Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada tubuh orang sakit, kita harus
terlebih dahulu mengetahui struktur dan fungsi tiap alat dari susunan tubuh manusia
yang sehat dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya struktur indra pendengaran.
ndra pendengaran merupakan salah satu alat pancaindra untuk mendengar. Maka dari
itu kelompok kami mencoba menjelaskan tentang bagian-bagian telinga, fisiologi
pendengaran, proses pendengaran dan gangguan pendengaran. Mengingat
indra pendengaran sangat penting bagi manusia, maka besar harapan kelompok
kami dengan adanya makalah ini mampu menambah pengetahuan mengenai materi
indra pendengaran.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa sajakah anatomi telinga ?
1.2.2 Bagaimana cara fisiologi pendengaran ?

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Memenuhi tugas mata ajar ” Anatomi Fisiologi Telinga”
1.3.2 Untuk mengetahui bagian-bagian dari telinga
1.3.3 Untuk mengetahui fisiologi pendengaran

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.2 Pengertian Indra Pendengaran

Telinga adalah organ pengindraan dengan fungsi ganda dan kompleks. Indra
pendengaran berperan penting pada partisipasi seseorang dalam aktivitas kehidupan
sehari-hari sangat penting untuk perkembangan normal dan pemeliharaan bicara, dan
kemampuan berkomunikasi dengan orang lain melalui bicara tergantung pada
kemampuan mendengar.

Indra pendengaran merupakan salah satu alat pancaindra untuk mendengar. Anatomi
telinga terdiri dari telinga bagian luar, tengah, dan dalam.

Indra pendengaran adalah alat indra yang memiliki fungsi untuk mendengar suara
yang ada di sekitar dan telinga merupakan indra pendengaran yang menerima
rangsangan berupa (fonoreseptor). Dan menjadi alat keseimbangan tubuh.

2.3 Anatomi dan Fisiologi Telinga

2
Telinga dibagi menjadi tiga bagian:

1. Telinga Luar
2. Telinga Tengah
3. Telinga Dalam

2.3.1 Anatomi telinga luar

Telinga luar, yang terdiri dari aurikula (atau pinna) dan kanalis auditorius eksternus,
dipisahkan dari telinga dengan oleh struktur seperti cakram yang dinamakan
membrane tipani ( gendang telinga ). Telinga terletak pada dua sisi kepala kurang
lebih setinggi mata. Aurikulus melekat kesisi kepala oleh kulit dan tersusun
terutama oleh kartilago, kecuali lemakdan jaringan bawah kulit pada lobus telinga.
Aurikulus membantu pengumpulan gelombang suara dan perjalanannya sepanjang
kanalis auditorius eksternus. Tepat didepan meatus auditorius eksternus adalah
sendi temporomandibular. Kaput mandibula dapat dirasakan dengan meletakan
ujung jari meatus auditorius eksternus ketika membuka dan menutup mulut. Kanalis
auditorius eksternus panjangnya sekitar 2,5 cm. sepertiga lateral mempunyai
kerangka kartilago dan fibrosa padat dimana kulit terlekat. 2/3 medial tersusun atas
tulang yang lapisi kulit tipis. Kanalis auditorius eksternus berakhir pada membrane

3
timpani. Kulit dalam kanal mengandung kelenjar khusus, glandula seruminosa, yang
mengsekresi substansi seperti lilin yang disebut serumen. Mekanisme pembersihan
diri telinga mendorong sel kulit tua dan serumen kebagian luar telinga. Serumen
nampaknya mempunyai sifat anti bakteri dan memberikan perlindungan bagi kulit.

2.2.2 Anatomi telinga tengah

Teliga tengah tersusun atas membrane timpani (gendang telinga) disebelah


lateral dan kapsul otik disebelah medial; celah teliga tengah terletak diantara

4
keduanya. Membrane timpani terletak pada akhiran khanalis auditorius
eksternus dan menandai batas lateral telinga tengah. Membrane ini, yang
diameternya sekitar 1 cm dan sangat tipis, normalnya berwarna, kelabu mutiara
dan translusen.

Telinga tengah merupakan rongga berisi udara yang merupakan rumah bagi
osikuli ( tulang telinga tengah) dan dihubungkan dengan tuba eustachii ke
nasofaring. Juga berhubungan dengan beberapa sel berisi udara dibagian
mastoid tulang temporal. Telinga tengah mengandung tiga tulang terkecil
(osikuli) ditubuh : malleus, inkus, dan stapes. Osikuli dipertahankan pada
tempatnya oleh persendian, otot, dan ligament, yang membantu hantara suara.
Ada dua jendela kecil (jendela oval dan bulat ) di dinding medial telinga tengah,
yang memisahkan yang memisahkan telinga tengah dengan telinga dalam.
Bagian dataran kaki stapes menjejak pada jendela oval, dimana suara
dihantarkan ketelinga tengah. Jenndela bulat memberikan jalan keluar getaran
suara. Jendela bulat ditutupi oleh membrane yang sangat tipis, dan dataran kaki
stapes ditahan oleh annulus yang agak tipis, atau struktur terbentuk cincin. Baik
annulus jendela bulat maupun jendela oval sangat mudah mengalami robekan.
Bila ini terjadi, cairan dari telinga dalam dapat mengalami kebocoran ke telinga
tengah; kondisi ini dinamakan fistula perilimfe.

Tuba eusthacii, yang lebarnya sekitar 1mm dan panjangnya sekitar 35mm,
menghubungkan telinga tengah ke nasofaring. Normalnya tuba eusthacii selalu
tertutup, namun dapat terbuka akibat kontraksi otot palatum ketika melakukan
manufer valsava atau dengan menguap atau menelan. Tuba bertindak sebagai
saluran drainase untuk sekresi normal dan abnormal telinga tengah dan
menyeimbangkan tekanan dalam telinga tengah dengan tekanan atmosfer.

5
2.2.3 Anatomi telinga dalam

6
Telinga dalam tertanam jauh di dalam bagian petrous tulang temporal. Organ
untuk pendengaran (koklea) dan keseimbangan (kanalis semisirkularis), begitu
juga saraf cranial VIII (nerfus spasikokleofestibuler), semuanya merupakan
bagian dari kompleks anatomi ini. Koklea dan kanalis semisirkularis bersama-
sama menyusun tulang labirint. Ketiga kanalis semisirkularis posterior, superior
dan lateral terletak membentuk sudut 90° satu sama lain dan mengandung organ
reseptor yang berhubungan dengan keseimbangan. Organ akhir resetor ini di
stimulasi oleh perubahan kecepatan dan arah gerakan seseorang.

Koklea berbentuk seperti rumah siput dengan panjang sekitar 3,5cm dengan dua
setengah lingkaran spiral dan mengandung organ akhir untuk pendengaran,
dinamakan organ corti. Didalam tulang labirint, namun tidak sempurna
mengisinya, terletak labirint membranosa. Labirint membranosa terendam dalam
cairan yang dinamakan perilimfe, yang berhubungan langsung dengan cairan
serebrospinal dalam otak melalui akua duktus koklearis. Labirint membranosa
tersusun atas utrikulu, akulus, dan kanalis semisirkularis, duktus koklearis, dan
organan corti. Labirint membranosa memegang cairan yang dinamakan
endolimfe. Terdapat keseimbangan yang sangat tepat antara perilimfe dan
endolimfe dalam telinga dalam: banyak kelainan telinga dalam terjadi bila
keseimbangan ini terganggu. Percepatan angular menyebabkan gerakan dalam
cairan telinga didalam kanalis dan merangsang sel-sel rambut labirint
membranosa. Akibatnya terjadi aktifitas elektris yang berjalan sepanjang cabang
festibular nerfus cranialis VIII ke otak perubahan posisi kepala dan percepatan
linear merangsang sel-sel rambut utrikulus. Ini juga mengakibatkan aktivitas
elektris yang akan dihantarkan ke otot oleh nerfus cranialis VIII. Di dalam
kanalis auditorius internus, nerfus koklearis (akustik), yang muncul dari koklea,
bergabung dengan nerfus festibularis, yang muncul dari kanalis semisirkularis,
urtikulus, dan sakulus, menjadi nerfus koklearis (nerfus cranialis VIII). Yang
bergabung dengan nerfus ini di dalam kanalis auditorius internus adalahh nerfus
fasialis (nerfus cranialis VIII). Kanalis auditorius internus membawa nerfus
tersebut dengan asupan darahnya ke batang otak.

7
2.3 Fisiologi Fungsional Jendela Oval dan Bulat

Memegang peran yang penting. Jendela oval dibatasi oleh anular fleksibel dari stapes dan
membrane yang sangat lentur, memungkinkan gerakan penting, dan berlawanan selama
stimulasi bunyi, getaran stapes menerima impuls dari membrane timpani bulat yang
membuka pada sisi berlawanan duktus koklearis dilindungi dari gelombag bunyi oleh
membran timpani yang uttuh jadi memungkinkan gerakan cairan telinga dalam oleh
stimulasi gelombang suara. Pada membrane timpani utuh yang normal suara merangsang
jendela oval dulu, dan terjadi jedai sebelum efek terminal stimulasi mencapai jendela
bulat. Namun waktu jeda akan berubah bila ada perporasi pada membrane timpani yang
cukup besar yang memungkinkan gelombang bunyi merangsang kedua jendela oval dan
bulat bersamaan. Ini mengakibatkan hilangnya jeda dan menghambat gerakan maksimal
motilitas cairan telinga dalam dan rangsangan terhadap sel-sel rambut pada organ corti.
Akibat terjadi penurunan kemampuan pendengaran.

Gelombang bunyi dihantarkan oleh membrane timpani ke osikulius telinga tengah yang
akan dipindahkan ke koklea, organ pendengaran, yang terletak dalam labirint di telinga
dalam. Osikel yang penting, stapes, yang menggo dan memulai getaran (gelombang)
dalam cairan yang berada dalam telinga dalam gelombang cairan ini, pada gilirannya,
mengakibatkan terjadinya membrane basilaris yang akan merangsang sel-sel rambut
organ corti, dalam koklea, bergerak seperti gelombang. Gerakan membrane akan
menimbulkan arus listrik yang akan merangsang berbagai daerah koklea. Sel rambut akan
memulai impuls saraf yang terah di kode dan kemudian diantarkan ke korteks auditorius
dalam otak, dan kemudian didedkode menjadi pesan bunyi.

Pendengaran dapat terjadi dalam 2 cara. Bunyi yang dihantarkan melalui telinga luar dan
telinga yang terisi udara berjalan melalui konduksi udara. Suara yang dihantarkan melalui
tulang secara lamngsung ke telinga dalam degan cara konduksi tulang. Normalnya,
konduksi udara merupakan jalur yang lebih efisien; namun adanya defek membrane

8
timpani atau terputusnya rantai osikulus akan memutuskan konduksi udara normal dan
mengakibatkan hilangnya rasio tekanan suara dan kehilangan pendegaran konduktif.

2.4 Saraf Pendengaran

Nervus auditorius mengumpulkan sensibilitas dan bagian vestibuler rongga telinga dalam
yang mempuyai hubungan dengan keseimbangan. Bergerak menuju nucleus vestibularis
yang berada pada titik pertemuan antara pons dan medulla oblongata (serebelum). Bagian
koklearis pada auditori saraf pendengaran, serabut saraf dipancarkan ke nucleus di
belakang thalamus, menuju korteks otak (bagian temporalis).

9
serabut dari ganglion spinalis organ corti masuk ke nukleus koklearis yang terletak pada
bagian atas medulla oblongata. Pada tempat ini semua serabut bersinaps dan neuron
tingkat dua berjalan terutama ke sisi yang berlawanan dari batang otak dan berakhir di
nucleus olvarius superior. Beberapa serabut tingkat kedua lainnya juga berjalan ke
nukleus olvarius superior pada sisi yang sama. Dari nukleus tersebut, berjalan ke atas
melalui lemniskus lateralis. Beberapa serabut berakhir di nukleus lemniskus lateralis,
tetapi sebagian besar melewati nukleus ini dan berjalan ke kolikulus inferior, tempat
hamper semua serabut pendengaran bersinaps. Dari sini jaras berjalan ke nukleus
genikulatum medial, tempat semua serabut bersinaps. Akhirnya,, jaras berlanjut melalui
radiasio auditorius ke korteks auditorik, yang terutama terletak pada girus superior lobus
temporalis.

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Organ pendengaran merupakan organ yang komplek pada bagian tubuh


manusia. Hal itu terlihat dari struktur anatomi, bahasan tentang fisiologi, proses
mendengar yang rumit dan berbagai gangguan yang dapat ditimbulkan oleh sistem
pendengaran.

Telinga mempunyai reseptor khusus untuk mengenali getaran bunyi dan untuk
keseimbangan. Ada tiga bagian utama dari telinga manusia, yaitu bagian telinga luar,
telinga tengah, dan telinga dalam.

3.2 Saran

3.2.1 Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya.

3.2.2 Semoga dengan adanya materi pada makalah ini bisa menunjang pambelajaran
dan diskusi didalam kelas.

3.2.3 Penyusun makalah mengharapkan kritik dan saran yang membangun bagi
kelancaran dan kesempurnaan penyusunan makalah berikutnya.

11
Daftar Pustaka

 Smeltzer, Suzanne C, Brenda G. Bare. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.
Jakarta: EGC.
 Blumenthal, Luise H. 2007. Atlas Anatomi. Jakarta: Djambatan.

12

Anda mungkin juga menyukai