Anda di halaman 1dari 3

SINDROMA BUBO INGUINALIS FEMORALIS

No. Dokumen
No. Revisi 0
SOP Tanggal Terbit
Halaman 1/5

PUSKESMAS Ttd Kepala Puskesmas Drg. Anita RA Sitorus, M.Kes


KARANG ASAM NIP. 19660428 199302 2 001

Bubo ingunalis dan femoralis adalah pembesaran kelenjar getah bening


setempat di daerah pangkal paha disertai rasa sangat nyeri, dan fluktuasi
kelenjar. Keadaan ini sering disebabkan oleh limfogranuloma venereum dan
chancroid. Meskipun chancroid erat hubungannya dengan ulkus genital, namun
1. Pengertian
dapat menyebabkan pembesaran kelenjar getah bening. Penyakit infeksi non-
seksual baik infeksi lokal maupun sistemik (misalnya infeksi pada tungkai
bawah) juga dapat menyebabkan pembesaran kelenjar getah bening di daerah
inguinal.

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mengarahkan petugas dalam


2. Tujuan
mengidentifikasi dan menatalaksana sindroma bubo inguinalis dan femoralis.

3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas No…….. tentang………………………

1. Pedoman Nasional Penanganan Infeksi Menular Seksual.


Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2015.
4. Referensi 2. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia

1. Petugas menanyakan keluhan


Adanya keluhan nyeri pada lipat paha atau bengkak pada lipat
paha.
5. Prosedur / Langkah- 2. Petugas menanyakan faktor resiko
langkah
3. Petugas melakukan pemeriksaan fisik
Lakukan pemeriksaan fisik di daerah sekitar genital dan lipatan
paha. Pada chancroid atau ulkus mole terdapat ulkus kecil, lunak
pada perabaan, tidak terdapat indurasi, berbentuk cawan, pinggir
tidak rata, serung bergaung dan dikelilingi halo yang eritemarosa.
Sering juga tertutup jaringan nekroitk, dasar ulkus berupa
jaringan granulasi yang mudah berdarah, dan pada perabaan
terasa nyeri.
Pada Limfogranuloma Vereneum biasanya terdapat limfadenitis
dan periadenitis beberapa kelenjar getah bening inguinal medial
dengan kelima tanda radang akut dan disertai gejala konstitusi.
4. Petugas melakukan pemeriksaan penunjang
Pada Limfogranuloma Vereneum (LGV) biasanya terdapat
peninggian LED, yang menunjukan keaktifan penyakit, namun
tidak khas untuk LGV.
Pada Chancroid dilakukan pemeriksaan serologik sifilis untuk
menyingkirkan diagnosa banding. Pemeriksaan hapusan
dilakukan dengan mengambil sediaan dari pusbubo atau lesi
kemudian dibuat pewarnaan gram. Pada 30-50% kasus
ditemukan basil berkelompok atau berderet seperti rantai.
5. Petugas menegakan diagnosa
Diagnosa ditegakan melalui anamnesa, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang.
6. Tatalaksana
Pilihan pengobatan untuk LGV adalah Doksisiklin 2x 100 mg/hari
per oral selama 14 hari ATAU Eritromisin 4x500 mg/hari per oral
selama 14 hari. Pilihan pengobatan lain adalah Tetrasiklin 4x500
mg/hari, per oral selama 14 hari.
Pilihan pengobatan chancroid adalah Ciprofloxacin 2x500
mg/hari per oral selama 3 hari ATAU Eritromisin 4x500
mg/hari,per oral selama 7 hari ATAU Azitromisin 1 g, dosis
tunggal per oral. Pilihan pengobatan lain adalah Ceftriaxon 250
mg, injeksi intramuscular dosis tunggal.
Doksisiklin dan Ciprofloxacin tidak boleh diberikan kepada ibu
hamil, ibu menyusui atau anak di bawah 12 tahun.

Pasien dengan keluhan


lipat paha, nyeri dan
bengkak

Lakukan anamnesis,
pemeriksaan genitalia
dan lipat paha

Obati sebagai
Tampak Ulkus? TIDAK LImfogranuloma
Vereneum

6. Diagram Alir (untuk YA


Aspirasi bubo yang
SOP Tindakan) berfluktuasi :
Obati sebagai - Lakukan KIE & konseling
Chancroid - Sediakan dan anjurkan
kondom
- Tawarkan konseling & Tes
HIV dan tes serologi sidilis
- Obati pasangan seksual
sesuai pasien

Hari ke - 7,
adakah TIDAK RUJUK
perbaikan?

Amati sampai
TENANG YA

7. Unit terkait IMS

Anda mungkin juga menyukai