Anda di halaman 1dari 9

KESEHATAN KESELAMATAN KERJA

“JOB SAFETY ANALISIS (JSA) PROSES KERJA


DAN LINGKUNGAN KERJA”
Dosen : Ns. Elang Wibisana, M. Kep.

Disusun Oleh :
1. Firda Widyasari (1814201084)
2. Habib Idrus Ali Romdoni (18142010)
3. Jihan Fitriah (1814201087)
4. Wanda Alma’Idah T (1814201061)

PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG
2019/2020

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta hidayahNya. Sehingga penyusunan makalah ini dapat
diselesaikan dengan baik dan selesai pada waktunya.

Penulis berharap makalah ini bermanfaat bagi dari kami khususnya dan untuk
pembaca pada umumnya sebagai bahan wacana untuk menambah kebutuhan
masiswa yang mengambil mata kuliah ini dan sebagai bahan wacana untuk
menambah pengetahuan mahasiswa tentang hal yang berhubungan dengan
pentingnya managemen resiko K3 pada perawat. Dengan sega kerendahan hati,
saran dan kritik yang konstruktif dan membangun sangat kami harapkan dari para
pembaca guna peningkatan pembuatan makalah ini dan pada tugas lainnya.
Atas perhatiannya kami ucapkan Terimakasih.

Tangerang, 01 oktober 2019

penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………… ii

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………. iii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 latar belakang……………………………………………………….. 1


1.2 Rumusan masalah…………………………………………………… 1
1.3 Tujuan……………………………………………………………….. 1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 potensi bahaya setiap tindakan………………………………………. 2

2.2 Level Risiko dan Rekomendasi pengendalian/control……………….. 4

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ………………………………………………………… 5

3.2 Saran ……………………………………………………………….. 5

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………... 6

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan kerja (Occupational Health) merupakan bagian dari
keselamatan dan kesehatan kerja (Occupational Safety and Health) yang
bertujuan agar pekerja selamat, sehat, produktif, sejahtera dan berdaya saing
kuat (Evryanti, 2012). Penelitian yang dilakukan oleh Rival (2012) di
Amerika Serikat diperoleh petugas pelayanan kesehatan di RS yang menderita
luka tusuk jarum suntik dan luka akibat alat medis tajam lainnya sebanyak
385.000 kasus per tahun atau 1.000 kasus per hari. Berdasarkan penelitian
yang dilakukan oleh Christlevica, et.al. (2016) membuktikan bahwa dari 225
perawat,yang bekerja di unit psikiatri sebuah rumah sakit di Jepang, 61,8%
diantaranya mengalami kekerasan fisik maupun verbal (verbal abuse) dari
pasien. Ada juga tindak kekerasan yang dialami oleh perawat Instalasi Gawat
Darurat (IGD), dimana kekerasan secara verbal (79.6%), ancaman secara
verbal (55.5%), dan kekerasan secara fisik (41.1%). Sebanyak 82.3% perawat
mengalami kekerasan secara verbal seperti diteriaki, diremehkan, dihina dan
diancam. Kekerasan fisik yang dialami seperti ditendang, ditampar, didorong
dan ditolak sebanyak 73.9% (Christlevica, et.al. 2016).

B. Rumusan Masalah
a) Potensi bahaya dalam setiap tindakan yaitu?
b) Tingkat Keparahan dan Kemungkinan Bahaya yaitu?

C. TUJUAN
a. Mengetahui akan potensi bahaya dalam setiap tindakan
b. Mengetahui keparahan dan kemungkinan bahaya

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 potensi bahaya setiap tindakan

No Tahapan Pekerjaan Potensi Bahaya

1. Menyiapkan peralatan medis 1) Terusuk alat medis yang


1) Mencuci/mensterilkan alat ujungnya tajam
2) Lecet pada pergelangan tangan
3) Melepuh pada tangan saat
mengambil
peralatan medis di alat steril yang
masih panas
4) Terpercik air panas pada saat
mensterilkan alat

2) Mengatur alat-alat diatas troley 1) Terjatuh alat-alat pada saat


mengatur diatas htrolley
2) Tertusuk alat medis yang
berujung tajam pada saat mengatur
diatas troley
3) Mendorong Troley

3) Mendorong Troley 1) Tergelincir


2) Nyeri pada otot pinggang dan
otot lengan

4) Menyiapkan tensi dan stetoskop 1)Terjatuh dengan Tensi dan


stetoskop

5) Mengatur monitor unit 1) Tersengat listrik


2) Terlilit kabel listrik
6) Mengatur dan menyiapkan
suction
2. Melayani pasien baru
1) Memindahkan pasien dari 1) Nyeri pinggang
mobil ke brankar/kursi roda 2) Tergelincir

2
2) Mendorong brandkar/kursi 1) Nyeri pinggang
roda ke dalam ruangan 2) Tergelincir

3) Memindahkan pasien dari kursi


roda ke meja pemeriksaan 1) Nyeri pinggang
2) Tergelincir
3. Melakukan Tindakan Medis
1) Melakukan anamnesa pasein dan 1) Terinfeksi penyakit menular
keluarga
2) Melakukan pemeriksaan fisik 1) Terinfeksi penyakit menular
3) Memberikan suntikan 1) Tertusuk jarum suntik
4) Menggunakan Stetoskop 1) Gangguan pada telinga

5) Menggunakan Ventilator 1) Terasengat listrik


2) Terlilit kabel listrik 2) Terlilit kabel listrikt
6) Menggunakan EKG 1) Terasengat
listrik
2) Terlilit kabel listrik

3
2.2 Level Risiko dan Rekomendasi pengendalian/kontrol

Tahapan Pekerjaan Potensi Bahaya Tingkat resiko Hiraechy of risk Pengendalian/


control Rekomendasi
Menyiapkan peralatan 1. Terusuk alat 6 administrasi 1. Membuat SOP
medis medis yang Resiko sedang pencucian
1. Mencuci/mens ujungnya peralatan
t erilkan alat tajam 2. Safety briefing
sebelum

2. Lecet pada 8 APD Menggunakan


pergelangan Resiko tinggi handscoon
tangan

3. Melepuh 8 APD, Eliminasi Menggunakan


pada tangan Resiko tinggi handscoon
saat
mengambil
peralatan
medis di
alat steril
yang masih
panas
6 APD Menggunakan
Resiko sedang handscoon

4
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Hasil identifikasi potensi bahaya pada tahapan pekerjaan di UGD
RSUD Kota Kotamobagu yaitu : terdapatnya potensi bahaya dan
gambaran bervariasi akan tingkat keparahan dan risiko kemungkinan
bahaya pada tahapan pekerjaan : menyiapkan peralatan medis,
membawa pasien untuk melakukan pemeriksaan penunjang,
memberikan pertolongan pada pasien gawat darurat dengan melakukan
bls (basic life support), menjelaskan hasil anamnesa kepada pasien dan
keluarga dan pada saat perawat dan dokter menjelaskan alur pelayanan
di rumah sakit.
2. Hasil rekomendasi berdasarkan hirarki pengendalian risiko terhadap
potensi bahaya yang ditemukan di UGD RSUD Kota Kotamobagu
yaitu menghilangkan hazard (elimination), mengganti hazard
(substitusi), pengendalian secara teknik (engineering controls),
pengendalian secara administratif (administrative controls), dan
penggunaan alat pelindung diri (APD).

B. Saran
1. Bagi pihak RSUD Kota Kotamobagu agar memberikan sosialisasi dan
pelatihan tentang manajemen K3 rumah sakit kepada semua pegawai
di RS agar pegawai rumah sakit mengetahui risiko kecelakaan kerja di
RS.
2. Bagi pihak RSUD Kota Kotamobagu agar membentuk instalasi K3
rumah sakit, yang bertujuan untuk menilai risiko kecelakaan kerja

5
yang terjadi di lingkungan RS dan membuat analisis metode potensi
bahaya sesuai dengan metode JSA agar dokter dan perawat
DAFTAR PUSTAKA

http://ejournalhealth.com/index.php/paradigma/article/download/7599/
745

Anda mungkin juga menyukai