Anda di halaman 1dari 2

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya akan sumber daya dan
aneka ragam kerajinan. Beberapa diantaranya adalah batik dan tekstil. Batik dan
industri tekstil di Indonesia merupakan industri yang tergolong sangat besar dan
menguntungkan. Batik merupakan karya seni yang memiliki nilai tinggi. Batik
diakui oleh UNESCO pada tahun 2009 sebagai warisan budaya dunia. Hal ini
sangat berpengaruh terhadap tingkat permintaan produksi batik yang kian
meningkat tajam. Namun adanya industri tekstil dan batik menimbulkan sesuatu
permasalahan, yaitu pencemaran lingkungan akibat pengolahan limbah yang sangat
buruk.
Pencemaran lingkungan merupakan kerusakan lingkungan yang disebabkan
oleh aktivitas manusia yang berlebihan dalam pemanfaatan sumber daya alam
(SDA) yang tersedia. Pencemaran lingkungan terdiri dari beberapa macam yaitu
pencemaran air, pencemaran udara, dan pencemaran tanah. Pencemaran lingkungan
air terjadi di berbagai tempat, salah satu tempat yang paling banyak terjadi
pencemaran berada di Jawa tengah. Pencemaran air di Jawa Tengah sebagian besar
disebabkan oleh pencemaran limbah industri. Kota Pekalongan sebagai kota
industri, yang menjadi salah satu penghasil batik di Indonesia mengalami
pencemaran sungai yang cukup parah. Meningkatnya permintaan produksi batik
dari masyarakat mendorong pengusaha industri batik di Kota Pekalongan untuk
meningkatkan produksi batiknya. Banyaknya permintaan produksi batik tersebut
menyebabkan semakin banyak limbah yang dihasilkan. Hal ini menimbulkan
berbagai permasalahan bagi lingkungan sekitar. Limbah dari hasil produksi batik
menimbulkan pencemaran tanah dan sungai. Padahal, sungai merupakan salah satu
bentuk sumber daya alam (SDA) yang sangat di butuhkan oleh masyarakat karena
sungai merupakan salah satu sumber air yang di butuhkan bagi kehidupan manusia.
Saat ini masih banyak pengusaha industri batik yang membuang limbah
hasil produksinya langsung ke selokan maupun ke sungai tanpa diolah terlebih
dahulu. Pembuangan limbah tanpa pengolahan mengakibatkan pencemaran sungai.
Limbah industri batik dari bahan pewarna kimia yang digunakan sulit untuk diurai
sehingga menyebabkan sejumlah selokan dan sungai di sekitar wilayah industri
menjadi berwarna. Beberapa contoh pewarna kimia yang sering digunakan didalam
industri adalah zat warna napthol atau blue-black, remazol black, red, dan golden
yellow. Pada penggunaannya, zat pewarna ini hanya dipakai sedikit dan sisanya
akan dibuang sebagai limbah. Apabila limbah terbuang ke sungai, pada cuaca yang
panas, bahan pewarna kimia tersebut dapat mengendap. Endapan air limbah
tersebut akan menimbulkan warna air yang kehitam-hitaman dan bau yang
menyengat.
Menurut Undang-Undang Republik UU Nomor 32 tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (UU PPLH) mengatakan bahwa
bahan berbahaya dan beracun beserta limbahnya perlu dilindungi dan dikelola
dengan baik. Pengelolaan limbah adalah kegiatan yang meliputi pengurangan,
penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan, pengolahan, atau
penimbunan.
Ada berbagai cara dalam mengolah limbah, salah satunya adalah dengan
kapur. Maka dari itu kami akan meneliti “Efektifitas tekstur kapur dalam
pengolahan air limbah“.

Anda mungkin juga menyukai