Anda di halaman 1dari 93

Kumpulan Soal2 Ukom

*Soal 1*

1. Seorang perempuan (28 tahun) dirawat di bangsal Interne dengan keluhan diare dan batuk-
batuk yang sudah 3 hari tidak kunjung sembuh. Berdasarkan pengkajian : klien mengatakan
badannya terasa lemah, BAB 5 kali dalam sehari, konsistensi encer. Porsi makanan yang habis tidak
sampai 1/4 porsi. Bising usus hiperaktif, Hasil pemeriksaan leukosit 27.000/mm3.

Apakah diagnosis keperawatan yang tepat pada klien ?

a. Diare

b. Defisit Nutrisi

c. Hipovolemia

d. Resiko ketidak seimbangan cairan dan elektrolit

e. Resiko Infeksi

*Opsi Jawaban yang benar: A. Diare*

DS:

Pasien mengeluh diare sejak 3 hari yang lalu

Frekuensi diare 5 kali sehari

DO:

Konsistensi BAB encer

Bising Usus Hiperaktif

Dari data yang diminta sebagai syarat diagnosis yaitu *BAB > 3 x /24 jam, konsitensi lembek/cair
sudahterpenuhi didalam data2 diatas*

Tinjauan Opsi lain

- Defisit Nutrisi kurang tepat, karena hanya ada data porsi makan, tidak ada data penurunan
BB

- Hipovolemia tidak tepat, tidak ada data kehilangan cairan yang aktual

- Resiko Ketidak seimbangan cairan dan elektrolit. Kurang tepat. Diagnosis ini dapat diangakat
sebagai diagnosis sekunder dengan faktor resiko diare

- Risko infeksi tidak tepat, karena infeksi aktual terjadi pada pasien dengan leukosit
27.000/mm3.Salah satu pencetus diare adalah infeksi saluran cerna.

*Soal 2*
2. Seorang anak (3 tahun) dibawa ke Puskesmas dengan keluhan ; anak rewel, BAB cair dengan
frekuensi 4x/24 jam, mual muntah, sakit perut dan mata cekung. Hasil pengkajian : suhu 37,5 C,
frekuensi napas 32x/menit, frekuensi nadi 98x/menit dan BB 12 kg.

Apakah masalah keperawatan prioritas pada anak ?

a. Defisit Nutrisi

b. Nyeri Akut

c. Diare

d. Ikontinesia Fekal

e. Hipovolemia

Jawaban: *C. Diare*

*Data fokus masalah*

*BAB cair dengan frekuensi 4x/24 jam*

Masalah keperawatan prioritas yang tepat pada kasus adalah option *C. Diare*

Berdasarkan (MTBS,2015) anak dengan gejala diare, rewel, dan mata cekung diklasifikasikan sebagai
diare dehidrasi ringan/sedang.

Tinjauan opsi lainnya;

Option “Defisit nutrisi” tidak tepat, karena tidak ada data penurunan berat badan yang signifikan
pada anak.

Option “Nyeri akut” tidak tepat, karena pada kasus tidak terdapat data pengkajian nyeri yang
dirasakan anak secara spesifik seperti : (skala, intensitas dan adanya perubahan vital sign yang
signifikan).

Option “Hipovolemia” tidak tepat, karena tidak ada data yang menunjukkan terjadinya
dehidrasi/kehilangan cairan pada anak.

Option “Inkontinensia fekal” tidak tepat, karena inkontinensia fekal merupakan ketidakmampuan
pasien untuk menahan sensasi untuk BAB, data pada kasus tidak sesuai dengan diagnosa ini.

*Soal 3*

3. Seorang klien laki-laki (23 tahun) dirawat di Bangsal Interne dengan DHF hari ke 2 . Klien
mengeluh demam sejak 2 hari yang lalu dan persendian terasa nyeri. Berdasarkan pengkajian: diet
habis 1/4 porsi, mukosa bibir tampak kering, kulit tampak kering, palpebra tampak pucat. Pulsasi
nadi lemah dengan frekuensi 110 x/menit, tekanan darah 100/60 mmHg, Diuresis 0,1 ml/Kg/Jam.

apakah masalah keperawatan utama pada pasien tersebut?

a. Resiko ketidakseimbangan elektrolit


b. Nyeri

c. Defisit Nutrisi

d. Hipovolemia

e. Hipertermi

Jawaban benar adalah *D. Hipovolemia*.

Kriteria Diagnosis yang dipenuhi adalah:

DS: Demam sejak 2 hari yang lalu (faktor penyebab terjadinya dehidrasi).
DO:

- mukosa bibir tampak kering, kulit tampak kering, palpebra tampak pucat,

- Pulsasi nadi lemah dengan frekuensi 110 x/menit (akibat dari kekurangan pengisian volume kapiler
dan kebocoran plasma akibat virus dengue)

- tekanan darah 100/60 mmHg,

- Diuresis 0,1 ml/Kg/Jam (normal: 0,5-1 ml/Kg/Jam.

Data data ini telah menunjukkan klien mengalami kekurangan volume cairan yaitu Keadaan individu
yang mengalami penurunan cairan intravaskuler, interstisial, dan atau intrasel (SDKI, 2016).

Tinjauan Opsi yang lain:

Opsi Resiko ketidak seimbangan elektrolit (tidak tepat). karena tidak ada data yang menunjukkan
faktor resiko terjadinya gangguan elektrolit seperti diare, muntah, dll.

Opsi Nyeri ( tidak tepat). karena hanya keluhan nyeri persendian, tidak ada data spesfik pengkajian
nyeri.

Opsi Defisit Nutrisi (Tidak Tepat). karena tidak ada data BB, TB dan IMT yang menunjukan
penurunan.

Opsi Hipertermi (tidak tepat). tidak ada data yang menunjukkan kenaikkan suhu diatas normal

*soal 4*

4. Seorang Perempuan (20 Tahun) dirawat di HCU Interne dengan Post Syok fase compensated.
Pasien mengeluh sangat lemas dan haus. Hasil pengkajian: Mukosa tampak kering, urin keluar sedikit
bewarna kuning pekat. CRT > 3 detik, tekanan darah 90/60 mmHg, frekuensi nadi 109 x/menit,
pulsasi arteri teraba lemah, frekuensi nafas 22 x/menit, suhu 37, 3 C.

Apakah masalah keperawatan utama yang pada pasien tersebut?

a. Hipovolemia

b. Hipervolemia

c. Resiko cidera
d. Risiko Syok

e. perfusi jaringan perifer tidak efektif

*Jawaban benar adalah A. Hypovolemia*

Kriteria Diagnosis yang dipenuhi adalah:

Data Subjektif:

Pasien mengeluh sangat lemas dan haus

Data Objektif:

Mukosa tampak kering, tekanan darah 90/60 mmHg, frekuensi nadi 109 x/menit, pulsasi arteri
teraba lemah, urin keluar sedikit bewarna kuning pekat

Menurut SDKI (2016), Hypovolemia adalah Penurunan volume cairan intravaskular, interstisial,
dan/atau intraselular. Pada kasus DHF biasanya pasien mengalami masalah volume cairan di
intravascular akibat virus dengue.

Tinjauan Opsi yang lain:

“ Opsi Hipervolemia” kurang tepat. Tidak ada data spesfik yang mendukung, Diagnosis ini ditujukan
untuk pasien yang memiliki kelebihan volume cairan

“ Opsi Resiko Cidera”. Kurang tepat. Diagnosisi ini ditujukan terhadap pasien yang Kerentanan
terhadap kerusakan fisik karena kondisi interaksi lingkungan dengan respon adaptatif dan defensif
individu, yang dapat mengganggu kesehatan

“Opsi Risko syok” Kurang tepat. Diagnosis ini tepat untuk diagnosis prioritas kedua yaitu penurunan
curah jantung : perubahan Afterload dengan data Tekanan darah menurun, Nadi perifer lemah, CRT
> 3 detik, Oliguria. Penurunan curah jantung afterload ini terjadi pada pasien karena pasokan darah
yang masuk kejantung berkurang akibat Hypovolemia, sehingga darah yang dipompakan ke luar
jantung menjadi berkurang juga.

“ Opsi perfusi jaringan perifer tidak efektif”. Kurang tepat. Karena hanya ada data CRT dan nadi
perifer lemah, tidak ada data akral traba dingin, warna kulit yng pucat dan turgor kulit yang menurun

*Soal 5*

5. Seorang Laki-laki (50 tahun) dirawat di ruang HCU atas indikasi Sirosis Hepatis. Berdasarkan
pengkajian : kondisi klien tampak lemah, sklera ikterik, tampak adanya asites pada abdomen, shifting
dullnes (+). Frekuensi BAB 4 kali dalam 24 jam dan feses berwarna hitam kemerahan serta urin
tampak berwarna hitam pekat seperti teh. Berdasarkan kasus diatas , apakah diagnosis keperawatan
yang tepat ?

a. Disfungsi motilitas gastrointestinal


b. Nyeri akut

c. Risiko perdarahan

d. Hipervolemia

e. Risiko Syok

*Jawaban yang tepat : C. Risiko Perdarahan*

Faktor resiko terkait

- Gangguan fungsi Gastro intestinal. Pada kasus frekuensi BAB 4 kali dalam 24 jam dan feses
berwarna hitam kemerahan. Tanda tanda ini menunjukkan kemungkinan terjadi perdarahan interna
saluran cerna (Hematokezia).

- Gangguan fungsi hati. Pasien mengalami Sirosis hepatisyang ditandai dengan skelera ikterik,
asites dan shiftting dulness positif.

- Urin kehitaman

Tinjauan Opsi lain:

- Opsi Disfungsi motilitas gastrointestinal (tidak tepat). Data yang ditemui hanya Distensi
Abdomen, tidak ditemui bising usus hipokatif dan residu NGT bewarna kehijauan yang seharusnya
merupakan data mayor diangkatkannya diagnosis

- Opsi Nyeri akut. (salah) , karena tidak menggambarkan pengkajian nyeri secara lengkap
(PQRST tidak ada) dan tidak ada manifestasi klinis yang menggambarkan pasien mengalami nyeri
seperti peningkatan RR, peningkatan frekuensi nadi. Pada kasus pasien hanya mengeluh nyeri saja

- Hipervolemia (salah), tidak ada data peningkatan erat badan secara drastis.

- Resiko Syok (salah) , tidak ditemukan faktor resiko seperti Hipotensi, Hipoksemia, Hipoksia
dll

*Soal 6*

6. Seorang perempuan (26 tahun) post operasi mastectomy radikal e.c Ca. mamae sinistra 6
jam yang lalu. Pasien mengeluh nyeri dan mengatakan khawatir operasinya telah gagal. Saat ini
pasien telah berada di ruang perawatan. Hasil pengkajian: pasien mengeluh nyeri, keluar rembesan
darah dari luka operasi yang tertutup kassa di mamae sinistra. Hasil pemeriksaan trombosit
125.000/mm3.

Apakah prioritas masalah keperawatan pada pasien tersebut?


a. Nyeri akut

b. Ansietas

c. Risiko perdarahan

d. Hipovolemia

e. Perlambatan pemulihan pasca bedah

*Jawaban Yang Benar C. Risiko Perdarahan*

Faktor risiko terkait:

1. Post Operasi (pembedahan). Pasien post operasi pembedahan beresiko terjadi pendarahan

2. Trombositopenia. Trombosit pasien rendah 125.000. pasien dengan trombositopenia


beresiko terjadi gangguan proses koagulasi darah sehingga beresiko terjadi perdarahan

3. Proses keganasan ca. Mamae.

Tinjauan Opsi Lain:

Opsi Nyeri akut. (salah) , karena tidak menggambarkan pengkajian nyeri secara lengkap (PQRST tidak
ada) dan tidak ada manifestasi klinis yang menggambarkan pasien mengalami nyeri seperti
peningkatan RR, peningkatan frekuensi nadi. Pada kasus pasien hanya mengeluh nyeri saja.

Opsi Ansietas (salah). Karena hanya ada ungkapan subjektif pasien khawatir. Tidak ada data lainya
seperti merasa bingung, sulit kosentrasi, gelisah, tegang dan sulit tidur/istirahat

Opsi Intoleransi aktivitas (salah). Tidak ada tanda tanda pasien mengalami hipovolemia seperti
penurunan TD, peningkatan HR

Opsi Perlambatan pemulihan pasca bedah (salah). Karena pasien baru hari pertama dilakukan
tindakan, tidak bisa dinilai apakah luka mengalami pelrlambatan penyembuhan, atau luka masih
tetap terbuka beberapa hari post op

*soal 7*

7. Seorang Pasien (43 Tahun) post Operasi Mitral Valve Replacemet langsung dipindahkan ke
ICU. Hasil pengkajian: Kesadaran Somnolen, Pasien tampak pucat, tekanan darah 90/60 mmHg,
Pulsasi nadi lemah dan cepat, frekuensi nafas 24 x /menit on ventilator, CRT> 3 detik. Hasil
pemeriksaan AGD: pH = 7,33, PO2 = 50mmHg,PCO2 = 46 mmHg dan HCO3: 23 mmol/L, BE: -2.

Apakah masalah keperawatan pasien tersebut?

a. Gangguan Sirkulasi Spontan

b. Resiko Syok
c. Gangguan Kapasitas adaptif intrakranial

d. Resiko Perfusi jaringan perifer tidak efektif

e. Pola nafas tidak efektif

*Jawaban : B. Risiko Syok*

Faktor resiko yang ditemukan pada kasus:

- Hipotensi : Tekanan darah pasien turun 90/60 mmHg

- Hipovolemia, yang ditandai dengan pasien tampak pucat, pulsasi nadi lemah dan cepat

- Hipoksia Hipoksemia : pasien mengalami hipoksia dengan interpretasi AGD Asidosis


Respiratorik

Faktor faktor resiko diatas mengancam jiwa pasien jika tidak diatasi segera. Karena kata kunci dari
diagnosis Risiko Syok adalah ketidakcukupan aliran darah kejaringan tubuh yang dapat
menyebabkan disfungsi seluluer dan mengancam jiwa

Tinjauan Opsi lain

- Opsi Gangguan Sirkulasi Spontan. (salah). Belum menunjukkan kegagalan sirkulasi spontan
seperti TDS < 60 mmHg, HR < 50 x/menit, Frekuensi nafas < 6 x/menit

- Gangguan Kapasitas adaptif intrakranial. (salah). Karena hanya data kesadaran pasien
Somnolen yang berkemungkinan disebakan oleh efek pembiusan selama operasi. Tidak data data
spesifik seperti refleks pupil melambat, refleks patologis

- Opsi Resiko Perfusi jaringan perifer tidak efektif (Kurang tepat). Karena perfusi jaringan
perifer sudah aktual terjadi yang ditandai dengan pulsasi nadi yang lemah dan CRT > 3 detik

- Opsi Pola nafas tidak efktif kurang tepat, karena peningkatan Frekuensi nafas yang dialami
pasien adalah kompensasi dari kehilangan cairan yang dialami pasien

*Soal 9*

9. Seorang anak (16 Tahun) dirawat di Ruang Intensif mengalami kejang secara periodik. Hasil
pemeriksaan kesadaran Apatis. Refleks cahaya lambat. Refleks babinsky (+). Hasil pemeriksaan
Tekanan Darah 150/ 90 mmHg, Frekuensi nadi 100 x/menit, frekuensi nafas 25 x/menit.

Apakah masalah keperawatan utama klien?

a. Resiko Syok

b. Penurunan Kapasitas Adaptif Intrakranial

c. Penurunan curah jantung


d. resiko perfusi jaringan serebral tidak efektif

e. Risiko Cidera

Opsi jawaban yang benar : *B. Penurunan Kapasitas Adaptif Intrakranial*

*Data fokus*

kesadaran Apatis-> penurunan kesadaran menunjukkan pasien mengalami gangguan proses adatasi
intrakranial karena tidak mampu berkompensasi dengan baik terhadap stimulus

- Refleks cahaya lambat.

- Refleks babinsky (+).

- Tekanan Darah 150/ 90 mmHg, Frekuensi nadi 100 x/menit, frekuensi nafas 25 x/menit

Tinjauan Opsi lain:

- Opsi Pola nafas tidak efektif (kurang tepat). Hanya ada data frekuensi nafas diatas nilai
normal, tidak dilengkapai dengan irama, penggunaan ototo bantu atau tidak

- Opsi resiko perfusi jaringan serebral tidak efektif (kurang tepat). Karena masalah aktual pada
serebral sudah terjadi berupa gangguan adatif intrakranial. Bukan lagi berupa faktor resiko yang
akan menyebabkan gangguan pada serebral

- Opsi Penurunan curah jantung (kurang tepat). Hanya ada data Tekanan darah diatas nilai
normal.

- Opsi risiko cidera (kurang tepat). Diagnosa ini dapat ditegakkan untuk diagnosa sekunder
dengan faktor resiko kejang berulang, dan penurunan kesadaran

10. Seorang laki-laki (16 tahun) masuk RSJ sejak 4 hari yang lalu karena suka menyindiri di rumah
ldan tidak mau berinteraksi dengan orang lain selain keluarganya. Hasil pengkajian: klien merasa
malu karena tidak lulus SMP, merasa dirinya tidak berguna dan membuat kecewa keluarga. Saat ini,
klien terlihat murung dan sedih. Apakah diagnosis keperawatan yang tepat?

a. Isolasi sosial

b. Halusinasi

c. Defisit perawatan diri

d. Harga diri rendah kronik

e. Resiko bunuh diri

Jawaban: D
Pembahasan:

"Data fokus masalah pada kasus : <b>klien mengatakan ia malu karena tidak lulus SMP, ia merasa
dirinya tidak berguna, merasa bikin kecewa keluarga, terlihat murung, dan sedih.</b>

Maka diagnosis keperawatan yang tepat adalah Harga diri rendah.

Opsi “Isolasi sosial” (Tidak tepat), karena klien masih mau berinteraksi dan menceitakan apa yang ia
rasakan.

Opsi “Halusinasi” (Tidak tepat), karena tidak ada data pada kasus yang menunjukkan masalah
halusinasi pada klien.

Opsi “Defisit perawatan diri” (Tidak tepat), karena data penguat untuk penegakkan diagnosis tidak
terlihat walaupun klien dengan ganggguan jiwa rata-rata mengalami masalah DPD.

Opsi “Harga diri rendah kronik” (Tepat), karena klien mengungkapkan kekecewaan pada diri, malu,
dan merasa tidak berharga dari ekspresi wajah juga terlihat murung dan sedih.

Opsi “Resiko bunuh diri” (Tidak tepat), karena tidak ada isyarat, ancaman dan percobaan bunuh diri
yang dilakukan oleh klien."

11. Seorang perempuan (15 tahun) dirawat di RS post amputasi tangan sebelah kiri akibat
kecelakaan mobil. Berdasarkan pengkajian pasien selalu menutupi tangannya, dan terlihat murung.
Ketika ditanyakan pasien mengatakan tidak puas dengan hasil operasi yang dijalani dan khawatir jika
tidak ada yang mau berteman dengannya. Berdasarkan kasus, apakah diagnosa keperawatan yang
tepat ?

a. Gangguan citra tubuh

b. Ketidakberdayaan

c. Keputusasaan

d. Harga diri rendah situasional

e. Harga diri rendah kronik

Jawaban: A

Pembahasan:

Data fokus pada kasus: pasien selalu menutupi tangannya, dan terlihat murung. Ketika ditanyakan
pasien mengatakan tidak puas dengan hasil operasi yang dijalani dan khawatir jika tidak ada yang
mau berteman dengannya. Diagnosa keperawatan pada kasus adalah Gangguan citra tubuh.
Gangguan citra tubuh adalah perasaan tidak puas terhadap tubuhnya yang diakibatkan oleh
perubahan struktur, ukuran, bentuk, dan fungsi tubuh karena tidak sesuai dengan yang diinginkan
(Stuart, Keliat, & Pasaribu, 2016). Dari pilihan jawaban: (a) Tepat, karena pasien mengungkapkan
ketidakpuasaannya terhadap hasil operasi yang ia jalani. Dibuktikan dengan data pasien selalu
menutupi tangannya, terlihat murung, dan mengatakan khawatir tidak akan ada orang yang mau
berteman dengannya lagi, (b) Tidak tepat, karena tidak ada data penguat diangkatnya diagnosa
ketidakberdayaan, (c) Tidak tepat, karena tidak ada data penguat diangkatnya diagnosa
keputusasaan, (d) Tidak tepat, karena tidak ada data penguat diangkatnya diagnosa harga diri
rendah situasional, (e) Tidak tepat, karena tidak ada data penguat diangkatnya diagnosa harga diri
rendah kroniky
12 . Seorang perempuan (17 tahun) dirawat di RSU sejak 3 hari yang lalu karena melakukan tindakan
aborsi dengan meminum obat untuk kontraksi rahim. Bedasarkan pengkajian pasien merasa malu
dengan orang tua dan teman-temannya dan khawatir teman-teman akan menjauhinya. Klien terlihat
murung, sedih, dan tidak mau bertemu dengan teman yang menjenguknya. Berdasarkan kasus
diatas, apakah diagnosa keperawatan yang tepat ?

a. Harga diri rendah situasional

b. Gangguan citra tubuh

c. Ansietas

d. Ketidakberdayaan

e. Harga diri rendah kronik

Jawaban: A

Pembahasan:

"Data fokus pada kasus ini: Klien merasa malu dengan orang tua dan teman-temannya dan khawatir
teman-teman akan menjauhinya karena melakukan tindakan aborsi. Klien terlihat murung, sedih,
dan tidak mau bertemu dengan teman yang menjenguknya. Maka diagnosa keperawatan adalah
harga diri rendah situasional. Dari pilihan jawaban: (a) Tepat, karena evaluasi negatif pada diri pasien
disebabkan karena trauma yang terjadi yaitu melakukan tindakan aborsi., (b) Tidak tepat, karena
tidak ada data yang tepat menunjukkan pasien mengalami gangguan citra tubuh. GCT adalah
perasaan tidak puas seseorang terhadap tubuhnya yang diakibatkan oleh perubahan struktur,
ukuran, bentuk, dan fungsi tubuh karena tidak sesuai dengan yang diinginkan., (c) Tidak tepat,
karena tidak ada data yang tepat menunjukkan pasien mengalami ansietas. Ansietas adalah
perasaan was-was, khawatir, takut yang tidak jelas atau tidak nyaman seakan-akan terjadi sesuatu
yang mengancam., (d) Tidak tepat, karena tidak ada data yang tepat menunjukkan pasien mengalami
ketidakberdayaan. Ketidakberdayaan adalah persepsi seseorang bahwa tindakannya tidak akan
mempengaruhi hasil secara bermakna; suatu keadaan individu kurang dapat mengendalikan kondisi
tertentu atau kegiatan yang baru dirasakan., (e) Tidak tepat, kerana data yang ditunjukkan oleh
pasien evaluasi negatif yang berlangsung saat ini dan disebabkan oleh trauma yang dialami."

13. Seorang laki-laki (18 tahun) berkunjung ke poliklinik RS. Hasil pengkajian : klien direncanakan
akan menjalani operasi akibat fraktur tertutup di tangan kanan setelah terjatuh. Klien mengatakan
tidak mau operasi karena beranggapan tangannya akan cacat jika dioperasi dan klien lebih memilih
untuk menjalani pengobatan tradisional.

Apakah masalah keperawatan yang tepat?

A. Defisit pengetahuan

B. Ansietas

C. Koping tidak efektif

D. Nyeri akut

E. Gangguan rasa nyaman


Masalah keperawatan yang tepat: Defisit pengetahuan

Rasional:

DS: klien mengatakan tidak mau dioperasi karena beranggapan tangannya akan cacat dan telah
melakukan pengobatan tradisional

DO: klien mengalami fraktur d tangan kanan

Data fokus diangkatnya masalah keperawatan " defisit pengetahuan" adalah: klien mengalami
fraktur dan tidak mau dioperasi karena beranggapan akan cacat dan melakukan pengobatan
tradisional, yang menunjukkan tanda dan gejala defisit pengetahuan, berupa menunjukkan persepsi
yang keliru terhadap masalah, dan menunjukkan perilaku yang tidak sesuai anjuran.

Sesuai dengan buku SDKI (2016) " defisit pengetahuan" adalah ketiadaan atau kurangnya informasi
kognif yang berkaitan dengan topik tertentu.

Tanda dan gejala mayor berupa menanyakan masalah yang dihadapi, menunjukkan perilaku tidak
sesuai anjuran, menunjukkan persepsi yang keliru terhadap masalah, dan tanda gejala mayor berupa
menjalani pemeriksaan yang tidak tepat, dan menunjukkan perilaku berlebihan.

Tinjauan opsi lainnya:

Opsi " ansietas" (tidak tepat) karena ungkapan kekhawatiran klien terhadap kecacatan yang akan
terjadi akibat operasi disebabkan oleh persepsi yang keliru terkait dengan penanganan kesehatan
yang tepat sesuai masalah kesehatan klien, yang merupakan gejala mayor diangkatkannya diagnosis
kurang pengetahuan.

Opsi " koping tidak efektif (tidak tepat), karena tidak ditemukan adanya ungkapan ketidakmampuan
mengatasi masalah

Opsi " nyeri akut" tidak tepat karena tidak ditemukan adanya tanda dan gejala nyeri misalnya berupa
skala nyeri dan respon klien terhadap sensasi nyeri yang dirasakannya.

Opsi " gangguan rasa nyaman" (tidak tepat), karena tidak ditemukan adanya data tentang perasaan
yang kurang senang, lega, dan sempurna dalam dimensi fisik, psikospiritual, lingkungan, dan sosial
misalnya berupa mengeluh tidak nyaman dadisebabkan

14.Seorang perempuan (15 tahun) datang ke poliklinik jiwa untuk berkonsultasi masalahnya yang
sering merasa ketakutan tetapi tidak tahu kenapa. Berdasarkan pengkajian pasien mengatakan hal
itu sering terjadi ketika ia akan menjalani masa ujian disekolah. Pasien juga mengatakan ia sulit
menikmati kegiatan harian, merasa tidak aman, dan terkadang pekerjaan sehari-hari menjadi
terganggu. Berdasarkan kasus, apakah diagnosa keperawatan yang tepat ?
a. Harga diri rendah situasional

b. Keputusasaan

c. Ketidakberdayaan

d. Ansietas

e. Gangguan citra tubuh

Jawaban: D

Pembahasan:

Data fokus masalah pada kasus: Pasien mengatakan ia sulit menikmati kegiatan harian, merasa tidak
aman, dan terkadang pekerjaan sehari-hari menjadi terganggu hal ini terjadi ketika akan menjalani
ujian disekolah. Diagnosa keperawatan pada kasus adalah ansietas. Ansietas merupakan perasaan
takut yang tidak jelas tanpa objek yang spesifik karena ketidaktahuan dan mendahului semua
pengalaman yang baru (Stuart, Keliat, & Pasaribu, 2016). Dari pilihan jawaban: (a) Tidak tepat,
karena tidak ada data penguat diangkatnya diagnosa harga diri rendah situasional, (b) Tidak tepat,
karena tidak ada data penguat diangkatnya diagnosa keputusasaan, (c) Tidak tepat, karena tidak ada
data penguat diangkatnya diagnosa ketidakberdayaan, (d) Tepat, karena tanda dan gejala yang
muncul pada pasien berupa perasaan takut yang tidak jelas yaitu sulit menikmati kegiatan harian,
merasa tidak aman, dan terkadang pekerjaan sehari-hari menjadi terganggu, (e) Tidak tepat, karena
tidak ada data penguat diangkatnya diagnosa gangguan citra tubuh

[25/9 20.41] +62 821-2165-6668: Seorang perawat melakukan kunjungan rumah ke kediaman
seorang laki-laki (42 tahun). Perawat menemukan adanya kerusakan pada kulit klien akibat garukan.
Hasil pengkajian: klien mengatakan setiap malam dirinya merasakan ada binatang yang merayap di
badannya sehingga klien sering menggaruk badannya tetapi istrinya tidak pernah melihat binatang
pada tubuh suaminya. Apakah jenis halusinasi yang dialami oleh klien ?

a. Halusinasi pendengaran

b. Halusinasi pengecapan

c. Halusinasi penglihatan

d. Halusinasi penciuman

e. Halusinasi perabaan

Jawaban: E

Pembahasan: "Data fokus masalah pada kasus ini adalah <b>klien mengatakan setiap malam
merasakan ada binatang yang merayap di badannya, sehingga klien sering menggaruk badannya.
Istri klien mengatakan bahwa dia tidak pernah melihat seekor binatang pun pada tubuh suaminya.
Dari data menunjukkan jenis halusinasi yang dialami klien adalah halusinasi perabaan. Halusinasi
perabaan adalah merasakan suatu perabaan, sentuhan, tiupan, disinari, dipanasi padahal itu tidak
nyata.

Dari pilihan jawaban :

Opsi “Halusinasi pendengaran” (tidak tepat), karena tidak terlihat klien mendengar suara atau
bisikan palsu.
Opsi “Halusinasi pengecapan” (tidak tepat), karena tidak terlihat klien mengungkapkan merasa
mengecap suatu rasa.

Opsi “Halusinasi penglihatan” (tidak tepat), karena klien tidak ada memperlihatkan dirinya melihat
sesuatu hal yang tidak nyata.

Opsi “Halusinasi penciuman” (tidak tepat), karena tidak terlihat klien membaui suatu hal.

Opsi “Halusinasi perabaan” (tepat), karena terlihat jelas klien mengungkapkan merasakan ada
sesuatu yang merayap pada tubuhnya padahal pada kenyataannya itu tidak ada.</b>"

15. Seorang laki-laki (27 tahun) dirawat di RSJ sejak 2 hari yang lalu. Hasil pengkajian : klien
mengatakan dirinya adalah seoarang pengacara terkenal yang menangani kasus pejabat ibukota,
kontak mata ada, kurang kooperatif, sering berbicara sendiri sambil berteriak dan mengepalkan
tangan. Apakah masalah keperawatan yang tepat ?

a. Isolasi sosial

b. Resiko perilaku kekerasan

c. Waham

d. Harga diri rendah kronik

e. Halusinasi

Jawaban: C

Pembahasan:

"Data fokus pada kasus ini : <b>Klien mengatakan ia adalah seoarang pengacara terkenal yang
menangani kasus pejabat ibukota.</b>

Dari data yang ditunjukkan oleh pasien merupakan tanda dan gejala dengan masalah waham
kebesaran.

Dari pilihan jawaban :

Opsi “Isolasi Sosial” (Tidak tepat), karena tidak terdapat tanda dan gejala pasien dengan masalah
isolasi sosial.

Opsi “Risiko Perilaku Kekerasan” (Tidak tepat), karena dari kasus tanda dan gejala yang ditunjukkan
pasien merupakan akibat dari penyebab utama masalah pasien.

Opsi “Harga Diri Rendah Kronis” (Tidak tepat), karena tidak terdapat tanda dan gejala pasien dengan
masalah harga diri rendah kronik.

Opsi “Halusinasi” (Tidak tepat), karena data untuk menegakkan diagnosa halusinasi tidak cukup
dalam kasus kenyat

16. Seorang perempuan (34 tahun) dibawa ke RSJ karena mengkonsumsi nakoba. Hasil pengkajian :
klien tampak sering diam dan duduk menyendiri serta berbicara sendiri. Klien mengatakan dirinya
mendengar ada yang melarangnya untuk mandi karena nanti bisa mati. Apakah masalah
keperawatan yang tepat ?
a. Resiko bunuh diri

b. Perilaku kekerasan

c. Harga diri rendah kronik

d. Resiko perilaku kekerasan

e. Halusinasi

Jawaban: E

Pembahasan:

"Data fokus pada kasus ini : <b>Klien mengatakan ia mendengar ada yang melarangnya untuk mandi
karena nanti bisa mati.</b>

Maka diagnosa keperawatan pada kasus adalah Halusinasi, karena pasien mendengar dan melihat
sumber yang tidak jelas.

Tinjauan Opsi Lainnya :

Dari pilihan jawaban yang tepat :

Opsi “Risiko Bunuh Diri” (Tidak tepat), karena tidak ada data yang tepat menunjukkan jawaban ini.
Tetapi Resiko bunuh diri bisa menjadi akibat dari masalah yang dialami pasien.

Opsi “Perilaku Kekerasan” (Tidak tepat), karena tidak ada data yang tepat menunjukkan jawaban ini.

Opsi “Harga Diri Rendah Kronik” (Tidak tepat), karena tidak ada data yang tepat menunjukkan
jawaban ini, Tetapi jika dilihat dari kasus pasien pernah melakukan aborsi dan tindakan tersebut bisa
membuat pasien memiliki evaluasi negatif pada diri dan hal ini merupakan penyebab dari masalah
yang dialami pasien.

Opsi “Risiko Perilaku Kekerasan” (Tidak tepat), karena tidak ada data yang tepat menunjukkan
jawaban ini. "

[25/9 19.34] +62 821-2165-6668: Seorang laki-laki (16 tahun) masuk RSJ sejak 4 hari yang lalu karena
suka menyindiri di rumah ldan tidak mau berinteraksi dengan orang lain selain keluarganya. Hasil
pengkajian: klien merasa malu karena tidak lulus SMP, merasa dirinya tidak berguna dan membuat
kecewa keluarga. Saat ini, klien terlihat murung dan sedih. Apakah diagnosis keperawatan yang
tepat?

a. Isolasi sosial

b. Halusinasi

c. Defisit perawatan diri

d. Harga diri rendah kronik

e. Resiko bunuh diri


Jawaban: D

Pembahasan:

"Data fokus masalah pada kasus : <b>klien mengatakan ia malu karena tidak lulus SMP, ia merasa
dirinya tidak berguna, merasa bikin kecewa keluarga, terlihat murung, dan sedih.</b>

Maka diagnosis keperawatan yang tepat adalah Harga diri rendah.

Opsi “Isolasi sosial” (Tidak tepat), karena klien masih mau berinteraksi dan menceitakan apa yang ia
rasakan.

Opsi “Halusinasi” (Tidak tepat), karena tidak ada data pada kasus yang menunjukkan masalah
halusinasi pada klien.

Opsi “Defisit perawatan diri” (Tidak tepat), karena data penguat untuk penegakkan diagnosis tidak
terlihat walaupun klien dengan ganggguan jiwa rata-rata mengalami masalah DPD.

Opsi “Harga diri rendah kronik” (Tepat), karena klien mengungkapkan kekecewaan pada diri, malu,
dan merasa tidak berharga dari ekspresi wajah juga terlihat murung dan sedih.

Opsi “Resiko bunuh diri” (Tidak tepat), karena tidak ada isyarat, ancaman dan percobaan bunuh diri
yang dilakukan oleh klien."

[25/9 19.51] +62 821-2165-6668: Seorang perempuan (15 tahun) dirawat di RS post amputasi tangan
sebelah kiri akibat kecelakaan mobil. Berdasarkan pengkajian pasien selalu menutupi tangannya, dan
terlihat murung. Ketika ditanyakan pasien mengatakan tidak puas dengan hasil operasi yang dijalani
dan khawatir jika tidak ada yang mau berteman dengannya. Berdasarkan kasus, apakah diagnosa
keperawatan yang tepat ?

a. Gangguan citra tubuh

b. Ketidakberdayaan

c. Keputusasaan

d. Harga diri rendah situasional

e. Harga diri rendah kronik

Jawaban: A

Pembahasan:

Data fokus pada kasus: pasien selalu menutupi tangannya, dan terlihat murung. Ketika ditanyakan
pasien mengatakan tidak puas dengan hasil operasi yang dijalani dan khawatir jika tidak ada yang
mau berteman dengannya. Diagnosa keperawatan pada kasus adalah Gangguan citra tubuh.
Gangguan citra tubuh adalah perasaan tidak puas terhadap tubuhnya yang diakibatkan oleh
perubahan struktur, ukuran, bentuk, dan fungsi tubuh karena tidak sesuai dengan yang diinginkan
(Stuart, Keliat, & Pasaribu, 2016). Dari pilihan jawaban: (a) Tepat, karena pasien mengungkapkan
ketidakpuasaannya terhadap hasil operasi yang ia jalani. Dibuktikan dengan data pasien selalu
menutupi tangannya, terlihat murung, dan mengatakan khawatir tidak akan ada orang yang mau
berteman dengannya lagi, (b) Tidak tepat, karena tidak ada data penguat diangkatnya diagnosa
ketidakberdayaan, (c) Tidak tepat, karena tidak ada data penguat diangkatnya diagnosa
keputusasaan, (d) Tidak tepat, karena tidak ada data penguat diangkatnya diagnosa harga diri
rendah situasional, (e) Tidak tepat, karena tidak ada data penguat diangkatnya diagnosa harga diri
rendah kronik

[25/9 20.05] +62 821-2165-6668: Seorang perempuan (17 tahun) dirawat di RSU sejak 3 hari yang
lalu karena melakukan tindakan aborsi dengan meminum obat untuk kontraksi rahim. Bedasarkan
pengkajian pasien merasa malu dengan orang tua dan teman-temannya dan khawatir teman-teman
akan menjauhinya. Klien terlihat murung, sedih, dan tidak mau bertemu dengan teman yang
menjenguknya. Berdasarkan kasus diatas, apakah diagnosa keperawatan yang tepat ?

a. Harga diri rendah situasional

b. Gangguan citra tubuh

c. Ansietas

d. Ketidakberdayaan

e. Harga diri rendah kronik

Jawaban: A

Pembahasan:

"Data fokus pada kasus ini: Klien merasa malu dengan orang tua dan teman-temannya dan khawatir
teman-teman akan menjauhinya karena melakukan tindakan aborsi. Klien terlihat murung, sedih,
dan tidak mau bertemu dengan teman yang menjenguknya. Maka diagnosa keperawatan adalah
harga diri rendah situasional. Dari pilihan jawaban: (a) Tepat, karena evaluasi negatif pada diri pasien
disebabkan karena trauma yang terjadi yaitu melakukan tindakan aborsi., (b) Tidak tepat, karena
tidak ada data yang tepat menunjukkan pasien mengalami gangguan citra tubuh. GCT adalah
perasaan tidak puas seseorang terhadap tubuhnya yang diakibatkan oleh perubahan struktur,
ukuran, bentuk, dan fungsi tubuh karena tidak sesuai dengan yang diinginkan., (c) Tidak tepat,
karena tidak ada data yang tepat menunjukkan pasien mengalami ansietas. Ansietas adalah
perasaan was-was, khawatir, takut yang tidak jelas atau tidak nyaman seakan-akan terjadi sesuatu
yang mengancam., (d) Tidak tepat, karena tidak ada data yang tepat menunjukkan pasien mengalami
ketidakberdayaan. Ketidakberdayaan adalah persepsi seseorang bahwa tindakannya tidak akan
mempengaruhi hasil secara bermakna; suatu keadaan individu kurang dapat mengendalikan kondisi
tertentu atau kegiatan yang baru dirasakan., (e) Tidak tepat, kerana data yang ditunjukkan oleh
pasien evaluasi negatif yang berlangsung saat ini dan disebabkan oleh trauma yang dialami."

[25/9 20.21] +62 821-2165-6668: Seorang laki-laki (18 tahun) berkunjung ke poliklinik RS. Hasil
pengkajian : klien direncanakan akan menjalani operasi akibat fraktur tertutup di tangan kanan
setelah terjatuh. Klien mengatakan tidak mau operasi karena beranggapan tangannya akan cacat jika
dioperasi dan klien lebih memilih untuk menjalani pengobatan tradisional.

Apakah masalah keperawatan yang tepat?

A. Defisit pengetahuan

B. Ansietas

C. Koping tidak efektif

D. Nyeri akut
E. Gangguan rasa nyaman

Masalah keperawatan yang tepat: Defisit pengetahuan

Rasional:

DS: klien mengatakan tidak mau dioperasi karena beranggapan tangannya akan cacat dan telah
melakukan pengobatan tradisional

DO: klien mengalami fraktur d tangan kanan

Data fokus diangkatnya masalah keperawatan " defisit pengetahuan" adalah: klien mengalami
fraktur dan tidak mau dioperasi karena beranggapan akan cacat dan melakukan pengobatan
tradisional, yang menunjukkan tanda dan gejala defisit pengetahuan, berupa menunjukkan persepsi
yang keliru terhadap masalah, dan menunjukkan perilaku yang tidak sesuai anjuran.

Sesuai dengan buku SDKI (2016) " defisit pengetahuan" adalah ketiadaan atau kurangnya informasi
kognif yang berkaitan dengan topik tertentu.

Tanda dan gejala mayor berupa menanyakan masalah yang dihadapi, menunjukkan perilaku tidak
sesuai anjuran, menunjukkan persepsi yang keliru terhadap masalah, dan tanda gejala mayor berupa
menjalani pemeriksaan yang tidak tepat, dan menunjukkan perilaku berlebihan.

Tinjauan opsi lainnya:

Opsi " ansietas" (tidak tepat) karena ungkapan kekhawatiran klien terhadap kecacatan yang akan
terjadi akibat operasi disebabkan oleh persepsi yang keliru terkait dengan penanganan kesehatan
yang tepat sesuai masalah kesehatan klien, yang merupakan gejala mayor diangkatkannya diagnosis
kurang pengetahuan.

Opsi " koping tidak efektif (tidak tepat), karena tidak ditemukan adanya ungkapan ketidakmampuan
mengatasi masalah

Opsi " nyeri akut" tidak tepat karena tidak ditemukan adanya tanda dan gejala nyeri misalnya berupa
skala nyeri dan respon klien terhadap sensasi nyeri yang dirasakannya.

Opsi " gangguan rasa nyaman" (tidak tepat), karena tidak ditemukan adanya data tentang perasaan
yang kurang senang, lega, dan sempurna dalam dimensi fisik, psikospiritual, lingkungan, dan sosial
misalnya berupa mengeluh tidak nyaman dan gelisah

[25/9 20.32] +62 821-2165-6668: Seorang perempuan (15 tahun) datang ke poliklinik jiwa untuk
berkonsultasi masalahnya yang sering merasa ketakutan tetapi tidak tahu kenapa. Berdasarkan
pengkajian pasien mengatakan hal itu sering terjadi ketika ia akan menjalani masa ujian disekolah.
Pasien juga mengatakan ia sulit menikmati kegiatan harian, merasa tidak aman, dan terkadang
pekerjaan sehari-hari menjadi terganggu. Berdasarkan kasus, apakah diagnosa keperawatan yang
tepat ?
a. Harga diri rendah situasional

b. Keputusasaan

c. Ketidakberdayaan

d. Ansietas

e. Gangguan citra tubuh

Jawaban: D

Pembahasan:

Data fokus masalah pada kasus: Pasien mengatakan ia sulit menikmati kegiatan harian, merasa tidak
aman, dan terkadang pekerjaan sehari-hari menjadi terganggu hal ini terjadi ketika akan menjalani
ujian disekolah. Diagnosa keperawatan pada kasus adalah ansietas. Ansietas merupakan perasaan
takut yang tidak jelas tanpa objek yang spesifik karena ketidaktahuan dan mendahului semua
pengalaman yang baru (Stuart, Keliat, & Pasaribu, 2016). Dari pilihan jawaban: (a) Tidak tepat,
karena tidak ada data penguat diangkatnya diagnosa harga diri rendah situasional, (b) Tidak tepat,
karena tidak ada data penguat diangkatnya diagnosa keputusasaan, (c) Tidak tepat, karena tidak ada
data penguat diangkatnya diagnosa ketidakberdayaan, (d) Tepat, karena tanda dan gejala yang
muncul pada pasien berupa perasaan takut yang tidak jelas yaitu sulit menikmati kegiatan harian,
merasa tidak aman, dan terkadang pekerjaan sehari-hari menjadi terganggu, (e) Tidak tepat, karena
tidak ada data penguat diangkatnya diagnosa gangguan citra tubuh

[25/9 20.41] +62 821-2165-6668: Seorang perawat melakukan kunjungan rumah ke kediaman
seorang laki-laki (42 tahun). Perawat menemukan adanya kerusakan pada kulit klien akibat garukan.
Hasil pengkajian: klien mengatakan setiap malam dirinya merasakan ada binatang yang merayap di
badannya sehingga klien sering menggaruk badannya tetapi istrinya tidak pernah melihat binatang
pada tubuh suaminya. Apakah jenis halusinasi yang dialami oleh klien ?

a. Halusinasi pendengaran

b. Halusinasi pengecapan

c. Halusinasi penglihatan

d. Halusinasi penciuman

e. Halusinasi perabaan

Jawaban: E

Pembahasan: "Data fokus masalah pada kasus ini adalah <b>klien mengatakan setiap malam
merasakan ada binatang yang merayap di badannya, sehingga klien sering menggaruk badannya.
Istri klien mengatakan bahwa dia tidak pernah melihat seekor binatang pun pada tubuh suaminya.
Dari data menunjukkan jenis halusinasi yang dialami klien adalah halusinasi perabaan. Halusinasi
perabaan adalah merasakan suatu perabaan, sentuhan, tiupan, disinari, dipanasi padahal itu tidak
nyata.

Dari pilihan jawaban :

Opsi “Halusinasi pendengaran” (tidak tepat), karena tidak terlihat klien mendengar suara atau
bisikan palsu.
Opsi “Halusinasi pengecapan” (tidak tepat), karena tidak terlihat klien mengungkapkan merasa
mengecap suatu rasa.

Opsi “Halusinasi penglihatan” (tidak tepat), karena klien tidak ada memperlihatkan dirinya melihat
sesuatu hal yang tidak nyata.

Opsi “Halusinasi penciuman” (tidak tepat), karena tidak terlihat klien membaui suatu hal.

Opsi “Halusinasi perabaan” (tepat), karena terlihat jelas klien mengungkapkan merasakan ada
sesuatu yang merayap pada tubuhnya padahal pada kenyataannya itu tidak ada.</b>"

[25/9 20.51] +62 821-2165-6668: Seorang laki-laki (27 tahun) dirawat di RSJ sejak 2 hari yang lalu.
Hasil pengkajian : klien mengatakan dirinya adalah seoarang pengacara terkenal yang menangani
kasus pejabat ibukota, kontak mata ada, kurang kooperatif, sering berbicara sendiri sambil berteriak
dan mengepalkan tangan. Apakah masalah keperawatan yang tepat ?

a. Isolasi sosial

b. Resiko perilaku kekerasan

c. Waham

d. Harga diri rendah kronik

e. Halusinasi

Jawaban: C

Pembahasan:

"Data fokus pada kasus ini : <b>Klien mengatakan ia adalah seoarang pengacara terkenal yang
menangani kasus pejabat ibukota.</b>

Dari data yang ditunjukkan oleh pasien merupakan tanda dan gejala dengan masalah waham
kebesaran.

Dari pilihan jawaban :

Opsi “Isolasi Sosial” (Tidak tepat), karena tidak terdapat tanda dan gejala pasien dengan masalah
isolasi sosial.

Opsi “Risiko Perilaku Kekerasan” (Tidak tepat), karena dari kasus tanda dan gejala yang ditunjukkan
pasien merupakan akibat dari penyebab utama masalah pasien.

Opsi “Harga Diri Rendah Kronis” (Tidak tepat), karena tidak terdapat tanda dan gejala pasien dengan
masalah harga diri rendah kronik.

Opsi “Halusinasi” (Tidak tepat), karena data untuk menegakkan diagnosa halusinasi tidak cukup
dalam kasus ini."

[25/9 20.59] +62 821-2165-6668: Seorang perempuan (34 tahun) dibawa ke RSJ karena
mengkonsumsi nakoba. Hasil pengkajian : klien tampak sering diam dan duduk menyendiri serta
berbicara sendiri. Klien mengatakan dirinya mendengar ada yang melarangnya untuk mandi karena
nanti bisa mati. Apakah masalah keperawatan yang tepat ?

a. Resiko bunuh diri


b. Perilaku kekerasan

c. Harga diri rendah kronik

d. Resiko perilaku kekerasan

e. Halusinasi

Jawaban: E

Pembahasan:

"Data fokus pada kasus ini : <b>Klien mengatakan ia mendengar ada yang melarangnya untuk mandi
karena nanti bisa mati.</b>

Maka diagnosa keperawatan pada kasus adalah Halusinasi, karena pasien mendengar dan melihat
sumber yang tidak jelas.

Tinjauan Opsi Lainnya :

Dari pilihan jawaban yang tepat :

Opsi “Risiko Bunuh Diri” (Tidak tepat), karena tidak ada data yang tepat menunjukkan jawaban ini.
Tetapi Resiko bunuh diri bisa menjadi akibat dari masalah yang dialami pasien.

Opsi “Perilaku Kekerasan” (Tidak tepat), karena tidak ada data yang tepat menunjukkan jawaban ini.

Opsi “Harga Diri Rendah Kronik” (Tidak tepat), karena tidak ada data yang tepat menunjukkan
jawaban ini, Tetapi jika dilihat dari kasus pasien pernah melakukan aborsi dan tindakan tersebut bisa
membuat pasien memiliki evaluasi negatif pada diri dan hal ini merupakan penyebab dari masalah
yang dialami pasien.

Opsi “Risiko Perilaku Kekerasan” (Tidak tepat), karena tidak ada data yang tepat menunjukkan
jawaban ini. "

[26/9 15.25] +62 831-8139-1399: 1. Seorang laki-laki (60 tahun) menderita DM tipe II. Hasil
pengkajian perawat frekuensi nadi : 122x/menit, tekanan darah 120/85 mmHg, frekuensi napas :
22x/menit, suhu tubuh 39,9 C. Dari hasil pemeriksaan lab, didapatkan data : leukosit : 13.000/mm3,
Hb : 13,7 gr/dl, trombosit 390.000/mm3. Kulit pasien teraba hangat dan mukosa bibir kering. Apakah
tindakan keperawatan yang tepat?

A. Kolaborasi pemberian antipiretik

B. KOlaborasi pemberian antibiotik

C. Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam

D. Kolaborasi pemberian koreksi elektrolit

E. Kolaborasi pemberian obat antiemetik

Jawaban : *A. Kolaborasi pemberian antipiretik*


Data fokus :

- suhu :39,9

- kulit teraba hangat

- mukosa bibir kering

Rasional : Karena masalah paling aktual adalah Hipertermia, dimana terjadi peningkatan suhu tubuh
diatas suhu inti normal pada kasus, sehingga dibutuhkan intervensi berupa pemberian antipiretik.

Tinjauan opsi lain:

B. Kolaborasi pemberian antibiotik kurang tepat, karena yang

harus didahulukan adalah penanganan masalah utama dan aktual yang muncul pada klien, yaitu
Hipertermia

Untuk pemberian antibiotik, dibutuhkan pemeriksaan diagnostik dan lanjutan untuk menentukan
jenis antibiotik yangs sesuai, agar mengurangi angka resistensi antibiotik. Selain itu, pemberian
antibiotik harus sesuai dengan waktu/jam pemberian obat antibiotik sesuai dengan farmakokinetik
obat, sehingga tidak bisa diberikan sewaktu-waktu.

Proses antibiotik untuk mengatasi infeksi bakterial membutuhkan waktu dan proses selama
beberapa hari, sehingga pemberian antipiretik tetap harus diberikan apabila pasien Hipertermia
untuk mengatasi kenaikan suhu tubuh meski pasien sudah diberikan terapi antibiotika

C. Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam kurang tepat, karena

tidak ada data nyeri

D. Kolaborasi pemberian koreksi elektrolit kurang tepat,

karena dibutuhkan data elektrolit darah untuk melakukan

koreksi elektrolit. dan tidak ada data yang menunjukan

terjadinya masalah ketidakseimbangan elektrolit pada klien

E. Kolaborasi pemberian obat antiemetik kurang tepat, karena


tidak ada data klien mengalami mual/muntah

[26/9 15.36] +62 831-8139-1399: 2. Seorang bayi baru lahir dengan berat badan 2000 gr diperiksa
oleh perawat. Didapatkan data, Suhu :36,0 C, Nadi 140x/menit, Pernafasan 44 x/menit. Teraba akral
dingin dan bokong basah. Ibu mengatakan anak cenderung tidur dan malas menyusu.

Apa masalah keperawatan prioritas dari kasus di atas?

A. Pola nafas tidak efektif

B. Hipotermia

C. Menyusui tidak efektif

D. Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

E. Gangguan integritas kulits

Jawabannya *B. Hipotermia*

Data fokus :

- Suhu : 36,0

- Akral teraba dingin

- Bokong basah

Rasional :

hipotermi adalah kondisi jika suhu inti dibawah normal.

dimana, pada neonatus, suhu 36-36,5 itu sudah masuk ke

hipotermia grade 1

Kondisi hipotermia adalah kondisi yang dapat membahayakan

pada Bayi baru lahir, terutama bayi dengan berat badan lahir

rendah. Pada kasus, bayi mulai mengalami penurunan suhu yang

ditandai dengan suhu tubuh dibawah normal untuk bayi baru

lahir ( Normal = 36,8)

Kenapa bukan menyusui tidak efektif, karena kebutuhan


nutrisi bayi yang baru lahir masih tercukupi dengan suply

nutrisi dari kandungan. karena itu bayi baru lahir dapat

bertahan 1-2 hari dengan intake asi yang minimal/sedikit.

Dan bayi baru lahir memang cenderung untuk tidur, sehingga

tampak malas menyusu

Kenapa bukan ketidakseimbangan nutrisi, karena butuh data BBMI atau BB/TB, atau indikasi status
nutrisi anak terlebih dahulu untuk mengangkat diagnosa nutrisi.

[26/9 15.49] +62 831-8139-1399: 3. Seorang laki-laki (32 tahun) datang ke posko pemeriksaan
kesehatan. Pada saat diperiksa, didapatkan data suhu : 37,3, nadi : 140 x/menit, TD : 125/75 mmHg,
rr : 28x/menit. Klien mengatakan sedang berolahraga di sekitar posko sebelum pemeriksaan. Klien
memiliki riwayat DM tipe II.

Apa tindakan yang tepat dilakukan perawat?

A. Menganjurkan klien untuk mengatur pola makan

B. Menganjurkan klien untuk beristirahat 30 menit lalu mengulangi pemeriksaan

C. Menganjurkan klien untuk mengonsumsi obat secara teratur

D. Kolaborasi pemberian obat antihipertensi

E. Memberi terapi oksigen

jawabnnyaa : *B. Menganjurkan klien untuk beristirahat 30 menit lalu mengulangi pemeriksaan*

Karena, perubahan TTV yang terjadi merupakan akibat dari aktifitas olah raga yang dilakukan klien
sebelum pemeriksaan. sehingga harus dilakukan pemeriksaan ulang setelah klien beristirahat agar
mendapatkan data yang valid.

[26/9 15.57] +62 831-8139-1399: 4. Bayi Rika (7 bulan) datang dengan keluhan demam, batuk dan
sesak sejak 3 hari sebelum masuk RS.

Ibu mengatakan terdengar bunyi ""grok-grok"" pada saat anak bernafas. Pada saat pemeriksaan,
didapatkan suhu anak = 37,5°C, anak tampak gelisah, Ronkhi (+) di kedua lapang paru, RR :
50x/menit, Nadi : 122x/menit, Saturasi Oksigen :80%, bibir tampak kebiruan, Retraksi dada (+),
sputum banyak di tenggorokan dan anak sulit batuk"

Apakah diagnosis keperawatan prioritas yang tepat?

A. Gangguan pertukaran gas

B. Perfusi jaringan perifer tidak efektif

C. Hipertermia
D. Pola nafas tidak efektif

E. Bersihan jalan nafas tidak efektif

Data Fokus:

DS : - Ibu mengatakan terdengar bunyi ""grok-grok"" pada saat anak bernafas.

DO :

- Ronkhi (+) di kedua lapang paru

- Saturasi Oksigen :80%

- Retraksi dada (+)

- sputum banyak dan susah dikeluarkan

MK :

*Bersihan jalan nafas tidak efektif*

Berdasarkan teori sistematis triase kegawatdaruratan :

A : Airway

B : Breathing

C : Circulation

D : Disability
E : Exposure

Maka yang perlu diperhatikan pertama kali adalah Airway (jalan nafas). Pada kasus, tampak bahwa
anak mengalami penumpukan sputum yang menghalangi jalan nafas/airway. (Opsi E)

Pilihan jawaban tidak tepat :

- Hipertermi : tidak ada data yang menunjukan peningkatan suhu tubuh

- Perfusi jaringan perifer tidak efektif : meskipun di data didapatkan bawa anak tampak membiru,
namun itu disebabkan oleh sumbatan pada jalan nafas yang mengakibatkan oksigen tidak dapat
masuk ke paru-paru.

- Gangguan pertukaran gas : belum ada tanda spesifik yang menunjukan terjadinya gangguan
pertukaran oksigen-karbondioksida pada tingkat membran kapiler-alveolus

- Pola nafas tidak efektif : pada kasus, pada kondisi terjadinya gangguan pada pola nafas adalah
karena adanya sumbatan pada jalan nafas, sehingga masalah prioritas yang harus diselesaikan
adalah masalah bersihan jalan nafas."

[26/9 16.10] +62 831-8139-1399: 5. Seorang anak perempuan berusia 3 bulan dibawa ibunya ke poli
tumbuh kembang untuk diperiksa. Perawat melakukan pemeriksaan refleks bayi dengan mengetuk
pelan pada bagian os frontal anterior atau dahi bayi, kemudian menggesernya ke bawah dikit sejajar
dengan hidung. Lalu dilihat kedipan mata yang terjadi.

Apakah jenis refleks yang sedang diperiksa oleh perawat tersebut?

a. Refleks Galant

B. Refleks Palmar

C. Refleks Babinski

D. Refleks Moro

E. Refleks Glabela

Jawaban : E. Refleks Glabella


Rasional : ada di modul 🤭🤭🤭🤭🤭

[26/9 16.20] +62 831-8139-1399: 6. Seorang laki-laki ditemukan tidak sadarkan diri di jalan. Pada
saat pemeriksaan, didapatkan CRT : 5 dtk, suhu :36,0, nadi : 140 x/menit teraba halus, TD : 90/70
mmHg, Rr : 28x/menit akral dingin. Tampak perut membuncit dan tampak ada jejas pada bagian
perut.

Apa masalah keperawatan prioritas yang harus diangkatkan?

A. Resiko syok

B. Perfusi jaringan serebral tidak efektif

C. Pola nafas tidak efektif

D. Resiko injury

E. Perfusi jaringan perifer tidak efektif

Jawaban : *A. Resiko syok*

Data fokus :

- Tekanan nadi menyempit

- tekanan darahmenurun

- CRT>3 dt

- Nadi meningkat

- Kesadaran menurun

- tampak jejas daerah abdomen dan abdomen distensi


Data diatas menunjukan terjadinya kehilangan darah kelas IV yang menunjukan kondisi resiko
terjadinya syok hemoragi. diduga adanya trauma pada abdomen yg menyebabkan pendarahan intra
abdomen yg ditunjukan dengan jejas di abdomen dan abdomen yg semakin distensi

Tinjauan opsi lain

B. Perfusi jaringan serebral tidak efektif : tidak tepat, karena masalah yang laing membahayakan
adalah masalah syok hipovolemik/hemoragik pada klien. Penurunan kesadaran juga bisa diakibatkan
oleh terjadinya penurunan volume darah sehingga perfusi serebral menurun

C. Pola nafas tidak efektif : peningkatan RR pada kasus merupakan manifestasi dari kehilangan
darah/syok

D. Resiko injury ; tidak tepat, karena tidak ada data untuk penegakan diagnosa resiko injury

E. Perfusi jaringan perifer tidak efektif : kurang tepat, karena penurunan perfusi perifer merupakan
masalah yang muncul karena terjadinya syok. Karena itu, masalah ini akan selesai jika masalah resiko
syok teratasi

[26/9 16.38] +62 831-8139-1399: 7. Seorang anak perempuan usia 6 tahun dibawa ke ruang rawat
dengan diagnosa pneumonia. Ibu mengatakan anak demam, batuk, pilek dan sesak sejak 2 hari
sebelum masuk RS. Pada saat pemeriksaan, didapatkan data ronkhi halus di bagian basal paru (+), Rr
: 28 x/menit, Saturasi oksigen 97%, nadi : 110 x/menit. Saat ini anak terpasang Oksigen nasal kanul 2
LPM.

Apa tindakan selanjutnya yang dilakukan perawat?

A. Menambah terapi oksigen menjadi 3 LPM

B. Melakukan pemeriksaan AGD

C. Melakukan suction

D. Segera melaporkan ke DPJP

E. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan

JAwaban : *E. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan*

Rasional : karena kondisi pasien stabil, TTV dalam batas normal, maka langkah selanjutnya setelah
pemeriksaan adalah, pendokumentasian hasil pemeriksaan.
Tinjauan opsi lain :

A. Menambah terapi oksigen menjadi 3 LPM = tidak tepat, karena kondisi oksigenasi pasien baik
ditandai dengan RR dalam batas normal, dan saturasi oksigen perifer 97%

B. Melakukan pemeriksaan AGD = Tidak tepat. karena tidak ada data yang menunjukan adanya
gangguan pada oksigenasi dan gas darah

C. Melakukan suction : Kondisi anak sadar dan posisi ronkhi halus di basal paru, sehingga tindakan
suction tidak bisa dilakukan

D. Segera melaporkan ke DPJP = tidak tepat, karena belum ada kondisi emergency yang memerlukan
instrusi segera dari DPJP

[26/9 16.49] +62 831-8139-1399: 8. Seorang laki-laki (75 tahun) akan dilakukan pemeriksaan refleks
snout. Pasien sudah berbaring dengan rileks. Apa yang selanjutnya dilakukan oleh perawat?

A. Mengetuk bagian supraorbital

B. Menggores bagian telapak tangan

C. Mengetuk bagian atas bibir

D. Mengetuk daerah lutut

E. Menggores telapak kaki

Jawabannya : C. Mengetuk bagian atas bibir

Tinjauan opsi lain

A. Mengetuk bagian supraorbital : glabella


B. Menggores bagian telapak tangan : palmomental

D. Mengetuk daerah lutut : patella

E. Menggores telapak kaki : babinski

[26/9 16.57] +62 831-8139-1399: 9. Seorang perawat akan melakukan pemeriksaan suhu bayi 3
bulan dengan menggunakan termometer rektal. Perawat mencuci tangan, memakai sarung tangan,
lalu meminta ibu untuk melepaskan celana dan popok anak. Anak dimiringkan dan diperiksa kondisi
anus anak. Apa langkah selanjutnya yang dilakukan perawat?

A. Meminta anak menarik nafas dalam

B. Memasukan termometer sedalam 3 cm

C. Mengolesi lubricant ke termometer

D. Menjelaskan prosedur pemeriksaan

E. Mengambil termometer dan membaca hasilnya

Jawaban : *C. Mengolesi Lubricant*

Rasional, setelah mempersiapkan klien, yang dilakukan selanjutnya adalah, mebolesi lubricant.
Tujuannya adalah untuk mengurangi gesekan/friksi. sehingga mengurangi nyeri dan trauma jaringan

[26/9 17.04] +62 831-8139-1399: 10. Seorang perawat melakukan pemeriksaan refleks kepada
seorang bayi. Perawat mengusapkan sesuatu ke pipi bayi. Apakah jenis refleks yang diperiksa
perawat?

A. Babinski

B. Glabella

C. Rooting

D. Sucking

E. Swallowing

Jawaban : C. rooting

Opsi lain
A. Babinski : mebggores telapak kaki

B. Glabella : mengetuk area supraorbita

D. Sucking : refleks bayi menghisap saat ada jari atau benda di dalam mulut

E. Swallowing : refleks menelan saat ada benda di dalam mulut bayi

[26/9 19.59] +62 896-4922-1499: Soal 3

Seorang perempuan (35 tahun) dirawat di RS karena anemia. Hasil pengkajian: klien tampak sesak
napas setelah dibantu perawat mengganti baju, tekanan darah setelah itu adalah 90/70 mmHg,
frekuensi nadi 110x/menit, frekuensi napas 28x/menit. Hasil pemeriksaan EKG menunjukkan sinus
takikardi. Apakah diagnosis keperawatan yang tepat pada pasien?

a. Keletihan

b. Defisit perawatan diri

c. Pola napas tidak efektif

d. Intoleransi aktivitas

e. Penurunan curah jantung

[26/9 20.07] +62 896-4922-1499: Berikut pembahasannya...

Anemia adalah suatu kondisi ketika tubuh kekurangan sel darah yang mengandung hemoglobin
untuk menyebarkan oksigen ke seluruh organ tubuh.

DO:

- Takikardi setelah aktivitas ringan terbantu -> peningkatan HR *setelah* aktivitas ringan

- Klien tampak sesak napas setelah aktivitas ringan dan terbantu -> dyspnea *setelah* beraktivitas
ringan

- Hipotensi setelah aktivitas ringan dan terbantu -> penurunan TD *setelah* beraktivitas ringan

- Takipnea *setelah* aktivitas ringan dan terbantu MK yang tepat: intoleransi aktivitas (opsi D)

- EKG sinus takikardi *setelah* aktivitas

Jawaban tidak tepat:

- Opsi A (keletihan): kondisi pasien sudah mempengaruhi proses fisiologis sehingga dx kelelahan
tidak tepat karena fokus dx ini tidak untuk meningkatkan ketahanan pasien
- Opsi B (deficit perawatan diri): aktivitas dibantu bukan karena adanya ggn musculoskeletal,
neuromuskuler, psikologis/psikotik, kelemahan ataupun penurunan motivasi. Aktivitas dibantu
karena masalah Anemia (kardiovaskuler).

- Opsi C (pola napas tidak efektif): dyspnea (+) tetapi penggunaan otot bantu napas (-), fase ekspirasi
memanjang (-), pola napas abnormal (-) dan terjadi setelah aktivitas saja. maka dx ini tidak tepat

- Opsi E (penurunan curah jantung): gambaran EKG memperlihatkan adanya peningkatan kerja
jantug karena aktivitas dan rendahnya kadar Hb di dalam darah. dx tidak tepat juga karena belum
ada data spesifik terkait penurunan cardiac output

[26/9 20.11] +62 896-4922-1499: Seorang laki-laki (21 tahun) dirawat di bangsal bedah post
pemasangan Gips dikaki kanan. Klien mengeluh kaki kanan terasa kebas. Hasil pengkajian: CRT > 3
detik, akral teraba dingin dikaki kanan dan tampak pucat, nadi perifer teraba lemah dan edema
grade II pada kaki kanan. Kekuatan otot kaki kanan 2. Apakah masalah keperawatan utama pada
pasien tersebut?

a. Perfusi jaringan perifer tidak efektif

b. Gangguan mobilitas fisik

c. Nyeri akut

d. Intoleransi aktivitas

e. Hipervolemia

[26/9 20.19] +62 896-4922-1499: Opsi jawaban yang benar: A.Perfusi jaringan perifer tidak efektif.

Data yang mendukung adalah

DS: Klien mengeluh kaki kanan terasa kebas.

DO: CRT > 3 detik, akral teraba dingin dikaki kanan dan tampak pucat (akibat dari penurunan
sirkulasi ke perifer), nadi perifer teraba lemah, edema grade II

Tinjauan Opsi lain.

B. Hambatan mobilitas fisik: kurang tepat untuk diagnosa primer meskipun sudah ada data yang
mengarah yaitu kekuatan otot 2. karena masalah aktual dan lebih mengancam adalah masalah
perfusi perifer, jika tidak diatas segera akan menyebabkan terjadi nekrosis jaringan perifer.

C.Nyeri Akut. Salah, tidak ada data yang terkait.


D. Intoleransi Aktifitas. salah, karena data yang ada menjelaskan aktifitas klien menyebabkan
perubahan seperti TD,nadi, EKG, pusing saat aktifitas.

E. Hipervolemia: tidak tepat. terdapat edema grade II pada pasien namun dikarenakan sirkulasi yang
tidak baik pada perifer sehingga terjadi bendungan akibat pemasangan gips, namun tidak terdapat
tanda mayor yang adekuat untuk hipervolemia

[26/9 20.20] +62 896-4922-1499: Seorang laki-laki (58 tahun) dirawat dengan emboli paru. Hasil
pengkajian : pasien stupor, palpitasi, frekuensi jantung 150x/menit, tekanan darah 55/40 mmHg dan
frekuensi napas 34x/menit, urin 10 cc dalam 5 jam. Apakah masalah keperawatan yang tepat ?

a. Gangguan sirkulasi spontan

b. Penurunan curah jantung

c. Pola napas tidak efektif

d. Risiko ketidakefektifan perfusi jaringan miocard

e. Risiko syok

[26/9 20.27] +62 896-4922-1499: Kesadaran stupor ➡ penurunan kesadaran

HR, TD, RR ekstrim

Urin sedikit

Nah ini sudah sangat jelas terjadi gangguan sirkulasi spontan ya...

Kalo diagnosis *resiko syok ini lebih ke arah perburukan akibat kekurangan cairan atau darah yang
masif* ya kawan2...

*Sedangkan kalo syok pada jantung atau syok kardiogenik lebih diarahkan ke gangguan sirkulasi
spontan*

[26/9 20.28] +62 896-4922-1499: Seorang laki-laki (50 tahun) dirawat di RS dengan keluhan edema
dan asites. Hasil pengkajian : pasien mengeluh kelelahan dan sesak setelah berjalan dari kamar
mandi, tekanan darah 140/100 mmHg, frekuensi napas 32x/menit, frekuensi nadi 105 x/menit. Hasil
auskultasi terdengar ronchi pada kedua lapang paru. Apakah masalah keperawatan yang tepat?

a. Penurunan curah jantung

b. Intoleransi aktivitas

c. Pola napas tidak efektif


d. Bersihan jalan napas tidak efektif

e. Kelebihan volume cairan

[26/9 20.35] +62 896-4922-1499: Berikut pembahasan nya

Data fokus masalah : pasien mengeluh kelelahan dan sesak setelah berjalan dari kamar mandi,
tekanan darah 140/100 mmHg, frekuensi napas 32x/menit, frekuensi nadi 105 x/menit.

Opsi B tepat. Masalah keperawatan : "Intoleransi aktivitas". Menurut NANDA 2015, intoleransi
aktivitas merupakan kekurangan energi secara fisiologis maupun psikologis untuk daya tahan atau
menyelesaikan aktivitas yang dibutuhkan atau aktivitas sehari-hari yang ditentukan, didukung oleh
data perubahan tekanan darah dan frekuensi nadi setelah beraktivitas.

JAwaban tidak tepat:

- Opsi A kurang tepat. Opsi ini bisa diangkatkan jika ada data pendukung seperti terjadi
perubahan frekuensi atau irama jantung (ditandai dengan perubahan pada gambaran EKG) atau
perubahan kontraktilitas jantung (ditandai dengan hadirnya suara jantung tambahan S3 atau S4).

- Opsi C tidak tepat. Pada kasus pasien mengalami takipneu akibat aktivitas yang dilakukan
pasien. Sementara opsi ini bisa diangkatkan jika terjadi perubahan pada pola napas pasien seperti
adanya penggunaan otot bantu napas, perubahan irama dan kedalaman pernapasan.

- Opsi D tidak tepat. Pada kasus pasien tidak mengalami kesulitan dalam mengeluarkan dahak
atau penumpukan sputum di jalan napas, meskipun hasil auskultasi ronchi.

- Opsi E tidak tepat. Pada kasus pasien mengalami edema, tetapi permasalahan aktual yang
saat ini sedang terjadi pada pasien adalah adanya intoleransi terhadap aktivitas yang ringan sehingga
dapat diintervensi terlebih dahulu.

[26/9 20.35] +62 896-4922-1499: Nah ini balik lagi ke keterampilan kita melihat data aktual dan
prioritas ya ..

kembali lagi, ada kata kunci *setelah beraktivitas* ya? jadi kalau diagnosis intoleransi aktivitas kata
kuncinya adalah *umumnya data didapat setelah beraktivitas*

DX intoleransi aktivitas ini bisa dikatakan sebagai DX prioritas jangka pendek. So, ketika terjadi maka
patut diintervensi.
Setelah selesai masalahny, maka akan kembali ke DX prioritas sebelumnya.

Misal dalam kasus ini bisa jadi penurunan curah jantung atau hipervolemia sesuai kelengkapan
datanya

[26/9 20.36] +62 896-4922-1499: Seorang perempuan (30 tahun) masuk RS dengan keluhan sesak
napas sejak 3 hari yang lalu. Hasil pengkajian: tampak adanya pembengkakan di wajah dan kaki klien,
tekanan darah 150/80 mmHg, frekuensi nadi 145x/menit dan denyut nadi teraba lemah serta
Gambaran EKG menunjukkan adanya atrial fibrilasi.

Apakah masalah keperawatan yang tepat ?

a. Pola Napas Tidak Efektif

b. penurunan curah jantung

c. Risiko syok

d. Kelebihan volume cairan

e. Gangguan sirkulasi spontan

[26/9 20.42] +62 896-4922-1499: Opsi A pola napas tidak efektif: adalah inspirasi/ekspirasi yg tidak
adekuat utk menyokong ventilasi.

DS mayor dari dx ini dikeluhkan oleh pasien yaitu adanya pengalaman dispnea.

Tetapi *data2 yg menggambarkan penurunan fungsi paru secara spesifik tidak muncul seperti
penggunaan otot bantu pernapasan, fase ekspirasi, abnormalitas pola napas*. Dapat ditelaah bahwa
keluhan dispnea timbul sebagai manifestasi dari penurunan fungsi organ lain.

*Maka jawaban A belum tepat*

[26/9 20.43] +62 896-4922-1499: Opsi C: resiko syok adalah resiko aliran darah tidak adekuat shg sel
tidak berfungsi dan menyebabkan kematian. Hipotensi sudah terjadi pada pasien tetapi masih dalam
batas terkompensasi.

Tdk ada tanda2 terjadinya hipovolumea dan status pernapasan seperti kondisi hipoksemia dan atau
hipoksia tidak dijelaskan secara spesifik pada kasus ini.

*Maka opsi ini belum tepat.*


Kalo diagnosis resiko syok ini lebih ke arah kekurangan cairan atau darah ya kawan2...

*Sedangkan kalo syok pada jantung atau syok kardiogenik lebih diarahkan ke gangguan sirkulasi
spontan*

[26/9 20.43] +62 896-4922-1499: Opsi E: gangguan sirkulasi spontan. Dx ini cukup membingungkan
karena AF sebenarnya dapat menggambarkan kondisi mendekati shock kardiogenik yg lebih lekat
dgn dx ggn sirkulasi spontan.

Tetapi pada tahapan ini, *sistole dan diastole pasien berada diluar karakteristik dx ini, begitu pula
frek. Nadinya*. Belum jatuh ke ekstrim, hampir dikit lagi 🤭

Pasien juga masih dalam keadaan sadar dibuktikan dengan "keluhannya".

*Maka dx ini tidak tepat*.

[26/9 20.43] +62 896-4922-1499: Opsi D: kelebihan volume cairan adalah peningkatan volume cairan
intravaskuler, intrasel atau interstisial.

Pada kasus, telah terjadi edema pada ekstremitas dan wajah yg menandakan terjadi peningkatan
volume cairan. Pasien juga mengeluh dispnea. Tetapi gambaran tanda dan gejala yg muncul sudah
*spesifik* (spesifiknya dimana? Udah pada tau kan? 😉) sehingga *dx ini bisa saja diangkat, tetapi
bukan sebagai dx utama*

[26/9 20.43] +62 896-4922-1499: Opsi jawaban: B. Penurunan curah jantung

Kriteria diagnosis yg terpenuhi dari kondisi pasien yaitu:

DS: pasien mengeluh sesak napas sejak 3 hari yang lalu (DS mayor)

DO:

- edema (+) ekstremitas inferior ➡ dapat diakibatkan oleh gangguan fungsi jantung kanan (DO
mayor)

- edema (+) pada wajah:

- Hipotensi: dapat disebabkan oleh karena terapi ACE inhibitor selama pasien dirawat

- tachycardi (DO Mayor)

- pulsasi perifer teraba lemah ➡ berhubungan dgn kondisi atrial fibrilasi

- gambaran ekg atrial fibrilasi ➡ gangguan irama (DO mayor)


[26/9 20.45] +62 896-4922-1499: Seorang laki laki (52 tahun) dirawat di ruang Interne dengan
Glumerulonefritis. Pasien mengeluh nyeri pada pinggang sebelah kanan dan nafas terasa agak sesak.
Hasil pengkajian: pasien terlihat lemah, JVP 10 CmH2O, terpasang kateter dengan diuresis per jam
0.5 ml/KgBB/jam. Edema grade II pada kedua kaki. Tekanan darah 120/60 mmHg, frekuensi nadi 92
x/menit, frekuensi nafas 22 x/menit, suhu 36.7 C

Apakah masalah keperawatan utama yang pada pasien tersebut?

a. Hipervolemia

b. Nyeri Akut

c. Pola napas tidak efektif

d. Keletihan

e. Resiko perfusi renal tidak efektif

[26/9 20.53] +62 896-4922-1499: Berikut pembahasan nya

DS: pasien mengatakan nafas terasa agak sesak.

disebabkan oleh peningkatan preload jantung akibat overload cairan, sehingga menyebabkan nafas
terasa sesak.

DO: JVP 10 CmH2O, diuresis per jam 0.5 ml/KgBB/jam.

Edema grade II pada kedua kaki. Hipervolemia adalah peningkatan volume cairan intravascular,
intertisial atau intraselular.

Tinjuan opsi lain:

B. Nyeri akut. (salah). asien mengeluh nyeri pada pinggang sebelah kanan, tidak ada data pengkajian
nyeri secara komprehensif.

C. Pola nafas tidak efektif. (salah). karena hanya ada ungkpan subjektif pasien yang menyatakan
nafas sesak, sedangkan frekuensi nafas masih dalam ambang batas normal 22 x/menit.

D. Keletihan. (Salah). Pada kasus hanya dijelaskan pasien hanya mengalami keletihan. tidak ada data
pendukung yang menjelaskan seperti merasa kurang tenaga, tidak mampu melakukan aktivitas rutin.

E. Resiko perfusi renal tidak efektif. kurang tepat. diagnosis ini dapat ditegakkkan untuk diagnosis
sekunder dengan faktor resiko Disfungsi ginjal.

[26/9 20.53] +62 896-4922-1499: Seorang laki-laki (50 tahun) dirawat di RS dengan sindrom korener
akut. Hasil pengkajian: pasien mengeluh nyeri dada dengan VAS 5, tampak edema pada ekstremitas
bawah dan oliguria dengan balance cairan +300cc, frekuensi nadi 120x/menit, frekuensi napas 25
x/menit, TD 180/90 mmHg. Gambaran EKG menunjukkan ventrikular takikardi monomorfik. Apakah
masalah keperawatan yang tepat?

a. Nyeri akut

b. Kelebihan volume cairan


c. Risiko ketidakefektifan perfusi jaringan miokard

d. Penurunan curah jantung

e. Pola napas tidak efektif

[26/9 21.00] +62 896-4922-1499: Berikut pembahasannya

Data fokus masalah :

- pasien mengeluh nyeri dada dengan VAS 5,

- edema pada ekstremitas bawah,

- frekuensi jantung 120 x/menit takikardi

- frekuensi napas 25 x/menit takipnea

- EKG: ventrikular takikardi monomorfik

Jawaban tepat: Opsi D masalah keperawatan "penurunan curah jantung". Menurut NANDA 2015,
penurunan curah jantung adalah ketidakadekuatan pompa darah dari jantung untuk memenuhi
kebutuhan metabolisme tubuh, yang ditandai dengan adanya perubahan pada frekuensi atau irama
jantung (takikardi, perubahan EKG: aritmia), perubahan preload (edema), perubahan afterload
(dispnea), dan perubahan kontraktilitas).

Sindrom Koroner Akut merupakan keadaan kegawatdaruratan dari koroner akibat


ketidakseimbangan antara kebutuhan oksigen miokardium dan aliran darah. Penyakit yang termasuk
kedalam Sindroma koroner akut adalah angina tak stabil, miokard infark akut dengan elevasi segmen
ST (STEMI), dan miokard infark akut tanpa elevasi segmen ST (NSTEMI).

Opsi A tidak tepat. Pada kasus, pasien mengeluh nyeri dengan skala 5 tetapi opsi ini belum tepat
diangkatkan sebagai masalah keperawatan yang tepat karena tidak ada deskripsi lebih lanjut tentang
nyeri yang dialami pasien, seperti kualitas nyeri, lokasi nyeri menjalar atau tidak, dan apakah nyeri
mengganggu aktivitas pasien atau tidak. Selain itu, penurunan curah jantung lebih prioritas

Opsi B kurang tepat. Pada kasus, pasien mengalami edema pada ekstremitas. Hal ini memang
menunjukkan adanya kelebihan volume cairan, tetapi opsi ini belum tepat diangkatkan sebagai
masalah keperawatan utama. Pada pasien dengan SKA, penting untuk mengatasi terlebih dahulu
masalah gangguan kardiovaskuler pada pasien. Opsi ini bisa diangkatkan setelah masalah penurunan
curah jantung.

Opsi C tidak tepat. Pada kasus, masalah pasien merupakan masalah yang aktual ditandai dengan
pasien dirawat dengan SKA dan gambaran EKG telah menunjukkan VT. VT merupakan disritmia
ventrikel yang terjadi ketika kecepatan denyut ventrikel mencapai 160-250 kali per menit. Dengan
tingkat waktu pengisian yang terbatas ini, volume sekuncup akan berkurang atau tidak ada. Sehingga
opsi ini tidak tepat. Risiko ketidakefektifan perfusi jaringan miokard, menurut NANDA 2015, yaitu
risiko penurunan aliran darah di jantung (koroner), yang dapat mengancam kesehatan.

Opsi E tidak tepat. Pada kasus, data yang mendukung opsi ini yaitu frekuensi napas pasien 25
kali/menit. Menurut NANDA 2015, pola napas tidak efektif adalah inspirasi atau ekspirasi yang tidak
mendukung ventilasi yang adekuat yang didukung dengan data-data seperti abnormalitas pola napas
(frekuensi, ritme, kedalaman) dan penggunaan otot bantu napas.

[26/9 21.00] +62 896-4922-1499: O iya ini ada tambahan keyword ya...

Terkadang dalam kasus data penurunan curah jantung dan intoleransi aktivitas sama2 muncul
Gimana cara membedakan mana yang prioritasnya intoleransi aktivitas, mana yang prioritasnya
penurunan curah jantung?

*Jika prioritasnya intoleransi aktivitas*: keluhannya sedang dialami saat itu juga (aktual), perlu
segera di intervensi dan sifatnya DX jangka pendek.

*Jika prioritasnya penurunan curah jantung*: data intoleransi aktivitas muncul sebagai "riwayat
penyakit", tapi tidak aktual. Misal: "pasien mengeluh sering merasa lelah dan sesak napas walau
beraktivitas ringan", tapi terjadinya bukan saat pengkajian

[27/9 15.18] +62 896-4922-1499: Kita bahas *DMG hiperaktif* dulu ya...

Kalau *DMG hiperaktif* akan menyebabkan diare. Nah jadi ini bertumpuknya sama DX diare.

Seringkali kalau DMG yang menyebabkan diare akan lebih utama DX diare nya daripada DMG nya,
karena fokus nya sama2 pada memperlambat kerja usus, namun DX diare lebih komprehensif
intervensinya, sehingga nanti prioritasnya adalah diare

[27/9 15.19] +62 896-4922-1499: Sedangkan pada *DMG hipoaktif* yang bisa jadi bersamaan
dengan konstipasi, *biasanya diprioritaskan DMG nya karena fokusnya adalah mengaktifkan
peristaltik usus agar feses digerakkan oleh usus keluar dari tubuh*. Jadi evakuasi feses secara alami
dapat terbantu

Tapi, karakteristik konstipasi juga perlu diperhatikan. *Jika usaha untuk meningkatkan peristaltik
sudah dilakukan tapi evakuasi feses alami belum terjadi, maka naiklah DX konstipasi menjadi
prioritas karena butuh intervensi lain agar fesesnya keluar dulu.* Setelah dewasa keluar, baru
diusahakan untuk mengaktifkan peristaltik ususnya lagi

[27/9 15.25] +62 896-4922-1499: Nah pada kedua diagnosis ini, fokus pengkajiannya berbeda ya...
1. Disfungsi motilitas Gastrointestinal -> fokus pada *peristaltik usus -> hiperaktif, hipoaktif atau
tidak ada*. MK ini dapat menyebabkan pada 2 kondisi baik *konstipasi atau diare*

2. Konstipasi -> fokus pada *proses DEFEKASINYA yg sulit dengan karakteristik FESES padat*.

Pembedanya paling mencolok antara DMG dan konstipasi adalah *pada ada/tidaknya flatus*

➡ *DMG* cenderung hipoaktif -> *tidak ada flatus*

➡ *Konstipasi* -> masih ada flatus

[27/9 15.30] +62 896-4922-1499: Kalau DMG dengan hiperaktif justru sering flatus karena usus aktif
bergerak, mendorong segala sesuatu keluar.

Beda kalau DMG dengan hipoaktif, itu memang tidak ada pergerakan atau peristaltik usus. Sehingga
segala sesuatu tetap ditempatnya termasuk gas. Makanya pasiennya ga flatus.

Boleh dibaca lagi fisiologi eliminasi fekal ya 🙏😊

[27/9 15.31] +62 896-4922-1499: Wokay lanjut ke eliminasi urin ya... Agak2 ribet sedikit 🤭 tapi begitu
paham, kawan2 bakalan gampang kok menganalisis kasusnya

[27/9 15.32] +62 896-4922-1499: Sebelum jauh, mbak mau nanya dulu ya...

Apakah *perbedaan* DX:

1. Gangguan eliminasi urin

2. Inkontinensia urin

3. Retensi urin

Monggo silahkan ada yg berpendapat?

[27/9 15.36] +62 896-4922-1499: Nah untuk DX eliminasi urin ini, berdasarkan SDKI ada 3 macam
yaitu:

*Gangguan eliminasi urin*


*Retensi urin*

*Inkontinensia urin*: ada 6 macam yaitu *berlanjut, refleks, berlebih, urgensi, fungsional, stres*

[27/9 15.41] +62 896-4922-1499: Soal 1

Seorang pasien (39 tahun) mengalami kesulitan berkemih. Pasien mengalami distensi kandung
kemih, urin menetes, dan berkemih tidak tuntas. Pasien juga mengompol di malam hari. Apakah MK
pasien tersebut?

[27/9 15.49] +62 896-4922-1499: Yuk kita lihat lagi ke kasus

➡ Seorang pasien (39 tahun) mengalami kesulitan berkemih. Pasien mengalami distensi kandung
kemih, urin menetes, dan berkemih tidak tuntas. Pasien juga sering mengompol di malam hari.
Apakah MK pasien tersebut?

Kita coba analisis sederhana ya... Nah pada kasus ini, data2 yang ada yaitu:

- distensi VU (+): retensi urin dan inkontinensia urin berlebih

- urin menetes: retensi urin dan inkontinensia urin urgensi

- berkemih tidak tuntas: retensi urin dan inkontinensia urin urgensi

- ngompol di malam hari: inkontinensia urin

Nah data2 tersebut adalah data yg sama2 muncul baik di DX gangguan eliminasi urin, retensi urin
dan inkontinensi urin

[27/9 15.49] +62 896-4922-1499: Wokay saya buka dulu dengan jawaban tepatnya ya....

Jawaban yg tepat adalah

*Gangguan eliminasi urin*

Selamat bagi yang sudah menjawab dengan benar

👏🤭👏🤭👏🤭😁😁😁🤭🤭🤭

[27/9 15.51] +62 896-4922-1499: Nah apa alasannya?


Ini barangkali masalah konsep yang harus kita ketahui dan pahami bersama yah kawan2 🙏😊

Again take a look at the case 😊🙏

➡ Seorang pasien (39 tahun) mengalami kesulitan berkemih. Pasien mengalami distensi kandung
kemih, urin menetes, dan berkemih tidak tuntas. Pasien juga sering mengompol di malam hari.
Apakah MK pasien tersebut?

Nah pada kasus ini, data2 yang ada yaitu:

- distensi VU (+)

- urin menetes

- berkemih tidak tuntas

- ngompol di malam hari

*Keseluruhan data ini sifatnya masih umum, artinya memang menjadi karakteristik DX retensi urin
maupun inkontinensia urin terutama inkontinensia urin berlebih*

Dengan kata lain, data spesifik dari DX retensi atau inkontinensia urin belum jelas

[27/9 15.51] +62 896-4922-1499: Nah karena *masih umum, maka perlu dikaji lebih lanjut untuk
memastikan apakah pasien tersebut mengalami retensi kah? Inkontinensi kah? Atau memang sudah
kompleks (ada retensi sekaligus inkontinensi)*

Jika demikian *selama data masih umum atau kondisi pasien sudah kompleks (mengalami retensi
sekaligus inkontinensi) maka DX yg tepat adalah Gangguan Eliminasi Urin.*

Berdasarkan SDKI, DX *GANGGUAN ELIMINASI URIN* merupakan diagnosis yg *sifatnya masih


umum, jadi datanya bisa muncul data rentensi urin atau inkontinensia urin*

Ini diangkat *kalau perawat masih galau dan data belum spesifik*, maka ada kewajiban untuk
*memperdalam pengkajian sehingga bisa ditentukan retensi atau inkontinensi*

[27/9 15.51] +62 896-4922-1499: Ini keywordnya yah kawan2 🙏😊

Jadi jika tampak *belum spesifik ke data2 penentu retensi atau inkontinensi*, maka MK yg tepat
adalah *gangguan eliminasi urin*.
Kalau sudah spesifik baru diangkat sesuai datanya.

Data penentunya adalah sbb:

➡Retensi urin:

- *disuria* (nyeri berkemih),

- *anuria* (tidak ada urin) atau *oliguria* (urin sedikit) dan

- *distensi kandung kemih* (vesica urinaria)

➡ Inkontinensia: *berkemih dengan segera, involunteer bahkan ngompol* sesuai karakteristik


masing2 inkontinensia

[27/9 15.55] +62 896-4922-1499: Soal 2

Seorang pasien (39 tahun) mengalami kesulitan berkemih. Pasien mengalami distensi kandung
kemih dan bagian bawah pusat teraba keras, urin menetes, dan berkemih tidak tuntas. Pasien belum
BAK sejak kemarin dan hanya keluar tetesan urin. Pasien juga mengompol di malam hari jika tidak
BAK seharian. Apakah MK pasien tersebut?

[27/9 16.03] +62 896-4922-1499: Yuk kita analisis kasusnya ya...

➡ Seorang pasien (39 tahun) mengalami kesulitan berkemih. Pasien mengalami distensi kandung
kemih dan bagian bawah pusat teraba keras, urin menetes, dan berkemih tidak tuntas. Pasien belum
BAK sejak kemarin dan hanya keluar tetesan urin. Pasien juga mengompol di malam hari jika tidak
BAK seharian. Apakah MK pasien tersebut?

Nah disini *sudah keluar data spesifik* yaitu:

1. *pasien tidak BAK dari kemaren* --> ini adalah anuria

2. *bawah pusat teraba keras* --> ini adalah distensi kandung kemih

Maka DX yg tepat adalah

*Retensi Urin*
[27/9 16.05] +62 896-4922-1499: Nah coba dibaca dengan tenang datanya

"Pasien mengompol di malam hari *jika tidak BAK seharian*"

Nah pada retensi urin, akan ada episode inkontinensia karena volume bladder nya sudah penuh.
Karena itu pasien bisa mengompol.

Untuk konteks ini, silahkan dibaca kembali patofisiologi retensi urin yah 🙏😊

Ketika volume bladder atau kandung kemih sudah maksimal, maka mau akan ada rembesan urin.
Rembesan urin ini Yang sering diartikan mengompol oleh pasien

[27/9 16.07] +62 896-4922-1499: Soal 3

Seorang laki-laki (44 tahun) dirawat dengan ileus obstruksi partial. Hasil pengkajian : pasien
mengeluh nyeri abdomen skala 4, tampak adanya distensi abdomen, flatus dan BAB tidak ada sejak
3 hari yang lalu serta bising usus hipoaktif. Apakah masalah keperawatan yang tepat ?

a. Nyeri akut

b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

c. Konstipasi

d. Disfungsi motilitas gastrointestinal

e. Risiko infeksi

[27/9 16.15] +62 896-4922-1499: Berikut pembahasannya

Ileus Obstruksi Partial adalah Suatu penyumbatan mekanis pada usus dimana merupakan
penyumbatan sebagian menutup atau mengganggu jalannya isi usus.

DS : pasien mengeluh nyeri abdomen.

DO : Skala nyeri 4, tampak adanya distensi abdomen, flatus dan BAB tidak ada sejak 3 hari yang lalu
serta bising usus hipoaktif.

Data kunci diangkatkannya diagnosis "Disfungsi motilitas gastrointestinal" pada kasus, diantaranya :
pasien mengeluh nyeri abdomen skala 4, flatus dan BAB tidak ada sejak 3 hari yang lalu serta bising
usus hipoaktif.
Sesuai dengan definisinya dalam buku NANDA 2015, Disfungsi motilitas gastrointestinal merupakan
peningkatan, penurunan, ketidakefektifan, atau kekurangan aktifitas peristaltik usus dalam sistem
gastrointestinal.

Option Nyeri Akut (Tidak Tepat), karena skala nyeri 4 masih bisa dikompensasi oleh tubuh dan tidak
merupakan masalah yang prioritas.

Option Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh (Tidak Tepat), karena data IMT
(Indeks Massa Tubuh) yang merupakan data kunci diangkatkannya diagnosis Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh tidak terdapat pada kasus.

Option Konstipasi (Tidak Tepat). Data menunjukkan tidak ada BAB sejak 3 hari yang lalu, namun
belum dapat dikatakan konstipasi karena karakteristik feses dan perilaku BAB belum dapat
dijelaskan. Kejadian tidak adanya BAB disebabkan karena penurunan peristaltic usus sehingga feses
terdorong. Jika kondisi penurunan peristaltic usus ini berlanjut, maka besar kemungkinan akan
terjadi konstipasi karena jika feses lama

Option Risiko Infeksi (Tidak Tepat), karena data faktor risiko infeksi pada kasus tidak ada.

[27/9 16.16] +62 896-4922-1499: Soal 4

Seorang perempuan (30 tahun) masuk RS dengan keluhan nyeri skala 5 saat BAB tanpa menyebar ke
organ lain. Hasil pengkajian: bising usus menurun, pasien terakhir BAB 5 hari yang lalu, frekuensi BAB
hingga 1x/1minggu, feses keras dan sulit keluar serta tampak adanya distensi abdomen. Apakah
masalah keperawatan yang tepat?

a. Inkontinensia fekal

b. Nyeri akut

c. Disfungsi motiitas gastrointestinal

d. Resiko konstipasi

e. Konstipasi

[27/9 16.24] +62 896-4922-1499: Berikut pembahasannya:

DS : pasien mengeluh nyeri skala 5 saat BAB, terakhir BAB 5 hari y.l, sulit BAB dengan frekuensi
1x/1minggu, feses keras dan sulit keluar.

DO: distensi abdomen (+), bising usus menurun.

Masalah Keperawatan : Konstipasi


Data fokus diangkatkannya diagnosis "Konstipasi" pada kasus, diantaranya : pasien mengeluh nyeri
saat BAB skala 4, sulit BAB dengan frekuensi 1x/1minggu, feses keras dan sulit keluar serta tampak
adanya distensi abdomen.

Sesuai dengan definisinya dalam buku NANDA 2015, Konstipasi merupakan penurunan frekuensi
defekasi normal yang diikuti dengan tidak komplitnya feses yang keluar serta adanya tanda feses
keras dan kering saat keluar.

Option Inkontinensia Fekal (salah), karena tidak ada data pengeluaran feses secara involunter (tidak
sadar) pada kasus.

Option Nyeri Akut (tidak tepat), karena data nyeri abdomen skala 5 yang dirasakan oleh klien pada
saat BAB saja. jika massa feses lebih lembut, masalah nyeri saat BAB dapat dihindari.

Option Disfungsi Motilitas Gastrointestinal (tidak tepat), memang terdapat bising usus
hipoaktif/menurun, namun data terkait flatus tidak dijelaskan.

Option resiko Konstipasi Persepsi (salah), karena data masalah konstipasi pada kasus sudah aktual

[27/9 16.25] +62 896-4922-1499: Soal 5

Seorang laki-laki (52 tahun) post stroke iskemik dikunjungi oleh perawat home care. Keluarga
mengatakan sering BAK tanpa disadari dan klien tidak pernah merasa ingin BAK. Tiap kali melihat
klien, keluarga menemukan linen dan pakaian sudah basah oleh urin. Klien juga sering ngompol di
malam hari sehingga punggungnya lecet. Apakah masalah keperawatan yang tepat ?

a. Inkontinensia urin urgensi

b. Inkontinensia urin berlebih

c. Inkontinensia urin berlanjut

d. Gangguan eliminasi urin

e. Inkontinensia urin stres

[27/9 16.32] +62 896-4922-1499: Jawaban yang tepat adalah

*Inkontinensia urin berlanjut*

Selamat yang sudah menjawab dengan benaaaarr 👍🤭👍🤭👍🤭💯💯💯🤭🤭🤭


[27/9 16.32] +62 896-4922-1499: DS :

- sering BAK tanpa disadari dan klien tidak pernah merasa ingin BAK.

- Tiap kali melihat klien, keluarga menemukan linen dan pakaian sudah basah oleh urin BAK
mungkin konstan dan terus menerus.

- Klien juga sering ngompol di malam hari

Masalah Keperawatan : Inkontinensia Urin berlanjut

Data kunci diangkatkannya diagnosis "inkontinensia urin berlanjut pada kasus, diantaranya : *Tiap
kali melihat klien, keluarga menemukan linen dan pakaian sudah basah oleh urin* dan *sering BAK
tanpa disadari*

Sesuai dengan definisinya dalam buku NANDA 2015, Inkontinensia urin refleks merupakan
Pengeluaran urin yang tidak terkendali pada saat volume kandung kemih tertentu tercapai.

Option Inkontinensia Urin Urgensi (salah), karena yang dimaksud dengan Inkontinensia Urin Urgensi
adalah keluarnya urin secara tidak sadar yang terjadi segera setelah adanya rangsangan kuat untuk
berkemih. Sederhananya "saat ada rangsangan berkemih, pasien ngompol tanpa ada kemampuan
untuk menahannya".

Option Inkontinensia Urin Berlebih (salah), karena yang dimaksud dengan Inkontinensia Urin
Berlebih adalah Keluarnya urin secara tidak sadar berhubungan dengan distensi yang berlebihan
pada kandung kemih.

Option Gangguan Eliminasi Urin (salah), diangkatkan jika masalahnya sudah spesifik pada
inkontinensia urin

Option Inkontinensia Urin Stres (salah), karena yang dimaksud dengan Inkontinensia Urin Stres
adalah Pengeluaran urin secara tiba-tiba dengan aktifitas-aktifitas yang dapat meningkatkan tekanan
intra-abdomen, seperti : batuk, tertawa, bersin, atau saat bekerja.

[27/9 16.33] +62 896-4922-1499: Soal 6

Seorang laki-laki (30 tahun) datang ke Poliklinik RS dengan Infeksi Saluran Kemih. Hasil pengkajian :
klien mengeluh badan terasa lelah, nyeri pada perut bagian bawah, kandung kemih distensi, sering
berkemih dan tidak bisa menahan desakannya, serta merasa tindak tuntas selesai berkemih. Apakah
masalah keperawatan yang tepat pada klien?
a. Gangguan rasa nyaman

b. Inkontinensia urin urgensi

c. Inkontinensia urin berlebih

d. Gangguan eliminasi urin

e. Nyeri akut

[27/9 16.39] +62 896-4922-1499: Jawaban yang tepat adalah...

*Inkontinensia urin berlebih*

Mohon maaf belum ada yang benar ya 🙏🤭🙏🤭🙏🤭

[27/9 16.40] +62 896-4922-1499: Yuk kita analisis kasusnya

➡ Seorang laki-laki (30 tahun) datang ke Poliklinik RS dengan Infeksi Saluran Kemih. Hasil pengkajian
: klien mengeluh badan terasa lelah, nyeri pada perut bagian bawah, kandung kemih distensi, sering
berkemih dan tidak bisa menahan desakannya, serta merasa tindak tuntas selesai berkemih. Apakah
masalah keperawatan yang tepat pada klien?

Data yg mendukung:

- kandung kemih distensi, sering berkemih -> *ciri khas inkontinensia berlebih adalah pasien sering
merasakan distensi kandung kemih diikuti dengan BAK yang sering*. Kalau istilah awamnya
"anyeng2an". Kira2 itu deh bahasa sederhananya 😅🙏

- tidak bisa menahan

desakan urin serta

- merasa tindak tuntas selesai berkemih

[27/9 16.43] +62 896-4922-1499: Simpelnya, Beda inkontinensia berlebih dengan urgensi adalah:

*Urgensi*: begitu kebelet, ga bisa ditahan, langsung memancar urinnya

*Berlebih*: sering kebelet (distensi kandung kemih) dan sering pipis, tapi masih bisa sedikit ditahan

[27/9 16.44] +62 896-4922-1499: Soal 7


Seorang laki-laki (34 tahun) dirawat di RS dengan BPH. Hasil pengkajian: pasien mengeluh urin hanya
keluar sedikit dan terasa perih saat berkemih serta tampak adanya distensi kandung kemih. Pasien
mengatakan tidak tahu dengan kondisi penyakitnya saat ini. Apakah masalah keperawatan yang
tepat ?

a. Kurang Pengetahuan

b. Gangguan Eliminasi Urin

c. Retensi Urin

d. Inkontinensia Urin

e. Nyeri Akut

[27/9 16.49] +62 896-4922-1499: Jawaban yg tepat adalah....

*Retensi urin*

Selamat yang menjawab benar 👏🤭👏🤭👏🤭💯💯😆😆😆

[27/9 16.49] +62 896-4922-1499: Berikut pembahasannya:

BPH adalah penyakit pembesaran prostat yang terjadi akibat proses bertambahnya jumlah sel-sel
kelenjar dan jaringan penyokong pada prostat sehingga menimbulkan berbagai gejala terganggunya
proses berkemih karena letaknya yang mengelilingi uretra atau saluran kemih pria.

DS : pasien mengeluh urin hanya keluar sedikit dan terasa perih saat berkemih serta pasien
mengatakan tidak tahu dengan kondisi penyakitnya saat ini.

DO : tampak adanya distensi kandung kemi, BPH

Masalah Keperawatan : Retensi Urin

Data kunci diangkatkannya diagnosis "Retensi Urin" pada kasus, diantaranya : <b>pasien mengeluh
urin hanya keluar sedikit dan terasa perih saat berkemih serta tampak adanya distensi kandung
kemih.</b>

Sesuai dengan definisinya dalam buku NANDA 2015, Retensi Urin merupakan Pengosongan kandung
kemih yang tidak komplit.

Option Kurang Pengetahuan (Kurang Tepat), karena data “pasien mengatakan tidak tahu dengan
kondisi penyakitnya saat ini” tidak merupakan masalah prioritas pasien yang harus segera
diselesaikan.
Option Gangguan Eliminasi Urin (Kurang Tepat), karena data yang terdapat pada kasus fokus
mengarah pada masalah retensi urin. Tidak adanya data seperti : desakan berkemih (urgensi), urin
keluar menetes (dribbling), sering buang air kecil, dan masalah eliminasi lainnya merupakan alasan
kurang tepatnya diangkatkan diagnosis ini.

Option Inkontinensia Urin (Tidak Tepat), karena tidak adanya data pendukung berupa keluarnya urin
tanpa terkendali pada kasus.

Option Nyeri Akut (Tidak Tepat), Nyeri Akut (Salah), karena tidak ada data penguat diangkatkannya
diagnosis “Nyeri Akut” yaitu Skala Nyeri.

[27/9 16.52] +62 896-4922-1499: Seorang laki-laki (36 tahun) memeriksakan diri ke Puskesmas
bersama istrinya. Pasien bekerja sebagai atlet angkat besi sejak 12 tahun yang lalu. Pasien mengeluh
BAK nya sering terpancar sedikit-sedikit ketika ia sedang latihan terutama saat beban angkatannya
dinaikkan. Pasien merasa tidak nyaman karena sering berganti celana dalam saat latihan. Apakah
masalah keperawatan yang dialami oleh pasien?

a. Gangguan eliminasi urin

b. Inkontinensia urin urgensi

c. Inkontinensia urin berlebih

d. Inkontinensia urin stres

e. Inkontinensia urin reflex

[27/9 16.57] +62 896-4922-1499: Yuk kita analisis soalnya ya...

➡ Seorang laki-laki (36 tahun) memeriksakan diri ke Puskesmas bersama istrinya. Pasien bekerja
sebagai atlet angkat besi sejak 12 tahun yang lalu. Pasien mengeluh BAK nya sering terpancar
sedikit-sedikit ketika ia sedang latihan terutama saat beban angkatannya dinaikkan. Pasien merasa
tidak nyaman karena sering berganti celana dalam saat latihan. Apakah masalah keperawatan yang
dialami oleh pasien?

Data fokus:

➡ Urin terpancar sedikit2 saat latihan angkat beban

➡ Urin terpancar terutama jika beban angkatan dinaikkan

Nah, dari data diatas, dapat dilihat adanya *pengeluaran urin akibat sebuah aktivitas, dimana
aktivitas tersebut menekan abdomen. Dalam kasus ini aktivitasnya adalah olahraga angkat besi*
*Kata kunci dari inkontinensia urin stres adalah terjadi pengeluaran urin karena aktivitas yang
menyebabkan tekanan pada bagian abdomen (tepatnya sekitar Vesica urianaria)*

Aktivitas yang menyebabkan tekanan intra abdomen misalnya: tertawa, mengangkat benda berat,
olahraga

Nah karena penjelasan ini mengandung kata kunci, Monggo dibintangin yes kawan2 🙏😁

[27/9 16.58] +62 896-4922-1499: Seorang perempuan (20 tahun) akan menjalani pemeriksaan CT-
scan setelah mengalami cedera pada tulang pinggulnya. Pasien mengeluh setelah cedera akibat
terjatuh, ia kesulitan mengendalikan BAK. Pasien tidak merasa ingin BAK tapi sering mengompol kira-
kira 3 jam setelah minum. Setelah mengompol, pasien merasa urinnya masih menetes sehingga
sering berganti celana dalam. Apakah masalah keperawatan pada pasien?

a. Inkontinensia urin berlanut

b. Inkontinensia urin reflex

c. Inkontinensia urin berlebih

d. Gangguan eliminasi urin

e. Inkontinensia urin stres

[27/9 17.04] +62 896-4922-1499: Yuk kita analisis kasusnya:

➡ Seorang perempuan (20 tahun) akan menjalani pemeriksaan CT-scan setelah mengalami cedera
pada tulang pinggulnya. Pasien mengeluh setelah cedera akibat terjatuh, ia kesulitan mengendalikan
BAK. Pasien tidak merasa ingin BAK tapi sering mengompol 3 jam setelah minum. Setelah
mengompol, pasien merasa urinnya masih menetes sehingga sering berganti celana dalam. Apakah
masalah keperawatan pada pasien?

Perhatikan data fokusnya:

➡ Ada cedera pinggul

➡ Sulit mengendalikan BAK

➡ Sensasi BAK tidak ada

➡ Sering mengompol

➡ *Pasien dapat mengenali kapan akan BAK (3 jam setelah minum)*

Nah kata kunci dari inkontinensia urin refleks adalah *tidak ada sensasi ingin BAK, mengompol
namun ada pola kapan akan BAK, misal biasanya 3 jam setelah minum dsb*
[27/9 17.04] +62 896-4922-1499: Nah seringkali tertukar yah antara berlanjut dengan refleks

Yang sering membuat ragu adalah *tidak ada sensasi ingin berkemih dan memgompol* karena
keduanya memang punya ciri2 ini. Dan biasanya *inkontinensia urin berlanjut adalah perburukan
kondisi dari inkontinensia urin refleks*.

NH jadi membedakannya gimana dong?

Inget2 aja kata kuncinya yah kawan2:

Inkontinensia berlanjut: *sensasi berkemih tidak ada dan urin mengalir terus menerus.
Sederhananya sudah los sama sekali, tidak bisa dikenali polanya lagi*

Inkontinensia refleks: *sensasi berkemih tidak ada tapi ada periode urin tidak mengalir dan menetes.
Jadi urin tidak mengalir terus menerus. Pasien juga masih dapat mengenali pola berkemihnya*

[27/9 17.05] +62 896-4922-1499: Berikut kata kunci untuk diagnosis eliminasi urin yah kawan2

*Gangguan Eliminasi Urin*: jika ada kedua tanda retensi urin maupun inkontinensia urin

*Retensi urin*: kesulitan berkemih yang ditandai dengan anuria / oliguria, Disuria dan retensi vesica
urinaria

*Inkontinensia urin berlanjut*: urin keluar terus menerus, sensasi kebelet tidak ada, merupakan
kelanjutan dari IU refleks

*Inkontinensia urin refleks*: tidak ada sensasi kebelet, biasanya pola BAK masih bisa dikenali, ada
residu urin

*Inkontinensia urin Berlebih*: sering terjadi distensi kandung kemih sehingga sering BAK, jumlah
urin sedikit

*Inkontinensia urin urgensi*: begitu merasa kebelet, tidak mampu ditahan sehingga urin langsung
terpancar
*Inkontinensia urin fungsional*: fungsi BAK sebenarnya normal, tapi ada faktor penyulut shg sering
terlambat sampai di toilet

*Inkontinensia urin stres*: BAK tiba2 karena adanya tekanan intra abdomen seperti batuk, bersin,
tertawa, dll

[27/9 19.40] +62 851-7033-6452: Soal 1

Seorang perempuan (46 tahun) dirawat dengan ca.nasofaring dan saat ini sedang menjalani
radioterapi ke-20. Hasil pengkajian : klien mengeluh nyeri pada tenggorokkan dan abdomen,
anggota tubuh terasa lemah, nafsu makan menurun disertai mual, konjungtiva anemis, BB 42 Kg dan
TB 162 cm serta leher tampak kehitaman akibat radioterapi.

Apakah masalah keperawatan yang tepat?

a. Resiko defisit nutrisi

b. Nyeri akut

c. Kerusakan integritas jaringan

d. Gangguan menelan

e. Defisit nutrisi

[27/9 19.46] +62 851-7033-6452: dan jawabannya adalah E

[27/9 19.47] +62 851-7033-6452: Karsinoma Nasofaring (KNF) merupakan karsinoma yang muncul
pada daerah nasofaring (area di atas tenggorok dan di belakang hidung), yang menunjukkan bukti
adanya diferensiasi skuamosa mikroskopik ringan atau ultrastruktur. Pasien kanker nasofaring
dapat mengalami gangguan saluran cerna, berupa mukositis oral, diare, konstipasi atau mual-
muntah akibat tindakan pembedahan serta kemo dan/atau radioterapi.

DS :

a. Klien mengatakan nyeri tenggorokan dan abdomen

b. Klien mengatakan nafsu makan menurun disertai mual

DO :

a. Konjungtiva tampak anemis.

b. *BB 42 Kg dan TB 162 cm (IMT= 16, 006)*

*Masalah keperawatan pada kasus adalah Defisit Nutrisi.

Defisit nutrisi adalah asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme (SDKI,
2017). (Opsi jawaban E)*
Opsi “Resiko defisit nutrisi” (kurang tepat), karena data yang terdapat pada kasus terkait gangguan
nutrisi merupakan masalah yang sudah aktual yang terjadi pada klien.

Opsi “Nyeri akut” (kurang tepat), data pada kasus tidak menjelaskan secara spesifik tentang masalah
nyeri, sehingga masalah nyeri bukan masalah prioritas.

Opsi “Kerusakan integritas kulit jaringan” (kurang tepat), data pada kasus tidak menunjukkan gejala
yang spesifik pada kerusakan kulit, masalah ini bisa saja diangkatkan, namun bukan prioritas,
mengingat ada masalah lain yang dapat memperburuk kondisi klien saat ini.

Opsi “Gangguan menelan” (kurang tepat), pada data tidak menjelaskan adanya gangguan klien pada
saat menelan.

[27/9 19.58] +62 851-7033-6452: Soal 2

Seorang perempuan (30 tahun) melakukan konsultasi kesehatan di poli interne RS. Hasil pengkajian :
tekanan darah 130/90 mmHg, frekuensi nadi 88x/menit, frekuensi napas 22x/menit, suhu 37 C,
tinggi badan 175 cm, berat badan 80 kg dan nilai gula darah sewaktu 180 mg/dL. pasien memiliki
kebiasaan sering mengemil dan jarang melakukan aktivitas fisik.

Apakah masalah keperawatan yang tepat?

a. Obesitas

b. Resiko ketidakseimbangan nutrisi

c. Berat badan lebih

d. Resiko Ketidakstabilan kadar glukosa darah

e. Ketidakstabilan kadar glukosa darah

[27/9 20.04] +62 851-7033-6452: Data fokus diangkatkannya diagnosis berat badan lebih pada kasus,
diantaranya : *tinggi badan 175 cm dan berat badan pasien 80 kg. IMT = 26,14*

Sesuai dengan definisinya dalam SDKI (2017), berat badan lebih merupakan akumulasi lemak
berlebih atau abnormal yang tidak sesuai dengan usia dan jenis kelamin.

Opsi jawaban “Obesitas” tidak tepat

Hasil pengkajian IMT pasien <27kg/m2

Opsi jawaban “resiko ketidakseimbangan nutrisi” tidak tepat

Tidak ada data yang menunjukkan faktor resiko pasien mengalami asupan nutrisi tidak cukup.

Opsi jawaban *resiko ketidakstabilan kadar glukosa darah” tidak tepat


Hasil pengkajian klien memiliki faktor resiko ketidakstabilan kadar glukosa darah seperti : berat
badan lebih, memiliki kebiasaan sering mengemil dan jarang melakukan aktivitas fisik. Namun
diagnosis berat badan lebih aktual terjadi pada pasien.

Opsi jawaban “ketidakstabilan kadar gula darah” tidak tepat

Hasil pemeriksaan gula darah sewaktu 180 mg/dL. (dalam rentang normal). Tidak ada data yang
menunjukkan klien mengalami hiper/hipoglikemia.

[27/9 20.04] +62 851-7033-6452: syelamat untuk manteman yang menjawab C...

[27/9 20.15] +62 851-7033-6452: Soal 3

Seorang laki-laki dirawat di bangsal interne RS dengan malnutrisi akut. Hasil pengkajian : pasien
mengeluh nyeri abdomen, konjungtiva sub anemis, mukosa bibir tampak pucat, berat badan 39 kg
dan tinggi badan 155 cm. Hasil lab gula darah 100 mg/dL dan albumin 3 gr/dL.

Apakah masalah keperawatan yang tepat?

a. Nyeri akut

b. Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

c. Kekurangan volume cairan

d. Defisit nutrisi

e. Ketidakstabilan kadar gula darah

[27/9 20.20] +62 851-7033-6452: Data fokus diangkatkannya Desifit nutrisi pada kasus, diantaranya
: *pasien mengeluh nyeri abdomen, mukosa bibir tampak pucat, berat badan 39 kg dan tinggi badan
155 cm*; Sesuai dengan definisinya dalam SDKI (2017) defisit nutrisi merupakan asupan nutrisi tidak
cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme.

Opsi jawaban “nyeri akut” tidak tepat

Tidak ada data hasil pengkajian nyeri secara komprehensif.

Opsi jawaban “Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh” tidak tepat

Hasil pengkajian menunjukkan berat badan pasien dibawah rentang ideal, pasien aktual mengalami
defisit nutrisi

Opsi jawaban “kekurangan volume cairan” tidak tepat

Tidak ada data yang menunjukkan penurunan volume cairan, seperti peningkatan frekuensi nadi,
nadi teraba lemah, penurunan tekanan darah, tekanan nadi menyempit, turgor kulit menurun)
Opsi jawaban “ketidakstabilan kadar glukosa darah” tidak tepat

Tidak ada data yang menunjukkan adanya variasi kadar glukosa darah dari rentang normal

[27/9 20.38] +62 851-7033-6452: Soal 4

Seorang bayi (3 hari) dirawat di RS dengan BBLR. Hasil pengkajian; ibu mengatakan bayi rewel dan
menangis saat disusui, ASI keluar sedikit, nyeri pada puting dan ibu merasa kelelahan. Frekuensi BAK
bayi 5x/24 jam.

Apakah masalah keperawatan yang tepat?

a. Defisit Nutrisi

b. Ikterik Neonatus

c. Nyeri akut

d. Gangguan tumbuh kembang

e. Menyusui tidak efektif

[27/9 20.43] +62 851-7033-6452: Data fokus diangkatkannya masalah keperawatan menyusui tidak
efektif adalah ; *bayi rewel dan menangis saat disusui, ASI keluar sedikit, nyeri pada puting dan ibu
merasa kelelahan. Frekuensi BAK bayi 5x/24.* Menyusui tidak efektif didefinisikan sebagai suatu
kondisi dimana ibu dan bayi mengalami ketidakpuasan atau kesukaran pada proses menyusui, yang
didukung dengan data; kelelahan maternal, bayi tidak mampu melekat pada payudara ibu, BAK bayi
kurang dari 8 kali dalam 24 jam, nyeri dan/atau lecet terus menerus setelah minggu kedua (SDKI,
2016).

Tinjauan opsi lainnya;

Opsi Defisit nutrisi (tidak tepat), karena tidak terdapat data asupan nutrisi penguat diangkatkannya
diagnosis berupa status gizi malnutrisi pada bayi/ibu.

Opsi Ikterik neonatus (tidak tepat), karena tidak terdapat data penguat diangkatkannya diagnosis
berupa membran mukosa kuning, kulit kuning, sklera kuning dan Bilirubin serum total >2mg/dl.

Opsi Nyeri Akut (tidak tepat), karena sensasi nyeri yang dirasakan ibu saat menyusui anaknya
merupakan gejala mayor diangkatkannya diagnosis Menyusui tidak efektif.

Opsi Gangguan tumbuh kembang (tidak tepat), karena tidak terdapat data penguat diangkatkannya
diagnosis berupa tidak mampu melakukan keterampilan sesuai usianya dan pertumbuhan fisik
terganggu.

[27/9 20.44] +62 851-7033-6452: Yap,, betul sekali manteman yang menjawab E 👏🏻👏🏻
[27/9 20.50] +62 851-7033-6452: Soal 5

Seorang bayi (3 hari) dirawat di RS dengan BBLR. Ibu mengatakan bayi rewel, menangis saat disusui
dan menolak menghisap ASI. Hasil pengkajian : ASI ibu tidak menetes, putting payudara lecet, dan
frekuensi BAK bayi 5x dalam 24 jam.

Apakah masalah keperawatan yang tepat ?

a. Resiko cedera pada ibu

b. Gangguan tumbuh kembang

c. Defisit nutrisi

d. Menyusui tidak efektif

e. Ikterik Neonatus

[27/9 20.52] +62 851-7033-6452: DS:

- i/ mengatakan bayi rewel

- i/ mengatakan bayi menangis saat disusui

- i/ mengatakan bayi menolak menghisap ASI

DO:

- ASI tidak menetes

- putting payudara lecet

- frekuensi BAK 5x dalam 24 jam

Jawaban tepat: D (Menyusui tidak efektif)

Menyusui tidak efektif adalah Kondisi dimana ibu dan bayi mengalami ketidakpuasan atau
kesukaran pada proses menyusui. (SDKI, 2016).

Data kunci diangkatnya diagnosis “menyusui tidak efektif” adalah *ASI ibu tidak menetes, putting
payudara lecet, dan frekuensi BAK 5x dalam 24 jam.* Hal ini didukung oleh data minor dari diagnosis
menyusui tidak efektif pada kasus yaitu bayi rewel, menangis saat disusui dan menolak menghisap
ASI.

Jawaban tidak tepat:


- Risiko cidera pada ibu tidak tepat, karena tidak terdapat data penguat diangkatkannya diagnosis
berupa factor-faktor risiko selama masa kehamilan sampai dengan proses persalinan.

- Gangguan tumbuh kembang tidak tepat, karena tidak terdapat data penguat diangkatkannya
diagnosis berupa ketidakmampuan dalam melakukan keterampilan sesuai usianya dan pertumbuhan
fisik terganggu.

- Defisit nutrisi tidak tepat, karena tidak terdapat data penguat diangkatkannya diagnosis berupa
berat badan menurun di bawah rentang ideal dan status gizi menunjukkan malnutrisi.

- Ikterik neonatus tidak tepat, karena tidak terdapat data penguat diangkatkannya diagnosis berupa
membran mukosa kuning, kulit dan sklera tampak kuning.

[27/9 20.54] +62 851-7033-6452: yap.. betul sekali manteman,, jawabannya D

[27/9 20.56] +62 851-7033-6452: Soal 6

Seorang perempuan (34 tahun) datang ke Poliklinik RS dengan keluhan pandangan mata buram, rasa
kebas pada tangan dan sering BAK pada malam hari. Hasil pemeriksaan GDS 130 mg/dL. Pasien
mengatakan ibunya memiliki riwayat DM dan tidak pernah mendapat informasi terkait manajemen
diabetes.

Apakah masalah keperawatan yang tepat?

a. Kurang pengetahuan

b. Ketidakefektifan jaringan perifer

c. Gangguan persepsi sensori

d. Resiko ketidakstabilan kadar glukosa darah

e. Ketidakstabilan kadar glukosa darah

[27/9 21.04] +62 851-7033-6452: Data fokus masalah : *hasil pemeriksaan GDS 130 mg/dL, ada
riwayat DM dalam keluarga, dan pasien kurang terpapar informasi terkait manajemen diabetes*

Masalah keperawatan yang tepat : Risiko Ketidakstabilan Kadar Gula Darah.

Menurut SDKI 2016, risiko ketidakstabilan kadar gula darah yaitu risiko terhadap variasi kadar
glukosa darah dari rentang normal. Faktor risiko dari diagnosis ini diantaranya : kurang terpapar
informasi tentang manajemen diabetes, pemantauan glukosa darah tidak tepat, kurang dapat
menerima diagnosis, kurang patuh pada rencana manajemen diabetik, manajemen medikasi, dll.

Opsi “Kurang pengetahuan” (Kurang tepat). Menurut SDKI 2016, defisit pengetahuan yaitu ketiadaan
atau kurangnya informasi kognitif yang berkaitan dengan topik tertentu, yang ditandai dengan data
mayor : *pasien menanyakan masalah yang dihadapi, menunjukkan perilaku tidak sesuai anjuran,
dan menunjukkan persepsi yang keliru terhadap masalah.*

Opsi “Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer” (Tidak tepat). Menurut SDKI 2016, merupakan
penurunan sirkulasi darah pada level kapiler yang dapat mengganggu metabolisme tubuh, yang
ditandai dengan data mayor : nyeri ekstremitas, CRT < 3 detik, nadi perifer menurun/tidak teraba,
akral dingin, warna kulit pucat, dan turgor kulit menurun.

Opsi “Gangguan persepsi sensori” (Tidak tepat). Menurut SDKI 2016, merupakan perubahan dalam
jumlah pola stimulus yang masuk (baik secara internal atau eksternal) disertai dengan respon yang
berkurang, berlebihan atau terdistorsi atau mengganggu rangsangan tersebut, yang ditandai dengan
data mayor : mendengar suara bisikan/melihat bayangan, merasakan sesuatu melalui indera
perabaan, penciuman, perabaan atau pengecapan, dan bicara sendiri.

Opsi “Ketidakstabilan kadar gula darah” (Kurang tepat). Menurut SDKI 2016, yaitu variasi kadar
glukosa darah naik/turun dari rentang normal, yang ditandai dengan data mayor : hiperglikemia,
hipoglikemia, mengantung, pusing, lelah atau lesu, gangguan koordinasi, dan kadar glukosa dalam
darah/urin rendah atau tinggi.

[27/9 21.04] +62 851-7033-6452: nah, jawabannya D ya manteman.. Resiko ketidakstabilan kadar
glukosa darah

[27/9 21.13] +62 851-7033-6452: Soal 7

Seorang perempuan (34 tahun) datang ke Poliklinik RS dengan keluhan rasa kebas pada tangan dan
sering BAK pada malam hari. Hasil pemeriksaan GDS 180 mg/dL. Tinggi badan 162 cm, Berat badan
80 kg. Pasien mengatakan ibunya memiliki riwayat DM dan dirinya tidak pernah mendapat informasi
terkait manajemen diabetes.

Apakah masalah keperawatan yang tepat?

a. Kurang pengetahuan

b. Ketidakefektifan jaringan perifer

c. Gangguan persepsi sensori

d. Resiko ketidakstabilan kadar glukosa darah

e. Obesitas

[27/9 21.15] +62 851-7033-6452: Data fokus masalah *hasil pemeriksaan . Tinggi badan 162 cm,
Berat badan 80 kg.*

Masalah keperawatan yang tepat : Obesitas

Obesitas adalah akumulasi lemak yang berlebih atau abnormal yang tidak sesuai dengan usia dan
jenis kelamin, serta melampau kondisi berat badan lebih (overweight) (SDKI, 2017).

Kata kunci untuk menegakkan diagnosis obesitas adalah : IMT >27 kg/m2 (pada dewasa) atau IMT
pada persentil 95 (pada anak 2-18 tahun).
Opsi “Kurang pengetahuan” (Kurang tepat). Menurut SDKI 2016, defisit pengetahuan yaitu ketiadaan
atau kurangnya informasi kognitif yang berkaitan dengan topik tertentu, yang ditandai dengan data
mayor : *pasien menanyakan masalah yang dihadapi, menunjukkan perilaku tidak sesuai anjuran,
dan menunjukkan persepsi yang keliru terhadap masalah.*

Opsi “Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer” (Tidak tepat). Menurut SDKI 2016, merupakan
penurunan sirkulasi darah pada level kapiler yang dapat mengganggu metabolisme tubuh, yang
ditandai dengan data mayor : nyeri ekstremitas, CRT <3 detik, nadi perifer menurun/tidak teraba,
akral dingin, warna kulit pucat, dan turgor kulit menurun.

Opsi “Gangguan persepsi sensori” (Tidak tepat). Menurut SDKI 2016, merupakan perubahan dalam
jumlah pola stimulus yang masuk (baik secara internal atau eksternal) disertai dengan respon yang
berkurang, berlebihan atau terdistorsi atau mengganggu rangsangan tersebut, yang ditandai dengan
data mayor : mendengar suara bisikan/melihat bayangan, merasakan sesuatu melalui indera
perabaan, penciuman, perabaan atau pengecapan, dan bicara sendiri.

Opsi “Ketidakstabilan kadar gula darah” (Kurang tepat). Menurut SDKI 2016, yaitu variasi kadar
glukosa darah naik/turun dari rentang normal, yang ditandai dengan data mayor : hiperglikemia,
hipoglikemia, mengantung, pusing, lelah atau lesu, gangguan koordinasi, dan kadar glukosa dalam
darah/urin rendah atau tinggi.

[27/9 21.16] +62 851-7033-6452: jawabannya adalah E

[27/9 21.19] +62 851-7033-6452: resiko ketidakstabilan kadar glukosa darah” tidak tepat

Hasil pengkajian klien memiliki faktor resiko ketidakstabilan kadar glukosa darah seperti : riwayat
DM dan tidak mengetahui manajemen diabetes. Namun diagnosis obesitas lebih aktual terjadi pada
pasien.

[28/9 15.29] +62 813-7216-8301: Kasus 1

Seorang laki-laki (34 tahun) dirawat di RSJ hari ke 2. Hasil pengkajian : pasien mengancam dan
memukul teman sekamarnya, saat ditanya pasien mengatakan dirinya kesal karena temannya selalu
mengajaknya bicara. Keluarga mengatakan bahwa pasien mulai berubah sejak bercerai dengan
istrinya. Apakah masalah keperawatan yang tepat ?

a. Harga diri rendah kronis

b. Resiko perilaku kekerasan

c. Harga diri rendah situasional

d. Perilaku kekerasan

e. Isolasi sosial

*Jawaban yang tepat adalah: d. Perilaku kekerasan*


Pembahasan:

Data fokus masalah; pasien mengancam dan memukul teman sekamarnya, saat ditanya pasien
mengatakan dirinya kesal karena temannya selalu mengajaknya bicara. Masalah Keperawatan yang
tepat pada kasus adalah Perilaku kekerasan.(Opsi D tepat) Sesuai dengan definisinya dalam buku
SDKI (2016), perilaku kekerasan ialah kemarahan yang diekspresikan secara berlebihan dan tidak
terkendali secara verbal sampai dengan mencederai orang lain dan/merusak lingkungan. Tanda dan
gejala mayor perilaku kekerasan ialah berupa mengancam, mengumpat dengan kata-kata kasar,
suara ketus, bicara ketus, menyerang orang lain, melukai diri sendiri/orang lain, merusak lingkungan,
perilaku agresif/amuk.

Tinjauan opsi lainnya

Opsi harga diri rendah situasioanal (Tidak Tepat), karena tidak ada data penguat ditegakkannya
diagnosa berupa evaluasi negatif terhadap diri/kemampuan diri yang terjadi sebagai respon
terhadap situasi saat ini.

Opsi isolasi sosial” (Tidak Tepat), karena tidak ada data penguat diangkatkannya diagnosis berupa
penurunan kemampuan/tidak mampu berinteraksi dengan orang lain.

Opsi resiko perilku kekerasan (Tidak Tepat), karena berdasarkan data pada kasus, pasien
menunjukkan perilaku kekerasan secara aktual, sehingga diagnosa yang tepat ialah perilaku
kekerasan.

Opsi harga diri rendah kronis (Tidak Tepat), karena tidak ada data penguat diangkatkannya diagnosis
berupa evaluasi negatif terhadap diri/kemampuan diri yang berlansung lama dan terus menerus.

[28/9 15.40] +62 813-7216-8301: Kasus 2

Seorang wanita (15 tahun) dirawat di RSJ sejak 4 hari lalu dengan keluhan; mengurung diri di kamar
dan sering menangis. Hasil pengkajian : pasien mengatakan sering dimarahi orang tuanya karena
tidak pernah juara kelas, pasien mengatakan lebih baik mati saja agar orangtuanya tidak
memarahinya lagi. Apakah masalah keperawatan yang tepat?

a. Resiko bunuh diri

b. Harga diri rendah

c. Perilaku kekerasan

d. Isolasi sosial

e. Halusinasi

Jawaban yang tepat: a. Resiko bunuh diri

Pembahasan:

Data fokus diangkatkannya masalah keperawatan resiko bunuh diri adalah pasien mengurung diri di
kamar dan sering menangis. Pasien mengatakan sering dimarahi orang tuanya karena tidak pernah
juara kelas, pasien mengatakan lebih baik mati saja agar orang tuanya tidak memarahinya lagi.
Sesuai dengan definisinya dalam buku SDKI (2016), resiko bunuh diri adalah Berisiko melakukan
upaya menyakiti diri sendiri untuk mengakhiri kehidupan.

Tinjauan opsi lainnya :


Opsi harga diri rendah (Tidak Tepat), karena pasien telah menunjukkan salah satu perilaku bunuh
diri yaitu isyarat bunuh diri, berdasarkan buku MPKP jiwa (2010), terdapat tiga macam perilaku
bunuh diri, yaitu isyarat bunuh diri, ancaman bunuh diri, dan percobaan bunuh diri. Pada kasus klien
telah memiliki ide untuk mengakhiri kehidupannya, tetapi tidak disertai dengan ancaman dan
percobaan bunuh diri, klien mengungkapkan hal negatif tentang dirinya yang menggambarkan harga
diri rendah, yang menjadi etiologi dari masalah utama yaitu resiko bunuh diri.

Opsi perilaku kekerasan (Tidak Tepat), karena tidak ada data penguat diangkatkannya diagnosis
berupa tindakan mencederai diri sendiri, orang lain, atau lingkungan.

Opsi isolasi sosial (Tidak Tepat), karena tidak ada data penguat diangkatkannya diagnosis berupa
penurunan atau sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain.

Opsi halusinasi (Tidak Tepat), karena tidak ada data penguat diangkatkannya diagnosis berupa
gangguan persepsi sensori.

[28/9 15.49] +62 813-7216-8301: Kasus 3

Seorang laki-laki (38 tahun) dirawat di RSJ. Hasil pengkajian : klien tampak sering menyendiri, tidak
mau berinteraksi, tidak menatap lawan bicara saat diajak berinteraksi. Menurut keluarga, klien mulai
menyendiri sejak didiagnosis Tuberculosis 3 tahun lalu. Klien merasa diasingkan, sering menangis,
merasa malu dan mengurung diri di kamar. Apakah masalah keperawatan yang tepat ?

a. Harga diri rendah

b. Isolasi sosial

c. Halusinasi

d. Waham

e. Gangguan citra tubuh

Jawaban yang tepat: b. isolasi sosial

Pembahasan:

DO : klien tampak sering menyendiri, tidak mau berinteraksi, meringkuk saat tidur, tidak menatap
lawan bicara saat diajak berinteraksi.

DS : Menurut keluarga, klien mulai menyendiri sejak didiagnosis Tuberculosis 3 tahun lalu. Klien
merasa diasingkan, sering menangis, merasa malu dan mengurung diri di kamar.

Masalah Keperawatan : Isolasi Sosial

Data kunci diangkatkannya diagnosis isolasi sosial pada kasus adalah klien tampak sering
menyendiri, tidak mau berinteraksi, tampak meringkuk saat tidur, dan tidak mau menatap lawan
bicara saat di ajak berinteraksi yang menunjukkan adanya penurunan/tidak mampu dalam
berinteraksi dengan orang lain (isolasi sosial).

Sesuai dengan definisinya dalam buku SDKI (2016), Isolasi social adalah ketidakmampuan untuk
membina hubungan yang erat, hangat, terbuka, dan independen dengan orang lain dengan
tanda/gejala berupa perasaan ingin sendiri, merasa tidak aman ditempat umum, menarik diri, dan
tidak berminat/menolak berinteraksi dengan orang lain.
Tinjauan opsi lainnya :

Opsi Harga diri rendah kronis (Tidak Tepat), karena kondisi “adanya perasaan malu pada klien sejak
menderita tuberculosis” merupakan manifestasi klinis dari masalah harga diri rendah yang berlanjut
sehingga terjadinya masalah isolasi sosial.

Opsi Waham (Tidak Tepat), karena tidak ada data penguat diangkatkannya diagnosis berupa adanya
gangguan orientasi realita.

Opsi Halusinasi (Tidak Tepat), karena tidak ada data penguat diangkatkannya diagnosis berupa
gangguan persepsi sensori.

Opsi Gangguan citra tubuh (Tidak Tepat), tidak ada data penguat diangkatkannya diagnosis berupa
adanya perubahan persepsi tentang penampilan, struktur, dan fungsi fisik.

[28/9 15.57] +62 813-7216-8301: Kasus 4

Seorang laki-laki (30 tahun) dirawat di RSJ sejak 7 hari yang lalu. Hasil pengkajian saat ini : klien
tampak tegang, pandangan mata tajam dan wajah klien memerah saat ditanya mengenai
keluarganya. Apakah masalah keperawatan yang tepat ?

a. Perilaku kekerasan

b. Resiko perilaku kekerasan

c. Harga diri rendah

d. Isolasi sosial

e. Waham

Jawaban yang tepat: b. resiko perilaku kekerasan

Pembahasan:

DO : klien tampak tegang, pandangan mata tajam, muka merah saat ditanya tentang keluarganya.

Masalah Keperawatan : Resiko perilaku kekerasan

Data kunci diangkatkannya diagnosis Resiko perilaku kekerasan pada kasus adalah klien tampak
tegang, pandangan mata tajam dan muka merah saat ditanya tentang keluarganya yang
menunjukkan tanda dan gejala resiko perilaku kekerasan.

Sesuai dengan buku MPKP Jiwa (2010), diagnosis Resiko perilaku kekerasan ditegakkan jika pasien
saat ini tidak melakukan perilaku kekerasan (perilaku yang bertujuan untuk melukai seseorang
secara fisik ataupun psikologis), tetapi pernah melakukan perilaku kekerasan dan belum mempunyai
kemampuan mencegah atau mengendalikan perilaku kekerasan tersebut.

Tinjauan Opsi lainnya ;

Opsi Perilaku kekerasan (Tidak Tepat), karena berdasarkan data pada saat pengkajian tidak
ditemukan adanya tanda/gejala perilaku kekerasan yang dilakukan klien, tetapi klien mempunyai
resiko untuk melakukan perilaku kekerasan.

Opsi Harga diri rendah (Tidak Tepat), karena tidak ada data penguat diangkatkannya masalah harga
diri rendah seperti adanya penilaian negatif terhadap diri klien.
Opsi Isolasi sosial (Tidak Tepat), karena tidak ada data penguat diangkatkannya masalah
keperawatan isolasi sosial, berupa ketidakmampuan untuk membina hubungan sosial.

Opsi Waham (Tidak Tepat), karena tidak ada data penguat diangkatkannya masalah waham, berupa
adanya keyakinan yang salah yang dipertahankan secara kuat.

[28/9 16.06] +62 813-7216-8301: Kasus 5

Seorang laki-laki (45 tahun) dibawa ke IGD RSJ dengan kondisi wajah memerah, tangan mengepal
dan mengancam akan membunuh siapa saja yang ada didekatnya. Klien tampak memukul siapa saja
yang berusaha menenangkannya. Keluarga mengatakan sebelum dibawa ke RSJ, klien mengamuk
dengan memukul adik kandungnya. Apakah masalah keperawatan yang tepat ?

a. Perilaku kekerasan

b. Resiko perilaku kekerasan

c. Harga diri rendah

d. Halusinasi

e. Resiko bunuh diri

Jawaban yang tepat: a. perilaku kekerasan

Pembahasan:

DO : Klien masuk IGD dengan kondisi wajah memerah, tangan mengepal, mengancam akan
membunuh siapa saja yang ada didekatnya. Klien tampak memukul siapa saja yang berusaha
menenangkannya.

DS : Keluarga mengatakan sebelum di bawa ke RS, klien mengamuk dengan memukul adik
kandungnya.

Masalah Keperawatan : Perilaku kekerasan

Data kunci diangkatkannya masalah keperawatan Perilaku kekerasan pada kasus adalah wajah
merah, tangan mengepal, mengancam akan membunuh siapa saja yang ada didekatnya, tampak
memukul siapa saja yang berusahan menenangkannya, serta mengamuk dan memukul adik
kandungnya sebelum di bawa ke RS, yang berarti klien melakukan tindakan mencederai orang lain
dan lingkungan.

Sesuai dengan definisinya dalam MPKP JIWA (2010) &amp; Buku Ajar keperawatan kesehatan jiwa
(2015), perilaku kekerasan adalah suatu keadaan hilangnya kendali perilaku seseorang yang di
arahkan pada diri sendiri, orang lain, atau lingkungan, dengan manifestasi klinis mengancam,
mengumpat dengan kata-kata kasar, suara keras, bicara ketus, menyerang orang lain, melukai diri
sendiri, mata melotot, wajah memerah, postur tubuh kaku, dan tangan mengepal.

Tinjauan Opsi lainnya :

Opsi Resiko perilaku kekerasan (Tidak Tepat), karena klien saat ini sedang melakukan tindakan
mencederai orang lain. Diagnosa resiko perilaku kekerasan ditegakkan jika saat ini klien tidak
melakukan perilaku kekerasan, tetapi mempunyai riwayat melakukan perilaku kekerasan dan belum
mempunyai kemampuan mencegah atau mengendalikan perilaku tersebut.
Opsi Harga diri rendah (Tidak Tepat), karena berdasarkan kasus tidak menunjukkan adanya tanda
dan gejala harga diri rendah, berupa adanya penilaian negatif terhadap diri.

Opsi Halusinasi (Tidak Tepat), karena tidak ada data penguat diangkatkannya masalah keperawatan
halusinasi berupa adanya gangguan persepsi sensori.

Opsi Resiko Bunuh diri (Tidak Tepat), karena tidak ada data penguat diangkatkannya diagnosis risiko
bunuh diri misalnya berupa adanya keinginan mengakhiri hidup atau telah melakukan tindakan
percobaan bunuh diri.

[28/9 16.13] +62 813-7216-8301: Kasus 6

Seorang perempuan (34 tahun) sudah 1 minggu dirawat di RSJ. Hasil pengkajian : pasien masih tidak
mau berbicara namun kadang masih ada kontak mata saat berinteraksi. Klien terlihat selalu duduk
sendiri, tidak mau berkumpul dengan teman-temannya dan ketika diajak bicara selalu membelakangi
perawat. Apakah masalah keperawatan yang tepat ?

a. Halusinasi

b. Harga diri rendah kronik

c. Harga diri rendah situasional

d. Resiko perilaku kekerasan

e. Isolasi sosial

Jawaban yang tepat: e. isolasi sosial

Data fokus pada kasus ini : klien masih tidak mau berbicara namun kadang-kadang masih ada kontak
mata saat interaksi. Klien terlihat selalu duduk sendiri, tidak mau berkumpul dengan teman-
temannya, dan ketika diajak bicara selalu membelakangi perawat.

Jawaban yang tepat adalah Isolasi Sosial, karena tanda dan gejala yang ditunjukkan pasien
merupakan tanda dan gejala masalah isolasi sosial.

Tinjauan Opsi Lainnya :

Opsi “Halusinasi” (Tidak tepat), karena tidak ada data yang tepat menunjukkan jawaban ini, tetapi
halusinasi bisa menjadi akibat dari masalah utama pada kasus ini.

Opsi “Harga Diri Rendah Kronik” (Tidak tepat), karena tidak ada data yang tepat menunjukkan
jawaban ini, tetapi harga diri rendah kronik bisa menjadi penyebab dari masalah utama pada kasus
ini.

Opsi “Harga Diri Rendah Situasional” (Tidak tepat), karena tidak ada data yang tepat menunjukkan
jawaban ini.

Opsi “Risiko Perilaku Kekerasan” (Tidak tepat), karena tidak ada data yang tepat menunjukkan
jawaban ini.

[28/9 16.23] +62 813-7216-8301: Nah jawaban yang betul adalah *defisit perawatan diri* kenapa???
Ayoo ingat lagi kunci untuk menegakkan diagnosis dalam keperawatan jiwa.. Yaitu harus sesuai
dengan *data pengkajian saat ini (here and now)* nah pada kasus sesuai dengan pengkajian saat ini..
Yang ditemukan hanya data defisit perawatan diri, tidak ada lagi data halusinasi.. Yang berarti
halusinas pasien sudh teratasi sehingga diagnosa yang tepat adalah *defisit perawatan diri*
[28/9 16.23] +62 813-7216-8301: *Kasus 7*

Seorang laki-laki (42 tahun) dibawa rawat di RSJ dengan keluhan sering mendengar suara-suara yang
menyeramkan. Hasil pengkajian: klien terlihat kotor, tidak mau mandi dan tidak mau mencukur
jenggot. Apakah masalah keperawatan yang tepat ?

a. waham

b. Resiko perilaku kekerasan

c. Harga diri rendah

d. Halusinasi

e. Defisit perawatan diri *Jawaban yang tepat: e. defisit perawatan diri*

Pembahasan:

DO : Terlihat kotor, tidak mau mandi dan tidak mau mencukur jenggot.

Data-data diatas menunjukkan klien mengalami masalah keperawatan defisit perawatan diri.

Sesuai dengan definisinya dalam MPKP JIWA (2010) Defisit perawatan diri adalah

Tinjauan Opsi lainnya :

Opsi waham (Tidak Tepat), karena berdasarkan pengkajian tidak ditemukan sdanya gangguan
orientasi realita pada klien.

Opsi resiko perilaku kekerasan (Tidak Tepat), karena berdasarkan kasus tidak menunjukkan adanya
tanda dan gejala resiko perilaku kekerasan

Opsi Harga diri rendah (Tidak Tepat), karena tidak ada data penguat diangkatkannya masalah
keperawatan harga diri rendah, berupa adanya evaluasi negative terhadap diri dan kemampuan diri.

Opsi Halusinasi (Tidak Tepat), karena berdasarkan data pengkajiaan saat ini tidak ditemukan adanya
ganggguan persepsi sensori.

[28/9 16.30] +62 813-7216-8301: Oke baiklah kita bahas yaa

Nah selamat untuk yang menjawab *perilaku kekerasan*

Why??? Pasti beberapa akan protes karena saat pengkajian pasien sudah tidak memukul🤭

Nah jangan protes dulu yaa.. Mari kita bahas 😊


Nah dalam menegakkan diagnosis rpk dan pk kita juga perlu lihat hari rawatan pasien, nah untuk
diagnosis *perilaku kekerasan* dengan pasien yang sudah melakukan tindakan kekerasan misalnya
memukul, waktu aktual dan perlu observasi dari kejadian memukul tersebut adalah 1-3 hari.. Nah
jika seperti itu.. Dalam waktu 1-3 hari tersebut diagnosis pasien masih tetap berada di *perilaku
kekerasan* belum dikategorikan resiko perilaku kekerasan

Nah kita lihat juga dikasus, hari rawatan pasien setelah memukul batu dua hari, jadi waktu PK nya
masih aktual, sehingga diagnosa yang tepat adalah *perilaku kekerasan*

Mohon dicatet dan diingat ya teman2😁

[28/9 16.40] +62 813-7216-8301: Nah jawaban yang tepat adalah *resiko perilaku kekerasan* ayoo
inget lagi hari observasi pk.. Yaitu 1-3 hari.. Nah pada kasus pasien sudah memukul temannya pada
hari kedua rawatan...sementara hari rawatan pasien sudah 2 minggu.. Artinyaa, sudah lama dari
kejadian memukul dan data pengkajian saat ini sudah tidak ada tanda2 pk lagii yes.. Artinya perilaku
pasien hanya beresiko membahayakan 😁

[28/9 16.50] +62 813-7216-8301: Kasus 10

Seorang laki-laki (40 tahun) dirawat di RSJ. Hasil pengkajian : klien merasa gagal dan tidak berguna.
Klien mengatakan malu terhadap dirinya sendiri dan merasa ingin pergi jauh dari dunia. Keluarga
mengatakan, klien suka menyendiri, menangis dan merasa tidak berguna sejak kehilangan pekerjaan
8 bulan lalu. Apakah masalah keperawatan yang tepat ?

a. Resiko bunuh diri

b. Harga diri rendah

c. Perilaku kekerasan

d. Isolasi sosial

e. Halusinasi

Jawaban yang tepat: a. Resiko bunuh diri

Pembahasan:

DS : Klien merasa gagal dan tidak berguna. Klien mengatakan malu terhadap dirinya sendiri dan lebih
baik mati saja. Keluarga mengatakan bahwa klien suka menyendiri, menangis dan merasa tidak
berguna sejak kehilangan pekerjaan 8 bulan lalu.

Masalah Keperawatan : resiko bunuh diri

Data kunci diangkatkannya diagnosis Resiko bunuh diri pada kasus, adalah dari hasil pengkajian klien
mengatakan malu terhadap dirinya sendiri dan ingin pergi jauh dari dunia.. yang menunjukkan
adanya masalah keperawatan Resiko bunuh diri.

Sesuai dengan definisinya dalam buku MPKP JIWA (2014), Resiko bunuh diri adalah tindakan yang
secara sadar dilakukan oleh pasien untuk mengakhiri kehidupannya, dan pada kasus klien telah
menunjukkan salah satu perilaku bunuh diri.
Tinjauan opsi lainnya:

Opsi Harga diri rendah (Tidak Tepat), karena perasaan tidak berguna dan malu yang terjadi pada
klien merupakan salah satu manifestasi dari dignosis harga diri rendah, namun untuk prioritas
diagnosis lebih diutamakakan resiko bunuh diri, karena klien sudah mulai menunjukkan perilaku
bunuh diri.

Opsi perilaku kekerasan (Tidak Tepat), karena tidak ada data penguat diangkatkannya diagnosis
berupa tindakan mencederai diri sendiri, orang lain, atau lingkungan.

Opsi isolasi sosial (Tidak Tepat), karena tidak ada data penguat diangkatkannya diagnosis berupa
penurunan atau sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain.

Opsi halusinasi (Tidak Tepat), karena tidak ada data penguat diangkatnya diagnosis berupa
gangguan persepsi sensori.

[28/9 16.59] +62 813-7216-8301: Kasus 11

Seorang perempuan (28 tahun) dirawat di RSJ sejak 5 hari yang lalu. Hasil pengkajian : keluarga
mengatakan klien sering menangis sejak 6 bulan terakhir sejak ditinggal oleh suaminya. Klien
mengatakan merasa malu dan ingin mati saja karena sudah tidak ada lagi gunanya hidup. Apakah
masalah keperawatan yang tepat ?

a. Resiko bunuh diri

b. Harga diri rendah situasional

c. Perilaku kekerasan

d. Isolasi sosial

e. Harga diri rendah kronis

Jawaban yang tepat: a. resiko bunuh diri

Pembahasan:

DS : Keluarga mengatakan klien sering menangis sejak 6 bulan terakhir sejak ditinggal oleh suaminya.
Klien mengatakan merasa malu dan ingin mati saja karena sudah tidak ada lagi gunanya hidup.

Masalah Keperawatan : Resiko bunuh diri

Data kunci diangkatkannya masalah keperawatan resiko bunuh diri pada kasus adalah klien
mengatakan sudah tidak ada harapan dan ingin mati saja.

Sesuai dengan definisinya dalam buku MPKP JIWA (2010), bunuh diri adalah tindakan yang secara
sadar dilakukan oleh pasien untuk mengakhiri kehidupannya, dan pada kasus klien telah
menunjukkan salah satu perilaku bunuh diri.

Tinjauan Opsi lainnya :

Opsi Harga diri rendah situasional (Tidak Tepat), karena perasaan malu yang terjadi merupakan
salah satu manifestasi dari dignosis harga diri rendah yang merupakan faktor penyebab adanya
resiko bunuh diri yang terjadi pada klien, namun prioritas masalah keperawatan yang tepat adalah
resiko bunuh diri, karena klien sudah mulai menunjukkan perilaku bunuh diri
Opsi Perilaku kekerasan (Tidak Tepat), karena tidak ada data penguat diangkatkannya masalah
keperawatan perilaku kekerasan, berupa tindakan mencederai diri sendiri, orang lain atau
lingkungan

Opsi Isolasi sosial (Tidak Tepat), karena tidak ada data penguat diangkatkannya masalah
keperawatan isolasi sosial, berupa penurunan atau sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan
orang lain

Opsi Harga diri rendah kronis (Tidak Tepat), karena perasaan malu yang terjadi sejak ditinggal
suaminya 6 bulan yang lalu (situasional), tidak terus menerus yang artinya merupakan salah satu
manifestasi dari dignosis harga diri rendah situasional yang merupakan faktor penyebab adanya
resiko bunuh diri yang terjadi pada klien, namun prioritas masalah keperawatan yang tepat ialah
resiko bunuh diri, karena klien sudah mulai menunjukkan perilaku bunuh diri.

[28/9 19.19] +62 822-8302-1254: *SOAL 1*

Seorang laki-laki (55 tahun) dirawat di RS dengan PPOK. Hasil pengkajian : pasien mengeluh sesak
napas dengan frekuensi 28x/menit, batuk berdahak dan jantung berdebar-debar. Hasil AGD pH 7,55;
PCO2 50 mmHg, PO2 64 mmHg, HCO3- 34 mmol/L dan SaO2 85%.

Apakah masalah keperawatan yang tepat ?

a. Pola napas tidak efektif

b. Bersihan jalan napas tidak efektif

c. Gangguan pertukaran gas

d. Penurunan curah jantung

e. Gangguan ventilasi spontan

[28/9 19.27] +62 822-8302-1254: DS : Pasien mengeluh sesak napas, batuk berdahak dan jantung
berdebar-debar.

DO : frekuensi napas 28x/menit, Hasil AGD : pH 3,55; PCO2 50 mmHg, PO2 64 mmHg, HCO3- 34
mmol/L dan SaO2 85%.

Masalah Keperawatan : Gangguan Pertukaran Gas

Data kunci diangkatkannya diagnosis *Gangguan Pertukaran Gas* pada kasus, diantaranya : *sesak
napas dengan frekuensi napas 28x/menit, Hasil AGD : pH 3,55; PCO2 50 mmHg, PO2 64 mmHg,
HCO3- 34 mmol/L dan SaO2 85%*
Sesuai dengan definisinya dalam buku SDKI (2016), Gangguan Pertukaran Gas merupakan suatu
kondisi dimana terjadi kelebihan atau kekurangan oksigenasi dan/atau eliminasi karbondioksida
pada membrane alveolus-kapiler.

Tinjauan Opsi Lainnya :

Opsi Pola Napas Tidak Efektif (Kurang Tepat), karena kondisi sesak napas yang dialami oleh pasien
dibarengi dengan adanya abnormalitas hasil Analisa Gas Darah yang mengindikasikan adanya
masalah Gangguan Pertukaran Gas. Diagnosis Pola Napas Tidak Efektif ditegakkan dengan ciri khas
sesak napas dibarengi dengan penggunaan otot bantu napas dan Pola Napas Abnormal.

Opsi Bersihan jalan napas tidak efektif (Kurang Tepat), karena kondisi sesak napas yang dialami oleh
pasien dibarengi dengan adanya abnormalitas hasil Analisa Gas Darah yang mengindikasikan adanya
masalah Gangguan Pertukaran Gas. *Diagnosis Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif ditegakkan dengan
ciri khas adanya ketidakmampuan pasien membersihkan jalan napas atau ketidakmampuan pasien
membersihkan jalan napas, jalan napas tidak paten dan obstruksi jalan napas.* Sehingga data batuk
berdahak pada kasus tidak bisa dijadikan data kuat untuk mengangkatkan diagnosis.

Opsi Penurunan Curah Jantung (Tidak Tepat), karena tidak terdapat data penguat diangkatkannya
diagnosis. Data jantung berdebar-debar yang dialami oleh pasien pada kasus tidak cukup dijadikan
landasan untuk mengangkatkan diagnosis ini.

Opsi Gangguan Ventilasi Spontan (Kurang Tepat), karena kondisi sesak napas yang dialami oleh
pasien dibarengi dengan adanya abnormalitas hasil Analisa Gas Darah yang mengindikasikan adanya
masalah Gangguan Pertukaran Gas. *Diagnosis Gangguan Ventilasi Spontan ditegakkan dengan ciri
khas adanya sesak napas dengan penggunaan otot bantu napas, PCO2 meningkat/PO2 menurun
tanpa adanya abnormalitas pH darah.*

[28/9 19.32] +62 822-8302-1254: *SOAL 2*

Seorang laki-laki (58 tahun) dirawat di bangsal paru dengan emfisema. Hasil pengkajian : pasien
mengeluh sesak dan sulit mengeluarkan napas dengan frekuensi 28x/menit, tampak adanya retraksi
sternokleidomastoid dan kebiruan pada ujung jari.

Apakah masalah keperawatan yang tepat ?


a. Perfusi perifer tidak efektif

b. Gangguan pertukaran gas

c. Pola napas tidak efektif

d. Bersihan jalan napas tidak efektif

e. Intoleransi aktivitas

[28/9 19.40] +62 822-8302-1254: *Jawaban 2*

Emfisema merupakan gangguan pengembangan paru-paru yang ditandai oleh pelebaran ruang
udara di dalam paru-paru disertai destruksi jaringan. Menurut Brunner &amp; Suddarth (2002),
Emfisema didefinisikan sebagai distensi abnormal ruang udara di luar bronkiolus terminal dengan
kerusakan dinding alveoli.

Data fokus pengkajian:

Data objektif :

Pasien mengeluh sesak dan sulit mengeluarkan napas,

Penggunaan otot bantu napas

Data objektif

Kebiruan pada ujung jari

Berdasarkan hasil pengkajian, maka masalah utama yang ditegakkan adalah pola napas tidak efektif.
Pola napas tidak efektif adalah inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat
(SDKI, 2017). Data kunci diangkatkannya diagnosis pada kasus *pasien mengeluh sesak dan sulit
mengeluarkan napas dengan frekuensi 28x/menit, tampak adanya retraksi sternokleidomastoid
(penggunaan otot bantu napas*

Tinjauan Opsi Lainnya :

Opsi jawaban a “Perfusi perifer tidak efektif” kurang tepat.

Perfusi perifer tidak efektif adalah penurunan sirkulasi darah pada level kapiler yang dapat
mengganggu metabolisme tubuh (SDKI, 2017). Untuk menegakkan diagnosis ini dibutuhkan data
pengisian kapiler > 3 dtk dan penurunan nadi perifer.

Opsi jawaban b “gangguan pertukaran gas” kurang tepat.


Gangguan pertukaran gas adalah kelebihan atau kekurangan oksigenasi dan/ atau eliminasi
karbondioksida pada membran alveolus-kapiler (SDKI, 2017). Pada kasus tidak ada data yang
penunjukkan peningkatan PCO2, penurunan pO2 dan perubahan pH arteri.

Opsi jawaban d “Bersihan jalan napas tidak efektif” tidak tepat

Bersihan jalan napas tidak efektif adalah ketidakmampuan membersihkan sekret atau obstruksi jalan
napas untuk mempertahankan jalan napas tetap paten (SDKI, 2017). Pada pengkajian tidak
ditemukan data obstruksi jalan napas dan pasien tidak mampu mengeluarkan dahaknya.

Opsi jawaban e “Intoleransi aktivitas” tidak tepat.

Intoleransi aktivitas adalah ketidakcukupan energi untuk melakukan ativitas sehari-hari. Pada kasus
keluhan sesak pada klien bukan disebabkan oleh aktivitas.

[28/9 19.44] +62 822-8302-1254: *SOAL 3*

Seorang perempuan (48 tahun) dirawat di RS dengan myastenia gravis. Hasil pengkajian : tekanan
darah 110/80 mmHg, frekuensi nadi 92x/menit, frekuensi napas 34x/menit, terdapat penggunaan
otot bantu napas. Hasil AGD : pH arteri 7,35; pCO2 48 mmHg; HCO3 24; pO2 70 mmHg dan Sa02
90%.

Apakah masalah keperawatan yang tepat ?

a. Gangguan pertukaran gas

b. Pola napas tidak efektif

c. Gangguan ventilasi spontan

d. Bersihan jalan napas tidak efektif

e. Resiko aspirasi

[28/9 19.52] +62 822-8302-1254: Jawaban yang tepat adalah C. gangguan ventilasi spontan

[28/9 19.52] +62 822-8302-1254: Myasthenia gravis merupakan gangguan yang mempengaruhi
transmisi neuromuskular pad otot tubuh yang kerjanya dibawah kesadaran seseorang (volunteer).
Karakteristik yang muncul berupa kelemahan yang berlebihan dan umumnya terjadi kelelahan pada
otot-otot volunter dan hal ini dipengaruhi oleh fungsi saraf kranial (Brunner & Suddarth, 2002).

Patologi utama kelainan MG adalah ketidakmampuan menyebarkan rangsang saraf ke otot skeletal
pada neuromuskular junction, kelainan terlihat akibat kekurangan Ach yang dilepaskan dari terminal
membran sebelum sinaps atau karena adanya penurunan jumlah normal reseptor Ach. Kemungkinan
diakibatkan adanya cedera pada autoimmune.

Hasil pengkajian : *pasien mengeluh sesak napas dengan frekuensi napas 34x/menit, terdapat
penggunaan otot bantu napas, pCO2 48 mmHg dan pO2 70 mmHg.*

Berdasarkan data tersebut maka masalah utama pada pasien adalah Gangguan ventilasi spontan
(Opsi jawaban c). Gangguan ventilasi spontan adalah penurunan cadangan energi yang
mengakibatkan individu tidak mampu bernapas secara adekuat (SDKI, 2017) . Kata kunci masalah
diangkatkannya diagnosis ini : dispnea, PCO2 meningkat, PO2 menurun, SaO2 menurun dan
penggunaan otot bantu napas.

Tinjauan Opsi Lainnya :

Opsi jawaban a “Gangguan pertukaran gas” kurang tepat.

Gangguan pertukaran gas : Kelebihan atau kekurangan oksigenasi dan/atau eliminasi karbondioksida
pada membran alveolus-kapiler. Diagnosis ini ditegakkan dengan data dispnea, hiperkapnia/
hiperkarbia, hipoksemia, pH arteri abnormal dan kadar karbon dioksida abnormal. Diagnosis ini
ditegakkan jika terjadi abnormalitas nilai AGD darah khususnya nilai pH darah arteri.

Opsi jawaban b “Pola napas tidak efektif” kurang tepat.

Pola napas tidak efektif itu secara definitif merupakan Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak
memberikan ventilasi adekuat. (SDKI, 2016). Pada pengkajian sesak napas juga dipicu dengan adanya
peningkatan pCO2 dan penurunan PO2 gas darah arteri.

Opsi jawaban d “Bersihan jalan napas tidak efektif” tidak tepat.

Bersihan jalan napas tidak efektif itu secara definitif merupakan Ketidakmampuan untuk
membersihkan sekret atau obstruksi jalan napas untuk mempertahankan jalan napas tetap paten.
(SDKI, 2016). Pada pengkajian tidak ditemukan data berupa batuk tidak efektif dan ketidakmampuan
klien mengeluarkan sekret jalan napas dan/atau produksi sputum berlebihan.

Opsi jawaban e “Resiko aspirasi” kurang tepat.

Resiko Aspirasi : Berisiko mengalami masuknya sekresi gastrointestinal, sekresi orofaring benda
cair/padat ke dlm saluran trakheobronkhial akibat disfungsi mekanisme protektif saluran nafas
(SDKI, 2016). Diagnosis ini dapat ditegakkan namun bukan merupakan masalah utama pada pasien

[28/9 19.55] +62 822-8302-1254: *SOAL 4*


Seorang perempuan (57 tahun) dilarikan ke ruang resusitasi IGD RS dengan ARDS. Hasil pengkajian :
frekuensi napas 36x/menit, PO2 62 mmHg PCO2 49 mmHg, SaO2 85% serta tampak adanya retraksi
inter costae.

Apakah masalah keperawatan yang tepat ?

a. Bersihan jalan nafas tidak efektif

b. Gangguan pertukaran gas

c. Gangguan Ventilasi spontan

d. Pola nafas tidak efektif

e. Resiko Aspirasi

[28/9 20.08] +62 822-8302-1254: DO : frekuensi napas 36x/menit, PO2 62 mmHg, PCO2 49 mmHg,
SaO2 85% serta tampak adanya retraksi inter costae.

Data kunci diangkatkannya diagnosis *Gangguan ventilasi spontan* pada kasus : *frekuensi napas
36x/menit, PO2 62 mmHg, PCO2 49 mmHg, SaO2 85%* yang merupakan tanda mayor
diangkatkannya diagnosis Gangguan Ventilasi Spontan.

Sesuai dengan defenisinya dalam buku SDKI (2016), Ganguan ventilasi spontan adalah penurunan
cadangan energi yang mengakibatkan individu tidak dapat bernapas dengan adekuat ditandai
dengan tanda/gejala mayor : dispnea, peningkatan PCO2, penurunan SaO2, penurunan PO2 dan
peningkatan penggunaan otot bantu nafas.

Tinjauan Opsi lainnya :

Option “Bersihan jalan nafas tidak efektif” tidak tepat, karena tidak ada data penguat
diangkatkannya diagnosis berupa adanya ketidakpatenan jalan napas atau adanya keluhan
ketidakmampuan klien mengeluarkan dahaknya secara efektif.

Option “Gangguan pertukaran gas” tidak tepat, karena tidak ada data penguat diangkatkannya
diagnosis berupa abnormalitas pH darah arteri.

Option “Pola napas tidak efektif” tidak tepat, karena karena sesak napas yang dialami oleh pasien
diikuti dengan adanya penurunan PO2 dan peningkatan PCO2.

Option Resiko Aspirasi tidak tepat karena tidak adanya data yang menunjukkan resiko pemasukan
cairan gastroisntestinal, sekresi orofaring, benda cair atau padat ke dalam saluran trakeobronkial
akibat disfungsi mekanisme protektif saluran nafas.
[28/9 20.08] +62 822-8302-1254: Jawabannya adalah C. gangguan ventilasi spontan

[28/9 20.10] +62 822-8302-1254: *SOAL 5*

Seorang laki-laki (29 tahun) dibawa ke IGD pasca kecelakaan bermotor. Hasil pengkajian : frekuensi
napas 32x/menit, terdengar suara gurgling, tampak darah mengalir dari mulut, GCS 5 serta tampak
fraktur terbuka pada femur sinistra dengan perdarahan masif.

Apakah masalah keperawatan yang tepat ?

a. Bersihan jalan napas tidak efektif

b. Pola napas tidak efektif

c. Resiko syok

d. Resiko pendarahan

e. Hipovolemia

[28/9 20.18] +62 822-8302-1254: Jawaban yang tepat adalah A. Bersihan jalan napas tidak efektif

[28/9 20.18] +62 822-8302-1254: DO : Klien pasca kecelakaan bermotor, frekuensi napas 32x/menit,
adanya gurgling, perdarahan dari mulut dan femur, adanya fraktur terbuka, GCS 5

Pada pasien trauma, masalah prioritas diambil berdasarkan prinsip A, B, C,D. *Dari kasus, klien
mengalami masalah di airway berupa sumbatan jalan napas oleh cairan yang ditandai dengan bunyi
gurgling dan adanya darah yang mengalir dari mulut. Sumbatan jalan napas bila tidak diatasi segera
akan menghambat aliran napas yang akan mengancam nyawa.* Sehingga masalah keperawatan
yang tepat berdasarkan kasus adalah Bersihan Jalan Napas TIdak Efektif.

[28/9 20.21] +62 822-8302-1254: *SOAL 6*

Seorang laki-laki (60 tahun) dirawat di RS bronchitis kronik. Pasien mengalami demam hari ke-3,
rhinorrhea, dan batuk. Pasien mengalami kesulitan bernapas hingga sulit berbicara, merasa tidak
nyaman dan gelisah. Frekuensi batuk sangat sering tanpa pengeluaran sputum. Hasil auskultasi
ronkhi di kedua lapang paru.

Apakah masalah keperawatan yang tepat pada pasien ?

a. Pola napas tidak efektif

b. Bersihan jalan napas tidak efektif


c. Gangguan pertukaran gas

d. Gangguan ventilasi spontan

e. Gangguan rasa nyaman

[28/9 20.29] +62 822-8302-1254: Jawabannya adalah B. Bersihan jalan napas tidak efektif

[28/9 20.29] +62 822-8302-1254: DS:

- P/ merasa tidak nyaman

- p/ merasa gelisah

- p/ kesulitan bicara

DO:

- rhinorrhea (+)

- Batuk (+) tanpa pengeluaran sputum

- Frekuensi batuk: sangat sering

- auskultasi: ronkhi (+) di kedua lapang paru

Jawaban tepat: B. Bersihan jalan napas tidak efektif, terjadi obstruksi jalan napas oleh sputum yang
sulit dikeluarkan dibuktikan dengan batuk yang sering tanpa pengeluaran sputum tetapi hasil
auskultasi terdengar ronchi (penumpukan sekret)

Jawaban tidak tepat :

- Pola napas tidak efektif: bisa jadi, tapi kurang tepat karena bersihan jalan napas telah aktual dan
diutamakan.

- Gangguan pertukaran gas: tidak tepat, karena data PCO2 dan PO2 tidak dapat dipastikan tidak ada
masalah keseimbangan energy atau ggn kardiovaskuler

- Gangguan ventilasi spontan: tidak tepat, karena tidak ada data AGD dan tidak tampak ada
penurunan cadangan energy yang menyebabkan pernapasan tidak adekuat

- Gangguan rasa nyaman: tidak tepat, karena keluhan rasa nyaman pada pasien diakibatkan oleh
gangguan pada pernapasannya

[28/9 20.36] +62 822-8302-1254: *SOAL 7*


Seorang laki-laki (30 tahun) dirawat di RS. Pasien mengeluh dadanya berdebar-debar, sering merasa
pusing dan sesak napas. Hasil pengkajian: frekuensi nadi 106x/menit, PCO2=50, Ph=7,5, PO2=78.
Bibir tampak sianosis.

Apakah diagnosis keperawatan yang tepat pada pasien?

a. Pola napas tidak efektif

b. Gangguan pertukaran gas

c. Gangguan ventilasi spontan

d. Bersihan jalan napas tidak efektif

e. Penurunan curah jantung

[28/9 20.42] +62 822-8302-1254: Jawabn yang tepat adalah B. gangguan pertukaran gas

[28/9 20.42] +62 822-8302-1254: DS:

- P/mengeluh berdebar-debar

- p/ sering merasa pusing

- p/ merasa sesak napas

DO

- HR 106x/menit --> takikardi

- PCO2=50 --> meningkat

- PO2=78 --> menurun

- Ph=7,5 --> meningkat

- Bibir sianosis

Masalah keperawatan : *gangguan pertukaran gas*

Gangguan pertukaran gas merupakan kelebihan dan defisit eliminasi oksigen dan/atau
karbondioksida pada membran alveolar-kapiler, ditandai dengan hasil intrepretasi AGD yang
abnormal.

Jawaban tidak tepat :


- Opsi A kurang tepat. Pada kasus pasien memang mengalami perubahan pola napas tetapi juga
terjadi gangguan oksigenasi dan eliminasi karbondioksida .

- Opsi C tidak tepat. Pada kasus tekanan parsial oksigen (PO2) menurun tetapi tidak ada penurunan
volume tidal dan saturasi oksigen. Tidak ada penggunaan otot bantu pernapasan

- Opsi D tidak tepat. Pada kasus tidak ada data yang menunjukkan pasien mengalami gangguan pada
jalan napas pasien seperti sputum yang berlebih atau pasien yang tidak bisa batuk.

- Opsi E kurang tepat, beberapa data menunjukkan gejala dan tanda penurunan curah jantung,
tetapi kemudian diikuti dengan AGD abnormal dan gangguan napas. Jika dibuat prioritas
berdasarkan prinsip ABCD, maka pada kasus ini, gangguan pertukaran gas perlu diprioritaskan

[28/9 20.45] +62 822-8302-1254: *SOAL 8*

Seorang laki-laki (28 tahun) dirawat di HCU karena edema pulmonal dan luka bakar 38%. Hasil
pengkajian : pasien mengalami dyspnea, SO2 90%, PO2 68 mmHg, ronkhi (+), suara serak, sputum
berkarbon, batuk lemah (+), retraksi dinding dada (+). Luka tampak basah dan bernanah dan pasien
merintih kesakitan.

Apakah diagnosis keperawatan utama pada pasien ?

a. Gangguan integritas jaringan

b. Nyeri akut

c. Pola napas tidak efektif

d. Bersihan jalan napas tidak efektif

e. Gangguan pertukaran gas

[28/9 20.51] +62 822-8302-1254: Jawaban : D. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif

Pembahasan :

Pada kejadian kebakaran, seseorang dapat mengalami luka bakar maupun cedera lainnya terutama
inhalasi asap. Inhalasi asap adalah penyebab utama kematian akibat kebakaran. Inhalasi asap dapat
menyebabkan cedera melalui beberapa mekanisme, termasuk luka termal pada jalan nafas atas,
iritasi atau cedera kimia pada saluran udara dari jelaga, sesak napas, dan toksisitas dari karbon
monoksida (CO) dan gas lainnya seperti sianida.
Data fokus:

- pasien dyspnea

- SO2 = 90 % --> mengalami penurunan nilai saturasi oksigen (N = 94 – 100%)

- PO2 = 68 mmHg --> mengalami penurunan tekanan oksigen (N = 75 – 100 mmHg)

- Ronchi (+) --> menggambarkan adanya peningkatan sekresi di jalan napas

- suara serak / hoarseness

- sputum (+) dan berkabon --> menandakan adanya inhalasi karbon

- batuk (+) tapi lemah --> batuk tidak efektif meningkatkan resiko obstruksi jalan napas

- retraksi dinding dada (+) --> mekanisme kompensasi untuk membantu usaha inhalasi dan ekspirasi

Data tambahan:

- Luka tampak basah dan bernanah

- Pasien tampak merintih kesakitan

Jawaban tepat : Bersihan jalan napas tidak efektif b.d edema paru d.d terdapat obstruksi jalan napas
berupa cairan / sputum yang sulit dikeluarkan karena batuk tidak efektif, ronki (+), hoarseness (+).

Tinjauan Opsi Lainnya :

- Opsi Gangguan integritas jaringan: kurang tepat. Data memang menunjukkan terjadinya kerusakan
jaringan kulit yaitu luka basah dan bernanah. Diagnosis ini aktual tapi bukan diagnosis utama jika
dianalisis menggunakan prinsip ABCD. Dx ini dapat menjadi dx pendamping dx utama

- Opsi Nyeri akut: tidak tepat. Data memang menunjukkan adanya respon merintih pada pasien
karena rasa nyeri akibat luka bakar atau cedera jaringan. Pengkajian nyeri perlu diperdalam dan jika
dianalisis menggunakan prinsip ABCD maka dapat menjadi diagnosis pendamping diagnosis utama

- Opsi Pola napas tidak efektif : kurang tepat. Data-data pendukung ketidakefektifan pola napas
memang aktual seperti adanya dyspnea, retraksi dinding dada dan bunyi napas tambahan sebagai
tanda ventilasi yang tidak adekuat. Tetapi kemudian dilengkapi dengan data obstruksi jalan napas
sehingga berdasar prinsip ABCD diagnosis ini kurang tepat menjadi diagnosis utama.
- Opsi Gangguan pertukaran gas: kurang tepat. Data-data pendukung berupa penurunan PO2 dan
saturasi oksigen memang aktual, tetapi kemudian dilengkapi dengan data obstruksi jalan napas
sehingga berdasar prinsip ABCD diagnosis ini kurang tepat menjadi diagnosis utama.

[28/9 20.53] +62 822-8302-1254: *SOAL 9*

Seorang perempuan (24 tahun) pneumothorax sinistra hari pertama. Pasien mengeluh kesulitan
bernapas sejak 3 hari yang lalu terutama jika berbaring. Pasien tampak membungkuk dan bahu
pasien naik turun. Frekuensi napas 37x/menit irreguler. Pasien tampak lelah dan bertambah sesak
setelah banyak bergerak.

Apakah masalah keperawatan yang tepat pada pasien ?

a. Pola napas tidak efektif

b. Gangguan ventilasi spontan

c. Gangguan pertukaran gas

d. Bersihan jalan napas tidak efektif

e. Intoleransi aktivitas

[28/9 20.59] +62 822-8302-1254: Jawaban : A. Pola napas tidak efektif

Pembahasan :

Pneumothorax suatu kondisi dimana terdapat udara pada kavum pleura.Pada kondisi normal, rongga
pleura tidak terisi udara sehingga paru-paru dapat leluasa mengembang terhadap rongga dada.
Paru-paru akan bertambah kecil dengan bertambah luasnya pneumotoraks. Konsekuensi dari proses
ini adalah timbulnya sesak akibat berkurangnya kapasitas vital paru dan turunnya PO2.

DS:

- P/ mengeluh sulit bernapas

- p/ mengeluh kedulitan bernapas jika berbaring --> ortopnea (+)

- p/ mengeluh lelah

- p/ mengeluh makin sulit bernapas setelah banyak bergerak

DO:

- RR 37x/menit irreguler
- p/ tampak membungkuk saat bernapas

- bahu tampak naik turun

Jawaban tepat: A. Pola napas tidak efektif --> terjadi penurunan kapasitas vital pada paru akibat
pneumothorax sinistra sesuai dx medis.

Tinjauan opsi lainnya :

- Opsi B Gangguan ventilasi spontan: tidak tepat karena tidak ada data AGD dan tidak tampak ada
penurunan cadangan energy yang menyebabkan pernapasan tidak adekuat

- Opsi C Gangguan pertukaran gas: tidak tepat karena data PCO2 dan PO2 tidak dapat dipastikan
tidak ada masalah keseimbangan energy atau ggn kardiopulmovaskuler

- Opsi D Bersihan jalan napas tidak efektif: tidak ada obstruksi atau ketidakmampuan mengeluarkan
obstruksi pada jalan napas

- Opsi E Intoleransi aktivitas: tidak ada masalah keseimbangan energy atau ggn kardiovaskuler pada
kondisi pasien

[28/9 19.19] +62 822-8302-1254: *SOAL 1*

Seorang laki-laki (55 tahun) dirawat di RS dengan PPOK. Hasil pengkajian : pasien mengeluh sesak
napas dengan frekuensi 28x/menit, batuk berdahak dan jantung berdebar-debar. Hasil AGD pH 7,55;
PCO2 50 mmHg, PO2 64 mmHg, HCO3- 34 mmol/L dan SaO2 85%.

Apakah masalah keperawatan yang tepat ?

a. Pola napas tidak efektif

b. Bersihan jalan napas tidak efektif

c. Gangguan pertukaran gas

d. Penurunan curah jantung


e. Gangguan ventilasi spontan

[28/9 19.26] +62 822-8302-1254: Jawabannya adalah C. gangguan pertukaran gas

[28/9 19.27] +62 822-8302-1254: DS : Pasien mengeluh sesak napas, batuk berdahak dan jantung
berdebar-debar.

DO : frekuensi napas 28x/menit, Hasil AGD : pH 3,55; PCO2 50 mmHg, PO2 64 mmHg, HCO3- 34
mmol/L dan SaO2 85%.

Masalah Keperawatan : Gangguan Pertukaran Gas

Data kunci diangkatkannya diagnosis *Gangguan Pertukaran Gas* pada kasus, diantaranya : *sesak
napas dengan frekuensi napas 28x/menit, Hasil AGD : pH 3,55; PCO2 50 mmHg, PO2 64 mmHg,
HCO3- 34 mmol/L dan SaO2 85%*

Sesuai dengan definisinya dalam buku SDKI (2016), Gangguan Pertukaran Gas merupakan suatu
kondisi dimana terjadi kelebihan atau kekurangan oksigenasi dan/atau eliminasi karbondioksida
pada membrane alveolus-kapiler.

Tinjauan Opsi Lainnya :

Opsi Pola Napas Tidak Efektif (Kurang Tepat), karena kondisi sesak napas yang dialami oleh pasien
dibarengi dengan adanya abnormalitas hasil Analisa Gas Darah yang mengindikasikan adanya
masalah Gangguan Pertukaran Gas. Diagnosis Pola Napas Tidak Efektif ditegakkan dengan ciri khas
sesak napas dibarengi dengan penggunaan otot bantu napas dan Pola Napas Abnormal.

Opsi Bersihan jalan napas tidak efektif (Kurang Tepat), karena kondisi sesak napas yang dialami oleh
pasien dibarengi dengan adanya abnormalitas hasil Analisa Gas Darah yang mengindikasikan adanya
masalah Gangguan Pertukaran Gas. *Diagnosis Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif ditegakkan dengan
ciri khas adanya ketidakmampuan pasien membersihkan jalan napas atau ketidakmampuan pasien
membersihkan jalan napas, jalan napas tidak paten dan obstruksi jalan napas.* Sehingga data batuk
berdahak pada kasus tidak bisa dijadikan data kuat untuk mengangkatkan diagnosis.

Opsi Penurunan Curah Jantung (Tidak Tepat), karena tidak terdapat data penguat diangkatkannya
diagnosis. Data jantung berdebar-debar yang dialami oleh pasien pada kasus tidak cukup dijadikan
landasan untuk mengangkatkan diagnosis ini.
Opsi Gangguan Ventilasi Spontan (Kurang Tepat), karena kondisi sesak napas yang dialami oleh
pasien dibarengi dengan adanya abnormalitas hasil Analisa Gas Darah yang mengindikasikan adanya
masalah Gangguan Pertukaran Gas. *Diagnosis Gangguan Ventilasi Spontan ditegakkan dengan ciri
khas adanya sesak napas dengan penggunaan otot bantu napas, PCO2 meningkat/PO2 menurun
tanpa adanya abnormalitas pH darah.*

[28/9 19.32] +62 822-8302-1254: *SOAL 2*

Seorang laki-laki (58 tahun) dirawat di bangsal paru dengan emfisema. Hasil pengkajian : pasien
mengeluh sesak dan sulit mengeluarkan napas dengan frekuensi 28x/menit, tampak adanya retraksi
sternokleidomastoid dan kebiruan pada ujung jari.

Apakah masalah keperawatan yang tepat ?

a. Perfusi perifer tidak efektif

b. Gangguan pertukaran gas

c. Pola napas tidak efektif

d. Bersihan jalan napas tidak efektif

e. Intoleransi aktivitas

[28/9 19.40] +62 822-8302-1254: Jawabannya adalah C. pola napas tidak efektif

[28/9 19.40] +62 822-8302-1254: *Jawaban 2*

Emfisema merupakan gangguan pengembangan paru-paru yang ditandai oleh pelebaran ruang
udara di dalam paru-paru disertai destruksi jaringan. Menurut Brunner &amp; Suddarth (2002),
Emfisema didefinisikan sebagai distensi abnormal ruang udara di luar bronkiolus terminal dengan
kerusakan dinding alveoli.

Data fokus pengkajian:

Data objektif :

Pasien mengeluh sesak dan sulit mengeluarkan napas,

Penggunaan otot bantu napas

Data objektif

Kebiruan pada ujung jari


Berdasarkan hasil pengkajian, maka masalah utama yang ditegakkan adalah pola napas tidak efektif.
Pola napas tidak efektif adalah inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat
(SDKI, 2017). Data kunci diangkatkannya diagnosis pada kasus *pasien mengeluh sesak dan sulit
mengeluarkan napas dengan frekuensi 28x/menit, tampak adanya retraksi sternokleidomastoid
(penggunaan otot bantu napas*

Tinjauan Opsi Lainnya :

Opsi jawaban a “Perfusi perifer tidak efektif” kurang tepat.

Perfusi perifer tidak efektif adalah penurunan sirkulasi darah pada level kapiler yang dapat
mengganggu metabolisme tubuh (SDKI, 2017). Untuk menegakkan diagnosis ini dibutuhkan data
pengisian kapiler > 3 dtk dan penurunan nadi perifer.

Opsi jawaban b “gangguan pertukaran gas” kurang tepat.

Gangguan pertukaran gas adalah kelebihan atau kekurangan oksigenasi dan/ atau eliminasi
karbondioksida pada membran alveolus-kapiler (SDKI, 2017). Pada kasus tidak ada data yang
penunjukkan peningkatan PCO2, penurunan pO2 dan perubahan pH arteri.

Opsi jawaban d “Bersihan jalan napas tidak efektif” tidak tepat

Bersihan jalan napas tidak efektif adalah ketidakmampuan membersihkan sekret atau obstruksi jalan
napas untuk mempertahankan jalan napas tetap paten (SDKI, 2017). Pada pengkajian tidak
ditemukan data obstruksi jalan napas dan pasien tidak mampu mengeluarkan dahaknya.

Opsi jawaban e “Intoleransi aktivitas” tidak tepat.

Intoleransi aktivitas adalah ketidakcukupan energi untuk melakukan ativitas sehari-hari. Pada kasus
keluhan sesak pada klien bukan disebabkan oleh aktivitas.

[28/9 19.44] +62 822-8302-1254: *SOAL 3*

Seorang perempuan (48 tahun) dirawat di RS dengan myastenia gravis. Hasil pengkajian : tekanan
darah 110/80 mmHg, frekuensi nadi 92x/menit, frekuensi napas 34x/menit, terdapat penggunaan
otot bantu napas. Hasil AGD : pH arteri 7,35; pCO2 48 mmHg; HCO3 24; pO2 70 mmHg dan Sa02
90%.
Apakah masalah keperawatan yang tepat ?

a. Gangguan pertukaran gas

b. Pola napas tidak efektif

c. Gangguan ventilasi spontan

d. Bersihan jalan napas tidak efektif

e. Resiko aspirasi

[28/9 19.52] +62 822-8302-1254: Jawaban yang tepat adalah C. gangguan ventilasi spontan

[28/9 19.52] +62 822-8302-1254: Myasthenia gravis merupakan gangguan yang mempengaruhi
transmisi neuromuskular pad otot tubuh yang kerjanya dibawah kesadaran seseorang (volunteer).
Karakteristik yang muncul berupa kelemahan yang berlebihan dan umumnya terjadi kelelahan pada
otot-otot volunter dan hal ini dipengaruhi oleh fungsi saraf kranial (Brunner & Suddarth, 2002).

Patologi utama kelainan MG adalah ketidakmampuan menyebarkan rangsang saraf ke otot skeletal
pada neuromuskular junction, kelainan terlihat akibat kekurangan Ach yang dilepaskan dari terminal
membran sebelum sinaps atau karena adanya penurunan jumlah normal reseptor Ach. Kemungkinan
diakibatkan adanya cedera pada autoimmune.

Hasil pengkajian : *pasien mengeluh sesak napas dengan frekuensi napas 34x/menit, terdapat
penggunaan otot bantu napas, pCO2 48 mmHg dan pO2 70 mmHg.*

Berdasarkan data tersebut maka masalah utama pada pasien adalah Gangguan ventilasi spontan
(Opsi jawaban c). Gangguan ventilasi spontan adalah penurunan cadangan energi yang
mengakibatkan individu tidak mampu bernapas secara adekuat (SDKI, 2017) . Kata kunci masalah
diangkatkannya diagnosis ini : dispnea, PCO2 meningkat, PO2 menurun, SaO2 menurun dan
penggunaan otot bantu napas.

Tinjauan Opsi Lainnya :

Opsi jawaban a “Gangguan pertukaran gas” kurang tepat.

Gangguan pertukaran gas : Kelebihan atau kekurangan oksigenasi dan/atau eliminasi karbondioksida
pada membran alveolus-kapiler. Diagnosis ini ditegakkan dengan data dispnea, hiperkapnia/
hiperkarbia, hipoksemia, pH arteri abnormal dan kadar karbon dioksida abnormal. Diagnosis ini
ditegakkan jika terjadi abnormalitas nilai AGD darah khususnya nilai pH darah arteri.

Opsi jawaban b “Pola napas tidak efektif” kurang tepat.


Pola napas tidak efektif itu secara definitif merupakan Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak
memberikan ventilasi adekuat. (SDKI, 2016). Pada pengkajian sesak napas juga dipicu dengan adanya
peningkatan pCO2 dan penurunan PO2 gas darah arteri.

Opsi jawaban d “Bersihan jalan napas tidak efektif” tidak tepat.

Bersihan jalan napas tidak efektif itu secara definitif merupakan Ketidakmampuan untuk
membersihkan sekret atau obstruksi jalan napas untuk mempertahankan jalan napas tetap paten.
(SDKI, 2016). Pada pengkajian tidak ditemukan data berupa batuk tidak efektif dan ketidakmampuan
klien mengeluarkan sekret jalan napas dan/atau produksi sputum berlebihan.

Opsi jawaban e “Resiko aspirasi” kurang tepat.

Resiko Aspirasi : Berisiko mengalami masuknya sekresi gastrointestinal, sekresi orofaring benda
cair/padat ke dlm saluran trakheobronkhial akibat disfungsi mekanisme protektif saluran nafas
(SDKI, 2016). Diagnosis ini dapat ditegakkan namun bukan merupakan masalah utama pada pasien

[28/9 19.55] +62 822-8302-1254: *SOAL 4*

Seorang perempuan (57 tahun) dilarikan ke ruang resusitasi IGD RS dengan ARDS. Hasil pengkajian :
frekuensi napas 36x/menit, PO2 62 mmHg PCO2 49 mmHg, SaO2 85% serta tampak adanya retraksi
inter costae.

Apakah masalah keperawatan yang tepat ?

a. Bersihan jalan nafas tidak efektif

b. Gangguan pertukaran gas

c. Gangguan Ventilasi spontan

d. Pola nafas tidak efektif

e. Resiko Aspirasi

[28/9 20.08] +62 822-8302-1254: Oke kita bahas yaa..

[28/9 20.08] +62 822-8302-1254: DO : frekuensi napas 36x/menit, PO2 62 mmHg, PCO2 49 mmHg,
SaO2 85% serta tampak adanya retraksi inter costae.

Data kunci diangkatkannya diagnosis *Gangguan ventilasi spontan* pada kasus : *frekuensi napas
36x/menit, PO2 62 mmHg, PCO2 49 mmHg, SaO2 85%* yang merupakan tanda mayor
diangkatkannya diagnosis Gangguan Ventilasi Spontan.

Sesuai dengan defenisinya dalam buku SDKI (2016), Ganguan ventilasi spontan adalah penurunan
cadangan energi yang mengakibatkan individu tidak dapat bernapas dengan adekuat ditandai
dengan tanda/gejala mayor : dispnea, peningkatan PCO2, penurunan SaO2, penurunan PO2 dan
peningkatan penggunaan otot bantu nafas.

Tinjauan Opsi lainnya :

Option “Bersihan jalan nafas tidak efektif” tidak tepat, karena tidak ada data penguat
diangkatkannya diagnosis berupa adanya ketidakpatenan jalan napas atau adanya keluhan
ketidakmampuan klien mengeluarkan dahaknya secara efektif.

Option “Gangguan pertukaran gas” tidak tepat, karena tidak ada data penguat diangkatkannya
diagnosis berupa abnormalitas pH darah arteri.

Option “Pola napas tidak efektif” tidak tepat, karena karena sesak napas yang dialami oleh pasien
diikuti dengan adanya penurunan PO2 dan peningkatan PCO2.

Option Resiko Aspirasi tidak tepat karena tidak adanya data yang menunjukkan resiko pemasukan
cairan gastroisntestinal, sekresi orofaring, benda cair atau padat ke dalam saluran trakeobronkial
akibat disfungsi mekanisme protektif saluran nafas.

[28/9 20.08] +62 822-8302-1254: Jawabannya adalah C. gangguan ventilasi spontan

[28/9 20.10] +62 822-8302-1254: *SOAL 5*

Seorang laki-laki (29 tahun) dibawa ke IGD pasca kecelakaan bermotor. Hasil pengkajian : frekuensi
napas 32x/menit, terdengar suara gurgling, tampak darah mengalir dari mulut, GCS 5 serta tampak
fraktur terbuka pada femur sinistra dengan perdarahan masif.

Apakah masalah keperawatan yang tepat ?

a. Bersihan jalan napas tidak efektif

b. Pola napas tidak efektif

c. Resiko syok

d. Resiko pendarahan

e. Hipovolemia

[28/9 20.18] +62 822-8302-1254: Jawaban yang tepat adalah A. Bersihan jalan napas tidak efektif

[28/9 20.18] +62 822-8302-1254: DO : Klien pasca kecelakaan bermotor, frekuensi napas 32x/menit,
adanya gurgling, perdarahan dari mulut dan femur, adanya fraktur terbuka, GCS 5
Pada pasien trauma, masalah prioritas diambil berdasarkan prinsip A, B, C,D. *Dari kasus, klien
mengalami masalah di airway berupa sumbatan jalan napas oleh cairan yang ditandai dengan bunyi
gurgling dan adanya darah yang mengalir dari mulut. Sumbatan jalan napas bila tidak diatasi segera
akan menghambat aliran napas yang akan mengancam nyawa.* Sehingga masalah keperawatan
yang tepat berdasarkan kasus adalah Bersihan Jalan Napas TIdak Efektif.

[28/9 20.21] +62 822-8302-1254: *SOAL 6*

Seorang laki-laki (60 tahun) dirawat di RS bronchitis kronik. Pasien mengalami demam hari ke-3,
rhinorrhea, dan batuk. Pasien mengalami kesulitan bernapas hingga sulit berbicara, merasa tidak
nyaman dan gelisah. Frekuensi batuk sangat sering tanpa pengeluaran sputum. Hasil auskultasi
ronkhi di kedua lapang paru.

Apakah masalah keperawatan yang tepat pada pasien ?

a. Pola napas tidak efektif

b. Bersihan jalan napas tidak efektif

c. Gangguan pertukaran gas

d. Gangguan ventilasi spontan

e. Gangguan rasa nyaman

[28/9 20.29] +62 822-8302-1254: Jawabannya adalah B. Bersihan jalan napas tidak efektif

[28/9 20.29] +62 822-8302-1254: DS:

- P/ merasa tidak nyaman

- p/ merasa gelisah

- p/ kesulitan bicara

DO:

- rhinorrhea (+)

- Batuk (+) tanpa pengeluaran sputum

- Frekuensi batuk: sangat sering

- auskultasi: ronkhi (+) di kedua lapang paru


Jawaban tepat: B. Bersihan jalan napas tidak efektif, terjadi obstruksi jalan napas oleh sputum yang
sulit dikeluarkan dibuktikan dengan batuk yang sering tanpa pengeluaran sputum tetapi hasil
auskultasi terdengar ronchi (penumpukan sekret)

Jawaban tidak tepat :

- Pola napas tidak efektif: bisa jadi, tapi kurang tepat karena bersihan jalan napas telah aktual dan
diutamakan.

- Gangguan pertukaran gas: tidak tepat, karena data PCO2 dan PO2 tidak dapat dipastikan tidak ada
masalah keseimbangan energy atau ggn kardiovaskuler

- Gangguan ventilasi spontan: tidak tepat, karena tidak ada data AGD dan tidak tampak ada
penurunan cadangan energy yang menyebabkan pernapasan tidak adekuat

- Gangguan rasa nyaman: tidak tepat, karena keluhan rasa nyaman pada pasien diakibatkan oleh
gangguan pada pernapasannya

[28/9 20.36] +62 822-8302-1254: *SOAL 7*

Seorang laki-laki (30 tahun) dirawat di RS. Pasien mengeluh dadanya berdebar-debar, sering merasa
pusing dan sesak napas. Hasil pengkajian: frekuensi nadi 106x/menit, PCO2=50, Ph=7,5, PO2=78.
Bibir tampak sianosis.

Apakah diagnosis keperawatan yang tepat pada pasien?

a. Pola napas tidak efektif

b. Gangguan pertukaran gas

c. Gangguan ventilasi spontan

d. Bersihan jalan napas tidak efektif

e. Penurunan curah jantung

[28/9 20.42] +62 822-8302-1254: Jawabn yang tepat adalah B. gangguan pertukaran gas

[28/9 20.42] +62 822-8302-1254: DS:

- P/mengeluh berdebar-debar

- p/ sering merasa pusing


- p/ merasa sesak napas

DO

- HR 106x/menit --> takikardi

- PCO2=50 --> meningkat

- PO2=78 --> menurun

- Ph=7,5 --> meningkat

- Bibir sianosis

Masalah keperawatan : *gangguan pertukaran gas*

Gangguan pertukaran gas merupakan kelebihan dan defisit eliminasi oksigen dan/atau
karbondioksida pada membran alveolar-kapiler, ditandai dengan hasil intrepretasi AGD yang
abnormal.

Jawaban tidak tepat :

- Opsi A kurang tepat. Pada kasus pasien memang mengalami perubahan pola napas tetapi juga
terjadi gangguan oksigenasi dan eliminasi karbondioksida .

- Opsi C tidak tepat. Pada kasus tekanan parsial oksigen (PO2) menurun tetapi tidak ada penurunan
volume tidal dan saturasi oksigen. Tidak ada penggunaan otot bantu pernapasan

- Opsi D tidak tepat. Pada kasus tidak ada data yang menunjukkan pasien mengalami gangguan pada
jalan napas pasien seperti sputum yang berlebih atau pasien yang tidak bisa batuk.

- Opsi E kurang tepat, beberapa data menunjukkan gejala dan tanda penurunan curah jantung,
tetapi kemudian diikuti dengan AGD abnormal dan gangguan napas. Jika dibuat prioritas
berdasarkan prinsip ABCD, maka pada kasus ini, gangguan pertukaran gas perlu diprioritaskan

[28/9 20.45] +62 822-8302-1254: *SOAL 8*

Seorang laki-laki (28 tahun) dirawat di HCU karena edema pulmonal dan luka bakar 38%. Hasil
pengkajian : pasien mengalami dyspnea, SO2 90%, PO2 68 mmHg, ronkhi (+), suara serak, sputum
berkarbon, batuk lemah (+), retraksi dinding dada (+). Luka tampak basah dan bernanah dan pasien
merintih kesakitan.

Apakah diagnosis keperawatan utama pada pasien ?

a. Gangguan integritas jaringan

b. Nyeri akut

c. Pola napas tidak efektif

d. Bersihan jalan napas tidak efektif

e. Gangguan pertukaran gas

[28/9 20.51] +62 822-8302-1254: Jawaban : D. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif

Pembahasan :

Pada kejadian kebakaran, seseorang dapat mengalami luka bakar maupun cedera lainnya terutama
inhalasi asap. Inhalasi asap adalah penyebab utama kematian akibat kebakaran. Inhalasi asap dapat
menyebabkan cedera melalui beberapa mekanisme, termasuk luka termal pada jalan nafas atas,
iritasi atau cedera kimia pada saluran udara dari jelaga, sesak napas, dan toksisitas dari karbon
monoksida (CO) dan gas lainnya seperti sianida.

Data fokus:

- pasien dyspnea

- SO2 = 90 % --> mengalami penurunan nilai saturasi oksigen (N = 94 – 100%)

- PO2 = 68 mmHg --> mengalami penurunan tekanan oksigen (N = 75 – 100 mmHg)

- Ronchi (+) --> menggambarkan adanya peningkatan sekresi di jalan napas

- suara serak / hoarseness

- sputum (+) dan berkabon --> menandakan adanya inhalasi karbon

- batuk (+) tapi lemah --> batuk tidak efektif meningkatkan resiko obstruksi jalan napas

- retraksi dinding dada (+) --> mekanisme kompensasi untuk membantu usaha inhalasi dan ekspirasi

Data tambahan:

- Luka tampak basah dan bernanah

- Pasien tampak merintih kesakitan


Jawaban tepat : Bersihan jalan napas tidak efektif b.d edema paru d.d terdapat obstruksi jalan napas
berupa cairan / sputum yang sulit dikeluarkan karena batuk tidak efektif, ronki (+), hoarseness (+).

Tinjauan Opsi Lainnya :

- Opsi Gangguan integritas jaringan: kurang tepat. Data memang menunjukkan terjadinya kerusakan
jaringan kulit yaitu luka basah dan bernanah. Diagnosis ini aktual tapi bukan diagnosis utama jika
dianalisis menggunakan prinsip ABCD. Dx ini dapat menjadi dx pendamping dx utama

- Opsi Nyeri akut: tidak tepat. Data memang menunjukkan adanya respon merintih pada pasien
karena rasa nyeri akibat luka bakar atau cedera jaringan. Pengkajian nyeri perlu diperdalam dan jika
dianalisis menggunakan prinsip ABCD maka dapat menjadi diagnosis pendamping diagnosis utama

- Opsi Pola napas tidak efektif : kurang tepat. Data-data pendukung ketidakefektifan pola napas
memang aktual seperti adanya dyspnea, retraksi dinding dada dan bunyi napas tambahan sebagai
tanda ventilasi yang tidak adekuat. Tetapi kemudian dilengkapi dengan data obstruksi jalan napas
sehingga berdasar prinsip ABCD diagnosis ini kurang tepat menjadi diagnosis utama.

- Opsi Gangguan pertukaran gas: kurang tepat. Data-data pendukung berupa penurunan PO2 dan
saturasi oksigen memang aktual, tetapi kemudian dilengkapi dengan data obstruksi jalan napas
sehingga berdasar prinsip ABCD diagnosis ini kurang tepat menjadi diagnosis utama.

[28/9 20.53] +62 822-8302-1254: *SOAL 9*

Seorang perempuan (24 tahun) pneumothorax sinistra hari pertama. Pasien mengeluh kesulitan
bernapas sejak 3 hari yang lalu terutama jika berbaring. Pasien tampak membungkuk dan bahu
pasien naik turun. Frekuensi napas 37x/menit irreguler. Pasien tampak lelah dan bertambah sesak
setelah banyak bergerak.

Apakah masalah keperawatan yang tepat pada pasien ?

a. Pola napas tidak efektif

b. Gangguan ventilasi spontan

c. Gangguan pertukaran gas

d. Bersihan jalan napas tidak efektif

e. Intoleransi aktivitas

[28/9 20.59] +62 822-8302-1254: Jawaban : A. Pola napas tidak efektif


Pembahasan :

Pneumothorax suatu kondisi dimana terdapat udara pada kavum pleura.Pada kondisi normal, rongga
pleura tidak terisi udara sehingga paru-paru dapat leluasa mengembang terhadap rongga dada.
Paru-paru akan bertambah kecil dengan bertambah luasnya pneumotoraks. Konsekuensi dari proses
ini adalah timbulnya sesak akibat berkurangnya kapasitas vital paru dan turunnya PO2.

DS:

- P/ mengeluh sulit bernapas

- p/ mengeluh kedulitan bernapas jika berbaring --> ortopnea (+)

- p/ mengeluh lelah

- p/ mengeluh makin sulit bernapas setelah banyak bergerak

DO:

- RR 37x/menit irreguler

- p/ tampak membungkuk saat bernapas

- bahu tampak naik turun

Jawaban tepat: A. Pola napas tidak efektif --> terjadi penurunan kapasitas vital pada paru akibat
pneumothorax sinistra sesuai dx medis.

Tinjauan opsi lainnya :

- Opsi B Gangguan ventilasi spontan: tidak tepat karena tidak ada data AGD dan tidak tampak ada
penurunan cadangan energy yang menyebabkan pernapasan tidak adekuat

- Opsi C Gangguan pertukaran gas: tidak tepat karena data PCO2 dan PO2 tidak dapat dipastikan
tidak ada masalah keseimbangan energy atau ggn kardiopulmovaskuler

- Opsi D Bersihan jalan napas tidak efektif: tidak ada obstruksi atau ketidakmampuan mengeluarkan
obstruksi pada jalan napas
- Opsi E Intoleransi aktivitas: tidak ada masalah keseimbangan energy atau ggn kardiovaskuler pada
kondisi pasien

[28/9 21.00] +62 822-8302-1254: Kita tarik kesimpulan :

*Sesak napas dibarengi dengan penggunaan otot bantu napas dan Pola Napas Abnormal* : Pola
Napas Tidak Efektif

*Sesak napas dibarengi dengan adanya abnormalitas hasil AGD (terutama pH darah)* : Gangguan
Pertukaran gas

*Sesak napas dibarengi dengan adanya penggunaan otot bantu napas, PCO2 meningkat/PO2
menurun tanpa adanya abnormalitas pH darah* : Gangguan Ventilasi Spontan

*Adanya ketidakmampuan pasien membersihkan jalan napas atau ketidakmampuan pasien


membersihkan jalan napas, jalan napas tidak paten dan obstruksi jalan napas* ; Bersihan Jalan
Napas Tidak Efektif.

Anda mungkin juga menyukai