul 10.00 WIB
81
yang diberikan oleh para pengurus komunitas teater didik meliputi Latihan
Rutin, Gelora Malam Jum’at (diskusi rutin), Tadarus Puisi, Pentas Teater
ajaran yang tidak melanggar aturan dan norma – norma yang berlaku.36
36
Wawancara dengan Pengurus Komunitas Teater Didik purwokerto Lemper (Dani
Purwani ) tanggal 25 Juni 2019 Pukul 10.00 WIB
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
IAIN Purwokerto. Karena posisi pengurus ini menjadi salah satu orang paling
IAIN Purwokerto
Purwokerto dilakukan dengan berbagai model atau pola yang dilakukan oleh
82
83
anggota komunitas teater didik dengan kondisi latar belakang yang berebeda
serta dengan pengetahuan terhadap teater dan kepekaan yang berbeda anggota
bisa memiliki tanggung jawab atas perilaku dan tanggung jawab yang mereka
jalani serta mereka lakukan sehingga para anggota komunitas teater didik
IAIN Purwokerto mampu meyusaikan diri dimana pun serta kapan pun dengan
B. Saran
berikut :
komunitas teater didik dengan supaya para anggota yang lain bisa lebih
adalah orang yang pertama kali dilihat oleh para anggota yang baru
saja menjalani proses teater sehingga bisa menjadi contoh untuk proses
kedepannya
a. Anggota lebih aktif dan lebih giat lagi dalam mengikuti proses teater
d. Dan tetap menjaga silaturahmi antara anggota yang satu dan anggota
C. Kata penutup
Akhir dari segala puji bagi Allah, Tuhan yang telah menciptakan
beserta isinya, yang telah membimbing dan memberikan taufiq serta hidayah-
penulis tidak akan dapat meyelesaikan penelitian ini dengan baik serta dapat
kekurangannya. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
amal shalih yang berguna bagi para pembaca dan ilmu pengetahuan pada
Elfindri, dkk, 2012, Pendidikan Karakter Kerangka Metode Dan Aplikasi Untuk
Pendidik Dan Profesional, Jakarta: Boduse Jakarta
Fitri, Agus Zaenal, 2017, Pendidikan Karakter Berbasis Nilai Etika di Sekolah,
Yogyakarta; Ar-Ruzz Media
Hamidah, 2008, Prilaku Pro Sosial Remaja Pada Tujuh Daerah Di Jawa Timur,
Makalah, Malang: Universitas Maulana Malik Ibrahim Jurusan
Bimbingan dan Konseling Islam
Hardiansyah, Haris, 2010, Metode Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu – Ilmu Sosial,
Jakarta: Salemba Humanika
Irwanto, 2017, Pembinaan Anak Kurang Mampu Dan Terlantar Pada UPTD
Panti Sosial Asuhan Anak Harapan Di Kota Samarinda, Jurnal
Administrasi Negara, vol 5 hal 5203
Ramdhani, Naila, 1996, Perubahan Perilaku Dan Konsep Remaja Yang Sulit
Bergaul Setelah Menjalani Pelatihan Keterampilan Sosial, Jurnal
Psikologi, Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada
Zuriah, Nurul, 2011, Pendidikan Moral Dan Budi Pekerti Dalam Perspektif
Perubahan, Jakarta: Bumi Aksaara