Anda di halaman 1dari 6

Teori Ilmu sosial Keluarga

1. Teori Struktural fungsional


Kerangka struktural fungsional mendefinisikan keluarga sebagai sebuah sistem sosial
dan oleh beberapa ahli teori kelaurga dianggap sebagai bentuk paling awal dari teori
sistem ( broderick, 1993 ). Fokus utamanya adalah pada bagaimana pola keluarga
dikaitkan dengan lembaga masyarakat lain dan dengan keseluruhan struktur dalam
masyarakat ( Nye & Bererdo, 1981). Penekanan diletakkan pada fungsi dasar keluarga,
yaitu ekonomi, reproduksi, perlindungan, budaya, sosialisasi, pewarisan status,
hubungan dan fungsi kesehatan. Isu utama teori struktural fungsional adalah seberapa
baik struktur keluarga memungkinkan keluarga melaksanakan fungsinya. Asumsi
perpektif ini mencakup :
a. Keluarga adalah suatu sistem sosial dengan kebutuhan fungsi
b. Keluarga adalah suatu kelompok kecil yang memiliki gambaran umum yang biasa
ada pada semua kelompok kecil
c. Sistem sosial seperti keluarga memenuhi fungsi melayani individu selalin fungsi
melayani masyarakat
d. Individu bertindak sesuai dengan serangkaian norma dan nilai yang
terinternalisasi yang dipelajari terutama dalam keluarga melalui sosialisasi

Penyakit yang dialami satu anggota keluarga menyebabkan perubahan struktur dan
fungsi keluarga. Pengkajian termasuk menentukan apakah perubahan akibat penyakit
mempengaruhi kemampuan keluarga menjalankan fungsi dalam keluarga.

Kekuatan utama pendekatan pendekatan struktural fungsional bagi praktik


keperawatan keluarga adalah bahwa pendekatan ini bersifat komprehensif dan
memandang keluarga dalam konteks komunitas yang lebih luas. Sementara itu,
kelemahan utama pendekatan ini adalah pandangan statisnya, yang cenderung
memandang keluarga pada satu waktu bukan sebagai sebuah sistem yang berubah
seiring dengan waktu.

2. Teori Sistem
Pendekatan untuk memahami keluarga ini dipengaruhi oleh teori yang berasal dari
teori fisika dan biologi oleh von Bertalanffy ( 1950, 1968, dalam Mercer, 1989 ).
Sebuah sistem terdiri dari serangkaian unsur serangkaian unsur yang saling terkait;
setiap sistem dikenali sebagai suatu yang berbeda dari lingkungan tempat munculnya
sistem tersebut. Asumsi perspektif sistem yang diterapkan pada sistem keluarga
meliputi :
a. Sistem keluarga lebih besar daripada dan berbeda dari jumlah bagiannya.
b. Terdapai hierarki dalam sistem keluarga dan antara subsistem dan keluarga serta
komunitas.
c. Terdapat batasan dalam sistem keluarga dan batasan tersebut dapat terbuka,
tertutup, atau acak.
d. Sistem keluarga mengalami peningkatan kompleksitas sepanjang waktu, yang
terjadi guna memungkinkan kemampuan adaptasi, toleransi terhadap perubahan,
dan pertumbuhan melalui diferensiasi yang lebih besar.
e. Sistem keluarga berubah secara konstan sebagai respon terhadap stres dan
ketegangan dari lingkungan dalam maupun luar.
f. Hubungan sebab akibat dimodofikasi oleh umpan balik; oleh karena itu hubungan
sebab akibat linear tidak pernah terdapat dalam dunia nyata
g. Pola sistem keluarga berbentuk sirkualar dan bukan linear, oleh karena itu
perubahan harus diarahkan pada bentuk siklus
h. Sistem keluarga adalah suatu keseluruhan yang terorganisir dengan indiviu dalam
keluarga menjadi saling bergantung dan berinteraksi
i. Sistem keluarga memiliki gambaran homeostasis untuk mempertahankan pola
stabil ynag dapat bersifat adaptif maupun maladaptif

Perawat ynag menggunakan perspektif ini mengkaji pengaruh penyakit atau cedera
terhadap keseluruhan sistem keluarga dan pengaruh timbal balik keluarga terhadap
penyakit atau cedera ( Wright dan leahey, 2000). Perspektif ini berfokus pada
keseluruhan sistem bukan individu. Teori ini melihat proses di dalam keluarga bukan
konteks dan hubungan antara bagian keluarga. Dua keterbatasan pemakaian orientasi
teoritis ini adalah :

a. Teori ini sangat luas dan umum, dan harus disusun konsep dan pedoman praktik
yang lebih spesifik dari luar teori
b. Pendekatan ini mungkin tidak terlalu membantu seperti teori yang ditujukan untuk
individu guna membahas masalah klien individu
3. Teori perkembangan keluarga
Tahap perkembangan diperkenalkan oleh Freud dan dikembangkan oleh Erikson,
Piaget dan lainnya. Asumsi dasar model perkembangan meliputi :
a. Tugas yang berbasis perkembangan terjadi pada periode tertentu
b. Keberhasilan pencapaian tugas perkembangan mengarah pada kebahagiaan dan
keberhasilan tugas selanjutnya
c. Kegagalan pencapaian tugas perkembangan mengarah pada ketidakbahagiaan,
penolakan, atau kesulitan dalam mencapai tugas selanjutnya

Konsep perkembangan meliputi perpindahan ke tingkat fungsi yang lebih tinggi, yang
menyiratkan kemajuan satu arah. Kelompok kecil yang disebut keluarga memiliki
riwayat kehidupan yang dapat ditebak yang ditunjukkan oleh beberapa tahap.

Teori perkembangan adalah suatu upaya untuk memperluas kerangka struktural


fungsional dan interaksional. Tujuannya adalah untuk menggabungkan analisis
berskala kecil dan besar dari dua buah pendekatan lainnya pada saat memangdang
keluarga sebagai sebuah sistem terbuka dalam hubungannya dengan konfigurasi lain
di masyarakat ( Jones & Dimond, 1982 ).

Perawat keluarga harus mengenali bahwa dalam setiap keluarga terdapat tugas
perkembangan individu dan keluarga yang perlu dicapai pada setiap tahap siklus
kehidupan keluarga. Asumsi dasarnya terdiri dari :

a. Keluarga berubah dan berkembang dalam cara yang berbeda karena


stimulasi/tuntutan internal dan lingkungan
b. Tugas perkembangan adalah tujuan yang diupayakan dicapai dan bukan tugas
tertentu yang diselesaikan sesegera mungkin
c. Setiap keluarga memiliki komposisi dan kompleksitas yang unik dalam hal
harapan peran dan posisi menurut usia
d. Individu dan keluarga adalah sebuah fungsi pada lingkungan riwayat mereka dan
pada konteks sosial saat ini.
e. Keluarga memiliki kesamaan yang cukup banyak meskipun mereka memiliki
keunikan untuk menggambarkan perkembangan keluarga selama rentang
kehidupan
f. Keluarga dapat mencapai tingkat perkembangan yang sama melalui proses yang
cukup berbeda
Kekuatan utamanya adalah pendekatan tersebut meberikan dasar untuk merupakan
apa yang akan dialami keluarga pada suatu periode dalam siklus kehidupan
keluarga. Sementara itu kelemahan utamanya adalah fakta bahwa model tersebut
dikembangkan pada saat keluarga inti tradisional masih ditekankan. Karena
terdapat perbedaan penting mengenai tahap dan isu perkembangan keluarga dalam
berbagai bentuk keluarga, perawat keluarga harus menggunakan model
perkembangan yang tepat untuk keluarga tertentu dalam mengevaluasi fungsi
keluarga.

4. Teori Iterkasional Keluarga


Blumer ( 1969, hal.2 ) membuat tiga buah asumsi dasar yang sangat penting untuk
teori interaksi simbolik, yaitu :
a. Manusia melakukan hal tindakan berdasarkan pada makna hal tersebut pada
mereka
b. Makna dari tindakan tersebut berasal dari interaksi sosial yang dimiliki seseorang
dengan kawannya
c. Makna ini ditangani dan dimodifikasi malalui sebuah proses interpretasi yang
digunakan seseorang dalam mengahadapi sesuatu yang ia temui

Pendekatan interaksional menekankan kelenturan dan kemungkinan peran ( Klein &


White, 1996 ). Pendekatan ini mengasumsikan bahwa individu tidak sekadar
menjalankan sebuah peran tapi menciptakan peran mereka sendiri melalui interaksi
dengan orang lain ( Turner, 1970 ). Anggota keluarga membangun peran mereka
sendiri melalui harapan peran yang telah mereka pelajari dan melalui interaksi dengan
orang lain tentang harapan peran.

Pengkajian keluarga di dalam suatu kerangka interaksional menekankan pengkajian


interaksi/komunikasi antara dan diantara anggota keluarga; peran keluarga dan
analisis kekuatan; koping keluarga; hubungan antara pasangan menikah/orang dewasa,
saudara kandung, orang tua, dan anak-anak; dan pola sosialisasi keluarga.

5. Teori Stres Keluarga


Model stres keluarga berhubungan dengan situasi pelayanan kesehatan karena
penyebaran penyakit yang berkaitan dengan stres yang dialami keluarga ( Artinian,
1994 ). Definisi keluarga tentang peristiwa menentukan bagaimana peristiwa tersebut
dihadapi oelh keluarga dan seberapa besar stres yang ditimbulkan peristiwa tersebut
bagi keluarga. Poin terakhir ini penting karena kadangkala perawat tidak dapat
memahami dari sudut realita situasi alasan mengapa keluarga dapat bereaksi dengan
cara tertentu terhadap suatu peristiwa. Asumsi model stres keluarga terdiri atas
( Artinian, 1994 ) :
a. Peristiwa yang tidak diharapkan atau tidak direncanakan biasanya dianggap
sebagai peristiwa yang menimbulkan stres
b. Peristiwa dalam keluarga, seperti penyakit serius dan peristiwa yang didefinisikan
sebagai peristiwa yang menimbulkan stres, dapat lebih mengganggu daripada
stresor yang terjadi diluar keluarga, seperti perang, banjir, atau depresi.
c. Kurangnya pengalaman terdahulu dalam menghadapi peristiwa yang
menimbulkan stres menyebabkan peningkatan persepsi stres
d. Peristiwa yang menimbulkan stres yang ambigu dapat lebih membuat stres
dibandingkan peristiwa non-ambigu

Kekuatan utama kerangka ini adalah bahwa kerangka teori ini cukup mudah dipahami
dan kerangka tersebut sesuai dengan apa yang dilihat dan dilakukan perawat dalam
lingkungan klinis. Model ini menekankan bahwa persepsi terhadap stresor lebih
penting daripada realita objektif dan dengan mengidentifikasi sumber dan kekuatan,
dapat dibangun pendekatan keperawatan keluarga yang memberdayakan keluarga.

6. Teori Berubah
Perawat keluarga bekerja dengan keluarga untuk memfasilitasi perubahan dan, oleh
karena itu, perlu untuk memahami penerapan teori berubah karena toeri tersebut akan
diterapkan pada keluarga, baik dalam hal perubahan struktur keluarga maupun dalam
hal perubahan perilaku kesehatan keluarga. Maturana ( 1978 ) menyatakan bahwa
perubahan adalah suatu perubahan dalam struktur keluarga yang terjadi sebagai
kompensasi akibat munculnya kecemasan dan bertujuan untuk mempertahankan
struktur.
Wright & Leahey ( 2000 ) menawarkan sejumlah konsep yang berhubungan dengan
teori berubah yang membantu perawat keluarga dam melaksanakan praktiknya.
a. Perubahan bergantung pada persepsi terhadap masalah
b. Perubahan ditentukan oleh struktur
c. Perubahan bergantung pada ruang lingkup
d. Perubahan bergantung pada tujuan penyerta terapi
e. Pemahaman itu sendiri tidak menyebabkan perubahan
f. Perubahan tidak terjadi tidak terjadi secara sama pada seluruh anggota keluarga
g. Perawat bertanggung jawab untuk memfasilitasi perubahan
h. Perubahan terjadi dengan adanya “ kesesuaian “ antara pemberian terapi
( intervensi ) dari perawat dan struktur biopsikososial-spiritual anggota keluarga.
i. Perubahan dapat disebabkan oleh banyak sekali penyebab.

Banyak teori perubahan perilaku kesehatan menunjukkan bahwa keluarga adalah


pengaruh utama baik pada status kesehatan maupun pada perilaku kesehatan anggota
keluarga. Selain itu, banyak teori perubahan perilaku kesehatan menyatakan bahwa
dukungan keluarga adalah unsur penting dalam keberhasilan individu anggota
keluarga dalam melakukan dan mempertahankan perilaku kesehatan baru.

Anda mungkin juga menyukai