Anda di halaman 1dari 5

TUGAS UJIAN BEDAH

Arwin Okwandi

1. Apa perbedaan isi kantung hernia jika isinya Omentum, Ileum, Sekum dan
Appendiks ?

Jawaban :

Omentum

Omentum mayus terdiri atas dua lapis lipatan mesotelium yang diantaranya terdapat
pembuluh darah epiploika, kelenjar dan pembuluh limf, serabut saraf dan jaringan lemak.
Fungsi omentum adalah sebagai pelindung rongga abdomen dari setiap bencana yang
mungkin timbul dalam rongga peritoneum. Gerakan omentum dimungkinkan karena gerakan
peristaltik usus, gerakan diafragma, dan perubahan posisi orang. Selain itu fungsi omentum
berperan pada proses imunitas karena mengandung makrofag yang dengan cepat dapat
menyingkirkan kuman atau benda asing.

Torsi Omentum adalah terpuntirnya omentum pada sumbu panjang sehingga terjadi gangguan
sirkulasi yang mungkin menimbulkan udem, infark, atau gangren. Torsi ini baru dapat terjadi
bila terpenuhi dua hal, yaitu adanya segmen panjang dan bebas gerak dan adanya titik
segmen yang panjang dan bebas gerak dan adanya titik pancang tempat terjadinya puntiran

Ada dua macam torsi omentum, yaitu torsi primer atau idiopatik yang bersifat unipolar
dengan satu titik pancang, dan torsi sekunder bersifat bipolar atau mengandung dua titik
pancang, pada torsi sekunder ada perlengketan antara tepi bebas omentum dengan kelainan
patologis, sperti kista, radang, bekas luka operasi dan yang paling sering terjadi, hernia
inguinalis. Apabila terjadi hernia inguinalis akan menyebabkan irreponibel.
Ileum

Usus penyerapan (ileum), panjangnya antara 0,75m – 3,5m terjadi penyerapan sari–sari
makanan. Permukaan dinding ileum dipenuhi oleh jonjot-jonjot usus/vili. Adanya jonjot usus
mengakibatkan permukaan ileum menjadi semakin luas sehingga penyerapan makanan dapat
berjalan dengan baik. Dinding jonjot usus halus tertutup sel epithelium yang berfungsi untuk
menyerap zat hara. Terdapat sekitar 1000 mikrovili (gambar 3) dalam tiap sel. Dinding
tersebut juga mengeluarkan mucus. Enzim pada mikrovili menghancurkan makanana menjadi
partikel yang cukup kecil untuk diserap. Di dalam setiap jonjot terdapat pembuluh darah
halus dan saluran limfa yang menyerap zat hara dari permukaan jonjot. Vena porta
mengambil glukosa dan asam amino, sedangkan asam lemak dan gliserol masuk ke sel limfa.

Mikrovili

Lapisan usus halus (gambar 4) terdiri atas 4 lapisan yang sama dengan lambung, yaitu :

1. Lapisan luar adalah membran selulosa, yaitu peritornium yang melapisi usus halus
dengan erat.
2. Lapisan otot polos terdiri atas 2 lapisan serabut, lapisan luar yang memanjang
(longitudinal) dan lapisan dalam yang melingkar (serabut sirkuler). Kontraksi otot
polos dan bentuk peristaltic usus yang turut serta dalam proses pencernaan mekanis,
pencampuran makanan dengan enzim-enzim pencernaan dan pergerakkan makanan
sepanjang saluran pencernaan.. Diantara kedua lapisan serabut berotot terdapat
pembuluh darah, pembuluh limfe, dan pleksus syaraf.
3. Submukosa terdiri dari jaringan ikat yang mengandung syaraf otonom, yaitu plexus of
meissner yang mengatur kontraksi muskularis mukosa dan sekresi dari mukosa
saluran pencernaan. Submukosa ini terdapat diantara otot sirkuler dan lapisan mukosa.
Dinding submukosa terdiri atas jaringan alveolar dan berisi banyak pembuluh darah,
sel limfe, kelenjar, dan pleksus syaraf yang disebut plexus of meissner. Pada
duodenum terdapat kelenjar blunner yang berfungsi untuk melindungi lapisan
duodenum dari pengaruh isi lambung yang asam. Sistem kerjanya adalah kelenjar
blunner akan mengeluarkan sekret cairan kental alkali.
4. Mukosa dalam terdiri dari epitel selapis kolumner goblet yang mensekresi getah usus
halus (intestinal juice). Intestinal juice merupakan kombinasi cairan yang disekresikan
oleh kelenjar-kelenjar usus (glandula intestinalis) dari duodenum, jejunum, dan ileum.
Produksinya dipengaruhi oleh hormon sekretin dan enterokrinin. Pada lapisan ini
terdapat vili (gambar 3) yang merupakan tonjolan dari plica circularis (lipatan yang
terjadi antara mukosa dengan submukosa). Lipatan ini menambah luasnya permukaan
sekresi dan absorpsi serta memberi kesempatan lebih lama pada getah cerna untuk
bekerja pada makanan. Lapisan mukosa berisi banyak lipatan Lieberkuhn yang
bermuara di atas permukaan, di tengah-tengah villi. Lipatan Lieberkuhn diselaputi
oleh epithelium silinder.
5. Apabila suatu terjadi hernia yang terisikan oleh ileum makan akan terjadi reponibel
dikarenakan sifat ileum dapat menghasilkan sekret pada dinding luar sehingga licin
dan dapat keluar masuk disertai karena adanya pergerakan otot.
Sekum

Usus buntu atau sekum (Bahasa Latin: caecus, “buta”) dalam istilah anatomi adalah suatu
kantung yang terhubung pada usus penyerapan serta bagian kolon menanjak dari usus besar.
Organ ini ditemukan pada mamalia, burung, dan beberapa jenis reptil. Sebagian besar
herbivora memiliki sekum yang besar, sedangkan karnivora eksklusif memiliki sekum yang
kecil, yang sebagian atau seluruhnya digantikan oleh umbai cacing. Apabila terjadi hernia
dengan berisikan sekum dalam kantung hernia akan terjadi ireponibel dikarenakan ukuran
sekum lebih besar dibanding cincin hernia, sehingga isi kantung tidak dapat kembali masuk.

Appendiks

Appendiks merupakan organ berbentuk tabung dengan panjang kurang lebih 10 cm (3-15
cm), berpangkal di caecum dan merupakan pertemuan ketiga taenia coli. Letak appendiks
dapat bermacam-macam, yaitu: iliacal, retrocaecal intraperitoneal (65%) atau retroperitoneal
dan antecaecal, pelvical.

Appendiks dipersarafi oleh persarafan parasimpatis yang berasal dari cabang N.


Vagus dan persarafan simpatis yang berasal dari N. Thoracalis X. Perdarahan appendiks
berasal dari A. Appendicularis yang merupakan arteri tanpa kolateral, sehingga jika arteri ini
tersumbat, appendiks akan mengalami ganggren.

Appendiks menghasilkan lendir sebanyak 1-2 ml per hari. Lendir ini normalnya
dicurahkan ke dalam lumen lalu mengalir ke dalam caecum. Hambatan aliran lendir di muara
appendiks tampakya berperan dalam terjadinya appendicitis.

Apabila terjadi hernia dengan isi kantong appendiks akan ireponibel dikarenakan
appendiks akan menyangkut di anulus inguinalis eksternus dikarenakan terdapat persarafan
parasimpatis.

Sumber :

De Jong

Ethel Sloane, Anatomi dan fisiologi.

Anda mungkin juga menyukai