Reaksi kimia berjalan menurut aturan atau kadiah-kaidah tertentu. Kaidah-kaidah atau
aturan-aturan dasar yang mendasari suatu proses reaksi kimia disebut sebagai Hukum-
Hukum Dasar Kimia. Dengan hukum-hukum tersebut, proses reaksi kimia dapat dipahami
dan dapat diprediksi. Dalam perkembangan ilmu kimia, dikenal beberapa hukum yang
termasuk kedalam hukum-hukum dasar kimia. Hukum-hukum ini meliputi hukum Kekekalan
Massa (Hukum Lavoiser), hukum Perbandingan Tetap (Hukum Proust), hukum Perbandingan
Berganda (Hukum Dalton), hukum Perbandingan Volume (Hukum Gay Lussac), dan
hipotesis Avogadro.
Latihan soal :
Reaksi antara gas hidrogen dan gas oksigen membentuk air menurut persamaan reaksi :
2H2(g)+ O2(g)2H2O(l)
a. Zat apakah yang menjadi pereaksi dan hasil reaksi pada persamaan reaksi di atas?
b. Bandingkan massa total zat pereaksi dengan massa total zat hasil reaksi!
c. Apakah Hukum Lavoiser berlaku pada reaksi percobaan tersebut? Jelaskan !
Pada sekitar tahun 1799, seorang ahli kimia Prancis yaitu Joseph Louis Proust
menemukan sifat penting dari senyawa. Berdasarkan penelitiannya terhadap berbagai
senyawa, Proust menemukan bahwa perbandingan massa unsur-
unsur dalam suatu senyawa adalah tertentu dan tetap. Massa suatu
atom (massa atom relatif) dalam semua zat selalu tetap. Hal ini
karena massa atom merupakan sifat khas yang membedakan suatu
atom dengan atom yang lain. Contohnya yaitu massa atom relatif
(Ar) H = 1,0001 (dianggap = 1), massa atom relatif (Ar) N = 14,
massa atom relatif (Ar) C = 12, massa atom relatif (Ar) O = 16,
massa atom relatif (Ar) Na = 23, dan lain sebagainya.
Sumber : http://goo/gl/PPuqkz
Ada berbagai senyawa yang dapat dibentuk oleh dua unsur atau lebih, contohnya yaitu air
(H2O). Air dibentuk oleh dua unsur yaitu unsur hidrogen (H) dan oksigen (O). Hidrogen (H)
dan oksigen (O) merupakan materi yang mempunyai massa.
Joseph Louis Proust (1754-1826) mencoba menggabungkan hidrogen dan oksigen hingga
membentuk air. Hasil eksperimen Proust disajikan dalam tabel dibawah ini
2H2(g) + O2(g) 2H2O(l)
Massa Hidrogen yang Massa Oksigen yang Massa air yang Sisa Hidrogen atau
direaksikan (g) direaksikan (g) terbentuk (g) Oksigen (g)
1 8 9 -
2 8 9 1 g Hidrogen
1 9 9 1 g Oksigen
2 16 18 -
Dari tabel tersebut terlihat bahwa setiap 1 g gas hidrogen bereaksi dengan 8 g oksigen
menghasilkan 9 g air. Hal ini membuktikan bahwa massa hidrogen dan massa oksigen yang
terkandung di dalam air memiliki perbandingan yang tetap yaitu 1:8, berapapun banyaknya
air yang terbentuk. Perbandingan itu merupakan perbandingan massa atom hidrogen (H) dan
massa atom oksigen (O) dalam air (H2 O). Secara matematis, pernyataan itu dapat dijelaskan
sebagai berikut.
= (2 × 1) : (1 × 16)
= 2 : 16
=1:8
Hukum Proust ini memperkuat dan membuktikan kebenaran dari hukum Lavoisier dimana
massa setiap senyawa sangat bergantung pada massa setiap unsur-unsur pembentuknya.
Contoh :
Pada analisis terhadap dua cuplikan garam dapur, diperoleh data sebagai berikut
Cuplikan Massa Garam (g) Massa Natrium yang Massa Klorin yang
Diperoleh (g) Diperoleh (g)
Cuplikan 1 0,2925 0,1150 0.1775
Cuplikan 2 1,755 0,690 1,065
Jawaban :
Natrium (Na)
0,1150
Persentase natrium dalam cuplikan 1 = 0,2925 × 100 % = 39.3 %
0,690
Persentase natrium dalam cuplikan 2 = 1,775 × 100 % = 39.3 %
Klorin (Cl)
0,1775
Persentase klorin dalam cuplikan 1 = 0,2925 × 100 % = 60,7 %
1,065
Persentase natrium dalam cuplikan 2 = 1,775 × 100 % = 60.7 %
Berdasarkan perhitungan di atas, unsur dalam kedua cuplikan garam memiliki persentase
yang sama. Dengan demikian, data pada soal diatas sesuai dengan Hukum Proust.
Latihan Soal :
Andi melakukan percobaan untuk mengetahui perbandingan massa unsur dalam suatu
senyawa. Dalam percobaan tersebut, Andi meneliti dua buah cuplikan dan menghasilkan data
sebagai berikut :
Cuplikan Massa Senyawa (g) Massa Magnesium dari Massa Oksigen dari
Cuplikan (g) Cuplikan (g)
Cuplikan 1 2,40 1,44 0,96
Cuplikan 2 0.25 0,15 0,10
Sumber: http://goo.gl/wMN0dk Misalnya air (H2O) yang terdiri atas unsur hidrogen dan
Gambar 3.1 John Dalton hidrogen dan oksigen dimana unsur hidrogen menyumbangkan
dua atom dan unsur oksigen menyumbangkan satu atom.
Komposisi kimia suatu senyawa ditunjukkan oleh rumus kimianya. Dalam suatu senyawa,
dua atau lebih unsur berbeda bergabung dan setiap unsur menyumbangkan sejumlah atom
tertentu. Misalnya air (H2O) yang terdiri atas unsur hidrogen dan oksigen dimana unsur
hidrogen menyumbangkan dua atom dan unsur oksigen menyumbangkan satu atom.
Dari dua unsur dapat dibentuk beberapa senyawa dengan perbandingan berbeda-beda.
Misalnya, unsur hidrogen dan oksigen dapat membentuk senyawa H2O dan H2 O2 , kemudian
belerang (S) dan oksigen (O) dapat membentuk senyawa SO2 dan SO3 , unsur nitrogen (N)
dan oksigen (O) dapat membentuk senyawa N2 O, NO, N2 O3 , dan N2 O4 .
Dalton menyelidiki perbandingan dari massa unsur-unsur pada setiap senyawa dan
mendapatkan suatu pola keteraturan dimana pola tersebut dinyatakan sebagai Hukum
Perbandingan Berganda. Hukum ini menyatakan bahwa :
“ Apabila dua unsur dapat membentuk lebih dari satu senyawa dan massa salah
satu unsur tersebut tetap (sama), perbandingan massa unsur yang lain dalam
senyawa-senyawa tersebut merupakan bilangan bulat dan sederhana”.
Contoh :
Nitrogen (N) dan oksigen (O) dapat membentuk senyawa-senyawa N2 O, NO, N2 O3 , dan
N2 O4 dengan komposisi massa sebagaimana tercantum dalam tabel berikut ini
Senyawa Massa nitrogen (g) Massa oksigen (g) Perbandingan
𝐍𝟐 𝐎 28 16 7:4
NO 14 16 7:8
𝐍𝟐 𝐎𝟑 28 48 7 : 12
𝐍𝟐 𝐎𝟒 28 64 7 : 16
Dari tabel tersebut dapat terlihat bahwa apabila massa nitrogen (N) dibuat tetap (sama) yaitu
sebanyak 7 gr, maka akan diperoleh perbandingan massa oksigen (O) dalam senyawa-
senyawa N2 O : NO : N2 O3 : N2 O4 = 4 : 8 : 12 : 16 atau 1 : 2 : 3 : 4.
Sumber : http://goo.gl/vy07se
Sumber : es.scribd.com
Gambar 4.2 Perbandingan molekul hidrogen dan oksigen mebentuk uap air
Hingga akhirnya pada tahun 1808, seorang ilmuwan asal Prancis yaitu Joseph Louis Gay
Lussac berhasil melakukan percobaan tentang volume dan gas yang terlibat pada berbagai
reaksi menggunakan beberapa macam gas. Secara sederhana, hasil percobaan Gay Lussac
dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Reaksi antara gas hidrogen dan klorin menghasilkan gas hidrogen klorida dengan
perbandingan volume gas hidrogen : gas klorin : gas hidrogen klorida = 1 : 1 : 2
H2 (g) + Cl2 (g) → 2 HCl(g)
b. Reaksi antara gas hidrogen dan oksigen menghasilkan uap air dengan perbandingan
volume gas hidrogen : gas oksigen : uap air = 2 : 1 : 2
2 H2 (g) + O2 (g) → 2 H2 O(g)
“Pada suhu (T) dan tekanan (P) yang sama, perbandingan volume gas-gas yang
bereaksi dan hasil reaksi sama dengan perbandingan koefisien reaksi.”
Hukum Perbandingan Volume (Hukum Gay Lussac) dapat dituliskan sebagai berikut :
𝑽𝟏 𝑽
= 𝒏𝟐
𝒏𝟏 𝟐
dengan suhu (T) dan tekanan (P) tetap
Keterangan :
Contoh Soal :
Pada suhu dan tekanan yang sama, 3 ml gas nitrogen direaksikan dengan gas hidrogen
membentuk gas amonia. Berapakah volume gas hidrogen yang diperlukan untuk bereaksi dan
berapa volume amonia yang terbentuk?
Jawaban :
Persamaan reaksi setara antara gas nitrogen dan hidrogen yang membentuk gas amonia
adalah sebagai berikut.
Dari persamaan reaksi di atas, perbandingan volume antara gas nitrogen, hidrogen dan
amonia adalah sebagai berikut.
volume H2 Koefisien H2
=
volume N2 Koefisien N2
Koefisien H2
volume H2 = x volume N2
Koefisien N2
3
volume H2 = x 3 ml = 9 ml
1
Koefisien NH3
volume NH3 = x volume N2
Koefisien N2
2
volume H2 = x 3 ml = 6 ml
1
Latihan Soal :
5. Hipotesis Avogadro
“ Pada suhu (T) dan tekanan (P) yang sama, volume suatu gas
sebanding dengan jumlah molekul gas yang terdapat didalamnya. ”
Berdasarkan hipotesis itu, dapat disimpulkan bahwa perbandingan volume gas juga
merupakan perbandingan jumlah molekul yang terlibat dalam reaksi. Dengan kata lain,
perbandingan koefisien rekasi sama dengan perbandingan volume. Secara matematis,
hipotesis Avogadro dapat ditulis sebagai berikut
Perbandingan volume gas dalam suatu reaksi sesuai dengan koefisien reaksi gas-gas
tersebut. Hal ini berarti jika volume salah satu gas diketahui maka volume gas yang lain dapat
ditentukan dengn cara membandingkan koefisien reaksinya.
Contoh Soal :
1 liter gas hidrogen + 1 liter gas klorin → 2 liter gas hidrogen klorida
b. Sebanyak 4 L CH4 dibakar habis dengan gas oksigen sesuai persamaan reaksi berikut
ini.
Pada suhu dan tekanan yang sama, volume gas CO2 yang dihasilkan adalah ?
Jawaban :
a. Volume gas hidrogen : volume gas klorin : volume gas hidrogen klorida = 1 : 1 : 2
Hal ini berarti bahwa perbandingan jumlah molekul hidrogen : jumlah molekul klorin :
jumlah molekul hidrogen klorida = 1 : 1 : 2
Persamaan kimia antara gas hidrogen dan gas klorin adalah sebagai berikut
Jika volume CH4 yang direaksikan sebanyak 4 L, maka volume gas CO2 yang dihasilkan
yaitu:
Koefisien CO2
volume CO2 = x volume CH4
Koefisien CH4
1
volume H2 = x 4 ml = 4 ml
1
Hubungan kuantitatif antar unsur-unsur dalam suatu senyawa dan hubungan antar unsur-
unsur dalam suatu reaksi kimia dapat ditentukan dengan stoikiometri. Istilah stoikiometri
berasal dari bahasa Yunani, yaitu stoicheion yang berarti unsur dan metron yang berarti
mengukur. Jadi, stoikiometri adalah bagian dari ilmu kimia yang mempelajari dan
menghitung hubungan kuantitatif dari reaktan dan produk dalam reaksi kimia. Stoikiometri
didasarkan pada hukum-hukum dasar kimia, yaitu hukum kekekalan massa, hukum
perbandingan tetap, dan hukum perbandingan berganda.
1. Konsep Mol
Setelah ditemukan alat pengukur atom yang sangat peka pada awal abad XX, para ahli
kimia melakukan percobaan tentang massa suatu atom. Sebagai contoh
Berdasarkan data diatas, terlihat bahwa massa satu atom sangatlah kecil sehingga
tidak mungkin menimbang atom menggunakan neraca. Oleh karena itu, para ahli sepakat
menggunakan besaran Satuan Massa Atom (sma) atau Atomic Mass Unit yang biasa juga
disebut dengan satuan Dalton sebagai satuan massa atom.
a. Massa Atom Relatif (Ar)
1 12
Satu sma didefinisikan sebagai 12 massa satu atom 𝐶. Dengan kata lain, setiap atom
12
C memiliki massa 12 sma. Lalu jika dinyatakan dalam satuan gram, massa satu atom 𝐶
adalah 1,99268 × 10−23 gram. Sehingga 1 sma bernilai 1,66057 × 10−24 gram.
𝟏 𝟏𝟐
1 sma = 𝟏𝟐 massa satu atom 𝑪
𝟏
= × 1,99268 × 𝟏𝟎−𝟐𝟑 gram
𝟏𝟐
Para ahli menggunakan isotop karbon C-12 sebagai standar dengan massa atom relatif
sebesar 12. Massa atom relatif menyatakan perbandingan massa rata-rata satu atom suatu
unsur terhadap 1/12 massa atom C-12. Para ahli memutuskan untuk menggunakan C-12 atau
isotop 12C karena mempunyai kesetabilan inti yang inert dibanding atom lainnya. Isotop atom
C-12 mempunyai massa atom sebesar 12 sma. Satu sma sama dengan 1,6605655 x 10-24g.
12
Dengan menggunkan isotop C sebagai standar, maka massa atom unsur yang lain dapat
ditentukan.
Para ahli menggunakan skala massa atom relatif dengan lambang “Ar” untuk
membandingkan massa atom yang berbeda-beda. Rumus penentuan massa atom relatif suatu
unsur dapat dituliskan sebagai berikut.
𝟏
x massa 1 atom 12C
𝟏𝟐
12
Karena massa satu atom 𝐶 sama dengan 1 sma, Ar atom X dapat ditulis menjadi
𝐦𝐚𝐬𝐬𝐚 𝐫𝐚𝐭𝐚−𝐫𝐚𝐭𝐚 𝐬𝐚𝐭𝐮 𝐚𝐭𝐨𝐦 𝐗
Massa atom relatif (Ar X) =
𝟏 𝐬𝐦𝐚
Besarnya harga Ar juga ditentukan oleh harga rata-rata isotop atom atau unsur
tersebut. Sebagai contoh, di alam terdapat 35Cl dan 37Cl dengan perbandingan 75% dan 25%.
Maka Ar Cl dpat dihitung dengan cara :
Sumber : ids.school.net
Molekul merupakan gabungan dari atom-atom. Oleh karena itu, massa molekul relatif
merupakan penjumlahan dari massa atom relatif (Ar) dari atom-atom penyususnnya. Massa
molekul relatif (Mr) atau yang biasa juga disebut dengan Mr merupakan perbandingan massa
1 12
molekul unsur atau senyawa terhadap x massa 1 atom C yang dimana secara sistematis
12
𝟏
x massa 1 atom 12C
𝟏𝟐
12
Karena massa satu atom 𝐶 sama dengan 1 sma, Ar atom X dapat ditulis menjadi
𝟏
x massa 1 atom 12C
𝟏𝟐
Atau massa rata-rata 1 molekul Y = Mr Y x 1 sma
Mr = Σ Ar atom penyusun
Contoh Soal :
Tentukan massa molekul relatif (Mr) NaCl jika diketahui Ar Na = 23 dan Ar Cl = 35.5
Jawaban:
= 1 x 23 + 1 x 35.5 = 58.5
Dalam hubungannya dengan mol, Mr atau Ar dapat dinyatakan dengan satuan gr/mol
atau disebut juga dengan massa molar yaitu massa suatu zat dalam 1 mol zat (n) yang secara
sistematis dinyatakan sebagai berikut.
Massa = n x Mr atau Ar
Keterangan :
n = mol
Latihan Soal
1. Tentukan massa molekul relatif Na2 CO3 , H2 SO4 , C6 H12 O6 , CaCO3 , dan NaCl !
2. Berapa massa 1 atom magnesium jika diketahui Ar Mg = 23,31 dan 1 sma = 1,66 x
10-24 g ?
c. Mol
12
Sumber : Chang ,2000 : 62 dalam 12 gram atom 𝐶. Jumlah
12
Gambar 1.c1Satu mol tiap-tiap unsur. Searah jarum jam partikel dalam 12 gram atom 𝐶
dari kiri ke atas : karbom, belerang, besi, tembaga dan di ditemukan oleh seorang ilmuwan
ditentukan berdasarkan hasil eksperimen yang dilakukannya. Jumlah partikel dalam 12 gram
12
atom 𝐶 adalah 6,02 × 1023 partikel. Bilangan itu kemudian dikenal dengan nama tetapan
Avogadro yang dilambangkan dengan 𝑁𝐴 dimana secara matematis pernyataan itu dapat
ditulis sebagai berikut
𝑵𝑨 = 𝟔, 𝟎𝟐 × 𝟏𝟎𝟐𝟑 partikel
Rumus kimia suatu senyawa menunjukkan perbandingan jumlah atom yang ada dalam
senyawa tersebut. Sebagai contohnya yaitu asam posfat yang memiliki rumus kimia 𝐻3 𝑃𝑂4
dimana dalam senyawa asam posfat perbandingan jumlah atom H , P dan O yaitu 3 : 1 : 4
Jumlah partikel = n x 𝑵𝑨
Keterangan :
n = jumlah mol
𝑁𝐴 = bilangan Avogadro
Contoh Soal :
1. Berapa banyak partikel besi yang terdapat dalam 3 mol logam besi ?
2. Berapa mol tembaga yang terdapat dalam 3,01 × 1024 partikel tembaga ?
Jawaban :
Latihan Soal
d. Volume Molar
Volume molar menyatakan volume untuk setiap 1 mol gas. Oleh karena itu, volume
molar sangat dipengaruhi oleh temperatur dan tekanan. Dalam ilmu kimia, kondisi temperatur
0°C dan tekanan 1 atm dianggap sebagai kondisi standar yang biasa disingkat dengan STP
(Standar Temperature and Pressure). Berdasarkan hipotesis Avogadro, gas yang bervolume
sama memiliki jumlah molekul yang sama jika diukur pada tekanan dan temperatur yang
sama. Hal ini berarti bahwa jika jumlah molekul sama maka jumlah volumenya juga sama.
dimana K = konstanta
V = n atau V = n.K
1,4826
1 L gas O2 =
32
1
1 L gas O2 = mol
22,4
Sesuai dengan hukum Avogadro yang menyatakan bahwa pada suhu dan tekanan
yang sama, volume gas yang sama mengandung jumlah molekul yang sama atau banyaknya
mol dari tiap-tiap gas volumenya sama. Maka berlaku volume untuk 1 mol gas dalam
keadaan standar (STP) yaitu 22,4 L.
Pada keadaaan STP, volume molar gas = 22,4 liter/mol. Perumusan volume gas dalam
keaadan STP yaitu
V = n x 22,4 L/mol
Keterangan :
V = volume gas
Sementara itu, RTP (Room Temperature and Pressure) adalah suatu keaaan dengan
suhu 25oC dan tekanan 1 atm dimana pada keadaan RTP volume molar gas bernilai 24,4
L/mol. Perumusan volume gas dalam keadaan RTP yaitu sebagai berikut.
V = n x 24,4 L/mol
Keterangan :
PV=nRT
Keterangan :
Contoh Soal :
Jawaban :
2 gr
2 gr H2 = = 1 mol
2 gr/mol
Latihan Soal :
1. Pada temperatur dan tekanan tertentu, 5 mol gas SO2 mempunyai volume 100 L. Pada
temperature dan tekanan yang sama, berapa volume 3 mol gas NO2 ?
2. Berapa volume gas NO2 yang bermassa 4,6 gram pada temperatur 27°C dan tekanan 2
atm ?
e. Molaritas
M = molaritas (M)
Mr = massa molekul relatif (g/mol)
Suatu larutan dengan molaritas tertentu dapat digunakan untuk membuat larutan lain
dengan molaritas yang berbeda. Larutan itu dapat diperoleh dari dari pelarutan zat murni,
pengenceran, atau pencampuran dua larutan yang berbeda konsentrasinya.
Contoh Soal:
Berapakah molaritas larutan yang dibuat dengan cara melarutkan 2,925 gram NaCl dalam
100 ml aquades ?
Jawaban :
2,925 𝑔𝑟
Mol NaCl = = 0.05 mol
58,5 𝑔𝑟/𝑚𝑜𝑙
V = 100 ml = 0.1 L
0.05 𝑚𝑜𝑙
=
0,1 𝐿
= 0.5 M
Latihan Soal :
Asam sulfat memiliki kadar 98% dan massa jenisnya 1,8 g/ml . Berapakah molaritas asam
sulfat tersebut ?
Hubungan mol dengan massa, jumlah patikel, molaritas dan volume pada STP dapat
digambarkan sebagai berikut
Sumber : ids.school.net
Gambar 1.e.2 Hubungan mol dengan massa, jumlah patikel, molaritas dan volume pada STP
2. Kadar Zat
Kadar zat dalam campuran merupakan banyaknya komponen zat tersebut dalam
campurannya. Kadar zat dalam campuran diungkapkan dalam bentuk persen massa (%
massa), persen volume (% volume), dan bagian per juta (bpj).
Persen massa menyatakan banyaknya zat terlarut dalam 100 gram larutan. Satuan ini
digunakan apabila zat terlarut berupa padatan. Misalnya yaitu satu larutan mengandung 5%
NaCl. Hal ini berarti bahwa setiap 100 gram larutan NaCl mengandung 5 gram padatan NaCl
dan 95 gram air dimana berdasarkan contoh tersebut dapat disimpulkan bahwa rumus persen
massa dapat dituliskan sebagai berikut
Contoh Soal :
Tentukan persentase tiap unsur dalam eter anestesi C4 H10 O. Jika diketahui Ar C = 12, H = 1 ,
dan O = 16.
Jawaban :
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑢𝑛𝑠𝑢𝑟 𝑋 × 𝐴𝑟 𝑋
% 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑋 = × 100 %
𝑀𝑟 𝑠𝑒𝑛𝑦𝑎𝑤𝑎
4 × 12
% 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶 = × 100 % = 64,9 %
74
10 × 1
% 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐻 = × 100 % = 13.5 %
74
1 × 16
% 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑂 = × 100 % = 21.6 %
74
Jadi, persentase tiap unsur dalam eter anestesi adalah 64,9 % C, 13,5% H, dan 21.6 % O.
Latihan Soal :
Suatu senyawa mengandung 4,6 g natrium, 1,2 g karbon, dan 4.8 g oksigen. Tentukan
presentase unsur-unsur tersebut dalam senyawa !
Sumber : halodoc.com
Bagian per juta menyatakan banyaknya bagian massa suatu komponen dalam sejuta
bagian massa campuran atau banyaknya bagian volume suatu komponen dalam sejuta bagian
volume campuran. Rumus penentuan bagian per juta (bpj) dapat dituliskan sebagai berikut.
𝐦𝐚𝐬𝐬𝐚 𝐤𝐨𝐦𝐩𝐨𝐧𝐞𝐧
Bpj (ppm) massa = x 𝟏𝟎𝟔 bpj
𝐦𝐚𝐬𝐬𝐚 𝐜𝐚𝐦𝐩𝐮𝐫𝐚𝐧
𝐯𝐨𝐥𝐮𝐦𝐞 𝐤𝐨𝐦𝐩𝐨𝐧𝐞𝐧
Bpj (ppm) volume = x 𝟏𝟎𝟔 bpj
𝐯𝐥𝐨𝐥𝐮𝐦𝐞 𝐜𝐚𝐦𝐩𝐮𝐫𝐚𝐧
Contoh Soal :
1. Dalam 155,3 g sampel air kolam ditemukan sekitar 1,7 × 10−4 g fosfat. Berapakah
konsentrasi fosfat tersebut dalam ppm ?
Jawaban :
Latihan Soal :
1. Dalam 400 g sampel air kolam terdapat 3,5 ppm nitrat terlarut. Berapakah massa
nitrat terlarut dalam sampel tersebut ?
2. Diketahui kadar gas Argon di udara bersih adalah 0.94 %. Tentukan kadar gas
tersebut dalam bagian per juta (bpj) !
Rumus kimia menunjukkan jenis unsur dan jumlah relatif tiap-tiap unsur yang terdapat
dalam zat. Banyaknya unsur yang terdapat dalam zat ditunjukkan dengan angka indeks.
Rumus kimia sangat membantu dalam mengelompokkan dan membedakan suatu zat dengan
zat yang lain sehingga dapat memudahkan dalam hal mempelajari sifat-sifat zat tersebut.
Adapun penulisan rumus kimia dapat dinyatakan dalam rumus empiris dan rumus molekul.
Pada umumnya rumus molekul suatu senyawa merupakan kelipatan rumus empirisnya.
Akan tetapi, beberapa senyawa memiliki rumus molekul dan rumus empiris sama. Adapun
hubungan rumus molekul dan rumus empiris dituliskan sebagai berikut.
n = bilangan bulat
Penentuan rumus empiris dan rumus molekul suatu senyawa dapat ditempuh dengan
langkah-langkah berikut
Contoh Soal:
Suatu senyawa terdiri atas 84% karbon dan 16% hidrogen. Jika Ar C = 12, Ar H = 1 dan Mr
nya = 100. Tentukan rumus empiris dan rumus molekul senyawa tersebut !
Jawaban :
84 16
Jumlah atom C : jumlah atom H = : = 7 : 16
12 1
100 n = 100
n =1
Latihan Soal :
1. Sampel oksida besi sebanyak 0,476 g direduksi dengan mengalirkan gas CO. Massa
besi yang dihasilkan 0.345 g. Tentukan rumus empiris oksida tersebut !
2. Tentukan rumus empiris senyawa dengan kandungan berikut :
27,3 % C daN 72.7 % O
32,4 5 Na, 22.6 5 S, dan 45 % O
74,01 % C, 5,23 5 H, dan 20,76 % O
Sebagai contoh garam tembaga (II) sulfat yang memiliki rumus kimia
CuSO4.5H2O, artinya dalam setiap satu mol CuSO4 mengikat 5 mol
H2O.
Sumber : id.scribd.com
Contoh Soal:
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐻2 𝑜 x Mr H2 O
Persentase air = x 100 %
Mr senyawa
7 𝑥 18
= x 100 %
246
= 51,2 %
5. Pereaksi Pembatas
Gambar 5.1 skema penggunaan pereaksi berlebihan karena masih ada sisa yang tidak
pembatas dapat ditentukan dengan cara membagi semua mol reaktan dengan koefisiennya,
lalu pereaksi yang mempunyai nilai hasil bagi terkecil, merupakan pereaksi pembatas.
Contoh Soal :
1. Zink (Zn) dan belerang (S) bereaksi membentuk zink sulfida, yaitu suatu zat yang
digunakan untuk melapisi dinding bagian dalam TV tabung.
Persamaan reaksinya adalah :
Zn(s) + S(s) → ZnS
Jika 12 gram Zn dicampur dengan 6,50 gram S, tentukan :
a. Pereaksi pembatasnya;
b. Berapa gram ZnS yang terbentuk;
c. Berapa gram sisa pereaksi yang lain, yang tetap tidak bereaksi pada reaksi diatas ?
Jawaban :
12 𝑔𝑟𝑎𝑚
a. Mol Zn = 65,4 gram/mol = 0,183 mol
6,50 𝑔𝑟𝑎𝑚
Mol S = 32 gram/mol = 0,203 mol
Jadi, massa ZnS yang terbentuk adalah 0,183 mol x 97,4 gr/mol = 17,8 gram
Massa belerang yang tersisa adalah 0,02 mol x 32 gr/mol = 0,64 gram
Jadi, setelah reaksi berakhir masih terdapat sisa belerang sebanyak 0,64 gram
Latihan soal :
1. Pada temperature 150°C , emas bereaksi dengan gas klorin panas menurut persamaan
reaksi
2 𝐴𝑢 (𝑠) + 3 𝐶𝑙 (𝑔) → 2 𝐴𝑢𝐶𝑙3 (𝑠)
Jika terdapat 10 g emas dan 10 g klorin dalam suatu wadah tertutup dan dipanaskan
sampai reaksi sempurna, tentukan :
a. Pereaksi pembatasnya
b. Massa emas klorida yang dihasilkan
c. Massa pereaksi yang tersisa
2. Dalam suatu eksperimen 0,4 mol Fe direaksikan dengan 0,75 mol HCl
𝐹𝑒 (𝑠) + 2 𝐻𝐶𝑙 (𝑎𝑞) → 𝐹𝑒𝐶𝑙2 (𝑎𝑞) + 𝐻2 (𝑔)
a. Tentukan pereaksi pembatasnya
b. Berapa mol gas hidrogen yang dihasilkan
c. Berapa mol pereaksi yang berlebih setelah reaksi berakhir
DAFTAR PUSTAKA
Chang, Raymond. 2000. Essential Chemistry Edisi ke-2. New York : McGraw-Hill.
Rufaida, Anis Dyah dan Annik Qurniawati. 2014. Kimia (Peminatan dan Ilmu-Ilmu
Alam). Klaten : PT Intan Pariwara.
Rufaida, Anis Dyah dan Waldjinah. 2012. Kimia (Peminatan dan Ilmu-Ilmu
Alam). Klaten : PT Intan Pariwara.
Susilowati, Endang dan Tarti Harjani. 2016. Buku Siswa Kimia 1 (untuk Kelas X
SMA dan MA). Solo : PT Wangsa Jatra Lestari.
https://ummikimia.wordpress.com/bahan-ajar/
https://www.quipper.com/id/blog/mapel/kimia/hukum-dasar-kimia/
https://www.belajaripa.net/hukum-dasar-kimia/