Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN SIMULASI MUSYAWARAH MASYARAKAT DESA

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Keperawatan Komunitas dan Keselamatan Kesehatan Kerja Dalam Keperawatan

Disusun Oleh :
Moudy M Putri 220110164001
Syifa Madarina 220110164002
Tri Prayuda Dwipha S 220110164003
Indah Widya Febryani 220110164004
Ajeng Ratnasari 220110164005
Rizka Muliani 220110164006
Utia Rahmah Mulyahati 220110164007
Fera Imelia Agustin 220110164008
Dicky Priyatno Tarigan 220110164009
Kirana Fadliawati 220110164010
Violla Anggiani 220110164011
Rachmannisa Utami 220110164012
Robi Romadoni Huwae 220110164013
Alex Setiawan 220110164014
Widia Hertina Putri 220110164015
Rangga Qistansyah 220110164016

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
PSDKU PANGANDARAN
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas Rahmat serta hidayah-


Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan simulasi
musyawarah masyarakat desa ini.
Pembuatan laporan ini tidak akan terwujud tanpa adanya
bantuan dan dorongan, baik materi maupun moral dari pihak-pihak
yang telah membantu. Tidak ada hal lain yang bisa diberikan selain
ucapan terimakasih yang penyusun sampaikan kepada dosen
pengampu serta semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan laporan praktikum ini baik secara langsung maupun
tidak langsung yang tidak dapat penyusun sebutkan satu per satu.
Semoga dengan adanya laporan ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca. Penyusun sadar akan kekurangan dalam makalah
ini. Kritik dan saran, serta masukan yang konstruktif akan penyusun
terima dengan seluas-luasnya untuk perbaikan dan penyempurnaan
laporan ini.

Pangandaran, 23 September 2019

Penyusun
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam rangka meningkatkan mutu sumber daya manusia sebagai potensi
pembangunan bangsa agar dapat membangun dan menolong dirinya sendiri
merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat. Dalam
pembangunan di bidang kesehatan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan
dari pembangunan nasional yang diupayakan oleh pemerintah. Dalam Indeks
Pembangunan Manusia (IPM), indikator status kesehatan merupakan salah satu
komponen utama selain pendidikan dan pendapatan perkapita. Dengan demikian
pembangunan kesehatan merupakan salah satu upaya utama untuk peningkatan
kualitas sumber daya manusia, yang memiliki peran penting dalam mendukung
percepatan pembangunan nasional (Kholifah & Widagdo, 2016).
Pembangunan kesehatan pada periode 2015-2019 adalah Program Indonesia
Sehat dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat
melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat. Salah satu upaya
pemberdayaan masyarakat dibidang kesehatan adalah dengan membentuk desa siaga.
Desa siaga merupakan desa yang memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan
untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan terutama bencana dan
kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri yang bertujuan untuk terwujud
masyarakat desa yang sehat serta peduli dan tanggap terhadap masalah-masalah yang
ada di wilayahnya (Kemenkes RI, 2010). Bentuk kegiatan pemberdayaan masyarakat
untuk mencapai tujuan desa salah satunya yaitu melibatkan masyarakat dalam
kegiatan Musyawarah Masyarakat Desa yang bertempat di balai desa.
Musayawarah masyarakat desa merupakan sebuah musyawarah yang diajukan
mahasiswa bersama dengan aparat desa, petugas promosi kesehatan puskesmas,
kader, dan tokoh masyarakat untuk membahas hasil Survei Mawas Diri (SMD) yang
telah dilaksanakan.
1.2 Tujuan Penulisan
a. Mengenalkan kepada masyarakat tentang masalah kesehatan yang ada di
wilayahnya.
b. Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat desa tentang
pentingnya kesehatan.
c. Meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat desa.
d. Meningkatkan keluarga dalam melaksanakan perilaku hidup bersih dan
sehat.
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi Musyawarah Masyarakat Desa


a. Pengertian
Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) merupakan pertemuan
perwakilan warga desa/kelurahan, Tim Desa dan Kelurahan Siaga Aktif
dan Pokjanal Kecamatan membahas hasil Survei Mawas Diri (SMD),
prioritas masalah yang akan diatasi, menggali potensi sumber daya yang
dimiliki dan penyusunan rencana intervensi. Frekuensi pertemuan MMD
minimal dilakukan 3 kali per tahun. MMD adalah pertemuan seluruh
warga desa/kelurahan atau warga masyarakat yang mewakili semua
komponen masyarakat di desa/kelurahan untuk membahas hasil survei
mawas diri dan merencanakan upaya penanggulangan masalah kesehatan,
lingkungan dan perilaku yang diperoleh dari hasil survey mawas diri.
b. Tujuan
- Masyarakat mengenal masalah kesehatan di wilayahnya.
- Masyarakat bersepakat untuk menanggulangi masalah kesehatan
melalui penggerakan dan pemberdayaan masyarakat di Desa Siaga.
- Masyarakat membentuk forum desa/kelurahan siaga dan menerapkan
poskesdes sebagai coordinator pelaksanaan upaya kesehatan
bersumber daya masyarakat.
- Masyarakat menyusun rencana kerja untuk menanggulangi masalah
kesehatan di wilayahnya.
- Mempersiapkan pelatihan kader dalam rangka meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan kader dalam mengembangkan Desa
Siaga dan operasional Poskesdes.
c. Tempat pelaksanaan
Tempat pelaksanaan sebaiknya di balai desa, atau tempat lain yang
bisa menampung kurang lebih 20-30 peserta.
d. Waktu pelaksanaan
Waktu pelaksanaan diharapkan sesegera mungkin setelah
dilakukannya SMD atau disesuaikan dengan ketersediaan dan kondisi
desa/kelurahan yang bersangkutan.
e. Peserta
Tingkat kecamatan
- Camat
- TP-PKK Kecamatan
- Kepala puskesmas
- Staf puskesmas
- Diknas
- Departemen Agama
- Lintas sektor terkait
Tingkat Desa
- Kepala Desa
- TP-PKK Desa
- Sekdes
- BP
- Tokoh Agama
- Tokoh Masyarakat

2.2 Tahap Persiapan


Persiapan yang telah dilakukan adalah selama tiga hari sebelum
Musyawarah Masyarakat Desa I (MMD I) dengan rincian sebagai berikut.
Pada tanggal 16 dan 17 September 2019 mahasiswa keperawatan PSDKU
Unpad di Pangandaran telah melakukan MMD 1, dimana pada saat itu
mahasiswa melakukan :
- Pembentukan struktur kepanitiaan dan pembagian tugas untuk
kegiatan pada tanggal 19 September 2019.

- Sosialisasi di tiap ketua RT, Ketua RW , Tokoh masyarakat, Tokoh


agama
- Sosialisasi di tiap ketua RT, ketua RW, tokoh masyarakat, tokoh agama
dan kader-kader kesehatan , forum remaja seperti karang taruna
dan organisasi kemasyarakatan.
- Membina hubungan saling percaya dan menjelaskan tujuan mahasiswa
praktik komunitas.
- Menggali masalah-masalah kesehatan yang ada di desa Cintaratu.
Dalam tahap persiapan, adanya pengulangan dan perincian MMD 1
seperti :
a. Pada tanggal 16 September 2019, mahasiswa konsul pre planning
pada pembimbing.
b. Pada tanggal 17 September 2019, mahasiswa menyebarkan
undangan.
c. Pada tanggal 18 September 2019, melaksanakan gladi bersih.
2.3 Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan dilakukan pada :

Hari, tanggal : Kamis, 19 September 2019

Pukul : 13.00 sd 15.00 WIB

Tempat: Balai Desa Cintaratu Kecamatan Parigi Kabupaten


Pangandaran

Acara dimulai pukul 13.00 WIB dan dibuka oleh MC. Jumlah
mahasiswa yang hadir 16 orang dan para undangan 30 orang. Seluruh
mahasiswa aktif dalam kegiatan, fasilitator telah memfasilitasi masyarakat,
notulen telah mencatat saran-saran dan pertanyaan dari masyarakat, moderator
telah mengarahkan diskusi musyawarah dengan baik, pembawa acara telah
membawakan acara sesuai dengan susunan acara serta telah menyajikan hasil
winshield dan tabulasi data dengan baik dan observer telah mengamati jalanya
acara Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) dengan baik.

Selama pelaksanaan acara, suasana tenang dan undangan antusias


dengan presentasi. Para undangan yang hadir dapat mengikuti dengan aktif
dan memberikan saran, pendapat serta pertanyaan. Acara berlangsung selama
2 jam (pembukaan 25 menit, penyajian hasil 35 menit, diskusi 45 menit,
penutupan 15 menit).

Susunan acara sebagai berikut :

No Jam Acara Pelaksanaan Waktu


Persiapan (peserta mengisi daftar
1 13.00-13.10 hadir) Utia Rahmah (Kader) 10 menit

2 13.10-13.15 Pembukaan Acara Moudy M Putri (MC) 5 menit


3 13.15-13.25 Sambutan-sambutan
a. Sambutan Ketua Pelaksana Fera Imelia Agustin
(Ketua Pelaksana)
b. Sambutan Kepala Puskesmas
Parigi Violla Anggiani 10 Menit
(Kepala Puskesmas
c. Sambutan Kepala Desa Parigi)
Cintaratu
Dicky Priyatno Tarigan
(Kepala Desa)
4 13.25-14,00 Pematerian tentang masalah Indah Widya F 35 menit
kesehatan yang ada di Desa (Mahasiswa)
Cintaratu
Widia Hertina P
(Mahasiswa)
5 14.00-14.45 Diskusi bersama masyarakat Moudy M Putri (MC) 45 menit

6 14.45-15.00 Penyerahan Cindera Mata Moudy M Putri (MC) 15 menit


Foto Bersama
Penutupan
2.4 Hasil

Undangan yang hadir sebanyak 30 orang. Mahasiswa yang hadir tepat


pada waktunya dan berperan sesuai dengan tugasnya. Tempat dan alat tersedia
sesuai dengan perencanaan. Adanya koordinasi dengan Kecamatan,
Puskesmas, Kepala Desa dan Masyarakat. Selain itu mahasiswa dapat
mengidentifikasi masalah kesehatan yang ada di Desa Cinta Ratu Kecamatan
Parigi Kabupaten Pangandaran. Rencana kegiatan yang telah ditentukan akan
dilaksanakan 2 hari setelah Musyawarah Masyarakat Desa (MMD).
Manuscript Simulasi MMD
Nama dan Peran :

Moudy M Putri 220110164001sebagai MC


Syifa Madarina 220110164002sebagai mahasiswa (divisi PDD)
Tri Prayuda Dwipha S 220110164003sebagai kader 2
Indah Widya Febryani 220110164004sebagai mahasiswa (pemateri)
Ajeng Ratnasari 220110164005sebagai sekretaris desa
Rizka Muliani 220110164006sebagai masyarakat
Utia Rahmah Mulyahati 220110164007sebagai kader 1
Fera Imelia Agustin 220110164008sebagai ketua pelaksana
Dicky Priyatno Tarigan 220110164009sebagai kepala desa
Kirana Fadliawati 220110164010sebagai masyarakat
Violla Anggiani 220110164011sebagai kepala puskesmas parigi
Rachmannisa Utami 220110164012sebagai mahasiswa (divisi PDD)
Robi Romadoni Huwae 220110164013sebagai masyarakat
Alex Setiawan 220110164014sebagai masyarakat
Widia Hertina Putri 220110164015sebagai mahasiswa (pemateri)
Rangga Qistansyah 220110164016sebagai masyarakat

Meja Registrasi

Kader 1 : “Bapak-bapak dan ibu-ibu, silahkan untuk mengisi daftar hadir


terlebih dahulu.”

Masyarakat : “Baik bu.”


Dalam Ruangan Balai Desa

MC “Bapak-bapak dan ibu-ibu, kami persilahkan untuk menempati kursi yang telah
disediakan.” Setelah peserta sudah menempati tempat duduk, acara pun dimulai.
“Assalamualaikum wr. Wb
Selamat siang dan salam sejahtera bagi kita semua, yang kami hormati bapak
Kepala Desa Cintaratu, yang kami hormati ibu kepala puskesmas Parigi, yang
kami hormati ketua pelaksana acara serta yang terhormat warga desa dan
perangkat desa Cintaratu yang telah menyempatkan diri hadir pada acara MMD
hari ini. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Tuhan yang maha esa yang
telah memberikan limpahan taufik, hidayah, dan inayahnya kepada kita semua
sehingga pada kesempatan pagi yang berbahagia ini kita dapat berkumpul dalam
acara musyawarah masyarakat desa. Pada kesempatan ini kami sangat berharap
peran serta Bapak/Ibu untuk berperan aktif untuk memberikan saran dan pendapat
dalam acara penyuluhan kesehatan terkait Tuberkulosis yang sedang terjadi di
desa kita ini. Disamping itu, kerjasama antar semua pihak dalam hal ini sangat
kami harapkan.
Bapak/Ibu yang berbahagia pada kesempatan yang baik kami ingin sedikit
menyampaikan perihal tujuan kami berada disini sekaligus secara tidak langsung
ingin bersilaturahmi dengan warga di desa ini. Adapun tujuan kami berada disini
adalah untuk melakukan musyawarah masyarakat desa. Sekali lagi kami ucapkan
terima kasih atas ketersediaan dan partisipasinya kepada warga desa yang telah
hadir siang hari ini.
Acara selanjutnya marilah kita dengarkan kata sambutan dari ketua pelaksana,
kepadanya kami persilahkan…”
Ketua “Bismillahirrahmanirrahim.. Assalamualaikum Wr. Wb.
Pelaksana
Yang terhormat
Kepala Puskesmas Parigi
Kepala Desa Cintaratu dan jajarannya
Tokoh-tokoh masyarakat dan seluruh tamu undangan sekalian yang berbahagia

Marilah kita panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan
rahmat dan ridha-Nya kita semua dapat berkumpul di acara Musyawarah
Masyarakat Desa ini. Tidak lupa juga shalawat serta salam kita panjatkan kepada
junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW.

Saya selaku ketua pelaksana ingin mengucapkan terima kasih kepada para panitia
yang telah berjuang dan mencurahkan segenap tenaga, waktu, serta pikiran untuk
mensukseskan acara pada hari ini. Terima kasih juga kepada seluruh masyarakat
yang telah bersedia hadir.

Pada kesempatan kali ini, kami ingin membahas mengenai penyakit TB/TBC.
TB/TBC adalah suatu penyakit infeksi oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis.
Bakteri ini merupakan bakteri yang sangat kuat sehingga memerlukan waktu lama
untuk mengobatinya. Kejadian TBC dilaporkan meningkat secara drastis pada 10
tahun terakhir di seluruh dunia, begitupun di Indonesia TBC merupakan masalah
kesehatan yang harus ditangani. Sehingga kita harus waspada sejak dini dan
mendapat informasi lengkap tentang penyakit TBC. Untuk itu, kami disini ingin
mensosialisasikan mengenai penanganan dan pencegahan penyakit TBC.

Mungkin itu saja yang dapat saya sampaikan. Mohon maaf yang sebesar-besarnya
jika ada tutur kata atau tindakan yang kurang berkenan di hati.
Sekian, dan terima kasih.
Wabillahitaufik Walhidayah Wassalamualaikum, Wr. Wb.”
MC “Terimakasih kepada ketua pelaksana yang telah memberikan sambutannya.
Untuk sambutan yang kedua adalah sambutan dari Kepala Puskesmas Parigi,
kepadanya kami persilahkan…”

Kepala ”Assalamualaikum wr wb
Puskesmas
Parigi Sampurasun! Perkenalkan nama saya Violla Anggiani salaku kepala Puskesmas
Parigi. Alhamdulillahirabbil'alamin dalam kesempatan kali ini kita dapat
berkumpul dalam kegiatan "Penyuluhan Tentang Tuberculosis" mudah-mudahan
kegiatan pada hari ini menghasilkan manfaat untuk kita semua sehingga
masyarakat desa cintaratu ini akan paham bagaimana cara pencegahan dan
penanganan terkait TBC tersebut. Mungkin cukup sekian yang dapat saya
sampaikan, mohon maaf atas segala kekurangan.Wassalamualaikum wr wb”
MC “Sambutan yang ketiga adalah sambutan dari Kepala Desa Citaratu, kepadanya
kami persilahkan…”

Kepala
“Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Dan salam sejahtera bagi kita
Desa
Cintaratu semua. Kepada masyarakat Desa Cintaratu sekalian yang berbahagia. Pada
kesempatan ini, kiranya tiada kata – kata yang patut untuk kita ucapkan terlebih
dahulu melainkan puji syukur yang sedalam – dalamnya, atas rahmat dan karunia
Allah SWT sehingga dapat berkumpul dalam musyawarah masyarakat desa pada
tahun ini. Saya sebagai Kepala Desa di sini tentu merasa berbahagia dan terima
kasih atas dukungan dari semua pihak, utamanya dari mahasiswa yang berniat
untuk membantu kami dalam pembangunan di bidang kesehatan. Semoga kita
semua dapat mengerti dan melaksanakan apa yang sudah menjadi kewajiban kita
dalam menjaga kesehatan lingkungan. Demikian, sambutan yang perlu saya
sampaikan. Saya ucapkan terima kasih atas segala perhatiannya dan mohon maaf
atas segala kelebihan dan kekurangan. Wassalamu’alaikum warahmatullahi
wabarakatuh.”
MC “Terima kasih atas sambutan yang telah diberikan, acara selanjutnya penyajian
tentang masalah kesehatan Tuberkulosis mahasiswa keperawatan, kepadanya kami
persilahkan..”
Mahasis-wa Moderator mulai melanjutkan acara dengan menyampaikan salam terlebih
(Pemateri)
dahulu, dan memperkenalkan diri, kemudian menyampaikan maksud dari
pembacaan hasil SMD/pengkajian komunitas agar masyarakat mengetahui kondisi
kesehatannya dan keadaan lingkungan di sekitar masyarakat desa/RW. Juga
dimaksudkan agar masyararat terpanggil dan ikutserta ambil bagian dalam
memelihara dan meningkatkan kebersihan dan kesehatan komunitas serta
lingkungannya.
Setelah memberikan pengantar seperlunya, kemudian moderator
mempersilahkan petugas pembaca hasil SMD untuk membacakan hasil pengkajian
komunitas atau SMD. Petugas pembaca hasil SMD maju ke depan, sambil
mambawa pointer atau penggaris sebagai penunjuk data. Dengan menggunakan
laptop dan LCD dinyalakan maka tampak sederatan data pada layar. Bila tidak ada
laptop dan LCD, pembacaan hasil pengkajian komunitas dapat disampaikan
melalui media flipchart. Kemudian pembaca hasil pengkajian pun menyajikan data
dengan membaca satu persatu data – data yang ada secara berurutan. Pertama –
tama disampaikan tentang data demografi yang meliputi jumlah penduduk, jumlah
kepala komunitas, jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin, agama,
pendidikan, pekerjaan. Dilanjutkan dengan data sosial ekonomi, lingkungan fisik,
sampai pada data status kesehatan komunitas. Data disampaikan dalam bentuk
tabel dan atau grafik dengan berbagai warna tampilan yang menarik sehinggga
membuat hadirin peserta rapat tertarik dan tidak merasa jenuh atau bosan. Berikan
perhatian pada data – data yang memiliki jumlah atau frekuensi paling banyak
atau data yang perlu mendapat perhatian bagi timbulnya masalah kesehatan,
seperti banyaknya masyarakat yang tidak melaksanakan 3M untuk peberantasan
demam berdarah, banyaknya rumah yang tidak memiliki ventilasi yang memenuhi
syarat kesehatan, dan lain sebagainya.
Pembacaan atau penyampaian data hasil pengkajian komunitas selesai,
acara diserahkan kembali kepada moderator. Kemudian moderator maju ke depan
dan memandu acara selanjutnya yaitu perumusan masalah komunitas. Pada
kesempatan ini moderator mengajak audien (peserta musyawarah/rapat) untuk
merumuskan masalah dengan cara: mengajak peserta rapat untuk mengingat
kembali data – data yang telah disampaikan terutama pada data – data dengan
frekuensi paling besar dan menyampaikan kepada forum musyawarah. “Bapak-
bapak dan ibu – ibu, dari hasil pembacaan data tadi, mari kita identifikasi dan
kelompokkan data – data yang menonjol atau data yang jumlah atau frekuensinya
paling banyak, yang biasanya kami sebut dengan “data senjang” dan akan saya
tulis di laptop/komputer atau pada lembar flipchart ini”. Setelah data senjang yang
disampaikan peserta rapat telah ditulis semua atau telah terkumpul, kemudian
moderator membuat tabel analisa data seperti di bawah ini.
No. Data Masalah
1. Insiden TB dalam 6 bulan terakhir 56%.
- 45% proporsi penduduk dengan kasus
TB.
- Status imunisasi balita......%
- Ventilasi udara dalam rumah ....%
- Riwayat batuk pada anggota
komunitas
- Riwayat batuk lama (lebih dari 3
bulan).....%
- Pemanfaatan fasilitas pelayanan
kesehatan....%
- Pengetahuan komunitas masyarakat
tentang TB yang kurang ...%
Kemudian pada kolom masalah cobalah moderator untuk mengisinya dengan
kemungkinan masalah keperawatan komunitas yang terjadi berdasarkan data yang
ada. Misalnya pada kolom masalah diisi dengan kalimat “Tingginya angka TB di
wilayah X” sehingga akan tampak pada tabel seperti di bawah ini.
No. Data Masalah
1. Insiden TB dalam 6 bulan terakhir 56%. Tingginya kejadian
- 45% proporsi penduduk dengan kasus TB. TB di wilayah X
- Status imunisasi balita......%
- Ventilasi udara dalam rumah ....%
- Riwayat batuk pada anggota komunitas
- Riwayat batuk lama (lebih dari 3 bulan).....%
- Pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan....%
- Pengetahuan komunitas masyarakat tentang
TB yang kurang ...%
Dari tabel di atas, moderator merumuskan masalah keperawatan komunitasnya
sehingga tersusun diagnosa keperawatan komunitas seperti:
“Tingginya angka TB di wilayah X di tandai dengan:
1. Insiden TB dalam 6 bulan terakhir 56%.
2. 45% proporsi penduduk dengan kasus TB.
3. Status imunisasi balita......%
4. Ventilasi udara dalam rumah ....%
5. Riwayat batuk pada anggota komunitas
6. Riwayat batuk lama (lebih dari 3 bulan).....%
7. Pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan....%
8. Pengetahuan komunitas masyarakat tentang TB yang kurang ...%

Atau dapat juga yang ditulis atau dirumuskan cukup dengan masalahnya saja yaitu
“Tingginya kejadian TB di wilayah X”.
Ada cara yang lebih mudah yang dapat dijadikan alternatif dalam
merumuskan masalah keperawatan yaitu dengan cara meminta pendapat dan
persetujuan hadirin peserta musyawarah, tentang suatu kondisi menyimpang
dijadikan sebagai masalah. Misalnya terdapat data 86% penduduk bekerja sebagai
buruh dan peternak sapi, 78% jenis rumah semi permanen, buang air besar ke
sungai, sungai tersebut digunakan untuk aktivitas sehari – hari penduduk setempat,
penyakit gatal – gatal dan diare prevalensinya tinggi. Maka masalah yang bisa
dirumuskan yaitu tingginya penyakit akibat lingkungan tidak sehat. Caranya:
“Bapak – bapak dan Ibu – ibu, ini ada data 86% penduduk bekerja sebagai buruh
dan peternak sapi, 78% jenis rumah semi permanen, buang air besar ke sungai,
sungai tersebut digunakan untuk aktivitas sehari – hari penduduk setempat,
penyakit gatal – gatal dan diare prevalensinya tinggi. Bagaimana kalau yang kita
jadikan masalah adalah tingginya penyakit akibat lingkungan tidak sehat? Bila
sebagian besar peserta setuju, maka “tingginya penyakit akibat lingkungan tidak
sehat” ditetapkan sebagai masalah komunitas. Begitulah seterusnya untuk data
-data senjang lainnya, sampai data – data senjang yang ditemukan pada pengkajian
komunitas tidak ada lagi. Sehingga dalam proses perumusan masalah dapat
ditemukan beberapa masalah. Sebagai contoh pada acara MMD/RW ini ditemukan
4 masalah keperawatan komunitas yaitu:
1. Tingginya kejadian TB di wilayah X.
2. Tingginya penyakit akibat lingkungan tidak sehat.
3. Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai hidup sehat.
4. Resiko tingginya kematian bayi.
Perumusan masalah telah selesai, moderator melanjutkan acara yaitu prioritas
masalah. Selanjutnya moderator memandu acara lagi, “Bapak/Ibu hadirin yang
berbahagia, ke-empat masalah ini tentunya tidak dapat kita selesaikan dalam
waktu yang sama, untuk itu mari kita prioritaskan masalah ini. Prioritas masalah
dilakukan dengan mempertimbangkan empat kriteria yaitu;
1. Sifat masalah, sifat masalah dapat ditentukan dengan mempertimbangkan
kategori diagnosa keperawatan komunitas. Diagnosa keperawatan komunitas
dikategorikan menjadi diagnosa keperawatan potensial diberi skor satu,
diagnosa keperawatan resiko diberi skor dua, dan diagnosa keperawatan aktual
diberi skor tiga.
2. Kemungkinan masalah dapat diubah, perawat perlu memperhatikan
terjangkaunya faktor – faktor sebagai berikut: pengetahuan yang ada sekarang,
teknologi dan tindakan untuk menangani masalah, sumber daya komunitas
dalam bentuk fisik, keuangan dan tenaga, sumber daya perawat dalam bentuk
pengetahuan, keterampilan dan waktu, sumber daya masyarakat dalam bentuk
fasilitas, organisasi dalam masyarakat dan dukungan masyarakat. Pemberian
skor pada kriteria ini dilakukan dengan ketentuan bila kemungkinan masalah
dapat diubah sebagian maka diberi skor 2, sedangkan bila kemungkinan
masalah tidak dapat diubah, maka diberi skor 1.
3. Potensi masalah dapat dicegah, faktor – faktor yang perlu diperhatikan:
kepelikan dari masalah yang berhubungan dengan penyakit atau masalah,
lamanya masalah, yang berhubungan dengan jangka waktu masalah itu ada,
tindakan yang sedang dijalankan adalah tindakan – tindakan yang tepat dalam
memperbaiki masalah, adanya kelompok “high risk” atau kelompok yang
sangat peka menambah potensi untuk mencegah masalah. Pemberian skor dari
kriteria ini yaitu skor 3 diberikan bila potensi masalah untuk dicegah “tinggi”,
skor 2 diberikan bila potensi masalah untuk dicegah “cukup”. dan skor 2
diberikan bila potensi masalah untuk dicegah “rendah”.
4. Menonjolnya masalah, kita perlu menilai persepsi atau bagaimana komunitas
melihat masalah kesehatan tersebut. Skor 2 diberikan bila masalah menonjol
dan segera diatasi, skor 1 diberikan bila tidak perlu segera diatasi dan skor 0
diberikan bila masalah tidak dirasakan komunitas.
Berdasarkan kriteria di atas, kita dapat melakukan skoring terhadap satu
diagnose keperawatan komunitas dengan cara:
1. Tentukan skor setiap masalah keperawatan komunitas berdasarkan kriteria
yang telah ditetapkan, kemudian bagilah skor tersebut dengan skor tertinggi
kemudian hasilnya dikalikan dengan bobot dari setiap kriteria (Skor/angka
tertinggi x bobot).
2. Jumlahkan skor dari masing – masing kriteria untuk tiap diagnosis
keperawatan komunitas.
3. Skor tertinggi yang diperoleh adalah diagnosis keperawatan komunitas yang
menjadi prioritas pertama.
Untuk menyusun prioritas kelima masalah keperawatan komunitas yang telah
ditetapkan, maka langkah – langkah nya adalah sebagai berikut:
1. Ajaklah audien yaitu peserta MMD/RW untuk bersama – sama menyusun
prioritas masalah keperawatan komunitas.
2. Ambilah daftar diganosa keperawatan komunitas yang telah disusun
sebelumnya, kemudian ambil satu diagnosa untuk dilakukan skoring
berdasarkan kategori yang telah dipelajari.
3. Buatlah tabel skoring dengan lima kolom dan kolom pertama diisi dengan
nomor diagnosa keperawatan (Dx. Kep. No). Kolom kedua diisi dengan
kriteria, kolom ketiga diisi dengan skor, kemudian kolom keempat diisi dengan
bobot dan kolom kelima diisi dengan hasil skoring (skor x bobot).
4. Mari kita coba melakukan skoring untuk diagnosa keperawatan komunitas ke
satu hasil perumusan diagnosa yaitu tingginya kejadian TB di wilayah X.
5. Isilah kolom pertama dengan dx. Kep. No. 1, kemudian ajaklah audien untuk
ikutserta menentukan skornya pada kolom sifat masalah kemudian bagilah
skor tersebut dengan skor tertinggi lalu kalikan dengan bobot dan hasilnya
dituliskan pada kolom hasil skoring (skor x bobot). Contoh untuk sifat
masalah; ini merupakan masalah aktual maka diberi skor 3, lalu dibagi dengan
skor tertinggi yaitu 3 kemudian dikalikan dengan bobot yaitu 1, maka

3
hasilnya: x 1=1 .
3
6. Lanjutkan dengan cara yang sama dengan poin lima untuk kategori
kemungkinan masalah dapat diubah, potensial masalah untuk dicegah, dan
menonjolnya masalah. Kemudian jumlahkan hasil skoringnya, sehingga
hasilnya seperti tabel di bawah ini

Dx.
Kep. Kriteria Skor Bobot Skoring
No.
1. Sifat masalah 3
x 1=1
3
Skala:
- Tidak/kurang sehat 3 1
- Ancaman kesehatan 2
- Keadaan sejahtera 1
Kemungkinan masalah dapat diubah 2 1
x 2=1
2
Skala:
- Mudah 2
- Sebagian 1
- Tidak dapat 0
Potensial masalah untuk dicegah 3
x 1=1
3
Skala:
- Tinggi 3 1
- Cukup 2
- Rendah 1
Menonjolnya masalah
Skala:
- Masalah berat, harus segera 2
2
ditangani 1 x 1=1
2
- Ada masalah tetapi tidak perlu 1
ditangani
- Masalah tidak dirasakan 0
Jumlah Skor 4
Dengan demikian maka untuk masalah Tingginya kejadian TB di wilayah
X didapatkan skor 4.
7. Selanjutnya dengan cara seperti di atas, ajaklah audien melakukan skoring
untuk masalah keperawatan kedua yaitu tingginya penyakit akibat lingkungan
tidak sehat. Hasil skoring dapat anda lihat pada tabel di bawah ini.

Dx.
Kep. Kriteria Skor Bobot Skoring
No.
2. Sifat masalah 3
x 1=1
3
Skala:
- Tidak/kurang sehat 3 1
- Ancaman kesehatan 2
- Keadaan sejahtera 1
Kemungkinan masalah dapat diubah 2 2
x 2=2
2
Skala:
- Mudah 2
- Sebagian 1
- Tidak dapat 0
Potensial masalah untuk dicegah 2
x 1=0,67
3
Skala:
- Tinggi 3 1
- Cukup 2
- Rendah 1
Menonjolnya masalah
Skala:
- Masalah berat, harus segera 2
2
ditangani 1 x 1=1
2
- Ada masalah tetapi tidak perlu 1
ditangani
- Masalah tidak dirasakan 0
Jumlah Skor 4,67
Demikian juga untuk dua diagnosa keperawatan komunitas yang lain,
dilakukan bersama audien untuk menetapkan prioritasnya. “Hadirin sekalian,
proses prioritas masalah keperawatan komunitas telah selesai, acara selanjutnya
adalah pemecahan masalah, maka untuk memecahkan ke empat masalah atau
diagnosa keperawatan komunitas tadi kita bentuk kelompok kerja. Karena kita
telah menetapkan ada 4 (empat) masalah komunitas, maka kelompok kerja yang
dibentuk juga empat kelompok. Baiklah hadirin sekalian, sekarang seluruh peserta
MMD/RW yang hadir kita bagi menjadi 4 keompok, caranya silahkan setiap orang
berhitung secara berurutan satu, dua, tiga, empat. Urutan berikutnya menghitung
lagi mulai dari satu, dua, lalu tiga, dan empat, begitu seterusnya sampai seluruh
peserta selesai berhitung. Kemudian masing – masing berkumpul. Yang menyebut
angka satu, berkumpul dengan yang menyebut angka satu atau masing – masing
angka berkumpul sehingga terbentuk empat kelompok. Setiap kelompok kerja
ditentukan penangungjawab kelompok kerjanya dan didampingi oleh mahasiswa
sebagai pemandu diskusi. Karena disini ada empat kelompok kerja, maka
penanggungjawabnya juga empat orang didampingi empat mahasiswa. Kemudian
setiap kelompok diberikan satu masalah keperawatan komunitas. Setiap kelompok
berkumpul dan menempati tempat masing – masing, kemudian dibentuk
organsisasi kelompok mulai dari ketua, sekretaris, dan anggota. Selanjutnya tiap –
tiap kelompok kerja diberi waktu untuk berdiskusi merencanakan penyelesaian
masalah yang didapatnya. Agar memudahkan kelompok kerja dalam
merencanakan penyelesaian masalah dan untuk keseragaman, maka setiap
kolompok diberi tabel POA.
Proses pemecahan masalah dilakukan dengan menyusun rencana
keperawatan yang merupakan tindakan menetapkan apa yang harus dilakukan
untuk membantu sasaran dalam upaya preventif, kuratif dan promotif. Langkah
pertama dalam tahap perencanaan adalah menetapkan tujuan, kemudian rencana
kegiatan dan sasaran untuk mengatasi masalah yang telah ditetapkan sesuai
dengan diagnosis keperawatan komunitas. Tahap berikutnya yaitu rencana
pelaksanaan kegiatan maka ada dua yang mempengaruhi dan dipertimbangkan
dalam menyusun rencana tersebut yaitu sifat masalah dan sumber/potensi
masyarakat seperti dana, sarana, dan tenaga yang tersedia. Hadirin sekalian,
sebagai kita akan coba membuat POA untuk masalah komunitas pertama yaitu
tingginya kejadian TB di wilayah X, seperti di bawah ini.”

Masalah
Sumber
Keperawata Tujuan Kegiatan Sasaran Waktu Tempat
Dana
n
Tingginya Menuruny 1. Pendidikan Masyaraka Minggu Balai Swaday
kejadian TB a kesehatan t pertama warga a
di kejadian TB Di daerah tiap
wilayah X TB 2. Gotong X bulan
di wilayah royong
X. Memperbaiki
ventilasi
rumah.
3. . ...dst
“Hadirin yang berbahagia, Proses diskusi selesai kepada kelompok dipersilahkan
kembali ketempat masing – masing dan acara selanjutnya adalah laporan hasil
diskusi kelompok. Kemudian setiap kelompok dipersilahkan untuk menyampaikan
hasil diskusinya mulai dari kelompok satu dan seterusnya sampai kelompok ke-
empat.
Setelah masing – masing kelompok menyampaikan hasil diskusinya, maka
acara dilanjutkan pada pembacaan ikrar peserta MMD/RW yang dipandu oleh
madorator. Para hadirin sekalian marilah kita bersama – sama mengucapkan ikrar
melaksanakan semua rencana yang telah kita susun bersama. Kira – kira ikrar
yang diucapkan seperti di bawah ini.
“KAMI BERJANJI AKAN MELAKSANAKAN HASIL MUSYAWARAH
YANG TELAH DISEPAKATI BERSAMA”.
MC “Terima kasih atas partisispasi Bapak/Ibu dalam mengikuti acara ini. Semoga
acara ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Selanjutnya sebelum acara ini ditutup
saya akan membacakan sedikit kesimpulan hasil MMD kita pada hari ini bahwa
kita harus menjaga lingkungan sekitar demi menciptakan lingkungan yang sehat.
Bapak/Ibu sekalian, sekiranya hanya segitu yang dapat kami sampaikan. Sekali
lagi terima kasih atas perhatian dan partisipasinya. Terimakasih,
wassalamualaikum wr wb”
BAB III PENUTUP

Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) merupakan pertemuan seluruh warga


desa/kelurahan atau warga masyarakat yang mewakili semua komponen masyarakat
di desa/kelurahan untuk membahas hasil survei mawas diri dan merencanakan upaya
penanggulangan masalah kesehatan, lingkungan dan perilaku yang diperoleh dari
hasil survey mawas diri. Tujuan adanya MMD adalah Agar masyarakat mengenal
masalah kesehatan di wilayahnya, masyarakat bersepakat untuk menanggulangi
masalah kesehatan melalui penggerakan dan pemberdayaan masyarakat di Desa
Siaga, Masyarakat membentuk forum desa/kelurahan siaga dan menerapkan
poskesdes sebagai koordinator pelaksanaan upaya kesehatan bersumber daya
masyarakat, masyarakat menyusun rencana kerja untuk menanggulangi masalah
kesehatan di wilayahnya dan mempersiapkan pelatihan kader dalam rangka
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader dalam mengembangkan Desa
Siaga dan operasional Poskesdes.

Setelah dilakukan MMD diharapkan adanya kesadaran masyarakat dan


pemerintah terhadap masalah kesehatan di lingkungan dan setelah MMD
dilaksanakan adanya proses implementasi dari berbagai pihak agar kesehatan di desa
tersebut dapat lebih baik dari sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA

H. Sugiyanto, S. M. (2016). Praktik Klinik Keperawatan Keluarga dan Komunitas.


Jakarta Selatan: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Indonesia, U., Handayani, N., Masyarakat, F. K., & Komunitas, P. K. (2011). DI


WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDATON KOTA BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2011 DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDATON KOTA BANDAR
LAMPUNG TAHUN 2011.
Kemenkes RI. (2010). Petunjuk teknis penghitungan biaya pengembangan desa dan
kelurahan siaga aktif. Petunjuk Teknis Perhitungan Biaya Pengembangan Desa
Dan Kelurahan Siaga Aktif, 68. Retrieved from
http://promkes.depkes.go.id/portofolio/petunjuk-teknis-perhitungan-biaya-
pengembangan-desa-siaga/
Kholifah, S. N., & Widagdo, N. W. (2016). KEPERAWATAN KELUARGA DAN
KOMUNITAS. In Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
https://doi.org/10.1192/bjp.111.479.1009-a

Anda mungkin juga menyukai