Anda di halaman 1dari 2

Kegiatan lokakarya bulanan di Puskesmas Cinta Kasih bertujuan untuk mengevaluasi berbagai

capaian program di Puskesmas tersebut. Saat pemaparan mengenai kesehatan ibu dan anak (KIA)
ditemukan kecenderungan terjadinya kasus kematian bayi di wilayah kerja Puskesmas Cinta Kasih
khususnya di desa Inspektorat. Setelah dilakukan crosscheck ternyata cakupan persalinan oleh
tenaga kesehatan juga tidak mencapai target. Hasil analisis yang dilakukan oleh promotor
kesehatan baik secara data primer maupun data sekunder ternyata di desa Inspektorat juga terdapat
paraji yang belum bermitra dengan bidan setempat.
Kepala Puskesmas Cinta Kasih mendiskusikan mengenai masalah ini dalam rapat lokbul. Setelah
perdebatan yang alot dengan para pemegang program, diputuskanlah bahwa kepala puskesmas dan
tim puskesmas menyusun rencana advokasi baik di tingkat desa maupun di tingkat kecamatan.
Kepala puskesmas bersama sama dengan petugas promkes. Bikor, Bidan desa mendiskusikan
langkah langkah yang akan disusun untuk advokasi. Sasaran advokasi adalah kepala desa
inspektorat dan Camat Kasih Sayang. Tujuan dari advokasi adalah untuk menyadarkan para
penentu kebijakan di daerah tersebut mengenai masalah kesehatan yang terjadi di wilayahnya.
Maka saat waktu yang ditentukan kapus bidan desa kader mendatangi kepala desa Inspektorat di
kantor desa. Kepala desa tampak sedang menunggu kehadiran tim puskesmas karena sebelumnya
sudah membuat janji untuk bertemu. Setelah diberi penjelasan keadaan kesehatan di wilayah
kerjanya kepala desa sangat terkejut dengan data yang disampaikan oleh tim puskesmas cinta
Kasih. Kepala desa pun menginginkan hal itu dibicarakan dalam rapat musyawarah desa dengan
para toko agama dan tokoh masyarakat.
Promkes mengadakan SMD dengan menggunakan instrumen sederhana mengenai kesehatan di
desa Inspektorat seputar kesehatan ibu dan anak yang dilakukan oleh para kader dan para pemuda
desa.
Hasil SMD ditemukan bahwa sebagian besar masyarakat masih memilih paraji untuk penolong
persalinan.
kepala desa mengatur pertemuan dengan para tokoh masyarakat, kader, tokoh pemuda, tokoh
agama dan unsur desa lain seperti pengusaha dan lain2 untuk mengadakan Musyawarah
masyarakat desa (MMD).
Pada waktunya pertemuan Musyawarah masyarakat desa semua unsur desa yang diundang hadir.
Fihak puskesmas memfasilitasi berjalannya MMD dengan menampilkan data dan hasil SMD
untuk seterusnya dilakukan musyawarah dalam penyelesaian masalah.
Setelah diskusi yang panjang para undangan yaitu berbagai unsur desa menyepakati:
1. Bersama sama bekerjasama menurunkan angka kematian ibu dan kematian bayi di desa
Inspektorat
2. Mengadakan penyuluhan di berbagai kelompok masyarakat mengenai pentingnya
3. Menjalin kemitraan antara paraji dan bidan dalam pertolongan persalinan.
4. Menerbitkan perdes mengenai kemitraan paraji dan bidan.
5. Mengaktifkan desa siaga.
6. Menghimpun dana sosial baik dari masyarakat maupun para donatur untuk dana sosial ibu
bersalin
7. Meninjau ulang pencapaian upaya bersama dalam MMD selanjutnya.
Mulai saat itu desa Inspektorat berkomitmen untuk menurunkan AKI dan AKB di desanya. And
happily ever after. THE END
Pemeran:
1. Camat Kasih sayang
2. Kepala Puskesmas Cinta Kasih
3. Kepala desa inspektorat
4. Promotor kesehatan
5. Bidan koordinator
6. Bidan desa
7. Tokoh masyarakat
8. Pengusaha
9. Kader
10. Tokoh pemuda
11. Tokoh agama

Anda mungkin juga menyukai