Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN PENELITIAN

“Pemberdayaan Limbah Rumah Tangga Oleh Masyarakat Perumahan


Lemigas Depok, Jawa Barat ”

DISUSUN OLEH KELOMPOK 5 :

1. Dhea Novia Nabila


2. Elizcarl Izerina Grazeldy
3. Frisil Octavia
4. Gina Alya Nabilah
5. Kristin Agustina
6. Nadya Dewanti O
7. Najwa Nashifa
8. Theresia Chantika
9. Yunita Ababil

SMA NEGERI 6 DEPOK


TAHUN AJARAN 2018/2019
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR

Segala puji serta syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan dan
memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah penelitian sosiologi yang berjudul “Pemberdayaan Limbah Rumah
Tangga Oleh Masyarakat Perumahan Lemigas Depok, Jawa Barat ”. Tugas ini
bertujuan agar semua masyarakat dapat peduli terhadap lingkungan sekitar.

Tugas ini dilakukan untuk mendapatkan nilai yang diharapkan dari mata pelajaran
Soiologi yang di ajarkan oleh Ibu Sri Irlandarini, S.Sos di SMAN 6 Depok.Kami
menyadari sepenuhnya bahwa penyelesaian tugas ini tidak hanya hasil dari tugas
sendiri melainkan berkat kerjasama teman sekelompok dan dorongan dari
berbagai pihak baik secara material maupun spiritual.

Oleh Karena itu dengan segala hormat kami ingin mengucapkan terimakasih
kepada:
1. Tuhan YME
2. Teman sekelompok
3. Narasumber yang dengan senang hati memberi tanggapan dan menjawab
saat wawancara.

Kami menyadari bahwa tugas ini masih banyak kekurangan dan kelemahan. Oleh
karena itu, dengan kerendahan dan ketulusan hati kami berharap akan adanya
kritik dan saran yang bersifat membangun untuk perbaikan tugas ini sehingga
hasil tugas ini dapat memberikan kontribusi untuk meningkatkan kualitas dan
mutu pendidikan.

Semoga segala bimbingan dan dukungan dari semua pihak mendapat balasan dari
Allah SWT.

Depok, 29 Januari 2019


DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di era yang serba modern ini, masyarakat cenderung meremehkan hal-hal


kecil terutama limbah rumah tangga. Padahal, limbah rumah tangga merupakan
salah satu masalah utama yang mengganggu keseimbangan alam. Menumpuknya
limbah rumah tangga bisa saja menyebabkan polusi yang berkepanjangan
sehingga berakibat negatif bagi masyarakat di sekitarnya. Berbagai upaya
dilakukan untuk mengurangi dan mengatasi permasalahan limbah rumah tangga.
Salah satunya adalah dengan adanya pemberdayaan masyarakat yang mengelola
limbah rumah tangga untuk dapat dimanfaatkan.

Pemberdayaan masyarakat adalah proses pembangunan sumber daya


manusia atau masyarakat itu sendiri dimana masyarakat berinisiatif dan
berpartisipasi untuk memulai suatu proses kegiatan sosial guna memperbaiki
situasi dan kondisi diri sendiri agar lebih baik dari waktu sebelumnya.

Limbah rumah tangga adalah limbah yang dihasilkan oleh kegiatan rumah
tangga yang berasal dari dapur, kamar mandi dan limbah bekas industri rumah
tangga seperti sisa-sisa sayuran, kertas, kardus atau karton. Limbah ini berpotensi
merusak kelestarian alam dan lingkungan apabila jumlahnya tidak terkendali dan
tidak ada upaya untuk mengendalikannya.

Permasalahan limbah rumah tangga di kota Depok menjadi salah satu


permasalahan serius dimana setiap harinya terdapat 100 ton limbah rumah tangga
yang mendominasi kota. Permasalahan inilah yang melatarbelakangi masyarakat
di kota Depok untuk melakukan sebuah pergerakan, dimulai dari pembentukan
suatu komunitashingga mendirikan bank sampah. Keberadaan bank sampah ini
mendapat respon yang baik dari masyarakat. Dengan adanya bank sampah,
masyarakat dapat mengurangi jumlah limbah di lingkungan sekitar dan apabila
limbah diolah dengan baik akan menjadi potensi penghasilan bagi masyarakat.

1.2 Penegasan Istilah

Dalam penelitian ini, penulis berfokus pada Pemberdayaan Limbah Rumah


Tangga Oleh Masyarakat Perumahan Lemigas di Depok - Jawa Barat.Setiap
harinya, 100 ton limbah rumah tangga didapati di Kota Depok.Hal inilah yang
mendasari masyarakat perumahan lemigas untuk mendirikan suatu komunitas
untuk memberdayakan masyarakat yang peduli terhadap lingkungan dalam rangka
mengelola dan mengurangi jumlah limbah rumah tangga yang masih memiliki
nilai jual dan nilai kegunaan. Pendirian bank sampah dilingkungan mereka
menjadi bukti nyata akan kepedulian dan kesadaran mereka untuk menjaga
lingkungan.

1.3 Perumusan Masalah

Jika dilihat dari latar belakang masalah di atas, dapat dibuat pertanyaan
rumusan masalah sebagai berikut:

1. Dampak apa yang timbul akibat pendirian bank sampah di Lemigas?


2. Bagaimana tanggapan dan partisipasi masyarakat sekitar terhadap bank
sampah tersebut?
3. Bagaimana peranan pemerintah untuk membantu program bank sampah
tersebut?

1.3 Tujuan dan Manfaat


 Tujuan penelitian
Berdasarkan pada rumusan masalah yang telah ditentukan, maka
tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu untuk
mendeskripsikan:
1. Dampak yang timbul akibat akibat pendirian Bank Sampah di
Lemigas.
2. Tanggapan dan Partisipasi masyarakat dalam pengolaan Bank
Sampah di Lemigas.
3. Peran pemerintah untuk membantu program Bank Sampah di
Lemigas.

 Manfaat penelitian
Penelitian ini dibuat dengan harapan dapat memberi manfaat bagi
penulis maupun pembaca tentang pentingnya membuat lingkungan
menjadi lebih bersih dan menyadarkanmasyarakat akan pentingnya
kebersihan. Pengetahuan dan wawasan kepada para pembaca yaitu agar
lebih peduli dengan lingkungan sekitar dengan mengetahui keberadaan
bank sampah. Manfaat bagi pemerintah ialah agar pemerintah dapat
memberikan dukungan dan perhatian terhadap bank sampah, seperti
bantuan dana dan fasilitas. Sedangkan untuk masyarakat sendiri ialah agar
masyarakat dapat menciptakan lingkungan yang lebih asri dan nyaman
serta mendorong kerja sama untuk mencapai hasil yang diharapkan.
Pengelolaan sampah berbasis komunitas dapat dicapai dengan cara
memperhatikan pengenalan terhadap jenis-jenis sampah dan cara
pengolahannya, bagaimana tingkat kesadaran masyarakat tentang
kebersihan lingkungan, serta kontribusi pemerintah dan kelurahan dalam
mendukung kegiatan tersebut.

1.4 Telaah Pustaka

Penelitian ini dilaksanakan dan disusun berdasarkan laporan hasil


penelitian yang penulis baca dari “Makalah Bank Sampah” yang disusun oleh
Nisa Rachmawati. Objek penelitiannya adalah Bank Sampah Bintang Mangrove
yang terletak di daerah Kelurahan Gunung Anyar Tambak, Surabaya.
Kesimpulan yang dapat penulis telaah dari Makalah Bank Sampah oleh
Nisa Rachmawati adalah sebagai berikut,

1. Bank sampah adalah tempat mengumpulkan berbagai macam


sampah yang telah dipisah-pisahkan sesuai dengan jenisnya untuk
disetorkan ketempat bengkel kerja kesehatan lingkungan atau yang
lebih akrabnya disebut bank sampah, hasil setoran sampah akan
ditabung dan dapat diambil atau dicairkan sekitar tiga bulan sekali.

2. Mekanisme kerja dari bank sampah diantaranya yaitu: Pilihlah


sampah sesuai jenis dari rumah, Setorkan ke Bank Sampah,
Registrasi/Pendaftaran, Sampah ditimbang, dicatat dan dibukukan,
nasabah menerima buku tabungan lalu yang terakhir Sampah
diangkut oleh pengepul. Ada yang diangkut oleh pengepul ada juga
sampah yang dibuat kerajinan tangan dari sampah-sampah plastik
yang sudah tidak terpakai. Bisa dijadikan tas, dompet, bahkan ada
pula yang dibuatkan baju dari sampah plastik tersebut.

1.5 Metodologi Penelitian


1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian
eksploratif.Penelitian eksploratif merupakan jenis penelitian yang
bertujuan untuk menemukan suatu pengetahuan baru yang
sebelumnya belum ada.

2. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang penulis lakukan adalah dengan
pendekatan kualitatif.Pendekatan kualitatif adalah pendekatan yang
kegiatannya meneliti informan (subjek penelitian) dalam lingkungan
hidup.Oleh karena itu, penulis harus berinteraksi langsung dengan
informan untuk mengenal secara dekat kehidupan subjek penelitian.
3. Metode Pengumpulan Data
Penulis melakukan tiga macam metode dalam pengambilan data,
yaitu:

a. Observasi
Metode observasi adalah pengumpulan data yang dilakukan
dengan sengaja, sistematis mengenai fenomena sosial untuk
kemudian dilakukan pencatatan.Dengan metode ini, penulis
langsung terjun ke lapangan menjadi partisipan untuk
menemukan dan mendapatkan data yang berkaitan dengan fokus
penelitian.

b. Wawancara
Dalam metode ini, penulis menggali informasi lebih dalam
terkait objek penelitian dengan menanyakan pertanyaan-
pertanyaan yang telah disiapkansecara langsung kepada
narasumber.

c. Studi Pustaka
Studi Pustaka adalah teknik pengumpulan data dengan
melakukan penelaahan terhadap berbagai buku, literatur, catatan,
serta berbagai laporan yang berkaitan dengan masalah yang ingin
dipecahkan.Penulis menggunakan metode ini untuk memperkaya
informasi yang tidak didapat di objek penelitian maupun jawaban
dari narasumber.

4. Metode Analisis Data


Metode analisis data yang penulis gunakan adalah metode kualitatif
karena data hasil penelitian tidak berupa angka atau eksakta serta
memakai teknik non statistik.
BAB II

LANDASAN TEORI

Dari penelitian ini dapat dijelaskan berbagai landasan teori sebagai berikut:

Menurut Lubis dan Husaini (1987) dalam Teori Ekologi. Bahwa


teori organisasi adalah sekumpulan ilmu pengetahuan yang
membicaraan mekanisme kerjasama dua orang atau lebih secara
sistematis untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Hal ini
tentunya bersangkutan dengan diperlukannya keorganisasian dalam
organisasi bank sampah.Dalam organisasi ini, diperlukan adanya struktur
keorganisasian yang jelas agar tidak ada tumpang tindih antar anggota
masyarakat sehingga tujuan pendirian dapat dicapai.
Menurut Widjaja (2003) dalam Teori Pemberdayaan Masyarakat.
Pemberdayaan masyarakat adalah upaya meningkatkan kemampuan dan
potensi yang dimiliki masyarakat, sehingga masyarakat dapat mewujudkan
jati diri, harkat dan martabatnya secara maksimal untuk bertahan dan
mengembangkan diri secara mandiri baik di bidang ekonomi, sosial,
agama dan budaya. Teori ini berkesinambungan mengenai pemberdayaan
masyarakat di Depok guna mengelola limbah rumah tangga.Dalam hal ini,
masyarakat berinovasi dan berpartisipasi untuk mendirikan bank sampah
untuk mengurangi jumlah limbah dan mengatasi pencemaran lingkungan
yang ada disekitarnya.
Menurut Selo Soemardjan dalam Teori Perubahan Sosial.
Perubahan sosial merujuk pada perubahan lembaga kemasyarakatan di
dalam suatu masyarakat yang berpengaruh pada sistem sosialnya.
Perubahan ini mencakup nilai-nilai, sikap, dan pola perilaku.Teori ini
searah dengan perubahan yang terjadi pada masyarakat.Dimana pada
awalnya masyarakat bersikap tidak peduli terhadap lingkungan dengan
mencemarinya melalui limbah rumah tangga.Kemudian, sikap masyarakat
perlahan berubah menjadi peduli terhadap lingkungan melalui adanya
inovasi bank sampah dan ikut serta dalam pengelolaan serta organisasi di
dalamnya.
Menurut Broom & Selznic dalam Teori Sosialisasi. Sosialisasi
adalah proses membangun atau menanamkan nilai-nilai kelompok pada
diri seseorang. Sosialisasi diperlukan untuk mensosialisasikan suatu
inovasi agar diterima masyarakat.Dalam hal ini, pengurus bank sampah
harus mensosialisasikan kegiatannya agar masyarakat sekitar dapat
berpartisipasi dengan baik sehingga tertanamkan nilai tentang pentingnya
kebersihan lingkungan.
Menurut Vanina Delobelle dalam Teori Komunitas
mengungkapkan bahwa komunitas adalah orang-orang yang memiliki
kepentingan bersama. Masyarakat mendirikan bank sampah karena
memiliki permasalahan dan tujuan yang sama. Permasalahan limbah
rumah tangga yang mencemari lingkungan mendorong masyarakat untuk
mendirikan komunitas bank sampah dengan tujuan mengurangi dan
mengatasi limbah rumah tangga yang kian hari semakin tidak terkendali
jumlahnya dengan melakukan daur ulang terhadap limbah rumah tangga
yang bisa dipergunakan kembali.
BAB III

KAJIAN OBJEK PENELITIAN

Berikut adalah hasil wawancara yang didapat dari 3 narasumber yaitu:

A. Aminah : Ketua Bank Sampah Patra Lemigas & Ibu RT 09


B. Megawati : Warga Komplek Lemigas
C. Dewi Nurlaela SP : Anggota Bank Sampah Patra Lemigas

1. Alasan berdirinya Bank Sampah Patra Lemigas.

A. Karena kitakan peduli lingkungan terutama sampah, kayak ibu-ibu


habis belanja sayur kresek dibuang ke tempat sampah. Ternyata
sampah-sampah itu seperti kertas,kresek, kalau kita ikut ke bank
sampah itu menghasilkan nominal. Selain lingkunganbersih
terhindar dari sampah buat pemasukan untuk para ibu-ibu itu
sendiri.

B. Sampahnya banyak yang berupa plastik dan kertas yang terbuang


percuma, jadi dibangun lah bank sampah sehingga menghasilkan
nilai uang buat ibu-ibu komplek,yang uangnya biasa ditabung
sewaktu waktu jika ada keperluan biasa diambil.

C. Agar sampah-sampah yang ada di rumah bisa dimanfaatkan.

2. Siapa yang mengelola bank sampah?

A. Selain saya (Ibu Aminah) ada juga yang membantu yang berasal
dari struktur kepengurusan bank sampah ini. Karena kita
membentuk bank sampah juga tidak sembarang bikin, ada surat SK
juga, ada ketua, pembina pengawas, sekretaris anggota, sehingga
bisa diketahui juga oleh ketua RT(suami Ibu Aminah) yang juga
merupakan penanggung jawab bank sampah ini.

B. Yang mengelola Ibu RT dibantu beberapa ibu-ibu komplek.

C. Yang mengelola Bu RT.

3. Bagaimana cara memilah sampah tersebut?

A. Kami memilahnya berdasar berbagai jenis bahan seperti sampah


berbahan kertas tidak bisa sembarang langsung disatukan dalam
kelompok kertas harus dikelompokkan jenisnya lagi seperti kardus,
kertas putih,duplex, koran, buku-buku harus dipilah.

B. Jadi dipisahkan antara plastik,buku,kertas,besi kardus,dll.

C. Kalau ibu dari rumah sudah dipilah, dipisahkan plastik, kertas, dan
kardus.

4. Kapan kegiatan pengumpulan sampah dilakukan? Apakah banyak warga


yang berpartisipasi dalam kegiatan ini?

A. Dilakukan 2 minggu sekali (sebulan 2 kali). Alhamdulillahsejauh


ini banyak warga yang berpartisipasi dalam kegiatan bank sampah
ini.

B. Sepertinya sudah berjalan tiga tahun lebih. Allhamdulilah banyak


yang ikut serta.

C. Pengumpulan tiap 2 minggu sekali dari hari sabtu. Banyak.


5. Sampah apa saja yang dapat diterima di bank sampah dan bagaimana cara
perhitungan untuk diuangkan?

A. Yang dijadikan uang adalah bahan-bahan kertas, plastik, karet, logam,


dan kaca saja untuk didaur ulang. Untuk sampah rumah tangga seperti
kulit pisang, daun-daun pohon, sisa makanan kami tidak menerimanya
karena itu akan menjadi kompos (tidak dapat didaur ulang). Untuk
harga, tahapannya berbeda beda. Setiap jenis bahan sampah harganya
berbeda-beda dan harga juga tergantung pasar. Untuk sampah yang
sudah dibersihkan dari nasabah biasanya kami berikan harga yang
lebih tinggi daripada sampah yang belum dibersihkan. Seperti gelas
aqua kalu penutupnya (plastik penutup) sudah dibersihkan (gelas
bersih) harganya lebih tinggi daripada yang masih ada penutupnya
(gelas kotor). Untuk sampah campuran bisa disebut juga “emberan”
seperti bekas gayung,ember dll harganya lebih murah daripada gelas
plastik mineral. Ada juga sampah beling masih banyak yang belum
mengetahui kalau beling dan plastik dapat terurai setelas ratusan tahun
lamanya makanya terbentuk bank sampah untuk diolah lagi. Dari
bekas “emberan”yang didaur ulang itu kadang ada yang menjualnya
lagi lewat para pedagang perabotan dan itu dapat terlihat perbedaannya
mana barang bekas dan yang asli lewat wanginya apakah itu daur
ulang atau tidak. Kalaukabel biasanya kabel berukuran besar dan kecil
dipisah karena kalau kabel yang besar biasanya diambil tembaganya
yang mahal. Kami juga menerima kaca walaupun harganya sangat
murah tetapi kami masih menerimanya karena kita memang tujuannya
untuk peduli lingkungan dengan mendaur ulang bukan tempat
rongsokan. Sampah apapun kami terima walaupun harganya rendah
tetapi masih berdaya guna.

B. Plastik, botol bekas, gelas bekas, plastik bekas minyak, sabun, dll.
Diitungnya dengan cara ditimbang.

C. Kertas, plastik, kardus, besi, botol-botol. Dihitung berdasarkan jenis


sampahnya berapa masing-masing.
6. Siapa saja yang terlibat dalam pengelolaan bank sampah ini? Apakahorang
luar juga terlibat?

A. Seharusnya dari nasabah sampah-sampah sudah dipilah sendiri agar


memperlancar proses pemilahan karena ada timbal baliknya dengan
niai nominal. Untuk nasabah yang rajin, mereka sudah memilahnya
dari rumah sehingga proses pemilahannya jauh lebih efektif. Ada juga
nasabah yang malas sehingga semua sampah dicampur dalam satu
karung, hal itu tidak masalah yang penting ada pemasukan sampah
tetapi untuk pemberian harganya lebih murah daripada sampah yang
sudah dipilah dan dibersihkan dari rumah masing-masing

B. Ada lah orang orang yang ada di komplek.

C. Ada. Biasanya sampah itu disetor ke pihak luar (pihak ketiga).

7. Apakah masyarakat banyak berpartisipasi dalam kegiatan bank sampah


ini?

A. Alhamdulillah banyak terutama di lingkungan RT02/09 sendiri,


lalu banyak juga dari RT lain yang ikut dalam kegiatan bank
sampah “Patra Lemigas” ini. Dan alhamdulillah juga partisipasi
masyarakat tidak hanya diawal pembukaan saja tetapi sampai
sekarang pasrtisipasi masyarakat dengan bank sampah masih
tinggi. Bank sampah kami juga sudah ada SKnya, kalau di Depok
ada kelompok penggiat sampah se-kota Depok dan itu sudah
dibawah kementrian juga jadi ada pelindungnya dan pembinanya.
Jadi tidak asal berdiri seperti tukang rongsokan karena kita peduli
lingkungan dalam bentuk bank sampah. Tingkat sampah di kota
lain sangat tinggi dan alhamdulillah Depok dengan adanya bank
sampah menjadi lingkungan yang bersih. Dari rapat yang saya
datangi, di kota Depok terutama Limo merupakan kota dengan
bank sampah terbesar dan terbanyak se-Indonesia bahkan di
tingkat dunia.

B. Alhamdulillah banyak yang ikut serta.

C. Iya banyak.

8. Apakahada masyarakat yang tidak setuju dengan adanya bank sampah ini?

A. Untungnya tidak ada, malah banyaknya respon yang baik dengan


adanya bank sampah ini. Sebelum dibentuknya bank sampah kami
kumpulkan warga terutama lingkungan RT02 ini untuk
mensosialisasikan mengenai pembentukan bank sampah ini. Lalu
kita buat akte pendirian bank sampah ini dan dibina walikota
sendiri.

B. Mungkin ada ya tapi gatau.

C. Sejauh ini sih ibu liat masyarakat sangat senang dengan bank
sampah ini.

9. Apakah pemerintah pernah memberikan bantuan berupa fasilitas untuk


bank sampah ini?

A. Pemerintah sudah memberikan buku-buku pengarahan/panduan


tentang bank sampah. Dulu kami pernah diikutkan lomba di tingkat
kecamatan dan diberikan beragam buku-buku tersebut. karena
kami sudah punya banyak buku-buku tersebut maka kami alihkan
ke bank sampah lain yang masih baru didirikan, jadi kami
besinergi dengan bank sampah lain. Untuk fasilitas untuk sekarang
ini di daerah depok belum ada, tetapi saat rapat sebelumnya akan
diberi modal oleh pemerintah kedepannya. Tetapi itu masih belum
pasti. Karena kami peduli lingkungan, kami tetap ikhlas melakukan
kegiatan tersebut.

B. Nggak tau kalo yang itu.

C. Sejauh yang ibu tau sepertinya belum ya.

10. Apakah ada kendala dalam mengelola bank sampah ini?

A. Ada, kendalanya adalah masih banyak nasabah bank sampah yang


“malas” memilah sampah tersebut, sehingga kami membutuhkan
banyak tenaga kerja untuk memilahnya lagi. Terkadang juga ada
yang malas untuk menabung sampah, sehingga kami harus datang
ke rumah warga tersebut untuk mengingatkan adanya kegiatan
bank sampah ini.

B. Narasumber tidak mengetahuinya.

C. Sejauh ini belum.

11. Apakah ada hasil sampah yang dikelola dari bank sampah ini?

A. Ada, kami membuat sampah- sampah tersebut menjadi tikar, tas


pasar, dompet dan tas tenteng. Bahan-bahan yang kami buat rata-
rata terbuat dari plastik seperti gelas plastik, bungkus sacet produk,
sedotan dll. Kami mempelajari pembuatan barang barang tersebut
dari pelatihan di UI dan ada pembinanya juga. Pembuatannya lama
karena hanya melakukan di waktu luang saja tidak seperti
pengrajin-pengrajin lain. Pembuatan kerajinan ini jarang kami
lakukan karena kebanyakan ibu-ibu di lingkungan RT ini adalah
pekerja terutama ini merupakan lingkungan komplek yang taraf
hidupnya tinggi, jadi partisipasinya kurang. Hanya beberapa saja
yang mau membuatnya yang peduli lingkungan . Jadi utuk bahan
yang kami olah seperti tas, dompet, tikar hanya untuk pribadi saja,
belum bisa dijual di pasaran karena kurangnya tenaga pengrajin.

B. Selain pengrajin, sampah-sampah tersebut langsung kami setorkan


ke tempat daur ulang.

C. Sejauh ini belum.

12. Apakah bank sampah ini memiliki keinginan untuk membentuk kerajinan
sampah juga?

A. Inginnya begitu. Cuma karena lingkungan RT02 ini wilayah


komplek bertaraf tinggi dan memiliki kegiatannya sendiri-sendiri,
jadi partisipasinya masih rendah. Hanya orang-orang luar saja yang
mau melakukannya.Sebetulnya kerajinan tas ini sangat berguna
apalagi dengan adanya program pemerintah yang melarang
penggunaan plastik dalam berbelanja. Dengan adanya tas belanja
daur ulang ini akan mengurangi penggunaan bahan plastik di
indonesia yang penggunaannya sangat tinggi.

B. Narasumber tidak mengetahuinya.

C. Narasumber tidak mengetahuinya.

13. Kira-kira pemerintah mampu atau tidak untuk menyediakan kebutuhan


masyarakat buat bank sampah ini?

A. Inshaallah bila sudah terencana, ini saja sudah disosialisasikan dan


baru saja di wacanakan dalam rapat besar se-Depok di kantor
walikota kemarin.

B. Narasumber tidak mengetahuinya.


C. Narasumber tidak mengetahuinya.

14. Bagaimana cara memberdayakan masyarakat di lingkungan ini mengenai


pentingnya bank sampah?

A. Biasanya kami sosialisasikan melalui ibu-ibu PKK, arisan ,


pengajian, ajakan langsung dan itu kami tidak bosan untuk selalu
mengingatkannya kepada warga. Banyak juga para ibu rumah
tangga yang mengajari anak- anaknya untuk membuang/memilah
sampah sesuai jenisnya untuk menabung di bank sampah sejak dini
sehingga dapat mendidik anak tentang peduli lingkungan juga.

B. Ada lewat berkumpulnya ibu ibu ketika waktu penimbangan bank


sampah dan pemberdayaan dengan memperbaiki pendapatan
keluarga.

C. Biasanya di arisan Bu RT akan mengingatkan.

15. Untuk pengambilan tabungan hasil dari bank sampah ini biasanya
dilakukan kapan? Apakah mingguan, bulanan atau tahunan?

A. Tabungan dari bank sampah ”Patra Lemigas” ini biasanya


dilakukan selama setahun sekali saat lebaran. Agar hasil tabungan
besar maka kami buat diambil 1 tahun sekali, bila ada yang ingin
mengambilnya sebelum bulan pengambilan (karena butuh) itu bisa
dilakukan juga. Hasil tabungan bank sampah selama setahun bisa
mencapai Rp.1.000.000 bahkan lebih.

B. Sewaktu waktu bisa mingguan bulanan bisa tahunan juga.

C. Kalau ibu pas mau lebaran. Tapi ada juga yang bulanan terserah
masing-masing orang.
BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Latar Belakang Berdirinya “Bank Sampah Patra Lemigas”

Tingginya aktifitas dan semangat warga RT02/09 Komplek Lemigas untuk


menjadikan lingkungan bersih, sehat dan asri namun terkendala banyaknya
sampah yang berserakan di jalan serta dibuang secara percuma
melatarbelakangi pendirian suatu komunitas yang peduli terhadap lingkungan
melalui media limbah rumah tangga.Ide ini dicetuskan oleh Ibu Aminah yang
merupakan Ibu RT 02/09 di Perumahan Lemigas pada 5 Oktober 2015.

Ide untuk membangun bank sampah ini pun segera terealisasikan dengan
mengadakan sosialisasi tentang bank sampah dalam kegiatan arisan dan
pengajian mingguan warga Komplek Lemigas untuk mengingatkan pada
seluruh warga tentang manfaat bank sampah. Dari kegiatan sosialisasi
tersebut, warga Komplek Lemigas mulai tersentuh dan sadar akanpentingnya
kebersihan dan keindahan Komplek Lemigas terlebih dengan adanya
penambahan penghasilan bagi nasabah bank sampah yang menabung
sampahnya. Kemudian, para warga mulai mendapat masukan dan bimbingan
dari pengalaman bank sampah wilayah lain serta dari pemerintah daerah agar
pengelolaan sampah yang sudah ada dapat dikembangkan lebih luas lagi
menjadi bank sampah, dan akhirnya terbentuklah “Bank Sampah Patra
Lemigas”.

Bank Sampah Patra Lemigas membagi satu jenis kegiatan dari bank
sampah. Pertama, menerima semua jenis tabungan sampah yang memiliki nilai
jual, misalkan: kertas koran, kardus, kertas buku (putih), kertas buram, kertas
campur, kardus, plastik mineral, plastik ember, besi, kuningan, dan
alumunium. Harga beli beragam tersebut disesuaikan dengan jenis
sampahnya.Nasabah yang menabung di Bank Sampah Patra Lemigas berasal
dari lingkungan RW 09 Komplek Lemigas dan sekitarnya.
B. Tujuan dan Struktur Organisasi
a. Tujuan
1) Agar dapat berperan aktif membantu masyarakat dan kami
tujukan untuk kebutuhan anggota dll.
2) Membantu Pemerintah Kota Depok dalam mengatasi
mnegurangi sampah di Kota Depok.
3) Mengaktifkan peran serta masyarakat mulai dari level bawah
RT/RW untuk mengurangi sampah dan menjadikan sampah
tersebut bermanfaat dari aspek sosial dan ekonomi.
4) Menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat/rumah
tangga.
5) Membangun kesadaran di masyarakat tentang pentingnya
memilah, mengelola sampah dan menjadikannya sebagai
barang yang bernilai ekonomis guna memberikan tambahan
penghasilan.

b. Susunan Kepengurusan
Penanggung jawab : Agus Budiyanta (Ketua RT02/09)
Ketua : Aminah
Sekretaris : Wiwik
Bendahara : Iskandar S
Bagian Perlengkapan : Surono
Bagian Umum : Ujang

c. Visi
a. Menjadikan lingkungan sehat dan bersih.
b. Ikut membantu program Pemerintah Kota Depok dalam
kebersihan lingkungan.

d. Misi
a. Peduli dan bermanfaat bagi masyarakat.
b. Mengelola sampah hingga memiliki nilai ekonomi yang tinggi
bagi masyarakat.

C. Aktivitas Bank Sampah Patra Lemigas


a) Program kerja Bank Sampah Patra Lemigas yaitu mengumpulkan,
memilah, dan menjual sampah yang masih bisa dimanfaatkan;
b) Pengumpulan sampah dilakukan oleh anggota Bank Sampah Patra
Lemigas;
c) Melakukan pencatatan hasil pengumpulan sampah dari warga; dan
d) Membukukan ke buku tabungan.

D. Sasaran
Sasaran kegiatan meningkatkan pelayanan, kenyamanan,
kebersihan dan kerukunan warga adalah sebagai berikut:
1. Mendukung program-program yang dicanangkan pemerintah
daerah
2. Mendukung program-program yang dicanangkan ketua rukun
warga RT.09
3. Melaksanakan program-progam yang sudah direncanakan pengurus
rukun tetangga RT.09/02
4. Membina silahturahmi dan kerukunan antar tetangga
5. Membantu meningkatkan kebersihan lingkungan
6. Sebagai forum interaksi sesama warga

E. Pengolahan Bank Sampah


Kegiatan ini diawali dengan pengumpulan sampah setiap 2 minggu
sekali oleh warga Komplek Lemigas.Sampah yang telah dikumpulkan
kemudian dipilah dan digolongkan berdasar berbagai jenis bahan. Jenis-
jenisnyayaitu :
1. Kertas :
 Kardus
 Putih ( HVS, kertas buku tulis, kertas putih)
 Koran
 Buku (buku cetak, majalah dll)

2. Plastik :
 Gelas bersih (gelas mineral yang sudah dibersihkan dan
penutup sudah dirobek bersih)
 Gelas kotor (penutup belum dirobek)
 Botol bersih (botol dalam keadaan sudah dicuci)
 Botol kotor (botol yang masih terdapat minuman bekasnya)
 Emberan ( cat ember bekas, perabotan plastik tebal )
 Kresek

3. Karet
 Karpet
 Kabel :
 Kabel tebal (lebih mahal karena diambil
tembaganya yang mahal lalu dipisah dengan
karetnya juga).
 Kabel tipis (langsung disatukan dengan karetnya).

4. Logam :
 Besi
 Kaleng
 Alumunium
 Tembaga
 Kabin

5. Kaca : beling
6. Lain-lain : duplek
F. Dampak yang Ditimbulkan Akibat Pendirian Bank Sampah

Pendirian bank sampah oleh warga Komplek Lemigas memberi banyak


dampak positif baik bagi lingkungan maupun masyarakatnya sendiri.Dengan
adanya bank sampah, lingkungan komplek menjadi bersih dari limbah rumah
tangga, asri dan nyaman untuk ditinggali. Jumlah sampah yang ada berkurang
bahkan sampah-sampah itu kembali memliki nilai jual setelah di daur ulang
menjadi barang-barang yang memiliki nilai guna.

Bagi masyarakat, pendirian bank sampah ini sangatlah menguntungkan.


Hal ini dikarenakan masyarakat mendapat uang atau upah setelah mengumpulkan
sampah dan menyerahkannya pada bank sampah. Tabungan dari bank sampah ini
biasanya dilakukan selama setahun sekali terutama saat lebaran.Nasabah bank
dapat mengambil hasil tabungannya 1 tahun sekali namun bila ada yang ingin
mengambilnya sebelum bulan pengambilan juga bisa dilakukan. Hasil tabungan
bank sampah selama setahun bisa mencapai Rp.1.000.000. Bahkan mereka akan
mendapatkan upah tambahan apabila turut serta dalam mendaur ulang sampah
sehingga sampah-sampah yang mereka kumpulkan masih memiliki nilai guna dan
nilai jual.

G. Tanggapan dan Partisipasi Masyarakat

Sejak awal didirikannya, masyarakat menyambut baik pendirian bank


sampah bahkan tidak ada satupun masyarakat Komplek Lemigas yang tidak
menyetujui atau menentang berdirinya bank sampah ini. Kepartisipasian
masyarakat ditunjukkan dengan ikut serta mengumpulkan sampah setiap 2
minggu sekali.Tanggapan masyarakat yang positif tentunya dilatarbelakangi
dengan segala keuntungan dari pendirian bank sampah ini. Sampah yang
masyarakat kumpulkan akan dihargai dengan harga yang berbeda-beda tergantung
harga pasar.

Sampah yang sudah dibersihkan dari nasabah biasanya akan diberikan


harga yang lebih tinggi daripada sampah yang belum dibersihkan. Seperti gelas
aqua kalu penutupnya (plastik penutup) sudah dibersihkan (gelas bersih) harganya
lebih tinggi daripada yang masih ada penutupnya (gelas kotor). Untuk sampah
campuran bisa disebut juga “emberan” seperti bekas gayung,ember dll harganya
lebih murah daripada gelas plastik mineral.

Keberadaan sampah beling dan plastik yang tidak dapat terurai setelah
ratusan tahun lamanya mendorong masyarakat untuk mendaur ulang sebisa
mungkin. Dari bekas “emberan”yang didaur ulang itu kadang ada yang
menjualnya lagi lewat para pedagang perabotan dan itu dapat terlihat
perbedaannya mana barang bekas dan yang asli lewat wanginya apakah itu daur
ulang atau tidak .Untuk limbah kabel biasanya kabel berukuran besar dan kecil
dipisah karena kabel yang besar akan diambil tembaganya karena masih memiliki
nilai jual. Bank sampah ini juga menerima kaca walaupun harganya sangat murah
tetapi mereka masih menerimanya, karena tujuannya untuk peduli lingkungan
dengan mendaur ulang asal masih memiliki nilai guna.

partisipasi masyarakat dalam kegiatan bank sampah ini terkendala dengan


adanya nasabah bank sampah yang “malas” memilah sampah tersebut, sehingga
membutuhkan lebih banyak tenaga kerja untuk memilahnya. Terkadang juga ada
nasabah bank sampah yang malas dan lupa untuk menabung sampah, sehingga
pengurus bank sampah harus datang ke rumah warga tersebut untuk mengingatkan
adanya kegiatan bank sampah ini.

H. Peranan Pemerintah untuk Membantu Program Bank Sampah

Sampai saat ini, pemerintah turut serta dalam membantu program


pendirian bank sampah dengan memberikan buku-buku pengarahan atau panduan
tentang bank sampah.Hal ini terjadi kala Bank Sampah Lemigas mengikuti lomba
di tingkat kecamatan dan diberikan beragam buku-buku tersebut. Namun karena
bank sampah ini sudah memiliki banyak buku mengenai pengarahan dan panduan
tentang bak sampah, mereka pun menyumbangkannya pada bank sampah lain
yang masih baru didirikan. Hal ini dilakukan agar dapat bersinergi dan membantu
pendirian bank sampah ditempat lain. Karena itu, kebanyakan masyarakat masih
belum mengetahui mengenai keterlibatan pemerintah dalam pengelolaan bank
sampah. Sejauh ini masyarakat hanya mengetahui bahwa pemerintah sudah
memberikan cukup dukungan namun pemerintah masih belum memberikan
fasilitas untuk sekarang ini karena di daerah Depok belum ada fasilitas yang dapat
menunjang pendirian bank sampah. Tetapi pemerintah berniat untuk memberikan
modal kedepannya pada bank-bank sampah di Depok termasuk Bank sampah di
komplek lemigas.

Pemerintah Kota Depok juga memberikan SK pada bank sampah di


Kompek lemigas sebagai kelompok penggiat sampah se-kota Depok dibawah
naungan kementrian sehingga bank sampah ini memiliki pelindung dan
pembinanya bahkan Dari rapat yang didatangi oleh pengurus bank sampah di
lemigas dapat diketahui bahwa di kota Depok terutama Limo merupakan kota
dengan Bank sampah terbesar dan terbanyak se-Indonesia bahkan di tingkat
dunia.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari penjelasan yang telah dipaparkan tersebut sehingga dapat ditarik
kesimpulan yaitu sebagai berikut:
1. Permasalahan limbah rumah tangga di kota Depok menjadi salah satu
permasalahan serius dimana setiap harinya terdapat 100 ton limbah rumah
tangga yang mendominasi kota. Permasalahan inilah yang melatar
belakangi masyarakat di kota Depok untuk melakukan pengelolaan
sampah berkelanjutan yaitu dengan mendirikan bank sampah. Keberadaan
bank sampah ini pun disambut baik oleh sebagian masyarakat karena dapat
mengurangi jumlah limbah dan berpotensi menghasilkan keuntungan
apabila diolah dengan baik.
2. Bank Sampah Patra di perumahan Lemigas didirikan oleh Ibu Aminah
pada 05 Oktober 2015 guna menjadikan lingkungan bersih, sehat dan asri
di lingkungan Komplek Lemigas. Nasabah bank sampah ini adalah ibu-
ibu rumah tangga di Perumahan Lemigas. Kebanyakan nasabahnya bahkan
menjadi pengelola dan pekerja pada bank sampah.
3. Bank sampah “Patra Lemigas” membagi satu jenis kegiatan dari bank
sampah, pertama menerima sampah untuk kegiatan menerima semua jenis
tabungan sampah. Asalkan memiliki nilai jual misalkan kertas koran,
kardus, kertas buku, kertas buram, kertas campur, kardus, plastik mineral,
plastik ember, besi, kuningan, dan alumunium. Dengan harga beli beragam
disesuaikan dengan sampahnya.Nasabah bank sampah berasal dari
lingkungan RW 09 Komplek Lemigas dan sekitarnya.
4. Bagi masyarakat, pendirian bank sampah ini sangatlah menguntungkan.
Hal ini dikarenakan masyarakat komplek lemigas mendapat uang atau
upah setelah mengumpulkan sampah dan menyerahkannya pada bank
sampah. Tabungan dari bank sampah ”Patra Lemigas” ini biasanya
dilakukan selama setahun sekali saat lebaran. Nasabah bank dapat
mengambil hasil tabungannya 1 tahun sekali namun bila ada yang ingin
mengambilnya sebelum bulan pengambilan (karena butuh) itu juga bisa
dilakukan. Hasil tabungan bank sampah selama setahun bisa mencapai
Rp.1.000.000 Bahkan mereka akan mendapatkan upah tambahan apabila
turut serta dalam mendaur ulang sampah sehingga sampah-sampah yang
mereka kumpulkan masih memiliki nilai guna dan nilai jual.
5. Sampai saat ini, pemerintah turut serta dalam membantu program
pendirian bank sampah dengan memberikan buku-buku
pengarahan/panduan tentang bank sampah. Pemerintah Kota Depok juga
memberikan SK pada bank sampah di Kompek lemigas sebagai kelompok
penggiat sampah se-kota Depok dibawah naungan kementrian sehingga
bank sampah ini memiliki pelindung dan pembinanya bahkan Dari rapat
yang didatangi oleh pengurus bank sampah di lemigas dapat diketahui
bahwa di kota Depok terutama Limo merupakan kota dengan Bank
sampah terbesar dan terbanyak se-Indonesia bahkan di tingkat dunia.
Namun dalam hal ini pemerintah masih belum memberikan dukungan
berua fasilitas ataupun dana bantuan dalam kegiatan bank sampah ini.

B. Saran
Menurut hasil riset penelitian, tanggapan dan partisipasi masyarakat
terhadap bank sampah Patra Lemigas sudah sangat baik. Tetapi hal itu masih ada
beberapa hambatan dalam kegiatan bank sampah ini, diantaranya adalah masih
banyaknya warga yang malas untuk melaksanakan kegiatan rutin bank sampah
dan juga masih kurangnya edukasi tentang pemilahan bank sampah tersebut.
Sebaiknya sosialisasi dan pemberdayaan masyarakat mengenai bank sampah
harus sering di lakukan. Tidak hanya di acara arisan saja, tapi bisa juga melalui
media sosial sebagai media sosialisasi. Pada era modernisasi ini sudah banyak
warga yang sudah memiliki gawai pintar masing-masing. Dengan dibuatnya
akun resmi bank sampah di media sosial, informasi-informasi seperti kegiatan
bank sampah maupun pemberdayaannya dapat tersampaikan dengan mudah
tanpa harus mengumpulkan warga dalam suatu acara maupun mengingatkannya
ke rumah yang satu dengan rumah yang lain.
Selama ini kegiatan bank sampah hanya dipartisipasi oleh ibu-ibu rumah
tangga perumahan lemigas dan para pekerja saja. Dengan dibuatnya akun bank
sampah di sosial media diharapkan dapat menarik perhatian di kalangangan
pemuda juga. Pemuda-pemuda di lingkungan komplek lemigaspun dapat
berpartisipasi dalam kegiatan bank sampah tidak hanya para pekerja ataupun
orang tua saja.
LAMPIRAN

A. Pertanyaan Penelitian

1. Alasan berdirinya Bank Sampah Patra Lemigas.


2. Siapa yang mengelola bank sampah?
3. Bagaimana cara memilah sampah tersebut?
4. Kapan kegiatan pengambilan sampah dilakukan? Apakah banyak warga
yang berpartisipasi dalam kegiatan ini?
5. Sampah apa saja yang dapat diterima di bank sampah dan bagaimana cara
perhitungan untuk diuangkan?
6. Siapa saja yang terlibat dalam pengelolaan bank sampah ini? Apakah
orang luar juga terlibat?
7. Apakah masyarakat banyak berpartisipasi dalam kegiatan bank sampah
ini?
8. Apakah ada masyarakat yang tidak setuju dengan adanya bank sampah
ini?
9. Apakah pemerintah pernah memberikan bantuan berupa fasilitas untuk
bank sampah ini?
10. Apakah ada kendala dalam mengelola bank sampah ini?
11. Apakah ada hasil bank sampah yang dikelola dari bank sampah ini?
12. Apakah bank sampah ini memiliki keinginan untuk membentuk kerajinan
sampah juga?
13. Kira-kira pemerintah mampu atau tidak untuk menyediakan kebutuhan
masyarakat buat bank sampah ini?
14. Bagaimana cara memberdayakan masyarakat di lingkungan ini mengenai
pentingnya bank sampah?
15. Untuk pengambilan tabungan hasil dari bank sampah ini biasanya
dilakukan kapan? Apakah mingguan, bulanan atau tahunan?
B. Dokumentasi
 Hasil Produk Bank Sampah Patra Lemigas
 Arsip dan Data Nasabah Bank Sampah Patra Lemigas
 Lingkungan Komplek Lemigas
C. Biodata

Nama : Dhea Novia Nabila


TTL : Jakarta, 25 November 2000
Alamat : Jl. Cinere Raya No. 36
E-mail : dheanovila26@gmail.com

Nama : Elizcarl Izerina Grazeldy


TTL : Jakarta, 19 Mei 2001
Alamat : Perumahan Mampang Indah 2 blok P no.6
E-mail : zerinazel@gmail.com

Nama : Frisil Octavia


TTL : 31 Oktober 2001
Alamat : Bumi Sawangan Indah blok G1 nomor 73 Pengasinan, Depok
E-mail : Frisiloctavia@gmail.com

Nama : Gina Alya Nabilah


TTL : Cirebon, 22 Juli 2001
Alamat : Griya Taman Tiga Putra B12 Meruyung, Limo,depok
E-mail : ginalya02@gmail.com

Nama : Kristin Agustina Manalu


TTL : Depok, 16 Agustus 2001
Alamat : Perum. Lembah Griya Indah, Citayam
E-mail : kristingstn@gmail.com

Nama : Nadya Dewanti Octavia


TTL : Jakarta,27 Oktober 2000
Alamat : Bukit Sawangan Indah Blok D27 No.06
E-mail : nadyadwnt27@gmail.com

Nama : Najwa Nashifa


TTL : Palembang, 14 Agustus 2001
Alamat : Perumahan Depok Maharaja Blok F1 No.6
E-mail : najwa.nashifa@gmail.com

Nama : Theresia Cantika Ardana


TTL : Jakarta, 12 APRIL 2001
Alamat : JL. Masjid Almujahidin RT02 RW 07 NO 42
E-mail : theresiaardana@gmail.com

Nama : Yunita Ababil


TTL : Depok, 24 juni 2000
Alamat : JL.H. dulgani
E-mail : yunitaababil631@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai