PENELITIAN
oleh
ARIEF RAHMAN HAKIM
6101418091
JUDUL.....................................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................1
2.1 Motivasi..............................................................................................11
2.2 Minat...................................................................................................17
2.3 Olahraga.............................................................................................21
1
2.4 Pendidikan Jasmani...........................................................................24
3.3.1 Populasi...........................................................................................34
3.3.2 Sempel............................................................................................35
2
3.5.1 Skala Pengukuran Likert.................................................................43
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................79
3
DAFTAR TABEL
4
Tabel 4.13 Statistik Deskriptif Indikator Faktor Emosional.............................62
Tabel 4.14 Distribusi Frekuensi Indikator Dorongan dari dalam Individu Santri
Pondok Pesantren durrotu ahlissunnah wal jama’ah banaran
semarang......................................................................................63
5
BAB I
PENDAHULUAN
aktivitas dan pekerjaan mereka. Sehingga waktu hampir tidak ada waktu untuk
rasa tanggung jawab dan salah satunya adalah saling toleransi antar agama. 3)
dari segi psikologi olahraga dapat melatih mental dan emosi dengan baik yang
menjadi dua aspek yaitu kesehatan jasmani dan rohani yang saling berkaitan
proposional, karena telah digariskan dalam hadist rasulallah SAW bahwa “Allah
6
1
akan lebih menyukai kepada mu’min yang kuat daripada yang lemah”. (Husdarta,
2010:102). Maka dari itulah olahraga sangat dianjurkan dalam ajaran islam
Karena sebab inilah Rasulullah SAW mendukung berbagai jenis olahraga yakni
perspektif sejarah mempunyai arti dan nilai karena berada dalam konteks semua
dalam diri seseorang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam merai
dalam maupun luar individu disebut motif. Motivasi berasal dari bahasa latin
atletnya tidak termotivasi untuk latihan, atlit tersebut harus dibantu pelatih untuk
7
mengetrakkan dan meningkatkan motivasinya (Anshel dalam Komarudin, 2015:
23). Senada dengan Anshel di ungkapkan oleh Husdarta yaitu Motivasi sebagai
laku dan menentukan arah untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan.
Minat adalah suatu keinginan yang timbul dalam diri seseorang untuk
melakukan sesuatu. Menurut Slameto (2010:180) minat adalah suatu rasa lebih
suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang
antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan
diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri
kebutuhan-kebutuhan sendiri.
8
penelitian ilmu-ilmu agama (tafaqquh fiddin), ilmu pengetahuan lain dan
teknologi.
oleh abah kyai masrochan. Hingga sekarang pesantren ini diasuh oleh pak yai
agus romadhon, Pesantren yang dikenal dengan nama Pesantren durrotu aswaja
Pondok pesantren ini memiliki kurang lebih 500 santri putra dan putri.Sarana
menyesuaikan dengan peralatan dan lapangan yang ada di sekitar pondok dan
lingkungan kampus.
selesai. Dalam keseharian seorang santri banyak di habiskan untuk mengaji dan
sekolah formal. karena sesuai dengan misi (commited) awal yang diembannya
durrotu ahlissunnah wal jama’ah banaran semarang yakni kegiatan dimulai dari
pukul 04.00 WIB hingga sekitar pukul 23.00 WIB dihabiskan untuk sekolah formal
dan belajar agama kecuali terdapat waktu-waktu tertentu yang libur dan biasanya
9
durrotu ahlissunnah wal jama’ah banaran semarang hanya diberi kesempatan
satu hari libur sekolah formal dan mengaji, biasanya waktu ini digunakan
WAKTU KEGIATAN
14.00-15.00 Istirahat
10
WAKTU KEGIATAN
kepada dua santri putra yakni ahus fahmi dan ahmad zahid, menurut Ahus
ahus menurut zahid kegiatan kerja bakti yang dilakukan di pondok pesantren
mereka berangapan bahwa kalo diri mereka melakukan aktifitas berat yang dapat
berangapan kalo mereka melakukan kegiatan kerjabakti setiap pagi kalo dalam
bahasa santri “roan” sama saja berolahraga dan itu yang membuat mereka
berolahraga.
Muhammad ahsan dan billy pada tanggal 28 maret 2020, menurut ahsan
olahraga itu penting dan sudah menjadi hobinya tetapi kurangnya ada fasilitas
11
berolahraganya jarang dilakukan senada dengan ahsan menurut billy kesibukan
adalah sekolah formal dan mengaji mereka hanya medapatkan jatah berolahraga
di sekolah formalnya saja. Menurut mereka masih kurang karna mereka punya
dalam dirinya yakni mengaji dan sekolah formal sehingga dalam keseharianya
santri kurang ada waktu untuk melakukan aktifitas berolahrga sehingga dapat
mempengaruhi motivasi dan minat berolahraga santr itu sendiri, tidak hanya
kegiatanya yang padat saja terkadang dukungan dari pihak yayasan pondok
padahal banyak sekali kegiatan berolahraga yang di gelar untuk mencari bakat-
waktu bermain pun salah satu masalah yang terjadi bagi santri untuk melalukan
rendah.
12
Kekuatan motif dan minat sebagai pendorong seseorang untuk
melakukan suatu aktifitas sangatlah menarik untuk diteliti dan dipelajari sehingga
disini peneliti akan meneliti motivasi dan minat berolahraga bagi santri. Oleh
karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Motivasi
olahraga
aktivitas olahraga.
dan Minat Berolahraga bagi para santri Pondok Pesantren durrotu ahlissunnah
13
1.5 Tujuan Penelitian
rujukan khususnya bagi peneliti yang memiliki masalah atau kajian yang
hampir sama.
14
2. Sebagai bahan refleksi kritis mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan
banaran semarang.
15
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Motivasi
untuk menunjuk mengapa seseorang itu berbuat sesuatu. kata “motif” di artikan
sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif
dapat dikatakan sebagai daya pengerak dari dalam dan disubjek untuk
kata “motif” itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya pengerak yang telah
Motivasi berasal dari bahasa latin yaitu movere yang mengandung arti to
Ketika pelatih mengeluh karena atletnya tidak termotivasi untuk latihan, atlit
16
11
menentukan arah atau haluan aktivitas terhadap pencapaian tujuan yang telah
kehidupan individu untuk bertingkah laku dan menentukan arah untuk mencapai
Menurut Husaein dan Noor dalam Husdarta (2010:32) motif adalah suatu
Motif adalah suatu rangsangan atau suatu dorongan yang terdapat dalam
diri manusia yang secara aktif mendorong manusia untuk berbuat sesuatu
mendorong seseorang untuk mencapai suatu tujuan, sedangkan motif sudah ada
Dilihat dari batasan motif dan motivasi, maka dapat dikatakan bahwa
motif dan motivasi berbeda motif adalah daya penggerak dari dalam diri dan
Motivasi adalah daya pengerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada
17
saat-saat tertentu bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan atau
Mengacu pada otonomi perilaku yang ditentukan sendiri, atau diprakarsai secara
bebas oleh individu. Kontinum penentuan nasib sendiri adalah terdiri dari
menentukan akhir dari kontinum dan melibatkan motivasi yang diturunkan dari
olahraga yang mereka geluti. Atlit tersebut meniliki sensasi yang kuat dan
merasa termotivasi dalam aktifitas itu. Motivasi mempunyai dua fungsi yaitu
tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada
muncul dari dalam diri individu dan tidak ada pengaruh dari luar diri individu
adanya perangsang dari luar. (Sardiman, 2009:90). Jadi kalo dilihat dari segi
esensi apa yang dilakukan itu harus ada rangsangan yang diterima dari luar
18
Berdasarkan penelitian Anshel dalam Komarudin (2015:27) menunjukan
bahwa perilaku yang didasari dengan motivasi instrinsik akan bertahan lebih
terlibat dalam sebuah aktivitas ketika mereka merasa nyaman dan ingin
kompeten anshel dalam (Komarudin, 2015:26). Hal yang sama juga dijelaskan
secara terus menerus karena motivasi instrinsik memiliki sifat bertahan lebih
ekstrinsik merupakan motivasi yang timbul karena adanya faktor luar yang
adanya pengaruh dari luar dirinya. Dengan demikian, motivasi ekstrinsik akan
19
karena kesenangan tetapi hasil (outcome) eksternal yang dihasilkan dari
partisipasinya tersebut.
Menurut Ali Yildiz, dkk (2019) Konsep motivasi salah satu konsep penting.
Banyak konsep dan berbagai definisi. Pada dasar motivasi Yang mendasari
internal dan eksternal untuk kesinambungan dan itu terdiri dari keinginan mereka.
bahwa motivasi berprestasi merupakan suatu dorongan yang terjadi dalam diri
atau lebih dari biasa dilakukan, tercapainya tujuan seseorang tiada lain untuk
perlu.
20
Sedangkan menurut Komarudin (2015:25) motivasi berprestasi akan
motivasi berprestasi adalah suatu dorongan yang terjadi dalam diri individu
untuk mencapai suatu target yang sangat maksimal sehingga dapat mencapai
tentang perilaku dan tindakan manusia. Ahmad Rifa’i dan Catharina (2015:103)
suatu kekuatan internal yang memandu peserta didik untuk mencapai tujuan.
kebutuhan sosial dan kasih sayang, 4) Kebutuhan harga diri, dan 5) Kebutuhan
aktualisasi diri.
21
menyenangkan orang lain, 2) kebutuhan untuk mencapai hasil, 3) kebutuhan
suatu tingkah laku dan adanya tujuan tertentu. Kebutuhan yang lebih tinggi akan
2.2 Minat
sehingga peran yang ingin dijalaninya di dunia ini disesuaikan oleh pengalaman
Menurut Slameto (2010:180). Minat adalah suatu rasa lebih suka dan
rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat
pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri
dengan sesuatu diluar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin
besar minat.
Sedangkan menurut Budi Valianto dan Dewi (2017). Minat adalah suatu
rasa suka dan ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang
22
menyuruh. Seseorang yang memiliki minat terhadap kegiatan tertentu cenderung
melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-
Menurut Bernard dalam Sardiman (2009). Minat tidak timbul secara tiba-
tiba atau spontan, melainkan timbul akibat dari partisipasi, pengalaman dan
keinginan yang timbul dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas sesuat,
tampa ada yang menyuruh miat akan timbul dengan sendirinya sesuai apa yang
pelajaran, dapat diusahakan agar dia mempunyai minat yang lebih besar dengan
dengan bahan pelajaran yang dipelajari itu. Sehingga minat seseorang dapat
23
2.2.2 Meningkatkan Minat
dapat di sesuaikan dengan hobi yang di minati oleh seseorang tersebut untuk di
jadikan sebagai pancing atau penarik mint untuk melakukan kegiatan yang telah
direncanakan.
membentuk minat-minat baru pada diri siswa. ini dapat dicapai dengan jalan
pengajaran yang akan diberikan dengan bahan pengajaran yang lalu. Senada
dengan Tanner menurut Rooijekkes (2010:181). Berpendapat hal ini depat pula
dimasyarakat sekitar
24
2.2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat
Menurut Crow dan Crow, dalam shaleh & Muhhib (2004:264) Berpendapat
minat yang berasal dari dalam, yaitu dari kebutuhan yang dimiliki individu.
Dorongan yang timbul dari individu tersebut berkaitan dengan kegiatan sehari-
hari karena minat akan timbul dari faktor yang dihadapinya. 2) Motif sosial.
emosional. Minat mempunyai hubungan yang erat dengan emosi. Bila seseorang
dan hal tersebut akan mempengaruhi minat terhadap aktivitas tersebut karena
Minat diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-
atau kebutuhan-kebutuhan sendiri. Oleh karena itu, apa yang dilihat seseorang
sudah tentu akan membangkit minatnya sejauh apa yang dilihat itu mempunyai
dipakai untuk membujuk seseorang agar melakukan sesuatu yang tidak mau
25
melakukanya atau yang tidak dilakukan dengan baik. Diharapkan pemberian
padat dari mengaji sampai sekolah formal peran minat dalam mempengaruhi
2.3 Olahraga
mengolah latian raga/tubuh manusia utuk menjadi sehat dan kuat. Harsono
muscles activities”. Hampir sama dengan pendapat kemal supandi (1990) yang
menjelaskan bahwa olahraga pada hakikatnya adalah “aktifitas otot besar yang
26
Berdasarkan devinisi parah ahli di atas peneliti mengambil kesimpulan
ritual bahwa manusia telah terkait dengan supernatural (gaib). Hal ini yang
membuat sistem tersebut terkait dengan agama yang terjadi bagaimana dari
dunia, dirinya sendiri, dan hubungan dengan orang lain. Hal ini membuat
pesantren menjadi suatu feno mena penting untuk dipelajari para ahli sosial
Banyak ahli sosial yang berpendapat bahwa olahraga dan agama terdiri
(2010:146)
bahwa olahraga benar-benar telah memberikan peranan yang berarti tidak hanya
(2010:147)
27
Peran olahraga dapat mempengarui kehidupan sosial masyarakat tidak
hanya itu kehidupan politik, ekonomi dan agama pun sering mengambil peran
instrinsik dan ekstrinsik pada setiap pelaku olahraga. Olahraga berkaitan erat
muncul selalu terkaitan dengan aspek politik, sosial, dan ekonomi. Adapun teori
proposional, karena telah di gariskan dalam hadist rasulallah SAW bahwa “Allah
akan lebih menyukai kepada mu’min yang kuat dari pada yang lemah”. Untuk itu,
pondok pesantren itu sendiri namun demikian, masih banyak pondok pesantren
yang mendudukan olahraga dalam posisi yang penting, tidak punya tempat dan
2010:102).
diubah bisa diawali dengan progam olahraga rekreasi yang dapat menjadi
28
alternatif yang dipandang dapat mengakomodasi kebutuhan, potensi dan tujuan-
Dasar yang melatar belakangi istilah dari pendidikan jasmani adalah surat
ajaran yang memberi kesempatan agar anak belajar bergerak seperti mereka
bergerak untuk belajar, yang dinyatakan oleh American Aliliance for Helth,
perubahan hogistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta
emosional.
adalah suatu aktivitas jasmani yang melibatkan kinerja otot besar dan kecil
29
sehingga dalam proses pembelajarannya mengunakan kekuatan fisik anak dan
interaksi antara guru dan siswa, kemudin membentuk karakter siswa melalui
sangatlah bagus untuk membina anak muda agar kelak mereka mampu
membuat keputusan terbaik melalui aktifitas jasmani dan menjalani pola hidup
sehat.
potensi anak, baik dalam aspek fisik, mental, sosial dan emosional
anak tujuan ini hampir sama dengan olahraga tetapi memiliki perbedaan
pendidikan jasmani tidak memiliki tujuan untuk merai suatu hasil prestasi dalam
prestasi dalam olahraga dengan terus berlati dan berlati sampai mendapatkan
30
2.5 Pondok Pesantren
memiliki tipologi yang sama. Sebuah lembaga yang dipimpin dan diasuh oleh kiai
dalam satu komlek yang berciri relatif khusus: adanya masjid atau surau sebagai
pusat pengajaran dan asrama sebagai tempat tinggal para santri, disamping
rumah tempat tinggal kiai, dengan kitab kuning sebagai buku wajib/buku
pegangan.
Terdapat elemen-elemen dalam pondok pesantren yakni kiai sebagai guru dan
pengasuh pondok pesantren dan santri sebagai pelajar yang belajar ilmu kepada
kiainya ilmu yang diajarkan berupa ilmu akhirat yakni ilmu agama islam dan ilmu
Kiai ibaratnya mewakafkan dirinya dan seluruh miliknya untuk para santri.
Bahkan saja saat para santri itu mondok di pesantrenya, tapi juga ketika mereka
sudah terjun di masyarakat (Mustofa Bisri dalam Baddrut Tamam 2015:xxii). Jadi
kiai bisa di katakan sebagai ayah dalam dunia pendidikan bagi para santri tidak
hanya memberiakan ilmu agama islam dan ilmu kehidupan saja tetapi kiai pun
akhirat santri-santrinya sehinga pondok pesantren ibarat rumah yang akan terikat
mandiri di lingkungan masyarakat tetap barokah doa atau kaormah dari kiyainya
31
2.5.1 Definisi Pondok Pesantren
tempat belajar para santri. Sedangkan pondok berasal dari bahasa Arab
“funduuq” yang artinya hotel atau asrama.14 Salafiyyah atau salaf mengandung
arti “yang dulu atau yang sudah lewat”, ini menunjuk pada metode dalam agama
Islam yang mengajarkan syariat Islam secara murni, yakni periode sahabat Nabi
Muhammad SAW dan Tabi`in senior. Anehnya istilah salaf juga digunakan
(2015:xxvii) Pesantren adalah tempat belajar para santri. Pondok berarti rumah
atau tempat tinggal sederhana yang terbuat dari bambu. Atau ada pula yang
menyatakan terminologi “pondok” berasal dari bahasa arab “fundoq” yang berarti
dalamnya terdapat seorang kiai yang mengajarkan dan mendidik santri dengan
berbagai ilmu agama. Itulah mengapa kemudian dinyatakan bahwa ciri utama
32
dalam pesantren. Kemudian muncul istilah pesantren salaf dan pesantren
modern, dua istilah ini sama-sama mengajarkan ajaran islam dalam sistem
pendidikan yang mengajarkan secara khusus ilmu agama dan ilmu alat untuk
menafsirkan ajaran-ajaran agama Islam yang bersumber dari al-Qur’an dan al-
Hadist, selain itu juga mempelajari teks-teks arab klasik secara mendalam yang
pelajaran pesantren meliputi tauhid, akhlak, Nahwu dan sorof, fikih, hadist, dan
diketahui dari tata kelola yang berpusat pada kiai sebagai pemilik pesantran,
berangkat dari ruang kosong). Sehingga sistem pendidikan macam apapun yang
nantinya akan digunakan dalam lembaga pendidikan islam akan tetapi mengarah
Maha Pencipta.
33
Dalam hal ini umunnya pesantren salafi hanya mengajarkan ilmu agama
islam saja bidang pengetahuan yang diajarkan biasanya dalam kitab-kitab islam
6)tauhid, 7) tasawwuf, 8) tarkib, dan 9) balagah. tidak hanya mengaji saja santri
harinya santri bekerja untuk membantu kyai mereka bisa dengan membangun
pondok pesanten, mengurus kebun kiai dan lain sebagainya sebagai balasan
atas pekerjaanya mereka diajari ilmu agama langsung oleh kiyai mereka.
sistem dan nilai yang ada di pondok pesantren, maka kini pondok pesantren
yang dikenal dengan salafiyah (kuno) kini telah berubah menjadi khalafiyah
(modern). dalam sistem dan kultur pesantren terjadi perubahan yang drastis,
menjadi sistem klasikal yang kemudian kita kenal dengan istilah madrasah
sebagai tanda tamat dari pesantren tersebut dan ada sebagian syahadah
pesantren yang berkembang saat ini, sedikitnya telah ada beberapa pesantren
34
dilingkunganya, dan hasilnya bisa dikategorikan cukup signifikan, seperti mulai
aliyah (MA), terkada juga terdapat sekolah lanjut di pondok pesantren moderen
seperti Diploma dan sarjana dengan satu naungan di bawah yayasan pondok
psantren. Tetapi tetap tidak melupakan kewajiban utama mereka belajar agama
islam.
kini saat bangsa ini sudah meraih kemerdekaan, terlebih pesanntren juga
berbuat cukup banyak di masa-masa perjuangan. Artinya nyata fakta ini adalah
berkreasi nyata dalam pengembangan kehidupan yang lebih baik. Dengan kata
lain, bukan hanya tempat untuk mencari ilmu, namun juga media untuk beramal
35
Pada masa kini pesantren tidak hanya semata-mata memberikan
BAB III
METODE PENELITIAN
instrumennya. Analisis data bersifat statistik dengan tujuan untuk menguji hasil
penelitian yang telah ditetapkan. Untuk sasaran angket ini diberikan kepada
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari sehingga
36
diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan. Dalam hal
ini vareabel yang akan digunakan atau yang akan diselidiki adalah berupa
perhatianya dan kesenanganya pada olahraga yang mereka geluti. Atlit tersebut
meiliki sensasi yang kuat dan merasa termotivasi dalam aktifitas itu. Motivasi
mempunyai dua fungsi yaitu fungsi instrinsik dan fungsi ekstrinsik. Indikator
1. Motivasi Instrinsik
2. Motivasi ekstinsik
2. Motif social
3. Faktor emosional
37
3.3 Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel
3.3.1 Populasi
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulamya. Jadi populasi bukan hanya
orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga sekedar
jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh
karakteristik/sifat yang dimiliki oleh sibyek atau obyek itu. (Sugiyono, 2010:117)
ahlissunnah wal jama’ah banaran semarang dengan jumlah santri putra 250 dan
santri putri 275. Sehingga jumlah total populasi penelitian adalah 525 santri
3.3.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
N
n=
1+ N ( e)2
Keterangan:
n : Ukuran sampel
N : Ukuran populasi
38
e : Error sampling, dalam peneitian ini yakni 10% atau 0,1
N
n= 2
1+ N ( e)
525
n=
1+525 ( 0,1 ) (0,1)
525
n=
1+525(0,01)
525
n=
1+5
525
n=
6
n=87.5
n=87
jumlah sampel dalam penelitian ini berjumlah 87 santri putra putri Pondok
39
Sampling insidental. Menurut Sugiyono, (2010:124) Sampling insidental adalah
teknik penarikan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara
Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh
dalam penelitian ini penentuan instrumen melewati Uji validitas dan reliabilitas
responden yang peneliti ambil untuk uji coba instrumen adalah 30 santri pondok
sudah mewakili populasi dan hasilnya dapat dijadikan kesimpulan dari setiap
penelitian..
Statistics 21. Untuk menguji valid atau tidaknya butir pertanyaan dengan melihat
valid.
signifikan signifikan
40
X1.1 0, 011 0,05 Valid
41
Sumber: Hasil olah data, 2020
Pada Tabel 3.1 terdapat 3 item pernyataan yang dinyataan tidak valid,
yaitu pada nomor item X1.11, X1.13, dan X1.14 dikarenakan nilai signifikansinya
pernyataan yang tidak valid akan dibuang dan tidak digunakan penelitian.
Sedangkan selain nomor item X1.11, X1.13, dan X1.14 dinyatakan valid karena
instrumen penelitian.
Dorongan dari
X2.17 0,578 0,05 Tidak Valid
dalam individu
42
X2.22 0,001 0,05 Valid
43
Sumber: Hasil olah data, 2020
Pada Tabel 3.1 terdapat 3 item pernyataan yang dinyatakan tidak valid,
yaitu pada nomor item X1.16, X1.17, X1.21, X1.23, X1.27, X1.31, dan X1.33
pernyataan instumen penelitian. Untuk pernyataan yang tidak valid akan dibuang
dan tidak digunakan penelitian. Sedangkan selain nomor item X1.16, X1.17,
X1.21, X1.23, X1.27, X1.31, dan X1.33 dinyatakan valid karena memiliki tingkat
indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau
handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil
dari waktu ke waktu (Ghozali, 2016: 47). Uji reliabilitas dalam penelitian ini
mengukur reliabilitas dengan uji statistik Cronbach Alpha. Suatu konstruk atau
variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha >0,70 (Ghozali,
2016: 48). Hasil Uji reliabilitas instrumen dapat dilihat dalam Tabel 3.3 sebagai
berikut:
.720 11 .818 14
44
NO. Variabel Crombach Minimal Keterangan
Alpha Crombach
Alpha
Alpha kedua variabel tersebut adalah reliabel dan dapat digunakan untuk
penelitian.
Variabel yang akan diukur pada penelitian ini adalah motivasi dan minat dalam
kesenanganya pada olahraga yang mereka geluti. Atlit tersebut meiliki sensasi
yang kuat dan merasa termotivasi dalam aktifitas itu. Motivasi mempunyai dua
45
fungsi yaitu fungsi instrinsik dan fungsi ekstrinsik. Sedangkan variabel minat
Sosial dan 3) Faktor emosional sesuai dengan pendapat menurut Crow dan
Crow, dalam shaleh & Muhhib (2004:264) berpendapat ada tiga faktor yang
merupakan penjabaran dari isi indikator. Tiap butir pertanyaan harus spesifik
indikator-indikator yang telah diuraikan diatas, disusun butir-butir soal yang dapat
fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh penelitian, yang
indikator dijadikan titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat
antara lain,adalah:
46
[STS] [TS] [N] [S] [SS]
TS = Tidak Setuju
S = Setuju
SS = Sangat Setuju
tes dapatdikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut
kuesioner. Jumlah responden yang peneliti ambil untuk uji coba instrumen adalah
kesimpulan dari setiap pertanyaan kuesioner tersebut valid atau tidak. Uji
validitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan IBM SPSS Statistics 21.
47
Untuk menguji valid atau tidaknya butir pertanyaan dengan melihat signifikansi.
indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau
handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil
dari waktu ke waktu (Ghozali, 2016: 47). Uji reliabilitas dalam penelitian ini
mengukur reliabilitas dengan uji statistik Cronbach Alpha. Suatu konstruk atau
penelitian, uji coba instrumen (pilot test) diuji terlebih dahulu untuk mengevaluasi
apakah pernyataan relevan dan mudah dimengerti atau tidak oleh responden
instrumen dapat dikatakan layak untuk digunakan sebagai alat ukur apabila telah
memenuhi uji validitas dan uji reliabilitas. Uji coba instrumen dilakukan pada 30
48
santri pondok pesantren assalafy Al-asror Semarang.Setelah uji coba instrumen
dilakukan dan telah memenuhi uji validitas dan reliabilitas, maka selanjutnya
secara disengaja maupun tidak oleh karena itu penelitian ini peneliti menghindari
1. Faktor peralat
Dalam penelitian alat yang digunakan harus dipersiapkan dan di cek terlebih
dahulu apakah masih layak digunakan atau tidak seperti mempersiapkan semua
peralatan pengambilan data seperti alat tulis dan instrumen penelitian dan juga
terdapat dalam instrumen yang akan dilaksanakan dan mampu untuk bekerja
secara profesional tetapi kurangnya leluasa tenaga peneliti untuk mengabil data
3. Faktor waktu
49
Dalam penelitian ini faktor waktu sangatlah penting dikarenakan waktu
sehari-hari yang dimiliki seorang santri sangatlah padat karena merekan harus
sekolah formal dan harus mengikuti kegiatan mengaji sehingga peneliti harus
berikut:
n
DP= x 100 %
N
Keterangan :
dilihat dari rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum,
Statistik deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini adalah penentuan nilai
rata-rata (mean), nilai maksimum, nilai minimum, range, dan standar deviasi
50
dari sampel yang berhasil dikumpulkan dan memenuhi syarat untuk dijadikan
sampel penelitian.
yang diperoleh, maka dibuat tabel kategori yang disusun dengan perhitungan
sebagai berikut :
Menentukan rentang
banyaknya kelas disesuaikan dengan kriteria skor pada penelitian, yakni ada 5
Menentukan interval
= rentang/banyak kelas
51
3.7.1.1. Deskriptif Variabel Motivasi Berolahraga (X1)
Nilai maksimal
= 5 x 11
= 55
Nilai minimal
= 1 x 11
= 11
Rentang
= 55-11
= 44
Interval
= 44 : 5
52
Berdasarkan data-data tersebut, maka dapat dibuat jenjang kriteria
No Interval Kriteria
2 38-46 Tinggi
3 29-37 Cukup
4 20-28 Rendah
Nilai maksimal
= 5 x 14
= 70
Nilai minimal
= 1 x 14
53
= 14
Rentang
= 14-70
= 56
Interval
= 56 : 5
No Interval Kriteria
2. 47-57 Tinggi
3. 36-46 Cukup
4. 25-35 Rendah
54
DAFTAR PUSTAKA
Rineka Cipta
exercise. 7(7), 2
Ghozali, I. 2016. Aplikasi Analisis Multivariete Dengan Program IBM SPSS 23.
Hamoko, Jefri Hendri. 2015. Survei Minat dan Motivasi Siswa Putri Terhadap
1730
Mardiana Ade, Purwadi, dan Indra Satya Wira. 2012. Pendidikan Jasmani dan
55
Mukhit, Abdul. 2012. Prilaku Siswa Setelah Mengikuti Pembelajaran Pendidikan
Jasmani. 1(1), 2
Rifai’i, Achmad dan Catharina Tri Anni. 2015. Psikologi Pendidikan. Semarang:
Rajagrafindo Persada
Shaleh, Abdul Rahman & Muhbib Abdul Wahab. 2004. Psikologi Suatu
Rineka Cipta
Manungal
http://tic.jepara.go.id/component/k2/itemlist/category/33-tentang-jepara (di
56
Tolib, Abdul. 2015. Pendidikan di Pondok Pesantren Moderen. 1(1), 63
Valianto, Budi dan Dewi Hamda. 2017. Survai Minat Masyarakat Untuk
57
58