Modul Disabiltas Dan Lansia 180320 PDF
Modul Disabiltas Dan Lansia 180320 PDF
KESEJAHTERAAN
SOSIAL
DISABILITAS & LANSIA
PERTEMUAN PENINGKATAN
KEMAMPUAN KELUARGA (P2K2)
PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH)
PANDUAN TEKNIS PELAKSANAAN P2K2
Glosarium 4
Akronim 6
SESI 13 Pelayanan Bagi Penyandang Disabilitas Berat 7
Kompetensi Dasar Dan Indikator Keberhasilan 9
Struktur Pelatihan 11
Langkah-langkah 13
Lembar Kerja Sesi 13 19
Lembar Evaluasi Sesi 13 27
Flipchart 28
Bahan Bacaan Sesi 13 31
PELAYANAN
BAGI
PENYANDANG
DISABILITAS
BERAT
(120 menit)
Materi ini disusun dengan harapan cara pandang semua pihak dapat
berubah ke arah yang lebih baik tentang konsep disabilitas bahwa
disabilitas tidak sama dengan kecacatan. Disabilitas juga tidak selalu
berhubungan dengan keterbatasan fisik namun bagaimana lingkungan
dan fasilitas tersedia sesuai kebutuhan penyandang disabilitas agar
potensi penyandang disabilitas bisa tersalurkan. Meskipun penyandang
disabilitas berat sangat mengandalkan pertolongan orang lain namun
mereka tetap saja manusia yang mesti dihargai hak-haknya sehingga
pelayanan berbasis keluarga dan masyarakat sangat diperlukan.
1 Bermain peran
2 Ceramah
3 Diskusi
MEDIA
1 Flipchart
2 Buku Pintar
3 Film/video
4 Alat bantu seperti: penutup
mata, tali, alat tulis
PEMBUKAAN
5
LANGKAH 1
Langkah ini berisi tentang pembukaan sesi dan
bertujuan untuk membangkitkan motivasi dan
minat peserta. Dalam langkah ini juga dilakukan
MENIT review materi ke-4 modul yang telah dibahas
pada pertemuan sebelumnya, khususnya materi
anak istimewa yang ada pada sesi 11 modul
perlindungan anak dan dihubungkan dengan
materi yang akan dibahas.
25
LANGKAH 2
Materi ini memberikan gambaran kepada peserta
tentang penyandang disabilitas yang terjadi dalam
kehidupan sehari-hari, khususnya penyandang
MENIT disabilitas berat. Proses pembelajaran
menggunakan metode film agar peserta mendapat
gambaran tentang penyandang disabilitas yang
ada di dalam masyarakat dan menggunakan
permainan untuk menggambarkan kesulitan
penyandang disabilitas untuk berpartisipasi dalam
kehidupan sehari-hari.
25
Materi ini membahas hak-hak penyandang
disabilitas. Proses pembelajaran ini menggunakan
metode permainan.
MENIT
15
LANGKAH 4
Materi ini membahas ragam disabilitas dan
tingkatannya. Materi ini disampaikan dengan
menggunakan metode film dan diskusi kelompok.
MENIT
20
LANGKAH 5
DISABILITAS BERAT DI DALAM KELUARGA
20
LANGKAH 6
DISABILITAS BERAT DI MASYARAKAT
Materi ini memberikan gambaran kepada peserta
(sebagai anggota masyarakat) tentang pelayanan
MENIT terhadap penyandang disabilitas berat.
PENUTUP
10
LANGKAH 7
Materi ini berisi penyampaian pesan kunci, dan
penugasan kepada peserta yang terkait dengan
materi pembelajaran untuk dikerjakan di rumah.
MENIT
PEMBUKAAN
5
LANGKAH 1
Sesi pembukaan dimulai setelah semua materi dan
peralatan pembelajaran tersedia.
1. Fasilitator mengucapkan salam dan
MENIT
memperkenalkan diri.
PENGERTIAN PENYANDANG
25
LANGKAH 2
DISABILITAS
1. Fasilitator memulai dengan bertanya mengenai
pemahaman peserta tentang penyandang
MENIT disabilitas, "Apakah ibu-ibu mengetahui apa itu
penyandang disabilitas?”
2. Fasilitator mengingatkan kembali film tentang
“Getun-anak istimewa”.
CATATAN:
25
1. Fasilitator mengajak peserta bermain
“Perbedaan dan Persamaan” LK 13.2
MENIT
CATATAN:
15
LANGKAH 4
1. Fasilitator memeperlihatkan beberapa gambar
penyandang disabilitas dengan menunjukkan
Flipchart 3: Jenis Disabilitas.
MENIT
20
LANGKAH 5
DISABILITAS BERAT DI DALAM KELUARGA
20
LANGKAH 6
DISABILITAS BERAT DI MASYARAKAT
1. Fasilitator meminta peserta untuk membentuk
kelompok terdiri dari 4 orang (masih kelompok
MENIT yang sama)
10
LANGKAH 7
1. Hal yang paling sederhana yang bisa dilakukan
siapa saja adalah berhenti mengejek penyandang
disabilitas, tidak melakukan penelantaran dan
MENIT diskriminasi terhadap penyandang disabilitas.
PERLINDUNGAN
PENYANDANG DISABILITAS
Langkah-Langkah:
Langkah-Langkah:
No Pernyataan Jawaban
Langkah-Langkah:
Gambar 1
Pendamping
Pak RT
PKH
Pendamping
Pak RT
PKH
Rehabilitasi HIDROCEPALUS
Berbasis
Puskesmas
Masyarakat
(RBM) untuk • Hidrocepalus atau kepala besar,
penyandang kaki dan tangan nya mengecil
disabilitas
• Sulit melihat ke kiri dan kanan
secara langsung karena kepala
susah dan/atau tidak bisa Sekolah
digerakkan.
Kelurahan
• Tidak bisa melihat sama sekali,
serta tidak bisa bicara.
• Pada saat lahir normal, kecacatan
Posyandu Dinas Sosial
ini baru ketahuan setelah
beberapa bulan atau pada usia
kira-kira 3 bulan ke atas.
• Belum memiliki akte kelahiran
• Baru satu kali diperiksa ke rumah
sakit karena kesulitan biaya
Pendamping
Pak RT
PKH
Rehabilitasi PARAPLEGIA
Berbasis
Puskesmas
Masyarakat
(RBM) untuk
• Paraplegia berat disebabkan
penyandang karena kecelakaan atau jatuh
disabilitas • Tulang punggungnya rusak dan
mempengaruhi syaraf-syaraf
anggota gerak
Sekolah
• Hanya bisa berbaring saja
Kelurahan • Tidak bersih, jarang mandi
• Sering murung dan menangis
PELAYANAN PENYANDANG
DISABILITAS BERAT
PELAYANAN PENYANDANG
DISABILITAS BERAT
PELAYANAN PENYANDANG
DISABILITAS BERAT
DISABILITAS
1. Hidup
2. Bebas dari stigma
3. Privasi
4. Keadilan dan perlindungan hukum
5. Pendidikan
6. Pekerjaan, kewirausahaan, koperasi
7. Kesehatan
8. Politik
9. Keagamaan
10. Keolahragaan
11. Kebudayaan dan pariwisata
12. Kesejahteraan sosial
13. Aksesibilitas
PENGGUNAAN TANDA/PETUNJUK
Tanda yang dibutuhkan PD untuk aktivitas sehari-hari agar dapat
memberi arah pada PD harus mudah diakses. Seperti: KM/WC, telpon,
kamar tidur, kamar makan, tempat bermain, ruang belajar dll.
Penempatan petunjuk/tanda tersebut harus sesuai dan tepat serta
bebas pandang tanpa penghalang. Cukup mendapat pencahayaan,
termasuk penambahan lampu pada saat gelap.
PENTINGNYA
KESEJAHTERAAN
LANJUT USIA
(120 menit)
INDIKATOR KEBERHASILAN:
FASILITATOR MAMPU MENINGKATKAN
PENGETAHUAN SERTA KETERAMPILAN
MENJELASKAN BAGI PENDAMPING TENTANG :
1 Pengertian Lansia
1 Bermain peran
2 Ceramah
3 Diskusi
4 Tanya jawab
MEDIA
1 Gambar Lansia
2 Bahan tayang/flipchart
3 Alat tulis
4 Tali
PEMBUKAAN
10
LANGKAH 1
Materi ini berisi perkenalan dan membangun
suasana kondusif, nyaman untuk mengantarkan
peserta pada proses pembelajaran. Selanjutnya
MENIT menyampaikan tujuan, metoda pembelajaran yang
akan digunakan.
PENGERTIAN LANSIA
15
LANGKAH 2
Materi ini mengantarkan peserta untuk memahami
Lansia sesuai dengan pengertian dan definisi
menurut WHO dan Undang-Undang No.13 Tahun
MENIT
1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia.
35
LANGKAH 3
LANSIA, CONTOH TIPE DAN PRINSIP
MELAYANI LANSIA
Materi ini mengantarkan peserta untuk memahami
MENIT Lansia sesuai dengan pengertian dan definisi
menurut WHO dan Undang-Undang No.13 Tahun
1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia.
30
LANGKAH 4
TERHADAP LANSIA
Sesi ini membahas tentang kekerasan dan
penelantaran terhadap Lansia. Kekerasan dan
MENIT penelantaran seringkali dilakukan oleh orang-
orang terdekatnya, seperti: anak, menantu,
tetangga ataupun orang asing. Pada sesi ini
juga membahas keterbatasan Lansia yang
sering terabaikan.
20
LANGKAH 5
KESEJAHTERAAN LANSIA
Materi ini memberikan pemahaman kepada
peserta tentang upaya peningkatan kualitas
MENIT kesejahteraan Lansia, baik yang dilakukan oleh
pemerintah, keluarga maupun masyarakat dimana
Lansia berada.
PENUTUP
10
LANGKAH 6
Materi ini mengulas kembali butir-butir penting,
sekaligus sebagai proses evaluasi bagi peserta
terhadap pemahaman materi yang sudah dibahas.
MENIT Di akhir sesi, fasilitator memberi penegasan
tentang “pesan-pesan kunci”, dan memberikan
“penugasan” yang harus dilakukan peserta setelah
pulang ke rumah.
Pertemuan &
Pelatihan
PEMBUKAAN
10
LANGKAH 1
Sesi pembukaan dimulai setelah semua materi
dan peralatan pembelajaran tersedia.
MENIT
PENGERTIAN LANSIA
15
LANGKAH 2
MEMAHAMI LANSIA
60
LANGKAH 3
25
KESEJAHTERAAN LANSIA
PENUTUP
15
LANGKAH 5
1. Fasilitator mengajak peserta menonton video
puisi tentang lansia (Surat untuk anakku) Lampiran
Sesi 14 Lansia/Video Lansia Pusdiklat Kessos.
MENIT
mp4. Dapat dibacakan oleh salah satu peserta
atau fasilitator.
PENINGKATAN KESEJAHTERAAN
LANJUT USIA
Langkah-Langkah:
Langkah-Langkah:
KASUS NENEK A
Nenek A berumur 76 tahun, suaminya meninggal sejak tahun
2004. Ia mempunyai 4 (empat) orang anak yang semuanya
sudah berumah tangga. Nenek A tinggal bersama anak
bungsunya yang sudah beristri dan mempunyai anak dua
Langkah-Langkah:
PENINGKATAN KESEJAHTERAAN
LANJUT USIA
PENINGKATAN KESEJAHTERAAN
LANJUT USIA
MODUL PENINGKATAN
KESEJAHTERAAN SOSIAL LANJUT USIA
2. Tipe mandiri
Mengganti kegiatan-kegiatan yang hilang dengan kegiatan-kegiatan
baru, selektif dalam mencari pekerjaan, teman pergaulan, serta
memenuhi undangan.
4. Tipe pasrah
Menerima dan menunggu nasib baik, mempunyai konsep habis
gelap datang terang, mengikuti kegiatan beribadat, ringan kaki,
pekerjaan apa saja dilakukan.
5. Tipe bingung
Kaget, kehilangan kepribadian, mengasingkan diri, merasa minder,
menyesal, pasif, acuh tak acuh.
2. Tipe ketergantungan
Diterima dalam masyarakat tetapi pasif, tidak berambisi, masih tahu
diri, tidak mempunyai inisiatif, senang dengan pensiun, banyak
makan dan minum, tidak suka kerja dan senang diajak berlibur.
3. Tipe defensif
Lanjut usia yang sering menolak bantuan, emosional, memegang teguh
pada kebiasaanya, takut menjadi tua dan tidak menyukai pensiun.
4. Tipe bermusuhan
Lanjut usia yang sering menganggap orang lain sebagaoi penyebab
kegagalan, banyak mengeluh, agresif, curiga, takut mati, iri pada
yang muda, senang mengadu untung pada pekerjaan-pekerjaan.
Beberapa pendapat tentang tipe lanjut usia tersebut secara umum dapat
dipahami ada lanjut usia yang tidak bermasalah secara psikologis dalam
menjalani masa tuanya namun ada lanjut usia yang ternyata bermasalah
dalam menjalani masa tuanya. Untuk upaya kuratif kita dapat saja
mengusahakannya dengan bantuan obat-obatan atau dengan bantuan
alat kesehatan. Namun untuk lanjut usia yang bermasalah psikologisnya
dalam menjalani masa tuanya tentu lanjut usia akan sangat sulit untuk
diubah sikap dan perilakunya. Dengan memahami tipe lanjut usia,
kita pun dapat menyesuaikan diri agar dapat mendampingi lanjut usia
dengan baik dan benar.
2. Tidak mengucilkan
Seorang lanjut usia membutuhkan kasih sayang terutama dari
orang- orang terdekatnya, oleh karena itu jangan pernah dijauhi
apalagi ditinggalkan, misalnya: menempatkan kamar bagi lanjut
usia di bagian paling belakang. Berikan kesempatan berperan serta
dalam keluarga dan masyarakat seperti rutin membawa lanjut usia
berjemur sehingga ia pun dapat bersosialisasi dengan tetangga dan
yang lainnya.
6. Kemandirian
Memberikan kesempatan kepada lanjut usia untuk dapat melakukan
pekerjaan yang disukainya sesuai dengan kemampuannya seperti:
lanjut usia yang ingin membuat minumnya sendiri, menyapu, mencuci
piringnya sendiri, mengasuh cucunya, dan pekerjaan apapun yang
tidak membahayakan lanjut usia itu sendiri.
C. PERAN MASYARAKAT
1. Pendamping PKH dapat melakukan upaya promotif seperti
melakukan penyuluhan di pertemuan kelompok seperti
pentingnya merawat dan memperhatikan keberadaan lanjut usia
dikeluarga masing-masing. Partisipasi masyarakat diperlukan
agar tidak ada lagi lanjut usia yang terlantar ataupun lanjut usia
yang mengalami kekerasan. Masyarakat di sekitar lanjut usia
yang sudah paham termasuk mengingatkan lanjut usia untuk
memeriksakan kesehatannya secara rutin ke puskesmas atau
layanan kesehatan lainnya.
2. Menginisiasi pertemuan rutin lanjut usia di lingkungannya.
3. Memberikan kesempatan kepada lanjut usia untuk melakukan
pertemuan dengan memberikan kegiatan-kegiatan yang
dapat membantu dirinya untuk mengisi kekosongan waktu agar
mengembalikan kreatifitas yang selama ini sudah menurun, seperti:
• Kegiatan bersih lingkungan di rumah masing-masing,
• Senam lanjut usia atau latihan fisik yang disesuaikan dengan
kemampuan lanjut usia agar tetap merasa sehat dan bugar.
• Menghidupkan pengajian di lingkungannya, dan lain-lainnya.
4. Mengupayakan posyandu lanjut usia jika di daerah dampingannya
belum ada posyandu lanjut usia dan jika terdapat lanjut usia yang
masih sehat dan semangat agar diikutkan dalam kepengurusan.
Dalam hal ini pendamping PKH dapat berkoordinasi dengan
Puskesmas setempat.
5. Terlibat dalam kegiatan masyarakat bagi lanjut usia yang masih
memiliki fisik yang sehat, seperti: kegiatan pertemuan RT/RW,
musyawarah desa.
6. Memiliki daftar rujukan terkait dengan kebutuhan dan masalah
lanjut usia, seperti: