Anda di halaman 1dari 7

3 JENIS TIKUNGAN

1. FULL CIRCLE (FC)


2. SPIRAL – CIRCLE – SPIRAL (SCS)
3. SPIRAL – SPIRAL (SS)
 Full Circle – FC (Lengkung Penuh) yaitu, Lengkung yang hanya terdiri dari bagian lengkung tanpa
adanya peralihan. Yang dimaksud disini adalah hanya ada satu jari2 lingkaran pada lengkung
tersebut. (lihat perbedaan dengan SCS)

 Spiral-Circle-Spiral – SCS yaitu, Lengkung terdiri atas bagian lengkungan (Circle) dengan
bagian peralihan (Spiral) untuk menghubungkan dengan bagian yang lurus FC. Dua bagian
lengkung di kanan-kiri FC itulah yg disebut Spiral. (lihat perbedaan dengan FC).
 Spiral-Spiral – SS yaitu, Lengkung yg hanya terdiri dari spiral-spiral saja tanpa adanya circle. Ini
merupakan model SCS tanpa circle. Lengkung ini biasanya terdapat di tikungan dengan
kecepatan sangat tinggi. (lihat perbedaan dengan SCS)

Tinjauan alinyemen vertikal secara keseluruhan

Ditinjau secara keseluruhan alinyemn vertikal harus dapat memberikan kenyamanan kepada pemakai
jalan disamping bentuknya jangan sampai kaku. Untuk mencapai itu harus diperhatikan hal-hal sebagai
berikut :

 Sedapat mungkin menghindari broken back, grad line atinya jangan sampai kita mendesaign
lengkung vertikal searah (cembung maupun cekung) yang hanya dipisahkan oleh tangen yang
pendek.

 Menghindari hidden dip, artinya kalau kita mempunyai alinymen vertikal yang relatif datar dan
lurus, jangan sampai didalamnnya terdapat lengkung-lengkung cekung yang pendek yang dari
jauh kelihatannya tidak ada atau tersembunyi.

 Landai penurunan yang tajam dan panjang harus diikuti oleh pendakian agar secara otomatis
kecepatan yang besar dari kendaraan dapat dikurangi.

 Kalau pada suatu potongan jalan kita menghadapi alinyemen vertikal dengan kelandaian yang
tersususun dari prosentase kecil sampai besar, maka kelandaian yang paling curam harus
ditaruh pada bagian permulaan landai, berturut-turut kemudian kelandaian yang lebih kecil.
Sampai akhirnya yang paling kecil.
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan

Alinyemen vertical direncanakan dengan mempertimbangkan antara lain hal-hal sebagai berikut :

 Kecepatan rencana

Kecepatan rencana yang diambil harus disesuaikan dengan ketetapan yang telah dipakai pada alinyemen
horizontal. Dengan demikian klasifikasi medan yang telah ditetapkan untuk alinyemen horizontal berikut
wilayah-wilayah kecepatan rencananya harus dijadikan pegangan untuk menghitung tikungan-tikungan
pada alinyemen vertikal. Kalau hal ini tidak dijaga akan diperoleh ketidak seimbangan, misalnya disatu
pihak kita mempunyai kecepatan rencana yang tinggi untuk alinyemen horizontal, sedangkan alinyemen
vertikalnya hanya mempunyai kecepatan rencana yang lebih rendah atau sebaliknya. Ini berarti akan
merugikan pemakai jalan atau bahkan bias membahayakan pemakai jalan.

 Topography

Keadaan topography ini earat hubungannya dengan volume pekerjaan tanah. Untuk terrain yang berat
sering kita terpaksa harus menggunakan angka-angka kelandaian maximum pada alinyemen vertikal
agar volumem pekerjaan tanah dapat dikurangi. Pada perencanaan jalan baru kita harus agak berhati-
hati dalam menetapkan alinyemen vertikal. Sebab sekali kita kurang bijaksana dalam menetapkan
kelandaian jalan, perbaikannya akan menuntut biaya yang sangat besar. Disamping itu penetapan
kelandaian harus sedemikian sehingga tinggi galian atau dalamnya timbunan masih dalam batas-batas
kemampuan pelaksanaan.

 Fungsi jalan

Dalam merencanakan jalan (terutama didaerah perkotan) sering kita hadapi bahwa rencana jalan kita
akan crossing dengan existing road. Sebelum menetapkan bentuk tersebut kita harus mengetahui betul,
apa sebetulnya fungsi jalan kita maupun fungsi jalan yang dicross oleh kita jalan tersebut. Sehingga
dengan demikian dapat kita tentukan bentuk-bentuk crossing tersebut. Dari bentuk-bentuk crossing
tersebut baru dapat kita tentukan alinyemen vertikalnya.

 Tebal perkerasan yang diperhitungkan

Untuk design jalan baru, tebal perkerasan tidak mempengaruhi penarikan alinyemen vertikal. Tapi untuk
design yang sifatnya betterment, tebal perkerasan akan memegang peranan penting. Dalam hal ini
penarikan alinyemenvertikal harus sudah sedemikian sehingga kedudukannya terhadap permukaan
jalan lama mendekati atau sesuai dengan yang telah diperhitungkan.

 Tanah dasar

Kadang-kadang kita terpaksa membuat jalan diatas tanah dasar yang sering kena banjir. Disini kita harus
hati-hati artinya jangan sampai alinyemen vertikal kita tidak cukup tinggi. Kedudukan alinyemen vertikal
harus sedemikian sehingga : Permukaan air banjir tidak mencapai lapis-lapis perkerasan. Cukup tinggi
sampai kita dapat memasang culvert yang betul-betul bisa berfungsi.
Macam-macam contoh bentuk dalam alinyemen vertikal
FULL CIRCLE

Lengkung ini untuk R min < R rencana < Lengkung tanpa peralihan
SPIRAL CIRCLE SPIRAL
SPIRAL SPIRAL

Lengkung yang hanya terdiri dari bagian spiral saja. Hal ini terjadi jika R min < R rencana < R lengkung
peralihan dan Lc < 20m

Anda mungkin juga menyukai