Anda di halaman 1dari 184

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN

(LPK-DESA)
KULIAH KERJA NYATA TIM II TAHUN 2019

KELURAHAN/DESA : ROGOMULYO
KECAMATAN : KAYEN 1
KABUPATEN : PATI

Oleh:

Hafidz Muhammad Fahri 24010216140048


Dedy Setiadi 23010116130143
Dhia Sasmita Lantip 21080116140066
Ajeng Mifta Rachmawati 24010316140079
Seno Adhi Wibowo 21010115140167
Haidar Bimantara 23040116140080
Mohamad Dhiaulhaq 22010116120078
Panca Buana Winaya 24020116140091
Naufaldy Ridhlo Anggoro 11010116140430
Irvan Sumantri Pakpahan 21100116120027
Satria Rahmadi 14010116140048
Muhammad Hilmy Fachrur R 11010116120184

PUSAT PELAYANAN KULIAH KERJA NYATA (P2KKN)


LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
(LPPM)
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG 2019
HALAMAN PENGESAHAN LRK KECAMATAN

Dengan selesainya kegiatan survey oleh Tim II KKN UNDIP Tahun 2019
Kecamatan Kayen yang beranggotakan:
NO NAMA NIM TANDA TANGAN
1 Hafidz Muhammad Fahri 24010216140048 1.
2 Dedy Setiadi 23010116130143 2.
3 Dhia Sasmita Lantip 21080116140066 3.
4 Ajeng Mifta Rachmawati 24010316140079 4.
5 Seno Adhi Wibowo 21010115140167 5.
6 Haidar Bimantara 23040116140080 6.
7 Mohamad Dhiaulhaq 22010116120078 7.
8 Panca Buana Winaya 24020116140091 8.
9 Naufaldy Ridhlo Anggoro 11010116140430 9.
10 Irvan Sumantri Pakpahan 21100116120027 10.
11 Satria Rahmadi 14010116140048 11.
12 Muhammad Hilmy Fachrur R 11010116120184 12.

Maka kami mengajukan pengesahan atas LPK tingkat Kecamatan yang telah
disusun.
Pati, 17 Agustus 2019
Mengetahui,
Camat Koordinator Kecamatan

Drs. Didik Rusdintono Hafidz Muhammad Fahri


NIP. 196803191988031003 NIM. 24010216140048

Menyetujui,
Dosen Kuliah Kerja Nyata

Besar Tirto Husodo, S.Sos, M.Kes Abdi Sukmono, ST., MT Ayu Rahadiyanti, S.Gz, MPH
NIP. 197003062001121002 NIP. 198811182014041002 NIP. 199002070117012085

ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga Laporan Pelaksanaan Kegiatan (LPK) Kuliah
Kerja Nyata (KKN) Universitas Diponegoro Periode Tim II Tahun 2019 di
Kecamatan Kayen, Kabupaten Pati dapat diselesaikan dengan baik.
Kami ingin berterima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu
kami dalam penyusunan Laporan Rencana Kegiatan, yaitu kepada:
1. Pusat Pelayanan Kuliah Kerja Nyata (P2KKN) atas bimbingan dan bantuan
yang telah menerjunkan Tim II KKN UNDIP 2019 Kecamatan Kayen.
2. Prof. Dr.rer.Nat Heru Susanto, ST., MM., MT, selaku ketua Lembaga
Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Undip.
3. Bapak Dr. Adi Nugroho, M.Si., selaku Koordinator Dosen Kuliah Kerja Nyata
Lokasi KKN-PPM Kabupaten Pati.
4. Bapak Besar Tirto Husodo, S.Sos, M.Kes, Abdi Sukmono, ST., MT, dan Ibu
Ayu Rahadiyanti, S.Gz, MPH selaku Dosen Pembimbing Lapangan Kuliah
Kerja Nyata Tim II Tahun 2019 Kecamatan Kayen, Kabupaten Pati.
5. Bapak Drs. Didik Rusdintono selaku Kepala Kecamatan Kayen, Kabupaten
Pati.
6. Segenap Perangkat Kecamatan Kayen yang telah memberikan informasi
kepada kami.
7. Segenap pihak yang telah membantu dalam memudahkan kelancaran kegiatan
survei KKN Tim II Tahun 2019 hingga penyusunan Laporan Rencana Kegiatan
KKN ini.
Kami menyadari bahwa penyusunan Laporan Rencana Kegiatan ini masih
jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun
sangat kami harapkan dari semua pihak.
Akhir kata, semoga Laporan Rencana Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN)
di Kecamatan Kayen, Kabupaten Pati Tahun 2019 ini dapat bermanfaat.

Pati, 16 Agustus 2019

Tim II KKN Undip Tahun 2019


Kecamatan Kayen, Pati

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ ii

KATA PENGANTAR ................................................................................... iii

DAFTAR ISI ................................................................................................. iv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... v

BAB I. PENDAHULUAN ..............................................................................1

A. Gambaran Umum Lokasi KKN ........................................................... 1

B. Maksud dan Tujuan Laporan ............................................................... 1

C. Program Pembangunan Desa yang telah ada ........................................1

D. Metode dan Sistematika Pembahasan .................................................. 2

BAB II. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN ..............................................9

A. Indentifikasi Masalah ..........................................................................9

B. Prioritas Pemilihan Masalah ................................................................ 9

BAB III. REALISASI KEGIATAN MAHASISWA KKN .......................... 10

A. Kegiatan Multidisiplin ................................................................................ 10

B. Kegiatan Program Unggulan Desa .............................................................. 16

BAB IV. PENUTUP ..................................................................................... 177

A. Kesimpulan ...................................................................................... 177

B. Saran-saran atau rekomendasi kegiatan kkn perode berikutnya…….. 177

iv
DAFTAR LAMPIRAN

1. Nama Desa dan Alamat Website .......................................................... 179


2. Peta Kecamatan ................................................................................... 180
3. Struktur Organisasi Pemerintahan Kecamatan ..................................... 181
4. Dokumentasi Kegiatan ........................................................................ 182

v
BAB I
PENDAHULUAN

A. Gambaran Umum Lokasi KKN


Kayen adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Pati, Provinsi Jawa Tengah,
Indonesia. Kecamatan Kayen terdiri dari 17 Desa. Kecamatan ini mempunyai luas 96.03 km².
Batas-batas wilayahnya adalah sebagai berikut:
Utara : Kabupaten Kudus, Kecamatan Gabus
Selatan : Kabupaten Grobogan
Barat : Kecamatan Sukolilo
Timur : Kecamatan Tambakromo
Kecamatan Kayen terbagi menjadi 17 Desa yaitu Kayen, Rogomulyo, Trimulyo,
Sundoluhur, Boloagung, Pesagi, Srikaton, Talun, Beketel, Brati, Durensawit, Jatirono,
Jimbaran, Pasuruhan, Purwokerto, Slungkep, Sumbersari.

B. Maksud dan Tujuan Laporan


Tujuan yang diharapkan dari KKN TIM II UNDIP 2019 pada Kecamatan Kayen adalah
sebagai berikut:
1. Melatih mahasiswa dalam mengkaji fenomena-fenomena sosial yang terjadi di
lingkungan masyarakat.
2. Mengamalkan tridarma perguruan tinggi.
3. Memberikan ruang dan lahan bagi mahasiswa untuk berekspresi mengaplikasikan teori
yang telah didapatkan di kampus untuk menjadi agen perubahan.
4. Meningkatkan kesadaran warga untuk memiliki kepedulian terhadap kualitas sumber
daya manusianya terutama mengenai kemampuan membaca dan menulis dari
masyarakatnya.
5. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam kegiatan yang dilakukan dan diadakan oleh
pihak-pihak tertentu.

C. Program Pembangunan Kecamatan yang Telah Ada


Kecamatan hanya sebagai koordinator dan pengawas sedangkan pembangunan secara
langsung dilaksanakan oleh masing-masing desa. Dalam hal ini kecamatan secara langsung
sebagai pemberi izin kepada desa untuk melakukan berbagai pembangunan sarana dan
prasarana yang ada. Dari masing-masing desa telah ada program pembangunan di antaranya

6
seperti adanya pemberdayaan UMKM di setiap desa yang dapat meningkatkan pendapatan
masyarakat.

D. Metode dan Sistematika Pembahasan


Metodologi yang dipakai dalam pelaksanaan kegiatan KKN UNDIP TIM II Tahun 2019
Kecamatan Kayen, Kabupaten Pati adalah metodologi distributif dan sosiologi empiris.
Metodologi distributif adalah suatu metode atau langkah kerja dalam meneliti status
sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu
kelas peristiwa masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat
deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis. Faktual dan akurat mengenai fakta-fakta,
sifat-sifat, serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Sedangkan metode empiris
menyandarkan diri pada keadaan-keadaan yang nyata didapat dalam masyarakat. Metode
empiris pada sosiologi diwujudkan pada research atau penelitian, yaitu mempelajari suatu
masalah secara sistematis dan intensif untuk mendapatkan pengetahuan yang lebih banyak dari
masalah tersebut. Secara rinci metode yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Survey lokasi untuk mengetahui situasi dan kondisi di Kecamatan Kayen sebagai tempat
pelaksanaan program kerja TIM II KKN UNDIP 2019. Setibanya di kantor kecamatan
Kayen, seluruh mahasiswa menyebar ke desa masing-masing untuk mendapakan informasi
yang lebih jelas mengenai permasalahan di setiap desa.
2. Koordinasi dengan perangkat desa untuk mendapatkan informasi serta memastikan
masalah yang sekilas tampat saat observasi. Melalui koordinasi tersebut, penyusunan
program menjadi lebih mudah dilakukan.
3. Melakukan survey dengan kelompok masyarakat kemudian mengumpulakn masalah
tersebut dalam musyawarah desa sehingga masalah yang didapatkan akan lebih valid dan
pelaksanaan program akan sesuai dengan sasaran.
4. Pembuatan Laporan Rencana Kegiatan (LRK).
5. Pelaksanaan Program Kerja oleh masing-masing tim di 8 desa.
6. Pembuatan Laporan Pelaksanaan Kegiatan (LPK).
Secara sistematis dpaat digambarkan sebagai berikut:

7
Pembuatan rencana
Need assessment Permasalahan kegiatan

Pemantapan Sosiolisasi dan


Pelaksanaan konsep konsultasi dengan
pihak terkait

Evaluasi Pembuatan
laporan

Gambar 1. Skema Metodologi KKN


Pembahasan laporan pelaksanaan kegiatan ini menggunakan analisis SWOT. Analisis
SWOT adalah metode perancanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman dalam suatu program. Metode analisis SWOT merupakan
metode analisis yang paling dasar dalam melakukan analisis strategi, yang bermanfaat untuk
mengetahui suatu permasalahan ataupun suatu topik dari 4 macam penilaian. Hasil dari analisis
ini biasanya berupa arahan ataupun rekomendasi untuk mempertahankan kekuatan dan untuk
menambah keuntungan suatu perusahaan tau organisasi dari segi peluang yang ada, sambil
mengurangi kekurangan yang dimiliki dan juga menghindari berbagai ancaman yang terjadi.
Analisis SWOT (Strength, Weaknesses, Opportunities, Threats) terbagi menjadi 4 bagian
yakni:
a. Strength, yakni situasi/kondisi yang merupakan gambaran kekuatan dari suatu
program/organisasi. Analisis ini menilai kekuatan dan kelemahan yang dimiliki kemudian
dibandingkan dengan program lainnya.
b. Weakness, yakni situasi/kondisi yang merupakan gambaran kelemahan dari suatu program
atau organisasi. Weakness merupakan cara untuk menganalisis kelemahan yang ada pada
sebagai program/organisasi.
c. Opportunity, yakni situasi/kondisi yang merupakan gambaran peluang yang ada dari sisi
luar suatu program atau organisasi dan gambaran tersebut dapat memberikan peluang
berkembangnya suatu program atau organisasi dikemudian hari.
Threat, yakni situasi/kondisi yang merupakan gambaran ancaman terhadap suatu
program/organisasi yang sedang atau akan dijalankan. Threat merupakan cara menganalisis
tantangan atau ancaman terhadap suatu program dari berbagai faktor seperti faktor

8
BAB II
INDENTIFIKASI PERMASALAHAN

A. Identifikasi Permasalahan
Penyusunan program kerja ini disesuaikan dengan kompetensi disiplin ilmu masing-masing
mahasiswa KKN-PPM, keadaan masyarakat dan potensi yang ada di Kecamatan Kayen,
Kabupaten Pati. Oleh karena itu, dilaksanakan survei yang bertujuan untuk mengumpulkan
informasi dan data-data yang dibutuhkan untuk penyusunan rencana program kegiatan
KKN-PPM TIM II TAHUN 2018/2019, baik berasal dari perangkat desa, masyarakat
sekitar, maupun instansi terkait. Berikut ini adalah table hasil survei:
Tabel 1. Rekapitulasi Identifikasi Seluruh Permasalahan Tingkat Kecamatan

Sumber
No Permasalahan Lokasi
(P/M/D)*

Berkontribusi dalam event Bursa Inovasi Desa Kecamatan


1. P
(BID) Kayen
Kurangnya promosi potensi desa dengan Kecamatan
2. P
menggunakan media elektronik Kayen
Memastikan setiap desa memiliki website desa Kecamatan
3. P
dan mengelolanya Kayen
Mengadakan Lomba Gerak Jalan sebagai Kecamatan
4. serangkaian dari acara HUT RI ke-74 di Kayen M
Kecamatan Kayen
*) P : Perangkat Desa, M : Masyarakat, D : Dinas Instansi Vertikal/Stakeholder

B. Prioritas Pemilihan Permasalahan


Berdasarkan identifikasi permasalahan yang diperoleh dari informasi selama
melakukan survey, beberapa permasalahan yang diprioritaskan beserta alasan yang terkait
adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Rekapitulasi Prioritas Pemilihan Permasalahan Tingkat Kecamatan
No. Permasalahan Alasan Pemilihan
Program yang dibutuhkan oleh pihak
Memastikan setiap desa memiliki
1. kecamatan yang bertujuan untuk media
website desa dan mengelolanya
pelayanan publik dan manajemen

9
No. Permasalahan Alasan Pemilihan
informasi masing-masing desa agar
lebih cepat, mudah, dan transparan
Program yang dibutuhkan oleh pihak
kecamatan yang bertujuan untuk
Berkontribusi dalam event Bursa
2. memamerkan potensi dari masing-
Inovasi Desa (BID)
masing desa yang ada di Kecamatan
Kayen
Saat ini pihak kecamatan sedang
menggerakkan event yang bertujuan
Kurangnya promosi potensi desa untuk memamerkan potensi dari desa
3. dengan menggunakan media masing-masing dengan menggunakan
elektronik media elektronik, sehingga jangkauan
dari publikasi potensi desa dapat lebih
luas

10
BAB III
REALISASI KEGIATAN MAHASISWA KKN

A. Kegiatan Multidisiplin
1. Pengelolaan Website Desa
a. Bidang Kegiatan
Website merupakan kumpulan halaman pada suatu domain di internet yang dibuat
dengan tujuan tertentu dan saling berhubungan serta dapat diakses secara luas melalui
home page menggunakan sebuah browser menggunakan URL website. Tujuan awal Tim
Berners-Lee membuat sebuah website adalah supaya lebih memudahkan para peneliti di
tempatnya bekerja ketika akan bertukar atau melakukan perubahan informasi.

Dari tujuan dibuatnya website tersebut, ada beberapa alasan mengapa pembuatan
website desa sangatlah penting bagi masyarakat pedesaan, diantaranya sebagai arus
informasi lokal juga bisa dimanfaatkan sebagai poros informasi dari perangkat desa
terhadap warga desa, dan sebagai sarana peningkatan sumber daya manusia (SDM) desa
yang menyediakan berbagai asupan sesuai dengan karakteristik desa.

Program ini juga merupakan program yang diminta kecamatan untuk diadakan oleh
Mahasiswa Tim II KKN Undip di Kecamatan Kayen dengan menghimbau perangkat desa
yang ada di Kecamatan Kayen untuk membuat website jika belum punya dan/atau
mengelolanya jika sudah ada.

b. Maksud, Tujuan dan Sasaran Program

1) Maksud Kegiatan
Maksud diadakannya kegiatan ini adalah untuk menghimbau perangkat desa yang
ada di Kecamatan Kayen untuk membuat website jika belum punya dan/atau
mengelolanya jika sudah ada.
2) Tujuan Kegiatan
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengembangkan website sebagai sarana
media pelayanan publik dan manajemen informasi masing-masing desa agar lebih
cepat, mudah, dan transparan
3) Sasaran Kegiatan
Kegiatan ini ditujukan kepada seluruh desa yang ada di Kecamatan Kayen
c. Deskripsi Kegiatan

10
Setiap desa KKN di Kecamatan Kayen membuat website desa jika belum punya
dan/atau mengelola website desa yang sudah ada sebagai media informasi dan
publikasi desa.

d. Hasil yang Dicapai dan Rencana Tindak Lanjut


Hasil yang dicapai adalah adanya website dari masing-masing desa yang dikelola
secara baik. Untuk rencana tindak lanjutnya adalah website yang sudah dibuat dikelola
secara baik dan dapat membantu masyarakat desa masing-masing dalam mendapatkan
informasi desa.
e. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat
1) Faktor Pendukung
Adanya dukungan dari pihak Kecamatan Kayen.
2) Faktor Penghambat
Jaringan internet pada beberapa desa yang tidak stabil sehingga membuat
masyarakat desa sulit mengakses website desa.
f. Tolak Ukur Keberhasilan
Terbentuknya dan dikelolanya website desa.
g. Anggaran Dana
Anggaran dana dalam kegiatan ini adalah Rp0,00

h. Waktu dan Lokasi Realisasi Program/Kegiatan


Hari/tanggal : Senin, 15 Juli 2019
Waktu :-
Lokasi : Masing-masing desa

a. Analisis SWOT Program Kerja


KEKUATAN KELEMAHAN

Sebagai sarana media pelayanan Kemungkinan untuk tidak mengelola


publik dan manajemen informasi website untuk kedepannya sangat besar
pada masing-masing desa agar lebih karena tidak semua orang mengerti
cepat, mudah, dan transparan fungsi dari website

KESEMPATAN KENDALA

11
Website desa ini dapat digunakan
Jaringan internet pada beberapa desa
sebgaai media promosi desa kepada
yang tidak stabil sehingga membuat
khalayak umum
masyarakat desa sulit mengakses
website desa

2. Bursa Inovasi Desa (BID)


a. Bidang Kegiatan
Bursa Inovasi Desa (BID) merupakan sebuah forum penyebaran dan pertukaran
inisiatif masyarakat yang berkembang di desa-desa di lingkup Kecamatan. Maksud
pelaksanaan BID ini yaitu untuk menjembatani kebutuhan pemerintahan desa akan solusi
bagi penyelesaian masalah, serta inisiatif atau alternatif kegiatan pembangunan desa
dalam rangka penggunaan dana desa yang lebih efektif dan inovatif. Sedangkan kegiatan-
kegiatan yang akan dipamerkan pada BID yakni kegiatan-kegiatan yang bernilai inovatif
dalam pembangunan desa dalam bentuk ide-ide kreatif yang lahir dan berkembang di
desa.

b. Maksud, Tujuan dan Sasaran Program

4) Maksud Kegiatan
Maksud diadakannya kegiatan ini adalah untuk membantu pihak kecamatan
dengan cara mengikuti event Bursa Inovasi Desa (BID) yang diselenggarakan
oleh kecamatan.
5) Tujuan Kegiatan
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memamerkan potensi dan inovasi dari
masing-masing desa yang ada di Kecamatan Kayen
6) Sasaran Kegiatan
Seluruh desa yang ada di Kecamatan Kayen
c. Deskripsi Kegiatan
Dalam kegiatan ini, kami hanya membantu pihak kecamatan untuk
melaksanakan Bursa Inovasi Desa. Kegiatan yang kami lakukan adalah menjadi Sie
Acara, MC, dan membantu menyiapkan ruangan.
d. Hasil yang Dicapai dan Rencana Tindak Lanjut

12
Hasil yang dicapai adalah Surat Komitmen kepada Kepala Desa terhadap program
yang akan dijalankan. Rencana tindak lanjutnya adalah event ini merupakan yang
pertama kalinya. Jadi untuk kedepannya, akan diadakan event ini setiap tahunnya agar
potensi desa dapat dikembangkan secara berkelanjutan
e. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat
3) Faktor Pendukung
Adanya dukungan dari pihak Kecamatan Kayen.
4) Faktor Penghambat
Persiapan yang dibutuhkan membutuhkan waktu lama sehingga molornya waktu
mulai.
f. Tolak Ukur Keberhasilan
Terlaksananya Bursa Inovasi Desa.
g. Anggaran Dana
Anggaran dana dalam kegiatan ini adalah Rp0,00

h. Waktu dan Lokasi Realisasi Program/Kegiatan


Hari/tanggal : Senin, 29 Juli 2019
Waktu : 08.00 WIB
Lokasi : Gedung KPRI Kayen

• Analisis SWOT Program Kerja

KEKUATAN KELEMAHAN

Potensi desa yang dipamerkan dapat Tidak semua desa dapat menampilkan
menjadi sarana agar potensi desa potensi desanya dikarenakan hanya
dapat dikembangkan secara beberapa desa saja yang potensi
berkelanjutan desanya siap untuk dipamerkan

KESEMPATAN KENDALA

Event ini dapat dijalankan setiap Persiapan yang dibutuhkan


tahunnya agar dapat memotivasi desa membutuhkan waktu lama sehingga
supaya lebih mengelola potensi molornya waktu mulai
desanya masing-masing

13
3. Expo Kecamatan Kayen
a. Bidang Kegiatan

Expo merupakan salah satu program mahasiswa Tim II Kuliah Kerja Nyata
Universitas Diponegoro. Program ini juga merupakan program kecamatan yang diadakan
oleh mahasiswa Kuliah Kerja Nyata di Kecamatan Kayen. Expo ini melibatkan
mahasiswa dan semua kalangan masyarakat di Kecamatan Kayen. Kegiatan ini bertujuan
untuk memamerkan hasil kolaborasi antara masyarakat desa dengan mahasiswa sesuai
dengan penempatannya masing-masing yang pada kali ini mengusung tema “Explore
Kayen with Expo KKN Undip 2019”.

b. Maksud, Tujuan dan Sasaran Program

1) Maksud Kegiatan
Maksud diadakannya kegiatan Expo KKN adalah untuk mempublikasikan
program KKN di setiap desa di kecamatan Kayen kepada seluruh masyarakat dan
ikut menyemararakkan acara 17 Agutus di Kecamatan Kayen.
2) Tujuan Kegiatan
Tujuan dari kegiatan ini adalah :
a) Untuk memamerkan hasil kolaborasi antara masyarakat desa dengan
mahasiswa sesuai dengan penempatannya masing-masing
b) Mengetahui akan potensi yang dimiliki setiap desa yang berada di Kecamatan
Kayen
c) Sebagai salah satu sarana silaturrahmi antara mahasiswa dengan masyarakat
desa
3) Sasaran Kegiatan
Kegiatan ini ditujukan kepada seluruh masyarakat di kecamatan Kayen.
c. Deskripsi Kegiatan
Setiap desa KKN di kecamatan Kayen mempunyai stand untuk mempublikasikan
hasil program KKN di desanya. Selain itu ada acara pembagian bibit unggul, lomba
mewarnaik anak-anak, pasar murah bulog, pentas seni, penampilan dari mahasiwa,
stand produk desa dan stand UMKM.

d. Hasil yang Dicapai dan Rencana Tindak Lanjut


Hasil yang dicapai dari kegiatan ini adalah terlaksananya kegiatan Expo.
e. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat

14
5) Faktor Pendukung
Adanya dukungan dari pihak kecamatan dan pihak Undip.
6) Faktor Penghambat
a) Kendala mobilisasi mahasiswa karena kurangnya kendaraan operasional.
b) Kendala dalam mengumpulkan dana untuk Expo.
f. Tolak Ukur Keberhasilan
Terlaksananya kegiatan Expo dan antuasias masyarakat Kayen saat menghadiri
kegiatan Expo KKN.

g. Anggaran Dana
Anggaran dana dalam kegiatan ini adalah Rp 17.400.000,-

h. Waktu dan Lokasi Realisasi Program/Kegiatan


Hari/tanggal : Sabtu/17 Agustus 2019
Waktu : 17.00 - Selesai

Lokasi : Lapangan Desa Kayen, Kecamatan Kayen.

• Analisis SWOT Program Kerja

KEKUATAN KELEMAHAN

• Potensi desa yang dipamerkan • Kurangnya koordinasi antar


dapat menjadi sarana agar panitia saat dilaksanakannya Expo,
potensi desa dapat
dikembangkan secara
berkelanjutan

• Dukungan dari pihak Kecamatan


Kayen untuk mengadakan Expo
dengan mengadakan kolaborasi
dengan KKN TIM II Undip.

• Antusiasme warga untuk


mendatangi expo.
KESEMPATAN KENDALA

15
Persiapan yang dibutuhkan
• Terpublikasinya hasil kegiatan
membutuhkan waktu lama sehingga
KKN dari masing masing desa,
molornya waktu mulai
potensi desa, dan UMKM yang
ada di masing masing desa di
Kecamatan Kayen.

B. Kegiatan Program Unggulan Desa


1. Program Unggulan Desa Kayen
1) Pemberdayaan Ibu Hamil dalam kegiatan UKGMD untuk meningkatkan
sikap dan perilaku promotif dan preventif pada saat hamil secara mandiri
a. Bidang Kegiatan
Selama kehamilan terjadi perubahan pada rongga mulut terkait dengan perubahan
hormonal yaitu hormone esterogen dan progesteron, perubahan perilaku, perubahan pola
makan, dan memiliki berbagai keluhan seperti mual, muntah, ngidam, termasuk jeluhan
sakit gigi dan mulut akibat mengabaikan kebersihan gigi dan mulut. Setiap ibu hamil
harus menyadari pentingnya mejaga kesehatan gigi dan mulut selama kehamilan karena
keadaan rongga mulut ibu hamil dapat mempengaruhi kondisi bayi yang dikandung. Jika
seorang ibu hamil menderita infeksi periodontal, ibu tersebut akan memiliki resiko lebih
besar untuk mengalami kelahiran premature dan melahirkan bayi dengan berat lahir
render (BBLR).
Kesehatan gigi dan mulut dapat mendukung pencapaian MDGs yang ke 4 dan 5 yaitu
meningkatkan kesehatan balita dan ibu hamil. Untuk menvapainya maka harus dilakukan
perawatan secara berkala. Perawatan dapat dimulai dngan memperhatikan konsumsi
makanan, pembersihan plak dan sisa makanan yang tersisa dengan menyikat gigi secara
teratur dan benar, pembersihan karang gigi, penambalan gigi yang berlubang, pencabutan
gigi yang sudah tidak bias dipertahankan oleh dokter gigi serta kunjungan berkala ke
dokter gigi saat ada atau tidak ada keluhan. Dengan memperhatikan hal-hal tersebut maka
akan meningkatkan kesehatan gigi dan mulut. Upaya Kesehatan Gigi Masyarakat
(UKGM) adalah suatu pendekatan edukatif yang bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan dan peran serta masyarakat dalam pemeliharaan kesehatan gigi, dengan
mengintegrasikan upaya promotif dan preventif. Pada Desa Kayen tidak terlaksananya
UKGM secara rutin, khususnya sasaran pada ibu hamil. Padahal ibu hamil merupakan
salah satu kelompok masyarakat yang rentan terhadap penyakit gigi dan mulut yang dapat

16
berakibat juga pada bayi. Selain itu, kegaitan UKGM sangat diperlukan untuk
terwujudnya MDGs yaitu meningkatkan kesehatan balita dan ibu hamil. Oleh karena itu,
berdasarkan hal diatas dipilihlah program pemberdayaan Ibu Hamil dalam kegiatan
UKGM untuk meningkatkan sikap dan perilaku promotif dan preventif pada saat hamil
secara mandiri. Sehingga dapat membentuk sikap dan perilaku yang dapat meningkatkan
kesadaran akan pentingnya kesehatana gigi dan mulut khususnya saat hamil dan memapu
melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari.
b. Maksud, Tujuan dan Sasaran Program
1) Maksud Kegiatan
Maksud dari kegiatan ini adalah memberdayakan ibu hamil dalam UKGM agar
memliki sikap dan perilaku promotif dan preventif pada saat hamil secara
mandiri.
2) Tujuan Kegiatan

Tujuan dari kegiatan ini adalah :

a) Meningkatkan kesadaran, kemauan, kemampuan dan peran serta masyarakt


dalam pemeliharaan kesehatan gigi secara mandiri

b) Meningkatkan sikap dan perilaku promotif dan preventif ibu hamil secara
mandiri
3) Sasaran Kegiatan

Kegiatan ini ditujukan kepada ibu hamil


c. Deskripsi Kegiatan
Mahasiswa KKN memberikan pelatihan mencakup pemberian materi tentang
perubahan fisiologis saat hamil yang berhubungan dengan kesehatan gigi dan mulut,
penyakit-penyakit saat kehamilan, akibat penyakit yang terjadi saat kehamilan dengan
kondisi janin, tindakan-tindakan preventif yang dapat dilakukan meliputi makanan yang
harus dimakan dan yang harus dihindari, tindakan yang dilakukan setelah muntah, cara
menyikat gigi yang benar, serta rajn melakukan pemeriksaan ke dokter gigi. Selain untuk
ibu hamil, juga diberikan materi tentang bagaiman cara-cara menjaga atau membersihkan
rongga mulut balita. Pemaparan materi juga dilakukan menggunakan alat peraga yaitu
model gigi, sikat gigi, dan kasa untuk mempermudah pemahaman, setelah itu ibu hamil
diminta untuk mempraktekkannya sendiri, selanjutnya dilakukan sesi tanya jawab. Pada
saat pemaparan materi, peserta (ibu hamil) juga diberikan leaflet untuk membantu mereka

17
memhami materi, dan agar materi dapat tetap dibaca sebagai pedoman menjaga kesehatan
gigi dan mulut dikemudian hari. Selain itu, diberikan juga sikat gigi, pasta gigi, serta kasa
untuk mendorong mereka agar mau mempraktekan apa yang telah disampaikan dan dapat
dilakukan secara berkelanjutan.
d. Hasil yang Dicapai dan Rencana Tindak Lanjut

Perancangan kegiatan dimulai sejak Jumat, 12 Juli 2019 yaitu berkoordinasi dengan
bidan desa, dokter gigi, serta perawat gigi tentang permasalahan yang ada dan didapatkan
beberapa permasalahan salah satunya adaah kurangnya pengertahuan ibu hamil tentang
kesehtaan gigi dan mulut. Maka, dilakukanlah program pemberdayaan Ibu Hamil dalam
kegiatan UKGMD untuk meningkatkan sikap dan perilaku promotif dan preventif pada
saat hamil secara mandiri. Selanjutnya dilakukan pertemuan untuk membicarakan jadwal
dilaksanakannya kegitan dan apa saja rencana-rencana kegiatan yang akan dilakukan.
Mahasiswa melakukan penyusunan rencana kegaitan dan tetap berkonsultasi dengan bidan
desa

Hasil yang dicapai dari program ini adalah Ibu hamil mampu mempraktekkan cara
menyikat gigi yang benar diketahu saat diminta untuk mendemonstrasikan ulang, dan
mampu memahami materi yang telah dipaparkan diketahui dengan adanya feedback
seperti bertanya pada sesi tanya jawab.

Tindak lanjut dari program ini adalah leaflet, sikat gigi, pasta gigi dan kasa agar nanti
dapat menjadi pedoman cara menjaga kesehatan gigi dan mulut, dan memiliki contoh sikat
gigi, pasta gigi dan kasa yang sebaiknya digunakan
e. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat
1) Faktor Pendukung
Adanya dukungan dari Kepala Puskesmas, Bidan Desa, Dokter, Dokter Gigi,
Perawat Gigi, serta peserta ibu hamil yang datang pada kelas ibu hamil terbukti
dengan sikap antusias dan respon baik yang diberikan.
2) Faktor Penghambat
a) Kurangnya transportasi sehingga menghambat mobilisasi
b) Terbatasnya tempat percetakan sehingga sulit untuk mencetak leaflet
c) Peserta kelas ibu hamil beberapa tidak datang
f. Tolak Ukur Keberhasilan

18
Keberhasilan kegiatan ini terlihat dari antusiasme dari peserta, adanya feedback saat
sesi tanya jawab, dan peserta mampu melakukan demonstrasi cara menyikat gigi yang
benar.

g. Anggaran Dana
Anggaran dana dalam kegiatan ini adalah Rp 200.000

h. Waktu dan Lokasi Realisasi Program/Kegiatan


Hari/tanggal : Rabu/17 Juli 2019
Waktu : Pukul 09.00-10.30
Lokasi : Aula Puskesmas

2) Pelatihan Pembuatan Pupuk Kompos Berbahan Dasar Limbah Rumah


Tangga.

a. Bidang Kegiatan
Pupuk Kompos merupakan pupuk organik buatan manusia yang dibuat dari proses
pembusukan sisa-sisa bahan organik seperti dari tanaman maupun hewan. Penggunaan
pupuk kompos dapat mengurangi limbah lingkungan sehingga tidak mencemari
lingkungan. Pada Desa Kayen belum ada pemanfaatan limbah dari limbah rumah tangga
untuk dijadikan pupuk kompos. Oleh karena itu, dipilihlah program pelatihan pembuatan
pupuk kompos berbahan dasar limbah rumah tangga.

b. Maksud, Tujuan dan Sasaran Program


1) Maksud Kegiatan

Maksud dari kegiatan ini adalah membuat pupuk dari limbah untuk menghemat
biaya pengeluaran pupuk dan mengurangi pencemaran limbah di lingkungan.
2) Tujuan Kegiatan

Tujuan dari kegiatan ini adalah :


a) Memberikan wawasan kepada ibu-ibu rumah tangga agar memanfaatkan
limbah dengan baik.
b) Mengurangi jumlah limbah di sekitar sungai dan lingkungan agar tidak
mencemari lingkungan.
3) Sasaran Kegiatan

19
Kegiatan ini ditujukan kepada Ibu-Ibu PKK (Pemberdayaan Kesejahteraan
Keluarga) yang ada di RW.05 Desa Kayen, Kecamatan Kayen, Kabupaten Pati.
c. Deskripsi Kegiatan
Mahasiswa KKN memberikan materi mengenai pembuatan pupuk kompos dari
limbah rumah tangga yang meliputi pengertian, keuntungan, kekurangan manfaat dan tata
cara pembuatan pupuk kompos itu sendiri. Setelah pemberian materi dilanjutkan dengan
pelatihan pembuatan pupuk kompos dari limbah rumah tangga. Para Ibu-Ibu PKK melihat
langsung dan terlibat dalam proses pembuatan pupuk.

d. Hasil yang Dicapai dan Rencana Tindak Lanjut


Pembuatan uji coba pupuk kompos sebelum melakukan kegiatan monodisiplin yaitu
dimulai dari tanggal 16 Juli 2019. Berdasarkan diskusi dari Ibu-Ibu PKK RW.05 Desa
Kayen yaitu mayoritas kegiatan mereka hanya pengajian dan arisan saja, untuk itu mereka
mengharapkan adanya pelatihan dari mahasiswa KKN Tim II Universiitas Diponegoro
untuk mengisi materi yang bisa bermanfaat untuk mereka dalam kehidupan sehari-hari.
Kumpulan PKK di RW.05 Desa Kayen mayoritas pekerjaan suaminya yaitu bertani, maka
dari itu dibutuhkan pelatihan pembuatan pupuk kompos dari limbah tumah tangga agar
dapat menghemat pengeluaran rumah tangga dalam membeli pupuk.
Hasil yang dicapai dari program ini adalah pembuatan pupuk kompos yang telah
dilakukan pada tanggal 16 Juli 2019 sudah perlahan berubah warna menjadi kehitaman
yang menandakan proses dekomposisi berjalan dengan lancar. Pelatihan kepada Ibu-Ibu
PKK dilakukan setelah proses uji coba diposko agar saat dilakukan pemberian materi dan
pelatihan terdapat contoh yang real hasil dari proses pembuatan pupuk kompos tersebut.
Tindak lanjut dari program ini adalah pembuatan pupuk kompos dari limbah rumah
tangga berjalan secara berkelanjutan. Pemberian Leaflet yang berisi materi dan proses
pembuatan pupuk kompos pada Ibu-Ibu PKK agar dapat mempraktikan nya dirumah
dengan baik dan benar.

e. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat


1) Faktor Pendukung
Adanya dukungan dari Kumpulan Ibu-Ibu PKK RW.05 Desa Kayen terbukti
dengan permintaan dari Ibu-Ibu PKK agar mahasiswa KKN melakukan kegiatan
yang dapat di aplikasikan dengam mudah di kehidupan sehari-hari serta keluhan
masyarakat terkait masalah penggunaan pupu yang tidak sesuai dengan jumlah
lahan sehingga mengakibatkan tanaman kekurangan pupuk.

20
2) Faktor Penghambat
a) Terbatasnya tempat percetakan leaflet yang berkualitas sehingga kualitas
hasil leaflet tidak sesuai dengan apa yang diharapkan.
b) Terbatasnya tanah yang subur yang dapat digunakan untuk keperluan
pembuatan pupuk kompos di sekitar Desa Kayen.
f. Tolak Ukur Keberhasilan
Keberhasilan kegiatan ini terlihat dari antusiasme dari peserta pelatihan yaitu Ibu-Ibu
PKK RW.05 Desa Kayen dalam sesi tanya jawab setelah pelatihan pembuatan pupuk.
Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh Ibu-Ibu PKK menggambarkan rasa
keingintahuan yang besar mengenai pupuk kompos lebih lanjutnya.
g. Anggaran Dana
Anggaran dana dalam kegiatan ini adalah Rp 85.000

h. Waktu dan Lokasi Realisasi Program/Kegiatan


Hari/tanggal : Rabu/ 7 Agustus 2019
Waktu : Pukul 07.30-09.30
Lokasi : Depan PAUD/TK Tunas Berlian

3) Sosialisasi “Pemasaran Produk Melalui E-Commerce Zaman Now,


SHOPEE!” Bersama Bank Jateng Cabang Pati
a. Bidang Kegiatan
Strategi pemasaran yang efektif dapat menjadi salah satu faktor kesuksesan usaha.
Apalagi di zaman yang canggih seperti sekarang ini, kita dimudahkan dalam hal
pemasaran digital. Asalkan tahu strateginya, kita hanya perlu duduk di depan komputer
atau handphone dan pesanan akan datang dengan sendirinya.
Namun, para pelaku UMKM di Kecamatan Kayen masih merasa asing dengan
strategi pemasaran digital. Untuk itu, perlu disosialisasikan mengenai strategi pemasaran
digital yang efektif serta penyuluhan mengenai aplikasi e-commerce shopee.
b. Maksud, Tujuan dan Sasaran Program
1) Maksud Kegiatan

Maksud dari kegiatan ini adalah memberikan sosialisasi akan pentingnya pemasaran
digital dan memberikan jalan kepada para pelaku UMKM di Kecamatan Kayen agar
bisa memasarkan produknya tanpa adanya batas yang menghalangi.
2) Tujuan Kegiatan

21
Tujuan dari kegiatan ini adalah :
a) Mengenalkan para pelaku UMKM di Kecamatan Kayen mengenai strategi
pemasaran digital zaman now, yaitu melalui e-commerce Shopee
b) Memudahkan pemasaran produk UMKM di Kecamatan Kayen
c) Memberikan pelatihan mengenai pemasangan iklan di Shopee
3) Sasaran Kegiatan

Kegiatan ini ditujukan kepada pelaku UMKM di Kecamatan Kayen.


c. Deskripsi Kegiatan
Acara dimulai pukul 08.30 dan mayoritas peserta datang tepat pada waktunya.
Sebelum acara dimulai, kami berfoto terlebih dahulu. Selain itu, pihak Bank Jateng Cabang
Pati meminta feedback berupa pembuatan DPLK untuk para peserta. DPLK sendiri
merupakan Dana Pensiun bagi para pelaku UMKM. Para peserta sangat antusias saat
mengikuti acara.
Pada hari kedua, saya dan teman saya, Arief mengisi acara ToT. Saya memberikan
sosialisasi mengenai pemasaran produk melalui e-commerce, sedangkan teman saya
memberikan sosialisasi mengenai Google MyBusiness. Saat saya memberikan sosialisasi,
para peserta antusias mendengarkan. Selain itu terdapat banyak pertanyaan yang
dilontarkan dari peserta memberikan bukti bahwa para peserta ingin mengetahui lebih
banyak hal mengenai dunia e-commerce.
d. Hasil yang Dicapai dan Rencana Tindak Lanjut
Para peserta yang hadir sangat antusias dalam mengikuti sosialisasi pemasaran digital
yang dipaparkan. Terlihat dari banyaknya pertanyaan yang dilemparkan. Diharapkan para
peserta dapat menerapkan secara langsung strategi pemasaran digital terutama melakukan
perdagangan online melalui e-commerce. Sehingga penyebaran produk UMKM menjadi
semakin lebar dan tidak ada batas dalam melakukan penjualan.
Tindak lanjut dari program ini adalah bentuk soft-file dari modul mengenai pemasaran
digital disertai dengan cara memasang iklan di layanan e-commerce.
e. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat
1) Faktor Pendukung
Adanya dukungan dari Bank Jateng Cabang Pati yang merupakan sponsorship
dalam kegiatan ini menjadikan antusias peserta menjadi semakin meningkat.
Selain itu dengan perkembangan teknologi yang ada saat ini, meningkatkan
distribusi pemasaran produk yang ada.

22
2) Faktor Penghambat
a) Para pelaku UMKM di Kecamatan Kayen masih mengandalkan strategi
pemasaran tradisional.
b) Pemasangan iklan di aplikasi e-commerce membutuhkan pemahaman yang
cukup rumit dan juga biaya pemasangan iklan.
f. Tolak Ukur Keberhasilan
Keberhasilan kegiatan ini terlihat dari antusiasme dari peserta sosialisasi dalam
mendengarkan paparan dan melemparkan banyak pertanyaan. Para peserta terlihat sangat
tertarik pada materi yang dipaparkan serta memiliki rasa ingin tahu yang tinggi.
g. Anggaran Dana
Anggaran dana dalam kegiatan ini adalah Rp 131.000,-
h. Waktu dan Lokasi Realisasi Program/Kegiatan
Hari/tanggal : Jum’at/02 Agustus 2019
Waktu : Pukul 13.00-13.35
Lokasi : Bank Jateng Cabang Pati

4) Pelatihan Pembuatan Sabun dari Minyak Jelantah

a. Bidang Kegiatan
Minyak jelantah adalah minyak yang telah digunakan lebih dari dua atau tiga kali
penggorengan dan dikategorikan sebagai limbah karena dapat merusak lingkungan.
Selain itu minyak jelantah dapat menimbulkan sejumlah penyakit jika dikonsumsi. Masih
banyak warga Desa Kayen yang menggunakan minyak jelantah terus menerus dan
limbahnya pun dibuang tanpa adanya proses pengolahan yang tepat.
Oleh karena itu, dipilihlah program pelatihan pembuatan sabun dari minyak jelantah
di Desa Kayen.

b. Maksud, Tujuan dan Sasaran Program


1) Maksud Kegiatan

Maksud dari kegiatan ini adalah membuat sabun dari limbah minyak jelantah
sebagai solusi untuk mengurangi pencemaran lingkungan.
2) Tujuan Kegiatan

Tujuan dari kegiatan ini adalah :

23
a) Memberikan sosialisasi mengenai bahaya penggunaan minyak jelantah

b) Memanfaatkan limbah minyak jelantah sebagai sabun cuci

c) Membuat sabun dari limbah minyak jelantah


3) Sasaran Kegiatan

Kegiatan ini ditujukan kepada Ibu-ibu Wali Murid TK Tunas Berlian.


c. Deskripsi Kegiatan
Mahasiswa KKN memberikan sosialisasi mengenai bahaya penggunaan minyak
jelantah untuk konsumsi dan bahayanya bagi lingkungan. Selanjutnya dilakukan
pelatihan pembuatan sabun dari minyak jelantah bersama dengan Ibu-ibu Wali Murid TK
Tunas Berlian.
d. Hasil yang Dicapai dan Rencana Tindak Lanjut
Sosialisasi bahaya penggunaan minyak jelantah dan pelatihan pembuatan sabun
dilakukan pada hari Rabu, 7 Agustus 2019 yaitu dengan pemaparan kepada Ibu-ibu
Wali Murid TK Tunas Berlian. Berdasarkan pemaparan dan tanya jawab, masih banyak
ibu-ibu yang belum mengetahui bahaya minyak jelantah bagi kesehatan tubuh dan
lingkungan. Oleh karena itu, diperlukan usaha untuk mengurangi bahaya minyak
jelantah.
Hasil yang dicapai dari program ini adalah produk sabun dengan jumlah 6 sampai 8
batang dari 250 ml minyak jelantah. Tindak lanjut dari program ini Ibu-ibu Wali Murid
TK Tunas Berlian mampu memproduksi sendiri sabun cuci dari minyak jelantah.
e. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat
1) Faktor Pendukung
Adanya dukungan dari Guru dan Kepala Sekolah TK Tunas Berlian terkait
sosialisasi bahaya minyak jelantah dan pelatihan pembuatan sabun dari minyak
jelantah.

2) Faktor Penghambat
Terbatasnya toko bahan kimia di Daerah Kayen

f. Tolak Ukur Keberhasilan


Keberhasilan kegiatan ini terlihat dari antusiasme dari peserta pelatihan yaitu ibu-ibu
wali murid TK Tunas Berlian.

g. Anggaran Dana

24
Anggaran dana dalam kegiatan ini adalah Rp 55.000
h. Waktu dan Lokasi Realisasi Program/Kegiatan
Hari/tanggal : Rabu/7 Agustus 2019
Waktu : Pukul 07.30-08.30
Lokasi : TK Tunas Berlian

5) Pemetaan Batas Desa Kayen dan RW serta Pembuatan Peta Tata Guna
Lahan Desa Kayen, Kecamatan Kayen, Kabupaten Pati, Provinsi Jawa
Tengah
a. Bidang Kegiatan
Pemetaan Geologi merupakan suatu kegiatan pengumpulan data dan informasi
geologi yang terdapat dalam suatu daerah pemetaan yang menggambarkan penyebaran
litologi, struktur geologi, bentuklahan, kenampakan morfologi bentang alam, tata guna
lahan, batas pemetaan, dan lain sebagainya dengan skala yang disesuaikan dengan
pengambilan data. Dari data yang telah diperoleh, dihasilkan peta sesuai dengan yang
diinginkan dan memberikan informasi pada daerah pemetaan. Bagi seorang Geologist,
lapangan merupakan sarana pembelajaran terbaik karena menggambarkan secara nyata
kondisi yang dihadapi di lapangan dalam pengaplikasian ilmu yang di dapat selama
beberapa semester. Adanya perbedaan kondisi di lapangan dan di peta mengenai batas
desa dan perubahan penggunaan lahan merupakan hal yang harus dibenarkan terkait
dengan batas desa yang sebenarnya, sehingga peta yang berada di GIS sesuai dengan
kondisi lapangan yang sebenarnya. Peta yang telah diperbaharui dapat mempermudah
baik batas administrasi desa, geologi, dan bidang lain yang menggunakan peta sebagai
dasar dalam penelitian memiliki data yang lebih akurat.
Oleh karena itu, dipilihlah program Pemetaan Batas RW dan Batas Desa Kayen serta
Pembuatan Peta Topografi dan Batas RW Desa Kayen, Kecamatan Kayen, Kabupaten
Pati, Provinsi Jawa Tengah yang sebenarnya sesuai dengan kondisi yang berada di
lapangan.
b. Maksud, Tujuan dan Sasaran Program
1) Maksud Kegiatan

Maksud dari kegiatan ini adalah menciptakan peta tata guna lahan terbaru dengan
batas desa yang sesuai dengan batas desa yang sebenarnya.
2) Tujuan Kegiatan

25
Tujuan dari kegiatan ini adalah :
a) Mahasiswi dapat menerapkan hasil pembelajaran ArcGIS yang berupa teori
kedalam praktik dasar ArcGIS untuk pembuatan peta
b) Memberikan informasi peta topografi dan batas desa yang sudah
diperbaharui hasil dari kegiatan pemetaan
3) Sasaran Kegiatan

Kegiatan ini ditujukan kepada Masyakarat dan Perangkat Desa.


c. Deskripsi Kegiatan
Program Kerja diawali dengan melakukan diskusi dan perijinan kepada Perangkat
Desa untuk melakukan pemetaan batas desa dan melakukan studi pustaka mengenai
kondisi geologi serta pengambilan data sekunder yang meliputi DEM, citra landsat, peta
rupa bumi, dan peta shp batas desa untuk membantu kegiatan pemetaan. Kemudian
dilakukan survey pendahuluan untuk mengetahui keadaan di lapangan sebelum
dilakukannya pemetaan. Pemetaan dilakukan untuk memperoleh data primer meliputi
deskripsi dan dokumentasi, kemudian diolah dengan menggunakan software ArcGIS,
Corel Draw, dan Global Mapper untuk pembuatan peta tata guna lahan.
d. Hasil yang Dicapai dan Rencana Tindak Lanjut
Pemetaan batas desa dan tata guna lahan di Desa Kayen dimulai sejak hari Sabtu, 20
Januari 2018 yaitu dengan cara koordinasi melakukan diskusi bersama Perangkat Desa
terutama Sekretaris Desa yang mengurus mengenai administrasi desa. Berdasarkan
diskusi, didapat bahwa batas desa yang berada di peta tidak sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya. Maka dari itu, dibutuhkan pemetaan ulang dan pembuatan peta dengan batas
desa terbaru yang akan dihasilkan sesuai dengan harapan dari Perangkat Desa.
Hasil yang dicapai dari program ini adalah adalah sampai pada hari Minggu, 28
Januari 2018 terdapat pelebaran batas desa di bagian timur yang berbatasan dengan Desa
Jatiroto.Tindak lanjut dari program ini adalah bentuk hard file dan soft file dari peta tata
guna lahan yang baru, kemudian diserahkan agar nantinya dapat dicetak kembali oleh
Perangkat Desa apabila akan dicetak kembali.
e. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat
1) Faktor Pendukung
Adanya dukungan dari Perangkat Desa terbukti dengan kegiatan pembimbingan
dan konsultasi yang selalu dilakukan mengenai batas desa, batas RW, letak
masjid, dan beberapa penggunaan lahan penting yang berada di Desa Kayen.

26
2) Faktor Penghambat
a) Terbatasnya tempat figura yang cukup berkualitas di daerah Kayen.
b) Terbatasnya tempat percetakan yang cukup berkualitas di daerah Kayen.
c) Terdapat beberapa persawahan yang masuk kedalam administrasi Desa
Kayen.
3) Tolak Ukur Keberhasilan
Keberhasilan kegiatan ini terlihat dari antusiasme dari Perangkat Desa serta
keikutsertaan pemetaan secara langsung di lapangan untuk memetakan untuk
batas desa maupun batas RW yang berada di Desa Kayen.
d. Anggaran Dana
Anggaran dana dalam kegiatan ini adalah Rp 90.000
e. Waktu dan Lokasi Realisasi Program/Kegiatan
Hari/tanggal : Jumat/16Agustus 2019
Waktu : Pukul 08.00-11.00
Lokasi : Balai Desa Kayen

C. Analisis SWOT Program Kerja


1. Pemberdayaan Ibu Hamil dalam kegiatan UKGMD untuk meningkatkan
sikap dan perilaku promotif dan preventif pada saat hamil secara mandiri
Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness)
• Peserta kelas ibu hamil masih
• Dukungan dan sambutan yang baik
belum hubungan kehamilan dengan
dari Kepala Puskesmas, dokter,
kesehatan gigi dan mulut
bidan serta peserta kelas ibu hamil
Kesempatan (Oppotunities) Hambatan (Threats)
• Pelaksaan UKGS belum dilakukan • Beberapa ibu hamil memiliki
beberapa bulan terkahir lingkungan yang tidak terlalu
peduli dengan kesehatan gigi
dan mulut
2. Pelatihan Pembuatan Pupuk Kompos Berbahan Dasar Limbah Rumah
Tangga
Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness)

27
• Dukungan dan sambutan yang • Masyarakat setempat kurang
baik dari Ibu-ibu PKK serta memahami penggunaan limbah
guru PAUD Tunas Berlian. untuk dijadikan pupuk kompos.
• Program pembuatan pupuk • Dibutuhkan waktu yang cukup
kompos dari limbah rumah lama untuk proses
tangga ini sangat mudah untuk pengomposan sampai pupuk
dilakukan. siap di pakai.
Kesempatan (Oppotunities) Hambatan (Threats)
• Belum ada pelatihan pembuatan • Kurangnya pengetahuan untuk
pupuk kompos dari limbah dosis pupuk yang sesuai untuk
rumah tangga. tanaman.

• Luasnya lahan pertanian yang


ada di Desa Kayen
3. Sosialisasi “Pemasaran Produk Melalui E-Commerce Zaman Now,
SHOPEE!” Bersama Bank Jateng Cabang Pati
Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness)
• Peran Bank Jateng Cabang Pati a. Kurang kompaknya panitia
sebagai sponsorship kegiatan penyelenggara acara
• Pelaku UMKM di Kecamatan b. Pemateri dari Bank Jateng Cabang
Kayen beraneka ragam dan Pati hanya satu orang
sudah berpemikiran ke depan c. Terbatasnya waktu yang diberikan
• Pemasaran digital membuat untuk memberikan sosialisasi
produk semakin berkembang dan
mudah dikenali

• Peserta sangat antusias dan


sangat menghargai waktu
Kesempatan (Oppotunities) Hambatan (Threats)
• Dapat terbentuk persatuan atau • Kebanyakan pelaku UMKM
kelompok UMKM di Kecamatan menggunakan e-commerce untuk
Kayen saat mempertemukannya perilaku konsumtif
dalam satu ruangan • Kurangnya pengetahuan mengenai
pemasaran digital

28
• Dapat mengembangkan usaha
lewat pemasaran digital

• Menggunakan fitur pemasangan


iklan dengan biaya yang murah
4. Pelatihan Pembuatan Sabun dari Minyak Jelantah
Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness)
• Dukungan dan sambutan baik • Masyarakat setempat kurang
dari Guru dan Kepala Sekolah memahami tentang bahaya minyak
TK Tunas Berlian jelantah terhadap kesehatan dan
• Antusiasme ibu-ibu wali murid lingkungan
TK Tunas Berlian saat diakan
pelatihan pembuatan sabun cuci
Kesempatan (Oppotunities) Hambatan (Threats)
• Belum adanya pemanfaatan limbah • Masyarakat membuang minyak
minyak jelantah jelantah tanpa adanya pengolahan
terlebih dahulu
5. Pemetaan Batas Desa Kayen dan RW serta Pembuatan Peta Tata Guna
Lahan Desa Kayen, Kecamatan Kayen, Kabupaten Pati, Provinsi Jawa
Tengah
Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness)
• Dukungan dan sambutan yang baik • Software memerlukan koneksi
dari Perangkat Desa dan internet yang cepat, sehingga
Masyarakat menghambat pembuatan peta
• Terdapat akses jalan besar dan
sumberdaya alam daerah sekitar
yang memadai
Kesempatan (Oppotunities) Hambatan (Threats)
• Daerah dapat dikembangkan sesuai • Terjadinya perubahan tata guna
dengan kebutuhan lahan
• Kesalahpahaman masyarakat akan
• Dapat dikembangkan penggunaan
kegiatan pemetaan
lahan secara merata

29
Lampiran

I. Pemberdayaan Ibu Hamil dalam kegiatan UKGMD untuk meningkatkan


sikap dan perilaku promotif dan preventif pada saat hamil secara mandiri

Foto 1.1 Foto 1.2

Pemaparan materi dan Tanya jawab Pelatihan sikat gigi yang benar

II. Pelatihan Pembuatan Pupuk Kompos Berbahan Dasar Limbah Rumah


Tangga

Foto 2.1. Foto 2.2.

Pelatihan Pembuatan Kompos Foto bersama Peserta Pembuatan

Pupuk Kompos dan Produk

III. Sosialisasi Pemasaran Produk Melalui E-Commerce Zaman Now,


SHOPEE!” Bersama Bank Jateng Cabang Pati

30
Foto 3.1 Foto 3.2
Penyampaian materi tentang pemasaran Foto bersama peserta sosialisasi
digital kepada pelaku UMKM di Kecamatan
Kayen.

IV. Pelatihan Pembuatan Sabun dari Minyak Jelantah

Foto 4.1 Foto 4.2

Sosialisasi bahaya minyak jelantah kepada Proses pembuatan sabun dari minyak
ibu-ibu wali murid TK Tunas Berlian jelantah

V. Pemetaan Batas Desa Kayen dan RW serta Pembuatan Peta Tata Guna
Lahan Desa Kayen, Kecamatan Kayen, Kabupaten Pati, Provinsi Jawa
Tengah

31
Foto 5.1 Foto 5.2

Kenampakkan Tata Guna Lahan Persawahan Kenampakkan Tata Guna Lahan


dan Batas Desa Kayen Persawahan dan Batas Desa Kayen
antara Desa Jatiroto (Kiri) dengan
Desa Kayen (Kanan)

2. Program Unggulan Desa Rogomulyo


1) “Sabuk Ijo” Inovasi Pemanfaatan Kacang Hijau Menjadi Produk
Kecantikan Berupa “Scrub/Lulur” yang bernilai Jual
a. Bidang Kegiatan
Potensi kacang hijau yang ada di desa Rogomulyo sangat melimpah, tetapi belum
dimanfaatkan secara optimal oleh warga setempat. Kacang hijau mengandung kalsium,
zat besi, zinc, kalium, fosfor, vitamin A, vitamin B, folat, vitamin C, vitamin E, dan
vitamin K. Selain itu kacang hijau juga dapat diolah menjadi produk jadi yang bernilai
guna serta dapat bernilai ekonomis apabila dapat diolah dengan kreatif dan optimal.
Pengolahan produk ini juga dapat digunakan sebagai program pemberdayaan ibu-ibu
PKK

Oleh karena itu, dipilihlah program untuk ibu-ibu PKK Desa Rogomulyo agar dapat
memanfaatkan dan berinovasi untuk mengolah Kacang Hijau menjadi produk kecantikan
berupa “Scrub/Lulur” yang bernilai Jual.

b. Maksud, Tujuan dan Sasaran Program


1) Maksud Kegiatan

32
Maksud dari kegiatan ini adalah memberikan pelatihan tentang inovasi pemanfaatan
kacang hijau menjadi produk kecantikan yang bernilai jual.
2) Tujuan Kegiatan

Tujuan dari kegiatan ini adalah :


i. Memberikan bekal kepada ibu-ibu PKK Desa Rogomulyo agar dapat
berinovasi untuk mengolah potensi Desa Rogomulyo yaitu Kacang Hijau
menjadi produk kecantikan yang bernilai jual berupa scrub/lulur.
j. Mengajarkan ketrampilan cara mengolah kacang hijau menjadi produk
bernilai jual.
3) Sasaran Kegiatan

Kegiatan ini ditujukan kepada Ibu-Ibu PKK Desa Rogomulyo.


c. Deskripsi Kegiatan
Mahasiswa KKN memberikan penjelasan materi mengenai kandungan dan manfaat
kacang hijau untuk kecantikan. Potensi kacang hijau yang dimiliki Desa Rogomulyo
sangat melimpah dan belum dimanfaatkan oleh masyarakat. Selama ini kacang hijau hanya
diolah menjadi makanan. Pemanfaatan kacang hijau penting dilakukan agar masyarakat
memiliki ketrampilan lebih untuk mengolah kacang hijau menjadi produk yang bernilai
jual. Dalam pemberian materi tersebut juga dijelaskan bahan-bahan apa saja yang
digunakan dan langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam pembuatan Scrub/Lulur dari
Kacang Hijau serta perincian anggaran yang dikeluarkan untuk pembuatan produk
tersebut. Setelah pemaparan materi dilanjutkan dengan sesi praktek pembuatan Scrub/lulur
dari kacang hijau. Kegiatan diakhiri dengan sesi tanya jawab dan foto bersama.

d. Hasil yang Dicapai dan Rencana Tindak Lanjut

Perancangan kegiatan inovasi pemanfaatan kacang hijau menjadi produk kecantikan


berupa “scrub/lulur” diawali dengan melakukan konsultasi dan perijinan kepada pihak
terkait seperti Kepala Desa Rogomulyo dan Perangkat Desa lainnya pada hari Kamis, 11
Juli 2019. Setelah konsultasi, TIM II KKN UNDIP menyesuaikan jadwal pelaksanaan
program dengan kegiatan PKK yang ada di Desa Rogomulyo. Bedasarkan diskusi,
didapatkan bahwa masyarakat desa Rogomulyo, terutama Ibu-ibu PKK Desa Rogomulyo
belum bisa memanfaatkan kacang hijau menjadi produk yang bernilai jual. Oleh karena
itu, dibutuhkan pelatihan bagi Ibu-Ibu PKK Desa Rogomulyo mengenai inovasi
pemanfaatan kacang hijau menjadi produk kecantikan berupa “scrub/lulur” yang bernilai

33
jual.

Hasil yang dicapai dari program ini adalah pelaksanaan pelatihan kader yang
diselenggarakan pada hari Minggu, 21 Juli 2019 di Balai Desa Rogomulyo. Kegiatan
diikuti oleh 22 orang dari 24 kader PKK di Desa Rogomulyo

Tindak lanjut dari program ini adalah pelaksanan pemantauan kader dengan
pengolahan produk Scrub/Lulur yang telah dibuat, setelah itu ketertarikan kader dalam
membuat dan melanjutkan usaha tersebut.

e. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat


f. Faktor Pendukung
a) Adanya dukungan dari Ibu Yuni sebagai pengelola PKK dan Ibu Dewi
sebagai ketua PKK
b) Potensi Desa Rogomulyo adalah Kacang Hijau yang dapat diolah menjadi
produk kecantikan
3) Faktor Penghambat
c) Kurangnya pemahaman masyarakat tentang cara pengolahan Kacang Hijau
menjadi produk kecantikan
d) Proses pembuatan membutuhkan waktu lama
e)
g. Tolak Ukur Keberhasilan
Keberhasilan kegiatan ini terlihat dari jumlah kader yang datang yaitu diikuti oleh 22
orang dari 24 kader PKK di Desa Rogomulyo. Kemudian antusiasme peserta, yaitu kader
PKK dalam sesi tanya jawab dalam kegiatan inovasi untuk mengolah Kacang Hijau
menjadi produk kecantikan berupa “Scrub/Lulur” yang bernilai Jual.

h. Anggaran Dana
Anggaran dana dalam kegiatan ini adalah Rp 106.000,-

i. Waktu dan Lokasi Realisasi Program/Kegiatan


Hari/tanggal : Minggu/21 Juli 2019

Waktu : Pukul 13.00-16.00

Lokasi : Balai Desa Rogomulyo

34
2) Pelatihan Pembuatan Sabole (Sate Bakso Lele) sebagai Makanan Tambahan
Balita Masa Kini
a. Bidang Kegiatan

Pemberian makanan tambahan khususnya bagi kelompok rawan merupakan


salah satu strategi suplementasi dalam mengatasi masalah gizi. Masalah gangguan
tumbuh kembang pada bayi dan anak usia di bawah 2 tahun (baduta) merupakan
masalah yang perlu ditanggulangi dengan serius. Usia di bawah dua tahun merupakan
masa yang amat penting sekaligus masa kritis dalam proses tumbuh kembang anak
baik fisik maupun kecerdasan.

Masih minimnya inovasi PMT berkaitan dengan kasus balita gizi kurang dan
juga melimpahnya hasil lele di desa Rogomulyo menjadi latar belakang pemilihan
program ini. Melalui program ini diharapkan kader dapat memberikan contoh inovasi
makanan tambahan masa kini dari bahan dasar ikan yang padat gizi.
b. Maksud, Tujuan dan Sasaran Program
1) Maksud Kegiatan

Maksud dari kegiatan ini adalah menciptakan inovasi PMT atau makanan tambahan
masa kini yang padat gizi dan sesuai dengan potensi lokal yang ada di desa sebagai
solusi penanganan balita gizi kurang
2) Tujuan Kegiatan

Tujuan dari kegiatan ini adalah :


a) Memberikan pelatihan kepada kader untuk membuat inovasi makanan
tambahan “SABOLE”
b) Memberikan contoh inovasi PMT dari bahan ikan yang kaya protein dan
sesuai potensi lokal
3) Sasaran Kegiatan

Kegiatan ini ditujukan kepada kader kesehatan, khususnya kader posyandu Desa
Rogomulyo.
c. Deskripsi Kegiatan

Mahasiswa KKN memberikan penjelasan mengenai makanan tambahan dan


dilanjut dengan melaksanakan demo pembuatan sate bakso lele (Sabole). Pemilihan
bahan ikan lele diambil berdasarkan kandungan gizi dan juga kemudahannya dalam
pengolahan serta merupakan potensi lokal yang terjangkau.

35
Kegiatan berjalan dengan antusias kader terhadap hasil sate bakso lele yang
dibuat. Meski sedikit ada kendala teknis namun kegiatan tetap berlangsung lancar dan
terkendali.
d. Hasil yang Dicapai dan Rencana Tindak Lanjut

Perancangan kegiatan pelatihan kader kesehatan dimulai dari mengikuti


kegiatan posyandu pada hari Kamis, 11 Juli 2019 untuk melihat pelaksanaan posyandu
di Desa Rogomulyo, dilanjutkan dengan berdiskusi bersama bidan desa mengenai
permasalahan yang ada pada pelaksanaan posyandu balita. Berdasarkan diskusi,
didapatkan bahwa adanya keterbatasan alat pengukuran, pengetahuan dari kader, dan
masih adanya balita stunting dan kurang berat badan. Maka dari itu, dibutuhkan
pelatihan bagi kader posyandu mengenai pembuatan makanan tambahan berbahan
ikan yang padat gizi dan mudah ditemukan.

Hasil yang dicapai dari program ini adalah pelaksanaan pelatihan kader yang
diselenggarakan pada hari Sabtu, 3 Agustus 2019 di Balai Desa. Kegiatan diikuti oleh
13 orang dari 19 kader kesehatan di Desa Rogomulyo. Sebelumnya SABOLE atau
sate bakso lele juga pernah dilombakan dalam rangka cipta menu B2SA. Dalam lomba
ini, desa Rogomulyo berhasil menang dan maju ke tingkat kabupaten.

Tindak lanjut dari program ini adalah kader posyandu dapat membuat sate
bakso lele atau menciptakan inovasi lebih mengenai makanan tambahan yang
berbahan lokal dan mengandung gizi yang optimal untuk membantu mengejar tumbuh
kembang balita yang sempat terganggu.
e. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat
1) Faktor Pendukung
Adanya dukungan dari bidan desa dan perangkat desa, terbukti dari adanya
bantuan dari perangkat desa dalam sosialisasi akan diadakannya kegiatan
pelatihan kader. Dukungan dari kader kesehatan juga besar, terbukti dari
antusiasme kader kesehatan untuk datang dan mengikuti kegiatan dengan aktif
hingga selesai.

2) Faktor Penghambat
a) Keterbatasan waktu demonstrasi yang singkat
b) Keterbatasan alat dan kesalahan teknis yang terjadi di lapangan
c) Pengolahan ikan yang cukup rumit

36
f. Tolak Ukur Keberhasilan

Keberhasilan kegiatan ini terlihat dari antusiasme dari peserta penyuluhan yaitu kader
di Desa Rogomulyo dalam sesi demo masak dan respon yang baik dari kader dan
perangkat desa terhadap sate bakso lele.
g. Anggaran Dana
Anggaran dana dalam kegiatan ini adalah Rp 100.000

h. Waktu dan Lokasi Realisasi Program/Kegiatan


Hari/tanggal : Sabtu/3 Agustus 2018
Waktu : Pukul 13.00-16.00
Lokasi : Balai Desa Rogomulyo

3) Pelatihan dan Penyusunan Perencanaan Usaha (Business Plan) dan


Pemanfaatan Potensi Kacang Kedelai Menjadi Produk Kecantikan Yang
Bernilai Jual Yakni “Mas Mulyo” (Masker Rogomulyo)
a. Bidang Kegiatan
Kewirausahaan atau bisnis dari pemanfaatan produk potensi desa merupakan aspek
yang begitu penting untuk dikembangkan baik untuk pendapatan desa atau pendapatan
penduduk desa. Pelatihan pembuatan perencanaan usaha yang baik atau business plan
berbentuk proposal yang juga berguna untuk menyukseskan jalannya usaha ,
menambah modal atau jika akan melakukan kerjasama dengan pihak lain. Pada Desa
Rogomulyo ini penduduknya mayoritas adalah petani penghasil beras, jagung, kacang
hijau ,kacang kedelai, dan sayur-sayuran. Pengolahan produk potensi desa masih
belum ada dan petani menjual begitu saja saat panen , sebenarnya potensi ini sangat
bisa dimanfaatkan untuk menambah pendapatan dengan cara menambah nilai jualnya
dengan menambah nilai guna dari produk tersebut menjadi produk yang inovatif dan
kreatif.
Oleh karena itu, dipilihlah program untuk pe;atihan penyusunan perencanaan usaha
dan pemanfaatan produk potensi desa dengan pembuatan produk inovasi dari kacang
kedelai sebagai bahan dasar utama masker organik. Pelatihan pembuatan masker ini
bisa diinovasi lagi dengan berbagai bahan seperti kacang hijau atau beras , dengan
nama “Mas Mulyo” yang menggambarkan bahwa masker ini berasal dari Desa
Rogomulyo.

37
b. Maksud, Tujuan dan Sasaran Program
1) Maksud Kegiatan
Maksud dari kegiatan ini adalah meningkatkan kemampuan berwirausaha ,
berinovasi , dan meningkatkan kreativitas warga desa sehingga dapat
meningkatkan pendapatan desa atau penduduk desa.
2) Tujuan Kegiatan
Tujuan dari kegiatan ini adalah :
a) Memberikan informasi mengenai manfaat dan pentingnya membuat
perencanaan bisnis sebelum memulai usaha
b) Memotivasi untuk segera memulai usaha , bahwa usaha ini dapat untuk
individu maupun menjadi usaha desa bersama (BUMDes)
c) Melatih dan memberitahukan hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam
memulai usaha dengan adanya proposal business plan , seperti produk, harga
, pelanggan , SDM , pemasaran , dan promosi.
d) Mengajarkan ketrampilan cara pembuatan masker dari bahan organik
utamanya kacang kedelai.
e) Memberikan media sosial untuk keberlanjutan usaha tersebut yaitu gmial dan
instagram.
3) Sasaran Kegiatan
Kegiatan ini ditujukan kepada kader PKK Desa Rogomulyo
c. Deskripsi Kegiatan
Mahasiswa KKN memberikan pelatihan menyusun business plan dan memberikan
contoh proposal business plan dengan contoh usaha “Mas Mulyo” kemudian
memberitahukan mengenai media sosial yang telah dibuat untuk keberlanjutan usaha ini,
kemudian memberikan pelatihan cara pengolahan kacang kedelai dengan demo hingga
menjadi bahan utama produk masker. Kegiatan diakhiri dengan sesi tanya jawab dan foto
bersama.

d. Hasil yang Dicapai dan Rencana Tindak Lanjut


Sebelum hari H dilaksanakannya program ini dilakukan konsultasi perjanjian kepada
pihak terkait seperti Kepala Desa Bapk Suyitno dan Pengelola PKK Ibu Yuni. Setelah
konsultasi, TIM II KKN UNDIP menyesuaikan jadwal pelaksanaan program dengan
kegiatan yang ada di Desa Rogomulyo. Penyebaran surat undangan ke seluruh anggota

38
PKK di Desa Rogomulyo pada Jumat, 19 Juli 2019. Penyampaian materi dilakukan di
Balai Desa. Materi disampaikan kepada anggota PKK dengan memberikan penjelasan dan
penyampaian materi tentang business plan terutama untuk “Mas Mulyo” ini mulai dari
Identitas usaha dengan membuat media sosial, kemudian strategi pemasaran , proses
produksi , rincian anggaran sampai pada penyusunan laporan keuangan sederhana, aspek
SDM , dan waktu pelaksanaan . Kemudian sesi kedua memberikan pelatihan pengolahan
kacang kedelai dan tips yang dapat digunakan dalam pengolahan tersebut. Kemudian
memberikan sesi tanya jawab bagi para peserta kegiatan dan masyarakat tampak antusias
mengenai hal ini.

Pelatihan dan pemaparan materi dengan powerpoint dan sedikit demo dengan peralatan
yang ada. Pemaparan pertama kali saya lakukan adalah memberikan motivasi untuk
membuka usaha untuk memperbaiki ekonomi keluarga. Kemudian memberikan materi
seputar Business Plan akan pentingnya dan dilanjutnya pemaparan business plan dari
“Mas Mulyo”. Anggota PKK antusias dan memperhatikan dengan seksama materi
business plan ini karena merupakan sesuatu yang baru untuknya. Diberitahukan strategi
pemasaran yaitu SWOT , target pemasarannya , sistem pembayaran, sistem penjualan, dan
promosi. Dilanjutkan dengan demo pembuatan masker yang mana ini masuk aspek
produksi dari alat dan bahan kemudian proses produksinya. Setelah itu penjabaran
mengenai cara pemakaian dan rincian anggaran untuk mengetahui Harga Pokok Produksi
(HPP) dan kemudian menetapkan harga jual untuk mendapat laba yan diinginkan. Yang
terakhir memberitahukan bahwa varian “Mas Mulyo” ini masih dapat diinovasikan dengan
potensi desa seperti beras , kacang hijau, charcoal (arang bambu), dsb. Setelah itu
dilakukan sesi tanya jawab yang mana seputar produk tersebut salah satunya mengenai
batas waktu / expired dari produk tersebut.

Hasil yang dicapai dari program ini adalah antusias kader PKK dalam pelatihan
penyususnan perencanaan usaha yang baik dengan proposal dan pembuatan produk
inovasi dari kacang kedelai. Ibu-ibu mengetahui bagaimana cara membuka usaha yang
baik dengan memperhatikan berbagai aspek dan bidang yang dibutuhkan usaha tersebut.
Pemateri juga membuat sosial media dari Mas Mulyo ini untuk keberlanjutan usaha ini.
Selain itu anggota PKK tertarik mengenai produk kecantikan yang selama ini belum
pernah dibuat dan dimanfaatkan sedemikian rupa. Ibu-ibu PKK mengetahui cara
pengolahan kacang kedelai menjadi produk masker yang berkhasiat tinggi untuk kulit.

39
Tindak lanjut dari program ini adalah pelaksanan adalah pemantuan kader dengan
penyobaan produk masker yang telah dibuat , setelah itu pemantauan ketertarikan kader
dlam membuat dan melanjutkan usaha tersebut. Bentuk soft file dari proposal perencanan
usaha juga diberikan ke Ibu Yuni yang dapat dijadikan contoh untuk usaha – usaha lain
yang akan didirikan. Program ini diikuti oleh 22 kader dari 24 kader PKK.
e. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat
1) Faktor Pendukung
a) Adanya dukungan dari Ibu Yuni sebagai pengelola PKK dan Ibu Dewi sebagai
ketua PKK
b) Potensi Desa yang dimanfaatkan dengan baik untuk produk kecantikan
c) Antusias ibu-ibu PKK memerhatikan pemaparan materi dan pelatihsn
pembuatan masker dari kacang kedelai.
2) Faktor Penghambat
a) Kurangnya kreativitas ibu-ibu ketika ditanya untuk inovasi selanjutnya.
b) Kurangnya waktu untuk demo pembuatan kedelai.
c) Pola pikir untuk menambah pendapatan dengan berwirausaha masih kurang
jadi untuk kelanjutannya dilaksanakan atau tidak masih dipertanyakan .
d) Pemerintah Desa belum mendukung diadakannya BUMDes usaha seperti ini
karena dananya masih digunakan utamanya untuk pembangunan infrastruktur.
f. Tolak Ukur Keberhasilan
Keberhasilan kegiatan ini terlihat dari jumlah kader yang datang dan antusiasme
kader yang mana 22 undangan datang untuk mengikuti acara dengan baik. Kemudian
dalam sesi tanya jawab dalam kegiatan pelatihan kader dan pelaksanaan pemantauan
ketertarikan utnuk melanjutkan usaha tersebut terlihat antusias para kader PKK Desa
Rogomulyo.

g. Anggaran Dana
Anggaran dana dalam kegiatan ini adalah Rp 145.000
h. Waktu dan Lokasi Realisasi Program/Kegiatan
Hari/tanggal : Sabtu/ 21 Juli 2019

Waktu : Pukul 13.00-16.00

Lokasi : Balai Desa Rogomulyo

40
4) “SERUNDENG DESA” (bagaimana cara memanfaatkan dan mengolah
ampas kedelai menjadi salah satu produk makanan berupa “Serundeng”
yang bernilai jual.
a. Bidang Kegiatan
Rogomulyo merupakan Desa yang mayoritas penduduknya berprofesi sebagai
petani, salah satu hasil pertaniannya adalah Kedelai. Setelah melakukan survei dengan
Perangkat Desa dan berdiskusi bersama anggota PKK, kacang kedelai ini masih belum
dimanfaatkan secara optimal. Kacang kedelai hanya diolah menjadi tempe dan susu
kedelai (belum ada produk inovasi). Ampas yang dihasilkan dari susu kacang kedelai
langsung dibuang begitu saja, padahal limbah kedelai jika diolah dengan benar bisa
menghasilkan suatu produk makanan bernilai jual dan dapat mengurangi limbah produksi.
Kandungan yang terdapat pada ampas kedelai diantaranya: protein, lemak, serat,kalsium,
fosfor, dll

Saat melakukan diskusi dengan Anggota PKK, pengurus PKK meminta Tim KKN II
untuk membuat inovasi olahan dari kedelai untuk tambahan program PKK bidang
pangan, yaitu POKJA III . Oleh karena itu, sesuai permintaan anggota PKK, dipilihlah
program untuk pelatihan mengenai pemanfaatan ampas kedelai dan pembuatan
Serundeng dari bahan ampas kedelai yang berbahan dasar ampas tahu maupun ampas
susu kedelai sebagai program tambahan PKK bidang Pangan.

b. Maksud, Tujuan dan Sasaran Program


1. Maksud Kegiatan
Maksud dari kegiatan ini adalah memberikan pelatihan dan menambah reverensi
Anggota PKK mengenai inovasi olahan makanan berbahan dasar kedelai.
2. Tujuan Kegiatan
Tujuan dari kegiatan ini adalah :
a) Untuk mengurangi limbah rumah tangga atau limbah produksi
b) Memanfaatkan limbah kedelai menjadi produk makanan yang bernilai jual.
c) Membantu menambah program PKK di bidang Pangan yang memakai olahan
kedelai yang di inovasi sesuai dengan permintaan anggota PKK.
3. Sasaran Kegiatan
Kegiatan ini ditujukan kepada anggota PKK (Pembinaan Kesejahteraan Keluarga)
c. Deskripsi Kegiatan

41
Penyampaian materi dilakukan di Balai Desa Rogomulyo. Materi disampaikan kepada
Anggota PKK Desa Rogomulyo dengan memerikan penjelasan dan penyampaian materi
tentang bagaimana cara memanfaatkan dan mengolah ampas kedelai menjadi salah satu
produk makanan berupa “Serundeng” yang bernilai jual dan pentingnya arti nama produk
dan desain kemasan bagi pemasran. Setelah itu dilajutkan dengan Pelatihan pembuatan
Serundeng dari ampas kedelai. Kemudian memberikan sesi tanya jawab bagi peserta
kegiatan dan peserta Anggota PKK tampak antusias mengenai hal ini.

d. Hasil yang Dicapai dan Rencana Tindak Lanjut


Kegiatan diawali dengan melakukan konsultasi dan perijinan kepada pihak terkait
seperti Kepala Desa Rogomulyo dan Perangkat Desa lainnya. Setelah konsultasi, TIM II
KKN UNDIP berdiskusi dengan Pengurus Anggota PKK mengenai program yang akan
dilaksanakan dan menyesuakan jadwal pelaksanaan program dengan kegiatan yang ada di
Desa Rogomulyo.Kamis, 11 Juli 2019 berdiskusi dengan Pengurus anggota PKK untuk
mengetahui potensi desa Rogomulyo dan permasalahan yang dialami anggota PKK.
Diketahui bahwa PKK di Desa Rogomulyo baru terbentuk bulan Mei tahun 2019.
Kegiatan PKK sendiri pun belum terkelola dengan baik, belum adanya program PKK yang
pasti. Selain kesibukan yang dikerjakan oleh warga, kurangnya inovasi kegiatan PKKpun
menjadi salah satu faktor yang membuat masyarakat kurang berminat untuk mengikuti
kegiatan PKK.
Minggu, 14 Juli 2019 membantu kegiatan anggota PKK di Balai Desa Rogomulyo.
Setelah membantu kegiatan anggota PKK dilanjutkan dengan berdiksusi bersama POKJA
I, II, III dan IV. Dari hasil diskusi tersebut anggota PKK meminta bantuan untuk dibuatkan
program tambahan dari KKN TIM II, salah satunya di bidang Pangan yaitu POKJA III
dalam olahan kedelai, karena belum adanya inovasi produk dari olahan kedelai.
Hasil yang dicapai dari program ini adalah pelaksanaan pelatihan pengolahan ampas
kedelai menjadi produk makanan berupa serundeng bernilai jual yang diberi nama
SERUNDENG DESA. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Minggu, 21 Juli 2019 di Balai
Desa Rogomulyo. Kegiatan ini diikuti oleh 22 orang dari 24 anggota PKK Desa
Rogomulyo. Selain itu, produk ini juga akan dipamerkan di Pameran Dinas Ketahanan
Pangan Kabupaten Pati pada tanggal 10 Agustus 2019.
Tindak lanjut dari program ini adalah pelaksanan pemantauan kader dengan
pengolahan produk “SERUNDENG DESA” yang telah dibuat, setelah itu ketertarikan
kader dalam membuat dan melanjutkan usaha tersebut.

42
e. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat
1) Faktor Pendukung
Adanya dukungan dari perangkat desa dan Pengurus PKK, terbukti dari adanya
bantuan dari perangkat desa dalam sosialisasi akan diadakannya kegiatan pelatihan
kader. Dukungan dari pengurus PKK juga besar, terbukti dari antusiasme kader
PKK untuk datang dan mengikuti kegiatan dengan aktif hingga selesai.
2) Faktor Penghambat
a) Kur Kurangnya inovasi untuk mengolah kacang kedelai, karena Anggota PKK
kebanyakan hanya tau untuk diolah menjadi susu kedelai.
b) Pencarian ampas kedelai, karena produksi susu kedelai tidak setiap saat.
f. Tolak Ukur Keberhasilan
Keberhasilan kegiatan ini terlihat dari antusiasme peserta, yaitu kader PKK dalam
sesi tanya jawab dalam kegiatan pelatihan kader dan pembuatan serundeng dari ampas
kedelai.

g. Anggaran Dana
Anggaran dana dalam kegiatan ini adalah Rp. 76.000

h. Waktu dan Lokasi Realisasi Program/Kegiatan


Hari/tanggal : Minggu, 21 Juli 2019

Waktu : Pukul 13.00-16.00

Lokasi : Balai Desa Rogomulyo

5) Pemanfaatan Sampah Anorganik menjadi Ecobrick


a. Bidang-Bidang Kegiatan

Program multidisiplin Tim II KKN Desa Rogomulyo yaitu “Pemanfaatan Sampah


Anorganik Menjadi Ecobrick”. Pemilihan program tersebut didasari atas kondisi
masyarakat di Desa Rogomulyo yang masih belum dapat mengolah sampah dengan baik,
sehingga masih banyak tempat-tempat seperti sungai atau pinggir jalan sampah-sampah
plastik yang menumpuk. Padahal disaat musim penghujan, masyarakat mengeluhkan
terjadinya banjir akibat luapan air dari sungai. Selain itu, akibat tidak adanya tempat
pembuangan sampah baik organik maupun anorganik, masyarakat masih menerapkan

43
cara pengelolaan sampah dengan dibakar. Hal ini menyebabkan tingginya angka penyakit
infeksi saluran pernafasan akut di Desa Rogomulyo ini.

Sampah merupakan salah satu limbah rumah tangga yang selalu bertambah setiap
harinya. Terutama sampah anorganik yang tidak mudah terurai. Tidak tepatnya
manajemen pengelolaan sampah anorganik ini, akan mengakibatkan lingkungan tercemar
dan tidak sehat. Oleh karena itu, diperlukan solusi untuk pengelolaan sampah anorganik
yang bisa menjadikan sampah anorganik yang menambah nilai guna sehingga
meningkatkan nilai jual dan tidak mencemari lingkungan lagi.
b. Maksud, Tujuan dan Sasaran Program
1). Maksud Kegiatan
Maksud dari kegiatan ini adalah pengelolaan limbah sampah anorganik dengan
pemanfaatan sampah anorganik menjadi Ecobrick yang menambah nilai guna
sehingga meningkatkan nilai jual dan dapat mengurangi limbah sampah
anorganik di Desa Rogomulyo, karena tidak adanya tempat pembuangan sampah.
2). Tujuan Kegiatan
Tujuan dari kegiatan ini adalah :
a) Memberikan sosialisasi mengenai sampah organik dan anorganik
b) Meningkatkan kesadaran masyarakat pentingnya pengelolaan sampah
dengan baik
c) Memberikan pelatihan pembuatan Ecobrick dari sampah anorganik
d) Memberikan pelatihan bisnis Ecobrick

3). Sasaran Kegiatan


Kegiatan ini ditujukan kepada masyarakat Desa Rogomulyo

c. Deskripsi Kegiatan
Kegiatan dimulai dengan mahasiswa KKN melakukan sosialisasi tentang sampah dan
pengelolaannya melalui video interaktif, poster dan pemberiaan materi. Materi yang
diberikan berupa sampah organik anorganik, dampak buruk penumpukan dan pembakaran
sampah terhadap lingkungan dan kesehatan, serta macam-macam cara pengelolaan
sampah yang dapat menambah nilai guna sehingga meningkatkan nilai jualnya. Acara
dilanjutkan dengan sosialisasi mengenai Ecobrick sebagai salah satu solusi pengelolaan
sampah anorganik yang cocok untuk Desa Rogomulyo serta cara memulai bisnis/UMKM
pembuatan Ecobrick. Tim KKN juga mengajarkan cara pembuatan Ecobrick hingga

44
menjadi barang jadi, yaitu berupa tempat duduk. Selanjutnya semua peserta
mempraktekkan cara pembuatan Ecobrick dengan saling berlomba. Kelompok peserta
yang menang mendapatkan hadiah berupa bibit tanaman terung dan lombok. Ecobrick
yang telah dibuat oleh para peserta selanjutnya disatukan dan dibuat menjadi meja. Acara
diakhiri oleh sesi tanya jawab, penutupan dan foto bersama.
d. Hasil yang Dicapai dan Rencana Tindak Lanjut
Program pemanfaatan sampah anorganik dengan pembuatan Ecobrick di Desa
Rogomulyo bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai sampah dan
pengelolaannya. Program ini akan menjadi solusi penumpukan sampah plastik dan
pembakaran sampah di Desa Rogomulyo. Selain itu juga, pembuatan Ecobrick akan
meningkatkan nilai jual dari sampah plastik, sehingga jika dikelola dengan baik dapat
menjadi salah satu penghasilan Desa Rogomulyo. Adapun tahapan program adalah
sebagai berikut :
i. Mendiskusikan serta meminta ijin kepada kepala desa dan perangkat desa
Kegiatan ini bertujuan untuk memaparkan konsep program yang akan
dilaksanakan sekaligus meminta ijin kepada kepala desa dan perangkat desa.
Kegiatan ini dilaksanakan pada tangal 22 Juli 2019 di Balai Desa. Hasil dari
kegiatan ini adalah masukan dari perangkat desa agar program dapat diterima
dengan baik di masyarakat.
ii. Pengumpulan sampah plastik oleh Tim KKN dan Masyarakat Desa
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat
dalam program ini. Kegiatan ini dilaksanakan selama beberapa hari dengan
meminta kepada masyarakat untuk mengumpulkan sampah plastik rumah
tangganya untuk dihimpun TIM KKN sebagai bahan pembuatan Ecobrick. Hasil
dari kegiatan ini adalah berkurangnya sampah plastik yang dibakar warga serta
meningkatnya kesadaran warga untuk mengelola sampah dengan baik.
iii. Menyiapkan sampah plastik untuk pembuatan Ecobrick
Kegiatan ini bertujuan unuk mempersiapkan sampah plastik yang telah
terkumpulkan untuk bisa menjadi bahan pembuatan Ecobrick. Kegiatan ini terdiri
dari pemilahan sampah botol dan memotong sampah plastik menjadi potongan
kecil agar lebih mudah dimasukkan ke dalam botol. TIM KKN mengajak
kelompok pemuda dan anak-anak untuk turut ikut membantu dalam pelaksanaan
kegiatan ini.
iv. Pembuatan demo barang jadi dari Ecobrick

45
Kegiatan ini bertujuan untuk menunjukkan hasil penggunaan Ecobrick dari
sampah plastik menjadi barang jadi, yaitu berupa tempat duduk/sofa.
v. Penyusunan video, materi, sosialisasi tentang sampah dan pengelolaannya
Materi sosialisasi ini bertujuan agar meningkatkan kesadaran masyarakat
terhadap dampak buruk penumpukan sampah dan pembakaran sampah serta
menumbuhkan minat masyarakat terhadap pembuatan Ecobrick.
vi. Edukasi dan pelatihan pembuatan Ecobrick
Kegiatan ini dilaksanakan pada 10 Agustus 2019 di Balai Desa yang dihadiri
masyarakat Rogomulyo dimulai dari kalangan pemuda, anak-anak, dan dewasa.
Hasil yang dicapai dari kegiatan ini adalah berupa minat masyarakat dalam
pembuatan Ecobrick. Dalam kegiatan ini pula, dihasilkan barang jadi dari
Ecobrick yang dibuat dari para peserta ditempat berupa meja berbentuk lingkaran.
vii. Monitoring dan Evaluasi
Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui kekurangan dari setiap rangkaian acara,
sehingga seluruh tahapan program dapat berjalan dengan baik dan diterima oleh
masyarakat. Kegiatan ini dilakukan bertahap dari awal perencanaan acara,
ditengah program berjalan dan diakhir program terselesaikan.
Tindak lanjut dari program “Pemanfaatan Sampah Anorganik menjadi Ecobrick”
adalah rencana pengembangan UMKM pembuatan Ecobrick dari sampah plastik dengan
nama RO-BRICK (Rogomulyo Ecobrick) dalam acara yang diadakan di Balai Desa pada
10 Agustus 2019 bersama para peserta yang hadir. Harapan dengan adanya usaha ini tidak
hanya mengurangi penumpukan dan pembakaran sampah plastik saja, namun juga
menambah penghasilan desa.

e. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat


1). Faktor Pendukung
a) Banyaknya sampah anorganik yang menumpuk di Desa Rogomulyo
b) Belum berkembangnya UMKM di Desa Rogomulyo
c) Dukungan dari perangkat desa, PKK, dan Karang Taruna
2). Faktor Penghambat
a) Keterbatasan tenaga dan waktu untuk dapat menjangkau seluruh masyarakat
Desa Rogomulyo untuk bisa berpartisipasi
b) Keinginan masyarakat yang masih bisa bersifat hanya menginginkan solusi
praktis

46
f. Tolak Ukur Keberhasilan
Keberhasilan kegiatan ini terlihat dari antusiasme peserta, yaitu masyarakat Desa
Rogomulyo mulai dari pengumpulan sampah plastik hingga mengikuti pelatihan
pembuatan Ecobrick hingga menghasilkan barang jadi dengan brand RO-Brick.
g. Anggaran Dana
Anggaran dana dalam kegiatan ini adalah Rp. 100.000
h. Waktu dan Lokasi Realisasi Program/Kegiatan
Hari/tanggal : Sabtu/10 Agustus 2018

Waktu : Pukul 13.00-16.00

Lokasi : Balai Desa Rogomulyo

D. Analisis SWOT Program Kerja


1. “Sabuk Ijo” Inovasi Pemanfaatan Kacang Hijau Menjadi Produk
Kecantikan Berupa “Scrub/Lulur” yang bernilai Jual
Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness)
• Mendapat dukungan dari Kepala • Kurangnya pemahaman
Desa dan Perangkat Desa masyarakat tentang cara
Rogomulyo pengolahan hasil Kacang Hijau
menjadi produk jadi yang
• Potensi Desa Rogomulyo salah
bermanfaat dan bernilai guna
satunya adalah Kacang Hijau
Kesempatan (Oppotunities) Hambatan (Threats)
• Bisa dijadikan untuk membantu • Kacang hijau yang digunakan
meningkatkan perekonomian Desa merupakan kacang hijau kupas
Rogomulyo karena produk tersebut yang membutuhkan waktu lama
dapat dijual. dalam memprosesnya
• Proses pembuatan membutuhkan
• Dapat dimasukkan ke dalam
waktu lama karena harus disangrai
program kerja PKK yaitu pada
2 kali.
Pokja II yaitu Pendidikan dan
Ketrampilan, Pengembangan
Kehidupan Berkoperasi.

47
2. Pelatihan Pembuatan Sabole (Sate Bakso Lele) sebagai Makanan
Tambahan Balita Masa Kini
Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness)
• Dukungan dan sambutan yang baik • Kurangnya inovasi pemanfaatan
dari perangkat desa dan kader bahan lokal dari ikan untuk
terkait rencana pelaksanaan pembuatan PMT
program • Pemberian PMT yang kurang
• Antusiasme dan partisipasi kader variatif
yang baik dan komuniatif saat
sosialisasi dan demo masak
berlangsung
• Produk sudah pernah diujicobakan
pada lomba B2SA dan mendapat
respon yang baik
Kesempatan (Oppotunities) Hambatan (Threats)
• Sejalan dengan program pemerintah • Pembuatannya yang
yang menggalakkan promosi gemar membutuhkan alat penggiling atau
makan ikan blender yang tidak semua orang
• Ikan lele merupakan potensi lokal punya
yang terjangkau dan mudah untuk
diolah
• Kandungan gizi ikan lele lebih baik
dibandingkan ikan-ikan lokal yang
ada di desa seperti ikan gabus, ikan
nila, dan ikan bawal
3. Pelatihan dan Penyusunan Perencanaan Usaha (Business Plan) dan
Pemanfaatan Potensi Kacang Kedelai Menjadi Produk Kecantikan
Yang Bernilai Jual Yakni “Mas Mulyo” (Masker Rogomulyo)
Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness)
• Mendapat dukungan dari Kepala • Kurangnya kreativitas ibu-ibu
Desa dan Pengelola PKK ketika ditanya untuk inovasi
selanjutnya

48
• Potensi Desa yang dimanfaatkan • Kurangnya waktu untuk demo
dengan baik untuk produk pembuatan kedelai
kecantikan

• Antusias ibu-ibu PKK
memerhatikan pemaparan materi
dan pelatihsn pembuatan masker
dari kacang kedelai.
Kesempatan (Oppotunities) Hambatan (Threats)

• Bisa dijadikan sebagai usaha • Pola pikir untuk menambah


pribadi masyarakat desa untuk pendapatan dengan berwirausaha
memperbaiki ekonomi keluarga masih kurang jadi untuk
• Hal ini mempermudah masyarakat kelanjutannya dilaksanakan atau
Desa Rogomulyo untuk membuat tidak masih dipertanyakan
business plan usaha-usaha yang lain
Pemerintah Desa belum mendukung
• Dijadikan sebagai program kerja
diadakannya BUMDes usaha seperti
PKK di Pokja 2 yakni Pendidikan
ini karena dananya masih digunakan
dan Keterampilan Kehidupan
utamanya untuk pembangunan
Berkoperasi
infrastruktur
• Dapat Dijadikan usaha desa
bersama untuk menambah
pendapatan dana desa (BUMDes)
4. “SERUNDENG DESA”
Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness)
• Mendapat dukungan dari Kepala • Kurangnya inovasi untuk
Desa dan Perangkat Desa mengolah kacang kedelai, karena
Rogomulyo Anggota PKK kebanyakan hanya
• Potensi Desa Rogomulyo salah tau untuk diolah menjadi susu
satunya adalah Kedelai kedelai.
• Antusiasme dari peserta anggota
PKK

49
• Minat untuk memamerkan produk
SERUNDENG DESA dalam acara
yang diadakan di tingkat Kabupaten

Kesempatan (Oppotunities) Hambatan (Threats)


• Bisa dijadikan untuk tambahan • Pencarian ampas kedelai, karena
program PKK POKJA III di bidang produksi susu kedelai tidak setiap
pangan dan inovasi pangan saat
• Membantu meningkatkan
perekonomian desa karena produk
tersebut dapat dijual

5. Pemanfaatan Sampah Anorganik menjadi Ecobrick


Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness)
• Mendapat dukungan dari perangkat • Kurangnya kesadaran masyarakat
desa, karang taruna,, dan ibu PKK akan pentingnya pengelolaan
sampah dengan baik
• Masyarakat yang masih
menginginkan solusi praktis saja
Kesempatan (Oppotunities) Hambatan (Threats)
• Belum terdapatnya pemanfaatan • Keterbatasan tenaga dan waktu
sampah plastik yang bernilai jual untuk bisa mengadakan pelatihan
• Banyaknya sampah plastik yang yang mencangkup seluruh
masih menumpuk masyarakat desa

1. Sabuk Ijo” Inovasi Pemanfaatan Kacang Hijau Menjadi Produk Kecantikan


Berupa “Scrub/Lulur” yang bernilai Jual

50
Foto 1.1 Foto 1.2
Sabuk Ijo” Inovasi Pemanfaatan Kacang
Produk Sabuk Ijo
Hijau Menjadi Produk Kecantikan Berupa
“Scrub/Lulur” yang bernilai Jual

2. Pelatihan Pembuatan Sabole (Sate Bakso Lele) sebagai Makanan Tambahan Balita
Masa Kini

Foto 2.1. Foto 2.2.

Demo Pembuatan “SABOLE” Testimoni “SABOLE”

51
3. Pelatihan dan Penyusunan Perencanaan Usaha (Business Plan)

Foto 3.1 Foto 3.2


Penyampaian materi tentang pemasaran Foto bersama peserta sosialisasi
digital kepada pelaku UMKM di Kecamatan
Kayen.

4. Pelatihan dan Penyusunan Perencanaan Usaha (Business Plan) dan Pemanfaatan


Potensi Kacang Kedelai Menjadi Produk Kecantikan Yang Bernilai Jual Yakni
“Mas Mulyo” (Masker Rogomulyo).

Foto 4.1 Foto 4.2

Demo Pembuatan Srundeng Desa Ibu Ibu PKK mencoba hasil Demo

52
5. Pemanfaatan Sampah Anorganik menjadi Ecobrick

Foto 5.1 Foto 5.2

Demo Pembuatan Ecobrick Foto bersama warga yang mengikuti


pembuatan Ecobrick

3. Program Unggulan Desa Boloagung


1) Pengembangan Inovasi Produk Nugget dan Bollu Kacang Hijau Sebagai Inovasi
Produk Pangan Bergizi Berbasis Hasil Pertanian

a. Bidang Kegiatan
Pertanian merupakan komoditas pertama dan utama yang ada di Desa Boloagung.
Hasil pertanian yang ada di Desa boloagung adalah padi dan kacang hijau dimana setelah
pemanenan dilakukan penjualan langsung kepada pengumpul secara langsung oleh
petani. Inovasi merupakan suatu hal baru yang dilakukan oleh baik orang maupun instansi
yang bertujuan untuk mengembangkan suatu barang atau jasa untuk meningkatkan nilai
serta dayaguna maupun perkembangan yang lebih baru. Inovasi produk yang dilakukan
terhadap hasil komoditas pertanian di Desa Boloagung belum banyak dilakukan,
sedangkan dengan adanya inovasi dapat meningkatkan nilai tambah dari bahan itu sendiri.
Pengembangan yang dilakukan belum memunculkan dampak positif yang optimal serta
belum adanya inovasi yang bermanfaat bagi banyak masyarakat serta bernilai lebih.

b. Maksud, Tujuan dan Sasaran Program

53
1) Maksud Kegiatan

Maksud dari program ini adalah untuk menciptakan inovasi produk olahan
kacang hijau yang lebih inovatif dan menarik minat masyarakat serta sehat dan
bergizi untuk dikonsumsi.

2) Tujuan Kegiatan

Tujuan program ini adalah untuk memberikan pengetahuan terhadap warga


masyarakat mengenai pengembangan inovasi produk kacang hijau yang lebih
berguna dan mudah dikonsumsi oleh masyarakat, serta memberikan wawasan
masyarakat terhadap pengelolaan pangan hasil pertanian yang lebih optimal
dengan mengolah secara langsung sehingga dapat memberikan manfaat bagi
masyarakat dan sekitarnya. Guna dari pembuatan Nugget dan Bolu kacang hijau
adalah untuk menambah inovasi produk kacang hijau yang selama ini masih
belum dimanfaatkan untuk makanan yang lebih instan dan juga lebih berkreasi
dan bisa dikonsumsi oleh semua orang.
3) Sasaran Kegiatan
Kegiatan ini ditujukan kepada masyarakat desa, khususnya Ibu – Ibu PKK
c. Deskripsi Kegiatan
Inovasi produk dilakukan dengan cara persiapan dan percobaan inovasi berupa nugget
dan bolu kacang hijau, percobaan dilakukan dengan cara melakukan sampling dan
dilakukan analisis sensori kepada panelis secara umum dengan cara random. Hasil
percobaan setelah diulang kemudian dilakukan pengenalan dan pemaparan produk kepada
masyarakat secara khusus Ibu-ibu PKK yang berjumlah 15 orang, praktik pembuatan
inovasi olahan kacang hijau dan pemaparan produk dilakukan untuk memberikan
pengetahuan kepada masyarakat bahwa produk perlu dilakukan inovasi dan pengolahan
lebih lanjut sehingga tidak hanya secara mentah-mentah dijual kepada pengumpul. Adanya
inovasi produk ini juga dilakukan supaya masyarakat dapat mengonsumsi makanan yang
sehat dan olahan sendiri serta lebih menjamin dan hemat dari segi finansial.
d. Hasil yang Dicapai dan Rencana Tindak Lanjut
Hasil yang dicapai adalah proses dan praktik pembuatan inovasi olahan kacang hijau
dapat diterima masyarakat dan masyarakat dapat memahami bahwa inovasi kacang hijau
sangat penting dilakukan sebagai olahan untuk lebih baru dan lebih diminati masyarakat
serta dengan adanya inovasi ini masyarakat menjadi lebih tau dan lebih peka terhadap hasil
pertanian serta memiliki keinginan untuk mengolah lebih lanjut hasil komoditasnya

54
menjadi produk yang berguna lebih serta dikonsumsi oleh keluarga masyarakat sekitar.
Rencana tindak lanjut yang ingin dilakukan adalah dengan memberikan edukasi terhadap
masyarakat terkhusus Ibu-Ibu PKK untuk mengolah kacang hijau semakin inovatif dan
juga dengan inovasi ini dapat dilakukan pengenalan akan produk makanan yang sehat
sehingga anak dan keluarga Ibu-Ibu PKK serta masyarakat dapat semakin mengonsumsi
produk olahan yang sehat dan bergizi. Produk olahan ini juga diharapkan dapat semakin
meningkatkan penghasilan dari bidang pertanian dengan cara penjualan produk yang lebih
baru dan belum pernah dilakukan sebelumnya, sehingga dengan hal baru yang diberikan
kepada masyarakat luas harapannya dapat diterima masyarakat dan dikonsumsi serta
menunjang kesehatan lebih lanjut.
e. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat
1) Faktor Pendukung
Kelompok Ibu-Ibu PKK mendukung serta membantu keberjalanannya kegiatan,
hasil komoditas kacang hijau melimpah bagi warga masyarakat serta inovasi
olahan yang belum ada sebelumnya. Kelompok masyarakat yang memiliki
industri rumah tangga juga turut berpartisipasi untuk melancarkan kegiatan.

2) Faktor Penghambat
Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai produk kacang hijau yang dapat
meningkatkan hasil komoditas dan inovasi yang penting dilakukan. Kurang
aktifnya kegiatan masyarakat khususnya Ibu-Ibu PKK dilihat dari jumlah
anggotanya yang cukup sedikit dan belum mewakili dari seluruh wilayah desa.
Praktik percobaan yang dilakukan berulang kali karena perbedaan jenis
komoditas kacang hijau sehingga sempat mengalami kegagalan terhadap sampel
percobaan.
d. Tolak Ukur Keberhasilan
Keberhasilan kegiatan ini terlihat dari antusiasme dari peserta penyuluhan Ibu-Ibu
PKK sangat antusias dalam tanya jawab mengenai produk yang dibuat. Hal ini
semakin memicu tingkat keaktifan dan semangat Ibu-Ibu PKK untuk berjiwa inovatif
dan mau melakukan hal baru terhadap olahan kacang hijau.

e. Anggaran Dana

55
Anggaran dana dalam kegiatan ini adalah Rp 150.000 yang digunakan untuk persiapan
dan pembelian bahan pembuatan produk serta konsumsi kepada masyarakat dalam
pemaparan dan penyuluhan inovasi produk.
f. Waktu dan Lokasi Realisasi Program/Kegiatan
Hari/tanggal : Sabtu, 20 Juli 2019
Waktu : Pukul 15.00 – 17.00 WIB
Lokasi : Balai Desa Boloagung

2) Pelatihan Pembuatan Hidroponik Berbahan Dasar Plastic Botol Bekas Untuk


Tanaman Sayur Sebagai Bentuk Pemanfaatan Sampah Plastik

a. Bidang Kegiatan
Pemanfaatan lingkungan menjadi salah satu masalah pokok utama di desa boloagung.
Botol plastik masih banyak dibuang sembarangan dan belum dimanfaatkan serta
pekarangan yang belum maksimal. Pemanfaatan pekarangan dapat dilakukan dengan
menanam tanaman hortikultura sayuran serta menggunakan media air yang dimasukkan
kedalam botol plastik menjadi cara bertanam dengan teknik hidroponik.
Budidaya sayuran hidroponik botol bekas dilakukan dengan cara sederhana dengan
mengalirkan air secara terus menerus melalui saluran pipa dan dimasukkan kedalam botol
plastik dengan menggunakan beberapa tananam seperti kangkong, pakcoy, caisim, dan
bayam. Budidaya ini dapat menghemat tempat dan juga penggunaan air serta nutrisi yang
lebih sedikit dibandingkan budidaya menggunakan tanah.
Oleh karena itu, perlu dilakukan pelatihan pembuatan hidroponik botol plastik bekas
mudah diperoleh di desa Boloagung.

b. Maksud, Tujuan dan Sasaran Program


1) Maksud Kegiatan
Maksud dari kegiatan ini adalah memberikan edukasi pada masyarakat
mengenai pemanfaaatan botol plastik untuk digunakan sebagai bahan teknik
budidaya sayuran hidroponik dengan tujuan memanfaatkan pekarangan rumah yang
dipasang instalasi hidroponik sederhana sehingga dapat menunjang kebutuhan
pangan berupa sayuran sehat yang dapat dipanen secara langsung dengan tujuan
memberikan edukasi tentang Teknik hidroponik menggunakan botol plastik bekas
sekaligus pemanfaatan pekarangan untuk budidaya tanaman hortikultura sayuran
serta pelatihan cara budidaya tanaman dengan metode hidroponik sistem DFT

56
menggunakan botol plastic bekas dengan sasaran kegiatan yaitu Ibu-Ibu PKK Desa
Boloagung.
2) Tujuan Kegiatan
Tujuan dari kegiatan ini adalah :
a. Memberikan edukasi tentang Teknik hidroponik menggunakan botol plastik
bekas sekaligus pemanfaatan pekarangan untuk budidaya tanaman hortikultura
sayuran
b. Memberikan pelatihan cara budidaya tanaman dengan metode hidroponik
sistem DFT menggunakan botol plastic bekas
3) Sasaran Kegiatan
Kegiatan ini ditujukan kepada masyarakat desa, khususnya Ibu – Ibu PKK
c. Deskripsi Kegiatan
Mahasiswa KKN memberikan edukasi berupa pemaparan materi mengenai metode
hidroponik untuk budidaya tanaman hortikultura. Penjelasan pengertian hidroponik dan
manfaatnya serta cara membuatnya. Selanjutnya dijelaskan mengeni budidaya sayuran
dengan metode hidroponik dan kelebihan hidroponik dengan memanfaatkan pekarangan
rumah sekaligus memanfaatkan botol plastic bekas sebagai pengganti paralon.
Sesi selanjutnya dilanjutkan cara menyemai tanaman di media rockwool lalu
dilanjutkan melihat langsung instalasi hidroponik serta dilakukan penjelasan langsung
mengenai teknis budidaya tanaman hidroponik dan tanya jawab langsung tentang metode
hidroponik.

d. Hasil yang Dicapai dan Rencana Tindak Lanjut


Perancangan kegiatan pemaparan dan pelatihan pembuatan hidroponik berbahan dasar
botol plastik dari kegiatan konsolidasi bersama Perangkat Desa Boloagung pada hari Rabu,
10 Juli 2019 untuk mengetahui permasalahan yang ada di Desa Boloagung dilanjutkan
beberapa pertanyaan yang diajukan mengenai budidaya hidroponik dan sampah
lingkungan seperti botol plastik kepada warga sekitar. Berangkat dari konsolidasi dan
survei tersebut ditemukan hasil berupa banyaknya warga yang belum mengetahui apa itu
hidroponik dan bagaimana cara memanfaatkan pekarangan serta sampah botol plastik
Maka dari itu, dibutuhkan pemahaman mengenai teknik budidaya hidroponik berbahan
dasar plastik serta cara memanfaatkan pekarangan rumah.
Hasil yang dicapai dari program ini adalah pemahaman mengenai teknik hidroponik
serta cara memnuatnya terutama dengan bahan dasar botol plastik untuk budidaya tanaman

57
hortikultura sayuran serta pemanfaatan sampah botol plastik dan ketertarikan untuk
membuat instalasi hidroponik tersebut yang diselenggarakan pada hari Sabtu, 20 Juli 2019
bertempat di Balai Desa Boloagung. Kegiatan ini diikuti oleh 15 Ibu-Ibu PKK.
Tindak lanjut dari program ini adalah pelaksanaan pemantauan terkait budidaya
hidroponik dengan memastikan tanaman dapat tumbuh sehat hingga dapat dipanen pada
akhir periode KKN nanti dan dapat diserahkan kepada Ibu ibu PKK atau warga Desa
Boloagung untuk kelangsungan instalasi hidroponik tersebut.
e. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat
1) Faktor Pendukung
Adanya keinginantahuan warga desa boloagung dan ibu ibu pkk akan budidaya
hidroponik serta manfaatnya terhadap lingkungan karena menggunakan bahan
sampah plastik botol bekas yang dibuat menjadi instalasi.
2) Faktor Penghambat
Masih ada sebagian pola pikir masyarakat yang belum sadar akan pentingnya
mengkonsumsi tanaman sayuran yang sehat dan bergizi serta masih banyak warga
yang membuang sampah sembarangan atau dibakar begitu saja sehingga
menciptakan polusi udara.
f. Tolak Ukur Keberhasilan
Keberhasilan kegiatan ini terlihat dari antusias dari peserta penyuluhan yaitu Ibu-Ibu
PKK Desa Boloagung dalam sesi pembuatan instalasi hidroponik berbahan dasar
botol plastik untuk budidaya tanaman hortikultura sayuran serta aktif bertanya serta
berdiskusi dengan mahasiswa KKN.

g. Anggaran Dana
Anggaran dana dalam kegiatan ini adalah Rp 350.000
h. Waktu dan Lokasi Realisasi Program/Kegiatan
Hari/tanggal : Sabtu, 20 Juli 2019
Waktu : 16.30 – 17.30
Lokasi : Balai desa Boloagung

3) Pendampingan Strategi Pemasaran dengan 4P (Product, Price, Place, and


Promotion) untuk UMKM Desa Boloagung

a. Bidang Kegiatan

58
Kegiatan pemasaran di UMKM ( Usaha Mikro Kecil dan Menengah ) Desa
Boloagung masih tergolong sederhana dan terbatas. Tidak hanya itu UMKM di Desa
Boloagung masih bingung dalam menerapkan atau mengaplikasikan konsep dari strategi
pemasaran. Dalam pemilihan strategi pemasaran sangatlah penting dikarenakan sebagai
penentu bagaimana cara yang baik untuk memasarkan produk dari UMKM tersebut
sehingga dapat dikenal secara luas.
Oleh karena itu, dipilih program pendampingan strategi pemasaran dengan metode
4P (Product, Price, Place, and Promotion) sehingga UMKM di Desa Boloagung dapat
memilih dan melaksanakan strategi pemasaran 4P. Dengan melakukan pemasaran yang
optimal dan pemilihan strategi yang tepat maka nilai jual yang didapatkan UMKM akan
bertambah dan menambah keuntungan UMKM.

b. Maksud, Tujuan dan Sasaran Program


1) Maksud Kegiatan
Maksud dari kegiatan ini adalah sebagai pendampingan untuk UMKM Desa
Boloagung agar dapat melaksanakan kegiatan pemasaran dengan strategi yang
tepat sehingga produk akan dikenal secara luas dan menambah keuntungan
UMKM dari penjualan produk tersebut.
2) Tujuan Kegiatan
Tujuan dari kegiatan ini adalah :
1. Pengoptimalan cara pemasaran produk bagi pemilik usaha
2. Meningkatkan daya jual produk UMKM di Desa Boloagung
3. Pembentukan ciri dari produk di Desa Boloagung
3) Sasaran Kegiatan
Kegiatan ini ditujukan kepada pemilik Usaha Mikro Kecil dan Menengah Desa
Boloagung serta warga Desa Boloagung

c. Deskripsi Kegiatan
Kegiatan ini dilakukan dengan melakukan survey untuk mengetahui jenis UMKM
yang ada di desa Boloagung terlebih dahulu sekaligus memberikan surat undangan ke
pemilik UMKM Desa Boloagung dan setiap RW untuk mengirimkan delagasi warganya
untuk mengikuti kegiatan ini.
Dalam pelaksanaan program mahasiswa KKN memberikan penjelasan materi
mengenai strategi pemasaran 4P (Product, Price, Place, and Promotion). Setelah

59
pemaparan materi dilanjutkan dengan sesi penjelasan dan penyerahan poster 4P sehingga
peserta program dapat lebih memahami tentang 4P. Kegiatan diakhiri dengan sesi tanya
jawab dan foto bersama.

d. Hasil yang Dicapai dan Rencana Tindak Lanjut


Pendampingan Strategi Pemasaran dengan 4P (Product, Price, Place, and Promotion)
untuk UMKM Desa Boloagung dimulai sejak hari Kamis, 11 Juli 2019 yaitu dengan
melakukan survey terlebih dahulu di UMKM Desa Boloagung. Melihat permasalahan
yang timbul dari hasil diskusi terhadap pemilik UMKM Desa Boloagung. Berdasarkan
hasil diskusi, didapat bahwa pelaksanaan pemasaran yang tidak optimal, sehingga produk
hanya dikenal di wilayah desa Boloagung saja. Maka dari itu, dibutuhkan pemahaman
tentang pemilihan strategi pemasaran yang tepat sehingga produk dari UMKM Desa
Boloagung dapat dikenal secara luas, tidak hanya di Boloagung tetapi hingga sampai luar
wilayah desa. Selama pembuatan materi dan poster, selalu dilakukan konsultasi dan
diskusi agar materi tersampaikan dan dapat menghasilkan pemahaman yang jelas.
Hasil yang dicapai dari program ini adalah pendampingan strategi pemasaran dengan
4P (Product, Price, Place, and Promotion) yang diselenggarakan pada hari Sabtu, 27 Juli
2019 bertempat di Balaidesa Boloagung. Kegiatan diikuti oleh 15 warga desa Boloagung
beserta pemilik UMKM di Desa Boloagung.
Tindak lanjut dari program ini adalah dengan pembinaan dan pemantauan lebih lanjut
kepada pemilik UMKM Desa Boloagung. Soft file dan poster juga diserahkan kepada
pemilik UMKM sehingga dapat memahami materi lebih lanjut dan dapat diterapkan
dengan optimal.

e. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat


1) Faktor Pendukung
Adanya dukungan dari pemilik usaha di Desa Boloagung maupun dukungan dari
warga desa. Terbukti dengan kegiatan pembimbingan dan diskusi yang selalu
antusias dalam kegiatan tersebut. Tidak hanya itu perangkat desa juga turut
membantu dalam memberikan pendataan UMKM di Desa Boloagung serta
membantu dalam penyebaran informasi terhadap warga tentang pembinaan
strategi pemasaran 4P.
2) Faktor Penghambat
Terbatasnya tempat percetakan poster yang cukup berkualitas di daerah
Boloagung

60
f. Tolak Ukur Keberhasilan
Keberhasilan kegiatan ini terlihat dari antusiasme peserta, yaitu dari pemilik usaha
UMKM dan warga dengan memberikan pertanyaan – pertanyaan saat sesi tanya jawab.
Lalu keberhasilan dalam kegiatan ini adalah dengan pemantauan yang berkelanjutan dari
UMKM.

g. Anggaran Dana
Anggaran dana dalam kegiatan ini adalah Rp 50.000

h. Waktu dan Lokasi Realisasi Program/Kegiatan


Hari/tanggal : Sabtu, 27 Juli 2019
Waktu : Pukul 15.00 – 17.30
Lokasi : Balai Desa Boloagung

4) Pelatihan Pembuatan Briket Bioarang dari Limbah Sekam Padi

a. Bidang Kegiatan
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari perangkat desa diketahui bahwa limbah
sekam padi kurang ditangani padahal di desa Boloagung terdapat banyak penggilingan
padi (selepan) yang secara tidak langsung limbah sekam banyak dihasilkan di desa ini.
Kebanyakan dari masyarakat hanya menjual sekam padi pada industri pembuat genteng,
bahkan hanya dibiarkan hingga menunpuk di halaman rumah warga. Sekam padi dapat
dimanfaatkan sebagai briket (alternatif bahan bakar) yang diharapkan dapat mengatasi
permasalahan limbah pertanian dan meningkatkan nilai jual dan manfaat lainnya seperti
pellet (bahan bakar alternative) dan pupuk sekam padi. Oleh karena itu, perlu dilakukan
pelatihan briket bioarang yang memanfaatkan limbah sekam padi.

b. Maksud, Tujuan dan Sasaran Program


1) Maksud Kegiatan
Maksud dari kegiatan ini adalah memaparkan pemanfaatan limbah sekam padi
yang dapat diolah menjadi briket bioarang dan beberapa produk lain seperti pellet
sekam padi sebagai alternatif bahan bakar dan pupuk.
2) Tujuan Kegiatan
Tujuan dari kegiatan ini adalah :
a) Pemanfaatan limbah sekam padi sebagai bahan energi alternative, pengganti

61
minyak tanah dan LPG, sehingga dapat membantu meningkatkan pendapatan
bagi pedagang yang menggunakan nyala api seperti pedagang sate, nasi goreng
dan lain lain.
b) Memberikan edukasi mengenai pemanfaatan limbah sekam padi.
3) Sasaran Kegiatan
Kegiatan ini ditujukan kepada masyarakat desa Boloagung dan kelompok usaha
kecil.
c. Deskripsi Kegiatan
Mahasiswa KKN memberikan edukasi berupa pemaparan materi mengenai
pemanfaatan limbah sekam padi, berupa pengertian sekam padi, kandungan, pemanfaatan
secara luas, langkah kerja pembuatan briket bioarang dari limbah sekam padi. Setelah
pemaparan materi dilanjutkan dengan sesi pelatihan dan sesi tanya jawab.

d. Hasil yang Dicapai dan Rencana Tindak Lanjut


Perancangan kegiatan pelatihan pembuatan briket bioarang dari limbah sekam padi
dan pemanfaatan sekam padi lainnya dimulai dari kegiatan konsolidasi bersama Perangkat
Desa Boloagung pada hari Rabu, 10 Juli 2019 untuk mengetahui permasalahan yang terjadi
di Desa Boloagung dilanjutkan survei lingkungan desa Boloagung. Berangkat dari
konsolidasi dan survei tersebut diketemukan hasil berupa banyaknya limbah pertanian
berupa sekam padi (berambut) yang dihasilkan masyarakat desa Boloagung karena
mayoritas masyarakatnya masih bertani padi. Kebanyakan limbah sekam tersebut tidak
termanfaatkan, beberapa ada yang langsung dijual ke industri genting dan lainnya
dibiarkan di halaman rumah. Oleh karena itu, dibutuhkan pemaparan pemanfaatan limbah
sekam padi kepada masyarakat desa Boloagung salah satunya dimanfaatkan menjadi
alternatif bahan bakar berupa briket bioarang.
Hasil yang dicapai dari program ini adalah pelatihan pembuatan briket bioarang dari
limbah sekam padi dan pemanfaatan limbah sekam padi menjadi pellet atau pupuk sekam
padi yang diselenggarakan pada hari Sabtu, 3 Agustus 2019 bertempat di rumah Ibu
Suwarni (rumah kumpul RT 03 RW 1), Dusun Boloagung. Kegiatan diikuti oleh 35 warga
desa Boloagung beserta Perangkat Desa Boloagung di dusun tersebut. Tindak lanjut dari
program ini adalah pelaksanaan pemantauan terkait dengan pemanfaatan limbah sekam
padi menjadi briket, pellet, atau pupuk di Desa Boloagung dengan melakukan diskusi dan
wawancara lebih lanjut terhadap masyarakat desa Boloagung dan kelompok usaha kecil.
e. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat

62
1) Faktor Pendukung
Adanya dukungan dari ibu rumah tangga dan kepala polindes Desa Boloagung
untuk program ini, terbukti dengan kegiatan konsultasi yang dilakukan mengenai
kebiasaan Ibu-Ibu.
2) Faktor Penghambat
Masih ada sebagian pola pikir masyarakat yang belum sadar akan pentingnya
kesehatan tubuh, penggunaan minyak goreng berulang kali dianggap hemat biaya
dan waktu.
f. Tolak Ukur Keberhasilan
Keberhasilan kegiatan ini terlihat dari antusiasme dari peserta penyuluhan yaitu
masyarakat Desa Boloagung dalam sesi pelatihan pembuatan bioarang sekam padi dan
masyarakat Desa Boloagung membuat briket bioarang dari sekam padi atau manfaat
lainnya yaitu pellet sekam padi dan pupuk sekam padi
g. Anggaran Dana
Anggaran dana dalam kegiatan ini adalah Rp 25.000

h. Waktu dan Lokasi Realisasi Program/Kegiatan


Hari/tanggal : Sabtu, 3 Agustus 2019
Waktu : 19.00 – 20.30 WIB
Lokasi : Rumah Ibu Suwarni (RT 03 RW 01)

5) Pemetaan Hidrogeologi Desa Boloagung, Kecamatan Kayen, Kabupaten Pati


a. Bidang Kegiatan
Hidrogeologi adalah hubungan antara keberadaan, penyebaran, dan aliran airtanah
dengan perspektif kegeologian (Todd, 1980; Fetter, 1988). Airtanah merupakan salah satu
komponen terpenting dalam siklus hidrologi yang memiliki peranan strategis bagi
kebutuhan manusia. Kehidupan warga Desa Boloagung tidak bisa lepas dari air yang
dimana digunakan untuk konsumsi minum, masak, mencuci, dan lain – lain. Airtanah
yang digunakan merupakan air yang dihasilkan dari bawah permukaan
Airtanah berasal dari air hujan yang terfiltrasi ke bawah permukaan melalui pori-pori
tanah dan batuan. Airtanah dapat tersimpan di batuan yang memiliki sifat dapat
menyimpan air dimana umumnya berada pada batupasir ataupun batugamping klastik
yang berporous, biasa disebut aquifer. Aquifer ini ada yang berada dekat dengan
permukaan, biasa disebut awuifer dangkal dan juga ada yang berada jauh dari permukaan,

63
biasa disebut aquifer dalam. Musim kemarau yang dimulai dari Bulan April hingga Bulan
September mengancam ketersediaan air dangkal, sehingga diperlukan pencarian
keberadaan air di kedalaman yang lebih dalam, “Aquifer dalam”.
Oleh karena itu, dipilihlah program untuk memetakan muka air tanah dari sumber air
yang berada di Desa Boloagung, baik yang berasal dari sumur gali, sumur bor, ataupun
sumur resapan. Data muka air tanah yang didapatkan dari hasil pemetaan, kemudian
diolah menggunakan software M. Excel dan ArcGIS 10.4.
b. Maksud, Tujuan dan Sasaran Program
1) Maksud Kegiatan
Maksud dari kegiatan ini adalah sebagai informasi untuk mengetahui arah aliran
(drainase) air tanah bawah permukaan.
2) Tujuan Kegiatan
Tujuan dari kegiatan ini adalah sebagai refrensi ataupun tahap survey awal dalam
eksplorasi dan eksploitasi airtanah kedepannya di Desa Boloagung.
3) Sasaran Kegiatan
Kegiatan ini ditujukan kepada Perangkat Desa Boloagung.
c. Deskripsi Kegiatan
Mahasiswa KKN melakukan pemetaan Muka Air Tanah di sumber air yang berada di
Desa Boloagung dimana mahasiswa melakukan pengukuran tinggi sumur, kedalaman
sumur, elevasi permukaan tanah, dan juga koordinat. Kemudian hasil data diinput ke dalam
Excel. Data yang terdapat pada Excel kemudian diolah menggunakan software ArcGIS
10.4. Hasil olahan berupa Peta Sebaran Sumur dan Peta Hasil Interpolasi Muka Air Tanah
yang kemudian dimasukkan ke Corel Draw X7 dalam bentuk Poster. Poster kemudian
diprint dan diserahkan dan dijelaskan kepada Perangkat Desa.
d. Hasil yang Dicapai dan Rencana Tindak Lanjut
Hasil yang didapatkan dari survey pada tanggal 9 Juli 2019 di Balai Desa ialah berupa
keberadaan air yang sulit saat musim kemarau di Desa Boloagung. Hasil dari pemetaan
pada tanggal 22, 24 Juli 2019 ialah berupa informasi mengenai sebaran sumber air yang
berada di Desa Boloagung, muka airtanah (MAT), dan arah aliran (drainase) airtanah
bawah permukaan yang dimana dipetakan dari 3 dusun yang berada di Desa Boloagung.
Pemetaan ini juga sebagai survey awal Pemetaan Hidrogeologi. Pengolahan menggunakan
corel draw X7 pada tanggal 6,7, dan 8 Agustus 2019 ialah berupa poster pemetaan
hidrogeologi. Kemudian pada tanggal 10 Agustus ialah penjelasan dan penyerahan poster
kepada 10 Pnerangkat Desa Boloagung. Tindak lanjutnya ialah survey lanjut dari

64
pemetaan hidrogeologi berupa survey geolistrik untuk mengetahui persebaran aquifer dan
pemodelannya.
e. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat
1) Faktor Pendukung
Adanya dukungan dari teman sedesa dalam menemani selama pemetaan
hidrogeologi dan warga desa yang sudah mengizinkan sumur galinya untuk
dilakukan pengukuran. Selain itu, ada juga dukungan dari Perangkat Desa
Boloagung dalam penjelasan dan penyerahan poster “Pemetaan Hidrogeologi
Desa Boloagung, Kecamatan Kayen, Kabupaten Pati”.
2) Faktor Penghambat
Selama melakukan “Pemetaan Hidrogeologi Desa Boloagung, Kecamatan Kayen,
Kabupaten Pati”, hambatan yang dialami ialah keterbatasan alat untuk melakukan
pengukuran Muka Air Tanah.
f. Tolak Ukur Keberhasilan
Parameter keberhasilan ialah semua sumur gali yang berada di Desa Boloagung
dipetakan semua dimana semuanya dari 3 dusun yang berada di Desa Boloagung dan juga
output pemetaan berupa poster yang dijelaskan dan diserahkan kepada Perangkat Desa
Boloagung.
g. Anggaran Dana
Anggaran dana dalam kegiatan ini adalah Rp 60.000
h. Waktu dan Lokasi Realisasi Program/Kegiatan
Hari/tanggal : Sabtu, 10 Agustus 2019
Waktu : 09.00 – 12.00 WIB
Lokasi : Balai Desa Boloagung

• Analisis SWOT Program Kerja


1. Pengembangan Inovasi Produk Nugget dan Bollu Kacang Hijau Sebagai
Inovasi Produk Pangan Bergizi Berbasis Hasil Pertanian
Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness)
• Adanya dukungan dari pihak • Harus dilakukan secara berulang
pemerintah desa mengenai inovasi kali percobaan sebagai sampling
produk yang dikembangkan untuk melakukan inovasi produk

65
• Antusias Ibu-Ibu PKK dan karena kegagalan terhadap hasil
masyarakat terhadap produk dan yang diolah
inovasi yang diolah • Kemungkinan perbedaan jenis
• Daya tarik peserta penyuluhan saat kacang hijau sehingga
sesi tanya jawab dan tingkat mempengaruhi hasil yang
kesukaan terhadap produk inovasi diperoleh tidak sempurna
yang dilakukan
Kesempatan (Oppotunities) Hambatan (Threats)
• Hasil komoditas yang melimpah • Sifat beberapa masyarakat yang
dan belum dilakukan inovasi masih kurang kesadaran akan
produk inovasi produk sehingga masih
• Rendahnya nilai jual kacang hijau menggunakan cara lama dan
secara mentahan apabila dijual langsung dijual mentah kepada
langsung kepada pengumpul pengumpul
2. Pelatihan Pembuatan Hidroponik Berbahan Dasar Plastik Botol Bekas
Untuk Tanaman Sayur sebagai Bentuk Pemanfaatan Sampah Plastik
Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness)
• Dukungan dan sambutan yang baik • Kebanyakan ibu ibu PKK masih
dari Kepala Desa, perangkat desa, mengganggap membuat
dan Ibu-ibu PKK. hidroponik ribet dan ingin pratkis
• Program ini dapat membantu dalam tinggal tanam saja
mengurangi sampah plastic dan
mendorong ketahanan pangan
berupa sayuran sehat dan segar
Kesempatan (Oppotunities) Hambatan (Threats)
• Dengan adanya program ini, Ibu • Ibu rumah tangga terkadang
PKK tertarik dalam melakukan merasa ribet dalam membuat
budidaya sayuran hidroponik instalasi awal hidroponik
dilahan pekarangan mereka serta
meningkatkan keinginan untuk
mengkomsusi pangan yang sehat
• Metode hidroponik dapat
menghemat tenaga dan air serta

66
penggunaan nutrisi yang lebih
presisi
• Ibu PKK merasa dapat meluangkan
waktunya untuk menanam sayuran
dari halaman rumahnya sendiri.
3. Pendampingan Strategi Pemasaran dengan 4P (Product, Price, Place, and
Promotion) untuk UMKM Desa Boloagung
Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness)
• Dukungan dan sambutan yang baik • Terdapat pemilik UMKM yang
dari Kepala Desa, pemilik UMKM, tidak dapat bekerja sama dengan
dan Warga Desa baik.
• Antusiasme peserta saat program • Kurang memiliki pola pikir untuk
berlangsung dan peserta terlihat mengembangkan usaha mereka
interaktif dalam pelaksanaan
program
• Saat diskusi tentang permasalahan
yang ada pada UMKM Desa
Boloagung berlangsung dengan
lancar
Kesempatan (Oppotunities) Hambatan (Threats)
• Belum ada penyuluhan sebelumnya • UMKM belum menentukan
mengenai strategi pemasaran strategi pemasaran yang baik
dengan 4P sehingga tidak adanya
• Cara pemilihan strategi pemasaran pertumbuhan yang signifikan dari
sangat tepat diterapkan agar nilai UMKM tersebut
penjualan dan keuntungan usaha
dapat bertambah
4. Pelatihan Pembuatan Briket Bioarang dari Limbah Sekam Padi
Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness)
• Sekam padi yang mudah didapatkan • Masyarakat lebih memilih cara
di Desa Boloagung, karena instan dengan menjual sekam padi
mayoritas penduduk memiliki pada industry pembuat genteng.
pekerjaan sebagai petani.

67
• Produk yang dihasilkan sangat
bermanfaat karena dapat dijadikan
sebagai bahan bakar alternatif untuk
pengganti minyak tanah dan LPG.
• Produk dapat digunakan untuk
pedagang yang membutuhkan nyala
api, karena sangat efisien dan
mudah didapatkan untuk
memaksimalkan keuntungan dari
penjualan.
Kesempatan (Oppotunities) Hambatan (Threats)
• Dengan adanya program ini, • Masyarakat yang tidak ingin repot
membuat masyarakat desa dalam pengolahan atau
Boloagung tertarik untuk beralih ke pemanfaatan limbah sekam padi.
briket bioarang. Hal ini
dikarenakaan ketersediaan LPG
yang disubsidi oleh pemerintah
berkurang sehingga seringkali
masyarakat kebingungan untuk
mencari LPG.
• Keuntungan penjual makanan
seperti nasi goreng, sate dan lain
lain, karena briket bioarang mudah
dan murah dalam pembuatannya
dengan nyala yang cukup lama
5. Pemetaan Hidrogeologi Desa Boloagung, Kecamatan Kayen, Kabupaten
Pati
Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness)
• Pemetaan ini didukung oleh teman • 60-65% tata guna lahan (TGL)
sedesa dalam menemani selama Desa Boloagung merupakan
pemetaan dan juga warga sedesa persawahan yang dimana pada
dalam mengizinkan pengukuran persawahan sendiri tidak terdapat
MAT di sumur gali.

68
• Perangkat Desa Boloagung sangat sumber air (sumur gali dan lain-
antusias saat penjelasan Peta lain)
Hidrogeologi dan juga penyerahan.
Kesempatan (Oppotunities) Hambatan (Threats)
• Belum ada survey awal eksplorasi • Keterbatasan alat pengukuran
hidrogeologi di Desa Boloagung dalam pemetaan hidrogeologi di
Desa Boloagung

Lampiran

1. Pengembangan Inovasi Produk Nugget dan Bollu Kacang Hijau Sebagai Inovasi
Produk Pangan Bergizi Berbasis Hasil Pertanian

Foto 1.1 Foto 1.2


Pemaparan Inovasi Bolu dan Pemaparan Prosedur Pendampingan
Nugget Kacang hijau Sertifikasi Mutu Produk

2. Pelatihan Pembuatan Hidroponik Berbahan Dasar Plastik Botol Bekas Untuk


Tanaman Sayur Sebagai Bentuk Pemanfaatan Sampah Plastik

Foto 2.1. Foto 2.2.


Penyampaian materi serta pelatihan Sesi penjelasan teknis hidroponik

69
cara membuat hidroponik botol bekas botol bekas secara langsung

3. Pendampingan Strategi Pemasaran dengan 4P (Product, Price, Place, and


Promotion) untuk UMKM Desa Boloagung

Foto 3.1 Foto 3.2


Output Poster Pendampingan Strategi Pemaparan Pendampingan Strategi
Pemasaran dengan metode 4P yang Pemasaran dengan metode 4P kepada
ditujukan kepada pengelola UMKM di pengeoloa UMKM di Desa
Desa Boloagung. Boloagung.

4. Pelatihan Pembuatan Briket Bioarang dari Limbah Sekam Padi

Foto 4.1. Foto 4.2.


Penyampaian materi Sesi pelatihan pembuatan

70
“Briket Bioarang Sekam Padi” briket biorang dari limbah sekam padi
kepada masyarakat Desa Boloagung

5. Pemetaan Hidrogeologi Desa Boloagung, Kecamatan Kayen, Kabupaten Pati

Foto 5.1 Foto 5.2


Pengukuran Sumur Gali Penyerahan Poster Pemetaan
dan MAT saat Pemetaan Hidrogeologi Hidrogeologi kepada Kepala Desa Boloagung
di Desa Boloagung

4. Program Unggulan Desa Srikaton


1) Pendampingan Tentang Pemanfaatan Limbah Bongkol Jagung Sebagai
Alternatif Sumber Energi Terbarukan

a. Bidang Kegiatan
Desa Srikaton merupakan salah satu desa di Kecamatan Kayen yang mayoritas
penduduknya berprofesi sebagai petani. Sehingga salah satu hasil utama pertanian di Desa
Srikaton adalah padi dan jagung. Namun masyarakat Srikaton masih belum mengetahui
tentang pemanfaatan limbah hasil pertanian untuk dijadikan sebagai sumber energi
alternatif. Salah satu limbah yang masih yang masih belum dimanfaatkan adalah limbah
bonggol jagung. Kebanyakan bonggol jagung hanya dibuang atau dibakar. Padahal limbah
tersebut masih bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan nilai guna dan ekonomisnya.

Oleh karena itu, dipilihlah program pendampingan pemanfaatan limbah bonggol


jagung untuk dijadikan briket sebagai alternatif sumber energi terbarukan yang ramah
lingkungan.

b. Maksud, Tujuan dan Sasaran Program

71
1) Maksud Kegiatan

Maksud dari kegiatan ini adalah pendampingan pemanfaatan limbah bonggol jagung
untuk dijadikan briket sebagai alternatif sumber energi terbarukan yang ramah
lingkungan.
2) Tujuan Kegiatan

Tujuan dari kegiatan ini adalah :


a) Memberikan pemahaman mengenai pemanfaaatan limbah hasil pertanian
yang masih potensial untuk digunakan
b) Memberikan pemahaman tentang pemanfaatan limbah bonggol jagung
secara khusus
c) Memberikan wawasan tentang pentingnya penemuan sumber energi baru dan
terbarukan
d) Memberikan pemahaman cara membuat briket dari limbah bonggol jagung
sebagai sumber energi alternatif yang ramah lingkungan.
3) Sasaran Kegiatan

Kegiatan ini ditujukan kepada Ibu-ibu Kader PKK Desa Srikaton


c. Deskripsi Kegiatan
Mahasiswa KKN memberikan penyuluhan atau materi mengenai pemanfaatan limbah
bonggol jagung untuk dijadikan briket sebagai sumber energi terbarukan yang ramah
lingkungan. Selanjutnya dijelaskan tentang tatacara pembuatan briket bonggol jagung
dengan alat dan bahan yang mudah didapat. Kegiatan ditutup dengan sesi tanya jawab
jawab bagi para peserta kegiatan dan Ibu-ibu PKK yang hadir tampak antusias terhadap
pemberian materi tersebut.

d. Hasil yang Dicapai dan Rencana Tindak Lanjut

Kegiatan diawali dengan melakukan konsultasi dan perijinan kepada pihak terkait
seperti Kepala Desa Srikaton dan Perangkat Desa lainnya. Setelah konsultasi, TIM II KKN
UNDIP menyesuaikan jadwal pelaksanaan program dengan kegiatan yang ada di Desa
Srikaton. Karena sasaran kegiatan adalah Ibu-ibu PKK, maka sebelum kegiatan, saya
melakukan konsultasi mengenai program monodisiplin saya serta penentuan waktu
pelaksanaan program kepada Ibu Fadilah selaku Ketua Kader PKK Desa Srikaton.
Penyampaian materi dilakukan di Posko KKN Tim II Universitas Diponegoro (Desa
Srikaton RT 4 RW 2) pada tanggal 31 Juli 2019. Materi disampaikan kepada Ibu-ibu PKK

72
Desa Srikaton dengan memberikan penjelasan dan penyampaian materi tentang
pemanfaatan pemanfaatan limbah bonggol jagung untuk dijadikan briket sebagai sumber
energi alternatif terbarukan yang ramah lingkungan

Hasil yang dicapai dari program ini adalah pelaksanaan program penyuluhan dan
pendampingan mengenai pemanfaatan limbah bonbggol jagung untuk dijadikan briket
sebagai sumber energi terbarukan yang ramah lingkungan yang diselenggarakan pada hari
Rabu, 31 Juli 2019 di di Posko KKN Tim II Undip Desa Srikaton RT 4 RW 2 pada pukul
20.15-2145. Kegiatan diikuti oleh 13 orang dari 20 anggota Kader PKK di Desa Srikaton.

Tindak lanjut dari program ini adalah pelaksanan pemantauan pembuatan briket dari
limbah bonggol jagung untuk dijadikan briket sebagai sumber energi alternatif terbarukan
yang dapat dimanfaatkan langsung oleh masyarakat Desa Srikaton.
• Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat
1) Faktor Pendukung
Adanya dukungan dari Ketua Kader PKK dan Perangkat Desa Srikaton, terbukti
dari adanya bantuan dari Ketua Kader PKK dan Perangkat Desa Srikaton dalam
sosialisasi mengenai pemanfaatan limbah bonggol jadung untuk dijadikan briket
sebagai sumber energi alternatif terbarukan yang ramah lingkungan akan
diadakannya kegiatan pembuatan pupuk organik cair (POC).

2) Faktor Penghambat
a) Terdapat Ibu-ibu PKK yang berhalangan menghadiri kegiatan
b) Masih kurangnya kesadaran masyarakat terkait pemanfaatan limbah hasil
pertanian yang dapat dijadikan sumber energi alternatif terbarukan. Secara
khusus adalah limbah bonggol jagung
3) Tolak Ukur Keberhasilan
Keberhasilan kegiatan ini terlihat dari antusiasme peserta, yaitu anggota Kader
PKK yang hadir dalam sesi tanya jawab dalam kegiatan pendampingan
pemanfaatan limbah bonggol jagung untuk dijadikan briket.

• Anggaran Dana
Anggaran dana dalam kegiatan ini adalah Rp 70.000
• Waktu dan Lokasi Realisasi Program/Kegiatan
Hari/tanggal : Rabu/31 Juli 2019
Waktu : Pukul 20.15-21.4

73
Lokasi : Posko KKN Tim II Undip Desa Srikaton

2) Pembuatan Makanan Selingan Sehat untuk Lansia PUNGJABU (Puding


Jagung Tahu Buah)
a. Bidang Kegiatan
Lansia merupakan tahap paling akhir pada daur kehidupan. Pada daur hidup
ini, lansia mengalami penurunan daya kemampuan untuk hidup. Asupan gizi yang
tepat dan sesuai untuk lansia dapat membantu untuk menurunkan masalah gizi dan
kesehatan pada lansia. Berdasarkan dari keluhan masyarakat di Desa Srikaton,
penyakit yang paling sering dialami adalah asam urat dan hipertensi. Selain itu,
banyak lansia yang jarang memperhatikan jenis makanan yang dikonsumsinya,
seperti mengonsumsi makanan yang terlalu asin dan jarang mengonsumsi sayur dan
buah.

Oleh karena itu, dipilih program untuk pembuatan makanan selingan sehat
untuk lansia dari jagung. Makanan selingan yang dibuat berupa puding bernama
PUNGJABU atau Puding Jagung Tahu Buah.

b. Maksud, Tujuan dan Sasaran Program


1. Maksud Kegiatan

Maksud dari kegiatan ini adalah meningkatkan pengetahuan mengenai


makanan sehat untuk dikonsumsi lansia serta memberikan inovasi baru berupa
makanan selingan untuk lansia yang terbuat dari bahan makanan lokal Desa
Srikaton yaitu jagung dan buah semangka.
2. Tujuan Kegiatan

Tujuan dari kegiatan ini adalah:


a) Memberikan pemahaman mengenai pentingnya kebutuhan gizi pada daur
kehidupan lansia.
b) Memberikan inovasi baru untuk memanfaatkan potensi Desa Srikaton yaitu
jagung dan buah semangka.
c) Memberikan pemahaman cara membuat makanan selingan PUNGJABU
yang aman dan cocok dikonsumsi lansia.

74
3. Sasaran Kegiatan

Kegiatan ini ditujukan kepada lansia di Desa Srikaton.


c. Deskripsi Kegiatan
Mahasiswa KKN memberikan penjelasan mengenai makanan selingan
PUNGJABU. Selanjutnya pengenalan tentang bahan yang digunakan untuk
pembuatan PUNGJABU yang mudah didapat di Desa Srikaton yaitu jagung, tahu,
semangka, susu, dan bubuk agar-agar. Kegiatan dilanjutkan dengan pembagian
PUNGJABU untuk lansia yang hadir ke puskesmas keliling dan demonstrasi
pembuatan PUNGJABU. Kegiatan ditutup dengan sesi tanya jawab.

d. Hasil yang Dicapai dan Rencana Tindak Lanjut


Kegiatan program pembuatan pudding jagung tahu buah (PUNGJABU) diawali
dengan melakukan kunjungan ke bidan Desa Srikaton dan bertanya tentang masalah
kesehatan di Desa Srikaton setelah kelas ibu hamil di tanggal 10 Juli 2019. Pada
tanggal 18 Juli 2019, kembali berkunjung ke rumah dinas bidan Desa Srikaton untuk
menyampaikan program yang akan dilakukan dan meminta masukan serta saran
terkait program yang akan dilaksanakan. Di sore hari, mulai melakukan percobaan
pembuatan PUNGJABU. Pada 22 Juli 2019, Mulai menyusun materi dan leaflet
tentang makanan sehat untuk lansia serta langkah-langkah pembuatan PUNGJABU
yang akan disampaikan.

Hasil yang dicapai dari program ini adalah pembuatan puding jagung tahu buah
(PUNGJABU) yang diselenggarakan pada hari Kamis, 25 Juli 2019 di Posko KKN
Tim II Undip Desa Srikaton RT 4 RW 2 pada pukul 09.00-12.00. Kegiatan ini diikuti
sekitar 50 lansia yang hadir di puskesmas keliling.

Tindak lanjut dari program ini adalah pemantauan jenis makanan yang
dikonsumsi oleh lansia.
e. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat
1) Faktor Pendukung
Adanya dukungan dari bidan Desa Srikaton dan ibu kepala desa terbukti dari
adanya saran dan bantuan mengundang lansia ke puskesmas keliling dari bidan
desa dan bantuan pinjaman alat untuk membuat PUNGJABU dari ibu kepala
desa.

2) Faktor Penghambat

75
Keterbatasan penggunaan alat membuat kurang maksimalnya praktek pembuatan
pudding jagung tahu buah (PUNGJABU).
f. Tolak Ukur Keberhasilan
Keberhasilan kegiatan ini terlihat dari antusias dari beberapa lansia dan
pendamping lansia dalam bertanya bahan yang dibutuhkan dan langkah-langkah
pembuatan pudding.

g. Anggaran Dana
Anggaran dana dalam kegiatan ini adalah Rp. 380.000,-

h. Waktu dan Lokasi Realisasi Program/Kegiatan


Hari/tanggal : Kamis, 25 Juli 2019

Waktu : Pukul 09.00-12.00

Lokasi : Posko KKN Tim II Undip Desa Srikaton

3) Nomorisasi Perumahan Desa Srikaton


a. Bidang Kegiatan
Urusan mengenai perumahan dan permukiman merupakan salah satu urusan
pemerintah daerah yang perlu dikelola dengan baik. Peraturan mengenai
penomoran rumah seharusnya diturunkan oleh Pemerintah Daerah melalui
kebijakan pemerintah daerah. Akan tetapi, Kabupaten Pati belum memiliki produk
hukum khusus yang mengatur mengenai penomoran rumah. Meskipun demikian,
nomorisasi rumah perlu dilakukan sebagai upaya pembenahan pendataan penduduk
yang nanti nya akan memudahkan Pemerintah Pusat maupun daerah terkait
pendataan rumah yang ada di desa.

Seperti yang telah dimuat sebelumnya, nomorisasi rumah merupakan salah satu
upaya yang dapat dilakukan dalam mengelola sebuah administrasi kependudukan..
Saat ini, rumah-rumah di Desa Srikaton belum memiliki nomor rumah. Terakhir
penomoran rumah dilakukan di tahun 1980-an. Sehingga, banyak warga tidak
mengetahui dengan jelas identitas rumah mereka perihal nomor.

Oleh karena itu, dipilihlah program Nomorisasi perumahan Desa Srikaton.

b. Maksud, Tujuan dan Sasaran Program

76
1) Maksud Kegiatan

Maksud dari kegiatan ini adalah memberikan identitas rumah yang nanti
nya akan memudahkan pemilik maupun pemerintah pusat dan daerah apabila
akan menyelenggarakan sensus atau kebutuhan pendataan lainnya.
2) Tujuan Kegiatan

Tujuan dari kegiatan ini adalah:


a) Memberikan identitas tempat tinggal bagi warga sehingga memudahkan
pendataan.
b) Memudahkan urusan kependudukan kedepannya apabila akan diadakan
sensus.
3) Sasaran Kegiatan
Kegiatan ini ditujukan kepada masyarakat Desa Srikaton khususnya di RW 2.
c. Deskripsi Kegiatan
Mahasiswa KKN berdiskusi dengan perangkat daerah terkait kondisi
masyarakat di Desa Srikaton dan didapatkan informasi bahwa penomoran rumah
sesungguhnya sangat dibutuhkan. Akan tetapi, terakhir kali penomoran rumah
diberlakukan di Desa Srikaton sudah sangat lama. Saat ini, banyak warga tidak
mengetahui identitas rumahnya yakni urutan nomor rumah. Hal itu cukup
menyulitkan apabila ada tamu yang berkunjung maupun orang luar yang datang.

Sehingga untuk keperluan kemudahan data mengenai permukiman di Desa


Srikaton, program nomorisasi rumah dijalankan melalui koordinasi dengan
perangkat daerah sebagai sumber data. Kegiatan dimulai pada 15 Juli 2019 dengan
meminta data setiap RW dan RT di Desa Srikaton. Upaya untuk mendapatkan data
yang valid terkait jumlah rumah dilakukan oleh mahasiswa dengan bantuan
beberapa masyarakat dengan observasi langsung rumah setiap RT di RW 02.
Setelah mendapatkan data yang valid, kegiatan nomorisasi rumah dilanjutkan
dengan penyesuaian regulasi dalam melakukan nomorisasi.

Selanjutnya, kegiatan dilanjutkan dengan mengakses regulasi resmi tentang


petunjuk teknis penomoran rumah. Dalam hal ini, karena Kabupaten Pati tidak
memiliki regulasi resmi yang mengatur rincian petunjuk teknis penomoran rumah,
proses kegiatan dilakukan dengan koordinasi antara mahasiswa dan perangkat
daerah.

77
Setelah itu pada 26 Juli 2019, dibuat desain penomoran rumah yang memuat
RT,RW, nomor rumah, lambang garuda, lambang Kabupaten Pati, dan nama desa.
Setelah desain ditetapkan, desain diserahkan ke percetakan pada tanggal. Terakhir,
kegitan penempelan nomor rumah ke setiap rumah di RW 02 dilakukan secara
berkala setiap RT nya. Kegiatan dilakukan selama 8 (delapan) hari dengan bantuan
dari ketua RT setempat.

d. Hasil yang Dicapai dan Rencana Tindak Lanjut


Proses nomorisasi rumah dari mulai konsultasi kepada perangkat daerah
sampai dengan kegiatan penempelan nomor rumah dilakukan secara berkala. Dari
total 5 (lima) RW yang ada di Desa Srikaton, seluruh rumah di RW 2 sudah
dilakukan nomorisasi. Pembaruan data menjadi jelas terkait jumlah rumah dan
masyarakat sangat senang karena identitas rumah yang saat ini tersedia.

Hasil yang dicapai dari program ini adalah sampai hari Minggu, 5 Agustus
2019 terdapat total 173 rumah yang sudah ternomorisasi. Selanjutnya, perangkat
daerah dapat melakukan pembaruan data terkait jumlah rumah dari setiap RW.

Tindak lanjut dari program ini adalah bentuk soft file dari desain nomorisasi
rumah yang dapat diisi secara mandiri oleh perangkat desa untuk melakukan
nomorisasi secara keseluruhan rumah-rumah di Desa Srikaton.

e. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat


1) Faktor Pendukung
Adanya dukungan penuh dari masyarakat dan perangkat daerah ketika
disampaikan ingin dibuat penomoran rumah karena identitas tempat tinggal
dirasa sangat penting bagi masyarakat.

2) Faktor Penghambat
a) Kurangnya informasi dan data yang diberikan oleh perangkat daerah
sehingga untuk mendapatkan data yang valid, mahasiswa harus melakukan
survei secara mandiri. Hal tersebut membuat penomoran rumah memakan
waktu yang cukup panjang.
b) Perlu penyesuaian waktu untuk menemui masing-masing ketua Rukun
Tetangga (RT) karena kesibukan masing-masing.

f. Tolak Ukur Keberhasilan

78
Keberhasilan kegiatan ini terlihat dari banyak nya penomoran rumah yang
dapat direalisasikan dan pembaruan data mengenai banyaknya permukiman di Desa
Srikaton.

g. Anggaran Dana
Anggaran dana dalam kegiatan ini adalah Rp 195.000,-

h. Waktu dan Lokasi Realisasi Program/Kegiatan


Hari/tanggal : 12 Juli – 5 Agustus 2019

Waktu : Pukul 12.00 – 15.00 WIB

Lokasi : RW 02 Desa Srikaton

4) Pendampingan Pembuatan Vertikultur Menggunakan Botol Bekas


a. Bidang Kegiatan
Sampah anorganik semakin meningkat seiring waktu. Sampah anorganik sulit
untuk diuraikan oleh alam sehingga seringkali dibuang begitu saja dan mencemari
lingkungan sekitarnya. Sampah anorganik sebagian terdiri dari plastik-plastik
salah satunya adalah botol minuman bekas. Botol bekas dapat digunakan kembali
yang dapat meningkatkan nilai ekonomis serta estetik dari botol tersebut.
Vertikultur merupakan budidaya yang dilakukan secara vertikal yang dilakukan
sebagai upaya penghematan lahan. Vertikultur dapat dilakukan di pekarangan
rumah sebagai upaya rumah pangan lestari dan juga meningkatkan estetika dari
pekarangan rumah dengan mengurangi pembuangan botol bekas yang berlebihan.

Oleh karena itu, dipilihlah program pembuatan Vertikultur menggunakan


botol bekas.

b. Maksud, Tujuan dan Sasaran Program


1) Maksud Kegiatan

Maksud dari kegiatan ini adalah pembuatan vertikultur menggunakan botol


bekas
2) Tujuan Kegiatan

Tujuan dari kegiatan ini adalah :

79
a) Memberikan pemahaman mengenai pentingnya penanaman vertikultur di
pekarangan rumah untuk meningkatkan estetika dan sebagai rumah pangan
lestari
b) Memberikan pemahaman tentang pembuatan vertikultur serta alat dan
bahannya
c) Memberikan wawasan tentang manfaat penanaman tanaman budidaya
dengan cara vertikultur
3) Sasaran Kegiatan
Kegiatan ini ditujukan kepada ibu-ibu PKK.

c. Deskripsi Kegiatan
Mahasiswa KKN memberikan penyuluhan atau materi mengenai penanaman
vertikultur menggunakan botol bekas. Dilanjutkan dengan sesi tanya jawab bagi
peserta kegiatan dan penyampaian penanaman vertikultur menggunakan botol
bekas.

d. Hasil yang Dicapai dan Rencana Tindak Lanjut


Perancangan Kegiatan program pembuatan vertikultur dengan botol bekas yaitu
kepada ibu-ibu PKK di Desa Srikaton. Pada 29 Juli 2019, memberikan undangan
kepada ketua ibu PKK yaitu ibu Fadillah. Setelah itu KKN Tim II Undip menyusun
jadwal kegiatan yang akan dilaksanakan di Desa Srikaton yaitu, kegiatan
dilaksanakan pada tanggal 31 Juli 2019. Pada 29 Juli 2019, Mulai menyusun materi
dan leaflet tentang vertikultur dengan botol bekas yang akan disampaikan sekaligus
penyampaian undangan kepada ibu-ibu PKK.
Hasil yang dicapai dari program ini adalah pembuatan vertikultur dengan botol
bekas yang diselenggarakan pada hari Rabu, 31 Juli 2019 di di Posko KKN Tim II
Undip Desa Srikaton RT 4 RW 2 pada pukul 20.50-22.00. Kegiatan diikuti oleh 11
orang dari 20 anggota ibu-ibu PKK di Desa Srikaton.
Tindak lanjut dari program ini adalah pelaksanan pemantauan pertumbuhan
tanaman pakchoy pada media vertikultur.

e. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat


1) Faktor Pendukung

80
Adanya dukungan dari ibu-ibu PKK terhadap kelancaran program pembuatan
vertikultur dengan botol bekas yaitu dengan menghadiri undangan.
2) Faktor Penghambat
Kurangnya antusias anggota ibu-ibu PKK terhadap pelatihan pembuatan
vertikultur dengan botol bekas.
f. Tolak Ukur Keberhasilan
Keberhasilan kegiatan ini terlihat dari antusiasme peserta, yaitu anggota ibu-ibu
PKK yang hadir dalam sesi tanya jawab dalam kegiatan pelatihan pembuatan
vertikultur.

g. Anggaran Dana
Anggaran dana dalam kegiatan ini adalah Rp 30.000

h. Waktu dan Lokasi Realisasi Program/Kegiatan


Hari/tanggal : Rabu/31 Juli 2019

Waktu : Pukul 20.50-22.00

Lokasi : Posko KKN Tim II Undip Desa Srikaton

5) Pembuatan Filter Air Kapur


a. Bidang-Bidang Kegiatan

Deaerah Kayen Pati Jawa Tengah mempunyai pegunungan kapur yang cukup
luas. Sehingga mempengaruhi air tanah yang ada di wilayah kayen. Desa Srikaton
terletak di Kecamatan Kayen mempunyai air tanah yang mengandung kadar kapur
yang cukup tinggi. Sehingga tidak layak untuk digunakan konsumsi sehari-hari.
Untuk itu perlu diadakannya inovasi untuk mengurangi kadar kapur yang
terkandung dalam air tanah daerah Kayen.
b. Maksud, Tujuan dan Sasaran Program
1). Maksud Kegiatan
Membantu warga Desa Stikaton untuk mendapatkan air bersih sehingga layak
untuk digunakan sehari-hari

2). Tujuan Kegiatan


Tujuan dari kegiatan ini adalah :

81
a) Mensosialisasikan keada masyarakat cara untuk mengurangi kadar kapur
dalam air yang biasa digunakan sehari-hari
b) Menunjukkan dampak air kapur bagi kesehatan apabila digunakan terus
menerus
c) Menunjukkan cara pembuatan filter air dengan menggunakan bahan
bahan bekas disekitar
d) Memberikan saran untuk mengurangi kadar bau pada air tanah.

3). Sasaran Kegiatan


Kegiatan ini ditujukan untuk seluruh anggota masyarakat Desa Srikaton

c. Deskripsi Kegiatan
Kegiatan dilaksanakan di acara yasinan pada Musholla Baitul Mutaqqin setelah
selesai Isya’. Kegiatan diawali dengan pemaparan dan penjelasan mengenai
dampak air kapur bagi kesehatan apabila digunakan secara berkelanjutan. Setelah
itu praktek pembuatan filter air kapur menggunakan barang barang bekas yang ada
di sekitar rumah. Dilanjutkan dengan sesi tanya jawab bersama warga Srikaton.
Pada keesokan harinya juga melakukan sosialisasi dengan ibu-ibu yasinan Desa
Srikaton. Kegiatan diawali dengan mengikuti kegiatan yasinan. Dilanjutakn dengan
pemaparan materi dampak penggunaan air kapur. Kemudian dilanjutkan dengan
praktek pembuatan air kapur. Diakhir sesi dilakukan sesi tanya jawab dengan ibu-
ibu yasinan.

d. Hasil yang Dicapai dan Rencana Tindak Lanjut


Penggalian potensi desa dimulai pada tanggal 9 Juli 2019, dengan mewawancarai
warga sekitar sekaligus perangkat desa. Pencarian permasalahan ini menemukan
suatu yang paling dibutuhkan oleh warga yaitu filter air yang diperlukan oleh warga
Desa Srikaton. Dikarenakan kualitas air di Desa Srikaton berwarna, berbau, dan
mengandung kadar kapur yang relatif tinggi. Sehingga tidak layak untuk
dikonsumsi.
Pada tanggal 7 Agustus 2019 dilakukan percobaan pembuatan filter air kapur
yang akan digunakan untuk sosialisasi ke warga Desa Srikaton. Pelaksanaan
kegiatan dilakukan pada tanggal 8 dan 9 Agustus 2019 bertempat diacara yasinan
RT dan Yasinan Ibu-ibu Desa Srikton. Antusiasme warga dalam acara tersebut

82
cukup tinggi dan warga berminat untuk membuat filter air terbut di rumah masing-
masing.
Rencana tindak lanjut untuk kegiatan ini adalah pemantauan cara warga
membuat filter ait di masing-masing rumah.

1) Faktor pendukung
a) Dukungan Perangkat Desa atas recana sosialisasi pembuatan filter air kapur
b) Antusiasme warga dalam mengahdiri acara pembuatan filter air kapur.
c) Barang-barang pembuatan filter air mudah ditemui dilingkungan sekitar

2) Faktor Penghambat
a) Waktu yang diberikan dirasa kurang
b) Ibu-ibu yasinan pulang terlebih dahulu sebelum acara selesai
c) Batu zeolit salah satu komponen pembuatan filter air susah menjadi kendala
untuk praktek pembuatan di rumah masing-masing.

e. Tolak Ukur Keberhasilan


Keberhasilan proker ini adalah antusiasme warga dalam mengikuti kegitan dan
warga tertarik untuk membuat filter air ini dirumahnya msing-masing agar dapat
layak digunakan.

f. Anggaran Dana
Rp. 20.000,-
g. Partisipasi Masyarakat dan Peran Serta Pemda/Dinas/Instansi
Peran partisipasi dari warga sangat bermanfaat karena sasaran dalam acara ini
adalah masyarakat desa Srikaton. Selain itu dukungan penuh juga diberikan oleh
perangkat Desa Srikaton. Diakarenan filter air ini merupakan solusi yang paling
dibutuhkan.

h. Waktu dan Lokasi Realisasi Program/Kegiatan


Hari/tanggal : Kamis dan Jumat, 8 dan 9 Agustus 2019

Waktu : Pukul 20.00-21.00 dan 14.00-15.00

Lokasi : Mushola Baitul Mutaqqin dan Rumah Anggota Kelompok Yasinan

• Analisis SWOT Program Kerja

83
1. Nama Program (Pendampingan Pemanfaatan Limbah Bonggol Jagung
Sebagai Alternatif Sumber Energi Terbarukan)
Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness)
• Adanya dukungan dari perangkat • Ibu-ibu Kader PKK ada yang
Desa Srikaton berhalangan hadir ke acara
• Mendapat persetujuan dari kegiatan
perangkat Desa Srikaton • Masih kurangnya kesadaran
• Mendapat dukungan dari Ketua masyarakat terkait pemanfaatan
Kader PKK Desa srkaton limbah hasil pertanian yang dapat
dijadikan sumber energi alternatif
terbarukan. Secara khusus adalah
limbah bonggol jagung

Kesempatan (Oppotunities) Hambatan (Threats)


• Antusiasme Ibu-ibu PKK ketika • Pemanfaatan briket yang masih
mendapat informasi pemanfaatan jarang digunakan, karena sebagian
limbah bonggol jagung untuk besar masyarakat masih lebih
dijadikan briket sebagai sumber memilih tabung gas karena lebih
energi alternatif terbarukan praktis meski tidak terbarukan
• Program ini dapat membantu • Proses pembuatan yang
masyarakat Desa Srikaton untuk membutuhkan skill tentang teknik
melindungi tanaman dari press briket untuk menghasilkan
serangan penyakit serta briket dengan kepadatan tertentu
meningkatkan kesuburan sehingga mempunyai ketahanan
tanaman. nyala yang lama

2. Pembuatan Makanan Selingan Sehat untuk Lansia PUNGJABU (Puding


Jagung Tahu Buah)
Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness)
• Dukungan dan sambutan yang baik • Kurangnya kesadaran lansia
dari kepala desa, ibu kepala desa, mengonsumsi makanan sehat dan
dan bidan Desa Srikaton. cenderung mengonsumsi makanan
yang asin.

84
Kesempatan (Oppotunities) Hambatan (Threats)
2) Potensi Desa Srikaton berupa 3) Komunikasi dengan lansia yang
jagung dan semangka dapat cukup sulit karena rata-rata lansia
dijadikan sebagai makanan selingan di Desa Srikaton menggunakan
bagi lansia yang menyehatkan. Bahasa Jawa dan tidak bisa
menggunakan Bahasa Indonesia
4) Lansia Desa Srikaton tidak bisa
baca tulis sehingga tidak
memahami isi leaflet.
3. Nomorisasi Perumahan Desa Srikaton
Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness)
5) Dukungan dan sambutan yang baik 6) Kurangnya data yang memadai
dari Kepala Desa, perangkat desa, terkait RT,RW, dan jumlah rumah
dan masyarakat yang valid
Kesempatan (Oppotunities) Hambatan (Threats)
7) Belum ada nya penomoran rumah di 9) Sulitnya koordinasi dengan
Desa Srikaton perangkat desa dan jajarannya
8) Belum adanya pembaruan data karena kesibukan
mengenai jumlah rumah di Desa 10) Observasi langsung rumah
Srikaton masyarakat membutuhkan waktu
yang cukup panjang
4. Pelatihan Pembuatan Vertikultur Botol Bekas
Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness)
11) Bahan dan alat yang mudah 15) Masih kurangnya kesadaran petani
didapatkan serta murah terhadap bahan-bahan bekas yang
12) Meningkatkan estetika pekarangan dapat dijadikan sebagai penghias
rumah pekarangan rumah dan media
13) Meningkatkan kreativitas tanaman
14) Memenuhi nutrisi keluarga
Kesempatan (Oppotunities) Hambatan (Threats)
16) Dapat memperindah pekarangan 18) Tidak ada anggota PKK yang
rumah hadir saat pelatihan
17) Dapat dilakukan oleh anak kecil

85
5. Pembuatan Filter Air Kapur
Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness)
• Dukungan dari warga dan • Kurangnya penerangna pada saat
perangkat Desa acara berlangsung.
• Bahan bahan yang digunakan • Kebanyakan masyarakat yang ikut
mudah ditemukan(botol, arang, merupakan golongan tua, sehingga
kapas) orator kesulitan untuk
menyesuaikan dengan
menggunakan bahasa jawa
Kesempatan (Oppotunities) Hambatan (Threats)
• kadar air kapur cukup tinggi • Batu Zeolit sulit ditemukan di
sehingga menjadi peluang untuk Desa Srikaton sehingga
pembuatan filter air menghambat untuk pembuaan di
rumah masing-masing.

• Lampiran

I. Nama Program (Pendampingan Pemanfaatan Limbah Bonggol Jagung Sebagai


Alternatif Sumber Energi Terbarukan)

Gambar 1.1 Penyampaian materi


Gambar 1.2 Leaflet “Pemanfaatan Limbah
“Pemanfaatan Limbah Bonggol Jagung
Bonggol Jagung Untuk Dijadikan Briket”
Untuk Dijadikan Briket” kepada
kepada masyarakat Desa Srikaton
masyarakat Desa Srikaton

86
II. Pembuatan Makanan Selingan Sehat untuk Lansia PUNGJABU (Puding
Jagung Tahu Buah)

Gambar 2.1 Penyampaian materi serta Gambar 2.2 Leaflet Puding Jagung Tahu Buah
praktek pembuatan Puding Jagung Tahu (PUNGJABU) kepada lansia Desa Srikaton
Buah (PUNGJABU) kepada lansia Desa
Srikaton

III. Nomorisasi perumahan Desa Srikaton

Gambar 3.2 Penempelan nomorisasi rumah


Gambar 3.1 Stiker penomoran rumah
Desa Srikaton
Desa Srikaton

IV. Pendampingan Pembuatan Vertikultur Menggunakan Botol Bekas

87
Gambar 4.2 Leaflet Pendampingan Pembuatan
Vertikultur Menggunakan Botol Bekas
Gambar 4.1 Penjelasan dan pengenalan
produk vertikultur

V. Pembuatan Filter Air Kapur

Gambar 5.1 Penyampaian pembuatan Gambar 5.2 Penyampaian pembuatan filter air
filter air kapur di Musholla Baitul kapur pada acara Yasinan Ibu-ibu Desa
Mutaqin Srikaton

5. Program Unggulan Desa Talun


1) Pembuatan Antiseptik dari Pelepah Pisang di Desa Talun

a. Bidang Kegiatan

88
Desa Talun merupakan desa di kecamatan Kayen yang mempunyai daerah dengan
populasi Pohon Pisang yang sangat banyak dan hampir 40% lahan ditanami pohon pisang.
Akan tetapi potensi ini belum dimanfaatkan dengan baik. Dengan melimpahnya pisang
tersebut akan melimpah pula yang sebagian besar tidak dimanfaatkan oleh warga sekitar.
Oleh karena itu perlu dilakukan pemanfaatan pelepah pisang yang salah satunya dapat
dibuat sebagai “ANTISEPTIK” berbahan utama pelepah pisang.beberapa kelebihan dari
antiseptic batang pelepah pisang adalah bahan baku yang alami dan ramah lingkungan,
khasiatnya, serta dapat meningkatkan nilai ekonomis dari batang pelepah pisang.

Cara memanfaatkan antiseptic tersebut dengan mengupas pelepah pisang sampe


lapisan ketiga, kemudian dipotong dalam ukuran kecil sehingga mudah di blender,
disaring dan dicampurkan alkohol.
b. Maksud, Tujuan dan Sasaran Program
1) Maksud Kegiatan

Maksud dari kegiatan ini adalah Mengajarkan kepada ibu-ibu PKK betapa pentingnya
penggunaan Antiseptik pada luka, dan memberikan edukasi tentang mendapatkan
bahan Antiseptik dari ekstrak pelepah pisang yang ada di sekitar.
2) Tujuan Kegiatan

Tujuan dari kegiatan ini adalah :


1) Memberikan pelatihan tentang pembuatan Antiseptik dari ekstrak pelepah
pisang sebagai ide baru kegiatan UMKM di Desa Talun.
2) Meningkatkan daya guna dari tumbuhan pisang di Desa Talun.
• Sasaran Kegiatan

Kegiatan ini ditujukan kepada KWT Desa Talun.


c. Deskripsi Kegiatan
Mahasiswa KKN memberikan penyuluhan atau materi mengenai Pemanfaat dari
tumbuhan pisang/ pelepah pisang untuk pembuatan Antiseptik dari ekstrak pelepah pisang.
Setelah pemberian penyuluh dan pemaparan cara pembuatan antiseptik yang sederhana
sehingga mudah untuk diaplikasikan kan dilanjutkan dengan sesi praktik pembuatan
Antiseptik dari ekstrak pelepah pisang bersama ibu-ibu anggota PKK sembari dilakukan
juga sesi tanya jawa. Para ibu-ibu anggota PKK juga diberikan kesempatan melihat bahan-
bahan yang digunakan dan mencoba membuat Antiseptik dari ekstrak pelepah pisang.

d. Hasil yang Dicapai dan Rencana Tindak Lanjut

89
Peserta ibu ibu PKK yang hadir mampu memahami materi yang disampaikan
mengenai antiseptik pelepah pisang. Ibu-ibu PKK sangat tertarik untuk membua antiseptik
pelepah pisang secara mandiri. Terdapat Antusiasme dan diskusi yang baik antara Ibu-ibu
PKK dengan mahasiswa KKN mengenai materi tentang Antiseptik ekstrak pelepah pisang.
e. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat
3) Faktor Pendukung
Antiseptik yang berbahan dasar pelepah pisang yang mudah dicari sehingga
membuat masyarakat dapat dengan mudah membuat antiseptik. Peserta yang
antusias sehingga memudahkan dalam penyampaian materi. Pemaparan cara
pembuatan antiseptik yang sederhana sehingga mudah untuk diaplikasikan.
4) Faktor Penghambat

Sulitnya mendapatkan alat untuk mendapatkan ekstrak pelepah pisangm dan sulitnya
mempertahankan keseharan bahan yang sudah didapatkan dikarenakan tidak
adanya kulkas, dan sulitnya menentukan waktu untuk Ibu-ibu PKK sehingga
perlu bergabung dengan kegiatan ibu-ibu PKK di kegiatan pengajian untuk ibu
ibu di Desa Talun.
f. Tolak Ukur Keberhasilan

Keberhasilan kegiatan ini terlihat dari antusiasme dari peserta yaitu ibu-ibu
anggota PKK di Desa Tallun dalam sesi penyampaian materi dan praktik pembuatan
Antiseptik dari ekstrak pelepah pisang.
g. Anggaran Dana
Anggaran dana dalam kegiatan ini adalah Rp 150.000,-

h. Waktu dan Lokasi Realisasi Program/Kegiatan


Hari/tanggal : Rabu/ 6 Agustus 2019
Waktu : Pukul 15.00-17.00
Lokasi : Rumah anggota PKK Desa Talun Ibu Lum’atul

2) Pembuatan Handsanitizer dengan memanfaatkan limbah air leri


a. Bidang Kegiatan
PHBS adalah hal paling penting untuk kesehatan tubuh seseorang. Seseorang dapat
mengalami berbagai macam penyakit karena disebabkan oleh kesalahan sanitasi oleh
kegiatan sanitasi yang tidak baik. Pada Desa Talun, kegiatan sanitasi masih sangat minim

90
dilakukan. Padahal kegiatan sanitasi sederhana dapat dilakukan dengan memulainya
praktik mencuci tangan secara teratur sebelum atau sesudah beraktifitas. Di desa ini pun
masih banyak ibu-ibu rumah tangga yang masih membuang air cucian beras (air leri) yang
sebenarnya air tersebut banyak manfaatnya yaitu bisa untuk kesuburan tanaman dan juga
bisa dimanfaatkan sebagai produk sanitasi karena jika bersentuhan langsung dengan kulit,
air leri ini bisa memberikan efek yang baik karena didalam air leri terkandung oryzanol.
Kandungan ini memiliki kemampuan untuk menangkal sinar ultaviolet ke dalam kulit
sehingga sangat baik bagi kesehatan kulit. Daun sirih yang juga sering terdapat di
pekarangan rumah bisa di manfaatkan sebagai bahan pembuatan handsanitizer ini karena
manfaat nya sebagai anti bakteri karena ekstrak etanol dari daun sirih mampu
menghambat bakteri penyebab penyakit pada manusia, baik yang bersifat bakteri gram
negatif, maupun bakteri gram positif. Ekstrak daun sirih ini memiliki aktivitas pemakan
kuman yang kuat, sehingga dapat dikatakan bahwa daun sirih terbukti memiliki aktivitas
antimikroba
Oleh karena itu, dipilihlah program pembuatan Handsanitizer dari pemanfaatan air
leri (air cucian beras).
b. Maksud, Tujuan dan Sasaran Program
1) Maksud Kegiatan

Maksud dari kegiatan ini adalah menciptakan budaya PHBS yang baik bagi warga
desa dan juga memberikan ide bagi ibu-ibu PKK jika produk ini akan di produksi
secara massal.
2) Tujuan Kegiatan

Tujuan dari kegiatan ini adalah :


a) Memberikan pengetahuan tentang pentingnya budaya PHBS
b) Meningkatkan daya guna air limbah cucian beras (air leri) yang biasanya
tidak digunakan
c) Meningkatkan daya guna daun sirih di pekarangan rumah warga
d) Memberikan ide produk UMKM baru kepada ibu-ibu anggota PKK jika
produk ini diproduksi secara massal.
3) Sasaran Kegiatan

Kegiatan ini ditujukan kepada ibu rumah tangga dan ibu-ibu anggota PKK.
b. Deskripsi Kegiatan

91
Mahasiswa KKN memberikan penyuluhan atau materi mengenai pentingnya sanitasi
diri terutama budaya cuci tangan sebelum dan sesudah beraktifitas dan juga penggunaan
Handsanitizer sebagai alternative lain cara membersihkan kuman ditangan secara praktis.
Setelah pemberian penyuluhan dilanjutkan dengan sesi praktik pembuatan Handsanitizer
air leri bersama ibu-ibu rumah tangga dan juga para ibu-ibu anggota PKK. Sembari praktik
pembuatan Handsanitizer juga ada sesi tanya jawab mengenai bahan-bahan
pembuatannya.
c. Hasil yang Dicapai dan Rencana Tindak Lanjut
Perancangan pembuatan Handsanitizer air leri ini dimulai sejak hari Minggu, 11
Agustus 2019 yaitu dengan cara melakukan diskusi bersama para perangkat desa dan
bapak kepala desa. Berdasarkan diskusi, didapat bahwa di Desa Talun adalah PHBS, masih
banyak warga yang tidak menjalani budaya PHBS yang baik seperti budaya mencuci
tangan, jambanisasi yang baik dan benar karena keterbatasan pengetahuan tentang
pentingnya PHBS diri. Setelah itu, hari Sabtu, 9 Agustus 2019 diadakan diskusi bersama
perwakilan ibu-ibu anggota dan ketua PKK dan juga ibu Kepala Desa Talun. Berdasarkan
diskusi, didapat bahwa di Desa Talun belum ada UMKM dan juga masih banyak ibu-ibu
yang kurang mengelola tumbuhan-tumbuhan yang sebenernya sangat bermanfaat seperti
daun sirih di pekarangan rumahnya, dan juga keinginan dari ibu-ibu anggota PKK untuk
memulai budaya PHBS diri yang akan mereka mulai dari keluarga mereka sendiri. Maka
dari itu, dibutuhkan ide pembuatan produk yang dibuat dengan sederhana, praktis namun
kaya manfaat yang dapat menunjang budaya awal para warga desa untuk melakukan PHS
diri dan dapat memanfaatkan air leri dan daun sirih yang bisa mereka temukan sehari-hari.
Hasil yang dicapai dari program ini adalah adalah sampai pada hari Minggu, 11
Agustus 2018 yaitu pembuatan Handsanitizer yang dilakukan oleh kurang lebih 15
perwakilan ibu-ibu anggota PKK dan juga 10 ibu-ibu rumah tangga di Desa Talun. Bahan-
bahan yang digunakan yaitu Air leri ( air cucian beras ) dari cucian beras ketiga yang telah
diendapkan di dalam kulkas selama 1 x 24 jam, ekstrak daun sirih dan alcohol 70 % dengan
total anggaran sebesar Rp25.000,-.
Tindak lanjut dari program ini adalah bentuk soft file dari leaflet tentang pentingnya
sanitasi diri dan juga cara pembuatan Handsanitizer air leri yang juga diserahkan ke Ketua
PKK agar nantinya dapat dicetak kembali oleh pengurus jika dibutuhkan dan beberapa
botol hasil pembuatan Handsanitizer yang dapat langsung digunakan dan dibawa pulang
oleh para ibu-ibu yang ikut dalam pembuatan Handsanitizer.
d. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat

92
1) Faktor Pendukung
Adanya dukungan dari Ibu-Ibu anggota PKK dan juga ibu-ibu rumah tangga Desa
Talun terbukti dengan kegiatan konsultasi yang selalu dilakukan dan para ibu-ibu
anggota PKK dan ibu-ibu rumah tangga pun sangat antusias saat penyuluhan
tentang pentingnya PHBS diri dan pelatihan pembuatan Handsanitizer dan juga
keinginan ibu-ibu anggota PKK dan ibu-ibu rumah tangga untuk memulai budaya
PHBS diri terutama cuci tangan yang dimulai dari keluarga mereka sendiri dan
juga untuk menjadikan produk ini sebagai ide UMKM nya.
2) Faktor Penghambat
i. Terbatasnya jumlah daun sirih jika produk ini diproduksi sebagai UMKM.
ii. Jauhnya akses ke pusat kota untuk membeli bahan pembuatan Handsanitizer
seperti alcohol 70%.
e. Tolak Ukur Keberhasilan
Keberhasilan kegiatan ini terlihat dari antusiasme dari peserta penyuluhan dan praktik
pembuatan Handsanitizer air leri yaitu ibu-ibu anggota PKK dan ibu-ibu rumah tangga.
• Anggaran Dana
Anggaran dana dalam kegiatan ini adalah Rp 25.000
• Waktu dan Lokasi Realisasi Program/Kegiatan
Hari/tanggal : Minggu/ 11 Agustus 2019
Waktu : Pukul 16.00-17.00
Lokasi : Balai Desa Talun

3) Perancangan sistem pengaman pompa air PAMSIMAS dari kerusakan


akibat overheat
a. Bidang Kegiatan
PAMSIMAS merupakan salah satu fasilitas yang penting bagi masyarakat desa
Talun, PAMSIMAS sendiri menyedot air dari sungai menggunakan pompa air, kemudian
disaring menggunakan bahan tertentu, dan dialirkan ke warga yang berlangganan.
Peralatan utama dalam PAMSIMAS adalah pompa air. Pompa air sendiri bekerja hampir
24 jam sehari, sehingga keberadaannya sangat vital dalam sistem PAMSIMAS. Dalam
pemakaiannya, pompa air PAMSIMAS belum ada sistem kontrolnya, bahkan ketika air
sungai surut, pompa air tetap menyedot terus menerus tanpa ada air hingga pompa air
mengalami kerusakan akibat overheat.

93
Oleh karena itu, dipilihlah program perancangan sistem pengaman pompa air
PAMSIMAS dari kerusakan akibat overheat untuk mengatasi masalah tersebut sehingga
life-time atau umur pakai pompa jauh lebih lama.
b. Maksud, Tujuan dan Sasaran Program
1) Maksud Kegiatan

Maksud dari kegiatan ini adalah merancang suatu alat untuk mencegah pompa air
PAMSIMAS dari kerusakan akibat overheat.
2) Tujuan Kegiatan

Tujuan dari kegiatan ini adalah :


i. Memberikan peralatan yang dapat mencegah kerusakan pada pompa air
PAMSIMAS.
ii. Mengembangkan kreatifitas petugas PAMSIMAS dalam menemukan solusi
dari permasalahan yang ada pada sistem PAMSIMAS.
iii. Memberikan buku panduan pemasangan peralatan di lokasi konkrit.
3) Sasaran Kegiatan

Kegiatan ini ditujukan kepada bapak-bapak pengurus PAMSIMAS desa Talun.


c. Deskripsi Kegiatan
Mahasiswa KKN merancang dan membuat alat, serta buku panduan pemasangannya.
Kemudian menjelaskan secara personal kepada bapak-bapak pengurus PAMSIMAS
mengenai cara memasang alatnya dan instalasi listriknya. Kemudian diakhiri dengan tanya
jawab dan diskusi dengan bapak-bapak pengurus PAMSIMAS.
d. Hasil yang Dicapai dan Rencana Tindak Lanjut

Perancangan dimulai dari diskusi dengan bapak pengurus PAMSIMAS yang


menjelaskan permasalahan yang ada di PAMSIMAS desa Talun. Dari diskusi tersebut
didapat masalah mengenai pompa air yang tetap menyedot walaupun air surut, sehingga
pompa air menjadi overheat. Maka dari itu, dibutuhkan peralatan yang dapat mematikan
dan menghidupkan pompa air secara otomatis sesuai dengan kondisi air yang ada di desa
Talun.

Hasil yang dicapai dari program ini adalah selesainya peralatan dan buku panduan
pemasangan alat pada tanggal 10 Agustus 2019.

Tindak lanjut dari program ini adalah pelaksanan pemasangan peralatan berdasarkan
buku panduan yang sudah diberikan kepada bapak-bapak pengurus PAMSIMAS.

94
e. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat
1) Faktor Pendukung
Bapak pengurus PAMSIMAS sudah memiliki dasar elektronika dan memiliki
kreatifitas yang tinggi, sehingga untuk menjelaskan peralatan yang telah dibuat
lebih mudah, dan peralatan ini memang sangat dibutuhkan di sistem
PAMSIMAS, sehingga antusias dari bapak-bapak pengurus PAMSIMAS cukup
tinggi.

2) Faktor Penghambat

Kondisi air sedang surut, dan sumber air masih belum stabil (bantuan dari sungai
lain, atau disedot dari sumber air lain) sehingga pemasangan alat terhambat,
karena dibutuhkan titik tertinggi air dalam memasang peralatan. Dan tempat
pembelian beberapa alat (mis.kontaktor) masih jauh dari desa Talun, yaitu di
Pati.
f. Tolak Ukur Keberhasilan
Keberhasilan kegiatan ini terlihat dari antusiasme bapak-bapak pengurus PAMSIMAS
yang ingin dijelaskan bagaimana cara kerja alat, dan rasa ingin tahu terhadap cara kerja
kontaktor dan ingin diajari bagaimana cara memasang pengkabelan kontaktor yang benar.
g. Anggaran Dana
Anggaran dana dalam kegiatan ini adalah Rp 200.000,-
h. Waktu dan Lokasi Realisasi Program/Kegiatan
Hari/tanggal : Sabtu /10 Agustus 2019
Waktu : Pukul 09.00 dan Pukul 16.00
Lokasi : Rumah Perangkat Desa (Pak Abdul Mukhid) dan
PAMSIMAS Desa Talun

4) Pembuatan ecobrick untuk menanggulangi penyebaran sampah plastik yang


semakin marak di Desa Talun
a. Bidang Kegiatan
Sampah plastik merupakan limbah yang sulit untuk terurai dan membutuhkan waktu
yang sangat lama untuk dapat mengurainya, sehingga kita sebagai generasi muda harus
mampu mengubah kesulitan itu menjadi kesempatan. Kondisi di desa Talun sangat
menyedihkan apabila berbicara tentang sampah. Sangat banyak sekali sampah yang

95
dibuang sembarangan disepanjang jalanan desa, kali maupun pekarangan rumah sehingga
menimbulkan pemandangan kurang enak dipandang, bau tidak sedap, dan berbagai
macam masalah lainnya. Selain dibuang sembarangan, masyarakat Talun juga memiliki
sebuah kebiasaan buruk yaitu membakar semua sampah-sampah yang telah dikumpulkan.
Sampah-sampah tersebut sebenarnya dapat dimanfaatkan untuk hal yang lebih berguna,
yaitu ecobrick, sehingga permasalahan sampah di desa Talun dapat diselesaikan perlahan
dan juga dapat menambah usaha pribadi bagi masyarakat Talun
Oleh karena itu, dipilihlah program “Pembuatan ecobrick untuk menanggulangi
penyebaran sampah plastik yang semakin marak di desa Talun” sebagai usaha awal untuk
menyelamatkan bumi dari sampah plastik yang semakin banyak dibuang sembarangan.
b. Maksud, Tujuan dan Sasaran Program
1) Maksud Kegiatan
Maksud dari kegiatan ini adalah memberikan pengetahuan kepada generasi muda
tentang sampah plastik, bahaya sampah plastik, dan cara memanfaatkan hal yang
tidak berguna menjadi sesuatu yang sangat berguna sehingga kita dapat
menyelamatkan bumi dari penyebaran sampah plastik yang semakin tidak terkendali.

2) Tujuan Kegiatan

Tujuan dari kegiatan ini adalah :


a) Memberikan edukasi terkait sampah plastik untuk meningkatkan kesadaran
sejak dini
b) Melakukan praktik pembuatan ecobrick sampai selesai (terakit).
c) Masyarakat dapat memanfaatkan sampah plastik menjadi produk yang lebih
bermanfaat secara berkelanjutan.
d) Ecobrick dapat ditindak lanjuti dengan lebih serius oleh sekolah-sekolah di
Desa Talun
3) Sasaran Kegiatan

Kegiatan ini ditujukan kepada anak-anak di pesantren Al-Akfa.


c. Deskripsi Kegiatan
Mahasiswa KKN awalnya memberikan penjelasan materi tentang apa itu sampah
plastik, apa bahayanya, apa yang dapat dimanfaatkan dari sampah tersebut, dan meminta
kepada anak-anak untuk membawa beberapa peralatan untuk pembuatan ecobrick.
Kegiatan pemberian edukasi tersebut berlangsung pada tanggal 23 Juli 2019 pukul 20.00
WIB. Setelah pemberian edukasi, mahasiswa KKN melanjutkan programnya pada tanggal

96
29 Juli 2019 pukul 19.30 WIB dengan melakukan praktik langsung pembuatan ecobrick.
Antusias santri sangat besar terhadap keberlangsungan program ini sehingga memberikan
semangat lebih kepada mahasiswa KKN yang melakukannya. Kegiatan selanjutnya
berlangsung pada tanggal 5 Agustus 2019 pukul 19.00 WIB untuk melihat sudah seberapa
banyak sampah yang terkumpul didalam botol Aqua dan memadatkan sampah-sampah
tersebut. Tahap akhir dari program ini adalah pada tanggal 8 Agustus 2019 pukul 19.00
WIB ecobrick berhasil dirakit dengan sangat baik.
d. Hasil yang Dicapai dan Rencana Tindak Lanjut

Hasil dari program ini adalah keberhasilan para santri dalam membuat ecobrick untuk
menjadi sebuah bangku yang nyaman untuk digunakan oleh orang-orang, baik itu anak-
anak sampai dewasa. Bangku dari ecobrick ini sendiri diharapkan dapat menggantikan
bangku plastik yang selama ini digunakan sehari-hari.

Tindak lanjut dari program ini adalah ecobrick dapat dijadikan sebagai program “save
our earth” yang akan dilaksanakan oleh pihak pesantren Al-Akfa Talun, dan dapat ditiru
oleh sekolah-sekolah yang ada di desa Talun. (Untuk pesantren Al-Akfa sendiri telah
berniat untuk melanjutkan program ini)
e. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat
1) Faktor Pendukung
Perangkat desa Talun sangat mendukung upaya mahasiswa KKN untuk
memanfaatkan sampah plastik menjadi alat yang lebih bermanfaat seperti
ecobrick ini. Selain dukungan dari perangkat desa, mahasiswa juga mendapat
dukungan dari pemilik pesantren Al-Akfa untuk mengadakan program dipondok
nya, dukungan terakhir datang dari antusias para santri desa Talun terhadap
program pembuatan ecobrick ini..
2) Faktor Penghambat
a) Sedikitnya waktu yang dimiliki untuk membuat ecobrick, sehingga botol
aqua yang digunakan adalah yang berukuran 600 ml (Seharusnya dapat
menggunakan yang berukuran 1,5 L).
b) Masih adanya rasa gengsi santri untuk mengambil sampah-sampah plastik
yang dibuang dipinggir jalan. (Terdapat rasa gengsi dikatain “Pemulung”
apabila mengambil sampah plastik yang dibuang dijalanan).
c) Para santri terkadang lupa untuk mencuci sampah terlebih dahulu sebelum
dimasukan kedalam botol

97
f. Tolak Ukur Keberhasilan
Keberhasilan kegiatan ini terlihat dari kemauan masyarakat untuk membuat ecobrick,
kepadatan sampah yang dimasukkan kedalam botol bekas, dan kesadaran untuk tidak
membuang sampah sembarangan lagi.
g. Anggaran Dana
Anggaran dana dalam kegiatan ini adalah Rp 20.000,00 (membeli Double Tape).
h. Waktu dan Lokasi Realisasi Program/Kegiatan
Hari/tanggal : Selasa, 23 July 2019; Senin, 29 July 2019;
Senin, 5 Agustus 2019; Kamis, 8 Agustus 2019
Waktu : Pukul 19.00-20.00 WIB
Lokasi : Pesantren Al-Akfa

5) Pembibitan Bunga Matahari dan Promosi Desa Wisata Untuk Meningkatkan


Nilai Jual Kota Wisata Desa Talun dan Meningkatkan Produktivitas Petani
Terhadap Bunga Matahari
a. Bidang Kegiatan
Tanaman Refugia salah satunya yaitu bunga matahari merupakan tanaman yang
dapat mengusir hama dari tanaman padi dan jagung juga merupakan tanaman yang
popular untuk dijadikan destinasi wisata dan objek swafoto, selain itu bunga matahari
mempunyai manfaat dari bidang kesehatan dan ekonomis.
Oleh karena itu, dipilihlah program pembibitan tanaman bunga matahari untuk
meningkatkan potensi wisata Desa Talun dan potensi pertanian itu sendiri di Desa Talun.

b. Maksud, Tujuan dan Sasaran Program

1) Maksud Kegiatan
Maksud Kegiatan ini adalah meningkatkan potensi wisata Desa Talun dan potensi
pertanian itu sendiri di Desa Talun.

2) Tujuan Kegiatan

Tujuan dari kegiatan ini adalah :


a) Memberikan penjelasan materi tentang pembibitan bunga matahari
b) Mengajarkan ketrampilan cara pembibitan bunga matahari yang benar
c) Memberikan beberapa bibit bunga matahari

98
c. Deskripsi Kegiatan
Mahasiswa KKN melakukan penyiapan media tanam bunga matahari lalu mahasiswa
KKN melakukan survey pencarian bibit bunga matahari dan melakukan penanaman bibit
bunga matahari setelah ditanam mahasiswa KKN melakukan perawatan pada bunga
matahari yang sudah ditanam lalu memberikan penjelasan materi dan penyuluhan pada
perangkat desa mengenai manfaat penanaman bunga matahari dapat meningkatkan potensi
wisata dan potensi pertanian di Desa Talun. Dilanjutkan dengan pemberian bunga matahari
secara simbolis kepada kepala desa untuk selanjutnya dapat diberikan pada perangkat desa,
kelompok tani dan kelompok wanita tani.
d. Hasil yang Dicapai dan Rencana Tindak Lanjut

Hasil yang dicapai dari program ini adalah bibit yang telah dirawat dapat tumbuh
dengn baik di Desa Talun dan penyuluhan manfaat penanaman bunga yang
diselenggarakan pada hari Senin, 12 Agustus 2019 di Balai Desa Talun.

Tindak lanjut dari program ini adalah melakukan pemantauan dan pengawasan agar
tanaman bunga matahari dapat tumbuh dengan baik oleh perangkat desa.
e. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat
Faktor Pendukung
Adanya bantuan dari BPPP dan dukungan dari krlompok tani dan perangkat desa,
Faktor Penghambat
a) Musim yang tidak mendukung untuk penanaman bunga matahari
b) Sulitnya mendapatkan bibit bunga matahari di daerah Desa Talun dan Kota
Pati
f. Tolak Ukur Keberhasilan
Keberhasilan kegiatan ini terlihat dari antusiasme perangkat desa dan kelompok tani
dalam mendengarkan materi dilihat dari banyaknya pertanyaan yang ditanyakan demi
kelanjutan penanaman bibit bunga matahari.
g. Anggaran Dana
Anggaran dana dalam kegiatan ini adalah Rp 200.000
h. Waktu dan Lokasi Realisasi Program/Kegiatan
Hari/tanggal : Senin/12 Agustus 2019
Waktu : Pukul 09.00-11.00
Lokasi : Balai Desa Talun

99
• Analisis SWOT Program Kerja

i. Pembuatan Antiseptik dari Pelepah Pisang di Desa Talun


Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness)
• Dukungan dan sambutan yang baik • Sulitnya mendapatkan alat dan
dari ibu ketua PKK mendapatkan alat
• Antusias para ibu-ibu anggota PKK
ketika diadakan penyuluhan
tentang manfaat Antiseptik ekstrak
pelepah pisang dan juga praktik
pembuatannya.
Kesempatan (Oppotunities) Hambatan (Threats)
• Belum ada penyuluhan dan praktik • Sulitnya menyamakan waktu
pembuatan Antiseptik ekstrak untuk mengundang ibu-ibu PKK
pelepah pisang yang sasaran • Sulitnya untuk mengajak ibu-ibu
khususnya adalah ibu-ibu anggota PKK berkumpul
PKK Desa Talun
• Belum ada praktik pembuatan
produk dengan memanfaatkan
tanaman yang ada di Sekitar Desa
seperti Pelepah pisang.

a. Pembuatan Handsanitizer dengan memanfaatkan limbah air leri


Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness)
• Dukungan dan sambutan yang baik Sulitnya mendapatkan alat dan
dari Kepala Desa, Ibu-ibu PKK dan mendapatkan alat
ibu-ibu rumah tangga non PKK
• Antusias para ibu-ibu anggota PKK
ketika diadakan penyuluhan
tentang pentingnya sanitasi diri,
budaya cuci tangan dan praktisnya
menggunakan handsanitizer dan
juga bagaimana cara
pembuatannya.

100
Kesempatan (Oppotunities) Hambatan (Threats)
• Belum ada pemberian materi • Sulitnya menyamakan waktu untuk
tentang pentingnya PHBS dan mengundang ibu-ibu PKK
praktik pembuatan handsanitizer • Sulitnya untuk mengajak ibu-ibu
dengan sasarannya anggota PKK PKK berkumpul
dan ibu-ibu rumah tangga di Desa
Talun
• Belum ada praktik pembuatan
produk dengan memanfaatkan
tanaman yang ada di pekarangan
rumah seperti Daun sirih
• Belum ada praktik pembuatan
produk dengan memanfaatkan
limbah rumah tangga sehari-hari
seperti air leri (air cucian beras)
3. Perancangan sistem pengaman pompa air PAMSIMAS dari kerusakan
akibat overheat.
Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness)
• Bapak pengurus PAMSIMAS • Kondisi air sedang surut, dan
sudah memiliki dasar elektronika sumber air masih belum stabil
dan memiliki kreatifitas yang (bantuan dari sungai lain, atau
tinggi, sehingga untuk menjelaskan disedot dari sumber air lain)
peralatan yang telah dibuat lebih sehingga pemasangan alat
mudah. terhambat, karena dibutuhkan titik
• Peralatan yang dirancang memang tertinggi air dalam memasang
sangat dibutuhkan di sistem peralatan.
PAMSIMAS, sehingga antusias
dari bapak-bapak pengurus
PAMSIMAS cukup tinggi.
Kesempatan (Oppotunities) Hambatan (Threats)
• Belum ada yang menciptkan alat • Tempat membeli peralatan (mis.
untuk mengatasi masalah tersebut di Kontaktor) tidak ada di daerah
desa Talun.

101
Talun, sehingga harus ke Pati
untuk membeli peralatannya.
4. Pembuatan ecobrick untuk menanggulangi penyebaran sampah plastik
yang semakin marak di desa Talun
Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness)
• Mengurangi sampah plastik yang • Waktu yang terlalu singkat untuk
ada di desa (menyelamatkan membuat ecobrick
lingkungan hidup) • Membutuhkan tenaga yang cukup
• Meningkatkan kreativitas anak- banyak untuk memadatkan
anak dalam mengolah hal tidak sampah plastik didalam botol air
berguna menjadi berguna mineral 600 ml.
• Kemudahan menemukan bahan
baku ecobrick
Kesempatan (Oppotunities) Hambatan (Threats)
• Besarnya antusias warga terhadap • Sampah plastik yang hendak
inovasi ecobrick ini dimasukkan tidak dicuci terlebih
dahulu
5. Pembibitan Bunga Matahari dan Promosi Desa Wisata Untuk
Meningkatkan Nilai Jual Kota Wisata Desa Talun dan Meningkatkan
Produktivitas Petani Terhadap Bunga Matahari
Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness)
• Talun merupakan desa wisata dan • Sulitnya mendapatkan biji bunga
memiliki potensi wisata yang tinggi matahari
• Antusiasme perangkat desa dan • Kondisi air yang tidak menentu
kelompok tani tentang pembibitan • Cuaca yang tidak mendukung
bunga matahari untuk penanaman bibit bunga
matahari
Kesempatan (Oppotunities) Hambatan (Threats)
• Masih banyak lahan yang belum • Bibit yang tidak tumbuh pada saat
dimanfaatkan dengan baik penanaman
• Dukungan dari pihak desa

102
• Lampiran
I. Pembuatan Antiseptik dari Pelepah Pisang di Desa Talun

Foto 1.3 Foto 1.4

Proses pembuatan antiseptic dari pelepah Proses pembuatan antiseptic dari pelepah pisang
pisang sembari memberikan penjelasan

II. Pembuatan Handsanitizer dengan memanfaatkan limbah air leri

Foto 2.1. Foto 2.2.

Kegiatan penjelasan materi tentang handsanitizer Proses pembuatan hand sanitizer dengan
limbah air leri limbah air leri

III. Perancangan sistem pengaman pompa air PAMSIMAS dari kerusakan


akibat overheat.

103
Foto 3.1 Foto 3.2

Penjelasan tentang perancangan system pengaman Setelah melakukan pemaparan singkat


pompa air PAMSIMAS mengenai PAMSIMAS dilanjutkan
dengan praktik pemasangan

IV. Pembuatan ecobrick untuk menanggulangi penyebaran sampah plastik yang


semakin marak di desa Talun

Foto 3.1 Foto 3.2

Proses pengisian botol yang digunakan untuk Setelah melakukan kegiatan perakitan
ecobrick ecobrick

V. Pembibitan Bunga Matahari dan Promosi Desa Wisata Untuk


Meningkatkan Nilai Jual Kota Wisata Desa Talun dan Meningkatkan
Produktivitas Petani Terhadap Bunga Matahari

104
Foto 3.1 Foto 3.2

Penyuluhan tentang manfaat pembibitan bunga Salah satu contoh pembibitan bunga
matahari di Desa Talun matahari setelah 3 minggu

Foto 3.3

Foto Bersama perangkat desa setelah pemaparan

program multidisiplin

6. Program Unggulan Desa Trimulyo


1) BPT2P (BIOPORI TRIMULYO, PENYUBURAN, DAN PERESAPAN)
a. Bidang Kegiatan
Biopori merupakan salah satu perwujudan cara untuk dapat mengatasi
genangan air. Disamping itu, biopori menjadi hal terpenting sebagai metode untuk
dapat meningkatkan daya resap air pada tanah. Wujud dari biopori sendiri berupa

105
lubang silindris yang dibuat secara vertikal ke dalam tanah.biopori juga merupakan
yang efektif untuk dpaat mengurangi sampah organik sebelum dibuang ke tempat
pembuangan akhir.
Manfaat biopori sangatlah banyak, baik secara ekologi maupun lingkungan,
diantaranya dapat memperluas bidang penyerapan air, sebagai penangnaan limbah
organik, dan meningkatkan kesehatan tanah. Desa Trimulyo sendiri memiliki kondisi
tanah dengan daya resap air yang rendah dan sangat kering saat musim kemarau tiba.
Selain itu juga sering terjadi banjir kiriman akibat bukit Kendeng yang gundul. Oleh
karena itu, program BPT2P sangat cocok diterapkan di Desa Trimulyo, karena telah
disesuaikan dengan kondisi lingkungan di Desa Trimulyo.

b. Maksud, Tujuan dan Sasaran Program


4) Maksud Kegiatan

Maksud dari kegiatan ini adalah meningkatkan pengetahuan dan


mengembangkan kapasitas SDM Desa Trimulyo untuk tanggap terkait
permasalahan atau isu lingkungan yang dampaknya dapat terasa oleh seluruh
warga desa, baik dari sudut mitigasi bencana banjir maupun cara pengelolaan
lingkungan hidup, dimana dampaknya meliputi berbagai bidang, seperti
kesehatan, ekonomi, sosial, dan pertanian.

5) Tujuan Kegiatan
Tujuan dari kegiatan ini adalah :
c) Meningkatkan daya resap tanah Desa Trimulyo
d) Mengurangi sampah organik
e) Sebagai cara menjaga dan mengelola lingkungan hidup
f) Menambah wawasan warga Desa Trimulyo untuk peka terhadap lingkungan
hidup
6) Sasaran Kegiatan
Kegiatan ini ditujukan kepada seluruh warga Desa Trimulyo.

c. Deskripsi Kegiatan
Mahasiswa KKN memberikan penjelasan materi mengenai pentingnya
BPT2P, dimana mahasiswa menjelaskan mulai dari deskripsi kegiatan hingga manfaat
dari kegiatan tersebut. Materi sosialisasi yang diberikan mencakup seluruh disiplin
ilmu dari 11 mahasiswa KKN, sehingga materi yang dibuat disesuaikan dan telah

106
merangkum dari masing-masing bidang ilmu tersebut. Selain itu mahasiswa juga
berkolaborasi dengan pihak DLH Kabupaten Pati terkait acara tersebut. DLH juga
memberikan sosialisasi terkait pengelolaan sampah organik dan anorganik serta
memberikan bantuan alat untuk pembuatan lubang biopori di 12 titik yang tersebar di
wilayah desa Trimulyo.

d. Hasil yang Dicapai dan Rencana Tindak Lanjut


Perancangan kegiatan diawali dengan pengumpulan materi dari berbagai
bidang disiplin ilmu yang berbeda, kemudian dijadikan menjadi suatu bahasan atau
materi yang telah diolah secara keseluruhan dan hasilnya dijadikan sebagai pedoman
untuk pelaksanaan BPT2P. Pedoman tersebut sebelumnya disosialisasikan terlebih
dahulu agar sasaran kegiatan dapat memahami maksdu dan tujuan dari pelaksanaan
program multidisiplin BPT2P.
Hasil yang dicapai dari program tersebut yaitu warga paham akan pentingnya
BPT2P, serta warga juga dapat mengetahui cara membuat lubang resapan biopori
dengan langkah-langkah yang telah dijelaskan oleh mahasiswa.
Rencana tindak lanjut yang dilakukan yaitu monitoring terhadap 12 titik
lubang biopori yang telah dipasang dan memastikan

e. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat


19) Faktor Pendukung
Adanya dukungan dari kepala desa, perangkat desa, DLH Kabupaten Pati,
dan warga Desa Trimulyo. Terbukti bahwa mereka memberikan respon yang baik
terhadap program BPT2P dan besedia utnuk menjalin kerjasama terkait program
tersebut. Kemudian besarnya antusias masyarakat Desa Trimulyo terkait
bagaimana cara membuat lubang biopori sebagai salah satu cara untuk dapat
meningkatkan resapan tanah, menyuburkan tanah, dan sebagai upaya mitigasi
bencana.

4) Faktor Penghambat
d) Tanah di Desa Trimulyo sangat keras sehingga membutuhkan banyak air
untuk menggemburkan tanah agar dapat dibuat lubang biopori.
e) Waktu pelaksanaan pembuatan lubang biopori seringkali berbenturan dengan
jadwal kegiatan mahasiswa yang lain.

107
f) Waktu peminjaman alat oleh DLH untuk pembuatan lubang biopori sangat
terbatas, sehingga sering dilakukan konfirmasi untuk peminjaman alat.
f. Tolak Ukur Keberhasilan
Keberhasilan kegiatan ini terlihat dari telah dibuatnya 12 lubang biopori di
tempat yang berbeda di wilayah Desa Trimulyo.

g. Anggaran Dana
Anggaran dana dalam kegiatan ini adalah Rp 309.000,00

h. Waktu dan Lokasi Realisasi Program/Kegiatan


Hari/tanggal : Senin, 29 Juli-Rabu, 14 Agustus 2019
Waktu : 08.00 – 17.00
Lokasi : Desa Trimulyo

2) Usaha Kesehatan Gizi Masyarakat (UKGM) : Pembuatan PMT Ikan Lele


a. Bidang Kegiatan
Keberhasilan suatu posyandu dapat dilihat dari kinerja kader posyandu yang
berada di dalamnya. Kader posyandu merupakan pelayan kesehatan terpadu di
tingkat rukun warga. Di Desa Trimulyo sendiri terdiri dari 5 RW dan 7 dukuh.
Kegiatan posyandu dilaksanakan di empat pos setiap bulannya. Salah satu kegiatan
yang dialkukan dalam posyandu yaitu pemberina PMT. Bentuk PMT yang diberikan
untuk balita dan anak yaitu biskuit PMT subsidi pemerintah dan makanan ringan
kemasan komersial. Namun setelah ditelusuri, distribusi biskuit PMT subsidi dari
pemerintah ternyata tidak tersebar secara merata karena stok PMT di pos posyandu
yang tidak menentu.
Beberapa warga Desa Trimulyo diketahui sedang mengembangkan budidaya
ikan lele yang dapat dijadikan sebagai bahan dasar pembuatan PMT balita dan anak
sekolah. Oleh karena itu mahasiswa menyusun program kegiatan pembuatan PMT
dengan bahan baku ikan lele. Dengan pembuatan PMT ini diharapkan kader dan
orang tua dapat membuat produk PMT sendiri untuk balita dan anak sekolah.

b. Maksud, Tujuan dan Sasaran Program


1) Maksud Kegiatan

Maksud dari kegiatan ini adalah untuk menciptakan produk PMT berbasis
ikan lele yang dapat memudahkan para kader posyandu serta orang tua untuk

108
membuat PMT sendiri di rumah masing-masing dan dapat memberikan panganan
jajanan yang aman bagi anak.
2) Tujuan Kegiatan
Tujuan dari kegiatan ini adalah :
a) Memberikan pengetahuan kepada kader dan masyarakat mengenai
produk PMT yang dapat diproduksi sendiri di rumah
b) Memberikan contoh kudapan yang sehat bagi anak
3) Sasaran Kegiatan
Kegiatan ini ditujukan kepada kader posyandu dan orang tua balita serta
anak sekolah di wilayah posyandu Desa Trimulyo.
c. Deskripsi Kegiatan
Mahasiswa KKN Tim II UNDIP Tahun 2019 memberikan penjelasan
mengenai PMT secara umum, kemudian menjelaskan tentang manfaat ikan lele bagi
pertumbuhan anak, serta memberikan contoh produk olahan ikan lele yang dapat
dijadikan sebagai kudapan atau PMT untuk balita dan anak sekolah. Kegiatan diakhiri
dengan sesi tanya jawab dan foto bersama.

d. Hasil yang Dicapai dan Rencana Tindak Lanjut


Perancangan produk PMT berbahan dasar ikan lele dilakukan sejak awal
survey pendahuluan pada tanggal 11 Juli 2019. Awalnya mahasiswa ingin membuat
produk abon ikan lele dan stik duri ikan lele. Namun dikarenakan keterbatasan waktu
dan peralatan sehingga menghasilkan produk yang dirasa kurang aman dan
memuaskan, maka mahasiswa mengganti produk PMT ikan lele menajdi bentuk
sempolan dan stik daging ikan lele. Hasil yang telah dicapai yaitu terproduksinya PMT
sempolan dan stik daging ikan lele untuk sampel pada saat kegiatan “Forum Kesehatan
Desa” dan saat pelaksanaan posyandu.
Rencana tindak lanjut yaitu monitoring tersedianya PMT ikan lele serta
penerimaan PMT oleh balita dan anak sekolah pada saat kegiatan posyandu.

e. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat


1) Faktor Pendukung
a) Adanya dukungan dari dosen pembimbing KKN serta kader posyandu dan
bidan desa, yang dapat dilihat dari respon beliau terhadap usulan rencana
kegiatan pembuatan PMT ikan lele.

109
b) Adanya dukungan dari perangkat desa yang dpaat dibuktikan dengan
dipinjamkannya peralatan seperti blender dan dandang untuk proses
pengolahan PMT ikan lele karena tidak tersedia di posko KKN.

2) Faktor Penghambat
a) Tidak tersedianya alat presto sehingga rencana pembuatan produk PMT duri
ikan lele harus diganti.
b) Kurang tepatnya pembuata abon ikan lele sebagi PMT
c) Blender yang dipakai tidak dapat digunakan dengan lancar
d) Tidak tersedianya kulkas di posko
e) Keterbatasan waktu dan alat transportasi untuk membawa peralatan masak
ke lokasi Balai Desa sehingga tidak dapat melakukan demo memasak
pembuatan PMT
f. Tolak Ukur Keberhasilan
Keberhasilan program kegiatan ini diukur dari penerimaan sampel PMT ikan
lele oleh peserta forum dan juga peserta posyandu Desa Trimulyo, serta adanya sesi
tanya jawab interaktif antara audiens dan presentan.

g. Anggaran Dana
Anggaran dana dalam kegiatan ini adalah Rp 200.000,00

h. Waktu dan Lokasi Realisasi Program/Kegiatan


Hari/tanggal : Kamis, 8 Agustus 2019
Waktu : Pukul 13.00 – 14.30 WIB
Lokasi : Balai Desa Trimulyo

2) Pemberdayaan Karang Taruna dalam Mewujudkan UN Sustainable


Development Goals Terkait Isu Lingkungan
a. Bidang Kegiatan
Permasalahan mengenai isu lingkungan yang terjadi di Desa Trimulyo
menjadi sebuah masalah permasalahan desa. Penggunaan atau konsumsi plasik di
desa masih tergolong tinggi. Hal ini terlihat banyaknya sampah plastik rumah tangga
yang kemudian pengelolaan sampah hanya di bakar atau di buang ke sungai, sehingga
saat ini kondisi sungai yang berada di kawasan Desa Trimulyo penuh dengan sampah
plastik.

110
Dengan adanya kegiatan monodisipin “Pemberdayan Karang Taruna Dalam
Mewujudkan UN Sustainable Development Goals Terkait Isu Lingkungan” pemuda
Karang Taruna menjadi lebih memahami bahwa Indonesia memiliki tujuan untuk
kepentingan bersama dalam komunitas internasional di mana salah satu point dari
SDG’s tersebut bertujuan untuk melakukan konsumsi dan produksi yang
bertanggung jawab.

b. Maksud, Tujuan, dan Sasaran Pelaksanaan Program


1) Maksud Kegiatan

Maksud dari kegiatan ini adalah memberdayakan kalangan karang tarunua


untuk bersama – sama mengurangi pengunaan samapah plastik dan memaparkan
bahwa indonsia memiliki tujuan internasional dalam SDG’s itu yang yang harus
terlaksana pada tahun 2030, serta menyadarkan para pemuda untuk tidak
membuang sampah di bantaran sungai
2) Tujuan Kegiatan
Tujuan dari kegiatan ini adalah :
a) Memberikan pemahaman tujuan- tujuan global (SDG’s) dalam dunia
internasional
b) Memberikan pemahaman terkait konsumsi plastik yang berlebihan yang
dapat merusak lingkungan
c) Memberikan sedotan bamboo sebagai komitmen uuntuk mengurangi
sampah plastik
3) Sasaran Kegiatan
Kegiatan ini ditujukan kepada anggota Karang Taruna dan IRMAS (Ikatan
Remaja Masjid)
c. Deskripsi Kegiatan
Kegiatan dilaksanakan dengan mahasiswa memaparkan apa yang di sebut
dengan Sustainable Development Goals (SDG’S). Kemudian menjelaskan posisi
Indonesia pada dunia internasional terkait dengan persetujuan Indonesia
menandatangani tujuan global yang harus selesai pada tahun 2030. Dalam pemaparan
di jelaskan tujuan ke 12 dari SDG’s terkait “Konsumsi dan Produksi yang
Bertanggung Jawab” serta menjelaskan Indonesia Ini sebagai negara yang
menyumbang sampah plastik terbesar di dunia dan pemanfaaran samaph plastik yang
kurang dalam penanganan daur ulangnya.

111
Dalam akhir materi mahasiswa memaparkan cara bagaimana mengurangi
sampah plastik dalam kehidupan sehari-hari. Kemudia sebelum mengakhiri acara
mahasiswa membagikan sedotan bambu kepada peserta yang hadir sebagai komitmen
mengurangi sampah plastik dari kehidupan sehari hari. Kemudian dilakukan sesi
tanya jawab setelah pembagian sedotan bambu. Acara diakhiri dengan kegiatan foto
bersama dengan peserta yang hadir.

d. Hasil yang Dicapai dan Rencana Tindak Lanjut


Sebelum program terlaksana mahasiswa melakukan survey lapangan terkait
kondisi lingkungan di Desa Trimulyo. Kemudian di dapati bahwa masyarakat Desa
Trimulyo masih sering membuang sampah sembarangan di sungai serta konsumsi atau
penggunaan plastic di kalangan masyarakat tergolong cukup tinggi. Penggunaan
plastik tidak beriringan dengan pengolahan lebih lanjut dengan baik dan benar. Dalam
pengolahan sampah plastik masyarakat hanya melakukan pembakaran sampah di
belakang halaman rumah atau langsung membuang sampah ke sungai. Maka dari itu
perlunya pemahaman mengenai dampak buruk dari membuang sampah ke sungai dan
pemahaman mengenai penggunaan plastik yang dapat merusak lingkungan di masa
mendatang. Dengan adanya pemberdaayaan Karang Taruna di Desa Trimulyo di
harapkan mampu menjadi penggerak atau menjadi agent of change (agen perubahan)
dalam pemanfaatan plastik secara berkelanjutan
Hasil yang dicapai dari program ini adalah dimulai pada tanggal 29 Juli 2019
pada hari Senin di balai desa. Dimana mahasiswa melakukan penjelasan mengenai
SDG’s dan cara mengurangi dan pemanfaatan plasti lebih lanjut. Dalam pemaparan,
Karang Taruna mulai memahami apa yang di sebut dengan SDG’s itu sendiri.
Kemudian dalam akhir pemaparan peserta aktif bertanya dalam sesi tanya jawab.
Kemudian sebagai komitmen untuk mengurangi sampah plastik, mahasiswa
memberikan sedotan bamboo kepada peserta yang hadir. Makna pemberian sedotan
bambu ini adalah cara atau hal yang paling kecil untuk kita mengurangi sampah plastik
yang mana pada umum nya saat minum masyarakat menggunakan sedotan plastik.
Tindak lanjut dari program ini adalah pemeberian sedotan bambu yang mana
dapat bermanfaat untuk mengurangi sampah plastik dalam hal yang paling kecil dalam
kehidupan sehari – hari. Dengan pemberian sedotan bambu diharapkan dapat
berpengaruh dalam pengurangan plastik secara bertahap.
e. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat

112
1) Faktor Pendukung
Adanya dukungan dari Perangkat Desa mengenai pemberian wawasan terkait
SDG’s tentang isu lingkungan terhadap Karang Taruna karena mereka sebagai
pemuda sebagai penggerak di lingkungan Desa Trimlyo
2) Faktor Penghambat
a) Jumlah Karang Taruna yang sedikit maka dari itu mahasiswa mengundang
juga IRMAS (Ikatan Remaja Masjid ) yang mana merupakan oraganisasi
pemuda terbesar di Desa Trimulyo
b) Mulai acara yang lambat di sebabkan peserta yang hadir ke tempat terlambat
setengah jam
c) Peserta yang hadir tidak memenuhi target yang di tentukan. Target yang di
tentukan ini adalalah 15 -20 orang namun yang hadir hanya 11 orang
f. Tolak Ukur Keberhasilan
Keberhasilan kegiatan ini terlihat dari antusiasme dari peserta yang hadir
dalam kegiatan ini serta peserta aktif bertanya

g. Anggaran Dana
Anggaran dana dalam kegiatan ini adalah Rp 90.000

h. Waktu dan Lokasi Realisasi Program/Kegiatan


Hari/tanggal : Senin 29 Juli 2019
Waktu : Pukul 16.00 – 17.30 WIB
Lokasi : Balai Desa Trimulyo

3) RE-USEZER: Pemanfaatan Kembali Limbah Cair Cucian Beras Sebagai


Biofertilizer Dalam Upaya Ketahanan Pangan Desa Trimulyo
a. Bidang Kegiatan
Pupuk yang biasanya digunakan oleh masyakat tani khususnya desa
Trimulyo adalah pupuk kimia (anorganik). Padahal pupuk anorganik ini beresiko
mengancam kesehatan yang mengkonsumsi produk pertanian serta menyebabkan
kerusakan lingkungan seperti tanah kering. Untuk meminimalisir akan dampak
tersebut, maka perlu adanya inovasi dalam penggunaan pupuk pertanian berupa
pupuk organik yang juga mampu meningkatkan produktivitas pertanian.
Berdasarkan analisis KUWAT (Kesempatan, Uang, Waktu, Alat, dan Tenaga)

113
maka pembuatan pupuk alternatif seperti pupuk organik pengganti pupuk
anorganik memungkinkan untuk dijadikan sebagai program KKN. Dengan tujuan
meningkatkan kesehatan masyarakat dengan konsumsi pangan yang bebas dari
bahan kimia serta meminimalisir dampak kerusakan lingkungan.

b. Maksud, Tujuan dan Sasaran Program


1) Maksud Kegiatan
Maksud dari kegiatan ini adalah meningkatkan pengetahuan dan
ketrampilan masyarakat khususnya Ibu-ibu dalam pemanfaatan limbah cair
khususnya limbah cucian beras menjadi produk yang lebih berdaya guna.

2) Tujuan Kegiatan
Tujuan dari kegiatan ini adalah :
a) Memberikan penjelasan materi pupuk organik baik pembuatannya,
penggunaannya serta manfaatnya dengan acuan jurnal
b) Mengajarkan ketrampilan pembuatan pupuk organik khususnya dari bahan
limbah cair cucian beras
3) Sasaran Kegiatan
Kegiatan ini ditujukan kepada masyarakat luas khususnya Ibu-ibu yang
dalam ruang lingkup kecilnya Ibu-ibu PKK.

c. Deskripsi Kegiatan
Mahasiswa KKN memberikan penjelasan materi mengenai pupuk mulai dari
pembuatannya, penggunaannya, serta manfaatnya dengan acuan beberapa jurnal.
Selain itu, memberikan informasi mengenai inovasi produk pupuk dari bahan alami,
salah satunya adalah limbah cair cucian beras serta kandungannya yang dapat
dijadikan sebagai pupuk organik.
Setelah pemaparan materi dilanjutkan dengan sesi praktek pembuatan pupuk
organik RE-USEZER mulai dari persiapan alat dan bahan hingga langkah
pembuatannya. Kegiatan diakhiri dengan sesi tanyajawab dan foto bersama.

e. Hasil yang Dicapai dan Rencana Tindak Lanjut


Pelaksanaan kegiatan pembuatan pupuk RE-USEZER dimulai dari mengikuti
kegiatan PKK pada hari Sabtu, 27 Juli 2019 di Balai Desa Trimulyo, dilanjutkan
dengan pemaparan materi mengenai pupuk mulai dari pentingnya, pembuatannya,
penggunaannya serta manfaatnya. Setelah pemaparan materi, dilanjutkan dengan

114
praktek pembuatan pupuk RE-USEZER yang sudah dipersiapkan alat dan bahannya
terlebih dahulu.
Hasil yang dicapai dari program ini adalah pelaksanaan program pemanfaatan
kembali limbah cair cucian beras sebagai pupuk organik yang diselenggarakan pada
hari Sabtu, 27 Juli 2019 di Balai Desa. Kegiatan diikuti oleh 17 orang dari 26 kader
PKK di Desa Trimulyo.
Tindak lanjut dari program ini adalah pelaksanan pembuatan pupuk organik RE-
USEZER sebagai upaya dalam perbaikan kualitas pertanian organik dalam skala
rumahan.

f. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat


1) Faktor Pendukung
Adanya dukungan dari Koordinator PKK dan perangkat desa, terbukti dari
adanya bantuan dari perangkat desa dalam penyediaan waktu serta tempat pada
saat kegiatan PKK untuk pelaksanaan program pembuatan pupuk RE-USEZER
ini. Dukungan dari anggota Ibu-ibu PKK juga besar, terbukti dari antusiasme
untuk datang dan mengikuti kegiatan dengan aktif hingga selesai.

2) Faktor Penghambat
a) Keterbatasan waktu untuk mempraktekkan secara langsung pembuatan
pupuk dari awal sampai akhir secara intensif.
b) Keterbatasan leaflet mengenai materi pembuatan pupuk organik serta
materi pupuk itu sendiri.

g. Tolak Ukur Keberhasilan


Keberhasilan kegiatan ini terlihat dari antusiasme peserta, yaitu kader PKK
Desa Trimulyo banyak bertanya serta sudah memahami dalam praktek pembuatan
pupuk RE-USEZER itu sendiri.

h. Anggaran Dana
Anggaran dana dalam kegiatan ini adalah Rp 20.000

i. Waktu dan Lokasi Realisasi Program/Kegiatan


Hari/tanggal : Sabtu, 27 Juli 2019
Waktu : Pukul 15.00-17.00
Lokasi : Balai Desa Trimulyo

115
4) Pendampingan Dalam Meningkatkan Pembangunan Desa Trimuluyo
Melalui Pemberdayaan Perempuan Desa
a. Bidang Kegiatan
Pembangunan desa adalah salah satu misi dari setiap desa untuk mencapai visi
nya yaitu menciptakan kesejahteraan dan kemakmuran untuk warganya. Desa inilah
menjadi lingkup terkecil dalam pemerintahan yang menjadi salah satu dasar
pembangunan bagi suatu negara. Hal tersebut juga memerlukan adanya perencanaan
pembangunan desa, akan tetapi dlam kenyataannya dalam hal perencanaan
pembangunan desa tersebut dihadapkan dengan banyaknya perbedaan kebutuhan
serta SDM yang terbatas.
Oleh karena itu dipilihlah program untuk meningkatkan pembangunan desa
melalui pemberdayaan perempuan desa. Program tersebut diwujudkan dengan
pemberian pemahaman tentanng pembangunan desa serta pemberdayaan perempuan
desa yang meliputi pemberian pelatihan bagai perempuan desa melalui pelatihan
pembuatan bucket snack

b. Maksud, Tujuan dan Sasaran Program


1) Maksud Kegiatan

Maksud dari kegiatan ini adalah meningkatkan pengetahuan dan


ketrampilan Ibu-ibu PKK Desa Trimulyo, agar dapat memahami tentang
pembangunan desa serta pentingnya keterlibatan perempuan dalam pembangunan
desa dan sekaligus melakukan pemberdayaan perempuan yang diwujudkan dalam
pemberian pelatihan pembuatan bucket snack desa dapat meningkatkan
pembangunan desa melalui pembangunan perekonomian desa.

2) Tujuan Kegiatan
Tujuan dari kegiatan ini adalah :
a) Memberikan penjelasan materi pembangunan desa dan pemberdayaan
perempuan desa
b) Mengajarkan ketrampilan pembuatan bucket snack
c) Memberikan modul materi , buku saku sebagai petunjuk dalam membuat
bucket snack, dan bucket snack yang telah dibuat oleh peserta untuk dibawa
pulang sebagai luaran atau cindera mata

116
3) Sasaran Kegiatan
Kegiatan ini ditujukan kepada Ibu-ibu PKK Desa Trimulyo

c. Deskripsi Kegiatan
Mahasiswa KKN memberikan penjelasan materi mengenai pentingnya
pembangunan desa serta keterlibatan perempuan desa, yang di dalamnya juga memuat
tentang pemberdayaan perempuan desa yang kemudian dimasukkan pula tentang
pemberian pelatihan pembuatan ketrampilan yang dapat menunjang berwirausaha dan
kemandirian ekonomi dikalangan perempuan desa. Setelah pemaparan materi
dilanjutkan dengan sesi praktek atau pemberian pelatihan pembuatan bucket snack,
dimana peserta dibagai secara berkelompok dan mempraktekkan sesuai dengan
arahan serta buku saku yang telah dibagikan serta diikuti dengan tanya jawab sehingga
terjalin komunikasi dua arah. Kegiatan diakhiri dengan foto bersama dan membagikan
doorprize sebagai bentuk apresiasi bagi peserta yang telah hadir, hal ini juga
merupakan strategi untuk menarik peserta agar dapat hadir dalam program tersebut.

d. Hasil yang Dicapai dan Rencana Tindak Lanjut


Perancangan kegiatan Dalam Meningkatkan Pembangunan Desa Trimuluyo
Melalui Pemberdayaan Perempuan Desa dimulai dari mencari informasi dari Ketua
PKK dan Ibu-ibu PKK Desa Trimulyo tentang pelaksnaan kegiatan PKK yang ada di
Desa Trimulyo beserta program apa saja yang telah dijalankan. Kegiatan PKK
dilakukan Sabtu, 27 Juli 2019yang merupakan waktu sebagai pertemuan rutin bulanan
kelompok PKK tersebut, dilanjutkan dengan pemberian materi tentang pembangunan
desa dan pemberdayaan perempuan desa yang diwujudkan dalam pemberian pelatihan
pembuatan bucket snack. Bedasarkan penyampaian materi dan pemberian pelatihan
tersebut, didapatkan bahwa adanya keterbatasan peserta yang hadir dari apa yang
diperkirakan sebelumnya, rendahnya pengetahuan dari peserta, dan juga waktu pada
pelaksanaan program mundur dari apa yang telah direncanakan serta mekanisme
susunan acara dari pihak ibu-ibu PKK yang kurang koordinasi dengan mahasiswa.
Adanya beberapa keterbatasan akan pemahaman tentang pembangunan desa dan
pemberdayaan perempuan tersebut maka dari itu, dibutuhkan penyampaian
pemahaman materi terkait hal tersebut serta memberi pemahaman bahwa
pemberdayaan perempuan desa bertujuan untuk menjadikan perempuan desa menjadi
seseorang yang mendiri dalam ekonomi dan mampu menunjang pembangunan desa
dalam hal pembangunan sektor perekonomian desa.

117
Hasil yang dicapai dari program ini adalah pelaksanaan program dalam
meningkatkan pembangunan desa trimuluyo melalui pemberdayaan perempuan desa
yang dilaksanakan di balai desa pada Hari Sabtu, tanggal 27 Juli 2019, pukul 15.00
WIB – 17.30 WIB, dan diikuti sebanayak 16 peserta
Tindak lanjut dari program ini adalah pelaksanan pemantauan tentang
pengaplikasian materi tentang pembangunan desa dengan keterlibatan perempuan desa
di dalamnya serta pelatihan yang telah diberikan.

e. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat


1) Faktor Pendukung
Adanya dukungan dari Ketua PKK Desa Trimulyo dan perangkat desa,
terbukti dari adanya bantuan dari Ketua PKK dan perangkat desa dalam program
yang akan diadakannya dengan menyertakan adanya pemberian pelatihan bagi
para anggota PKK. Dukungan dari pengurus PKK yang lain juga besar, terbukti
dari antusiasme pengurus PKK serta anggota PKK yang hadir dalam program

2) Faktor Penghambat
a) Keterbatasan peserta yang hadir karena tidak sesuai dengan apa yang telah
direncanakan sebelumnya, sehingga membuat bahan pelatihan banyak yang
tidak terpakai.
b) Keterbatasan mencetak buku pedoman, yaitu booklet materi tentang
pembangunan desa dan pemberdayaan perempuan serta keterbatasan
pencetakan buku saku tentang tata cara pembuatan bucket snack

f. Tolak Ukur Keberhasilan


Keberhasilan kegiatan ini terlihat dari antusiasme peserta, yaitu ibu-ibu PKK
yang sangat senang dan juga terjadi sesi tanya jawab dalam kegiatan dalam
meningkatkan pembangunan desa melalui pemberdayaan perempuan desa serta tanya
jawab para proses pelatihan pembuatan ketrampilan bucket snack.

g. Anggaran Dana
Anggaran dana dalam kegiatan ini adalah Rp 300.000

h. Waktu dan Lokasi Realisasi Program/Kegiatan


Hari/tanggal : Sabtu/ 27 Juli 2019
Waktu : Pukul 15.00 – 17.30

118
Lokasi : Balai Desa Trimulyo

• Analisis SWOT Program

1. BPT2P (BIOPORI TRIMULYO, PENYUBURAN, DAN PERESAPAN)


Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness)
• Dukungan dari kepala desa, perangkat • Masyarakat kurang peduli tentang
desa, DLH Kabupaten Pati, dan lingkungan hidup dan cara mengelola
masyarakat Desa Trimulyo lingkungan hidup

• Tanah yang keras dan susah untuk dibuat


lubang

Kesempatan (Oppotunities) Hambatan (Threats)


• Belum pernah diadakan program • Masyarakat rentan untuk lupa cara
pembuatan biopori di Desa Trimulyo merawat lubang biopori yang benar

2. Usaha Kesehatan Gizi Masyarakat (UKGM) : Pembuatan PMT Ikan Lele


Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness)
• Terdapat budidaya ikan lele di lingkungan • Ada peralatan tidak tersedia di posko
Desa Trimulyo KKN
• Antusiasme audiens terhadap produk
olahan PMT ikan lele yang dapat dilihat
dari reaksi beberapa peserta forum yang
terheran dengan produk yang tidak berbau
seperti ikan
Kesempatan (Oppotunities) Hambatan (Threats)
• Kader dan masyarakat Desa Trimulyo • Harga bahan dasar atau ikan lele yang
belum pernah menjumpai produk PMT sewaktu-waktu dapat melonjak
sempolan dan stik daging ikan lele

3. Pemberdayaan Karang Taruna dalam Mewujudkan UN Sustainable Development


Goals Terkait Isu Lingkungan
Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness)

119
• Adanya dukungan dari Perangkat Desa • Jumlah peserta tidak memenuhi target
terkait dengan program yang dilaksanakan • Peserta terlambat hadir ke acara dari
• Peserta sangat antusias dalam mengikuti waktu yang telah di tentukan
kegiatan dan aktif bertanya. • Jumlah Karang Taruna yang sedikit maka
dari itu mengundang IRMAS sebgai
organisasi pemuda terbesar di Desa
Trimulyo
Kesempatan (Oppotunities) Hambatan (Threats)
• Belum adanya pemahaman mengenai • Kesadaran untuk mengurangi sampah
bambu dapat di olah dan di manfaatkan plastik masih rendah
sebagai sedotan yang ramah lingkungan • Rendahnya kesadaran untuk melakukan
• Membuka wawasan bahawa Indonesia kerja bakti untuk membersihkan
memiliki tujuan global yang harus di lingkungan secara gotong royong
dukung oleh masyarakat Indonesia • Kebiasaan membuang sampah di sungai
khususnya di kalangan pemuda Desa masih tinggi
Trimulyo • Tidak adanya tempat pengolahan akhir
• Dapat menjadikan dasar pengetahuan dan untuk sampah di Desa Trimulyo
pemahaman untuk mengurangi sampah
plastik dengan menggunakan barang yang
tahan lama atau di gunakan kembali
4. RE-USEZER: Pemanfaatan Kembali Limbah Cair Cucian Beras Sebagai
Biofertilizer Dalam Upaya Ketahanan Pangan Desa Trimulyo
Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness)

• Dukungan dan sambutan yang baik dari • Masyarakat setempat kurang memahami
Kepala Desa, Ibu-ibu PKK tentang pupuk organik seperti pembuatan
dan penggunaannya.
• Antusias para Ibu-ibu PKK ketika
diadakan program pembuatan pupuk RE- • Masyarakat belum mengetahui kegunaan
USEZER dalam sesi tanya jawab limbah cair cucian beras

Kesempatan (Oppotunities) Hambatan (Threats)

120
• Belum ada praktek pembuatan pupuk RE- • Pasifnya kegiatan Ibu-ibu yang ada di
USEZER untuk petani maupun Ibu-ibu di Desa Trimulyo
Desa Trimulyo

5. Pendampingan Dalam Meningkatkan Pembangunan Desa Trimuluyo Melalui


Pemberdayaan Perempuan Desa
Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness)
• Dukungan dan sambutan yang baik dari • Ibu-ibu PKK kurang memahami terkait
Kepala Desa, Ibu-ibu PKK dan perangkat pentingnya pemberdayaan perempuan
desa dan keterlibatan perempuan desa dalam
• Antusias para ibu-ibu PKK dalam sesi pembangunan desa
tannya jawab dan pelatihan
Kesempatan (Oppotunities) Hambatan (Threats)
• Belum ada pendampingan materi • Masih banyak perempuan desa yang
mengenai cara meningkatkan belum paham akan pentingnya
pembangunan desa melalui keterlibatan perempuan dalam
pemberdayaan perempuan desa pembangunan desa
• Belum ada pemberian pelatihan • Partisipasi perempuan desa dalam setiap
pembuatan bucket snack kegiatan tentang pemberdayaan
• Dapat menjadikan dasar pengetahuan dan perempuan dan peningkatan
pemahaman selanjutnya bagi peserta perekonomian secara mandiri masih
mengenai pentingnya keterlibatan rendah.
perempuan dalam pembangunan desa

• Lampiran
I. Program Multidisiplin : BPT2P (Biopori Trimulyo, Penyuburan Dan
Peresapan)

121
Foto 1.1 Foto 1.2

Kegiatan pemasangan biopori atau pelaksanaanKegiatan pemasangan biopori atau pelaksanaan


program multidisiplin BPT2P (Biopori program multidisiplin BPT2P (Biopori
Trimulyo, Penyuburan dan Penyerapan Trimulyo, Penyuburan dan Penyerapan

II. Usaha Kesehatan Gizi Masyarakat (UKGM) : Pembuatan PMT Ikan Lele

Foto 2.1. Foto 2.2.

Foto bersama para kader posyandu setelah Monitoring pemberian PMT pada kegiatan
kegiatan Forum Kesehatan Desa posyandu bulan Agustus 2019

III. Pemberdayaan Karang Taruna dalam Mewujudkan UN Sustainable


Development Goals Terkait Isu Lingkungan

122
Foto 3.1 Foto 3.2
Pemaparan materi mengenai SDG’ Isu
Foto bersama peserta setelah pemaparan
lingkungan dan Pengenalan sedotan bambu
program

IV. RE-USEZER: Pemanfaatan Kembali Limbah Cair Cucian Beras Sebagai


Biofertilizer Dalam Upaya Ketahanan Pangan Desa Trimulyo

Foto 4.1 Foto 4.2


Penyampaian materi tentang pembuatan
Memperkenalkan luaran atau produk yang
pupuk dari limbah cair cucian beras
dihasilkan (pupuk cair dari limbah
cucian beras)

V. Pendampingan Dalam Meningkatkan Pembangunan Desa Trimulyo


Melalui Pemberdayaan Perempuan Desa

123
Foto 5.1 Foto 4.2
Pemaparan materi tentang cara meningkatkan
Pemberian pelatihan kepada ibu-ibu PKK
pembangunan Desa Trimulyo melalui
yaitu pembuatan bucket snack sebagai
pemberdayaan perempuan desa
peningkatan kapasitas ketrampilan
dalam pemberdayaan perempuan

7. Program Unggulan Desa Sundoluhur


1) Pembuatan Pupuk Cair dari Limbah Air Cucian Beras
a. Bidang Kegiatan
Melakukan penyuluhan tentang pembuatan pupuk organik cair dari air bekas cucian
beras untuk meningkatkan hasil pertanian dan perlindungan terhadap hama
penyakit.
b. Maksud, Tujuan, dan Sasaran Program
a) Maksud Kegiatan
Untuk melatih petani dalam memanfaatkan air cucian beras yang banyak
ditemukan di rumah tangga untuk dijadikan sebagai pupuk organik cair
bagi tanaman
b) Tujuan Kegiatan
Agar petani lebih mengurangi pupuk kimia dengan menggantikanya
menggunakan pupuk organik yang murah dan praktis.
c) Sasaran Kegiatan
Anggota kelompok tani, dan secara umum ke petani di desa Sundoluhur.
c. Deskripsi Kegiatan

124
Mahasiswa KKN memberikan penjelasan mengenai banyaknya limbah yang ada di
masyarakat terutama limbah air cucian beras yang setiap hari dihasilkan dari rumah
tangga. Limbah air cucian beras bisa dimanfaatkan untuk dijadikan pupuk cair.
Sosialisasi pertama dilakukan di Balai Desa dan dihadiri oleh para ketua kelompok
tani yang ada di desa. Setelah memberikan sosialisasi mahasiswa juga
memraktekkan cara pembuatan pupuk cair dari limbah air cucian beras.

Setelah mengadakan sosialisasi di Balai Desa mahasiswa melanjutkan programnya


dengan menghadiri rapat bulanan kelompok tani dan menunjukkan proses
pembuatan pupuk cair di depan para anggota kelompok tani.
d. Hasil yang Dicapai dan Rencana Tindak Lanjut
a) Hasil yang Dicapai

Pelaksanaan program telah terlaksana pada hari Sabtu dengan mengumpulkan


ketua kelompok tani di balaidesa, yakni pada tanggal 27 Juli 2019.
b) Tindak Lanjut

Pemantauan dan pendampingan petani dalam membuat pupuk organik dari air
cucian beras dan melihat hasil yang diperoleh dari penggunaan pupuk dari air
cucian beras.
e. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat
1) Faktor Pendukung

Adanya dukungan dan juga bantuan dari Kepala Desa beserta perangkatnya
dalam mengumpulkan ketua kelompok tani untuk menyelenggarakan
sosialisasi. Dukungan juga didapatkan dari ketua kelompok tani yang aktif saat
sosialisasi dan mengijinkan mahasiswa KKN untuk mengikuti rapat bulanan
dan memberikan penjelasan mengenai pembuatan pupuk cari dari limbah air
cucian beras kepada para anggota kelompok tani.
2) Faktor Penghambat

Tidak semua kelompok tani di Desa Sundoluhur aktif dan tidak semua tamu
undangan dating ke acara sosialisasi.
f. Tolak Ukur Keberhasilan

Keberhasilan kegiatan ini dapat dilihat dari antusiasme para kelompok tani dalam
sesi tanya jawab saat menghadiri proses sosialisasi. Selain itu juga dari keaktifan
para anggota kelompok tani dalam mengikuti petunjuk pembuatan pupuk dari

125
limbah air cucian beras.
g. Anggaran Dana

Anggaran dana dalam kegiatan ini adalah Rp 50.000


h. Waktu dan Lokasi Realisasi program

Hari/Tanggal : Sabtu, 27 Juli 2019

Waktu : 10.00 – 11.00 WIB

Lokasi : Balai Desa Sundoluhur

2) Pemanfaatan Biji Kapuk Diolah Menjadi Cairan Antiseptik


a. Bidang Kegiatan
Melakukan pelatihan pembuatan antiseptik dari biji kapuk.
b. Maksud, Tujuan, dan Sasaran Program
1) Maksud Kegiatan
Kebanyakan biji kapuk di desa sundoluhur dijual kepada pelapak dan
dimanfaatkan untuk membuat minyak goreng.oleh karena itu agar tidak hanya
dimanfaatkan sebagai minyak biji kapuk ini dimanfaatkan sebagai antiseptik
dengan melakukan pelatihan pembuatan antiseptik dari biji kapuk.
2) Tujuan Kegiatan
Agar masyarakat di Desa Sundoluhur dapat memanfaatkan biji kapuk sebagai

antiseptik yang nantinya dapat dijadikan sebagai produk dan potensi di Desa
Sundoluhur.
3) Sasaran Kegiatan
Pengusaha kasur dan masyarakat yang memproduksi kasur.
c. Deskripsi Kegiatan
Mahasiswa KKN menjelaskan kepada para peserta sosialisasi mengenai potensi Desa
Sundoluhur sebagai penghasil Kasur kapuk. Proses produksi Kasur kapuk
manghasilkan banyak biji kapuk yang tidak terpakai. Kemudian, mahasiswa KKN
memberikan saran ssupaya biji kapuk yang tidak digunakan diolah menjadi antiseptic
yang menambah nilai guna dan juga nilai jual dari kapuk itu sendiri.
d. Hasil yang Dicapai dan Rencana Tindak Lanjut
a) Hasil yang Dicapai

126
Pelaksanaan program telah terlaksana pada hari dijadwalkan dengan
mengundang warga penghasil kasur dan ketua RT dan RW, yakni pada tanggal
27 Juli 2019.
b) Tindak Lanjut

Pemantauan dan pendampingan pembuatan antiseptik dari biji kapuk (


khususnya para pengusaha kapuk) sehingga dapat dijadikan sebagai solusi
dalam pemanfaatan biji kapuk.

e. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat


1) Faktor Pendukung

Adanya dukungan dan juga bantuan dari Kepala Desa beserta perangkatnya
dalam mengumpulkan peserta untuk menyelenggarakan sosialisasi. Dan
banyaknya biji kapuk yang tersedia di Desa Sundoluhur juga mendukung
jalannya program.
2) Faktor Penghambat

Banyaknya tamu undangan yang tidak hadir dalam acara sosialisasi.


f. Tolak Ukur Keberhasilan

Keberhasilan kegiatan ini dapat dilihat dari antusiasme para peserta sosialisasi dalam
sesi tanya jawab saat menghadiri proses sosialisasi. Selain itu juga dari keaktifan para
peserta dalam mengikuti instruksi pembuatan antiseptic dari biji kapuk.
g. Anggaran Dana

Anggaran dana dalam kegiatan ini adalah Rp 50.000


h. Waktu dan Realisasi Program/Kegiatan

Hari/Tanggal : Sabtu, 27 Juli 2019

Waktu : 11.00 – 12.00 WIB

Lokasi : Balai Desa Sundoluhur

3) Pengolahan Limbah Pertanian Menjadi Pupuk Kompos

a. Bidang Kegiatan

127
Pupuk kompos merupakan pupuk yang diperoleh dari limbah pertanian dan limbah
peternakan. Padi yang telah dipanen akan menghasilkan limbah pertanian berupa jerami
dan sekam padi.Oleh karena itu, dipilihlah program untuk membuat pupuk kompos dari
limbah pertanian seperti jerami dan sekam padi. Pembuatan pupuk kompos dari jerami
dan sekam padi ini dilakukan dengan penambahan EM4 sebagai penambah bakteri
pengurai. EM4 bermanfaat untuk menjaga kesuburan tanah dan tanaman.

b. Maksud, Tujuan dan Sasaran Program


1) Maksud Kegiatan

Maksud dari kegiatan ini adalah untuk mengurangi limbah pertanian khususnya
jerami dan sekam padi dengan cara mengolahnya menjadi pupuk kompos.
2) Tujuan Kegiatan
a) Memberikan penjelasan materi mengenai kandungan dari jerami dan sekam
padi.
b) Melaksanakan pembuatan pupuk kompos secara langsung.
3) Sasaran Kegiatan

Kegiatan ini ditujukan kepada tokoh masyarakat khususnya kelompok tani.


c. Deskripsi Kegiatan
Mahasiswa KKN memberikan penjelasan materi kandungan dari jerami dan sekam
padi, membandingkan kandungan dari pupuk yang telah di komposkan dan yang tidak
dikomposkan, serta menunjukkan karakteristik pupuk kompos yang tepat. Setelah
pemaparan materi dilanjutkan dengan sesi praktek pengolahan limbah pertanian menjadi
pupuk kompos dengan adanya penambahan bakteri EM4 sebagai bakteri pengurai
tambahan untuk tanaman. Kegiatan diakhiri dengan sesi tanya jawab dan foto bersama.

d. Hasil yang Dicapai dan Rencana Tindak Lanjut


Pengolahan limbah pertanian menjadi pupuk kompos dimulai sejak hari Kamis, 11
Juli 2019 yaitu dengan cara survei ke salah satu tokoh masyarakat dan kelompok tani
setelah itu koordinasi dengan perangkat desa dan kelompok tani. Berdasarkan diskusi,
didapat bahwa limbah pertanian biasanya hanya ditumpuk tanpa dilakukan pengolahan
lebih lanjut. Maka dari itu, dibutuhkan keterampilan serta pengetahuan untuk
mengolahnya menjadi produk yang bernilai jual. Selama proses menjalankan program,

128
selalu dilakukan koordinasi antara pihak terkait agar hasi sesuai dengan harapan dari
kelompok tani.

Hasil yang dicapai dari program ini adalah produk pupuk kompos. Kegiatan ini
dihadiri oleh ketua kelompok tani sekitar 10 orang, annantinya ketua dari kelompok tani
akan menyampaikan informasi tersebut kepada anggota.

Tindak lanjut dari program ini adalah pelaksanan pembuatan pupuk kompos dengan
benar bedasarkan prosedur yang ada.
e. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat
1) Faktor Pendukung
Adanya dukungan dari perangkat desa dan masyarakat khususnya kelompok tani,
terbukti dari adanya bantuan dari perangkat desa dalam sosialisasi akan
diadakannya kegiatan pelatihan kader. Dukungan dari kader kelompok tani juga
besar, terbukti dari antusiasme masyarakat dalam mengikuti program yang ada
karena materi yang disajikan dianggap sebagai pengetahuan yang baru dan perlu
diketahui oleh masing-masing individu demi mengurangi limbah yang ada
disekitar.
2) Faktor Penghambat

Kurangnya kemauan dari masyarakat itu sendiri untuk melakukan kegiatan ini
secara berkelanjutan.
d. Tolak Ukur Keberhasilan
Keberhasilan kegiatan ini terlihat dari antusiasme peserta, yaitu kader kelompok tani
dalam sesi tanya jawab dalam kegiatan pelatihan kader dan pelaksanaan pembuatan pupuk
kompos serta saling berbagi pengalaman mengenai pertanian.

e. Anggaran Dana
Anggaran dana dalam kegiatan ini adalah Rp 50.000
f. Waktu dan Lokasi Realisasi Program/Kegiatan
Hari/tanggal : Sabtu/27 Juli 2019
Waktu : Pukul 9.00-12.00 WIB
Lokasi : Balai Desa Sundoluhur

129
4) Pengolahan Limbah Biji Kapuk Menjadi Minyak Menggunakan Prinsip
Destilasi.

a. Bidang Kegiatan
Kasur kapuk merupakan salah satu produk unggulan dari Desa Sunduhur yang
diproduksi rumahan oleh warga setempat. Semakin banyaknya penggunaan kapuk untuk
membuat kasur mengakibatkan banyaknya limbah biji kapuk yang terbuang sia-sia atau
hanya dijual kepada pengepul dengan harga yang relatif murah. Padahal dalam biji kapuk
itu sendiri memiliki banyak manfaat jika dilakukan pengolahan lebih lanjut, salah satunya
diolah menjadi minyak.
Oleh karena itu, dipilihlah program pembuatan minyak dari limbah biji kapuk.

b. Maksud, Tujuan dan Sasaran Program


1) Maksud Kegiatan
Maksud dari kegiatan ini adalah untuk mengurangi limbah biji kapuk dengan cara
mengolahnya menjadi minyak.
2) Tujuan Kegiatan
a) Memberikan pengetahuan bari mengenai manfaat biji kapuk
b) Meningkatkan daya jual produk minyak biji kapuk
3) Sasaran Kegiatan
Kegiatan ini ditujukan kepada tokoh masyarakat khususnya kelompok tani.
c. Deskripsi Kegiatan
Mahasiswa KKN memberikan penjelasan materi kandungan biji kapuk serta manfaatnya.
Setelah pemaparan materi dilanjutkan dengan sesi praktek pengolahan limbah biji kapuk
menjadi minyak berdasarkan prinsip destilasi. Kegiatan diakhiri dengan sesi tanya jawab dan
foto bersama.
d. Hasil yang Dicapai dan Rencana Tindak
Pengolahan limbah biji kapuk menjadi minyak dimulai sejak hari Rabu, 10 Juli 2019 yaitu
dengan cara survei ke masyarakat produsen kasur kapuk setelah itu koordinasi dengan
perangkat desa dan kelompok tani. Berdasarkan diskusi, didapat bahwa biji kapuk dari
produsen kasur kapuk biasanya langsung dijual kepada pengepul. Maka dari itu, dibutuhkan
keterampilan serta pengetahuan untuk mengolahnya menjadi produk yang bernilai jual. Selama
proses menjalankan program, selalu dilakukan koordinasi antara pihak terkait agar hasi sesuai
dengan harapan dari kelompok tani.

130
Hasil yang dicapai dari program ini adalah produk minyak dari biji kapuk sekitar 5 mL
karena jumlah biji kapuk yang tidak terlalu banyak. Tindak lanjut dari program ini adalah
bentuk produk berupa minyak hasi dari biji kapuk.
e. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat
Adanya dukungan dari perangkat desa dan masyarakat khususnya kelompok tani, terbukti
dari adanya bantuan dari perangkat desa dalam sosialisasi akan diadakannya kegiatan pelatihan
kader. Dukungan dari kader kelompok tani juga besar, terbukti dari antusiasme masyarakat
dalam mengikuti program yang ada karena materi yang disajikan dianggap sebagai
pengetahuan yang baru dan perlu diketahui oleh masing-masing individu demi mengurangi
limbah yang ada disekitar
Faktor penghambat kurangnya kemauan dari masyarakat itu sendiri untuk melakukan
kegiatan ini secara berkelanjutan.
f. Tolak Ukur Keberhasilan
Keberhasilan kegiatan ini terlihat dari antusiasme peserta, yaitu kader kelompok tani
dalam sesi tanya jawab dalam kegiatan pelatihan kader dan pelaksanaan pembuatan pupuk
kompos serta saling berbagi pengalaman mengenai pertanian.
g. Anggaran Dana
Anggaran dana dalam kegiatan ini adalah Rp 50.000
h. Waktu dan Lokasi Realisasi Program/Kegiatan
Hari/tanggal : Sabtu/27 Juli 2018
Waktu : Pukul 9.00-12.00
Lokasi : Balai Desa Sundoluhur

5) Pemanfaatan Komoditas Pertanian Kacang Hijau sebagai Pudding Kacang Hijau


kepada Ibu-ibu PKK
a. Bidang Kegiatan
Desa Sundoluhur merupakan desa yang berada di Kecamatan Pati yang memiliki
hasil pertanian pangan yaitu padi, kacang hijau dan kacang tanah. Setelah masa panen,
hasil pertanian hasil panen dijual begitu saja tanpa pengolahan lebih lanjut. Padahal, jika
diolah menjadi suatu bentuk produk jadi bisa menjadi usaha yang menjanjikan. Mayoritas
ibu yang berada pada desa ini selain menjadi ibu rumah tangga, mereka menjadi pengrajin
kasur kapuk karena desa ini penghasil kapuk. Ibu-ibu kurang berminat untuk usaha
pangan dikarenakan kurangnya pengetahuan,

131
Oleh karena itu, dipilihlah program untuk memanfataankan komoditas pertanian desa
Sundoluhur salah satunya adalah kacang hijau yang akan dioiah menjadi pudding sebagai
bentuk diversifikasi pangan.

b. Maksud, Tujuan dan Sasaran Program


1) Maksud Kegiatan

Maksud dari kegiatan ini adalah untuk memanfaatkan produk pertanian desa
Sundoluhur yaitu kacang hijau menjadi olahan pangan yaitu pudding.
2) Tujuan Kegiatan

Tujuan dari kegiatan ini adalah :


a) Memberikan pengetahuan tentang cara membuat pudding kacang hijau
dalam bentuk video
b) Memberi pengetahuan tentang kacang hijau
c) Memberi pengetahuan tentang alternatif lain dari bahan yang digunakan
d) Membagikan hasil jadi pudding kacang hijau yang telah dibuat di posko
sebelumnya
3) Sasaran Kegiatan

Kegiatan ini ditujukan kepada ibu-ibu PKK

c. Deskripsi Kegiatan
Mahasiswa KKN memberikan penjelasan materi mengenai komoditas pertanian desa
Sundoluhur salah satunya kacang hijau yang tidak diolah dan dijual lebil lanjut.
Mahasiswa KKN memberikan pengetahuan mengenai kandungan kacang hijau yang baik
untuk tubuh karena mengandung protein yang tinggi hingga 20%. Kacang hijau bisa diolah
menjadi suatu produk pangan yaitu pudding. Mahasiswa menampilkan video pembuatan
pudding kacang hijau melalui proyektor dan menjelaskan kepada ibu-ibu PKK. Setelah
itu, mahasiswa membagikan produk pudding kacang hijau yang telah dibuat sebelumnya
di posko kepada ibu-ibu PKK. Ibu-ibu sangat antusias selama pemaparan materi.

d. Hasil yang Dicapai dan Rencana Tindak Lanjut

Hasil yang dicapai dalam pertemuan dan pemaparan mengenai pemanfaatan komoditas
pertanian kacang hijau menjadi pudding yaitu ibu-ibu PKK mengetahui cara

132
memanfaatkan hasil pertanian yaitu kacang hijau salah satunya menjadi pudding. Pudding
mudah dibuat karena hanya menggunakan beberapa bahan. Pudding ini bisa menjadi
salah satu produk yang bisa dijadikan usaha untuk menambah penghasilan.

e. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat


1) Faktor Pendukung
Antusiasme ibu-ibu PKK dalam mengikuti program pelatihan proses pembuatan
pudding kacang hijau diketahui dari muncul pertanyaan-pertanyaan sesudah
pemaparan materi program serta pemberian informasi berupa selembaran atau
brosur mengenai resep pudding kacang hijau
2) Faktor Penghambat
a) Ibu-ibu PKK tidak mau terlalu repot membuat makanan
b) Tidak semua ibu-ibu PKK mengikuti program pelatihan pembutan pudding
kacang hijau
c) Ada salah satu ibu PKK yang pulang terlebih dahulu sebelum program
pelatihan dimulai

f. Tolak Ukur Keberhasilan


Keberhasilan kegiatan ini terlihat dari antusiasme ibu-ibu PKK yang mengikuti
pemaparan materi mengenai pelatihan pembuatan pudding kacang hijau dan munculnya
banyak pertanyaan dalam sesi tanya jawab.

g. Anggaran Dana
Anggaran dana dalam kegiatan ini adalah Rp 100.000

h. Waktu dan Lokasi Realisasi Program/Kegiatan


Hari/tanggal : Sabtu/20 Juli 2019
Waktu : Pukul 13.00-16.00
Lokasi : Balai Desa Sundoluhur

Analisis SWOT Program Kerja

1. Pembuatan Pupuk Cair dari Limbah Air Cucian Beras

133
Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness)
• Meningkatnya pengetahuan petani • Tidak semua petani datang dalam
mengenai cara penigkatan hasil pelatihan
pertanian dengan menggunakan pupuk
organik.
• Meningkatnya kemampuan para petani
dalam membuat dan memanfaatkan air
cucian beras sebagai pupuk organik
untuk meningkatkan hasil pertanian.
Kesempatan (Oppotunities) Hambatan (Threats)
• Antusiasme dan dukungan dari petani • Latar belakang petani yang sering
untuk memanfaatkan air cucian beras menggunakan pupuk kimia untuk
sebagai pupuk organik. tanamannya.
• Banyaknya air cucian beras dan
mudahnya ditemukan bahan untuk
pembuatan pupuk organik

2. Pemanfaatan Biji Kapuk Diolah Menjadi Cairan Antiseptik


Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness)
• Meningkatnya pengetahuan pengusaha • Tidak semua pengusaha kapuk hadir
kapuk mengenai pemanfaatan biji kapuk dalam acara pelatihan
selain untuk pembuatan minyak. • Belum ada tempat produksi
• Meningkatnya kemampuan para antiseptik tersebut.
pengusaha kapuk dalam membuat
antiseptik dari biji kapuk
Kesempatan (Oppotunities) Hambatan (Threats)
• Antusiasme dan dukungan dari • Memerlukan campuran bahan-bahan
masyarakat khususnya pengusuha kapuk lain untuk membuatnya.
dalam pembuatan antiseptik dari biji
kapuk.
• Banyaknya ditemukan biji kapuk
sebagai bahan baku pembuatan

134
antiseptik dan bahan pendukung lainnya
dalam pembuatan antiseptik tersebut.
3. Pengolahan Limbah Pertanian Menjadi Pupuk Kompos
Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness)

• Meningkatnya pengetahuan para • Tidak semua para kelompok tani


kelompok tani untuk menghasilkan paham dalam membedakan pupuk
pupuk yang bagus. yang bagus dan tidak.

• Mampu memanfaatkan limbah dan bahan


yang mudah ditemui untuk membuat
pupuk.
Kesempatan (Oppotunities) Hambatan (Threats)

• Belum ada penyuluhan mengenai • Latar belakang pengetahuan yang


pembuatan pupuk kompos dari limbah berbeda membuat keterbatasan dalam
pertanian. mengolah limbah di sekitar.
4. Pengolahan Limbah Biji Kapuk Menjadi Minyak Menggunakan Prinsip
Destilasi.
Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness)

• Meningkatnya pengetahuan masyarakat • Tidak semua tokoh masyarakat


mengenai potensi biji kapuk. berpartisipasi aktif.

• Mampu memanfaatkan limbah biji kapuk


menjadi minyak.

Kesempatan (Oppotunities) Hambatan (Threats)

• Belum ada penyuluhan mengenai • Belum semua lapisan masyarakat


pembuatan minyak dari limbah biji mempunyai kesadaran untuk
kapuk. memanfaatkan limbah yang ada.
5. Pemanfaatan Komoditas Pertanian Kacang Hijau sebagai Pudding Kacang Hijau
kepada Ibu-ibu PKK
Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness)

135
• Meningkatnya pengetahuan Ibu-ibu • Tidak semua ibu-ibu PKK berminat
PKK tentang cara pemanfaatan dan untuk menjadikannya produk
pengolahan kacang hijau wirausaha
• Meningkatnya pengetahuan ibu-ibu
PKK tentang pembuatan pudding
• Meningkatnya pengetahuan ibu-ibu
PKK untuk alternatif lain bentuk kacang
hijau dalam pudding

• Membantu pemanfaatan komoditas


desa untuk produk wirausaha
• Antusiasme ibu-ibu dalam melihat
proses pembuatan pudding kacang hijau

• Pemberian informasi yaitu selembaran


atau brosur mengenai cara membuat
pudding kacang hijau
Kesempatan (Oppotunities) Hambatan (Threats)
• Belum ada program pelatihan • Ibu-ibu PKK tidak mau terlalu repot
pemanfaatan komoditas pertanian desa membuat makanan
yaitu kacang hijau menjadi bentuk • Tidak semua ibu-ibu PKK mengikuti
produk pangan program pelatihan pembutan pudding
kacang hijau

• Ada salah satu ibu PKK yang pulang


terlebih dahulu sebelum program
pelatihan dimulai

136
Lampiran

I. Pembuatan Antiseptik dari Biji Kapuk Pada 27 Juli 2019 di Balai Desa
Sundoluhur

Foto 1.1 Foto 1.2

Kegiatan pemasangan biopori atau pelaksanaanKegiatan pemasangan biopori atau pelaksanaan


program multidisiplin BPT2P (Biopori program multidisiplin BPT2P (Biopori
Trimulyo, Penyuburan dan Penyerapan Trimulyo, Penyuburan dan Penyerapan
II. Pembuatan Pupuk Cair dari Limbah Air Cucian Beras pada 10 Agustus
2019 di Rumah Ketua Kelompok Tani “Sido Makmur”

Foto 2.1. Foto 2.2.

Sosialisasi tentang manfaat limbah air cucian setelah memberikan sosialisasi, mahasiswa
beras yang dapat dimanfaatkan menjadi KKN memberikan contoh pembuatan
pupuk cair pupuk cair dari limbah air cucian beras
III. Pengolahan Limbah Pertanian Menjadi Pupuk Kompos Pada 10 Agustus
2019 Di Rumah Ketua Kelompok Tani “Sido Makmur”

137
Foto 3.1 Foto 3.2

Sosialisasi tentang manfaat limbah pertanian Praktik pembuatan pupuk kompos dari
untuk dijadikan pupuk kompos limbah pertanian berupa jerami yang
sudah dibakar
IV. Pengolahan Limbah Biji Kapuk Menjadi Minyak Menggunakan Prinsip
Destilasi pada tanggal 27 Juli 2019 di Balai Desa Sundoluhur

Foto 4.1 Foto 4.2


Penyampaian Sosialisasi Minyak dari Biji Praktik pembuatan minyak dari biji kapuk
Kapuk

V. Pemanfaatan Komoditas Pertanian Kacang Hijau sebagai Pudding Kacang


Hijau kepada Ibu-ibu PKK pada tanggal 20 Juli 2019

138
Foto 5.1 Foto 5.2
Pemaparan materi mengenai potensi Desa Pelatihan pembuatan pudding kacang hijau
Sundoluhur berupa kacang hijau yang dapat kepada ibu-ibu PKK
diolah menjadi pudding

8. Program Unggulan Desa Pasuruhan


1) Pemberdayaan Petani dalam Pemanfaatan Edible Coating dari Lidah Buaya
untuk Menambah Masa Simpan Krai

a. Bidang Kegiatan
Krai merupakan sayuran yang banyak ditanam oleh petani pada musim tanam
kemarau. Krai dipilih oleh petani karena budidayanya yang mudah dengan biaya yang
murah dengan waktu panen yang beberapa kali sehingga diharapkan pendapatan yang
diperoleh tidak hanya sekali. Krai meruakan komoditas yang mudah sekali menua dan
rusak. Masyarakat Desa Pasuruhan belum mengetahui cara memperpanjang masa simpan
pangan khususnya pada komoditas krai.
Oleh karena itu, dipilihlah program untuk pelatihan kelompok tani tentang
pembuatan edible coating dari lidah buaya untuk menambah masa simpan dan memberi
nilai tambah krai.

b. Maksud, Tujuan dan Sasaran Program


1) Maksud Kegiatan

Maksud dari kegiatan ini adalah meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan


kelompok tani untuk memperpanjang masa simpan dan memberi nilai tambah
komoditas pertanian yang dihasilkan.
2) Tujuan Kegiatan

139
Tujuan dari kegiatan ini adalah :
c) Memberikan penjelasan materi pentingnya memperpanjang masa simpan
sayur/buah
d) Memberikan penjelasan materi pengenalan tentang edible coating
e) Mengajarkan keterampilan cara pembuatan edible coating dari lidah buaya
3) Sasaran Kegiatan

Kegiatan ini ditujukan kepada kelompok tani, khususnya kelompok tani di Desa
Pasuruhan
c. Deskripsi Kegiatan
Mahasiswa KKN memberikan penjelasan materi mengenai pentingnya
memperpanjang masa simpan sayur/buah serta pengenalan edible coating, dan
memberikan pengajaran cara pembuatan edible coating dari lidah buaya dengan benar
bedasarkan litelatur yang dapat diterapkan kelompok tani untuk memperpanjang masa
simpan komoditas hasil pertanian setiap selesai panen. Setelah pemaparan materi
dilanjutkan dengan sesi praktik pembuatan edible coating dari lidah buaya. Kegiatan
diakhiri dengan sesi tanya jawab dan foto bersama.

d. Hasil yang Dicapai dan Rencana Tindak Lanjut

Perancangan kegiatan pelatihan kelompok tani dimulai pada hari Jumat, 12 Juli 2019
untuk melihat kondisi pertanian di Desa Pasuruhan, dilanjutkan dengan berdiskusi
bersama ketua kelompok tani mengenai permasalahan yang ada pada pertanian di Desa
Pasuruhan. Bedasarkan diskusi, didapatkan bahwa belum adanya pengetahuan masyarakat
tentang cara memperpanjang masa simpan pangan khususnya pada komoditas krai, dan
belum adanya pemanfaatan bahan alami untuk menambah masa simpan produk hasil
pertanian seperti krai. Maka dari itu, dibutuhkan pelatihan bagi kelompok tani mengenai
pembuatan edible coating dari lidah buaya, agar mengenal dan mengetahui pentingnya dan
kelebihan dari edible coating untuk memperpanjang masa simpan komoditas hasil
pertanian.

Hasil yang dicapai dari program ini adalah pelaksanaan pelatihan kelompok tani yang
diselenggarakan pada hari Selasa, 30 Juli 2019 di Balai Desa. Kegiatan diikuti oleh 8 orang
dari 10 kelompok tani di Desa Pasuruhan.

Tindak lanjut dari program ini adalah pelaksanan pemantauan realisasi praktik
pemanfaatan edible coating pada komoditas krai dengan benar.

140
e. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat
1) Faktor Pendukung
Adanya dukungan dari ketua kelompok tani desa dan perangkat desa, terbukti dari
adanya bantuan dari perangkat desa dalam sosialisasi akan diadakannya kegiatan
pelatihan kelompok tani. Dukungan dari kelompok tani juga besar, terbukti dari
antusiasme kelompok tani untuk datang dan mengikuti kegiatan dengan aktif
hingga selesai.
2) Faktor Penghambat
Kurangnya bahan untuk para kelompok tani agar dapat mempraktikkan secara
langsung pembuatan edible coating dengan benar

f. Tolak Ukur Keberhasilan


Keberhasilan kegiatan ini terlihat dari antusiasme peserta, yaitu kelompok tani dalam
sesi tanya jawab dalam kegiatan pelatihan kelompok tani dan pelaksanaan realisasi praktik
pemanfaatan edible coating pada komoditas krai dengan benar.
g. Anggaran Dana
Anggaran dana dalam kegiatan ini adalah Rp 70.000
h. Waktu dan Lokasi Realisasi Program/Kegiatan
Hari/tanggal : Selasa/30 Juli 2019
Waktu : Pukul 16.00-17.00
Lokasi : Balai Desa Pasuruhan

2) Pemberdayaan Ibu PKK dalam pembuatan pudding waluh sebagai bentuk


diversifikasi pangan

a. Bidang Kegiatan
Waluh adalah komoditas hortikutura, waluh merupakan buah sayur yang melimpah
di Desa Pasuruhan. Waluh mempunyai banyak manfaat bagi kesehatan, dan dapat
dimanfaatkan dengan pengolahan pangan. Komoditas waluh biasanya hanya dijual dalam
kondisi segar, sehingga perlu adanya penginformasian bahwa waluh dapat diolah menjadi
berbagai macam produk dan dikembangkan menjadi usaha skala menengah untuk
meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar.
Oleh karena itu, dipilihlah program pembuatan pudding waluh sebagai bentuk
diversifikasi pangan, dan menambah nilai jual dari waluh.

141
b. Maksud, Tujuan dan Sasaran Program
1) Maksud Kegiatan

Maksud dari kegiatan ini adalah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan Ibu
PKK untuk membuat olahan dari komoditas pertanian yang ada di Desa Pasuruhan
agar dapat meningkatkan daya jualnya.
2) Tujuan Kegiatan

Tujuan dari kegiatan ini adalah :


c) Memberikan pengetahuan tentang pentingnya diversifikasi pangan.
d) Memberikan pengetahuan tentang manfaat dan kelebihan waluh bagi
kesehatan tubuh
e) Mengajarkan keterampilan cara pembuatan pudding dari waluh
f) Meningkatkan daya jual komoditas waluh
3) Sasaran Kegiatan

Kegiatan ini ditujukan kepada anggota Ibu PKK Desa Pasuruhan


c. Deskripsi Kegiatan
Mahasiswa KKN memberikan penjelasan materi mengenai pentingnya diversifikasi
pangan serta manfaat komoditas waluh bagi kesehatan tubuh, dan memberikan pengajaran
cara pembuatan pudding dari waluh yang dapat diterapkan Ibu PKK sebagai bentuk
diversifikasi pangan hasil pertanian Desa Pasuruhan. Setelah pemaparan materi
dilanjutkan dengan sesi penjelasan tentang cara pembuatan pudding dari waluh. Kegiatan
diakhiri dengan sesi tanya jawab dan foto bersama.

d. Hasil yang Dicapai dan Rencana Tindak Lanjut

Perancangan kegiatan pelatihan Ibu PKK dimulai pada hari Rabu, 10 Juli 2019 untuk
melihat kondisi terkait dengan kondisi Ibu PKK, UMKM dan home industry yang ada di
Desa Pasuruhan, dilanjutkan dengan berdiskusi bersama Ibu Kepala Desa sebagai ketua
Ibu PKK mengenai permasalahan yang ada di Desa Pasuruhan. Bedasarkan diskusi,
didapatkan bahwa belum adanya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya
diversifikasi pangan, dan masih kurangnya pengembangan produk pertanian dari hasil
petani sekitar desa. Maka dari itu, dibutuhkan pelatihan bagi Ibu PKK mengenai
pembuatan pudding dari waluh sebagai bentuk diversifikasi pangan, dan menambah nilai
jual dari waluh sebagai komoditas hasil pertanian Desa Pasuruhan.

Hasil yang dicapai dari program ini adalah pelaksanaan pelatihan Ibu PKK yang

142
diselenggarakan pada hari Jumat, 2 Agustus 2019 di Balai Desa. Kegiatan diikuti oleh 15
orang dari 25 Ibu PKK di Desa Pasuruhan.
Tindak lanjut dari program ini adalah pelaksanan pemantauan realisasi praktik
pengolahan pangan dari hasil pertanian di Desa Pasuruhan.

e. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat


1) Faktor Pendukung
Adanya dukungan dari Ibu Kepala Desa terbukti dari adanya bantuan dari Ibu
Kepala Desa dalam sosialisasi akan diadakannya kegiatan pelatihan Ibu PKK.
Dukungan dari Ibu PKK juga besar, terbukti dari antusiasme Ibu PKK untuk
datang dan mengikuti kegiatan dengan aktif hingga selesai.
2) Faktor Penghambat
Kurangnya kondisi yang memungkinkan untuk para Ibu PKK agar dapat
mempraktikkan secara langsung pembuatan pudding waluh dikarenakan tempat
dan waktu, serta alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan pudding
waluh kurang memadai.
3) Tolak Ukur Keberhasilan
Keberhasilan kegiatan ini terlihat dari antusiasme dari peserta pelatihan yaitu Ibu
PKK di Desa Pasuruhan dalam sesi tanya jawab setelah sesi pemaparan materi
dan penjelasan cara pembuatan pudding waluh.
f. Anggaran Dana
Anggaran dana dalam kegiatan ini adalah Rp 200.000
g. Waktu dan Lokasi Realisasi Program/Kegiatan
Hari/tanggal : Jumat/2 Agustus 2019
Waktu : Pukul 19.00-20.00
Lokasi : Balai Desa Pasuruhan

3) Pemberdayaan Kelompok Tani dan Ibu-ibu Rumah Tangga dalam


Pembuatan Pupuk Cair Organik Berbahan Dasar Air Cucian Beras di Desa
Pasuruhan
a. Bidang Kegiatan
Air cucian beras merupakan limbah rumah tangga yang dihasilkan setiap harinya oleh
ibu-ibu rumah tangga. Air cucian beras biasanya hanya dibuang atau kadang hanya
digunakan untuk menyiram tanaman. Padahal dalam air cucian beras terdapat

143
mikroorganisme penghasil zat hara yang dapat digunakan untuk menyuburkan tanah.
Selain itu, dalam air cucian beras terdapat kandungan nutrisi yang cukup tinggi
diantaranya karbohidrat, zat besi dan vitamin B1 yang baik untuk pertumbuhan dan
perkembangbiakan tanaman. Air cucian beras ini harus ada pengolahan tersendiri agar
dapat menjadi pupuk bagi tanaman.
Oleh karena itu, dipilihlah program untuk pemberdayaan dan pembuatan pupuk
organic cair berbahan dasar limbah cucian beras pada kelompok tani dan ibu-ibu rumah
tangga agar limbah air cucian beras dapat digunakan untuk hal yang lebih bermanfaat.
b. Maksud, Tujuan dan Sasaran Program
1) Maksud Kegiatan

Maksud dari kegiatan ini adalah untuk memanfaatkan limbah air cucian beras yang
biasanya hanya dibuang begitu saja dan untuk memberdayakan ibu-ibu rumah tangga
agar mempunyai keterampilan dalam mengolah limbah rumah tangga. Selain itu,
dapat memberikan aternatif bagi petani untuk mendapatkan pupuk yang murah,
efektif dan efisien.
2) Tujuan Kegiatan

Tujuan dari kegiatan ini adalah :


a. Meningkatkan nilai jual limbah air cucian beras
b. Memberikan pelatihan kepada ibu-ibu agar mempunyai ketrampilan dalam
mengolah limbah rumah tangga
c. Memberikan pupuk alternative bagi petani yang murah, efektif dan efisien
3) Sasaran Kegiatan

Kegiatan ini ditujukan kepada ibu-ibu rumah tangga dan kelompok tani Desa
Pasuruhan.
c. Deskripsi Kegiatan
Mahasiswa KKN memberikan penjelasan materi mengenai bahaya penggunaan pupuk
anorganik bagi kesuburan tanah dan tanaman serta pentingnya penggunaan pupuk organic
dan dilanjut materi tentang pemanfaatan limbah air cucian beras yang mengandung banyak
nutrisi yang sangat baik untuk kesuburan tanah. Setelah pemaparan materi dilanjutkan
dengan sesi demo pembuatan pupuk organic cair dari air cucian beras yang ditambahkan
EM4 sebagai bioaktivator dan gula merah sebagai sumber karbohidrat. Program ini
dilaksanakan bersama ibu-ibu rumah tangga dan kelompok tani. Kegiatan diakhiri dengan
sesi tanya jawab dan foto bersama.

144
d. Hasil yang Dicapai dan Rencana Tindak Lanjut

Perencanaan program ini dimulai saat bertemu dengan Bapak Warsito selaku Kepala
Desa Pasuruhan yang menceritakan tentang permasalahan yang ada di Desa Pasuruhan
salah satunya belum ada pemanfaatan limbah rumah tangga oleh masyarakat dan
banyaknya petani Desa Pasuruhan yang mengeluh akibat gagalnya panen saat musim
kemarau karena tanahnya mongering. Setelah itu dilanjutkan bertemu dengan Bapak
Mukid selaku Ketua Kelompok Tani Desa Pasuruhan yang menceritakan bahwa penyebab
gagal panen yang dialami petani disebabkan penggunaan pupuk anorganik (pupuk kimia)
karena dianggap paling efektif untuk menunjang pertumbuhan tanaman. Berdasarkan
masalah tersebut dibuatlah program pmberdayaan dan pembuatan pupuk organic cair dari
air cucian beras kepada kelompok tani dan ibu-ibu rumah tangga.

Hasil yang dicapai dari program ini adalah pelaksanaan pelatihan kepada kelompok
tani dan ibu rumah tangga yang diselenggarakan pada hari Selasa, 30 Juli 2019 di Balai
Desa. Kegiatan diikuti oleh 8 orang terdiri dari 3 orang ibu rumah tangga dan 4 orang
kelompok tani serta 1 orang dari perangkat Desa Pasuruhan.

Tindak lanjut dari program ini adalah pelaksanan pemantauan penggunaan pupuk
organic cair yang telah dibuat terhadap pertumbuhan tanaman dan kelembapan tanah.
e. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat
1) Faktor Pendukung
Adanya dukungan dari kelompok tani, ibu-ibu rumah tangga dan perangkat desa,
terbukti dari adanya bantuan dari perangkat desa dalam kegiatan pemberdayaan
dan pembuatan pupuk organic cair. Dukungan dari kelompok tani dan ibu-ibu
rumah tangga juga besar, terbukti dari antusiasme untuk datang dan mengikuti
kegiatan dengan aktif hingga selesai.
2) Faktor Penghambat
g) Masih banyak anggota kelompok tani yeng belum dapat hadir dikarenakan
waktu pelatihan dilakukan sore hari dan petani masih ada kesibukan di
sawah.
f. Tolak Ukur Keberhasilan
Keberhasilan kegiatan ini terlihat dari antusiasme peserta, yaitu ibu-ibu rumah tangga
dan kelompok tani dalam sesi tanya jawab dalam kegiatan pembuatan pupuk organic cair
dan pelaksanaan pemantauan pertumbuhan dan kelembapan tanah pada hari berikutnya.
g. Anggaran Dana

145
Anggaran dana dalam kegiatan ini adalah Rp 90.000
h. Waktu dan Lokasi Realisasi Program/Kegiatan
Hari/tanggal : Selasa, 30 Juli 2019
Waktu : Pukul 16.00-18.00
Lokasi : Balai Desa Pasuruhan

4) Pemberdayaan Kelompok Ternak Desa Pasuruhan dalam Pembuatan


Alternatif Pakan Ternak Ayam Petelur Berbahan Dasar Limbah Cangkang
Keong Emas
a. Bidang Kegiatan
Keong mas menjadi salah satu hama yang merugikan bagi petani Desa Pasuruhan.
Hama ini menyerang tanaman padi dengan cara memakan tanaman baik pada daun, akar
maupun batang padi. Keong mas menjadi hama yang sulit untuk diatasi karena seekor
keong betina mampu menghasilkan telur sebanyak 1000-1200 butir telur. Apabila keong
menyerang 1 hektar tanah yang ditanami padi, hama keong mampu memenuhi sawah
tersebut, sehingga dapat menyebabkan gagal panen. Masyarakat Desa Pasuruhan
biasanya memanfaatkan daging keong untuk dijadikan olahan makanan, misalnya diolah
menjadi krupuk yang menjadi salah satu produk unggulan Desa Pasuruhan. Namun,
cangkang keong hanya dibiarkan menumpuk di tempat pembuangan sampah, tidak ada
pemanfaatan dan pengolahan limbah ini. Padahal apabila ditinjau dari kandungannya,
cangkang keong mempunyai kandungan kalsium, protein dan fosfor. Kandungan ini
sangat dibutuhkan bagi ayam petelur untuk meningkatkan kualitas telur yang diproduksi.
Oleh karena itu, dipilihlah program pemberdayaan dan pelatihan pembuatan
alternative pakan ternak ayam petelur berbahan dasar limbah cangkang keong mas.
b. Maksud, Tujuan dan Sasaran Program
1) Maksud Kegiatan

Maksud dari kegiatan ini adalah menciptakan pakan ayam petelur dengan
memanfaatkan limbah cangkang keong dengan biaya murah, mudah, efektif dan
efisien serta untuk meningkatkan nilai jual limbah cangkang keong mas.
2) Tujuan Kegiatan

Tujuan dari kegiatan ini adalah :

146
a. Memberikan trobosan baru bagi masyarakat Desa Pasuruhan untuk
mendapatkan pakan ternak yang mudah dan murah dengan memanfaatkan
limbah cangkang keong mas
b. Meningkatkan nilai jual limbah cangkang keong mas.
3) Sasaran Kegiatan

Kegiatan ini ditujukan kepada anggota Kelompok Ternak dan perangkat desa.
c. Deskripsi Kegiatan
Mahasiswa KKN memberikan pemaparan materi mengenai limbah cangkang keong
yang ada di Desa Pasuruhan, kandungannya serta manfaatnya apabila dimanfaatkan lebih
lanjut. Kemudian setelah itu, dilanjutkan demo pembuatan pakan ayam dengan cara
menumbuk cangkang keong yang telah dicuci dan dikeringkan sebelumnya, kemudian
mengayak hasil tumbukan dan tepung cangkang keong siap untuk dijadikan pakan ternak
ayam. Program ini dilaksanakan bersama kelompok ternak dan perangkat desa.
d. Hasil yang Dicapai dan Rencana Tindak Lanjut
Perancangan program ini dimulai setelah melakukan wawancara kepada bapak kepala
desa pada tanggal 26 Juli 2019 yang memberitahukan limbah cangkang keong yang
menggunung di tempat pembuangan sampah yang belum dimanfaatkan oleh warga.
Kemudian dilanjutkan wawancara dengan kelompok ternak mengenai permasalahan pada
peternakan pada tanggal 29 Juli 2019 dan menghasilkan informasi bahwa peternak ayam
kesulitan mendapatkan pakan dengan harga murah. Oleh karena itu dibutuhkan pakan
ternak ayam dengan biaya yang murah dan mudah. Program ini ditunjukan untuk
kelompok ternak dan perangkat desa dengan tujuan agar nanti mudah diaplikasikan di
masyarakat.

Hasil yang dicapai dari program ini adalah pelaksanaan pelatihan kepada kelompok
ternak dan perangkat desa yang diselenggarakan pada hari Sabtu, 10 Agustus 2019 di Balai
Desa Pasuruhan. Kegiatan diikuti oleh 10 orang terdiri dari 4 orang kelompok ternak dan
6 orang perangkat Desa Pasuruhan.

Tindak lanjut dari program ini adalah pelaksanan pemantauan penggunaan pakan
ayam yang telah dibuat terhadap kualitas telur yang diproduksi oleh ayam petelur.
e. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat
1) Faktor Pendukung
Adanya dukungan dari Kelompok Ternak dan Perangkat Desa yang sangat
antusias mengikuti pelatihan dan aktif untuk mengikuti Tanya jawab.

147
2) Faktor Penghambat
f) Masih banyak kelompok ternak Desa Pasuruhan yang belum bisa hadir
mengikuti acara tersebut
f. Tolak Ukur Keberhasilan
Keberhasilan kegiatan ini terlihat dari antusiasme dari peserta pelatihan pembuatan
pakan ayam dari cangkang keong dan rasa ingin tahu peserta sangat tinggi yang ditunjukan
keaktifan dalam mengikuti tanya jawab.
g. Anggaran Dana
Anggaran dana dalam kegiatan ini adalah Rp 35.000
h. Waktu dan Lokasi Realisasi Program/Kegiatan
Hari/tanggal : Sabtu, 10 Agustus 2018
Waktu : Pukul 10.30-11.30
Lokasi : Balai Desa Pasuruhan

5) Pemberdayaan seluruh bendahara unit BUMDes mengenai proses


pembukuan keuangan dan pengaplikasian pada Ms. Excel
a. Bidang Kegiatan
BUMDes wajib untuk membuat laporan keuangan seluruh unit BUMDes tiap bulan
secara jujur dan transparan, yang nantinya akan digunakan dalam pengambilan
keputusan. Untuk membuat laporan keuangan harus melalui proses pembukuan keuangan
berdasarkan prinsip akuntansi yang baik dan benar. Proses pembukuan keuangan
sebaiknya tidak dilakukan secara manual, melainkan menggunakan aplikasi seperti Ms.
Excel untuk menghemat waktu dan meminimalisir kesalahan dalam penghitungan
maupun penginputan data.
Oleh karena itu, dipilihlah program untuk pemberdayaan seluruh bendahara unit
BUMDes mengenai proses pembukuan keuangan dan pengaplikasian pada Ms. Excel.
b. Maksud, Tujuan dan Sasaran Program
4) Maksud Kegiatan

Maksud dari kegiatan ini adalah untuk dapat membuat laporan keuangan melalui
proses pembukuan keuangan yang baik dan benar dengan menggunakan Ms.
Excel.
5) Tujuan Kegiatan

Tujuan dari kegiatan ini adalah :

148
f) Untuk mengetahui proses pembukuan keuangan berdasarkan prinsip
akuntansi yang baik dan benar.
g) Untuk mengetahui perkembangan setiap unit BUMDes
h) Untuk mengetahui data keuangan setiap unit BUMDes
i) Untuk mengetahui cara kerja aplikasi Ms. Excel dalam proses pembukuan
keuangan
6) Sasaran Kegiatan

Kegiatan ini ditujukan kepada seluruh bendahara unit BUMDes Desa Pasuruhan.
c. Deskripsi Kegiatan
Mahasiswa KKN memulai kegiatan dengan memberikan penjelasan materi mengenai
proses pembukuan keuangan BUMDes berdasarkan prinsip akuntansi yang baik dan benar,
kemudian bersama-sama dengan para peserta mengerjakan beberapa contoh soal transaksi
menggunakan aplikasi Ms. Excel pada laptop dan mengikuti tahapan-tahapan pada proses
pembukuan keuangan yang dimulai dari jurnal hingga laporan keuangan. Pada akhir
kegiatan, disediakan waktu tanya jawab bagi peserta.
d. Hasil yang Dicapai dan Rencana Tindak Lanjut

Perencanaan program ini dimulai saat bertemu dengan Bapak Warsito selaku Kepala
Desa Pasuruhan yamg menjelaskan mengenai potensi dan masalah yang dihadapi di Desa
Pasuruhan. Kemudian melakukan pertemuan dengan Bapak Khomsin selaku Ketua Umum
BUMDes yang menjelaskan bahwa setiap bendahara unit BUMDes tidak semuanya
memiliki latar belakang ekonomi, sehingga sangat diperlukan pengetahuan mengenai
proses pembukuan keuangan yang baik dan benar serta proses pembukuan yang dilakukan
masih secara manual. Selanjutnya, melakukan pertemuan dengan Ibu Sumartini selaku
Bendahara Umum BUMDes yang menjelaskan mengenai kekurangan yang ada dalam
proses pembukuan keuangan BUMDes.

Hasil yang dicapai dari program ini adalah pelaksanaan program yang diselenggarakan
pada hari Kamis, 01 Agustus 2019 di Balai Desa. Kegiatan diikuti oleh 11 orang, yang
terdiri dari Bapak Kepala Desa, Ketua umum BUMDes, Bendahara umum BUMDes,
Sekretaris umum BUMDes, dan 7 orang Bendahara unit BUMDes.

Tindak lanjut dari program ini adalah pemantauan proses pembukuan keuangan yang
telah dilakukan oleh BUMDes.
e. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat

149
1) Faktor Pendukung
Adanya dukungan dari Bapak Kepala Desa dan Bapak Khomsin selaku Ketua
umum BUMDes. Program ini juga dihadiri oleh seluruh bendahara unit
BUMDes yang menunjukkan ketertarikan akan materi yang akan dibahas.
2) Faktor Penghambat
Tidak semua bendahara unit BUMDes memiliki laptop atau komputer, sehingga
pada proses pengaplikasian dalam Ms. Excel memerlukan bantuan laptop dari
teman tim KKN .
f. Tolak Ukur Keberhasilan
Keberhasilan kegiatan ini terlihat dari antusiasme dan keaktifan peserta pada saat
berlangsungnya kegiatan yaitu dengan sesi tanya jawab yang dilakukan serta pelaksanaan
pemantauan proses pembukuan keuangan yang dilakukan.
g. Anggaran Dana
Anggaran dana dalam kegiatan ini adalah Rp 50.000,-
h. Waktu dan Lokasi Realisasi Program/Kegiatan
Hari/tanggal : Kamis/01 Agustus 2019
Waktu : Pukul 18.30 – 21.00
Lokasi : Balai Desa Pasuruhan

• Analisis SWOT Program


1. Pemberdayaan Petani dalam Pemanfaatan Edible Coating dari Lidah
Buaya untuk Menambah Masa Simpan Krai
Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness)
• Dukungan dan sambutan yang baik • Kelompok tani setempat kurang
dari Kepala Desa, Ketua Kelompok memahami tentang kelebihan dan
Tani, dan Kelompok Tani manfaat dari memperpanjang
• Antusias para kelompok tani ketika masa simpan komoditas pertanian
diadakan pelatihan tentang
pembuatan edible coating
Kesempatan (Opportunities) Hambatan (Threats)
3) Belum ada pengetahuan masyarakat 5) Komoditas krai yang terlalu
tentang cara memperpanjang masa melimpah sedangkan komoditas
lidah buaya yang tidak melimpah

150
simpan pangan khususnya pada
komoditas krai
4) Belum adanya pemanfaatan bahan
alami untuk menambah masa
simpan produk hasil pertanian
seperti krai
2. Pemberdayaan Ibu PKK dalam pembuatan pudding waluh sebagai
bentuk diversifikasi pangan
Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness)
6) Dukungan dan sambutan yang baik 8) Ibu PKK setempat kurang
dari Kepala Desa, Ibu Kepala Desa, memahami tentang pentingnya
dan Ibu PKK diversifikasi pangan dalam
7) Antusias para Ibu PKK ketika pengolahan pangan dari komoditas
diadakan pelatihan tentang pertanian di desa
pembuatan pudding waluh
Kesempatan (Opportunities) Hambatan (Threats)
9) Belum adanya pengetahuan 11) Produk hasil pertanian di Desa
masyarakat tentang pentingnya Pasuruhan bersifat musiman, tidak
diversifikasi pangan selalu ada sepanjang tahun
10) Masih kurangnya pengembangan
produk pertanian dari hasil petani
sekitar desa.

3. Pemberdayaan Kelompok Tani dan Ibu-ibu Rumah Tangga Desa


Pasuruhan dalam Pembuatan Pupuk Cair Organik Berbahan Dasar Air
Cucian Beras
Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness)
• Dukungan dan sambutan yang baik • Banyak kelompok tani yang belum
dari Kepala Desa, Ibu-ibu rumah bisa hadir dalam acara tersebut
tangga dan kelompok tani dikarenakan masih ada kesibukan
• Antusias ibu-ibu rumah tangga dan di sawah
kelompok tani saat diadakan

151
pembuatan pupuk organic cair
dalam sesi tanya jawab
Kesempatan (Oppotunities) Hambatan (Threats)
12) Belum ada pemberdayaan 13) Petani masih banyak
masyarakat mengenai pemanfaatan menggunakan pupuk kimia (pupuk
limbah air cucian beras anorganik) saat memupuk tanaman
4. Pemberdayaan Kelompok Ternak Desa Pasuruhan dalam Pembuatan
Alternatif Pakan Ternak Ayam Petelur Berbahan Dasar Limbah
Cangkang Keong Mas
Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness)
• Dukungan dan sambutan yang baik 14) Banyak kelompok ternak yang
dari Kepala Desa, perangkat desa belum bisa hadir
dan kelompok ternak
Kesempatan (Oppotunities) Hambatan (Threats)
15) Banyaknya limbah cangkang keong 16) Peternak masih banyak
yang menggunung di TPA dan menggunakan pakan sintesis
belum dimanfaatkan

5. Pemberdayaan seluruh bendahara unit BUMDes mengenai proses


pembukuan dan pengaplikasian pada Ms. Excel.
Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness)
• Dukungan dari Kepala Desa, • Para bendahara unit BUMDes
Kepala umum BUMDes, serta tidak semuanya memiliki latar
setiap Bendahara unit BUMDes. belakang ekonomi.
• Antusias dari para peserta yaitu
Bendahara unit BUMDes dan
Kepala umum BUMDes dalam sesi
tanya jawab.
Kesempatan (Oppotunities) Hambatan (Threats)
17) Belum melakukan proses 19) Tidak semua bendahara unit
pembukuan keuangan dengan baik BUMDes memilik laptop atau
dan benar. computer.

152
18) Proses pembukuan keuangan masih
dilakukan secara manual.

• Lampiran
a. Pemberdayaan Petani dalam Pemanfaatan Edible Coating dari Lidah Buaya
untuk Menambah Masa Simpan Krai
Penyampaian materi dan praktik
pembuatan edible coating

Kegiatan tanya jawab dalam


pembuatan edible coating

153
b. Pemberdayaan Ibu PKK dalam pembuatan pudding waluh sebagai bentuk
diversifikasi pangan
Penyampaian materi dan praktik
pembuatan pudding waluh

Ibu PKK mencicipi pudding waluh

c. Pemberdayaan seluruh bendahara unit BUMDes mengenai proses pembukuan


dan pengaplikasian pada Ms. Excel.
Penyampaian materi

Mengaplikasikan proses pembukuan pada


Ms. Excel bersama dengan para peserta dan
dibantu teman tim KKN

154
d. Pemberdayaan Kelompok Tani dan Ibu-ibu Rumah Tangga Desa Pasuruhan
dalam Pembuatan Pupuk Cair Organik Berbahan Dasar Air Cucian Beras
Penyampaian materi

Demo Pembuatan Pupuk Organik Cair dari


Air Cucian Beras

Sesi Tanya Jawab

155
Foto Bersama dengan Kelompok Tani dan
Ibu-ibu Rumah Tangga

Produk Pupuk Organik Cair

Pengaplikasian Produk Pupuk Organik


Cair dari Air Cucian Beras

e. Pemberdayaan Kelompok Ternak Desa Pasuruhan dalam Pembuatan Alternatif


Pakan Ternak Ayam Petelur Berbahan Dasar Limbah Cangkang Keong Mas

156
Survey Limbah Cangkang Keong di TPA

Pengambilan Cangkang Keong di TPA

Penyampaian materi

Demo Pembuatan Pakan Ayam Petelur

157
Sesi tanya jawab

9. Program Unggulan Desa Pesagi


1) Masyarakat Sadar Sampah : Pendampingan Pemilahan Sampah
a. Bidang Kegiatan
Pemilahan sampah merupakan aspek penting yang harus diperhatikan dalam
mengelola sampah. Di Desa Pesagi, sampah masih ditimbun dan dibakar di lahan terbuka
tanpa dilakukan pemilahan terlebih dahulu. Hal ini terjadi karena masyarakat belum
memiliki kesadaran terhadap lingkungan dan belum memahami pentingnya mengelola
sampah. Oleh karena itu, dipilihlah program untuk meningkatkan kesadaran masyarakat
dengan dilakukannya pemilahan sampah.
b. Maksud, Tujuan dan Sasaran Program
1) Maksud Kegiatan

Maksud dari kegiatan ini adalah meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap


lingkungan dan pentingnya mengelola sampah.
2) Tujuan Kegiatan

Tujuan dari kegiatan ini adalah :


a) Memberikan penjelasan materi tentang jenis – jenis sampah dan
pewadahannya, serta cara pengolahan sampah.
b) Meningkatkan pengetahuan dan partisipasi masyarakat dalam hal
pengelolaan sampah dengan memilah sampah.
3) Sasaran Kegiatan

Kegiatan ini ditujukan kepada masyarakat Desa Pesagi.


c. Deskripsi Kegiatan

158
Mahasiswa KKN memberikan penjelasan materi mengenai sampah seperti, jenis –
jenis sampah, pewadahan sampah, dan cara mengolah sampah. Pemaparan materi diawali
dengan pembagian brosur tentang jenis – jenis sampah. Kegiatan diakhiri dengan sesi
tanya jawab dan foto bersama.
d. Hasil yang Dicapai dan Rencana Tindak Lanjut

Perancangan kegiatan pendampingan pemilahan sampah dimulai dari pengamatan


lingkungan Desa Pesagi dan survei ke perangkat desa serta masyarakat pada hari Kamis,
11 Juli 2019 untuk mengetahui kondisi lingkungan dan seberapa paham masyarakat di
Desa Pesagi tentang jenis – jenis sampah dan pewadahannya, dilanjutkan dengan
berdiskusi bersama mengenai permasalahan sampah di Desa Pesagi. Berdasarkan hasil
pengamatan dan survei, didapatkan bahwa pengetahuan masyarakat tentang jenis – jenis
sampah masih kurang dan juga masih belum adanya kesadaran terhadap lingkungan
sehingga kebiasaan membuang dan membakar sampah sering dilakukan. Maka dari itu,
dibutuhkan pendampingan mengenai pemilahan sampah untuk meningkatkan kepeduliaan
masyarakat terhadap lingkungan dan pentingnya mengelola sampah.

Hasil yang dicapai dari program ini adalah pemberian materi mengenai pemilahan
sampah yang diselenggarakan pada hari Jumat, 26 Juli 2019 di salah satu rumah warga
Desa Pesagi. Kegiatan diikuti oleh 40 orang warga Desa Pesagi.

Tindak lanjut dari program ini adalah pemberian tempat sampah organik dan
anorganik kepada beberapa warga Desa Pesagi yang juga mengikuti pemaparan materi
mengenai pemilahan sampah.
e. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat
1) Faktor Pendukung
Adanya dukungan dari masyarakat dan perangkat desa, terbukti dari adanya
bantuan dari perangkat desa dalam sosialisasi mengenai pemilahan sampah dan
antusiasme masyarakat untuk datang dan mengikuti kegiatan dengan aktif hingga
selesai.
2) Faktor Penghambat
a) Kurangnya alat peraga serta keterbatasan tempat dan waktu untuk
mempraktikkan secara langsung cara memilah sampah sesuai jenisnya
dengan benar.
b) Keterbatasan mencetak brosur tentang jenis – jenis sampah.
f. Tolak Ukur Keberhasilan

159
Keberhasilan kegiatan ini terlihat dari antusiasme peserta, yaitu masyarakat Desa
Pesagi dalam sesi tanya jawab setelah penyampaian materi mengenai pemilahan sampah
dan realisasi masyarakat untuk memilah sampah sebelum dibuang di tempat sampah sesuai
jenisnya.
g. Anggaran Dana
Anggaran dana dalam kegiatan ini adalah Rp 80.000

h. Waktu dan Lokasi Realisasi Program/Kegiatan


Hari/tanggal : Jumat/26 Juli 2019
Waktu : Pukul 13.00-16.00
Lokasi : Desa Pesagi

2) Proteksi Dini Adiksi Gadget (Penyuluhan Kepada Ibu-Ibu Tentang Proteksi


Dini Adiksi Gadget Pada Anak)
• Bidang Kegiatan
Kemajuan teknologi saat ini sifatnya sangat umum dan terbuka, sehingga dapat
diakses siapapun tanpa memandang usia. Kemajuan teknologi tersebut tidak berarti
selamanya berdampak positif. Hal tersebut bisa dibilang baik jika dapat digunakan
dengan bijak. Penggunaan teknologi khususnya pada anak-anak yang masih belum
memiliki kesadaran dalam memilah dan mengidentifikasi situs internet yang positif dan
negatif diperlukan adanya pengawasan dari orang tua. Tetapi banyak dari orang tua yang
memberikan teknologi seperti gadget untuk menemani anak bermain. Masa kanak-kanak
adalah masa emas yang tidak dapat terulang kembali, masa sensitif dan berkembangnya
seluruh aspek perkembangan anak, yang nantinya akan menjadi dasar bagi perkembangan
selanjutnya. Jangan sampai orangtua mengandalkan teknologi khususnya gadget untuk
menemani anak.
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan Ibu-ibu di Desa Pesagi menggunakan
gadget pada anak karena sibuk berkegiatan, anak-anak diberi gadget dilakukan pada saat
pulang sekolah, pada saat makan, dan saat akan tidur.
Oleh karena itu, dipilihlah program tentang penyuluhan proteksi dini adiksi gadget
pada anak dengan pemaparan materi tentang pengaruh positif negatif dari gadget juga
penjelasan tentang bahaya adiksi gadget.
• Maksud, Tujuan dan Sasaran Program

160
1) Maksud Kegiatan

Maksud dari kegiatan ini adalah meningkatkan pengatahuan dari ibu-ibu tentang
pengaruh positif negatif, bahaya adiksi gadget dan berapa lama anak dapat
menggunakan gadget.
2) Tujuan Kegiatan

Tujuan dari kegiatan ini adalah :


a) Memberikan pemahaman pada ibu-ibu supaya memproteksi anak dari adiksi
gadget.
b) Adanya perubahan sikap dari ibu-ibu untuk mengurangi dan mengawasi
penggunaan gadget pada anak.
3) Sasaran Kegiatan

Kegiatan ini ditujukan kepada ibu-ibu Desa Pesagi yang memiliki anak masih
dibawah umur.
• Deskripsi Kegiatan
Mahasiswa KKN memberikan penjelasan materi mengenai pentingnya pengawasan
penggunaan gadget pada anak usia dini untuk mencegah adiksi penggunaan gadget bagi
anak. Setelah pemaparan materi dilanjutkan dengan sesi tanya jawab tentang kendala yang
dihadapi ibu-ibu dan memberikan contoh jadwal berapa lama anak bisa menggunakan
gadget.
• Hasil yang Dicapai dan Rencana Tindak Lanjut

Perancangan kegiatan dimulai pada 11 Juli 2019 dari melakukan survey pada ibu-ibu
untuk mengetahui apakah anak-anak di Desa Pesagi menggunakan gadget dan berapa lama
waktu penggunaan gadget. Bedasarkan survey, didapatkan bahwa anak-anak di Desa
Pesagi mengggunakan gadget pada saat pulang sekolah, pada saat makan, dan saat akan
tidur. Maka dari itu, dibutuhkan penyuluhan tentang proteksi dini adiksi gadget pada anak
yang ditujukan kepada ibu-ibu di Desa Pesagi yang penyuluhannya berisi penjelasan
pengaruh positif negatif dari gadget juga penjelasan tentang bahaya adiksi gadget.

Hasil yang dicapai dari program ini adalah pelaksanaan penyuluhan yang
diselenggarakan pada hari Jumat, 19 Juli 2019 di rumah warga Desa Pesagi. Kegiatan
diikuti oleh 40 orang dari ibu-ibu di Desa Pesagi.

Tindak lanjut dari program ini adalah leaflet yang berisi materi penyuluhan tentang

161
proteksi dini adiksi gadget yang dibagikan kepada ibu-ibu.
• Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat
1) Faktor Pendukung
Adanya dukungan dari ibu-ibu yang mengikuti kegiatan, terbukti dari antusias
para ibu-ibu yang menerima dengan baik penyuluhan.
2) Faktor Penghambat
a) Rendahnya pengetahuan ibu-ibu Desa Pesagi tentang pengaruh positif negatif
b) Rendahnya pengetahuan ibu-ibu Desa Pesagi tentang bahaya adiksi gadget.
• Tolak Ukur Keberhasilan
Keberhasilan kegiatan ini terlihat dari antusiasme peserta, yaitu antusias para ibu-ibu
yang menerima dengan baik penyuluhan.
• Anggaran Dana
Anggaran dana dalam kegiatan ini adalah Rp 50.000

• Waktu dan Lokasi Realisasi Program/Kegiatan


Hari/tanggal : Jumat/19 Juli 2019
Waktu : 13.00-16.00
Lokasi : Rumah warga Desa Pesagi

3) Pelatihan Strategi Pengembangan Produk (Product Development) Susu


Kambing Etawa Pada Peternakan Kambing Etawa Di Desa Pesagi
a. Bidang Kegiatan
Strategi pengembangan produk (product development) merupakan suatu strategi
yang diperlukan untuk diimplementasikan pada suatu usaha untuk meningkatkan kualitas,
daya saing, dan untuk memenuhi permintaan konsumen serta pemenuhan tuntutan pasar.
Strategi pengembangan produk merupakan suatu aspek penting yang harus diperhatikan
oleh tiap usaha karena produk suatu usaha merupakan image perusahaan yang dapat
dilihat dan dinikmati secara riil oleh para konsumen. Oleh karenanya, kunci sukses suatu
usaha dalam rangka untuk meningkatkan volume penjualan produk salah satunya terletak
pada bagaimana usaha tersebut merancang dan mengimplementasikan strategi
pengembangan produk (product development) yang diproduksinya, tidak terkecuali
peternakan kambing etawa di Desa Pesagi, Kecamatan Kayen, Kabupaten Pati.
Peternakan kambing etawa di Desa Pesagi dimiliki perorangan oleh Bapak Soegiyono
yang mana usaha peternakan kambing etawa ini selain menjual kambing untuk

162
dimanfaatkan dagingnya, juga menjual susu kambing etawanya. Susu kambing etawa
sangat terkenal akan manfaatnya bagi tubuh manusia yang mampu mengobati berbagai
penyakit, sehingga banyak dari konsumen yang berlangganan susu kambing etawa kepada
Bapak Soegiyono. Akan tetapi, susu kambing yang dijual oleh Bapak Soegiyono masih
berupa susu borongan, tidak dikemas, dan tidak ada variasi produknya. Sehingga, dari latar
belakang tersebut, dipilihlah program “Pelatihan Strategi Pengembangan Produk (Product
Development) Susu Kambing Etawa pada Peternakan Kambing Etawa di Desa Pesagi”
untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas, mutu, dan daya saing dari produk susu
kambing etawa Bapak Soegiyono yang diharapkan mampu meningkatkan keuntungan
yang akan diperoleh Bapak Soegiyono.
b. Maksud, Tujuan dan Sasaran Program
1) Maksud Kegiatan
Maksud dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
mengenai tata cara pengolahan dan packaging susu kambing etawa kepada
peternakan kambing etawa, sehingga diharapkan produk susu kambing etawa yang
ada mampu memberikan suatu keuntungan lebih bagi peternakan kambing etawa di
Desa Pesagi.
2) Tujuan Kegiatan
Tujuan dari kegiatan ini adalah :
Memberikan pelatihan mengenai cara pengolahan susu yang baik dengan
pasteurisasi.
a) Memperbaiki cara penjualan susu kambing etawa cara borongan dengan
dijual per kemasan 250 ml.
b) Menciptakan suatu variasi produk dengan menambahkan beberapa varian
rasa pada susu kambing etawa
c) Memperbaiki harga jual susu kambing etawa
d) Memberikan kemasan yang up to date pada susu kambing etawa
e) Meningkatkan keuntungan yang akan didapatkan peternakan kambing etawa.
3) Sasaran Kegiatan

Kegiatan ini ditujukan kepada pemilik peternakan kambing etawa di Desa Pesagi.
c. Deskripsi Kegiatan
Mahasiswa KKN memberikan penjelasan mengenai pengertian pasteurisasi susu dan
maksud, serta tujuan dari melakukan pasteurisasi susu. Pasteurisasi susu sendiri

163
merupakan proses untuk memperlambat pertumbuhan bakteri pada susu dengan
melakukan pemanasan hingga suhu 40 – 60oC
Setelah pemaparan garis besar mengenai pasteurisasi susu, dilanjutkan dengan
melaksanakan praktik pembuatan pasteurisasi susu dengan menyiapkan alat-alat yang
dibutuhkan, yaitu berupa : panci besar, panci kecil, baskom, thermometer, kompor, gelas,
pengaduk, botol ukuran 250 ml sebanyak 4 buah, dan menyiapkan bahan-bahan yang
diperlukan yaitu berupa: susu kambing etawa 1 liter, stiker kemasan, sirup rasa melon,
strawberry, lychee, es batu, air dan gula. Tata cara pasteurisasi susu sendiri yaitu sebagai
berikut:
1. Masukkan susu kambing etawa sebanyak 1 liter ke dalam panci kecil.
2. Isi air pada panci besar hingga seperempat panci, lalu masukkan panci kecil yang berisi
susu kambing etawa tersebut ke dalam panci besar. Hal ini bertujuan untuk
menghindarkan pemanasan susu yang terkena langsung dengan api agar lemak susu
tidak pecah dan masih terjaga kondisinya.
3. Panaskan panci besar di atas kompor dan ukur suhu susu menggunakan thermometer
hingga mencapai suhu 40 – 60 oC, dan aduk terus susu selama pemanasan untuk
menghindari penggumpalan pada susu.
4. Saat susu telah mencapai suhu yang ditentukan, matikan kompor dan siapkan botol 250
ml sebanyak 4 buah dan masukkan susu yang telah matang dan telah diberi perasa
melon, strawberry, lychee, dan gula ke dalam keempat botol tersebut.
5. Siapkan pecahan es batu pada baskom dan letakkan susu yang telah dikemas di botol
tersebut di baskom yang penuh dengan es batu untuk mempercepat proses pendinginan
hingga suhu susu kembali pada suhu normal.
6. Setelah susu kambing etawa yang telah dikemas sudah pada suhu ruang, lekatkan stiker
kemasan yang mencantumkan nama produk susu, netto, manfaat susu, komposisi, dan
tanggal kadaluarsa dan tanggal produksi susu.
7. Susu kambing etawa pun siap disajikan dan dijual dengan harga Rp25.000 per kemasan
250 ml.
Setelah praktik pembuatan susu pasteurisasi, kegiatan setelahnya dilanjutkan dengan
sesi foto bersama.
d. Hasil yang Dicapai dan Rencana Tindak Lanjut

Perancangan kegiatan “Pelatihan Strategi Pengembangan Produk (Product


Development) Susu Kambing Etawa pada Peternakan Kambing Etawa di Desa Pesagi”

164
dimulai dari survey pertama ke peternakan kambing etawa di Desa Pesagi pada hari
Kamis, 11 Juli 2019 untuk melihat gambaran umum dan pemantauan peternakan kambing
etawa di Desa Pesagi, dilanjutkan dengan berdiskusi dengan pemilik peternakan kambing
etawa yaitu Bapak Soegiyono mengenai potensi dan permasalahan yang ada pada
peternakan kambing etawa tersebut. Bedasarkan diskusi, didapatkan bahwa masih
kurangnya pengetahuan peternak mengenai tata cara pengolahan susu kambing yang
benar, bagaimana pengemasan yang baik pula, serta masih kurangnya penetapan harga
yang tepat untuk meningkatkan cost benefit usaha peternakan tersebut. Maka dari itu,
diperlukan adanya “Pelatihan Strategi Pengembangan Produk (Product Development)
Susu Kambing Etawa pada Peternakan Kambing Etawa di Desa Pesagi” dengan maksud
untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peternak mengenai strategi
pengembangan produk susu kambing etawa yang baik dan benar, sehingga diharapkan
mampu memberikan suatu keuntungan yang lebih bagi peternakan kambing etawa
tersebut.

Hasil yang dicapai dari program ini adalah pelaksanaan pelatihan strategi
pengembangan produk (product development) susu kambing etawa yang berupa pelatihan
pasteurisasi susu dan tata cara packaging yang baik dan benar pada usaha peternakan
kambing etawa di Desa Pesagi yang diselenggarakan pada hari Minggu, 28 Juli 2019 di
peternakan kambing etawa milik Bapak Soegiyono di Desa Pesagi, Kecamatan Kayen,
Kabupaten Pati dan diikuti oleh Bapak Soegiyono selaku pemilik peternakan kambing
etawa di Desa Pesagi.

Tindak lanjut dari program ini adalah susu pasteurisasi dengan kemasan 250 ml dalam
botol dan dilengkapi stiker yang up to date yang memuat seluruh informasi yang
diperlukan para calon konsumen.
e. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat
1) Faktor Pendukung
Produksi susu kambing yang melimpah serta tingginya minat akan susu kambing
etawa di kalangan konsumen, serta adanya ijin dan dukungan dari pemilik
peternakan kambing etawa sangat memba ntu berjalannya program ini.
2) Faktor Penghambat
a. Kurangnya waktu yang luang dikarenakan pemilik peternakan sendiri memiliki
waktu yang padat.

165
b. Keterbatasan pencarian cetak stiker dan penjual botol grosiran di Kecamatan
Kayen.

f. Tolak Ukur Keberhasilan


Keberhasilan kegiatan ini diukur dari adanya antusiasme pemilik peternakan kambing
etawa yang dengan senang hati membantu terlaksananya program ini dengan berpartisipasi
secara dalam kegiatan pelatihannya, Anggaran Dana
Anggaran dana dalam kegiatan ini adalah:
1. Susu kambing etawa 1 liter : Rp 60.000
2. Saringan susu : Rp 10.000
3. Botol plastik 250 ml : Rp 20.000
4. Thermometer : Rp 10.000
5. Sirup 3 rasa : Rp 45.000
6. Es Batu : Rp 2.000
Total : Rp 146.000

g. Waktu dan Lokasi Realisasi Program/Kegiatan


Hari/tanggal : Minggu, 28 Juli 2019
Waktu : Pukul 15.00-17.00 WIB
Lokasi : Peternakan Kambing Etawa milik Bapak Soegiyono

4) Pemanfaatan Minyak Jelantah Untuk Bahan Dasar Pembuatan Sabun

a. Bidang Kegiatan
Minyak jelantah merupakan limbah rumah tangga paling umum dan jumlahnya
banyak. Umumnya minyak jelantah hanya dibuang ke saluran air tanpa diolah lebih lanjut
sehingga menyebabkan lingkungan menjadi kotor. Untuk mengurangi dampak terhadap
lingkungan, limbah minyak jelantah sebaiknya dikelola agar lebih ramah lingkungan dan
juga diperoleh keuntungan dalam sisi ekonomis. Salah satunya dengan memanfaatkan
limbah minyak jelantah sebagai bahan dasar pembuatan sabun. Sabun ini dapat digunakan
untuk mencuci tangan, mencuci piring, dan juga mencuci pakaian. Sabun yang dibuat
dapat digunakan untuk pribadi ataupun dijadikan produk suatu usaha rumahan.

166
Oleh karena itu, dipilihlah program pemanfaatan minyak jelantah untuk bahan dasar
pembuatan sabun.
b. Maksud, Tujuan dan Sasaran Program
1) Maksud Kegiatan
Maksud dari kegiatan ini adalah memanfaatkan limbah minyak jelantah
sebagai bahan dasar pembuatan sabun
2) Tujuan Kegiatan
Tujuan dari kegiatan ini adalah :
1. Memanfaatkan minyak jelantah dari limbah rumah tangga
2. Meningkatkan pengetahuan warga desa tentang proses pembuatan sabun
dari minyak jelantah
c. Sasaran Kegiatan

Kegiatan ini ditujukan kepada Ibu-ibu rumah tangga di Desa Pesagi.


d. Deskripsi Kegiatan
Mahasiswa KKN memberikan materi mengenai pembuatan sabun dari minyak jelantah
dan dilakukan pendampingan pembuatan sabun. Program ini dilakukan saat pembekalan
peserta tenaga kerja mandiri Desa Pesagi yang diadakan oleh dinas tenaga kerja Kabupaten
Pati dengan total peserta 30 orang. Setelah pemberian materi dan dilanjutkan dengan sesi
tanya jawab tentang proses pembuatan sabun dan foto bersama. Para peserta juga
mendapatkan sampel sabun yang berhasil dibuat dari bahan dasar minyak jelantah.
e. Hasil yang Dicapai dan Rencana Tindak Lanjut
Perencanaan pembuatan sabun dimulai dengan mengumpulkan bahan dasarnya yaitu
minyak jelantah sejak hari Senin, 22 Juli 2019. Minyak jelantah diperoleh dari rumah-
rumah warga. Kemudian setelah alat dan bahan telah diperoleh semua, dilakukan uji coba
terlebih dahulu. Setelah berhasil, barulah dilakukan program ini pada hari Rabu, 14
Agustus 2019.
Hasil yang dicapai dari program ini adalah dari 500 mL minyak jelantah dapat dibuat
menjadi 8-12 buah sabun. Selama KKN dilakukan dua kali pembuatan sabun untuk uji
coba dan 1 kali pembuatan sabun saat program dilakukan sehingga diperoleh tiga batch
sabun (30-36 buah sabun) dengan total anggaran sebesar Rp 100.000,-.
Tindak lanjut dari program ini adalah bentuk soft file dari desain yang baru juga
diserahkan agar nantinya dapat dicetak kembali oleh pengurus produk wedang jahe instan
Mukti Wanudya untuk produksi setelahnya.

167
f. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat
1) Faktor Pendukung
Adanya antusiasme dari peserta untuk memanfaatkan limbah minyak
jelantah yang ada di rumah mereka.
2) Faktor Penghambat
a) Kurangnya pengetahuan warga.mengenai tempat membeli bahan yang
dibutuhkan.
b) Dibutuhkan kesabaran dalam pembuatan sabun karena sabun baru siap
digunakan setelah proses saponifikasi selesai (3-4 minggu).
c) Tolak Ukur Keberhasilan
Keberhasilan kegiatan ini terlihat dari antusiasme dari peserta pembuatan sabun dalam
sesi tanya jawab setelah sesi pembuatan sabun dari minyak jelantah.

g. Anggaran Dana
Anggaran dana dalam kegiatan ini adalah Rp 100.000
h. Waktu dan Lokasi Realisasi Program/Kegiatan
Hari/tanggal : Rabu/14 Agustus 2019
Waktu : Pukul 09.00-12.30
Lokasi : Rumah warga desa

5) Pendampingan Kepada Masyarakat Desa Pesagi untuk Menuju Tenaga


Kerja yang Cerdas Dalam Memahami Hak dan Kewajibannya Sesuai dengan
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.
a. Bidang Kegiatan
Menurut keterangan dari warga yang dahulu telah bekerja menjadi TKI maupun
perangkat desa, pada kenyataannya masih banyak masyarakat atau pemuda pemudi desa
yang bekerja di luar daerah/negeri maupun dalam negeri belum mengetahui hak-hak dan
perlindungan yang mereka dapat dari negara saat mereka bekerja. Sehingga perlu adanya
edukasi dan pendampingan supaya para pemuda di Desa Pesagi saat terjun di dunia kerja
memahami dan mengerti apa yang menjadi hak – haknya dan perlindungan apa saja yang
mereka dapatkan dalam bekerja.
b. Maksud, Tujuan dan Sasaran Program
1) Maksud Kegiatan

Maksud dari kegiatan ini adalah meningkatkan pengatahuan masyarakat tentang hak

168
dan kewajiban yang dapat diterima pekerja baik didalam negeri maupun luar negeri.
2) Tujuan Kegiatan

Tujuan dari kegiatan ini adalah :

a) Menciptakan tenaga kerja yang cerdas dalam mengetahui hak-hak dan


kewajibannya sebagai pekerja.
3) Sasaran Kegiatan

Kegiatan ini ditujukan kepada masyarakat Desa Pesagi yang ingin bekerja (merantau)
baik didalam maupun luar negeri.
c. Deskripsi Kegiatan
Mahasiswa KKN memberikan penjelasan materi mengenai apa itu tenaga kerja dan
apa yang menjadi hak dan kewajiban pekerja sebagai tenaga kerja sesuai dengan
undang-undang.

d. Hasil yang Dicapai dan Rencana Tindak Lanjut

Perancangan kegiatan dimulai dari melakukan survey pada masyarakat untuk


mengetahui apakah para pekerja maupun calon pekert serta mantan pekerja
(merantau) mengetahui hak dan kewajiban yang diberikan kepadanya dan juga
perlindungan hukum yang sesuai dengan undang-undang ketenagakerjaan. Maka dari
itu, dibutuhkan penyuluhan dan pendampingan kepada masyarakat Desa Pesagi untuk
menuju tenaga kerja yang cerdas dalam memahami hak dan kewajibannya sesuai
dengan Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.. Hasil yang
dicapai dari program ini adalah pelaksanaan penyuluhan yang diselenggarakan pada
hari Rabu, 14 Agustus 2019 di rumah warga Desa Pesagi. Kegiatan diikuti oleh 30
orang dalam acara pembekalan peserta tenaga kerja mandiri desa Pesagi dimana
kegiatan tersebut diadakan oleh Dinas Tenaga Kerja kab. Pati. Tindak lanjut dari
program ini adalah bentuk brosur yang dibagikan kepada masyarakat pada saat
penyuluhan yang dilakukan.
e. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat
i. Faktor Pendukung
Adanya dukungan dari masyarakat yang mengikuti kegiatan, terbukti dari
antusias masyarakat Desa Pesagi yang menerima dengan baik penyuluhan dan
akan lebih merubah pola pikir masyarakat.
ii. Faktor Penghambat

169
a. Masih kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai ketenagakerjaaan
b. Sulitnya mengumpulkan masyarakat karena banyaknya kegiatan yang
diikuti oleh masing-masing orang.
f. Tolak Ukur Keberhasilan
Keberhasilan kegiatan ini terlihat dari antusiasme peserta, yaitu antusias masyarakat
Desa Pesagi yang menerima dengan baik penyuluhan.

g. Anggaran Dana
Anggaran dana dalam kegiatan ini adalah Rp 30.000

h. Waktu dan Lokasi Realisasi Program/Kegiatan


Hari/tanggal : Rabu, 14 Agustus 2019
Waktu : Pukul 09.00-12.30
Lokasi : Rumah warga Desa Pesagi

• Analisis SWOT Program


1. Masyarakar Sadar Sampah : Pendampingan Pemilahan Sampah
Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness)

• Masyarakat Desa Pesagi cukup • Masyarakat Desa Pesagi belum


antusias dalam program pemilahan memiliki kebiasaan membuang
sampah dan sangat memperhatikan sampah dengan dipilah.
materi dengan baik.
Kesempatan (Oppotunities) Hambatan (Threats)
• Kurangnya alat peraga serta
• Warga Desa Pesagi dapat
keterbatasan tempat dan waktu untuk
berpartisipasi dalam menjaga
mempraktikkan secara langsung cara
lingkungan dengan memilah
memilah sampah sesuai jenisnya
sampah.
dengan benar.
• Keterbatasan mencetak brosur
tentang jenis – jenis sampah.
2. Proteksi Dini Adiksi Gadget
Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness)

170
• Tempat Pelaksanaan yang dekat • Minimnya waktu untuk
dengan posko sehingga mempersiapkan materi dan leaflet
memudahkan dalam • Jarak mencetak leaflet yang
mempersiapkan program lumayan jauh
Kesempatan (Oppotunities) Hambatan (Threats)
• Keterbukaan ibu-ibu dalam
• Ibu-ibu kurang memahami
menyambut dan bekerjasama
tentang bahaya adiksi gadget pada
dalam penyelenggaraan
anak
• Antusiasme ibu-ibu dalam
mendengarkan materi dan
membaca leaflet
Nama Program : Pelatihan Strategi Pengembangan Produk (Product
Development) Susu Kambing Etawa pada Peternakan Kambing Etawa di Desa
Pesagi
Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness)

• Mampu meningkatkan • Masih sedikit peminat dari susu


keuntungan pemilik peternakan kambing etawa
dengan adanya pengembangan
• Susu kambing etawa masih
produk susu kambing etawa
berbau prengus dan tidak dapat
• Berpotensi sebagai produk khas dihilangkan secara total
Desa Pesagi

• Susu kambing etawa memiliki


segudang manfaat bagi tubuh
manusia untuk mengobati segala
penyakit

• Adanya kemasan pada produk


susu kambing etawa mampu
meningatkan nilai jual dan
memperbaiki tampilan estetikanya

• Strategi pengembangan produk


mampu menciptakan variasi

171
produk berupa susu kambing
etawa rasa original, stroberi, leci,
dan melon

Kesempatan (Oppotunities) Hambatan (Threats)

• Banyak masyarakat yang mencari • Usaha peternakan kambing etawa


khasiat dari susu kambing etawa masih sangat sedikit dan hanya
berskala kecil
• Peluang usaha susu kambing
etawa memiliki prospek yang baik • Peternakan kambing etawa milik
ke depannya Bapak Soegiyono belum berfokus
pada pengolahan susu karena
keterbatasan kambing indukan
4. Pemanfaatan Minyak Jelantah untuk Bahan Dasar Pembuatan Sabun
Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness)

• Memanfaatkan limbah rumah • Sabun yang dihasilkan berupa


tangga batangan (kurang praktis)

• Sabun yang dihasilkan dapat • Belum ada uji aktivitas anti bakteri
digunakan untuk cuci tangan, yang terstandarisasi
cuci piring, dan deterjen
Kesempatan (Oppotunities) Hambatan (Threats)

• Sabun dapat dikembangkan lagi • Keterbatasan alat yang dimiliki


untuk dijadikan berbagai varian peserta
aroma
• Proses saponifikasi yang
• Sabun dapat dibuat dalam bentuk memakan waktu cukup lama (3-4
cair minggu).
5. Pendampingan kepada Masyarakat Desa Pesagi untuk Menuju Tenaga
Kerja yang Cerdas dalam Memahami Hak dan Kewajibannya Sesuai dengan
Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness)
• Masyarakat Desa Pesagi sebagian • Masyarakat desa Pesagi kurang
besar merantau mengetahui apa saja hak dan

172
• Tempat Pelaksanaan yang dekat kewajiban seorang pekerja di dalam
dengan posko sehingga maupun diluar negeri.
memudahkan dalam • Masyarakat lebih bersifat apatis
mempersiapkan program. dalam memahami perlindungan
• Antusiasme masyarakat untuk hukum terhadap tenaga kerja.
mengikuti program.
• Adanya kegiatan yang diadakan
oleh dinas ketenagakerjaan
bersamaan dengan
dilaksanakannya program.
Kesempatan (Oppotunities) Hambatan (Threats)
• Keterbukaan masyarakat desa • Minimnya waktu untuk
pesagi terutama pada organisasi mempersiapkan materi dan brosur
desa berkaitan dengan Tenaga • Jarak mencetak brosur yang lumayan
Kerja Mandiri dalam menyambut jauh
dan bekerjasama dalam
penyelenggaraan program.
• Mendapat bantuan penambahan
materi dengan dinas
Ketenagakerjaan kab. Pati.
• Antusiasme masyarakat desa
pesagi dalam mendengarkan
materi, membaca brosur

• Lampiran
I. Program “Masyarakat Sadar Sampah : Pendampingan Pemilahan Sampah”
pada 26 Juli 2019

173
Foto 1.1 Foto 1.2
Pemaparan Materi Pemilahan Sampah Foto Bersama Beberapa Warga setelah
Pelaksanaan Program

II. Program “PROTEKSI DINI ADIKSI GADGET (Penyuluhan Kepada Ibu-


Ibu Tentang Proteksi Dini Adiksi Gadget Pada Anak) pada 19 Juli 2019

Foto 2.1. Foto 2.2.


Foto Bersama Setelah Pelaksanaan
Edukasi proteksi dini adiksi gadget
Program Proteksi Dini Adiksi Gadget

III. Pengolahan Limbah Pertanian Menjadi Pupuk Kompos Pada 10 Agustus


2019 Di Rumah Ketua Kelompok Tani “Sido Makmur”

174
Foto 3.1 Foto 3.2
Pembuatan susu kambing etawa pasteurisasi Foto bersama Bapak Soegiyono pemilik
peternakan kambing etawa

IV. Program “Pemanfaatan Minyak Jelantah untuk Bahan Dasar Pembuatan


Sabun” pada 14 Agustus 2019

Foto 4.1 Foto 4.2


Sesi tanya jawab pemanfaatan minyak Foto bersama hasil produk
jelantah untuk bahan pembuatan sabun
V. Pendampingan kepada Masyarakat Desa Pesagi untuk Menuju Tenaga
Kerja yang Cerdas dalam Memahami Hak dan Kewajibannya Sesuai dengan
Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003

175
Foto 5.1 Foto 5.2
Pemaparan materi dan foto bersama warga Brosur ketenagakerjaan

176
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pelaksanaan kegiatan KKN memberikan pengalaman belajar kepada mahasiswa untuk
hidup di tengah-tengah masyarakat dengan mengaplikasikan ilmu-ilmu yang diperoleh pada
waktu kuliah untuk disalurkan sesuai dengan bidangnya. Kegiatan KKN diberlakukan oleh
Perguruan Tinggi dalam upaya untuk meningkatkan isi dan bobot pendidikan bagi mahasiswa
untuk mendapatkan nilai tambah yang lebih besar pada Perguruan Tinggi.
Tujuan adanya laporan ini adalah melaporkan pelaksanaan kegiatan yang telah
dilaksanakan selama 45 hari, sesuai dengan LRK (Laporan Rencana Kegiatan) yang telah
disusun sebelum pelaksanaan kegiatan KKN. Selain itu juga untuk meningkatkan potensi
unggul Kecamatan Kayen dalam berbagai aspek. Melalui kegiatan KKN yang berada di
Kecamatan Kayen ini diharapkan dapat membantu masyarakat sesuai dengan bdang ilmu yang
dimiliki oleh mahasiswa.

B. Saran-saran atau rekomendasi kegiatan kkn perioede berikutnya


Berdasarkan pengalaman setelah melaksanakan serangkaian program KKN UNDIP di
Kecamatan Kayen, Kabupaten Pati, ada beberapa saran yang perlu disampaikan, antara lain:

1. Untuk Tim KKN selanjutnya dapat menggunakan data yang sudah didapatkan dari Tim
KKN II sebelumnya untuk mengembangkan peta potensi yang ada di desa tersebut agar
program yang akan dilaksanakan dapat dijalankan dengan matang dan bermanfaat bagi
masyarakat.
2. Butuh koordinasi yang baik dengan dan antar warga sehingga dapat memperlancar
pelaksanaan program kerja.
3. Semoga program yang telah dicanangkan oleh Tim KKN yang sudah dijalankan maupun
masih dalam rancangan dapat di terapkan dengan baik oleh perangkat desa maupun
warga terkait
4. Saran bagi mahasiswa :
a. Mahasiswa sebaiknya lebih komunikatif serta bersikap ramah, sopan dan santun
dengan masyarakat.
b. Mahasiswa harus mampu bersosialisasi dan berbaur dengan masyarakat.

177
c. Mahasiswa lebih kreatif dalam membuat program kerja, dan diutamakan yang
berkelanjutan dan tepat sasaran sesuai dengan permasalahan utama yang ada di
desa.
d. Mahasiswa harus melakukan pendampingan agar masyarakat memahami apa yang
telah disampaikan serta dapat menerapkannya dalam kehidupan.
5. Saran Bagi Universitas
a. Meningkatkan kualitas pelaksanaan KKN secara menyeluruh mulai dari Pra KKN,
Pelaksanaan KKN dan pasca KKN sehingga memberikan manfaat yang berarti bagi
mahasiswa dan masyarakat.
b. Fasilitator/Dosen KKN agar selalu lebih mengawasi dan berkolaborasi dalam
penentuan dan pelaksanaan program kerja sehingga dapat meningkatkan kualitas
program kerja yang dirancang dan dilaksanakan.
c. Penempatan mahasiswa KKN menyesuaikan latar belakang keilmuan mahasiswa
dengan kondisi geografis lokasi yang akan ditempati sehingga program yang
dilaksanakan tepat sasaran.
6. Saran Bagi Pemerintah dan Masyarakat
a. Agar program-program yang telah dilaksanakan dapat terus berkelanjutan maka
perlu adanya semangat dan inisiatif dari masyarakat serta peran serta bapak Kepala
Desa dan pemerintah terkait sehingga dapat memberikan manfaat dan kebaikan
bagi masyarakat.
b. Adanya monitoring akan pelaksanaan program pembangunan desa yang dilakukan
oleh pemerintah desa dalam pilar pendidikan, kesehatan, lingkungan serta
kewirausahaan. Dengan pemerintah melakukan pengawasan dan pendampingan
diharapkan dapat memberikan arti nyata kehadiran pemerintah ditengah
masyarakat.

178
6
LAMPIRAN
Tabel 1. Nama desa dan alamat website desanya

NO. Nama Desa Alamat Website Desa


1. Srikaton desasrikatonkayen.wordpress.com
2. Kayen Kayen-kayen.desa.id
3. Boloagung http://boloagung-kayen.desa.id/
4. Trimulyo http://desatrimulyo1.blogspot.com/
5. Pesagi Pesagi-kayen.desa.id
6. Pasuruhan http://Pasuruhan-kayen.desa.id
7. Sundoluhur http://sundoluhur-kayen.desa.id/
8. Talun http://talun-kayen.desa.id/
9. Rogomulyo http://rogomulyo-kayen.desa.id/

179
PETA KECAMATAN KAYEN

180
ORGANIGRAM STRUKTUR PERANGKAT KECAMATAN

181
FOTO KEGIATAN MULTIDISIPLIN

Dokumentasi Expo KKN Tim II Undip Dokumentasi Expo KKN Tim II Undip
Kecamatan Kayen. 2019, Stand Mahasiswa

Dokumentasi Stand Kecamatan Kayen Partisipasi mahasiswa KKN di acara


pada kegiatan Expo Bursa Inovasi Desa Kecamatan yaitu Bursa Inovasi Desa
ang diadakan oleh kecamatan. (BID)

Dokumentasi Piket Kecamatan Dokumentasi Piket Kecamatan

182

Anda mungkin juga menyukai