(LPK-DESA)
KULIAH KERJA NYATA TIM II TAHUN 2019
KELURAHAN/DESA : ROGOMULYO
KECAMATAN : KAYEN 1
KABUPATEN : PATI
Oleh:
Dengan selesainya kegiatan survey oleh Tim II KKN UNDIP Tahun 2019
Kecamatan Kayen yang beranggotakan:
NO NAMA NIM TANDA TANGAN
1 Hafidz Muhammad Fahri 24010216140048 1.
2 Dedy Setiadi 23010116130143 2.
3 Dhia Sasmita Lantip 21080116140066 3.
4 Ajeng Mifta Rachmawati 24010316140079 4.
5 Seno Adhi Wibowo 21010115140167 5.
6 Haidar Bimantara 23040116140080 6.
7 Mohamad Dhiaulhaq 22010116120078 7.
8 Panca Buana Winaya 24020116140091 8.
9 Naufaldy Ridhlo Anggoro 11010116140430 9.
10 Irvan Sumantri Pakpahan 21100116120027 10.
11 Satria Rahmadi 14010116140048 11.
12 Muhammad Hilmy Fachrur R 11010116120184 12.
Maka kami mengajukan pengesahan atas LPK tingkat Kecamatan yang telah
disusun.
Pati, 17 Agustus 2019
Mengetahui,
Camat Koordinator Kecamatan
Menyetujui,
Dosen Kuliah Kerja Nyata
Besar Tirto Husodo, S.Sos, M.Kes Abdi Sukmono, ST., MT Ayu Rahadiyanti, S.Gz, MPH
NIP. 197003062001121002 NIP. 198811182014041002 NIP. 199002070117012085
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga Laporan Pelaksanaan Kegiatan (LPK) Kuliah
Kerja Nyata (KKN) Universitas Diponegoro Periode Tim II Tahun 2019 di
Kecamatan Kayen, Kabupaten Pati dapat diselesaikan dengan baik.
Kami ingin berterima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu
kami dalam penyusunan Laporan Rencana Kegiatan, yaitu kepada:
1. Pusat Pelayanan Kuliah Kerja Nyata (P2KKN) atas bimbingan dan bantuan
yang telah menerjunkan Tim II KKN UNDIP 2019 Kecamatan Kayen.
2. Prof. Dr.rer.Nat Heru Susanto, ST., MM., MT, selaku ketua Lembaga
Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Undip.
3. Bapak Dr. Adi Nugroho, M.Si., selaku Koordinator Dosen Kuliah Kerja Nyata
Lokasi KKN-PPM Kabupaten Pati.
4. Bapak Besar Tirto Husodo, S.Sos, M.Kes, Abdi Sukmono, ST., MT, dan Ibu
Ayu Rahadiyanti, S.Gz, MPH selaku Dosen Pembimbing Lapangan Kuliah
Kerja Nyata Tim II Tahun 2019 Kecamatan Kayen, Kabupaten Pati.
5. Bapak Drs. Didik Rusdintono selaku Kepala Kecamatan Kayen, Kabupaten
Pati.
6. Segenap Perangkat Kecamatan Kayen yang telah memberikan informasi
kepada kami.
7. Segenap pihak yang telah membantu dalam memudahkan kelancaran kegiatan
survei KKN Tim II Tahun 2019 hingga penyusunan Laporan Rencana Kegiatan
KKN ini.
Kami menyadari bahwa penyusunan Laporan Rencana Kegiatan ini masih
jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun
sangat kami harapkan dari semua pihak.
Akhir kata, semoga Laporan Rencana Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN)
di Kecamatan Kayen, Kabupaten Pati Tahun 2019 ini dapat bermanfaat.
iii
DAFTAR ISI
iv
DAFTAR LAMPIRAN
v
BAB I
PENDAHULUAN
6
seperti adanya pemberdayaan UMKM di setiap desa yang dapat meningkatkan pendapatan
masyarakat.
7
Pembuatan rencana
Need assessment Permasalahan kegiatan
Evaluasi Pembuatan
laporan
8
BAB II
INDENTIFIKASI PERMASALAHAN
A. Identifikasi Permasalahan
Penyusunan program kerja ini disesuaikan dengan kompetensi disiplin ilmu masing-masing
mahasiswa KKN-PPM, keadaan masyarakat dan potensi yang ada di Kecamatan Kayen,
Kabupaten Pati. Oleh karena itu, dilaksanakan survei yang bertujuan untuk mengumpulkan
informasi dan data-data yang dibutuhkan untuk penyusunan rencana program kegiatan
KKN-PPM TIM II TAHUN 2018/2019, baik berasal dari perangkat desa, masyarakat
sekitar, maupun instansi terkait. Berikut ini adalah table hasil survei:
Tabel 1. Rekapitulasi Identifikasi Seluruh Permasalahan Tingkat Kecamatan
Sumber
No Permasalahan Lokasi
(P/M/D)*
9
No. Permasalahan Alasan Pemilihan
informasi masing-masing desa agar
lebih cepat, mudah, dan transparan
Program yang dibutuhkan oleh pihak
kecamatan yang bertujuan untuk
Berkontribusi dalam event Bursa
2. memamerkan potensi dari masing-
Inovasi Desa (BID)
masing desa yang ada di Kecamatan
Kayen
Saat ini pihak kecamatan sedang
menggerakkan event yang bertujuan
Kurangnya promosi potensi desa untuk memamerkan potensi dari desa
3. dengan menggunakan media masing-masing dengan menggunakan
elektronik media elektronik, sehingga jangkauan
dari publikasi potensi desa dapat lebih
luas
10
BAB III
REALISASI KEGIATAN MAHASISWA KKN
A. Kegiatan Multidisiplin
1. Pengelolaan Website Desa
a. Bidang Kegiatan
Website merupakan kumpulan halaman pada suatu domain di internet yang dibuat
dengan tujuan tertentu dan saling berhubungan serta dapat diakses secara luas melalui
home page menggunakan sebuah browser menggunakan URL website. Tujuan awal Tim
Berners-Lee membuat sebuah website adalah supaya lebih memudahkan para peneliti di
tempatnya bekerja ketika akan bertukar atau melakukan perubahan informasi.
Dari tujuan dibuatnya website tersebut, ada beberapa alasan mengapa pembuatan
website desa sangatlah penting bagi masyarakat pedesaan, diantaranya sebagai arus
informasi lokal juga bisa dimanfaatkan sebagai poros informasi dari perangkat desa
terhadap warga desa, dan sebagai sarana peningkatan sumber daya manusia (SDM) desa
yang menyediakan berbagai asupan sesuai dengan karakteristik desa.
Program ini juga merupakan program yang diminta kecamatan untuk diadakan oleh
Mahasiswa Tim II KKN Undip di Kecamatan Kayen dengan menghimbau perangkat desa
yang ada di Kecamatan Kayen untuk membuat website jika belum punya dan/atau
mengelolanya jika sudah ada.
1) Maksud Kegiatan
Maksud diadakannya kegiatan ini adalah untuk menghimbau perangkat desa yang
ada di Kecamatan Kayen untuk membuat website jika belum punya dan/atau
mengelolanya jika sudah ada.
2) Tujuan Kegiatan
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengembangkan website sebagai sarana
media pelayanan publik dan manajemen informasi masing-masing desa agar lebih
cepat, mudah, dan transparan
3) Sasaran Kegiatan
Kegiatan ini ditujukan kepada seluruh desa yang ada di Kecamatan Kayen
c. Deskripsi Kegiatan
10
Setiap desa KKN di Kecamatan Kayen membuat website desa jika belum punya
dan/atau mengelola website desa yang sudah ada sebagai media informasi dan
publikasi desa.
KESEMPATAN KENDALA
11
Website desa ini dapat digunakan
Jaringan internet pada beberapa desa
sebgaai media promosi desa kepada
yang tidak stabil sehingga membuat
khalayak umum
masyarakat desa sulit mengakses
website desa
4) Maksud Kegiatan
Maksud diadakannya kegiatan ini adalah untuk membantu pihak kecamatan
dengan cara mengikuti event Bursa Inovasi Desa (BID) yang diselenggarakan
oleh kecamatan.
5) Tujuan Kegiatan
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memamerkan potensi dan inovasi dari
masing-masing desa yang ada di Kecamatan Kayen
6) Sasaran Kegiatan
Seluruh desa yang ada di Kecamatan Kayen
c. Deskripsi Kegiatan
Dalam kegiatan ini, kami hanya membantu pihak kecamatan untuk
melaksanakan Bursa Inovasi Desa. Kegiatan yang kami lakukan adalah menjadi Sie
Acara, MC, dan membantu menyiapkan ruangan.
d. Hasil yang Dicapai dan Rencana Tindak Lanjut
12
Hasil yang dicapai adalah Surat Komitmen kepada Kepala Desa terhadap program
yang akan dijalankan. Rencana tindak lanjutnya adalah event ini merupakan yang
pertama kalinya. Jadi untuk kedepannya, akan diadakan event ini setiap tahunnya agar
potensi desa dapat dikembangkan secara berkelanjutan
e. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat
3) Faktor Pendukung
Adanya dukungan dari pihak Kecamatan Kayen.
4) Faktor Penghambat
Persiapan yang dibutuhkan membutuhkan waktu lama sehingga molornya waktu
mulai.
f. Tolak Ukur Keberhasilan
Terlaksananya Bursa Inovasi Desa.
g. Anggaran Dana
Anggaran dana dalam kegiatan ini adalah Rp0,00
KEKUATAN KELEMAHAN
Potensi desa yang dipamerkan dapat Tidak semua desa dapat menampilkan
menjadi sarana agar potensi desa potensi desanya dikarenakan hanya
dapat dikembangkan secara beberapa desa saja yang potensi
berkelanjutan desanya siap untuk dipamerkan
KESEMPATAN KENDALA
13
3. Expo Kecamatan Kayen
a. Bidang Kegiatan
Expo merupakan salah satu program mahasiswa Tim II Kuliah Kerja Nyata
Universitas Diponegoro. Program ini juga merupakan program kecamatan yang diadakan
oleh mahasiswa Kuliah Kerja Nyata di Kecamatan Kayen. Expo ini melibatkan
mahasiswa dan semua kalangan masyarakat di Kecamatan Kayen. Kegiatan ini bertujuan
untuk memamerkan hasil kolaborasi antara masyarakat desa dengan mahasiswa sesuai
dengan penempatannya masing-masing yang pada kali ini mengusung tema “Explore
Kayen with Expo KKN Undip 2019”.
1) Maksud Kegiatan
Maksud diadakannya kegiatan Expo KKN adalah untuk mempublikasikan
program KKN di setiap desa di kecamatan Kayen kepada seluruh masyarakat dan
ikut menyemararakkan acara 17 Agutus di Kecamatan Kayen.
2) Tujuan Kegiatan
Tujuan dari kegiatan ini adalah :
a) Untuk memamerkan hasil kolaborasi antara masyarakat desa dengan
mahasiswa sesuai dengan penempatannya masing-masing
b) Mengetahui akan potensi yang dimiliki setiap desa yang berada di Kecamatan
Kayen
c) Sebagai salah satu sarana silaturrahmi antara mahasiswa dengan masyarakat
desa
3) Sasaran Kegiatan
Kegiatan ini ditujukan kepada seluruh masyarakat di kecamatan Kayen.
c. Deskripsi Kegiatan
Setiap desa KKN di kecamatan Kayen mempunyai stand untuk mempublikasikan
hasil program KKN di desanya. Selain itu ada acara pembagian bibit unggul, lomba
mewarnaik anak-anak, pasar murah bulog, pentas seni, penampilan dari mahasiwa,
stand produk desa dan stand UMKM.
14
5) Faktor Pendukung
Adanya dukungan dari pihak kecamatan dan pihak Undip.
6) Faktor Penghambat
a) Kendala mobilisasi mahasiswa karena kurangnya kendaraan operasional.
b) Kendala dalam mengumpulkan dana untuk Expo.
f. Tolak Ukur Keberhasilan
Terlaksananya kegiatan Expo dan antuasias masyarakat Kayen saat menghadiri
kegiatan Expo KKN.
g. Anggaran Dana
Anggaran dana dalam kegiatan ini adalah Rp 17.400.000,-
KEKUATAN KELEMAHAN
15
Persiapan yang dibutuhkan
• Terpublikasinya hasil kegiatan
membutuhkan waktu lama sehingga
KKN dari masing masing desa,
molornya waktu mulai
potensi desa, dan UMKM yang
ada di masing masing desa di
Kecamatan Kayen.
16
berakibat juga pada bayi. Selain itu, kegaitan UKGM sangat diperlukan untuk
terwujudnya MDGs yaitu meningkatkan kesehatan balita dan ibu hamil. Oleh karena itu,
berdasarkan hal diatas dipilihlah program pemberdayaan Ibu Hamil dalam kegiatan
UKGM untuk meningkatkan sikap dan perilaku promotif dan preventif pada saat hamil
secara mandiri. Sehingga dapat membentuk sikap dan perilaku yang dapat meningkatkan
kesadaran akan pentingnya kesehatana gigi dan mulut khususnya saat hamil dan memapu
melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari.
b. Maksud, Tujuan dan Sasaran Program
1) Maksud Kegiatan
Maksud dari kegiatan ini adalah memberdayakan ibu hamil dalam UKGM agar
memliki sikap dan perilaku promotif dan preventif pada saat hamil secara
mandiri.
2) Tujuan Kegiatan
b) Meningkatkan sikap dan perilaku promotif dan preventif ibu hamil secara
mandiri
3) Sasaran Kegiatan
17
memhami materi, dan agar materi dapat tetap dibaca sebagai pedoman menjaga kesehatan
gigi dan mulut dikemudian hari. Selain itu, diberikan juga sikat gigi, pasta gigi, serta kasa
untuk mendorong mereka agar mau mempraktekan apa yang telah disampaikan dan dapat
dilakukan secara berkelanjutan.
d. Hasil yang Dicapai dan Rencana Tindak Lanjut
Perancangan kegiatan dimulai sejak Jumat, 12 Juli 2019 yaitu berkoordinasi dengan
bidan desa, dokter gigi, serta perawat gigi tentang permasalahan yang ada dan didapatkan
beberapa permasalahan salah satunya adaah kurangnya pengertahuan ibu hamil tentang
kesehtaan gigi dan mulut. Maka, dilakukanlah program pemberdayaan Ibu Hamil dalam
kegiatan UKGMD untuk meningkatkan sikap dan perilaku promotif dan preventif pada
saat hamil secara mandiri. Selanjutnya dilakukan pertemuan untuk membicarakan jadwal
dilaksanakannya kegitan dan apa saja rencana-rencana kegiatan yang akan dilakukan.
Mahasiswa melakukan penyusunan rencana kegaitan dan tetap berkonsultasi dengan bidan
desa
Hasil yang dicapai dari program ini adalah Ibu hamil mampu mempraktekkan cara
menyikat gigi yang benar diketahu saat diminta untuk mendemonstrasikan ulang, dan
mampu memahami materi yang telah dipaparkan diketahui dengan adanya feedback
seperti bertanya pada sesi tanya jawab.
Tindak lanjut dari program ini adalah leaflet, sikat gigi, pasta gigi dan kasa agar nanti
dapat menjadi pedoman cara menjaga kesehatan gigi dan mulut, dan memiliki contoh sikat
gigi, pasta gigi dan kasa yang sebaiknya digunakan
e. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat
1) Faktor Pendukung
Adanya dukungan dari Kepala Puskesmas, Bidan Desa, Dokter, Dokter Gigi,
Perawat Gigi, serta peserta ibu hamil yang datang pada kelas ibu hamil terbukti
dengan sikap antusias dan respon baik yang diberikan.
2) Faktor Penghambat
a) Kurangnya transportasi sehingga menghambat mobilisasi
b) Terbatasnya tempat percetakan sehingga sulit untuk mencetak leaflet
c) Peserta kelas ibu hamil beberapa tidak datang
f. Tolak Ukur Keberhasilan
18
Keberhasilan kegiatan ini terlihat dari antusiasme dari peserta, adanya feedback saat
sesi tanya jawab, dan peserta mampu melakukan demonstrasi cara menyikat gigi yang
benar.
g. Anggaran Dana
Anggaran dana dalam kegiatan ini adalah Rp 200.000
a. Bidang Kegiatan
Pupuk Kompos merupakan pupuk organik buatan manusia yang dibuat dari proses
pembusukan sisa-sisa bahan organik seperti dari tanaman maupun hewan. Penggunaan
pupuk kompos dapat mengurangi limbah lingkungan sehingga tidak mencemari
lingkungan. Pada Desa Kayen belum ada pemanfaatan limbah dari limbah rumah tangga
untuk dijadikan pupuk kompos. Oleh karena itu, dipilihlah program pelatihan pembuatan
pupuk kompos berbahan dasar limbah rumah tangga.
Maksud dari kegiatan ini adalah membuat pupuk dari limbah untuk menghemat
biaya pengeluaran pupuk dan mengurangi pencemaran limbah di lingkungan.
2) Tujuan Kegiatan
19
Kegiatan ini ditujukan kepada Ibu-Ibu PKK (Pemberdayaan Kesejahteraan
Keluarga) yang ada di RW.05 Desa Kayen, Kecamatan Kayen, Kabupaten Pati.
c. Deskripsi Kegiatan
Mahasiswa KKN memberikan materi mengenai pembuatan pupuk kompos dari
limbah rumah tangga yang meliputi pengertian, keuntungan, kekurangan manfaat dan tata
cara pembuatan pupuk kompos itu sendiri. Setelah pemberian materi dilanjutkan dengan
pelatihan pembuatan pupuk kompos dari limbah rumah tangga. Para Ibu-Ibu PKK melihat
langsung dan terlibat dalam proses pembuatan pupuk.
20
2) Faktor Penghambat
a) Terbatasnya tempat percetakan leaflet yang berkualitas sehingga kualitas
hasil leaflet tidak sesuai dengan apa yang diharapkan.
b) Terbatasnya tanah yang subur yang dapat digunakan untuk keperluan
pembuatan pupuk kompos di sekitar Desa Kayen.
f. Tolak Ukur Keberhasilan
Keberhasilan kegiatan ini terlihat dari antusiasme dari peserta pelatihan yaitu Ibu-Ibu
PKK RW.05 Desa Kayen dalam sesi tanya jawab setelah pelatihan pembuatan pupuk.
Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh Ibu-Ibu PKK menggambarkan rasa
keingintahuan yang besar mengenai pupuk kompos lebih lanjutnya.
g. Anggaran Dana
Anggaran dana dalam kegiatan ini adalah Rp 85.000
Maksud dari kegiatan ini adalah memberikan sosialisasi akan pentingnya pemasaran
digital dan memberikan jalan kepada para pelaku UMKM di Kecamatan Kayen agar
bisa memasarkan produknya tanpa adanya batas yang menghalangi.
2) Tujuan Kegiatan
21
Tujuan dari kegiatan ini adalah :
a) Mengenalkan para pelaku UMKM di Kecamatan Kayen mengenai strategi
pemasaran digital zaman now, yaitu melalui e-commerce Shopee
b) Memudahkan pemasaran produk UMKM di Kecamatan Kayen
c) Memberikan pelatihan mengenai pemasangan iklan di Shopee
3) Sasaran Kegiatan
22
2) Faktor Penghambat
a) Para pelaku UMKM di Kecamatan Kayen masih mengandalkan strategi
pemasaran tradisional.
b) Pemasangan iklan di aplikasi e-commerce membutuhkan pemahaman yang
cukup rumit dan juga biaya pemasangan iklan.
f. Tolak Ukur Keberhasilan
Keberhasilan kegiatan ini terlihat dari antusiasme dari peserta sosialisasi dalam
mendengarkan paparan dan melemparkan banyak pertanyaan. Para peserta terlihat sangat
tertarik pada materi yang dipaparkan serta memiliki rasa ingin tahu yang tinggi.
g. Anggaran Dana
Anggaran dana dalam kegiatan ini adalah Rp 131.000,-
h. Waktu dan Lokasi Realisasi Program/Kegiatan
Hari/tanggal : Jum’at/02 Agustus 2019
Waktu : Pukul 13.00-13.35
Lokasi : Bank Jateng Cabang Pati
a. Bidang Kegiatan
Minyak jelantah adalah minyak yang telah digunakan lebih dari dua atau tiga kali
penggorengan dan dikategorikan sebagai limbah karena dapat merusak lingkungan.
Selain itu minyak jelantah dapat menimbulkan sejumlah penyakit jika dikonsumsi. Masih
banyak warga Desa Kayen yang menggunakan minyak jelantah terus menerus dan
limbahnya pun dibuang tanpa adanya proses pengolahan yang tepat.
Oleh karena itu, dipilihlah program pelatihan pembuatan sabun dari minyak jelantah
di Desa Kayen.
Maksud dari kegiatan ini adalah membuat sabun dari limbah minyak jelantah
sebagai solusi untuk mengurangi pencemaran lingkungan.
2) Tujuan Kegiatan
23
a) Memberikan sosialisasi mengenai bahaya penggunaan minyak jelantah
2) Faktor Penghambat
Terbatasnya toko bahan kimia di Daerah Kayen
g. Anggaran Dana
24
Anggaran dana dalam kegiatan ini adalah Rp 55.000
h. Waktu dan Lokasi Realisasi Program/Kegiatan
Hari/tanggal : Rabu/7 Agustus 2019
Waktu : Pukul 07.30-08.30
Lokasi : TK Tunas Berlian
5) Pemetaan Batas Desa Kayen dan RW serta Pembuatan Peta Tata Guna
Lahan Desa Kayen, Kecamatan Kayen, Kabupaten Pati, Provinsi Jawa
Tengah
a. Bidang Kegiatan
Pemetaan Geologi merupakan suatu kegiatan pengumpulan data dan informasi
geologi yang terdapat dalam suatu daerah pemetaan yang menggambarkan penyebaran
litologi, struktur geologi, bentuklahan, kenampakan morfologi bentang alam, tata guna
lahan, batas pemetaan, dan lain sebagainya dengan skala yang disesuaikan dengan
pengambilan data. Dari data yang telah diperoleh, dihasilkan peta sesuai dengan yang
diinginkan dan memberikan informasi pada daerah pemetaan. Bagi seorang Geologist,
lapangan merupakan sarana pembelajaran terbaik karena menggambarkan secara nyata
kondisi yang dihadapi di lapangan dalam pengaplikasian ilmu yang di dapat selama
beberapa semester. Adanya perbedaan kondisi di lapangan dan di peta mengenai batas
desa dan perubahan penggunaan lahan merupakan hal yang harus dibenarkan terkait
dengan batas desa yang sebenarnya, sehingga peta yang berada di GIS sesuai dengan
kondisi lapangan yang sebenarnya. Peta yang telah diperbaharui dapat mempermudah
baik batas administrasi desa, geologi, dan bidang lain yang menggunakan peta sebagai
dasar dalam penelitian memiliki data yang lebih akurat.
Oleh karena itu, dipilihlah program Pemetaan Batas RW dan Batas Desa Kayen serta
Pembuatan Peta Topografi dan Batas RW Desa Kayen, Kecamatan Kayen, Kabupaten
Pati, Provinsi Jawa Tengah yang sebenarnya sesuai dengan kondisi yang berada di
lapangan.
b. Maksud, Tujuan dan Sasaran Program
1) Maksud Kegiatan
Maksud dari kegiatan ini adalah menciptakan peta tata guna lahan terbaru dengan
batas desa yang sesuai dengan batas desa yang sebenarnya.
2) Tujuan Kegiatan
25
Tujuan dari kegiatan ini adalah :
a) Mahasiswi dapat menerapkan hasil pembelajaran ArcGIS yang berupa teori
kedalam praktik dasar ArcGIS untuk pembuatan peta
b) Memberikan informasi peta topografi dan batas desa yang sudah
diperbaharui hasil dari kegiatan pemetaan
3) Sasaran Kegiatan
26
2) Faktor Penghambat
a) Terbatasnya tempat figura yang cukup berkualitas di daerah Kayen.
b) Terbatasnya tempat percetakan yang cukup berkualitas di daerah Kayen.
c) Terdapat beberapa persawahan yang masuk kedalam administrasi Desa
Kayen.
3) Tolak Ukur Keberhasilan
Keberhasilan kegiatan ini terlihat dari antusiasme dari Perangkat Desa serta
keikutsertaan pemetaan secara langsung di lapangan untuk memetakan untuk
batas desa maupun batas RW yang berada di Desa Kayen.
d. Anggaran Dana
Anggaran dana dalam kegiatan ini adalah Rp 90.000
e. Waktu dan Lokasi Realisasi Program/Kegiatan
Hari/tanggal : Jumat/16Agustus 2019
Waktu : Pukul 08.00-11.00
Lokasi : Balai Desa Kayen
27
• Dukungan dan sambutan yang • Masyarakat setempat kurang
baik dari Ibu-ibu PKK serta memahami penggunaan limbah
guru PAUD Tunas Berlian. untuk dijadikan pupuk kompos.
• Program pembuatan pupuk • Dibutuhkan waktu yang cukup
kompos dari limbah rumah lama untuk proses
tangga ini sangat mudah untuk pengomposan sampai pupuk
dilakukan. siap di pakai.
Kesempatan (Oppotunities) Hambatan (Threats)
• Belum ada pelatihan pembuatan • Kurangnya pengetahuan untuk
pupuk kompos dari limbah dosis pupuk yang sesuai untuk
rumah tangga. tanaman.
28
• Dapat mengembangkan usaha
lewat pemasaran digital
29
Lampiran
Pemaparan materi dan Tanya jawab Pelatihan sikat gigi yang benar
30
Foto 3.1 Foto 3.2
Penyampaian materi tentang pemasaran Foto bersama peserta sosialisasi
digital kepada pelaku UMKM di Kecamatan
Kayen.
Sosialisasi bahaya minyak jelantah kepada Proses pembuatan sabun dari minyak
ibu-ibu wali murid TK Tunas Berlian jelantah
V. Pemetaan Batas Desa Kayen dan RW serta Pembuatan Peta Tata Guna
Lahan Desa Kayen, Kecamatan Kayen, Kabupaten Pati, Provinsi Jawa
Tengah
31
Foto 5.1 Foto 5.2
Oleh karena itu, dipilihlah program untuk ibu-ibu PKK Desa Rogomulyo agar dapat
memanfaatkan dan berinovasi untuk mengolah Kacang Hijau menjadi produk kecantikan
berupa “Scrub/Lulur” yang bernilai Jual.
32
Maksud dari kegiatan ini adalah memberikan pelatihan tentang inovasi pemanfaatan
kacang hijau menjadi produk kecantikan yang bernilai jual.
2) Tujuan Kegiatan
33
jual.
Hasil yang dicapai dari program ini adalah pelaksanaan pelatihan kader yang
diselenggarakan pada hari Minggu, 21 Juli 2019 di Balai Desa Rogomulyo. Kegiatan
diikuti oleh 22 orang dari 24 kader PKK di Desa Rogomulyo
Tindak lanjut dari program ini adalah pelaksanan pemantauan kader dengan
pengolahan produk Scrub/Lulur yang telah dibuat, setelah itu ketertarikan kader dalam
membuat dan melanjutkan usaha tersebut.
h. Anggaran Dana
Anggaran dana dalam kegiatan ini adalah Rp 106.000,-
34
2) Pelatihan Pembuatan Sabole (Sate Bakso Lele) sebagai Makanan Tambahan
Balita Masa Kini
a. Bidang Kegiatan
Masih minimnya inovasi PMT berkaitan dengan kasus balita gizi kurang dan
juga melimpahnya hasil lele di desa Rogomulyo menjadi latar belakang pemilihan
program ini. Melalui program ini diharapkan kader dapat memberikan contoh inovasi
makanan tambahan masa kini dari bahan dasar ikan yang padat gizi.
b. Maksud, Tujuan dan Sasaran Program
1) Maksud Kegiatan
Maksud dari kegiatan ini adalah menciptakan inovasi PMT atau makanan tambahan
masa kini yang padat gizi dan sesuai dengan potensi lokal yang ada di desa sebagai
solusi penanganan balita gizi kurang
2) Tujuan Kegiatan
Kegiatan ini ditujukan kepada kader kesehatan, khususnya kader posyandu Desa
Rogomulyo.
c. Deskripsi Kegiatan
35
Kegiatan berjalan dengan antusias kader terhadap hasil sate bakso lele yang
dibuat. Meski sedikit ada kendala teknis namun kegiatan tetap berlangsung lancar dan
terkendali.
d. Hasil yang Dicapai dan Rencana Tindak Lanjut
Hasil yang dicapai dari program ini adalah pelaksanaan pelatihan kader yang
diselenggarakan pada hari Sabtu, 3 Agustus 2019 di Balai Desa. Kegiatan diikuti oleh
13 orang dari 19 kader kesehatan di Desa Rogomulyo. Sebelumnya SABOLE atau
sate bakso lele juga pernah dilombakan dalam rangka cipta menu B2SA. Dalam lomba
ini, desa Rogomulyo berhasil menang dan maju ke tingkat kabupaten.
Tindak lanjut dari program ini adalah kader posyandu dapat membuat sate
bakso lele atau menciptakan inovasi lebih mengenai makanan tambahan yang
berbahan lokal dan mengandung gizi yang optimal untuk membantu mengejar tumbuh
kembang balita yang sempat terganggu.
e. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat
1) Faktor Pendukung
Adanya dukungan dari bidan desa dan perangkat desa, terbukti dari adanya
bantuan dari perangkat desa dalam sosialisasi akan diadakannya kegiatan
pelatihan kader. Dukungan dari kader kesehatan juga besar, terbukti dari
antusiasme kader kesehatan untuk datang dan mengikuti kegiatan dengan aktif
hingga selesai.
2) Faktor Penghambat
a) Keterbatasan waktu demonstrasi yang singkat
b) Keterbatasan alat dan kesalahan teknis yang terjadi di lapangan
c) Pengolahan ikan yang cukup rumit
36
f. Tolak Ukur Keberhasilan
Keberhasilan kegiatan ini terlihat dari antusiasme dari peserta penyuluhan yaitu kader
di Desa Rogomulyo dalam sesi demo masak dan respon yang baik dari kader dan
perangkat desa terhadap sate bakso lele.
g. Anggaran Dana
Anggaran dana dalam kegiatan ini adalah Rp 100.000
37
b. Maksud, Tujuan dan Sasaran Program
1) Maksud Kegiatan
Maksud dari kegiatan ini adalah meningkatkan kemampuan berwirausaha ,
berinovasi , dan meningkatkan kreativitas warga desa sehingga dapat
meningkatkan pendapatan desa atau penduduk desa.
2) Tujuan Kegiatan
Tujuan dari kegiatan ini adalah :
a) Memberikan informasi mengenai manfaat dan pentingnya membuat
perencanaan bisnis sebelum memulai usaha
b) Memotivasi untuk segera memulai usaha , bahwa usaha ini dapat untuk
individu maupun menjadi usaha desa bersama (BUMDes)
c) Melatih dan memberitahukan hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam
memulai usaha dengan adanya proposal business plan , seperti produk, harga
, pelanggan , SDM , pemasaran , dan promosi.
d) Mengajarkan ketrampilan cara pembuatan masker dari bahan organik
utamanya kacang kedelai.
e) Memberikan media sosial untuk keberlanjutan usaha tersebut yaitu gmial dan
instagram.
3) Sasaran Kegiatan
Kegiatan ini ditujukan kepada kader PKK Desa Rogomulyo
c. Deskripsi Kegiatan
Mahasiswa KKN memberikan pelatihan menyusun business plan dan memberikan
contoh proposal business plan dengan contoh usaha “Mas Mulyo” kemudian
memberitahukan mengenai media sosial yang telah dibuat untuk keberlanjutan usaha ini,
kemudian memberikan pelatihan cara pengolahan kacang kedelai dengan demo hingga
menjadi bahan utama produk masker. Kegiatan diakhiri dengan sesi tanya jawab dan foto
bersama.
38
PKK di Desa Rogomulyo pada Jumat, 19 Juli 2019. Penyampaian materi dilakukan di
Balai Desa. Materi disampaikan kepada anggota PKK dengan memberikan penjelasan dan
penyampaian materi tentang business plan terutama untuk “Mas Mulyo” ini mulai dari
Identitas usaha dengan membuat media sosial, kemudian strategi pemasaran , proses
produksi , rincian anggaran sampai pada penyusunan laporan keuangan sederhana, aspek
SDM , dan waktu pelaksanaan . Kemudian sesi kedua memberikan pelatihan pengolahan
kacang kedelai dan tips yang dapat digunakan dalam pengolahan tersebut. Kemudian
memberikan sesi tanya jawab bagi para peserta kegiatan dan masyarakat tampak antusias
mengenai hal ini.
Pelatihan dan pemaparan materi dengan powerpoint dan sedikit demo dengan peralatan
yang ada. Pemaparan pertama kali saya lakukan adalah memberikan motivasi untuk
membuka usaha untuk memperbaiki ekonomi keluarga. Kemudian memberikan materi
seputar Business Plan akan pentingnya dan dilanjutnya pemaparan business plan dari
“Mas Mulyo”. Anggota PKK antusias dan memperhatikan dengan seksama materi
business plan ini karena merupakan sesuatu yang baru untuknya. Diberitahukan strategi
pemasaran yaitu SWOT , target pemasarannya , sistem pembayaran, sistem penjualan, dan
promosi. Dilanjutkan dengan demo pembuatan masker yang mana ini masuk aspek
produksi dari alat dan bahan kemudian proses produksinya. Setelah itu penjabaran
mengenai cara pemakaian dan rincian anggaran untuk mengetahui Harga Pokok Produksi
(HPP) dan kemudian menetapkan harga jual untuk mendapat laba yan diinginkan. Yang
terakhir memberitahukan bahwa varian “Mas Mulyo” ini masih dapat diinovasikan dengan
potensi desa seperti beras , kacang hijau, charcoal (arang bambu), dsb. Setelah itu
dilakukan sesi tanya jawab yang mana seputar produk tersebut salah satunya mengenai
batas waktu / expired dari produk tersebut.
Hasil yang dicapai dari program ini adalah antusias kader PKK dalam pelatihan
penyususnan perencanaan usaha yang baik dengan proposal dan pembuatan produk
inovasi dari kacang kedelai. Ibu-ibu mengetahui bagaimana cara membuka usaha yang
baik dengan memperhatikan berbagai aspek dan bidang yang dibutuhkan usaha tersebut.
Pemateri juga membuat sosial media dari Mas Mulyo ini untuk keberlanjutan usaha ini.
Selain itu anggota PKK tertarik mengenai produk kecantikan yang selama ini belum
pernah dibuat dan dimanfaatkan sedemikian rupa. Ibu-ibu PKK mengetahui cara
pengolahan kacang kedelai menjadi produk masker yang berkhasiat tinggi untuk kulit.
39
Tindak lanjut dari program ini adalah pelaksanan adalah pemantuan kader dengan
penyobaan produk masker yang telah dibuat , setelah itu pemantauan ketertarikan kader
dlam membuat dan melanjutkan usaha tersebut. Bentuk soft file dari proposal perencanan
usaha juga diberikan ke Ibu Yuni yang dapat dijadikan contoh untuk usaha – usaha lain
yang akan didirikan. Program ini diikuti oleh 22 kader dari 24 kader PKK.
e. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat
1) Faktor Pendukung
a) Adanya dukungan dari Ibu Yuni sebagai pengelola PKK dan Ibu Dewi sebagai
ketua PKK
b) Potensi Desa yang dimanfaatkan dengan baik untuk produk kecantikan
c) Antusias ibu-ibu PKK memerhatikan pemaparan materi dan pelatihsn
pembuatan masker dari kacang kedelai.
2) Faktor Penghambat
a) Kurangnya kreativitas ibu-ibu ketika ditanya untuk inovasi selanjutnya.
b) Kurangnya waktu untuk demo pembuatan kedelai.
c) Pola pikir untuk menambah pendapatan dengan berwirausaha masih kurang
jadi untuk kelanjutannya dilaksanakan atau tidak masih dipertanyakan .
d) Pemerintah Desa belum mendukung diadakannya BUMDes usaha seperti ini
karena dananya masih digunakan utamanya untuk pembangunan infrastruktur.
f. Tolak Ukur Keberhasilan
Keberhasilan kegiatan ini terlihat dari jumlah kader yang datang dan antusiasme
kader yang mana 22 undangan datang untuk mengikuti acara dengan baik. Kemudian
dalam sesi tanya jawab dalam kegiatan pelatihan kader dan pelaksanaan pemantauan
ketertarikan utnuk melanjutkan usaha tersebut terlihat antusias para kader PKK Desa
Rogomulyo.
g. Anggaran Dana
Anggaran dana dalam kegiatan ini adalah Rp 145.000
h. Waktu dan Lokasi Realisasi Program/Kegiatan
Hari/tanggal : Sabtu/ 21 Juli 2019
40
4) “SERUNDENG DESA” (bagaimana cara memanfaatkan dan mengolah
ampas kedelai menjadi salah satu produk makanan berupa “Serundeng”
yang bernilai jual.
a. Bidang Kegiatan
Rogomulyo merupakan Desa yang mayoritas penduduknya berprofesi sebagai
petani, salah satu hasil pertaniannya adalah Kedelai. Setelah melakukan survei dengan
Perangkat Desa dan berdiskusi bersama anggota PKK, kacang kedelai ini masih belum
dimanfaatkan secara optimal. Kacang kedelai hanya diolah menjadi tempe dan susu
kedelai (belum ada produk inovasi). Ampas yang dihasilkan dari susu kacang kedelai
langsung dibuang begitu saja, padahal limbah kedelai jika diolah dengan benar bisa
menghasilkan suatu produk makanan bernilai jual dan dapat mengurangi limbah produksi.
Kandungan yang terdapat pada ampas kedelai diantaranya: protein, lemak, serat,kalsium,
fosfor, dll
Saat melakukan diskusi dengan Anggota PKK, pengurus PKK meminta Tim KKN II
untuk membuat inovasi olahan dari kedelai untuk tambahan program PKK bidang
pangan, yaitu POKJA III . Oleh karena itu, sesuai permintaan anggota PKK, dipilihlah
program untuk pelatihan mengenai pemanfaatan ampas kedelai dan pembuatan
Serundeng dari bahan ampas kedelai yang berbahan dasar ampas tahu maupun ampas
susu kedelai sebagai program tambahan PKK bidang Pangan.
41
Penyampaian materi dilakukan di Balai Desa Rogomulyo. Materi disampaikan kepada
Anggota PKK Desa Rogomulyo dengan memerikan penjelasan dan penyampaian materi
tentang bagaimana cara memanfaatkan dan mengolah ampas kedelai menjadi salah satu
produk makanan berupa “Serundeng” yang bernilai jual dan pentingnya arti nama produk
dan desain kemasan bagi pemasran. Setelah itu dilajutkan dengan Pelatihan pembuatan
Serundeng dari ampas kedelai. Kemudian memberikan sesi tanya jawab bagi peserta
kegiatan dan peserta Anggota PKK tampak antusias mengenai hal ini.
42
e. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat
1) Faktor Pendukung
Adanya dukungan dari perangkat desa dan Pengurus PKK, terbukti dari adanya
bantuan dari perangkat desa dalam sosialisasi akan diadakannya kegiatan pelatihan
kader. Dukungan dari pengurus PKK juga besar, terbukti dari antusiasme kader
PKK untuk datang dan mengikuti kegiatan dengan aktif hingga selesai.
2) Faktor Penghambat
a) Kur Kurangnya inovasi untuk mengolah kacang kedelai, karena Anggota PKK
kebanyakan hanya tau untuk diolah menjadi susu kedelai.
b) Pencarian ampas kedelai, karena produksi susu kedelai tidak setiap saat.
f. Tolak Ukur Keberhasilan
Keberhasilan kegiatan ini terlihat dari antusiasme peserta, yaitu kader PKK dalam
sesi tanya jawab dalam kegiatan pelatihan kader dan pembuatan serundeng dari ampas
kedelai.
g. Anggaran Dana
Anggaran dana dalam kegiatan ini adalah Rp. 76.000
43
cara pengelolaan sampah dengan dibakar. Hal ini menyebabkan tingginya angka penyakit
infeksi saluran pernafasan akut di Desa Rogomulyo ini.
Sampah merupakan salah satu limbah rumah tangga yang selalu bertambah setiap
harinya. Terutama sampah anorganik yang tidak mudah terurai. Tidak tepatnya
manajemen pengelolaan sampah anorganik ini, akan mengakibatkan lingkungan tercemar
dan tidak sehat. Oleh karena itu, diperlukan solusi untuk pengelolaan sampah anorganik
yang bisa menjadikan sampah anorganik yang menambah nilai guna sehingga
meningkatkan nilai jual dan tidak mencemari lingkungan lagi.
b. Maksud, Tujuan dan Sasaran Program
1). Maksud Kegiatan
Maksud dari kegiatan ini adalah pengelolaan limbah sampah anorganik dengan
pemanfaatan sampah anorganik menjadi Ecobrick yang menambah nilai guna
sehingga meningkatkan nilai jual dan dapat mengurangi limbah sampah
anorganik di Desa Rogomulyo, karena tidak adanya tempat pembuangan sampah.
2). Tujuan Kegiatan
Tujuan dari kegiatan ini adalah :
a) Memberikan sosialisasi mengenai sampah organik dan anorganik
b) Meningkatkan kesadaran masyarakat pentingnya pengelolaan sampah
dengan baik
c) Memberikan pelatihan pembuatan Ecobrick dari sampah anorganik
d) Memberikan pelatihan bisnis Ecobrick
c. Deskripsi Kegiatan
Kegiatan dimulai dengan mahasiswa KKN melakukan sosialisasi tentang sampah dan
pengelolaannya melalui video interaktif, poster dan pemberiaan materi. Materi yang
diberikan berupa sampah organik anorganik, dampak buruk penumpukan dan pembakaran
sampah terhadap lingkungan dan kesehatan, serta macam-macam cara pengelolaan
sampah yang dapat menambah nilai guna sehingga meningkatkan nilai jualnya. Acara
dilanjutkan dengan sosialisasi mengenai Ecobrick sebagai salah satu solusi pengelolaan
sampah anorganik yang cocok untuk Desa Rogomulyo serta cara memulai bisnis/UMKM
pembuatan Ecobrick. Tim KKN juga mengajarkan cara pembuatan Ecobrick hingga
44
menjadi barang jadi, yaitu berupa tempat duduk. Selanjutnya semua peserta
mempraktekkan cara pembuatan Ecobrick dengan saling berlomba. Kelompok peserta
yang menang mendapatkan hadiah berupa bibit tanaman terung dan lombok. Ecobrick
yang telah dibuat oleh para peserta selanjutnya disatukan dan dibuat menjadi meja. Acara
diakhiri oleh sesi tanya jawab, penutupan dan foto bersama.
d. Hasil yang Dicapai dan Rencana Tindak Lanjut
Program pemanfaatan sampah anorganik dengan pembuatan Ecobrick di Desa
Rogomulyo bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai sampah dan
pengelolaannya. Program ini akan menjadi solusi penumpukan sampah plastik dan
pembakaran sampah di Desa Rogomulyo. Selain itu juga, pembuatan Ecobrick akan
meningkatkan nilai jual dari sampah plastik, sehingga jika dikelola dengan baik dapat
menjadi salah satu penghasilan Desa Rogomulyo. Adapun tahapan program adalah
sebagai berikut :
i. Mendiskusikan serta meminta ijin kepada kepala desa dan perangkat desa
Kegiatan ini bertujuan untuk memaparkan konsep program yang akan
dilaksanakan sekaligus meminta ijin kepada kepala desa dan perangkat desa.
Kegiatan ini dilaksanakan pada tangal 22 Juli 2019 di Balai Desa. Hasil dari
kegiatan ini adalah masukan dari perangkat desa agar program dapat diterima
dengan baik di masyarakat.
ii. Pengumpulan sampah plastik oleh Tim KKN dan Masyarakat Desa
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat
dalam program ini. Kegiatan ini dilaksanakan selama beberapa hari dengan
meminta kepada masyarakat untuk mengumpulkan sampah plastik rumah
tangganya untuk dihimpun TIM KKN sebagai bahan pembuatan Ecobrick. Hasil
dari kegiatan ini adalah berkurangnya sampah plastik yang dibakar warga serta
meningkatnya kesadaran warga untuk mengelola sampah dengan baik.
iii. Menyiapkan sampah plastik untuk pembuatan Ecobrick
Kegiatan ini bertujuan unuk mempersiapkan sampah plastik yang telah
terkumpulkan untuk bisa menjadi bahan pembuatan Ecobrick. Kegiatan ini terdiri
dari pemilahan sampah botol dan memotong sampah plastik menjadi potongan
kecil agar lebih mudah dimasukkan ke dalam botol. TIM KKN mengajak
kelompok pemuda dan anak-anak untuk turut ikut membantu dalam pelaksanaan
kegiatan ini.
iv. Pembuatan demo barang jadi dari Ecobrick
45
Kegiatan ini bertujuan untuk menunjukkan hasil penggunaan Ecobrick dari
sampah plastik menjadi barang jadi, yaitu berupa tempat duduk/sofa.
v. Penyusunan video, materi, sosialisasi tentang sampah dan pengelolaannya
Materi sosialisasi ini bertujuan agar meningkatkan kesadaran masyarakat
terhadap dampak buruk penumpukan sampah dan pembakaran sampah serta
menumbuhkan minat masyarakat terhadap pembuatan Ecobrick.
vi. Edukasi dan pelatihan pembuatan Ecobrick
Kegiatan ini dilaksanakan pada 10 Agustus 2019 di Balai Desa yang dihadiri
masyarakat Rogomulyo dimulai dari kalangan pemuda, anak-anak, dan dewasa.
Hasil yang dicapai dari kegiatan ini adalah berupa minat masyarakat dalam
pembuatan Ecobrick. Dalam kegiatan ini pula, dihasilkan barang jadi dari
Ecobrick yang dibuat dari para peserta ditempat berupa meja berbentuk lingkaran.
vii. Monitoring dan Evaluasi
Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui kekurangan dari setiap rangkaian acara,
sehingga seluruh tahapan program dapat berjalan dengan baik dan diterima oleh
masyarakat. Kegiatan ini dilakukan bertahap dari awal perencanaan acara,
ditengah program berjalan dan diakhir program terselesaikan.
Tindak lanjut dari program “Pemanfaatan Sampah Anorganik menjadi Ecobrick”
adalah rencana pengembangan UMKM pembuatan Ecobrick dari sampah plastik dengan
nama RO-BRICK (Rogomulyo Ecobrick) dalam acara yang diadakan di Balai Desa pada
10 Agustus 2019 bersama para peserta yang hadir. Harapan dengan adanya usaha ini tidak
hanya mengurangi penumpukan dan pembakaran sampah plastik saja, namun juga
menambah penghasilan desa.
46
f. Tolak Ukur Keberhasilan
Keberhasilan kegiatan ini terlihat dari antusiasme peserta, yaitu masyarakat Desa
Rogomulyo mulai dari pengumpulan sampah plastik hingga mengikuti pelatihan
pembuatan Ecobrick hingga menghasilkan barang jadi dengan brand RO-Brick.
g. Anggaran Dana
Anggaran dana dalam kegiatan ini adalah Rp. 100.000
h. Waktu dan Lokasi Realisasi Program/Kegiatan
Hari/tanggal : Sabtu/10 Agustus 2018
47
2. Pelatihan Pembuatan Sabole (Sate Bakso Lele) sebagai Makanan
Tambahan Balita Masa Kini
Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness)
• Dukungan dan sambutan yang baik • Kurangnya inovasi pemanfaatan
dari perangkat desa dan kader bahan lokal dari ikan untuk
terkait rencana pelaksanaan pembuatan PMT
program • Pemberian PMT yang kurang
• Antusiasme dan partisipasi kader variatif
yang baik dan komuniatif saat
sosialisasi dan demo masak
berlangsung
• Produk sudah pernah diujicobakan
pada lomba B2SA dan mendapat
respon yang baik
Kesempatan (Oppotunities) Hambatan (Threats)
• Sejalan dengan program pemerintah • Pembuatannya yang
yang menggalakkan promosi gemar membutuhkan alat penggiling atau
makan ikan blender yang tidak semua orang
• Ikan lele merupakan potensi lokal punya
yang terjangkau dan mudah untuk
diolah
• Kandungan gizi ikan lele lebih baik
dibandingkan ikan-ikan lokal yang
ada di desa seperti ikan gabus, ikan
nila, dan ikan bawal
3. Pelatihan dan Penyusunan Perencanaan Usaha (Business Plan) dan
Pemanfaatan Potensi Kacang Kedelai Menjadi Produk Kecantikan
Yang Bernilai Jual Yakni “Mas Mulyo” (Masker Rogomulyo)
Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness)
• Mendapat dukungan dari Kepala • Kurangnya kreativitas ibu-ibu
Desa dan Pengelola PKK ketika ditanya untuk inovasi
selanjutnya
48
• Potensi Desa yang dimanfaatkan • Kurangnya waktu untuk demo
dengan baik untuk produk pembuatan kedelai
kecantikan
•
• Antusias ibu-ibu PKK
memerhatikan pemaparan materi
dan pelatihsn pembuatan masker
dari kacang kedelai.
Kesempatan (Oppotunities) Hambatan (Threats)
49
• Minat untuk memamerkan produk
SERUNDENG DESA dalam acara
yang diadakan di tingkat Kabupaten
50
Foto 1.1 Foto 1.2
Sabuk Ijo” Inovasi Pemanfaatan Kacang
Produk Sabuk Ijo
Hijau Menjadi Produk Kecantikan Berupa
“Scrub/Lulur” yang bernilai Jual
2. Pelatihan Pembuatan Sabole (Sate Bakso Lele) sebagai Makanan Tambahan Balita
Masa Kini
51
3. Pelatihan dan Penyusunan Perencanaan Usaha (Business Plan)
Demo Pembuatan Srundeng Desa Ibu Ibu PKK mencoba hasil Demo
52
5. Pemanfaatan Sampah Anorganik menjadi Ecobrick
a. Bidang Kegiatan
Pertanian merupakan komoditas pertama dan utama yang ada di Desa Boloagung.
Hasil pertanian yang ada di Desa boloagung adalah padi dan kacang hijau dimana setelah
pemanenan dilakukan penjualan langsung kepada pengumpul secara langsung oleh
petani. Inovasi merupakan suatu hal baru yang dilakukan oleh baik orang maupun instansi
yang bertujuan untuk mengembangkan suatu barang atau jasa untuk meningkatkan nilai
serta dayaguna maupun perkembangan yang lebih baru. Inovasi produk yang dilakukan
terhadap hasil komoditas pertanian di Desa Boloagung belum banyak dilakukan,
sedangkan dengan adanya inovasi dapat meningkatkan nilai tambah dari bahan itu sendiri.
Pengembangan yang dilakukan belum memunculkan dampak positif yang optimal serta
belum adanya inovasi yang bermanfaat bagi banyak masyarakat serta bernilai lebih.
53
1) Maksud Kegiatan
Maksud dari program ini adalah untuk menciptakan inovasi produk olahan
kacang hijau yang lebih inovatif dan menarik minat masyarakat serta sehat dan
bergizi untuk dikonsumsi.
2) Tujuan Kegiatan
54
menjadi produk yang berguna lebih serta dikonsumsi oleh keluarga masyarakat sekitar.
Rencana tindak lanjut yang ingin dilakukan adalah dengan memberikan edukasi terhadap
masyarakat terkhusus Ibu-Ibu PKK untuk mengolah kacang hijau semakin inovatif dan
juga dengan inovasi ini dapat dilakukan pengenalan akan produk makanan yang sehat
sehingga anak dan keluarga Ibu-Ibu PKK serta masyarakat dapat semakin mengonsumsi
produk olahan yang sehat dan bergizi. Produk olahan ini juga diharapkan dapat semakin
meningkatkan penghasilan dari bidang pertanian dengan cara penjualan produk yang lebih
baru dan belum pernah dilakukan sebelumnya, sehingga dengan hal baru yang diberikan
kepada masyarakat luas harapannya dapat diterima masyarakat dan dikonsumsi serta
menunjang kesehatan lebih lanjut.
e. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat
1) Faktor Pendukung
Kelompok Ibu-Ibu PKK mendukung serta membantu keberjalanannya kegiatan,
hasil komoditas kacang hijau melimpah bagi warga masyarakat serta inovasi
olahan yang belum ada sebelumnya. Kelompok masyarakat yang memiliki
industri rumah tangga juga turut berpartisipasi untuk melancarkan kegiatan.
2) Faktor Penghambat
Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai produk kacang hijau yang dapat
meningkatkan hasil komoditas dan inovasi yang penting dilakukan. Kurang
aktifnya kegiatan masyarakat khususnya Ibu-Ibu PKK dilihat dari jumlah
anggotanya yang cukup sedikit dan belum mewakili dari seluruh wilayah desa.
Praktik percobaan yang dilakukan berulang kali karena perbedaan jenis
komoditas kacang hijau sehingga sempat mengalami kegagalan terhadap sampel
percobaan.
d. Tolak Ukur Keberhasilan
Keberhasilan kegiatan ini terlihat dari antusiasme dari peserta penyuluhan Ibu-Ibu
PKK sangat antusias dalam tanya jawab mengenai produk yang dibuat. Hal ini
semakin memicu tingkat keaktifan dan semangat Ibu-Ibu PKK untuk berjiwa inovatif
dan mau melakukan hal baru terhadap olahan kacang hijau.
e. Anggaran Dana
55
Anggaran dana dalam kegiatan ini adalah Rp 150.000 yang digunakan untuk persiapan
dan pembelian bahan pembuatan produk serta konsumsi kepada masyarakat dalam
pemaparan dan penyuluhan inovasi produk.
f. Waktu dan Lokasi Realisasi Program/Kegiatan
Hari/tanggal : Sabtu, 20 Juli 2019
Waktu : Pukul 15.00 – 17.00 WIB
Lokasi : Balai Desa Boloagung
a. Bidang Kegiatan
Pemanfaatan lingkungan menjadi salah satu masalah pokok utama di desa boloagung.
Botol plastik masih banyak dibuang sembarangan dan belum dimanfaatkan serta
pekarangan yang belum maksimal. Pemanfaatan pekarangan dapat dilakukan dengan
menanam tanaman hortikultura sayuran serta menggunakan media air yang dimasukkan
kedalam botol plastik menjadi cara bertanam dengan teknik hidroponik.
Budidaya sayuran hidroponik botol bekas dilakukan dengan cara sederhana dengan
mengalirkan air secara terus menerus melalui saluran pipa dan dimasukkan kedalam botol
plastik dengan menggunakan beberapa tananam seperti kangkong, pakcoy, caisim, dan
bayam. Budidaya ini dapat menghemat tempat dan juga penggunaan air serta nutrisi yang
lebih sedikit dibandingkan budidaya menggunakan tanah.
Oleh karena itu, perlu dilakukan pelatihan pembuatan hidroponik botol plastik bekas
mudah diperoleh di desa Boloagung.
56
menggunakan botol plastic bekas dengan sasaran kegiatan yaitu Ibu-Ibu PKK Desa
Boloagung.
2) Tujuan Kegiatan
Tujuan dari kegiatan ini adalah :
a. Memberikan edukasi tentang Teknik hidroponik menggunakan botol plastik
bekas sekaligus pemanfaatan pekarangan untuk budidaya tanaman hortikultura
sayuran
b. Memberikan pelatihan cara budidaya tanaman dengan metode hidroponik
sistem DFT menggunakan botol plastic bekas
3) Sasaran Kegiatan
Kegiatan ini ditujukan kepada masyarakat desa, khususnya Ibu – Ibu PKK
c. Deskripsi Kegiatan
Mahasiswa KKN memberikan edukasi berupa pemaparan materi mengenai metode
hidroponik untuk budidaya tanaman hortikultura. Penjelasan pengertian hidroponik dan
manfaatnya serta cara membuatnya. Selanjutnya dijelaskan mengeni budidaya sayuran
dengan metode hidroponik dan kelebihan hidroponik dengan memanfaatkan pekarangan
rumah sekaligus memanfaatkan botol plastic bekas sebagai pengganti paralon.
Sesi selanjutnya dilanjutkan cara menyemai tanaman di media rockwool lalu
dilanjutkan melihat langsung instalasi hidroponik serta dilakukan penjelasan langsung
mengenai teknis budidaya tanaman hidroponik dan tanya jawab langsung tentang metode
hidroponik.
57
hortikultura sayuran serta pemanfaatan sampah botol plastik dan ketertarikan untuk
membuat instalasi hidroponik tersebut yang diselenggarakan pada hari Sabtu, 20 Juli 2019
bertempat di Balai Desa Boloagung. Kegiatan ini diikuti oleh 15 Ibu-Ibu PKK.
Tindak lanjut dari program ini adalah pelaksanaan pemantauan terkait budidaya
hidroponik dengan memastikan tanaman dapat tumbuh sehat hingga dapat dipanen pada
akhir periode KKN nanti dan dapat diserahkan kepada Ibu ibu PKK atau warga Desa
Boloagung untuk kelangsungan instalasi hidroponik tersebut.
e. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat
1) Faktor Pendukung
Adanya keinginantahuan warga desa boloagung dan ibu ibu pkk akan budidaya
hidroponik serta manfaatnya terhadap lingkungan karena menggunakan bahan
sampah plastik botol bekas yang dibuat menjadi instalasi.
2) Faktor Penghambat
Masih ada sebagian pola pikir masyarakat yang belum sadar akan pentingnya
mengkonsumsi tanaman sayuran yang sehat dan bergizi serta masih banyak warga
yang membuang sampah sembarangan atau dibakar begitu saja sehingga
menciptakan polusi udara.
f. Tolak Ukur Keberhasilan
Keberhasilan kegiatan ini terlihat dari antusias dari peserta penyuluhan yaitu Ibu-Ibu
PKK Desa Boloagung dalam sesi pembuatan instalasi hidroponik berbahan dasar
botol plastik untuk budidaya tanaman hortikultura sayuran serta aktif bertanya serta
berdiskusi dengan mahasiswa KKN.
g. Anggaran Dana
Anggaran dana dalam kegiatan ini adalah Rp 350.000
h. Waktu dan Lokasi Realisasi Program/Kegiatan
Hari/tanggal : Sabtu, 20 Juli 2019
Waktu : 16.30 – 17.30
Lokasi : Balai desa Boloagung
a. Bidang Kegiatan
58
Kegiatan pemasaran di UMKM ( Usaha Mikro Kecil dan Menengah ) Desa
Boloagung masih tergolong sederhana dan terbatas. Tidak hanya itu UMKM di Desa
Boloagung masih bingung dalam menerapkan atau mengaplikasikan konsep dari strategi
pemasaran. Dalam pemilihan strategi pemasaran sangatlah penting dikarenakan sebagai
penentu bagaimana cara yang baik untuk memasarkan produk dari UMKM tersebut
sehingga dapat dikenal secara luas.
Oleh karena itu, dipilih program pendampingan strategi pemasaran dengan metode
4P (Product, Price, Place, and Promotion) sehingga UMKM di Desa Boloagung dapat
memilih dan melaksanakan strategi pemasaran 4P. Dengan melakukan pemasaran yang
optimal dan pemilihan strategi yang tepat maka nilai jual yang didapatkan UMKM akan
bertambah dan menambah keuntungan UMKM.
c. Deskripsi Kegiatan
Kegiatan ini dilakukan dengan melakukan survey untuk mengetahui jenis UMKM
yang ada di desa Boloagung terlebih dahulu sekaligus memberikan surat undangan ke
pemilik UMKM Desa Boloagung dan setiap RW untuk mengirimkan delagasi warganya
untuk mengikuti kegiatan ini.
Dalam pelaksanaan program mahasiswa KKN memberikan penjelasan materi
mengenai strategi pemasaran 4P (Product, Price, Place, and Promotion). Setelah
59
pemaparan materi dilanjutkan dengan sesi penjelasan dan penyerahan poster 4P sehingga
peserta program dapat lebih memahami tentang 4P. Kegiatan diakhiri dengan sesi tanya
jawab dan foto bersama.
60
f. Tolak Ukur Keberhasilan
Keberhasilan kegiatan ini terlihat dari antusiasme peserta, yaitu dari pemilik usaha
UMKM dan warga dengan memberikan pertanyaan – pertanyaan saat sesi tanya jawab.
Lalu keberhasilan dalam kegiatan ini adalah dengan pemantauan yang berkelanjutan dari
UMKM.
g. Anggaran Dana
Anggaran dana dalam kegiatan ini adalah Rp 50.000
a. Bidang Kegiatan
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari perangkat desa diketahui bahwa limbah
sekam padi kurang ditangani padahal di desa Boloagung terdapat banyak penggilingan
padi (selepan) yang secara tidak langsung limbah sekam banyak dihasilkan di desa ini.
Kebanyakan dari masyarakat hanya menjual sekam padi pada industri pembuat genteng,
bahkan hanya dibiarkan hingga menunpuk di halaman rumah warga. Sekam padi dapat
dimanfaatkan sebagai briket (alternatif bahan bakar) yang diharapkan dapat mengatasi
permasalahan limbah pertanian dan meningkatkan nilai jual dan manfaat lainnya seperti
pellet (bahan bakar alternative) dan pupuk sekam padi. Oleh karena itu, perlu dilakukan
pelatihan briket bioarang yang memanfaatkan limbah sekam padi.
61
minyak tanah dan LPG, sehingga dapat membantu meningkatkan pendapatan
bagi pedagang yang menggunakan nyala api seperti pedagang sate, nasi goreng
dan lain lain.
b) Memberikan edukasi mengenai pemanfaatan limbah sekam padi.
3) Sasaran Kegiatan
Kegiatan ini ditujukan kepada masyarakat desa Boloagung dan kelompok usaha
kecil.
c. Deskripsi Kegiatan
Mahasiswa KKN memberikan edukasi berupa pemaparan materi mengenai
pemanfaatan limbah sekam padi, berupa pengertian sekam padi, kandungan, pemanfaatan
secara luas, langkah kerja pembuatan briket bioarang dari limbah sekam padi. Setelah
pemaparan materi dilanjutkan dengan sesi pelatihan dan sesi tanya jawab.
62
1) Faktor Pendukung
Adanya dukungan dari ibu rumah tangga dan kepala polindes Desa Boloagung
untuk program ini, terbukti dengan kegiatan konsultasi yang dilakukan mengenai
kebiasaan Ibu-Ibu.
2) Faktor Penghambat
Masih ada sebagian pola pikir masyarakat yang belum sadar akan pentingnya
kesehatan tubuh, penggunaan minyak goreng berulang kali dianggap hemat biaya
dan waktu.
f. Tolak Ukur Keberhasilan
Keberhasilan kegiatan ini terlihat dari antusiasme dari peserta penyuluhan yaitu
masyarakat Desa Boloagung dalam sesi pelatihan pembuatan bioarang sekam padi dan
masyarakat Desa Boloagung membuat briket bioarang dari sekam padi atau manfaat
lainnya yaitu pellet sekam padi dan pupuk sekam padi
g. Anggaran Dana
Anggaran dana dalam kegiatan ini adalah Rp 25.000
63
biasa disebut aquifer dalam. Musim kemarau yang dimulai dari Bulan April hingga Bulan
September mengancam ketersediaan air dangkal, sehingga diperlukan pencarian
keberadaan air di kedalaman yang lebih dalam, “Aquifer dalam”.
Oleh karena itu, dipilihlah program untuk memetakan muka air tanah dari sumber air
yang berada di Desa Boloagung, baik yang berasal dari sumur gali, sumur bor, ataupun
sumur resapan. Data muka air tanah yang didapatkan dari hasil pemetaan, kemudian
diolah menggunakan software M. Excel dan ArcGIS 10.4.
b. Maksud, Tujuan dan Sasaran Program
1) Maksud Kegiatan
Maksud dari kegiatan ini adalah sebagai informasi untuk mengetahui arah aliran
(drainase) air tanah bawah permukaan.
2) Tujuan Kegiatan
Tujuan dari kegiatan ini adalah sebagai refrensi ataupun tahap survey awal dalam
eksplorasi dan eksploitasi airtanah kedepannya di Desa Boloagung.
3) Sasaran Kegiatan
Kegiatan ini ditujukan kepada Perangkat Desa Boloagung.
c. Deskripsi Kegiatan
Mahasiswa KKN melakukan pemetaan Muka Air Tanah di sumber air yang berada di
Desa Boloagung dimana mahasiswa melakukan pengukuran tinggi sumur, kedalaman
sumur, elevasi permukaan tanah, dan juga koordinat. Kemudian hasil data diinput ke dalam
Excel. Data yang terdapat pada Excel kemudian diolah menggunakan software ArcGIS
10.4. Hasil olahan berupa Peta Sebaran Sumur dan Peta Hasil Interpolasi Muka Air Tanah
yang kemudian dimasukkan ke Corel Draw X7 dalam bentuk Poster. Poster kemudian
diprint dan diserahkan dan dijelaskan kepada Perangkat Desa.
d. Hasil yang Dicapai dan Rencana Tindak Lanjut
Hasil yang didapatkan dari survey pada tanggal 9 Juli 2019 di Balai Desa ialah berupa
keberadaan air yang sulit saat musim kemarau di Desa Boloagung. Hasil dari pemetaan
pada tanggal 22, 24 Juli 2019 ialah berupa informasi mengenai sebaran sumber air yang
berada di Desa Boloagung, muka airtanah (MAT), dan arah aliran (drainase) airtanah
bawah permukaan yang dimana dipetakan dari 3 dusun yang berada di Desa Boloagung.
Pemetaan ini juga sebagai survey awal Pemetaan Hidrogeologi. Pengolahan menggunakan
corel draw X7 pada tanggal 6,7, dan 8 Agustus 2019 ialah berupa poster pemetaan
hidrogeologi. Kemudian pada tanggal 10 Agustus ialah penjelasan dan penyerahan poster
kepada 10 Pnerangkat Desa Boloagung. Tindak lanjutnya ialah survey lanjut dari
64
pemetaan hidrogeologi berupa survey geolistrik untuk mengetahui persebaran aquifer dan
pemodelannya.
e. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat
1) Faktor Pendukung
Adanya dukungan dari teman sedesa dalam menemani selama pemetaan
hidrogeologi dan warga desa yang sudah mengizinkan sumur galinya untuk
dilakukan pengukuran. Selain itu, ada juga dukungan dari Perangkat Desa
Boloagung dalam penjelasan dan penyerahan poster “Pemetaan Hidrogeologi
Desa Boloagung, Kecamatan Kayen, Kabupaten Pati”.
2) Faktor Penghambat
Selama melakukan “Pemetaan Hidrogeologi Desa Boloagung, Kecamatan Kayen,
Kabupaten Pati”, hambatan yang dialami ialah keterbatasan alat untuk melakukan
pengukuran Muka Air Tanah.
f. Tolak Ukur Keberhasilan
Parameter keberhasilan ialah semua sumur gali yang berada di Desa Boloagung
dipetakan semua dimana semuanya dari 3 dusun yang berada di Desa Boloagung dan juga
output pemetaan berupa poster yang dijelaskan dan diserahkan kepada Perangkat Desa
Boloagung.
g. Anggaran Dana
Anggaran dana dalam kegiatan ini adalah Rp 60.000
h. Waktu dan Lokasi Realisasi Program/Kegiatan
Hari/tanggal : Sabtu, 10 Agustus 2019
Waktu : 09.00 – 12.00 WIB
Lokasi : Balai Desa Boloagung
65
• Antusias Ibu-Ibu PKK dan karena kegagalan terhadap hasil
masyarakat terhadap produk dan yang diolah
inovasi yang diolah • Kemungkinan perbedaan jenis
• Daya tarik peserta penyuluhan saat kacang hijau sehingga
sesi tanya jawab dan tingkat mempengaruhi hasil yang
kesukaan terhadap produk inovasi diperoleh tidak sempurna
yang dilakukan
Kesempatan (Oppotunities) Hambatan (Threats)
• Hasil komoditas yang melimpah • Sifat beberapa masyarakat yang
dan belum dilakukan inovasi masih kurang kesadaran akan
produk inovasi produk sehingga masih
• Rendahnya nilai jual kacang hijau menggunakan cara lama dan
secara mentahan apabila dijual langsung dijual mentah kepada
langsung kepada pengumpul pengumpul
2. Pelatihan Pembuatan Hidroponik Berbahan Dasar Plastik Botol Bekas
Untuk Tanaman Sayur sebagai Bentuk Pemanfaatan Sampah Plastik
Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness)
• Dukungan dan sambutan yang baik • Kebanyakan ibu ibu PKK masih
dari Kepala Desa, perangkat desa, mengganggap membuat
dan Ibu-ibu PKK. hidroponik ribet dan ingin pratkis
• Program ini dapat membantu dalam tinggal tanam saja
mengurangi sampah plastic dan
mendorong ketahanan pangan
berupa sayuran sehat dan segar
Kesempatan (Oppotunities) Hambatan (Threats)
• Dengan adanya program ini, Ibu • Ibu rumah tangga terkadang
PKK tertarik dalam melakukan merasa ribet dalam membuat
budidaya sayuran hidroponik instalasi awal hidroponik
dilahan pekarangan mereka serta
meningkatkan keinginan untuk
mengkomsusi pangan yang sehat
• Metode hidroponik dapat
menghemat tenaga dan air serta
66
penggunaan nutrisi yang lebih
presisi
• Ibu PKK merasa dapat meluangkan
waktunya untuk menanam sayuran
dari halaman rumahnya sendiri.
3. Pendampingan Strategi Pemasaran dengan 4P (Product, Price, Place, and
Promotion) untuk UMKM Desa Boloagung
Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness)
• Dukungan dan sambutan yang baik • Terdapat pemilik UMKM yang
dari Kepala Desa, pemilik UMKM, tidak dapat bekerja sama dengan
dan Warga Desa baik.
• Antusiasme peserta saat program • Kurang memiliki pola pikir untuk
berlangsung dan peserta terlihat mengembangkan usaha mereka
interaktif dalam pelaksanaan
program
• Saat diskusi tentang permasalahan
yang ada pada UMKM Desa
Boloagung berlangsung dengan
lancar
Kesempatan (Oppotunities) Hambatan (Threats)
• Belum ada penyuluhan sebelumnya • UMKM belum menentukan
mengenai strategi pemasaran strategi pemasaran yang baik
dengan 4P sehingga tidak adanya
• Cara pemilihan strategi pemasaran pertumbuhan yang signifikan dari
sangat tepat diterapkan agar nilai UMKM tersebut
penjualan dan keuntungan usaha
dapat bertambah
4. Pelatihan Pembuatan Briket Bioarang dari Limbah Sekam Padi
Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness)
• Sekam padi yang mudah didapatkan • Masyarakat lebih memilih cara
di Desa Boloagung, karena instan dengan menjual sekam padi
mayoritas penduduk memiliki pada industry pembuat genteng.
pekerjaan sebagai petani.
67
• Produk yang dihasilkan sangat
bermanfaat karena dapat dijadikan
sebagai bahan bakar alternatif untuk
pengganti minyak tanah dan LPG.
• Produk dapat digunakan untuk
pedagang yang membutuhkan nyala
api, karena sangat efisien dan
mudah didapatkan untuk
memaksimalkan keuntungan dari
penjualan.
Kesempatan (Oppotunities) Hambatan (Threats)
• Dengan adanya program ini, • Masyarakat yang tidak ingin repot
membuat masyarakat desa dalam pengolahan atau
Boloagung tertarik untuk beralih ke pemanfaatan limbah sekam padi.
briket bioarang. Hal ini
dikarenakaan ketersediaan LPG
yang disubsidi oleh pemerintah
berkurang sehingga seringkali
masyarakat kebingungan untuk
mencari LPG.
• Keuntungan penjual makanan
seperti nasi goreng, sate dan lain
lain, karena briket bioarang mudah
dan murah dalam pembuatannya
dengan nyala yang cukup lama
5. Pemetaan Hidrogeologi Desa Boloagung, Kecamatan Kayen, Kabupaten
Pati
Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness)
• Pemetaan ini didukung oleh teman • 60-65% tata guna lahan (TGL)
sedesa dalam menemani selama Desa Boloagung merupakan
pemetaan dan juga warga sedesa persawahan yang dimana pada
dalam mengizinkan pengukuran persawahan sendiri tidak terdapat
MAT di sumur gali.
68
• Perangkat Desa Boloagung sangat sumber air (sumur gali dan lain-
antusias saat penjelasan Peta lain)
Hidrogeologi dan juga penyerahan.
Kesempatan (Oppotunities) Hambatan (Threats)
• Belum ada survey awal eksplorasi • Keterbatasan alat pengukuran
hidrogeologi di Desa Boloagung dalam pemetaan hidrogeologi di
Desa Boloagung
Lampiran
1. Pengembangan Inovasi Produk Nugget dan Bollu Kacang Hijau Sebagai Inovasi
Produk Pangan Bergizi Berbasis Hasil Pertanian
69
cara membuat hidroponik botol bekas botol bekas secara langsung
70
“Briket Bioarang Sekam Padi” briket biorang dari limbah sekam padi
kepada masyarakat Desa Boloagung
a. Bidang Kegiatan
Desa Srikaton merupakan salah satu desa di Kecamatan Kayen yang mayoritas
penduduknya berprofesi sebagai petani. Sehingga salah satu hasil utama pertanian di Desa
Srikaton adalah padi dan jagung. Namun masyarakat Srikaton masih belum mengetahui
tentang pemanfaatan limbah hasil pertanian untuk dijadikan sebagai sumber energi
alternatif. Salah satu limbah yang masih yang masih belum dimanfaatkan adalah limbah
bonggol jagung. Kebanyakan bonggol jagung hanya dibuang atau dibakar. Padahal limbah
tersebut masih bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan nilai guna dan ekonomisnya.
71
1) Maksud Kegiatan
Maksud dari kegiatan ini adalah pendampingan pemanfaatan limbah bonggol jagung
untuk dijadikan briket sebagai alternatif sumber energi terbarukan yang ramah
lingkungan.
2) Tujuan Kegiatan
Kegiatan diawali dengan melakukan konsultasi dan perijinan kepada pihak terkait
seperti Kepala Desa Srikaton dan Perangkat Desa lainnya. Setelah konsultasi, TIM II KKN
UNDIP menyesuaikan jadwal pelaksanaan program dengan kegiatan yang ada di Desa
Srikaton. Karena sasaran kegiatan adalah Ibu-ibu PKK, maka sebelum kegiatan, saya
melakukan konsultasi mengenai program monodisiplin saya serta penentuan waktu
pelaksanaan program kepada Ibu Fadilah selaku Ketua Kader PKK Desa Srikaton.
Penyampaian materi dilakukan di Posko KKN Tim II Universitas Diponegoro (Desa
Srikaton RT 4 RW 2) pada tanggal 31 Juli 2019. Materi disampaikan kepada Ibu-ibu PKK
72
Desa Srikaton dengan memberikan penjelasan dan penyampaian materi tentang
pemanfaatan pemanfaatan limbah bonggol jagung untuk dijadikan briket sebagai sumber
energi alternatif terbarukan yang ramah lingkungan
Hasil yang dicapai dari program ini adalah pelaksanaan program penyuluhan dan
pendampingan mengenai pemanfaatan limbah bonbggol jagung untuk dijadikan briket
sebagai sumber energi terbarukan yang ramah lingkungan yang diselenggarakan pada hari
Rabu, 31 Juli 2019 di di Posko KKN Tim II Undip Desa Srikaton RT 4 RW 2 pada pukul
20.15-2145. Kegiatan diikuti oleh 13 orang dari 20 anggota Kader PKK di Desa Srikaton.
Tindak lanjut dari program ini adalah pelaksanan pemantauan pembuatan briket dari
limbah bonggol jagung untuk dijadikan briket sebagai sumber energi alternatif terbarukan
yang dapat dimanfaatkan langsung oleh masyarakat Desa Srikaton.
• Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat
1) Faktor Pendukung
Adanya dukungan dari Ketua Kader PKK dan Perangkat Desa Srikaton, terbukti
dari adanya bantuan dari Ketua Kader PKK dan Perangkat Desa Srikaton dalam
sosialisasi mengenai pemanfaatan limbah bonggol jadung untuk dijadikan briket
sebagai sumber energi alternatif terbarukan yang ramah lingkungan akan
diadakannya kegiatan pembuatan pupuk organik cair (POC).
2) Faktor Penghambat
a) Terdapat Ibu-ibu PKK yang berhalangan menghadiri kegiatan
b) Masih kurangnya kesadaran masyarakat terkait pemanfaatan limbah hasil
pertanian yang dapat dijadikan sumber energi alternatif terbarukan. Secara
khusus adalah limbah bonggol jagung
3) Tolak Ukur Keberhasilan
Keberhasilan kegiatan ini terlihat dari antusiasme peserta, yaitu anggota Kader
PKK yang hadir dalam sesi tanya jawab dalam kegiatan pendampingan
pemanfaatan limbah bonggol jagung untuk dijadikan briket.
• Anggaran Dana
Anggaran dana dalam kegiatan ini adalah Rp 70.000
• Waktu dan Lokasi Realisasi Program/Kegiatan
Hari/tanggal : Rabu/31 Juli 2019
Waktu : Pukul 20.15-21.4
73
Lokasi : Posko KKN Tim II Undip Desa Srikaton
Oleh karena itu, dipilih program untuk pembuatan makanan selingan sehat
untuk lansia dari jagung. Makanan selingan yang dibuat berupa puding bernama
PUNGJABU atau Puding Jagung Tahu Buah.
74
3. Sasaran Kegiatan
Hasil yang dicapai dari program ini adalah pembuatan puding jagung tahu buah
(PUNGJABU) yang diselenggarakan pada hari Kamis, 25 Juli 2019 di Posko KKN
Tim II Undip Desa Srikaton RT 4 RW 2 pada pukul 09.00-12.00. Kegiatan ini diikuti
sekitar 50 lansia yang hadir di puskesmas keliling.
Tindak lanjut dari program ini adalah pemantauan jenis makanan yang
dikonsumsi oleh lansia.
e. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat
1) Faktor Pendukung
Adanya dukungan dari bidan Desa Srikaton dan ibu kepala desa terbukti dari
adanya saran dan bantuan mengundang lansia ke puskesmas keliling dari bidan
desa dan bantuan pinjaman alat untuk membuat PUNGJABU dari ibu kepala
desa.
2) Faktor Penghambat
75
Keterbatasan penggunaan alat membuat kurang maksimalnya praktek pembuatan
pudding jagung tahu buah (PUNGJABU).
f. Tolak Ukur Keberhasilan
Keberhasilan kegiatan ini terlihat dari antusias dari beberapa lansia dan
pendamping lansia dalam bertanya bahan yang dibutuhkan dan langkah-langkah
pembuatan pudding.
g. Anggaran Dana
Anggaran dana dalam kegiatan ini adalah Rp. 380.000,-
Seperti yang telah dimuat sebelumnya, nomorisasi rumah merupakan salah satu
upaya yang dapat dilakukan dalam mengelola sebuah administrasi kependudukan..
Saat ini, rumah-rumah di Desa Srikaton belum memiliki nomor rumah. Terakhir
penomoran rumah dilakukan di tahun 1980-an. Sehingga, banyak warga tidak
mengetahui dengan jelas identitas rumah mereka perihal nomor.
76
1) Maksud Kegiatan
Maksud dari kegiatan ini adalah memberikan identitas rumah yang nanti
nya akan memudahkan pemilik maupun pemerintah pusat dan daerah apabila
akan menyelenggarakan sensus atau kebutuhan pendataan lainnya.
2) Tujuan Kegiatan
77
Setelah itu pada 26 Juli 2019, dibuat desain penomoran rumah yang memuat
RT,RW, nomor rumah, lambang garuda, lambang Kabupaten Pati, dan nama desa.
Setelah desain ditetapkan, desain diserahkan ke percetakan pada tanggal. Terakhir,
kegitan penempelan nomor rumah ke setiap rumah di RW 02 dilakukan secara
berkala setiap RT nya. Kegiatan dilakukan selama 8 (delapan) hari dengan bantuan
dari ketua RT setempat.
Hasil yang dicapai dari program ini adalah sampai hari Minggu, 5 Agustus
2019 terdapat total 173 rumah yang sudah ternomorisasi. Selanjutnya, perangkat
daerah dapat melakukan pembaruan data terkait jumlah rumah dari setiap RW.
Tindak lanjut dari program ini adalah bentuk soft file dari desain nomorisasi
rumah yang dapat diisi secara mandiri oleh perangkat desa untuk melakukan
nomorisasi secara keseluruhan rumah-rumah di Desa Srikaton.
2) Faktor Penghambat
a) Kurangnya informasi dan data yang diberikan oleh perangkat daerah
sehingga untuk mendapatkan data yang valid, mahasiswa harus melakukan
survei secara mandiri. Hal tersebut membuat penomoran rumah memakan
waktu yang cukup panjang.
b) Perlu penyesuaian waktu untuk menemui masing-masing ketua Rukun
Tetangga (RT) karena kesibukan masing-masing.
78
Keberhasilan kegiatan ini terlihat dari banyak nya penomoran rumah yang
dapat direalisasikan dan pembaruan data mengenai banyaknya permukiman di Desa
Srikaton.
g. Anggaran Dana
Anggaran dana dalam kegiatan ini adalah Rp 195.000,-
79
a) Memberikan pemahaman mengenai pentingnya penanaman vertikultur di
pekarangan rumah untuk meningkatkan estetika dan sebagai rumah pangan
lestari
b) Memberikan pemahaman tentang pembuatan vertikultur serta alat dan
bahannya
c) Memberikan wawasan tentang manfaat penanaman tanaman budidaya
dengan cara vertikultur
3) Sasaran Kegiatan
Kegiatan ini ditujukan kepada ibu-ibu PKK.
c. Deskripsi Kegiatan
Mahasiswa KKN memberikan penyuluhan atau materi mengenai penanaman
vertikultur menggunakan botol bekas. Dilanjutkan dengan sesi tanya jawab bagi
peserta kegiatan dan penyampaian penanaman vertikultur menggunakan botol
bekas.
80
Adanya dukungan dari ibu-ibu PKK terhadap kelancaran program pembuatan
vertikultur dengan botol bekas yaitu dengan menghadiri undangan.
2) Faktor Penghambat
Kurangnya antusias anggota ibu-ibu PKK terhadap pelatihan pembuatan
vertikultur dengan botol bekas.
f. Tolak Ukur Keberhasilan
Keberhasilan kegiatan ini terlihat dari antusiasme peserta, yaitu anggota ibu-ibu
PKK yang hadir dalam sesi tanya jawab dalam kegiatan pelatihan pembuatan
vertikultur.
g. Anggaran Dana
Anggaran dana dalam kegiatan ini adalah Rp 30.000
Deaerah Kayen Pati Jawa Tengah mempunyai pegunungan kapur yang cukup
luas. Sehingga mempengaruhi air tanah yang ada di wilayah kayen. Desa Srikaton
terletak di Kecamatan Kayen mempunyai air tanah yang mengandung kadar kapur
yang cukup tinggi. Sehingga tidak layak untuk digunakan konsumsi sehari-hari.
Untuk itu perlu diadakannya inovasi untuk mengurangi kadar kapur yang
terkandung dalam air tanah daerah Kayen.
b. Maksud, Tujuan dan Sasaran Program
1). Maksud Kegiatan
Membantu warga Desa Stikaton untuk mendapatkan air bersih sehingga layak
untuk digunakan sehari-hari
81
a) Mensosialisasikan keada masyarakat cara untuk mengurangi kadar kapur
dalam air yang biasa digunakan sehari-hari
b) Menunjukkan dampak air kapur bagi kesehatan apabila digunakan terus
menerus
c) Menunjukkan cara pembuatan filter air dengan menggunakan bahan
bahan bekas disekitar
d) Memberikan saran untuk mengurangi kadar bau pada air tanah.
c. Deskripsi Kegiatan
Kegiatan dilaksanakan di acara yasinan pada Musholla Baitul Mutaqqin setelah
selesai Isya’. Kegiatan diawali dengan pemaparan dan penjelasan mengenai
dampak air kapur bagi kesehatan apabila digunakan secara berkelanjutan. Setelah
itu praktek pembuatan filter air kapur menggunakan barang barang bekas yang ada
di sekitar rumah. Dilanjutkan dengan sesi tanya jawab bersama warga Srikaton.
Pada keesokan harinya juga melakukan sosialisasi dengan ibu-ibu yasinan Desa
Srikaton. Kegiatan diawali dengan mengikuti kegiatan yasinan. Dilanjutakn dengan
pemaparan materi dampak penggunaan air kapur. Kemudian dilanjutkan dengan
praktek pembuatan air kapur. Diakhir sesi dilakukan sesi tanya jawab dengan ibu-
ibu yasinan.
82
cukup tinggi dan warga berminat untuk membuat filter air terbut di rumah masing-
masing.
Rencana tindak lanjut untuk kegiatan ini adalah pemantauan cara warga
membuat filter ait di masing-masing rumah.
1) Faktor pendukung
a) Dukungan Perangkat Desa atas recana sosialisasi pembuatan filter air kapur
b) Antusiasme warga dalam mengahdiri acara pembuatan filter air kapur.
c) Barang-barang pembuatan filter air mudah ditemui dilingkungan sekitar
2) Faktor Penghambat
a) Waktu yang diberikan dirasa kurang
b) Ibu-ibu yasinan pulang terlebih dahulu sebelum acara selesai
c) Batu zeolit salah satu komponen pembuatan filter air susah menjadi kendala
untuk praktek pembuatan di rumah masing-masing.
f. Anggaran Dana
Rp. 20.000,-
g. Partisipasi Masyarakat dan Peran Serta Pemda/Dinas/Instansi
Peran partisipasi dari warga sangat bermanfaat karena sasaran dalam acara ini
adalah masyarakat desa Srikaton. Selain itu dukungan penuh juga diberikan oleh
perangkat Desa Srikaton. Diakarenan filter air ini merupakan solusi yang paling
dibutuhkan.
83
1. Nama Program (Pendampingan Pemanfaatan Limbah Bonggol Jagung
Sebagai Alternatif Sumber Energi Terbarukan)
Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness)
• Adanya dukungan dari perangkat • Ibu-ibu Kader PKK ada yang
Desa Srikaton berhalangan hadir ke acara
• Mendapat persetujuan dari kegiatan
perangkat Desa Srikaton • Masih kurangnya kesadaran
• Mendapat dukungan dari Ketua masyarakat terkait pemanfaatan
Kader PKK Desa srkaton limbah hasil pertanian yang dapat
dijadikan sumber energi alternatif
terbarukan. Secara khusus adalah
limbah bonggol jagung
84
Kesempatan (Oppotunities) Hambatan (Threats)
2) Potensi Desa Srikaton berupa 3) Komunikasi dengan lansia yang
jagung dan semangka dapat cukup sulit karena rata-rata lansia
dijadikan sebagai makanan selingan di Desa Srikaton menggunakan
bagi lansia yang menyehatkan. Bahasa Jawa dan tidak bisa
menggunakan Bahasa Indonesia
4) Lansia Desa Srikaton tidak bisa
baca tulis sehingga tidak
memahami isi leaflet.
3. Nomorisasi Perumahan Desa Srikaton
Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness)
5) Dukungan dan sambutan yang baik 6) Kurangnya data yang memadai
dari Kepala Desa, perangkat desa, terkait RT,RW, dan jumlah rumah
dan masyarakat yang valid
Kesempatan (Oppotunities) Hambatan (Threats)
7) Belum ada nya penomoran rumah di 9) Sulitnya koordinasi dengan
Desa Srikaton perangkat desa dan jajarannya
8) Belum adanya pembaruan data karena kesibukan
mengenai jumlah rumah di Desa 10) Observasi langsung rumah
Srikaton masyarakat membutuhkan waktu
yang cukup panjang
4. Pelatihan Pembuatan Vertikultur Botol Bekas
Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness)
11) Bahan dan alat yang mudah 15) Masih kurangnya kesadaran petani
didapatkan serta murah terhadap bahan-bahan bekas yang
12) Meningkatkan estetika pekarangan dapat dijadikan sebagai penghias
rumah pekarangan rumah dan media
13) Meningkatkan kreativitas tanaman
14) Memenuhi nutrisi keluarga
Kesempatan (Oppotunities) Hambatan (Threats)
16) Dapat memperindah pekarangan 18) Tidak ada anggota PKK yang
rumah hadir saat pelatihan
17) Dapat dilakukan oleh anak kecil
85
5. Pembuatan Filter Air Kapur
Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness)
• Dukungan dari warga dan • Kurangnya penerangna pada saat
perangkat Desa acara berlangsung.
• Bahan bahan yang digunakan • Kebanyakan masyarakat yang ikut
mudah ditemukan(botol, arang, merupakan golongan tua, sehingga
kapas) orator kesulitan untuk
menyesuaikan dengan
menggunakan bahasa jawa
Kesempatan (Oppotunities) Hambatan (Threats)
• kadar air kapur cukup tinggi • Batu Zeolit sulit ditemukan di
sehingga menjadi peluang untuk Desa Srikaton sehingga
pembuatan filter air menghambat untuk pembuaan di
rumah masing-masing.
• Lampiran
86
II. Pembuatan Makanan Selingan Sehat untuk Lansia PUNGJABU (Puding
Jagung Tahu Buah)
Gambar 2.1 Penyampaian materi serta Gambar 2.2 Leaflet Puding Jagung Tahu Buah
praktek pembuatan Puding Jagung Tahu (PUNGJABU) kepada lansia Desa Srikaton
Buah (PUNGJABU) kepada lansia Desa
Srikaton
87
Gambar 4.2 Leaflet Pendampingan Pembuatan
Vertikultur Menggunakan Botol Bekas
Gambar 4.1 Penjelasan dan pengenalan
produk vertikultur
Gambar 5.1 Penyampaian pembuatan Gambar 5.2 Penyampaian pembuatan filter air
filter air kapur di Musholla Baitul kapur pada acara Yasinan Ibu-ibu Desa
Mutaqin Srikaton
a. Bidang Kegiatan
88
Desa Talun merupakan desa di kecamatan Kayen yang mempunyai daerah dengan
populasi Pohon Pisang yang sangat banyak dan hampir 40% lahan ditanami pohon pisang.
Akan tetapi potensi ini belum dimanfaatkan dengan baik. Dengan melimpahnya pisang
tersebut akan melimpah pula yang sebagian besar tidak dimanfaatkan oleh warga sekitar.
Oleh karena itu perlu dilakukan pemanfaatan pelepah pisang yang salah satunya dapat
dibuat sebagai “ANTISEPTIK” berbahan utama pelepah pisang.beberapa kelebihan dari
antiseptic batang pelepah pisang adalah bahan baku yang alami dan ramah lingkungan,
khasiatnya, serta dapat meningkatkan nilai ekonomis dari batang pelepah pisang.
Maksud dari kegiatan ini adalah Mengajarkan kepada ibu-ibu PKK betapa pentingnya
penggunaan Antiseptik pada luka, dan memberikan edukasi tentang mendapatkan
bahan Antiseptik dari ekstrak pelepah pisang yang ada di sekitar.
2) Tujuan Kegiatan
89
Peserta ibu ibu PKK yang hadir mampu memahami materi yang disampaikan
mengenai antiseptik pelepah pisang. Ibu-ibu PKK sangat tertarik untuk membua antiseptik
pelepah pisang secara mandiri. Terdapat Antusiasme dan diskusi yang baik antara Ibu-ibu
PKK dengan mahasiswa KKN mengenai materi tentang Antiseptik ekstrak pelepah pisang.
e. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat
3) Faktor Pendukung
Antiseptik yang berbahan dasar pelepah pisang yang mudah dicari sehingga
membuat masyarakat dapat dengan mudah membuat antiseptik. Peserta yang
antusias sehingga memudahkan dalam penyampaian materi. Pemaparan cara
pembuatan antiseptik yang sederhana sehingga mudah untuk diaplikasikan.
4) Faktor Penghambat
Sulitnya mendapatkan alat untuk mendapatkan ekstrak pelepah pisangm dan sulitnya
mempertahankan keseharan bahan yang sudah didapatkan dikarenakan tidak
adanya kulkas, dan sulitnya menentukan waktu untuk Ibu-ibu PKK sehingga
perlu bergabung dengan kegiatan ibu-ibu PKK di kegiatan pengajian untuk ibu
ibu di Desa Talun.
f. Tolak Ukur Keberhasilan
Keberhasilan kegiatan ini terlihat dari antusiasme dari peserta yaitu ibu-ibu
anggota PKK di Desa Tallun dalam sesi penyampaian materi dan praktik pembuatan
Antiseptik dari ekstrak pelepah pisang.
g. Anggaran Dana
Anggaran dana dalam kegiatan ini adalah Rp 150.000,-
90
dilakukan. Padahal kegiatan sanitasi sederhana dapat dilakukan dengan memulainya
praktik mencuci tangan secara teratur sebelum atau sesudah beraktifitas. Di desa ini pun
masih banyak ibu-ibu rumah tangga yang masih membuang air cucian beras (air leri) yang
sebenarnya air tersebut banyak manfaatnya yaitu bisa untuk kesuburan tanaman dan juga
bisa dimanfaatkan sebagai produk sanitasi karena jika bersentuhan langsung dengan kulit,
air leri ini bisa memberikan efek yang baik karena didalam air leri terkandung oryzanol.
Kandungan ini memiliki kemampuan untuk menangkal sinar ultaviolet ke dalam kulit
sehingga sangat baik bagi kesehatan kulit. Daun sirih yang juga sering terdapat di
pekarangan rumah bisa di manfaatkan sebagai bahan pembuatan handsanitizer ini karena
manfaat nya sebagai anti bakteri karena ekstrak etanol dari daun sirih mampu
menghambat bakteri penyebab penyakit pada manusia, baik yang bersifat bakteri gram
negatif, maupun bakteri gram positif. Ekstrak daun sirih ini memiliki aktivitas pemakan
kuman yang kuat, sehingga dapat dikatakan bahwa daun sirih terbukti memiliki aktivitas
antimikroba
Oleh karena itu, dipilihlah program pembuatan Handsanitizer dari pemanfaatan air
leri (air cucian beras).
b. Maksud, Tujuan dan Sasaran Program
1) Maksud Kegiatan
Maksud dari kegiatan ini adalah menciptakan budaya PHBS yang baik bagi warga
desa dan juga memberikan ide bagi ibu-ibu PKK jika produk ini akan di produksi
secara massal.
2) Tujuan Kegiatan
Kegiatan ini ditujukan kepada ibu rumah tangga dan ibu-ibu anggota PKK.
b. Deskripsi Kegiatan
91
Mahasiswa KKN memberikan penyuluhan atau materi mengenai pentingnya sanitasi
diri terutama budaya cuci tangan sebelum dan sesudah beraktifitas dan juga penggunaan
Handsanitizer sebagai alternative lain cara membersihkan kuman ditangan secara praktis.
Setelah pemberian penyuluhan dilanjutkan dengan sesi praktik pembuatan Handsanitizer
air leri bersama ibu-ibu rumah tangga dan juga para ibu-ibu anggota PKK. Sembari praktik
pembuatan Handsanitizer juga ada sesi tanya jawab mengenai bahan-bahan
pembuatannya.
c. Hasil yang Dicapai dan Rencana Tindak Lanjut
Perancangan pembuatan Handsanitizer air leri ini dimulai sejak hari Minggu, 11
Agustus 2019 yaitu dengan cara melakukan diskusi bersama para perangkat desa dan
bapak kepala desa. Berdasarkan diskusi, didapat bahwa di Desa Talun adalah PHBS, masih
banyak warga yang tidak menjalani budaya PHBS yang baik seperti budaya mencuci
tangan, jambanisasi yang baik dan benar karena keterbatasan pengetahuan tentang
pentingnya PHBS diri. Setelah itu, hari Sabtu, 9 Agustus 2019 diadakan diskusi bersama
perwakilan ibu-ibu anggota dan ketua PKK dan juga ibu Kepala Desa Talun. Berdasarkan
diskusi, didapat bahwa di Desa Talun belum ada UMKM dan juga masih banyak ibu-ibu
yang kurang mengelola tumbuhan-tumbuhan yang sebenernya sangat bermanfaat seperti
daun sirih di pekarangan rumahnya, dan juga keinginan dari ibu-ibu anggota PKK untuk
memulai budaya PHBS diri yang akan mereka mulai dari keluarga mereka sendiri. Maka
dari itu, dibutuhkan ide pembuatan produk yang dibuat dengan sederhana, praktis namun
kaya manfaat yang dapat menunjang budaya awal para warga desa untuk melakukan PHS
diri dan dapat memanfaatkan air leri dan daun sirih yang bisa mereka temukan sehari-hari.
Hasil yang dicapai dari program ini adalah adalah sampai pada hari Minggu, 11
Agustus 2018 yaitu pembuatan Handsanitizer yang dilakukan oleh kurang lebih 15
perwakilan ibu-ibu anggota PKK dan juga 10 ibu-ibu rumah tangga di Desa Talun. Bahan-
bahan yang digunakan yaitu Air leri ( air cucian beras ) dari cucian beras ketiga yang telah
diendapkan di dalam kulkas selama 1 x 24 jam, ekstrak daun sirih dan alcohol 70 % dengan
total anggaran sebesar Rp25.000,-.
Tindak lanjut dari program ini adalah bentuk soft file dari leaflet tentang pentingnya
sanitasi diri dan juga cara pembuatan Handsanitizer air leri yang juga diserahkan ke Ketua
PKK agar nantinya dapat dicetak kembali oleh pengurus jika dibutuhkan dan beberapa
botol hasil pembuatan Handsanitizer yang dapat langsung digunakan dan dibawa pulang
oleh para ibu-ibu yang ikut dalam pembuatan Handsanitizer.
d. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat
92
1) Faktor Pendukung
Adanya dukungan dari Ibu-Ibu anggota PKK dan juga ibu-ibu rumah tangga Desa
Talun terbukti dengan kegiatan konsultasi yang selalu dilakukan dan para ibu-ibu
anggota PKK dan ibu-ibu rumah tangga pun sangat antusias saat penyuluhan
tentang pentingnya PHBS diri dan pelatihan pembuatan Handsanitizer dan juga
keinginan ibu-ibu anggota PKK dan ibu-ibu rumah tangga untuk memulai budaya
PHBS diri terutama cuci tangan yang dimulai dari keluarga mereka sendiri dan
juga untuk menjadikan produk ini sebagai ide UMKM nya.
2) Faktor Penghambat
i. Terbatasnya jumlah daun sirih jika produk ini diproduksi sebagai UMKM.
ii. Jauhnya akses ke pusat kota untuk membeli bahan pembuatan Handsanitizer
seperti alcohol 70%.
e. Tolak Ukur Keberhasilan
Keberhasilan kegiatan ini terlihat dari antusiasme dari peserta penyuluhan dan praktik
pembuatan Handsanitizer air leri yaitu ibu-ibu anggota PKK dan ibu-ibu rumah tangga.
• Anggaran Dana
Anggaran dana dalam kegiatan ini adalah Rp 25.000
• Waktu dan Lokasi Realisasi Program/Kegiatan
Hari/tanggal : Minggu/ 11 Agustus 2019
Waktu : Pukul 16.00-17.00
Lokasi : Balai Desa Talun
93
Oleh karena itu, dipilihlah program perancangan sistem pengaman pompa air
PAMSIMAS dari kerusakan akibat overheat untuk mengatasi masalah tersebut sehingga
life-time atau umur pakai pompa jauh lebih lama.
b. Maksud, Tujuan dan Sasaran Program
1) Maksud Kegiatan
Maksud dari kegiatan ini adalah merancang suatu alat untuk mencegah pompa air
PAMSIMAS dari kerusakan akibat overheat.
2) Tujuan Kegiatan
Hasil yang dicapai dari program ini adalah selesainya peralatan dan buku panduan
pemasangan alat pada tanggal 10 Agustus 2019.
Tindak lanjut dari program ini adalah pelaksanan pemasangan peralatan berdasarkan
buku panduan yang sudah diberikan kepada bapak-bapak pengurus PAMSIMAS.
94
e. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat
1) Faktor Pendukung
Bapak pengurus PAMSIMAS sudah memiliki dasar elektronika dan memiliki
kreatifitas yang tinggi, sehingga untuk menjelaskan peralatan yang telah dibuat
lebih mudah, dan peralatan ini memang sangat dibutuhkan di sistem
PAMSIMAS, sehingga antusias dari bapak-bapak pengurus PAMSIMAS cukup
tinggi.
2) Faktor Penghambat
Kondisi air sedang surut, dan sumber air masih belum stabil (bantuan dari sungai
lain, atau disedot dari sumber air lain) sehingga pemasangan alat terhambat,
karena dibutuhkan titik tertinggi air dalam memasang peralatan. Dan tempat
pembelian beberapa alat (mis.kontaktor) masih jauh dari desa Talun, yaitu di
Pati.
f. Tolak Ukur Keberhasilan
Keberhasilan kegiatan ini terlihat dari antusiasme bapak-bapak pengurus PAMSIMAS
yang ingin dijelaskan bagaimana cara kerja alat, dan rasa ingin tahu terhadap cara kerja
kontaktor dan ingin diajari bagaimana cara memasang pengkabelan kontaktor yang benar.
g. Anggaran Dana
Anggaran dana dalam kegiatan ini adalah Rp 200.000,-
h. Waktu dan Lokasi Realisasi Program/Kegiatan
Hari/tanggal : Sabtu /10 Agustus 2019
Waktu : Pukul 09.00 dan Pukul 16.00
Lokasi : Rumah Perangkat Desa (Pak Abdul Mukhid) dan
PAMSIMAS Desa Talun
95
dibuang sembarangan disepanjang jalanan desa, kali maupun pekarangan rumah sehingga
menimbulkan pemandangan kurang enak dipandang, bau tidak sedap, dan berbagai
macam masalah lainnya. Selain dibuang sembarangan, masyarakat Talun juga memiliki
sebuah kebiasaan buruk yaitu membakar semua sampah-sampah yang telah dikumpulkan.
Sampah-sampah tersebut sebenarnya dapat dimanfaatkan untuk hal yang lebih berguna,
yaitu ecobrick, sehingga permasalahan sampah di desa Talun dapat diselesaikan perlahan
dan juga dapat menambah usaha pribadi bagi masyarakat Talun
Oleh karena itu, dipilihlah program “Pembuatan ecobrick untuk menanggulangi
penyebaran sampah plastik yang semakin marak di desa Talun” sebagai usaha awal untuk
menyelamatkan bumi dari sampah plastik yang semakin banyak dibuang sembarangan.
b. Maksud, Tujuan dan Sasaran Program
1) Maksud Kegiatan
Maksud dari kegiatan ini adalah memberikan pengetahuan kepada generasi muda
tentang sampah plastik, bahaya sampah plastik, dan cara memanfaatkan hal yang
tidak berguna menjadi sesuatu yang sangat berguna sehingga kita dapat
menyelamatkan bumi dari penyebaran sampah plastik yang semakin tidak terkendali.
2) Tujuan Kegiatan
96
29 Juli 2019 pukul 19.30 WIB dengan melakukan praktik langsung pembuatan ecobrick.
Antusias santri sangat besar terhadap keberlangsungan program ini sehingga memberikan
semangat lebih kepada mahasiswa KKN yang melakukannya. Kegiatan selanjutnya
berlangsung pada tanggal 5 Agustus 2019 pukul 19.00 WIB untuk melihat sudah seberapa
banyak sampah yang terkumpul didalam botol Aqua dan memadatkan sampah-sampah
tersebut. Tahap akhir dari program ini adalah pada tanggal 8 Agustus 2019 pukul 19.00
WIB ecobrick berhasil dirakit dengan sangat baik.
d. Hasil yang Dicapai dan Rencana Tindak Lanjut
Hasil dari program ini adalah keberhasilan para santri dalam membuat ecobrick untuk
menjadi sebuah bangku yang nyaman untuk digunakan oleh orang-orang, baik itu anak-
anak sampai dewasa. Bangku dari ecobrick ini sendiri diharapkan dapat menggantikan
bangku plastik yang selama ini digunakan sehari-hari.
Tindak lanjut dari program ini adalah ecobrick dapat dijadikan sebagai program “save
our earth” yang akan dilaksanakan oleh pihak pesantren Al-Akfa Talun, dan dapat ditiru
oleh sekolah-sekolah yang ada di desa Talun. (Untuk pesantren Al-Akfa sendiri telah
berniat untuk melanjutkan program ini)
e. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat
1) Faktor Pendukung
Perangkat desa Talun sangat mendukung upaya mahasiswa KKN untuk
memanfaatkan sampah plastik menjadi alat yang lebih bermanfaat seperti
ecobrick ini. Selain dukungan dari perangkat desa, mahasiswa juga mendapat
dukungan dari pemilik pesantren Al-Akfa untuk mengadakan program dipondok
nya, dukungan terakhir datang dari antusias para santri desa Talun terhadap
program pembuatan ecobrick ini..
2) Faktor Penghambat
a) Sedikitnya waktu yang dimiliki untuk membuat ecobrick, sehingga botol
aqua yang digunakan adalah yang berukuran 600 ml (Seharusnya dapat
menggunakan yang berukuran 1,5 L).
b) Masih adanya rasa gengsi santri untuk mengambil sampah-sampah plastik
yang dibuang dipinggir jalan. (Terdapat rasa gengsi dikatain “Pemulung”
apabila mengambil sampah plastik yang dibuang dijalanan).
c) Para santri terkadang lupa untuk mencuci sampah terlebih dahulu sebelum
dimasukan kedalam botol
97
f. Tolak Ukur Keberhasilan
Keberhasilan kegiatan ini terlihat dari kemauan masyarakat untuk membuat ecobrick,
kepadatan sampah yang dimasukkan kedalam botol bekas, dan kesadaran untuk tidak
membuang sampah sembarangan lagi.
g. Anggaran Dana
Anggaran dana dalam kegiatan ini adalah Rp 20.000,00 (membeli Double Tape).
h. Waktu dan Lokasi Realisasi Program/Kegiatan
Hari/tanggal : Selasa, 23 July 2019; Senin, 29 July 2019;
Senin, 5 Agustus 2019; Kamis, 8 Agustus 2019
Waktu : Pukul 19.00-20.00 WIB
Lokasi : Pesantren Al-Akfa
1) Maksud Kegiatan
Maksud Kegiatan ini adalah meningkatkan potensi wisata Desa Talun dan potensi
pertanian itu sendiri di Desa Talun.
2) Tujuan Kegiatan
98
c. Deskripsi Kegiatan
Mahasiswa KKN melakukan penyiapan media tanam bunga matahari lalu mahasiswa
KKN melakukan survey pencarian bibit bunga matahari dan melakukan penanaman bibit
bunga matahari setelah ditanam mahasiswa KKN melakukan perawatan pada bunga
matahari yang sudah ditanam lalu memberikan penjelasan materi dan penyuluhan pada
perangkat desa mengenai manfaat penanaman bunga matahari dapat meningkatkan potensi
wisata dan potensi pertanian di Desa Talun. Dilanjutkan dengan pemberian bunga matahari
secara simbolis kepada kepala desa untuk selanjutnya dapat diberikan pada perangkat desa,
kelompok tani dan kelompok wanita tani.
d. Hasil yang Dicapai dan Rencana Tindak Lanjut
Hasil yang dicapai dari program ini adalah bibit yang telah dirawat dapat tumbuh
dengn baik di Desa Talun dan penyuluhan manfaat penanaman bunga yang
diselenggarakan pada hari Senin, 12 Agustus 2019 di Balai Desa Talun.
Tindak lanjut dari program ini adalah melakukan pemantauan dan pengawasan agar
tanaman bunga matahari dapat tumbuh dengan baik oleh perangkat desa.
e. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat
Faktor Pendukung
Adanya bantuan dari BPPP dan dukungan dari krlompok tani dan perangkat desa,
Faktor Penghambat
a) Musim yang tidak mendukung untuk penanaman bunga matahari
b) Sulitnya mendapatkan bibit bunga matahari di daerah Desa Talun dan Kota
Pati
f. Tolak Ukur Keberhasilan
Keberhasilan kegiatan ini terlihat dari antusiasme perangkat desa dan kelompok tani
dalam mendengarkan materi dilihat dari banyaknya pertanyaan yang ditanyakan demi
kelanjutan penanaman bibit bunga matahari.
g. Anggaran Dana
Anggaran dana dalam kegiatan ini adalah Rp 200.000
h. Waktu dan Lokasi Realisasi Program/Kegiatan
Hari/tanggal : Senin/12 Agustus 2019
Waktu : Pukul 09.00-11.00
Lokasi : Balai Desa Talun
99
• Analisis SWOT Program Kerja
100
Kesempatan (Oppotunities) Hambatan (Threats)
• Belum ada pemberian materi • Sulitnya menyamakan waktu untuk
tentang pentingnya PHBS dan mengundang ibu-ibu PKK
praktik pembuatan handsanitizer • Sulitnya untuk mengajak ibu-ibu
dengan sasarannya anggota PKK PKK berkumpul
dan ibu-ibu rumah tangga di Desa
Talun
• Belum ada praktik pembuatan
produk dengan memanfaatkan
tanaman yang ada di pekarangan
rumah seperti Daun sirih
• Belum ada praktik pembuatan
produk dengan memanfaatkan
limbah rumah tangga sehari-hari
seperti air leri (air cucian beras)
3. Perancangan sistem pengaman pompa air PAMSIMAS dari kerusakan
akibat overheat.
Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness)
• Bapak pengurus PAMSIMAS • Kondisi air sedang surut, dan
sudah memiliki dasar elektronika sumber air masih belum stabil
dan memiliki kreatifitas yang (bantuan dari sungai lain, atau
tinggi, sehingga untuk menjelaskan disedot dari sumber air lain)
peralatan yang telah dibuat lebih sehingga pemasangan alat
mudah. terhambat, karena dibutuhkan titik
• Peralatan yang dirancang memang tertinggi air dalam memasang
sangat dibutuhkan di sistem peralatan.
PAMSIMAS, sehingga antusias
dari bapak-bapak pengurus
PAMSIMAS cukup tinggi.
Kesempatan (Oppotunities) Hambatan (Threats)
• Belum ada yang menciptkan alat • Tempat membeli peralatan (mis.
untuk mengatasi masalah tersebut di Kontaktor) tidak ada di daerah
desa Talun.
101
Talun, sehingga harus ke Pati
untuk membeli peralatannya.
4. Pembuatan ecobrick untuk menanggulangi penyebaran sampah plastik
yang semakin marak di desa Talun
Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness)
• Mengurangi sampah plastik yang • Waktu yang terlalu singkat untuk
ada di desa (menyelamatkan membuat ecobrick
lingkungan hidup) • Membutuhkan tenaga yang cukup
• Meningkatkan kreativitas anak- banyak untuk memadatkan
anak dalam mengolah hal tidak sampah plastik didalam botol air
berguna menjadi berguna mineral 600 ml.
• Kemudahan menemukan bahan
baku ecobrick
Kesempatan (Oppotunities) Hambatan (Threats)
• Besarnya antusias warga terhadap • Sampah plastik yang hendak
inovasi ecobrick ini dimasukkan tidak dicuci terlebih
dahulu
5. Pembibitan Bunga Matahari dan Promosi Desa Wisata Untuk
Meningkatkan Nilai Jual Kota Wisata Desa Talun dan Meningkatkan
Produktivitas Petani Terhadap Bunga Matahari
Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness)
• Talun merupakan desa wisata dan • Sulitnya mendapatkan biji bunga
memiliki potensi wisata yang tinggi matahari
• Antusiasme perangkat desa dan • Kondisi air yang tidak menentu
kelompok tani tentang pembibitan • Cuaca yang tidak mendukung
bunga matahari untuk penanaman bibit bunga
matahari
Kesempatan (Oppotunities) Hambatan (Threats)
• Masih banyak lahan yang belum • Bibit yang tidak tumbuh pada saat
dimanfaatkan dengan baik penanaman
• Dukungan dari pihak desa
102
• Lampiran
I. Pembuatan Antiseptik dari Pelepah Pisang di Desa Talun
Proses pembuatan antiseptic dari pelepah Proses pembuatan antiseptic dari pelepah pisang
pisang sembari memberikan penjelasan
Kegiatan penjelasan materi tentang handsanitizer Proses pembuatan hand sanitizer dengan
limbah air leri limbah air leri
103
Foto 3.1 Foto 3.2
Proses pengisian botol yang digunakan untuk Setelah melakukan kegiatan perakitan
ecobrick ecobrick
104
Foto 3.1 Foto 3.2
Penyuluhan tentang manfaat pembibitan bunga Salah satu contoh pembibitan bunga
matahari di Desa Talun matahari setelah 3 minggu
Foto 3.3
program multidisiplin
105
lubang silindris yang dibuat secara vertikal ke dalam tanah.biopori juga merupakan
yang efektif untuk dpaat mengurangi sampah organik sebelum dibuang ke tempat
pembuangan akhir.
Manfaat biopori sangatlah banyak, baik secara ekologi maupun lingkungan,
diantaranya dapat memperluas bidang penyerapan air, sebagai penangnaan limbah
organik, dan meningkatkan kesehatan tanah. Desa Trimulyo sendiri memiliki kondisi
tanah dengan daya resap air yang rendah dan sangat kering saat musim kemarau tiba.
Selain itu juga sering terjadi banjir kiriman akibat bukit Kendeng yang gundul. Oleh
karena itu, program BPT2P sangat cocok diterapkan di Desa Trimulyo, karena telah
disesuaikan dengan kondisi lingkungan di Desa Trimulyo.
5) Tujuan Kegiatan
Tujuan dari kegiatan ini adalah :
c) Meningkatkan daya resap tanah Desa Trimulyo
d) Mengurangi sampah organik
e) Sebagai cara menjaga dan mengelola lingkungan hidup
f) Menambah wawasan warga Desa Trimulyo untuk peka terhadap lingkungan
hidup
6) Sasaran Kegiatan
Kegiatan ini ditujukan kepada seluruh warga Desa Trimulyo.
c. Deskripsi Kegiatan
Mahasiswa KKN memberikan penjelasan materi mengenai pentingnya
BPT2P, dimana mahasiswa menjelaskan mulai dari deskripsi kegiatan hingga manfaat
dari kegiatan tersebut. Materi sosialisasi yang diberikan mencakup seluruh disiplin
ilmu dari 11 mahasiswa KKN, sehingga materi yang dibuat disesuaikan dan telah
106
merangkum dari masing-masing bidang ilmu tersebut. Selain itu mahasiswa juga
berkolaborasi dengan pihak DLH Kabupaten Pati terkait acara tersebut. DLH juga
memberikan sosialisasi terkait pengelolaan sampah organik dan anorganik serta
memberikan bantuan alat untuk pembuatan lubang biopori di 12 titik yang tersebar di
wilayah desa Trimulyo.
4) Faktor Penghambat
d) Tanah di Desa Trimulyo sangat keras sehingga membutuhkan banyak air
untuk menggemburkan tanah agar dapat dibuat lubang biopori.
e) Waktu pelaksanaan pembuatan lubang biopori seringkali berbenturan dengan
jadwal kegiatan mahasiswa yang lain.
107
f) Waktu peminjaman alat oleh DLH untuk pembuatan lubang biopori sangat
terbatas, sehingga sering dilakukan konfirmasi untuk peminjaman alat.
f. Tolak Ukur Keberhasilan
Keberhasilan kegiatan ini terlihat dari telah dibuatnya 12 lubang biopori di
tempat yang berbeda di wilayah Desa Trimulyo.
g. Anggaran Dana
Anggaran dana dalam kegiatan ini adalah Rp 309.000,00
Maksud dari kegiatan ini adalah untuk menciptakan produk PMT berbasis
ikan lele yang dapat memudahkan para kader posyandu serta orang tua untuk
108
membuat PMT sendiri di rumah masing-masing dan dapat memberikan panganan
jajanan yang aman bagi anak.
2) Tujuan Kegiatan
Tujuan dari kegiatan ini adalah :
a) Memberikan pengetahuan kepada kader dan masyarakat mengenai
produk PMT yang dapat diproduksi sendiri di rumah
b) Memberikan contoh kudapan yang sehat bagi anak
3) Sasaran Kegiatan
Kegiatan ini ditujukan kepada kader posyandu dan orang tua balita serta
anak sekolah di wilayah posyandu Desa Trimulyo.
c. Deskripsi Kegiatan
Mahasiswa KKN Tim II UNDIP Tahun 2019 memberikan penjelasan
mengenai PMT secara umum, kemudian menjelaskan tentang manfaat ikan lele bagi
pertumbuhan anak, serta memberikan contoh produk olahan ikan lele yang dapat
dijadikan sebagai kudapan atau PMT untuk balita dan anak sekolah. Kegiatan diakhiri
dengan sesi tanya jawab dan foto bersama.
109
b) Adanya dukungan dari perangkat desa yang dpaat dibuktikan dengan
dipinjamkannya peralatan seperti blender dan dandang untuk proses
pengolahan PMT ikan lele karena tidak tersedia di posko KKN.
2) Faktor Penghambat
a) Tidak tersedianya alat presto sehingga rencana pembuatan produk PMT duri
ikan lele harus diganti.
b) Kurang tepatnya pembuata abon ikan lele sebagi PMT
c) Blender yang dipakai tidak dapat digunakan dengan lancar
d) Tidak tersedianya kulkas di posko
e) Keterbatasan waktu dan alat transportasi untuk membawa peralatan masak
ke lokasi Balai Desa sehingga tidak dapat melakukan demo memasak
pembuatan PMT
f. Tolak Ukur Keberhasilan
Keberhasilan program kegiatan ini diukur dari penerimaan sampel PMT ikan
lele oleh peserta forum dan juga peserta posyandu Desa Trimulyo, serta adanya sesi
tanya jawab interaktif antara audiens dan presentan.
g. Anggaran Dana
Anggaran dana dalam kegiatan ini adalah Rp 200.000,00
110
Dengan adanya kegiatan monodisipin “Pemberdayan Karang Taruna Dalam
Mewujudkan UN Sustainable Development Goals Terkait Isu Lingkungan” pemuda
Karang Taruna menjadi lebih memahami bahwa Indonesia memiliki tujuan untuk
kepentingan bersama dalam komunitas internasional di mana salah satu point dari
SDG’s tersebut bertujuan untuk melakukan konsumsi dan produksi yang
bertanggung jawab.
111
Dalam akhir materi mahasiswa memaparkan cara bagaimana mengurangi
sampah plastik dalam kehidupan sehari-hari. Kemudia sebelum mengakhiri acara
mahasiswa membagikan sedotan bambu kepada peserta yang hadir sebagai komitmen
mengurangi sampah plastik dari kehidupan sehari hari. Kemudian dilakukan sesi
tanya jawab setelah pembagian sedotan bambu. Acara diakhiri dengan kegiatan foto
bersama dengan peserta yang hadir.
112
1) Faktor Pendukung
Adanya dukungan dari Perangkat Desa mengenai pemberian wawasan terkait
SDG’s tentang isu lingkungan terhadap Karang Taruna karena mereka sebagai
pemuda sebagai penggerak di lingkungan Desa Trimlyo
2) Faktor Penghambat
a) Jumlah Karang Taruna yang sedikit maka dari itu mahasiswa mengundang
juga IRMAS (Ikatan Remaja Masjid ) yang mana merupakan oraganisasi
pemuda terbesar di Desa Trimulyo
b) Mulai acara yang lambat di sebabkan peserta yang hadir ke tempat terlambat
setengah jam
c) Peserta yang hadir tidak memenuhi target yang di tentukan. Target yang di
tentukan ini adalalah 15 -20 orang namun yang hadir hanya 11 orang
f. Tolak Ukur Keberhasilan
Keberhasilan kegiatan ini terlihat dari antusiasme dari peserta yang hadir
dalam kegiatan ini serta peserta aktif bertanya
g. Anggaran Dana
Anggaran dana dalam kegiatan ini adalah Rp 90.000
113
maka pembuatan pupuk alternatif seperti pupuk organik pengganti pupuk
anorganik memungkinkan untuk dijadikan sebagai program KKN. Dengan tujuan
meningkatkan kesehatan masyarakat dengan konsumsi pangan yang bebas dari
bahan kimia serta meminimalisir dampak kerusakan lingkungan.
2) Tujuan Kegiatan
Tujuan dari kegiatan ini adalah :
a) Memberikan penjelasan materi pupuk organik baik pembuatannya,
penggunaannya serta manfaatnya dengan acuan jurnal
b) Mengajarkan ketrampilan pembuatan pupuk organik khususnya dari bahan
limbah cair cucian beras
3) Sasaran Kegiatan
Kegiatan ini ditujukan kepada masyarakat luas khususnya Ibu-ibu yang
dalam ruang lingkup kecilnya Ibu-ibu PKK.
c. Deskripsi Kegiatan
Mahasiswa KKN memberikan penjelasan materi mengenai pupuk mulai dari
pembuatannya, penggunaannya, serta manfaatnya dengan acuan beberapa jurnal.
Selain itu, memberikan informasi mengenai inovasi produk pupuk dari bahan alami,
salah satunya adalah limbah cair cucian beras serta kandungannya yang dapat
dijadikan sebagai pupuk organik.
Setelah pemaparan materi dilanjutkan dengan sesi praktek pembuatan pupuk
organik RE-USEZER mulai dari persiapan alat dan bahan hingga langkah
pembuatannya. Kegiatan diakhiri dengan sesi tanyajawab dan foto bersama.
114
praktek pembuatan pupuk RE-USEZER yang sudah dipersiapkan alat dan bahannya
terlebih dahulu.
Hasil yang dicapai dari program ini adalah pelaksanaan program pemanfaatan
kembali limbah cair cucian beras sebagai pupuk organik yang diselenggarakan pada
hari Sabtu, 27 Juli 2019 di Balai Desa. Kegiatan diikuti oleh 17 orang dari 26 kader
PKK di Desa Trimulyo.
Tindak lanjut dari program ini adalah pelaksanan pembuatan pupuk organik RE-
USEZER sebagai upaya dalam perbaikan kualitas pertanian organik dalam skala
rumahan.
2) Faktor Penghambat
a) Keterbatasan waktu untuk mempraktekkan secara langsung pembuatan
pupuk dari awal sampai akhir secara intensif.
b) Keterbatasan leaflet mengenai materi pembuatan pupuk organik serta
materi pupuk itu sendiri.
h. Anggaran Dana
Anggaran dana dalam kegiatan ini adalah Rp 20.000
115
4) Pendampingan Dalam Meningkatkan Pembangunan Desa Trimuluyo
Melalui Pemberdayaan Perempuan Desa
a. Bidang Kegiatan
Pembangunan desa adalah salah satu misi dari setiap desa untuk mencapai visi
nya yaitu menciptakan kesejahteraan dan kemakmuran untuk warganya. Desa inilah
menjadi lingkup terkecil dalam pemerintahan yang menjadi salah satu dasar
pembangunan bagi suatu negara. Hal tersebut juga memerlukan adanya perencanaan
pembangunan desa, akan tetapi dlam kenyataannya dalam hal perencanaan
pembangunan desa tersebut dihadapkan dengan banyaknya perbedaan kebutuhan
serta SDM yang terbatas.
Oleh karena itu dipilihlah program untuk meningkatkan pembangunan desa
melalui pemberdayaan perempuan desa. Program tersebut diwujudkan dengan
pemberian pemahaman tentanng pembangunan desa serta pemberdayaan perempuan
desa yang meliputi pemberian pelatihan bagai perempuan desa melalui pelatihan
pembuatan bucket snack
2) Tujuan Kegiatan
Tujuan dari kegiatan ini adalah :
a) Memberikan penjelasan materi pembangunan desa dan pemberdayaan
perempuan desa
b) Mengajarkan ketrampilan pembuatan bucket snack
c) Memberikan modul materi , buku saku sebagai petunjuk dalam membuat
bucket snack, dan bucket snack yang telah dibuat oleh peserta untuk dibawa
pulang sebagai luaran atau cindera mata
116
3) Sasaran Kegiatan
Kegiatan ini ditujukan kepada Ibu-ibu PKK Desa Trimulyo
c. Deskripsi Kegiatan
Mahasiswa KKN memberikan penjelasan materi mengenai pentingnya
pembangunan desa serta keterlibatan perempuan desa, yang di dalamnya juga memuat
tentang pemberdayaan perempuan desa yang kemudian dimasukkan pula tentang
pemberian pelatihan pembuatan ketrampilan yang dapat menunjang berwirausaha dan
kemandirian ekonomi dikalangan perempuan desa. Setelah pemaparan materi
dilanjutkan dengan sesi praktek atau pemberian pelatihan pembuatan bucket snack,
dimana peserta dibagai secara berkelompok dan mempraktekkan sesuai dengan
arahan serta buku saku yang telah dibagikan serta diikuti dengan tanya jawab sehingga
terjalin komunikasi dua arah. Kegiatan diakhiri dengan foto bersama dan membagikan
doorprize sebagai bentuk apresiasi bagi peserta yang telah hadir, hal ini juga
merupakan strategi untuk menarik peserta agar dapat hadir dalam program tersebut.
117
Hasil yang dicapai dari program ini adalah pelaksanaan program dalam
meningkatkan pembangunan desa trimuluyo melalui pemberdayaan perempuan desa
yang dilaksanakan di balai desa pada Hari Sabtu, tanggal 27 Juli 2019, pukul 15.00
WIB – 17.30 WIB, dan diikuti sebanayak 16 peserta
Tindak lanjut dari program ini adalah pelaksanan pemantauan tentang
pengaplikasian materi tentang pembangunan desa dengan keterlibatan perempuan desa
di dalamnya serta pelatihan yang telah diberikan.
2) Faktor Penghambat
a) Keterbatasan peserta yang hadir karena tidak sesuai dengan apa yang telah
direncanakan sebelumnya, sehingga membuat bahan pelatihan banyak yang
tidak terpakai.
b) Keterbatasan mencetak buku pedoman, yaitu booklet materi tentang
pembangunan desa dan pemberdayaan perempuan serta keterbatasan
pencetakan buku saku tentang tata cara pembuatan bucket snack
g. Anggaran Dana
Anggaran dana dalam kegiatan ini adalah Rp 300.000
118
Lokasi : Balai Desa Trimulyo
119
• Adanya dukungan dari Perangkat Desa • Jumlah peserta tidak memenuhi target
terkait dengan program yang dilaksanakan • Peserta terlambat hadir ke acara dari
• Peserta sangat antusias dalam mengikuti waktu yang telah di tentukan
kegiatan dan aktif bertanya. • Jumlah Karang Taruna yang sedikit maka
dari itu mengundang IRMAS sebgai
organisasi pemuda terbesar di Desa
Trimulyo
Kesempatan (Oppotunities) Hambatan (Threats)
• Belum adanya pemahaman mengenai • Kesadaran untuk mengurangi sampah
bambu dapat di olah dan di manfaatkan plastik masih rendah
sebagai sedotan yang ramah lingkungan • Rendahnya kesadaran untuk melakukan
• Membuka wawasan bahawa Indonesia kerja bakti untuk membersihkan
memiliki tujuan global yang harus di lingkungan secara gotong royong
dukung oleh masyarakat Indonesia • Kebiasaan membuang sampah di sungai
khususnya di kalangan pemuda Desa masih tinggi
Trimulyo • Tidak adanya tempat pengolahan akhir
• Dapat menjadikan dasar pengetahuan dan untuk sampah di Desa Trimulyo
pemahaman untuk mengurangi sampah
plastik dengan menggunakan barang yang
tahan lama atau di gunakan kembali
4. RE-USEZER: Pemanfaatan Kembali Limbah Cair Cucian Beras Sebagai
Biofertilizer Dalam Upaya Ketahanan Pangan Desa Trimulyo
Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness)
• Dukungan dan sambutan yang baik dari • Masyarakat setempat kurang memahami
Kepala Desa, Ibu-ibu PKK tentang pupuk organik seperti pembuatan
dan penggunaannya.
• Antusias para Ibu-ibu PKK ketika
diadakan program pembuatan pupuk RE- • Masyarakat belum mengetahui kegunaan
USEZER dalam sesi tanya jawab limbah cair cucian beras
120
• Belum ada praktek pembuatan pupuk RE- • Pasifnya kegiatan Ibu-ibu yang ada di
USEZER untuk petani maupun Ibu-ibu di Desa Trimulyo
Desa Trimulyo
• Lampiran
I. Program Multidisiplin : BPT2P (Biopori Trimulyo, Penyuburan Dan
Peresapan)
121
Foto 1.1 Foto 1.2
II. Usaha Kesehatan Gizi Masyarakat (UKGM) : Pembuatan PMT Ikan Lele
Foto bersama para kader posyandu setelah Monitoring pemberian PMT pada kegiatan
kegiatan Forum Kesehatan Desa posyandu bulan Agustus 2019
122
Foto 3.1 Foto 3.2
Pemaparan materi mengenai SDG’ Isu
Foto bersama peserta setelah pemaparan
lingkungan dan Pengenalan sedotan bambu
program
123
Foto 5.1 Foto 4.2
Pemaparan materi tentang cara meningkatkan
Pemberian pelatihan kepada ibu-ibu PKK
pembangunan Desa Trimulyo melalui
yaitu pembuatan bucket snack sebagai
pemberdayaan perempuan desa
peningkatan kapasitas ketrampilan
dalam pemberdayaan perempuan
124
Mahasiswa KKN memberikan penjelasan mengenai banyaknya limbah yang ada di
masyarakat terutama limbah air cucian beras yang setiap hari dihasilkan dari rumah
tangga. Limbah air cucian beras bisa dimanfaatkan untuk dijadikan pupuk cair.
Sosialisasi pertama dilakukan di Balai Desa dan dihadiri oleh para ketua kelompok
tani yang ada di desa. Setelah memberikan sosialisasi mahasiswa juga
memraktekkan cara pembuatan pupuk cair dari limbah air cucian beras.
Pemantauan dan pendampingan petani dalam membuat pupuk organik dari air
cucian beras dan melihat hasil yang diperoleh dari penggunaan pupuk dari air
cucian beras.
e. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat
1) Faktor Pendukung
Adanya dukungan dan juga bantuan dari Kepala Desa beserta perangkatnya
dalam mengumpulkan ketua kelompok tani untuk menyelenggarakan
sosialisasi. Dukungan juga didapatkan dari ketua kelompok tani yang aktif saat
sosialisasi dan mengijinkan mahasiswa KKN untuk mengikuti rapat bulanan
dan memberikan penjelasan mengenai pembuatan pupuk cari dari limbah air
cucian beras kepada para anggota kelompok tani.
2) Faktor Penghambat
Tidak semua kelompok tani di Desa Sundoluhur aktif dan tidak semua tamu
undangan dating ke acara sosialisasi.
f. Tolak Ukur Keberhasilan
Keberhasilan kegiatan ini dapat dilihat dari antusiasme para kelompok tani dalam
sesi tanya jawab saat menghadiri proses sosialisasi. Selain itu juga dari keaktifan
para anggota kelompok tani dalam mengikuti petunjuk pembuatan pupuk dari
125
limbah air cucian beras.
g. Anggaran Dana
antiseptik yang nantinya dapat dijadikan sebagai produk dan potensi di Desa
Sundoluhur.
3) Sasaran Kegiatan
Pengusaha kasur dan masyarakat yang memproduksi kasur.
c. Deskripsi Kegiatan
Mahasiswa KKN menjelaskan kepada para peserta sosialisasi mengenai potensi Desa
Sundoluhur sebagai penghasil Kasur kapuk. Proses produksi Kasur kapuk
manghasilkan banyak biji kapuk yang tidak terpakai. Kemudian, mahasiswa KKN
memberikan saran ssupaya biji kapuk yang tidak digunakan diolah menjadi antiseptic
yang menambah nilai guna dan juga nilai jual dari kapuk itu sendiri.
d. Hasil yang Dicapai dan Rencana Tindak Lanjut
a) Hasil yang Dicapai
126
Pelaksanaan program telah terlaksana pada hari dijadwalkan dengan
mengundang warga penghasil kasur dan ketua RT dan RW, yakni pada tanggal
27 Juli 2019.
b) Tindak Lanjut
Adanya dukungan dan juga bantuan dari Kepala Desa beserta perangkatnya
dalam mengumpulkan peserta untuk menyelenggarakan sosialisasi. Dan
banyaknya biji kapuk yang tersedia di Desa Sundoluhur juga mendukung
jalannya program.
2) Faktor Penghambat
Keberhasilan kegiatan ini dapat dilihat dari antusiasme para peserta sosialisasi dalam
sesi tanya jawab saat menghadiri proses sosialisasi. Selain itu juga dari keaktifan para
peserta dalam mengikuti instruksi pembuatan antiseptic dari biji kapuk.
g. Anggaran Dana
a. Bidang Kegiatan
127
Pupuk kompos merupakan pupuk yang diperoleh dari limbah pertanian dan limbah
peternakan. Padi yang telah dipanen akan menghasilkan limbah pertanian berupa jerami
dan sekam padi.Oleh karena itu, dipilihlah program untuk membuat pupuk kompos dari
limbah pertanian seperti jerami dan sekam padi. Pembuatan pupuk kompos dari jerami
dan sekam padi ini dilakukan dengan penambahan EM4 sebagai penambah bakteri
pengurai. EM4 bermanfaat untuk menjaga kesuburan tanah dan tanaman.
Maksud dari kegiatan ini adalah untuk mengurangi limbah pertanian khususnya
jerami dan sekam padi dengan cara mengolahnya menjadi pupuk kompos.
2) Tujuan Kegiatan
a) Memberikan penjelasan materi mengenai kandungan dari jerami dan sekam
padi.
b) Melaksanakan pembuatan pupuk kompos secara langsung.
3) Sasaran Kegiatan
128
selalu dilakukan koordinasi antara pihak terkait agar hasi sesuai dengan harapan dari
kelompok tani.
Hasil yang dicapai dari program ini adalah produk pupuk kompos. Kegiatan ini
dihadiri oleh ketua kelompok tani sekitar 10 orang, annantinya ketua dari kelompok tani
akan menyampaikan informasi tersebut kepada anggota.
Tindak lanjut dari program ini adalah pelaksanan pembuatan pupuk kompos dengan
benar bedasarkan prosedur yang ada.
e. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat
1) Faktor Pendukung
Adanya dukungan dari perangkat desa dan masyarakat khususnya kelompok tani,
terbukti dari adanya bantuan dari perangkat desa dalam sosialisasi akan
diadakannya kegiatan pelatihan kader. Dukungan dari kader kelompok tani juga
besar, terbukti dari antusiasme masyarakat dalam mengikuti program yang ada
karena materi yang disajikan dianggap sebagai pengetahuan yang baru dan perlu
diketahui oleh masing-masing individu demi mengurangi limbah yang ada
disekitar.
2) Faktor Penghambat
Kurangnya kemauan dari masyarakat itu sendiri untuk melakukan kegiatan ini
secara berkelanjutan.
d. Tolak Ukur Keberhasilan
Keberhasilan kegiatan ini terlihat dari antusiasme peserta, yaitu kader kelompok tani
dalam sesi tanya jawab dalam kegiatan pelatihan kader dan pelaksanaan pembuatan pupuk
kompos serta saling berbagi pengalaman mengenai pertanian.
e. Anggaran Dana
Anggaran dana dalam kegiatan ini adalah Rp 50.000
f. Waktu dan Lokasi Realisasi Program/Kegiatan
Hari/tanggal : Sabtu/27 Juli 2019
Waktu : Pukul 9.00-12.00 WIB
Lokasi : Balai Desa Sundoluhur
129
4) Pengolahan Limbah Biji Kapuk Menjadi Minyak Menggunakan Prinsip
Destilasi.
a. Bidang Kegiatan
Kasur kapuk merupakan salah satu produk unggulan dari Desa Sunduhur yang
diproduksi rumahan oleh warga setempat. Semakin banyaknya penggunaan kapuk untuk
membuat kasur mengakibatkan banyaknya limbah biji kapuk yang terbuang sia-sia atau
hanya dijual kepada pengepul dengan harga yang relatif murah. Padahal dalam biji kapuk
itu sendiri memiliki banyak manfaat jika dilakukan pengolahan lebih lanjut, salah satunya
diolah menjadi minyak.
Oleh karena itu, dipilihlah program pembuatan minyak dari limbah biji kapuk.
130
Hasil yang dicapai dari program ini adalah produk minyak dari biji kapuk sekitar 5 mL
karena jumlah biji kapuk yang tidak terlalu banyak. Tindak lanjut dari program ini adalah
bentuk produk berupa minyak hasi dari biji kapuk.
e. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat
Adanya dukungan dari perangkat desa dan masyarakat khususnya kelompok tani, terbukti
dari adanya bantuan dari perangkat desa dalam sosialisasi akan diadakannya kegiatan pelatihan
kader. Dukungan dari kader kelompok tani juga besar, terbukti dari antusiasme masyarakat
dalam mengikuti program yang ada karena materi yang disajikan dianggap sebagai
pengetahuan yang baru dan perlu diketahui oleh masing-masing individu demi mengurangi
limbah yang ada disekitar
Faktor penghambat kurangnya kemauan dari masyarakat itu sendiri untuk melakukan
kegiatan ini secara berkelanjutan.
f. Tolak Ukur Keberhasilan
Keberhasilan kegiatan ini terlihat dari antusiasme peserta, yaitu kader kelompok tani
dalam sesi tanya jawab dalam kegiatan pelatihan kader dan pelaksanaan pembuatan pupuk
kompos serta saling berbagi pengalaman mengenai pertanian.
g. Anggaran Dana
Anggaran dana dalam kegiatan ini adalah Rp 50.000
h. Waktu dan Lokasi Realisasi Program/Kegiatan
Hari/tanggal : Sabtu/27 Juli 2018
Waktu : Pukul 9.00-12.00
Lokasi : Balai Desa Sundoluhur
131
Oleh karena itu, dipilihlah program untuk memanfataankan komoditas pertanian desa
Sundoluhur salah satunya adalah kacang hijau yang akan dioiah menjadi pudding sebagai
bentuk diversifikasi pangan.
Maksud dari kegiatan ini adalah untuk memanfaatkan produk pertanian desa
Sundoluhur yaitu kacang hijau menjadi olahan pangan yaitu pudding.
2) Tujuan Kegiatan
c. Deskripsi Kegiatan
Mahasiswa KKN memberikan penjelasan materi mengenai komoditas pertanian desa
Sundoluhur salah satunya kacang hijau yang tidak diolah dan dijual lebil lanjut.
Mahasiswa KKN memberikan pengetahuan mengenai kandungan kacang hijau yang baik
untuk tubuh karena mengandung protein yang tinggi hingga 20%. Kacang hijau bisa diolah
menjadi suatu produk pangan yaitu pudding. Mahasiswa menampilkan video pembuatan
pudding kacang hijau melalui proyektor dan menjelaskan kepada ibu-ibu PKK. Setelah
itu, mahasiswa membagikan produk pudding kacang hijau yang telah dibuat sebelumnya
di posko kepada ibu-ibu PKK. Ibu-ibu sangat antusias selama pemaparan materi.
Hasil yang dicapai dalam pertemuan dan pemaparan mengenai pemanfaatan komoditas
pertanian kacang hijau menjadi pudding yaitu ibu-ibu PKK mengetahui cara
132
memanfaatkan hasil pertanian yaitu kacang hijau salah satunya menjadi pudding. Pudding
mudah dibuat karena hanya menggunakan beberapa bahan. Pudding ini bisa menjadi
salah satu produk yang bisa dijadikan usaha untuk menambah penghasilan.
g. Anggaran Dana
Anggaran dana dalam kegiatan ini adalah Rp 100.000
133
Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness)
• Meningkatnya pengetahuan petani • Tidak semua petani datang dalam
mengenai cara penigkatan hasil pelatihan
pertanian dengan menggunakan pupuk
organik.
• Meningkatnya kemampuan para petani
dalam membuat dan memanfaatkan air
cucian beras sebagai pupuk organik
untuk meningkatkan hasil pertanian.
Kesempatan (Oppotunities) Hambatan (Threats)
• Antusiasme dan dukungan dari petani • Latar belakang petani yang sering
untuk memanfaatkan air cucian beras menggunakan pupuk kimia untuk
sebagai pupuk organik. tanamannya.
• Banyaknya air cucian beras dan
mudahnya ditemukan bahan untuk
pembuatan pupuk organik
134
antiseptik dan bahan pendukung lainnya
dalam pembuatan antiseptik tersebut.
3. Pengolahan Limbah Pertanian Menjadi Pupuk Kompos
Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness)
135
• Meningkatnya pengetahuan Ibu-ibu • Tidak semua ibu-ibu PKK berminat
PKK tentang cara pemanfaatan dan untuk menjadikannya produk
pengolahan kacang hijau wirausaha
• Meningkatnya pengetahuan ibu-ibu
PKK tentang pembuatan pudding
• Meningkatnya pengetahuan ibu-ibu
PKK untuk alternatif lain bentuk kacang
hijau dalam pudding
136
Lampiran
I. Pembuatan Antiseptik dari Biji Kapuk Pada 27 Juli 2019 di Balai Desa
Sundoluhur
Sosialisasi tentang manfaat limbah air cucian setelah memberikan sosialisasi, mahasiswa
beras yang dapat dimanfaatkan menjadi KKN memberikan contoh pembuatan
pupuk cair pupuk cair dari limbah air cucian beras
III. Pengolahan Limbah Pertanian Menjadi Pupuk Kompos Pada 10 Agustus
2019 Di Rumah Ketua Kelompok Tani “Sido Makmur”
137
Foto 3.1 Foto 3.2
Sosialisasi tentang manfaat limbah pertanian Praktik pembuatan pupuk kompos dari
untuk dijadikan pupuk kompos limbah pertanian berupa jerami yang
sudah dibakar
IV. Pengolahan Limbah Biji Kapuk Menjadi Minyak Menggunakan Prinsip
Destilasi pada tanggal 27 Juli 2019 di Balai Desa Sundoluhur
138
Foto 5.1 Foto 5.2
Pemaparan materi mengenai potensi Desa Pelatihan pembuatan pudding kacang hijau
Sundoluhur berupa kacang hijau yang dapat kepada ibu-ibu PKK
diolah menjadi pudding
a. Bidang Kegiatan
Krai merupakan sayuran yang banyak ditanam oleh petani pada musim tanam
kemarau. Krai dipilih oleh petani karena budidayanya yang mudah dengan biaya yang
murah dengan waktu panen yang beberapa kali sehingga diharapkan pendapatan yang
diperoleh tidak hanya sekali. Krai meruakan komoditas yang mudah sekali menua dan
rusak. Masyarakat Desa Pasuruhan belum mengetahui cara memperpanjang masa simpan
pangan khususnya pada komoditas krai.
Oleh karena itu, dipilihlah program untuk pelatihan kelompok tani tentang
pembuatan edible coating dari lidah buaya untuk menambah masa simpan dan memberi
nilai tambah krai.
139
Tujuan dari kegiatan ini adalah :
c) Memberikan penjelasan materi pentingnya memperpanjang masa simpan
sayur/buah
d) Memberikan penjelasan materi pengenalan tentang edible coating
e) Mengajarkan keterampilan cara pembuatan edible coating dari lidah buaya
3) Sasaran Kegiatan
Kegiatan ini ditujukan kepada kelompok tani, khususnya kelompok tani di Desa
Pasuruhan
c. Deskripsi Kegiatan
Mahasiswa KKN memberikan penjelasan materi mengenai pentingnya
memperpanjang masa simpan sayur/buah serta pengenalan edible coating, dan
memberikan pengajaran cara pembuatan edible coating dari lidah buaya dengan benar
bedasarkan litelatur yang dapat diterapkan kelompok tani untuk memperpanjang masa
simpan komoditas hasil pertanian setiap selesai panen. Setelah pemaparan materi
dilanjutkan dengan sesi praktik pembuatan edible coating dari lidah buaya. Kegiatan
diakhiri dengan sesi tanya jawab dan foto bersama.
Perancangan kegiatan pelatihan kelompok tani dimulai pada hari Jumat, 12 Juli 2019
untuk melihat kondisi pertanian di Desa Pasuruhan, dilanjutkan dengan berdiskusi
bersama ketua kelompok tani mengenai permasalahan yang ada pada pertanian di Desa
Pasuruhan. Bedasarkan diskusi, didapatkan bahwa belum adanya pengetahuan masyarakat
tentang cara memperpanjang masa simpan pangan khususnya pada komoditas krai, dan
belum adanya pemanfaatan bahan alami untuk menambah masa simpan produk hasil
pertanian seperti krai. Maka dari itu, dibutuhkan pelatihan bagi kelompok tani mengenai
pembuatan edible coating dari lidah buaya, agar mengenal dan mengetahui pentingnya dan
kelebihan dari edible coating untuk memperpanjang masa simpan komoditas hasil
pertanian.
Hasil yang dicapai dari program ini adalah pelaksanaan pelatihan kelompok tani yang
diselenggarakan pada hari Selasa, 30 Juli 2019 di Balai Desa. Kegiatan diikuti oleh 8 orang
dari 10 kelompok tani di Desa Pasuruhan.
Tindak lanjut dari program ini adalah pelaksanan pemantauan realisasi praktik
pemanfaatan edible coating pada komoditas krai dengan benar.
140
e. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat
1) Faktor Pendukung
Adanya dukungan dari ketua kelompok tani desa dan perangkat desa, terbukti dari
adanya bantuan dari perangkat desa dalam sosialisasi akan diadakannya kegiatan
pelatihan kelompok tani. Dukungan dari kelompok tani juga besar, terbukti dari
antusiasme kelompok tani untuk datang dan mengikuti kegiatan dengan aktif
hingga selesai.
2) Faktor Penghambat
Kurangnya bahan untuk para kelompok tani agar dapat mempraktikkan secara
langsung pembuatan edible coating dengan benar
a. Bidang Kegiatan
Waluh adalah komoditas hortikutura, waluh merupakan buah sayur yang melimpah
di Desa Pasuruhan. Waluh mempunyai banyak manfaat bagi kesehatan, dan dapat
dimanfaatkan dengan pengolahan pangan. Komoditas waluh biasanya hanya dijual dalam
kondisi segar, sehingga perlu adanya penginformasian bahwa waluh dapat diolah menjadi
berbagai macam produk dan dikembangkan menjadi usaha skala menengah untuk
meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar.
Oleh karena itu, dipilihlah program pembuatan pudding waluh sebagai bentuk
diversifikasi pangan, dan menambah nilai jual dari waluh.
141
b. Maksud, Tujuan dan Sasaran Program
1) Maksud Kegiatan
Maksud dari kegiatan ini adalah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan Ibu
PKK untuk membuat olahan dari komoditas pertanian yang ada di Desa Pasuruhan
agar dapat meningkatkan daya jualnya.
2) Tujuan Kegiatan
Perancangan kegiatan pelatihan Ibu PKK dimulai pada hari Rabu, 10 Juli 2019 untuk
melihat kondisi terkait dengan kondisi Ibu PKK, UMKM dan home industry yang ada di
Desa Pasuruhan, dilanjutkan dengan berdiskusi bersama Ibu Kepala Desa sebagai ketua
Ibu PKK mengenai permasalahan yang ada di Desa Pasuruhan. Bedasarkan diskusi,
didapatkan bahwa belum adanya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya
diversifikasi pangan, dan masih kurangnya pengembangan produk pertanian dari hasil
petani sekitar desa. Maka dari itu, dibutuhkan pelatihan bagi Ibu PKK mengenai
pembuatan pudding dari waluh sebagai bentuk diversifikasi pangan, dan menambah nilai
jual dari waluh sebagai komoditas hasil pertanian Desa Pasuruhan.
Hasil yang dicapai dari program ini adalah pelaksanaan pelatihan Ibu PKK yang
142
diselenggarakan pada hari Jumat, 2 Agustus 2019 di Balai Desa. Kegiatan diikuti oleh 15
orang dari 25 Ibu PKK di Desa Pasuruhan.
Tindak lanjut dari program ini adalah pelaksanan pemantauan realisasi praktik
pengolahan pangan dari hasil pertanian di Desa Pasuruhan.
143
mikroorganisme penghasil zat hara yang dapat digunakan untuk menyuburkan tanah.
Selain itu, dalam air cucian beras terdapat kandungan nutrisi yang cukup tinggi
diantaranya karbohidrat, zat besi dan vitamin B1 yang baik untuk pertumbuhan dan
perkembangbiakan tanaman. Air cucian beras ini harus ada pengolahan tersendiri agar
dapat menjadi pupuk bagi tanaman.
Oleh karena itu, dipilihlah program untuk pemberdayaan dan pembuatan pupuk
organic cair berbahan dasar limbah cucian beras pada kelompok tani dan ibu-ibu rumah
tangga agar limbah air cucian beras dapat digunakan untuk hal yang lebih bermanfaat.
b. Maksud, Tujuan dan Sasaran Program
1) Maksud Kegiatan
Maksud dari kegiatan ini adalah untuk memanfaatkan limbah air cucian beras yang
biasanya hanya dibuang begitu saja dan untuk memberdayakan ibu-ibu rumah tangga
agar mempunyai keterampilan dalam mengolah limbah rumah tangga. Selain itu,
dapat memberikan aternatif bagi petani untuk mendapatkan pupuk yang murah,
efektif dan efisien.
2) Tujuan Kegiatan
Kegiatan ini ditujukan kepada ibu-ibu rumah tangga dan kelompok tani Desa
Pasuruhan.
c. Deskripsi Kegiatan
Mahasiswa KKN memberikan penjelasan materi mengenai bahaya penggunaan pupuk
anorganik bagi kesuburan tanah dan tanaman serta pentingnya penggunaan pupuk organic
dan dilanjut materi tentang pemanfaatan limbah air cucian beras yang mengandung banyak
nutrisi yang sangat baik untuk kesuburan tanah. Setelah pemaparan materi dilanjutkan
dengan sesi demo pembuatan pupuk organic cair dari air cucian beras yang ditambahkan
EM4 sebagai bioaktivator dan gula merah sebagai sumber karbohidrat. Program ini
dilaksanakan bersama ibu-ibu rumah tangga dan kelompok tani. Kegiatan diakhiri dengan
sesi tanya jawab dan foto bersama.
144
d. Hasil yang Dicapai dan Rencana Tindak Lanjut
Perencanaan program ini dimulai saat bertemu dengan Bapak Warsito selaku Kepala
Desa Pasuruhan yang menceritakan tentang permasalahan yang ada di Desa Pasuruhan
salah satunya belum ada pemanfaatan limbah rumah tangga oleh masyarakat dan
banyaknya petani Desa Pasuruhan yang mengeluh akibat gagalnya panen saat musim
kemarau karena tanahnya mongering. Setelah itu dilanjutkan bertemu dengan Bapak
Mukid selaku Ketua Kelompok Tani Desa Pasuruhan yang menceritakan bahwa penyebab
gagal panen yang dialami petani disebabkan penggunaan pupuk anorganik (pupuk kimia)
karena dianggap paling efektif untuk menunjang pertumbuhan tanaman. Berdasarkan
masalah tersebut dibuatlah program pmberdayaan dan pembuatan pupuk organic cair dari
air cucian beras kepada kelompok tani dan ibu-ibu rumah tangga.
Hasil yang dicapai dari program ini adalah pelaksanaan pelatihan kepada kelompok
tani dan ibu rumah tangga yang diselenggarakan pada hari Selasa, 30 Juli 2019 di Balai
Desa. Kegiatan diikuti oleh 8 orang terdiri dari 3 orang ibu rumah tangga dan 4 orang
kelompok tani serta 1 orang dari perangkat Desa Pasuruhan.
Tindak lanjut dari program ini adalah pelaksanan pemantauan penggunaan pupuk
organic cair yang telah dibuat terhadap pertumbuhan tanaman dan kelembapan tanah.
e. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat
1) Faktor Pendukung
Adanya dukungan dari kelompok tani, ibu-ibu rumah tangga dan perangkat desa,
terbukti dari adanya bantuan dari perangkat desa dalam kegiatan pemberdayaan
dan pembuatan pupuk organic cair. Dukungan dari kelompok tani dan ibu-ibu
rumah tangga juga besar, terbukti dari antusiasme untuk datang dan mengikuti
kegiatan dengan aktif hingga selesai.
2) Faktor Penghambat
g) Masih banyak anggota kelompok tani yeng belum dapat hadir dikarenakan
waktu pelatihan dilakukan sore hari dan petani masih ada kesibukan di
sawah.
f. Tolak Ukur Keberhasilan
Keberhasilan kegiatan ini terlihat dari antusiasme peserta, yaitu ibu-ibu rumah tangga
dan kelompok tani dalam sesi tanya jawab dalam kegiatan pembuatan pupuk organic cair
dan pelaksanaan pemantauan pertumbuhan dan kelembapan tanah pada hari berikutnya.
g. Anggaran Dana
145
Anggaran dana dalam kegiatan ini adalah Rp 90.000
h. Waktu dan Lokasi Realisasi Program/Kegiatan
Hari/tanggal : Selasa, 30 Juli 2019
Waktu : Pukul 16.00-18.00
Lokasi : Balai Desa Pasuruhan
Maksud dari kegiatan ini adalah menciptakan pakan ayam petelur dengan
memanfaatkan limbah cangkang keong dengan biaya murah, mudah, efektif dan
efisien serta untuk meningkatkan nilai jual limbah cangkang keong mas.
2) Tujuan Kegiatan
146
a. Memberikan trobosan baru bagi masyarakat Desa Pasuruhan untuk
mendapatkan pakan ternak yang mudah dan murah dengan memanfaatkan
limbah cangkang keong mas
b. Meningkatkan nilai jual limbah cangkang keong mas.
3) Sasaran Kegiatan
Kegiatan ini ditujukan kepada anggota Kelompok Ternak dan perangkat desa.
c. Deskripsi Kegiatan
Mahasiswa KKN memberikan pemaparan materi mengenai limbah cangkang keong
yang ada di Desa Pasuruhan, kandungannya serta manfaatnya apabila dimanfaatkan lebih
lanjut. Kemudian setelah itu, dilanjutkan demo pembuatan pakan ayam dengan cara
menumbuk cangkang keong yang telah dicuci dan dikeringkan sebelumnya, kemudian
mengayak hasil tumbukan dan tepung cangkang keong siap untuk dijadikan pakan ternak
ayam. Program ini dilaksanakan bersama kelompok ternak dan perangkat desa.
d. Hasil yang Dicapai dan Rencana Tindak Lanjut
Perancangan program ini dimulai setelah melakukan wawancara kepada bapak kepala
desa pada tanggal 26 Juli 2019 yang memberitahukan limbah cangkang keong yang
menggunung di tempat pembuangan sampah yang belum dimanfaatkan oleh warga.
Kemudian dilanjutkan wawancara dengan kelompok ternak mengenai permasalahan pada
peternakan pada tanggal 29 Juli 2019 dan menghasilkan informasi bahwa peternak ayam
kesulitan mendapatkan pakan dengan harga murah. Oleh karena itu dibutuhkan pakan
ternak ayam dengan biaya yang murah dan mudah. Program ini ditunjukan untuk
kelompok ternak dan perangkat desa dengan tujuan agar nanti mudah diaplikasikan di
masyarakat.
Hasil yang dicapai dari program ini adalah pelaksanaan pelatihan kepada kelompok
ternak dan perangkat desa yang diselenggarakan pada hari Sabtu, 10 Agustus 2019 di Balai
Desa Pasuruhan. Kegiatan diikuti oleh 10 orang terdiri dari 4 orang kelompok ternak dan
6 orang perangkat Desa Pasuruhan.
Tindak lanjut dari program ini adalah pelaksanan pemantauan penggunaan pakan
ayam yang telah dibuat terhadap kualitas telur yang diproduksi oleh ayam petelur.
e. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat
1) Faktor Pendukung
Adanya dukungan dari Kelompok Ternak dan Perangkat Desa yang sangat
antusias mengikuti pelatihan dan aktif untuk mengikuti Tanya jawab.
147
2) Faktor Penghambat
f) Masih banyak kelompok ternak Desa Pasuruhan yang belum bisa hadir
mengikuti acara tersebut
f. Tolak Ukur Keberhasilan
Keberhasilan kegiatan ini terlihat dari antusiasme dari peserta pelatihan pembuatan
pakan ayam dari cangkang keong dan rasa ingin tahu peserta sangat tinggi yang ditunjukan
keaktifan dalam mengikuti tanya jawab.
g. Anggaran Dana
Anggaran dana dalam kegiatan ini adalah Rp 35.000
h. Waktu dan Lokasi Realisasi Program/Kegiatan
Hari/tanggal : Sabtu, 10 Agustus 2018
Waktu : Pukul 10.30-11.30
Lokasi : Balai Desa Pasuruhan
Maksud dari kegiatan ini adalah untuk dapat membuat laporan keuangan melalui
proses pembukuan keuangan yang baik dan benar dengan menggunakan Ms.
Excel.
5) Tujuan Kegiatan
148
f) Untuk mengetahui proses pembukuan keuangan berdasarkan prinsip
akuntansi yang baik dan benar.
g) Untuk mengetahui perkembangan setiap unit BUMDes
h) Untuk mengetahui data keuangan setiap unit BUMDes
i) Untuk mengetahui cara kerja aplikasi Ms. Excel dalam proses pembukuan
keuangan
6) Sasaran Kegiatan
Kegiatan ini ditujukan kepada seluruh bendahara unit BUMDes Desa Pasuruhan.
c. Deskripsi Kegiatan
Mahasiswa KKN memulai kegiatan dengan memberikan penjelasan materi mengenai
proses pembukuan keuangan BUMDes berdasarkan prinsip akuntansi yang baik dan benar,
kemudian bersama-sama dengan para peserta mengerjakan beberapa contoh soal transaksi
menggunakan aplikasi Ms. Excel pada laptop dan mengikuti tahapan-tahapan pada proses
pembukuan keuangan yang dimulai dari jurnal hingga laporan keuangan. Pada akhir
kegiatan, disediakan waktu tanya jawab bagi peserta.
d. Hasil yang Dicapai dan Rencana Tindak Lanjut
Perencanaan program ini dimulai saat bertemu dengan Bapak Warsito selaku Kepala
Desa Pasuruhan yamg menjelaskan mengenai potensi dan masalah yang dihadapi di Desa
Pasuruhan. Kemudian melakukan pertemuan dengan Bapak Khomsin selaku Ketua Umum
BUMDes yang menjelaskan bahwa setiap bendahara unit BUMDes tidak semuanya
memiliki latar belakang ekonomi, sehingga sangat diperlukan pengetahuan mengenai
proses pembukuan keuangan yang baik dan benar serta proses pembukuan yang dilakukan
masih secara manual. Selanjutnya, melakukan pertemuan dengan Ibu Sumartini selaku
Bendahara Umum BUMDes yang menjelaskan mengenai kekurangan yang ada dalam
proses pembukuan keuangan BUMDes.
Hasil yang dicapai dari program ini adalah pelaksanaan program yang diselenggarakan
pada hari Kamis, 01 Agustus 2019 di Balai Desa. Kegiatan diikuti oleh 11 orang, yang
terdiri dari Bapak Kepala Desa, Ketua umum BUMDes, Bendahara umum BUMDes,
Sekretaris umum BUMDes, dan 7 orang Bendahara unit BUMDes.
Tindak lanjut dari program ini adalah pemantauan proses pembukuan keuangan yang
telah dilakukan oleh BUMDes.
e. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat
149
1) Faktor Pendukung
Adanya dukungan dari Bapak Kepala Desa dan Bapak Khomsin selaku Ketua
umum BUMDes. Program ini juga dihadiri oleh seluruh bendahara unit
BUMDes yang menunjukkan ketertarikan akan materi yang akan dibahas.
2) Faktor Penghambat
Tidak semua bendahara unit BUMDes memiliki laptop atau komputer, sehingga
pada proses pengaplikasian dalam Ms. Excel memerlukan bantuan laptop dari
teman tim KKN .
f. Tolak Ukur Keberhasilan
Keberhasilan kegiatan ini terlihat dari antusiasme dan keaktifan peserta pada saat
berlangsungnya kegiatan yaitu dengan sesi tanya jawab yang dilakukan serta pelaksanaan
pemantauan proses pembukuan keuangan yang dilakukan.
g. Anggaran Dana
Anggaran dana dalam kegiatan ini adalah Rp 50.000,-
h. Waktu dan Lokasi Realisasi Program/Kegiatan
Hari/tanggal : Kamis/01 Agustus 2019
Waktu : Pukul 18.30 – 21.00
Lokasi : Balai Desa Pasuruhan
150
simpan pangan khususnya pada
komoditas krai
4) Belum adanya pemanfaatan bahan
alami untuk menambah masa
simpan produk hasil pertanian
seperti krai
2. Pemberdayaan Ibu PKK dalam pembuatan pudding waluh sebagai
bentuk diversifikasi pangan
Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness)
6) Dukungan dan sambutan yang baik 8) Ibu PKK setempat kurang
dari Kepala Desa, Ibu Kepala Desa, memahami tentang pentingnya
dan Ibu PKK diversifikasi pangan dalam
7) Antusias para Ibu PKK ketika pengolahan pangan dari komoditas
diadakan pelatihan tentang pertanian di desa
pembuatan pudding waluh
Kesempatan (Opportunities) Hambatan (Threats)
9) Belum adanya pengetahuan 11) Produk hasil pertanian di Desa
masyarakat tentang pentingnya Pasuruhan bersifat musiman, tidak
diversifikasi pangan selalu ada sepanjang tahun
10) Masih kurangnya pengembangan
produk pertanian dari hasil petani
sekitar desa.
151
pembuatan pupuk organic cair
dalam sesi tanya jawab
Kesempatan (Oppotunities) Hambatan (Threats)
12) Belum ada pemberdayaan 13) Petani masih banyak
masyarakat mengenai pemanfaatan menggunakan pupuk kimia (pupuk
limbah air cucian beras anorganik) saat memupuk tanaman
4. Pemberdayaan Kelompok Ternak Desa Pasuruhan dalam Pembuatan
Alternatif Pakan Ternak Ayam Petelur Berbahan Dasar Limbah
Cangkang Keong Mas
Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness)
• Dukungan dan sambutan yang baik 14) Banyak kelompok ternak yang
dari Kepala Desa, perangkat desa belum bisa hadir
dan kelompok ternak
Kesempatan (Oppotunities) Hambatan (Threats)
15) Banyaknya limbah cangkang keong 16) Peternak masih banyak
yang menggunung di TPA dan menggunakan pakan sintesis
belum dimanfaatkan
152
18) Proses pembukuan keuangan masih
dilakukan secara manual.
• Lampiran
a. Pemberdayaan Petani dalam Pemanfaatan Edible Coating dari Lidah Buaya
untuk Menambah Masa Simpan Krai
Penyampaian materi dan praktik
pembuatan edible coating
153
b. Pemberdayaan Ibu PKK dalam pembuatan pudding waluh sebagai bentuk
diversifikasi pangan
Penyampaian materi dan praktik
pembuatan pudding waluh
154
d. Pemberdayaan Kelompok Tani dan Ibu-ibu Rumah Tangga Desa Pasuruhan
dalam Pembuatan Pupuk Cair Organik Berbahan Dasar Air Cucian Beras
Penyampaian materi
155
Foto Bersama dengan Kelompok Tani dan
Ibu-ibu Rumah Tangga
156
Survey Limbah Cangkang Keong di TPA
Penyampaian materi
157
Sesi tanya jawab
158
Mahasiswa KKN memberikan penjelasan materi mengenai sampah seperti, jenis –
jenis sampah, pewadahan sampah, dan cara mengolah sampah. Pemaparan materi diawali
dengan pembagian brosur tentang jenis – jenis sampah. Kegiatan diakhiri dengan sesi
tanya jawab dan foto bersama.
d. Hasil yang Dicapai dan Rencana Tindak Lanjut
Hasil yang dicapai dari program ini adalah pemberian materi mengenai pemilahan
sampah yang diselenggarakan pada hari Jumat, 26 Juli 2019 di salah satu rumah warga
Desa Pesagi. Kegiatan diikuti oleh 40 orang warga Desa Pesagi.
Tindak lanjut dari program ini adalah pemberian tempat sampah organik dan
anorganik kepada beberapa warga Desa Pesagi yang juga mengikuti pemaparan materi
mengenai pemilahan sampah.
e. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat
1) Faktor Pendukung
Adanya dukungan dari masyarakat dan perangkat desa, terbukti dari adanya
bantuan dari perangkat desa dalam sosialisasi mengenai pemilahan sampah dan
antusiasme masyarakat untuk datang dan mengikuti kegiatan dengan aktif hingga
selesai.
2) Faktor Penghambat
a) Kurangnya alat peraga serta keterbatasan tempat dan waktu untuk
mempraktikkan secara langsung cara memilah sampah sesuai jenisnya
dengan benar.
b) Keterbatasan mencetak brosur tentang jenis – jenis sampah.
f. Tolak Ukur Keberhasilan
159
Keberhasilan kegiatan ini terlihat dari antusiasme peserta, yaitu masyarakat Desa
Pesagi dalam sesi tanya jawab setelah penyampaian materi mengenai pemilahan sampah
dan realisasi masyarakat untuk memilah sampah sebelum dibuang di tempat sampah sesuai
jenisnya.
g. Anggaran Dana
Anggaran dana dalam kegiatan ini adalah Rp 80.000
160
1) Maksud Kegiatan
Maksud dari kegiatan ini adalah meningkatkan pengatahuan dari ibu-ibu tentang
pengaruh positif negatif, bahaya adiksi gadget dan berapa lama anak dapat
menggunakan gadget.
2) Tujuan Kegiatan
Kegiatan ini ditujukan kepada ibu-ibu Desa Pesagi yang memiliki anak masih
dibawah umur.
• Deskripsi Kegiatan
Mahasiswa KKN memberikan penjelasan materi mengenai pentingnya pengawasan
penggunaan gadget pada anak usia dini untuk mencegah adiksi penggunaan gadget bagi
anak. Setelah pemaparan materi dilanjutkan dengan sesi tanya jawab tentang kendala yang
dihadapi ibu-ibu dan memberikan contoh jadwal berapa lama anak bisa menggunakan
gadget.
• Hasil yang Dicapai dan Rencana Tindak Lanjut
Perancangan kegiatan dimulai pada 11 Juli 2019 dari melakukan survey pada ibu-ibu
untuk mengetahui apakah anak-anak di Desa Pesagi menggunakan gadget dan berapa lama
waktu penggunaan gadget. Bedasarkan survey, didapatkan bahwa anak-anak di Desa
Pesagi mengggunakan gadget pada saat pulang sekolah, pada saat makan, dan saat akan
tidur. Maka dari itu, dibutuhkan penyuluhan tentang proteksi dini adiksi gadget pada anak
yang ditujukan kepada ibu-ibu di Desa Pesagi yang penyuluhannya berisi penjelasan
pengaruh positif negatif dari gadget juga penjelasan tentang bahaya adiksi gadget.
Hasil yang dicapai dari program ini adalah pelaksanaan penyuluhan yang
diselenggarakan pada hari Jumat, 19 Juli 2019 di rumah warga Desa Pesagi. Kegiatan
diikuti oleh 40 orang dari ibu-ibu di Desa Pesagi.
Tindak lanjut dari program ini adalah leaflet yang berisi materi penyuluhan tentang
161
proteksi dini adiksi gadget yang dibagikan kepada ibu-ibu.
• Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat
1) Faktor Pendukung
Adanya dukungan dari ibu-ibu yang mengikuti kegiatan, terbukti dari antusias
para ibu-ibu yang menerima dengan baik penyuluhan.
2) Faktor Penghambat
a) Rendahnya pengetahuan ibu-ibu Desa Pesagi tentang pengaruh positif negatif
b) Rendahnya pengetahuan ibu-ibu Desa Pesagi tentang bahaya adiksi gadget.
• Tolak Ukur Keberhasilan
Keberhasilan kegiatan ini terlihat dari antusiasme peserta, yaitu antusias para ibu-ibu
yang menerima dengan baik penyuluhan.
• Anggaran Dana
Anggaran dana dalam kegiatan ini adalah Rp 50.000
162
dimanfaatkan dagingnya, juga menjual susu kambing etawanya. Susu kambing etawa
sangat terkenal akan manfaatnya bagi tubuh manusia yang mampu mengobati berbagai
penyakit, sehingga banyak dari konsumen yang berlangganan susu kambing etawa kepada
Bapak Soegiyono. Akan tetapi, susu kambing yang dijual oleh Bapak Soegiyono masih
berupa susu borongan, tidak dikemas, dan tidak ada variasi produknya. Sehingga, dari latar
belakang tersebut, dipilihlah program “Pelatihan Strategi Pengembangan Produk (Product
Development) Susu Kambing Etawa pada Peternakan Kambing Etawa di Desa Pesagi”
untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas, mutu, dan daya saing dari produk susu
kambing etawa Bapak Soegiyono yang diharapkan mampu meningkatkan keuntungan
yang akan diperoleh Bapak Soegiyono.
b. Maksud, Tujuan dan Sasaran Program
1) Maksud Kegiatan
Maksud dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
mengenai tata cara pengolahan dan packaging susu kambing etawa kepada
peternakan kambing etawa, sehingga diharapkan produk susu kambing etawa yang
ada mampu memberikan suatu keuntungan lebih bagi peternakan kambing etawa di
Desa Pesagi.
2) Tujuan Kegiatan
Tujuan dari kegiatan ini adalah :
Memberikan pelatihan mengenai cara pengolahan susu yang baik dengan
pasteurisasi.
a) Memperbaiki cara penjualan susu kambing etawa cara borongan dengan
dijual per kemasan 250 ml.
b) Menciptakan suatu variasi produk dengan menambahkan beberapa varian
rasa pada susu kambing etawa
c) Memperbaiki harga jual susu kambing etawa
d) Memberikan kemasan yang up to date pada susu kambing etawa
e) Meningkatkan keuntungan yang akan didapatkan peternakan kambing etawa.
3) Sasaran Kegiatan
Kegiatan ini ditujukan kepada pemilik peternakan kambing etawa di Desa Pesagi.
c. Deskripsi Kegiatan
Mahasiswa KKN memberikan penjelasan mengenai pengertian pasteurisasi susu dan
maksud, serta tujuan dari melakukan pasteurisasi susu. Pasteurisasi susu sendiri
163
merupakan proses untuk memperlambat pertumbuhan bakteri pada susu dengan
melakukan pemanasan hingga suhu 40 – 60oC
Setelah pemaparan garis besar mengenai pasteurisasi susu, dilanjutkan dengan
melaksanakan praktik pembuatan pasteurisasi susu dengan menyiapkan alat-alat yang
dibutuhkan, yaitu berupa : panci besar, panci kecil, baskom, thermometer, kompor, gelas,
pengaduk, botol ukuran 250 ml sebanyak 4 buah, dan menyiapkan bahan-bahan yang
diperlukan yaitu berupa: susu kambing etawa 1 liter, stiker kemasan, sirup rasa melon,
strawberry, lychee, es batu, air dan gula. Tata cara pasteurisasi susu sendiri yaitu sebagai
berikut:
1. Masukkan susu kambing etawa sebanyak 1 liter ke dalam panci kecil.
2. Isi air pada panci besar hingga seperempat panci, lalu masukkan panci kecil yang berisi
susu kambing etawa tersebut ke dalam panci besar. Hal ini bertujuan untuk
menghindarkan pemanasan susu yang terkena langsung dengan api agar lemak susu
tidak pecah dan masih terjaga kondisinya.
3. Panaskan panci besar di atas kompor dan ukur suhu susu menggunakan thermometer
hingga mencapai suhu 40 – 60 oC, dan aduk terus susu selama pemanasan untuk
menghindari penggumpalan pada susu.
4. Saat susu telah mencapai suhu yang ditentukan, matikan kompor dan siapkan botol 250
ml sebanyak 4 buah dan masukkan susu yang telah matang dan telah diberi perasa
melon, strawberry, lychee, dan gula ke dalam keempat botol tersebut.
5. Siapkan pecahan es batu pada baskom dan letakkan susu yang telah dikemas di botol
tersebut di baskom yang penuh dengan es batu untuk mempercepat proses pendinginan
hingga suhu susu kembali pada suhu normal.
6. Setelah susu kambing etawa yang telah dikemas sudah pada suhu ruang, lekatkan stiker
kemasan yang mencantumkan nama produk susu, netto, manfaat susu, komposisi, dan
tanggal kadaluarsa dan tanggal produksi susu.
7. Susu kambing etawa pun siap disajikan dan dijual dengan harga Rp25.000 per kemasan
250 ml.
Setelah praktik pembuatan susu pasteurisasi, kegiatan setelahnya dilanjutkan dengan
sesi foto bersama.
d. Hasil yang Dicapai dan Rencana Tindak Lanjut
164
dimulai dari survey pertama ke peternakan kambing etawa di Desa Pesagi pada hari
Kamis, 11 Juli 2019 untuk melihat gambaran umum dan pemantauan peternakan kambing
etawa di Desa Pesagi, dilanjutkan dengan berdiskusi dengan pemilik peternakan kambing
etawa yaitu Bapak Soegiyono mengenai potensi dan permasalahan yang ada pada
peternakan kambing etawa tersebut. Bedasarkan diskusi, didapatkan bahwa masih
kurangnya pengetahuan peternak mengenai tata cara pengolahan susu kambing yang
benar, bagaimana pengemasan yang baik pula, serta masih kurangnya penetapan harga
yang tepat untuk meningkatkan cost benefit usaha peternakan tersebut. Maka dari itu,
diperlukan adanya “Pelatihan Strategi Pengembangan Produk (Product Development)
Susu Kambing Etawa pada Peternakan Kambing Etawa di Desa Pesagi” dengan maksud
untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peternak mengenai strategi
pengembangan produk susu kambing etawa yang baik dan benar, sehingga diharapkan
mampu memberikan suatu keuntungan yang lebih bagi peternakan kambing etawa
tersebut.
Hasil yang dicapai dari program ini adalah pelaksanaan pelatihan strategi
pengembangan produk (product development) susu kambing etawa yang berupa pelatihan
pasteurisasi susu dan tata cara packaging yang baik dan benar pada usaha peternakan
kambing etawa di Desa Pesagi yang diselenggarakan pada hari Minggu, 28 Juli 2019 di
peternakan kambing etawa milik Bapak Soegiyono di Desa Pesagi, Kecamatan Kayen,
Kabupaten Pati dan diikuti oleh Bapak Soegiyono selaku pemilik peternakan kambing
etawa di Desa Pesagi.
Tindak lanjut dari program ini adalah susu pasteurisasi dengan kemasan 250 ml dalam
botol dan dilengkapi stiker yang up to date yang memuat seluruh informasi yang
diperlukan para calon konsumen.
e. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat
1) Faktor Pendukung
Produksi susu kambing yang melimpah serta tingginya minat akan susu kambing
etawa di kalangan konsumen, serta adanya ijin dan dukungan dari pemilik
peternakan kambing etawa sangat memba ntu berjalannya program ini.
2) Faktor Penghambat
a. Kurangnya waktu yang luang dikarenakan pemilik peternakan sendiri memiliki
waktu yang padat.
165
b. Keterbatasan pencarian cetak stiker dan penjual botol grosiran di Kecamatan
Kayen.
a. Bidang Kegiatan
Minyak jelantah merupakan limbah rumah tangga paling umum dan jumlahnya
banyak. Umumnya minyak jelantah hanya dibuang ke saluran air tanpa diolah lebih lanjut
sehingga menyebabkan lingkungan menjadi kotor. Untuk mengurangi dampak terhadap
lingkungan, limbah minyak jelantah sebaiknya dikelola agar lebih ramah lingkungan dan
juga diperoleh keuntungan dalam sisi ekonomis. Salah satunya dengan memanfaatkan
limbah minyak jelantah sebagai bahan dasar pembuatan sabun. Sabun ini dapat digunakan
untuk mencuci tangan, mencuci piring, dan juga mencuci pakaian. Sabun yang dibuat
dapat digunakan untuk pribadi ataupun dijadikan produk suatu usaha rumahan.
166
Oleh karena itu, dipilihlah program pemanfaatan minyak jelantah untuk bahan dasar
pembuatan sabun.
b. Maksud, Tujuan dan Sasaran Program
1) Maksud Kegiatan
Maksud dari kegiatan ini adalah memanfaatkan limbah minyak jelantah
sebagai bahan dasar pembuatan sabun
2) Tujuan Kegiatan
Tujuan dari kegiatan ini adalah :
1. Memanfaatkan minyak jelantah dari limbah rumah tangga
2. Meningkatkan pengetahuan warga desa tentang proses pembuatan sabun
dari minyak jelantah
c. Sasaran Kegiatan
167
f. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat
1) Faktor Pendukung
Adanya antusiasme dari peserta untuk memanfaatkan limbah minyak
jelantah yang ada di rumah mereka.
2) Faktor Penghambat
a) Kurangnya pengetahuan warga.mengenai tempat membeli bahan yang
dibutuhkan.
b) Dibutuhkan kesabaran dalam pembuatan sabun karena sabun baru siap
digunakan setelah proses saponifikasi selesai (3-4 minggu).
c) Tolak Ukur Keberhasilan
Keberhasilan kegiatan ini terlihat dari antusiasme dari peserta pembuatan sabun dalam
sesi tanya jawab setelah sesi pembuatan sabun dari minyak jelantah.
g. Anggaran Dana
Anggaran dana dalam kegiatan ini adalah Rp 100.000
h. Waktu dan Lokasi Realisasi Program/Kegiatan
Hari/tanggal : Rabu/14 Agustus 2019
Waktu : Pukul 09.00-12.30
Lokasi : Rumah warga desa
Maksud dari kegiatan ini adalah meningkatkan pengatahuan masyarakat tentang hak
168
dan kewajiban yang dapat diterima pekerja baik didalam negeri maupun luar negeri.
2) Tujuan Kegiatan
Kegiatan ini ditujukan kepada masyarakat Desa Pesagi yang ingin bekerja (merantau)
baik didalam maupun luar negeri.
c. Deskripsi Kegiatan
Mahasiswa KKN memberikan penjelasan materi mengenai apa itu tenaga kerja dan
apa yang menjadi hak dan kewajiban pekerja sebagai tenaga kerja sesuai dengan
undang-undang.
169
a. Masih kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai ketenagakerjaaan
b. Sulitnya mengumpulkan masyarakat karena banyaknya kegiatan yang
diikuti oleh masing-masing orang.
f. Tolak Ukur Keberhasilan
Keberhasilan kegiatan ini terlihat dari antusiasme peserta, yaitu antusias masyarakat
Desa Pesagi yang menerima dengan baik penyuluhan.
g. Anggaran Dana
Anggaran dana dalam kegiatan ini adalah Rp 30.000
170
• Tempat Pelaksanaan yang dekat • Minimnya waktu untuk
dengan posko sehingga mempersiapkan materi dan leaflet
memudahkan dalam • Jarak mencetak leaflet yang
mempersiapkan program lumayan jauh
Kesempatan (Oppotunities) Hambatan (Threats)
• Keterbukaan ibu-ibu dalam
• Ibu-ibu kurang memahami
menyambut dan bekerjasama
tentang bahaya adiksi gadget pada
dalam penyelenggaraan
anak
• Antusiasme ibu-ibu dalam
mendengarkan materi dan
membaca leaflet
Nama Program : Pelatihan Strategi Pengembangan Produk (Product
Development) Susu Kambing Etawa pada Peternakan Kambing Etawa di Desa
Pesagi
Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness)
171
produk berupa susu kambing
etawa rasa original, stroberi, leci,
dan melon
• Sabun yang dihasilkan dapat • Belum ada uji aktivitas anti bakteri
digunakan untuk cuci tangan, yang terstandarisasi
cuci piring, dan deterjen
Kesempatan (Oppotunities) Hambatan (Threats)
172
• Tempat Pelaksanaan yang dekat kewajiban seorang pekerja di dalam
dengan posko sehingga maupun diluar negeri.
memudahkan dalam • Masyarakat lebih bersifat apatis
mempersiapkan program. dalam memahami perlindungan
• Antusiasme masyarakat untuk hukum terhadap tenaga kerja.
mengikuti program.
• Adanya kegiatan yang diadakan
oleh dinas ketenagakerjaan
bersamaan dengan
dilaksanakannya program.
Kesempatan (Oppotunities) Hambatan (Threats)
• Keterbukaan masyarakat desa • Minimnya waktu untuk
pesagi terutama pada organisasi mempersiapkan materi dan brosur
desa berkaitan dengan Tenaga • Jarak mencetak brosur yang lumayan
Kerja Mandiri dalam menyambut jauh
dan bekerjasama dalam
penyelenggaraan program.
• Mendapat bantuan penambahan
materi dengan dinas
Ketenagakerjaan kab. Pati.
• Antusiasme masyarakat desa
pesagi dalam mendengarkan
materi, membaca brosur
• Lampiran
I. Program “Masyarakat Sadar Sampah : Pendampingan Pemilahan Sampah”
pada 26 Juli 2019
173
Foto 1.1 Foto 1.2
Pemaparan Materi Pemilahan Sampah Foto Bersama Beberapa Warga setelah
Pelaksanaan Program
174
Foto 3.1 Foto 3.2
Pembuatan susu kambing etawa pasteurisasi Foto bersama Bapak Soegiyono pemilik
peternakan kambing etawa
175
Foto 5.1 Foto 5.2
Pemaparan materi dan foto bersama warga Brosur ketenagakerjaan
176
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pelaksanaan kegiatan KKN memberikan pengalaman belajar kepada mahasiswa untuk
hidup di tengah-tengah masyarakat dengan mengaplikasikan ilmu-ilmu yang diperoleh pada
waktu kuliah untuk disalurkan sesuai dengan bidangnya. Kegiatan KKN diberlakukan oleh
Perguruan Tinggi dalam upaya untuk meningkatkan isi dan bobot pendidikan bagi mahasiswa
untuk mendapatkan nilai tambah yang lebih besar pada Perguruan Tinggi.
Tujuan adanya laporan ini adalah melaporkan pelaksanaan kegiatan yang telah
dilaksanakan selama 45 hari, sesuai dengan LRK (Laporan Rencana Kegiatan) yang telah
disusun sebelum pelaksanaan kegiatan KKN. Selain itu juga untuk meningkatkan potensi
unggul Kecamatan Kayen dalam berbagai aspek. Melalui kegiatan KKN yang berada di
Kecamatan Kayen ini diharapkan dapat membantu masyarakat sesuai dengan bdang ilmu yang
dimiliki oleh mahasiswa.
1. Untuk Tim KKN selanjutnya dapat menggunakan data yang sudah didapatkan dari Tim
KKN II sebelumnya untuk mengembangkan peta potensi yang ada di desa tersebut agar
program yang akan dilaksanakan dapat dijalankan dengan matang dan bermanfaat bagi
masyarakat.
2. Butuh koordinasi yang baik dengan dan antar warga sehingga dapat memperlancar
pelaksanaan program kerja.
3. Semoga program yang telah dicanangkan oleh Tim KKN yang sudah dijalankan maupun
masih dalam rancangan dapat di terapkan dengan baik oleh perangkat desa maupun
warga terkait
4. Saran bagi mahasiswa :
a. Mahasiswa sebaiknya lebih komunikatif serta bersikap ramah, sopan dan santun
dengan masyarakat.
b. Mahasiswa harus mampu bersosialisasi dan berbaur dengan masyarakat.
177
c. Mahasiswa lebih kreatif dalam membuat program kerja, dan diutamakan yang
berkelanjutan dan tepat sasaran sesuai dengan permasalahan utama yang ada di
desa.
d. Mahasiswa harus melakukan pendampingan agar masyarakat memahami apa yang
telah disampaikan serta dapat menerapkannya dalam kehidupan.
5. Saran Bagi Universitas
a. Meningkatkan kualitas pelaksanaan KKN secara menyeluruh mulai dari Pra KKN,
Pelaksanaan KKN dan pasca KKN sehingga memberikan manfaat yang berarti bagi
mahasiswa dan masyarakat.
b. Fasilitator/Dosen KKN agar selalu lebih mengawasi dan berkolaborasi dalam
penentuan dan pelaksanaan program kerja sehingga dapat meningkatkan kualitas
program kerja yang dirancang dan dilaksanakan.
c. Penempatan mahasiswa KKN menyesuaikan latar belakang keilmuan mahasiswa
dengan kondisi geografis lokasi yang akan ditempati sehingga program yang
dilaksanakan tepat sasaran.
6. Saran Bagi Pemerintah dan Masyarakat
a. Agar program-program yang telah dilaksanakan dapat terus berkelanjutan maka
perlu adanya semangat dan inisiatif dari masyarakat serta peran serta bapak Kepala
Desa dan pemerintah terkait sehingga dapat memberikan manfaat dan kebaikan
bagi masyarakat.
b. Adanya monitoring akan pelaksanaan program pembangunan desa yang dilakukan
oleh pemerintah desa dalam pilar pendidikan, kesehatan, lingkungan serta
kewirausahaan. Dengan pemerintah melakukan pengawasan dan pendampingan
diharapkan dapat memberikan arti nyata kehadiran pemerintah ditengah
masyarakat.
178
6
LAMPIRAN
Tabel 1. Nama desa dan alamat website desanya
179
PETA KECAMATAN KAYEN
180
ORGANIGRAM STRUKTUR PERANGKAT KECAMATAN
181
FOTO KEGIATAN MULTIDISIPLIN
Dokumentasi Expo KKN Tim II Undip Dokumentasi Expo KKN Tim II Undip
Kecamatan Kayen. 2019, Stand Mahasiswa
182