4.1.2.8 Indikator Dan Pengukuran Dalam Epidemiologi Penyakit PDF
4.1.2.8 Indikator Dan Pengukuran Dalam Epidemiologi Penyakit PDF
Oleh
Pokok bahasan
a. Pengertian, Tujuan dan Manfaat Indikator Kesehatan
b. Sejarah Indikator Kesehatan
c. Indikator Kesehatan
d. Ciri-ciri Indikator Kesehatan
e. Nilai Absolut dan Nilai Relatif
f. Proporsi, Rate dan Ratio
Ciri-ciri tersebut walaupun ideal tapi dalam praktek sukar diperoleh. Karena
itu untuk memonitor kemajuan kesehatan atau evaluasi program kesehatan
atau mengukur taraf kesehatan masyarakat di suatu wilyah, sebaiknya dipilih
inidikator yang mudah diperoleh sesuai dengan kemampuan untuk
mengumpulkn mengolah dan menganalisis, tetapi masih bermanfaat untuk
menggambarkan keadaan kesehatan yang diinginkan.
Nilai absolut adalah data yang dihasilkan dari pencatatan yang merupakan
materi kasar yang menyatakan frekuensi kejadian atau banyaknya orang
dalam suatu periode tertentu. Data dengan nilai absolut dapat digunakan
untuk perencanaan atau peningkatan pelayanan kesehatan, pencegahan atau
pemberantasan penyakit. Contohnya, data tentang jumlah balita disuatu
kabupaten dapat digunakan untuk perencanaan dalam program imunisasi,
program gizi. Data pasangan usia subur dapat digunakan untuk menentukan
target akseptor keluarga berencana, penyediaan sarana dan tenaga
pertolongan persalinan dan pemeriksaan kehamilan, dan lain-lain. Data
1.6.1 Proporsi
Untuk lebih jelasnya pada dilihat pada tabel 1 dibawah ini, merupakan
distribusi frekuensi penyakit di Puskesmas ABC tahun XXX, dari tabel tersebut
diketahui nialai absolut dan nilai relatif dari suatu data.
a
Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut :
a+b
Untuk dapat dianalisa maka dibuat nilai relatifnya. Dapat dilihat pada kolom
persentase dibuatkan proporsinya, maka data menjadi lebih dapat
tergambarkan oleh pembaca.
1.6.2 RATIO
1.6.3 RATE
Pokok bahasan
a. Pengertian, Tujuan dan Manfaat Indikator Perikehidupan
b. Pencatatan kematian dan kelahiran
2.1 PENDAHULUAN
Bagi keluarga yang orang yang meninggal diberi surat kematian yang
dapat dipergunakan untuk; pensiun, santunan, asuransi jiwa, izin
penguburan.
Untuk kelahiran yang perlu dicatat adalah; nama, jenis kelamin,tanggal
lahir, lahir tunggal atau kembar, tempat dan penolong persalinan, identitas
orang tua, umur dan paritas ibu, anterval antara dua persalinan, riwayat
persalinan. Pencatatan ini kelahiran berguna untuk peningkatan pelayanan
kesehatan ibu dan anak seperti; penyediaan sarana pemerikasaan ibu hamil,
pertolongan persalinan, keluarga berencana, program imunisasi, program gzi.
Untuk bayi yang lahir diberikan surat kelahiran yang dapat digunakan
untuk; masuk sekolah, tunjangan, melamar pekerjaan, izin menikah dan
sebagainya.
Pokok bahasan
a. Angka kematian kasar
b. Standarized Death Rate
c. Specific death Rate
d. Case Fatality Rate
e. Proporsional Mortality Rate
f. Maternal Mortality Rate
g. Infant Mortality Rate
h. Neonatal Mortality Rate
i. Post-neonatal Mortality Rate
j. Perinatal Mortality Rate
k. Still Birth Rate
17.8
Indeks kematian B = = 1.68
10.57
CDR wilayah B menjadi 12.47 x 1.68 = 20.9
Bila dibandingkan dengan CDR negara A 17.8 maka, CDR negara B lebih
tinggi dari negara A.
Contoh; Jumlah kematian karena TBC di suatu wilayah pada tahun XXX
adala sebanyak 3.000 orang. Jumlah penduduk pertengahan tahun adalah
13.821.000. Berapakah rate kematian karena TBC tersebut ?
Perhitungan;
3.000
Spesific death rate = x100.000 = 2 per 100.000 penduduk
13.821.000
Rate ini tidak tergantung dari lamanya kehamilan dan tidak termasuk
kematian akibat kecelakaan atau penyakit lain yang tidak ada hubungan
dengan proses kehamilan dan persalinan.
Dari beberapa hasil penelitian dikemukakan bahwa kematian ibu
banyak terjadi pada golongan umur 40 tahun keatas dan tingkat kematian
terendah terjadi pada golongan umur ibu antara 20 – 24 tahun.
Rate kematian ibu dapat digunakan sebagai indikator untuk
menentukan risiko kematian yang dialami ibu hamil, persalinan dan nifas.
Tingginya angka kematian ibu berkaitan dengan keadaan;
1. Sosial ekonomi masyarakat
2. Kesehatan ibu sebelum hamil, bersalin, dan masa nifas
3. Pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil, pertolongan persalinan dan
masa nifas.
Infant Mortality Rate (IMR) atau angka kematian anak berumur kurang
dari satu tahun adalah jumlah kematian penduduk berumur 0-1 tahun yang
dicatat selama 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama.
Rumus;
jml kematian umur 0-1 tahun yang dicatat selama 1 tahun
IMR = x 1000
Jumlah kelahiran hidup pada tahun yang sama
Jumlah kematian janin umur 28 minggu atau lebih dan pada saat
dilahirkan tidak ada tanda-tanda kehidupan atau bernafas per 1000 kelahiran
hidup.
Rumus;
Jumlah kematian janin umur 28 minggu/lebih dan lahir mati
Still birth Rate = x 1000
Jumlah kelahiran hidup pada tahun yang sama
Pokok bahasan
a. Rate kelahiran kasar
b. Rate Fertilitas Umum
c. Rate Fertilitas menurut Golongan umur
d. Gross Reproduction
e. Ratio Jenis Kelamin waktu Lahir
f. Child Women Ratio
4.1 PENDAHULUAN
Indikator fertilitas merupakan bagian dari statisika perikehidupan.
Ukuran-ukuran fertilitas yang banyak digunakan sebagai indikator
kependudukan dan kesehatan adalah sebagai berikut:
a. Rate Kelahiran Kasar
b. Rate Fertilitas Umum
c. Rate Fertilitas menurut Golongan umur
d. Gross Reproduction
e. Ratio Jenis Kelamin waktu Lahir
f. Child Women Ratio
Rate kelahiran kasar atau Crude Birth Rate (CBR) adalah jumlah semua
kelahiran hidup yang dicatata selama satu tahun per 1000 penduduk
pertengahan tahun yang sama.
Rumus;
Jumlah kelahiran hidup selama 1 tahun
CBR = x 1000
Jumlah penduduk pertengahan tahun yang sama
Rate Fertilitas umum atau General Fertility Rate (GFR) adalah jumlah
kelahiran hidup yang dicatat selama 1 tahun per 1000 penduduk wanita usia
subur pada pertengahan tahun yang sama. Pada rate ini pengukuran fertilitas
dilakukan sesuai dengan populasi yang sebenarnya yaitu pada wanita usia
subur.
Rumus;
jumlah kelahiran hidup yang dicatat selama 1 tahun
GFR = x 1000
jumlah wanita usia subur pada pertengahan tahun yang sama
Rate fertilitas menurut golongan umur atau Age Specific Fertility Rate
(ASFR) adalah jumlah kelahiran hidup oleh ibu pada golongan umur tertentu
yang dicatat selama 1 tahun per 1000 penduduk wanita pada golongan umur
tersebut pada pertengahan tahun yang sama. Perhitungan ASFR biasanya
dilakukan dengan interval 5 tahun.
Rumus;
jumlah kelahiran hidup oleh ibu pada golongan umur
tertentu yang dicatat selama 1 tahun
ASFR = x 1000
Jumlah penduduk wanita pada golongan umur
tersebut pada pertengahan tahun yang sama.
Child women ratio atau ratio anak dan ibu adalah perbandingan antara
anak balita dengan wanita usia subur. Index ini digunakan untuk mengukur
insidensi kelahiran oleh wanita berumur 15-49 tahun dalam suatu populasi.
Pengukuran insidensi kelahiran dengan child women ratio ini tidak langsung
menyatakan jumlah kelahiran yang sebenarnya.
Rumus;
Jumlah anak balita
Child women ratio =
Jumlah wanita usia subur
Pokok bahasan
a. Pendahuluan
b. Masalah dalam indikator morbiditas
c. Ukuran dalam indikator morbiditas
5.1 PENDAHULUAN
• Batasan sakit
Dalam menentukan batasan sakit, kita dihadapkan dengan berbagai
kesulitan yang disebabkan karena suatu penyakit dapat ditinjau dari berbagai
segi, misalnya mulai sakit, lamanya sakit, dan suatu penyakit dapat dibedakan
antara penyakit baru, penyakit lama.
Karena banyaknya kesulitan dalam menentukan batasan sakit WHO
memberikan kelonggaran dalam menentukan batasan sakit dalam indikator
morbiditas yaitu semua gangguan kesehatan dapat dimasukkan dalam
indikator morbiditas.
• Diagnosa penyakit
• Sumber data
Sumber-sumber data morbiditas yang biasa digunakan dibagi dalam
dua kelompok yaitu sumber data yang berasal dari populasi terbatas dan
berasal dari populasi yang luas. Untuk populasi terbatas didapatkan dari;
Laporan penyakit dari puskesmas, Laporan dari rumah sakit, laporan dari
dokter praktek, laporan dari perusahaan. Untuk populasi yang luas didapatkan
dari survei morbiditas. Cara pengumpulan data morbiditas dengan survei
merupakan cara yang terbaik, tetapi tidak praktis untuk dilakukan terus
menerus karena membutuhkan tenaga, waktu dan biaya yang besar.
Bila rate prevalensi ditentukan pada suatu saat misalnya pada bulan
juli tahun X, maka disebut point prevalence rate; dan apabila ditentukan
selama suatu periode tertentu misalnya dari 1 Januari sampai dengan 31
Desember tahun X, maka disebut sebagai periode prevalence rate.
Prevalensi penyakit, sebenarnya tidak menyatakan jumlah penyakit
yang terdapat dalam masyarakat, tetapi hanya menyatakan jumlah penyakit
yang didiagnosa atau tercatat. Untuk mencatat semua penyakit tertentu
dalam masyarakat sangat sulit.
Rate prevalensi sangat bermanfaat untuk mempelajari penyakit kronik
yang terjadi dalam masyarakat dan digunakan untuk mengetahui tingkat
Kasus TBC
1. B S
2. B S R
3. B S
4. B S
5. B M
6. R S
Pokok bahasan
a. Rasio penduduk terhadap sarana pelayanan kesehatan
b. Rasio jumlah penduduk dengan tenaga kesehatan
c. Persentase pengunjung dengan jumlah penduduk
d. Rate kunjungan
e. Frekuensi kunjungan
f. Persentasi ibu hamil yang melakukan pemeriksaan antenatal
g. Persentasi balita yang mendapat imunisasi
h. Persentasi pertolongan persalinan dengan tenaga kesehatan
i. Persentasi pasangan usia subur yang menjadi akseptor keluarga
berencana
6.1 PENDAHULUAN
Dari rasio ini dapat diketahui banyaknya penduduk yang harus dilayani
oleh sarana kesehatan. Angka ini dapat digunakan sebagai indikator untuk
menilai kecukupan pelayanan kesehatan. Kriteria standart untuk kecukupan
tidak sama pada setiap wilayah, tergantung kebutuhan masyarakat dan jenis
pelayanannya. Perhitungan rasio ini pada berbagai wilayah akan
menghasilkan distribusi sarana kesehatan yang dapat dipergunakan sebagai
pegangan untuk menyusun rencana pemerataan sarana pelayanan kesehatan.
Keterangan:
Kunjungan baru adalah semua kunjungan untuk pertama kali dalam suatu
periode tertentu. Kunjungan ini dapat berupa kasus baru.
Pokok bahasan
a. Jumlah penduduk
b. Distribusi dan struktur penduduk
c. Pertumbuhan penduduk
d. Pengukuran perubahan jumlah penduduk
e. Rasio ketergantungan
f. Pengukuran kepadatan penduduk
7.1 PENDAHULUAN
Contoh:
Gambar 7.1 Piramida penduduk suatu wilayah
Bentuk piramida ini terdapat tingkat kelahiran yang masih tinggi dan
tingkat kematian yang rendah. Golongan umur usia produktif terlihat lebih
sedikit, ini terjadi akibat adanya migrasi penduduk keluar yang cukup besar,
misalnya untuk mencari pekerjaan didaerah lain.
P2
= ( 1+ r ) n
P1
Keterangan : P1 = jumlah penduduk awal
P2 = jumlah penduduk kemudian
r = rate pertumbuhan penduduk per tahun
40.000
= ( 1 + r )10
30.000
log 1.333 = 10 log ( 1 + r )
10 log ( 1 + r ) = 0.1249
log ( 1 + r ) = 0.01249
( 1 + r ) = 10 0.01249
r = 0.029
r = 2.9 %
Contoh;
Misalnya diketahui jumlah penduduk suatu wilayah pada tahun XX11
adalah 32.456 jiwa, jumlah kelahiran pada tahun tersebut adalah sebanyak
Pokok Bahasan
a. Pengukuran cakupan penyediaan air bersih
b. Pengukuran lingkungan fisik
8.1 PENDAHULUAN
Pokok Bahasan
a. Gizi masyarakat
b. Pengukuran gizi masyarakat
9.1 PENDAHULUAN
Dilihat dari segi sifatnya ilmu gizi dibedakan menjadi dua, yakni gizi
yang berkaitan dengan kesehatan perorangan yang disebut gizi kesehatan
perorangan atau gizi klinik, dan gizi yang berkaitan dengan kesehatan
masyarakat yang disebut gizi kesehatan masyarakat. Kedua cabang ilmu gizi
ini dibedakan berdasarkan hakikat masalahnya. Gizi klinik berkaitan dengan
masalah gizi pada individu yang sedang menderita gangguan kesehatan
akibat kekurangan atau kelebihan gizi. Oleh sebab itu, sifat dari gizi klinik
adalah lebih menitik beratkan pada kuratif daripada preventif dan
promotifnya. Sedangkan gizi masyarakat berkaitan dengan gangguan gizi
pada kelompok masyarakat, oleh sebab itu sifat dari gizi masyarakat
berkaitan dengangangguan gizi pada kelompok masyarakat. Oleh sebab itu
sifat dari gizi masyarakat lebih ditekankan pada pencegahan dan promotif.
Masalah gizi masyarakat bukan menyangkut aspek kesehatan saja,
melainkan aspek-aspek terkait lainnya seperti ekonomi sosial budaya,
Pokok Bahasan
a. Derajat kesehatan masyarakat
b. Pengukuran derajat kesehatan masyarakat
c. Profil Kesehatan Indonesia
10.1 PENDAHULUAN
Derajat kesehatan masyarakat adalah suatu keadaan atau ukuran
tentang kesehatan dalam masyarakat pada suatu saat dan dibandingkan
dengan suatu keadaan kesehatan masyarakat yang dianggap standart.
Pengetahuan tentang derajat kesehatan sangat penting bagi administrator
kesehatan untuk menyusun rencana program kesehatan dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Untuk mengukur derajat kesehatan masyarakat dibutuhkan indikator-
indikator yang dapat digunakan untuk memberi indikasi tentang derajat
kesehatan masyarakat. Dibawah ini akan diuraikan tentang indikator-indikator
yang dapat digunakan untuk mengukur derajat kesehatan masyarakat.