Anda di halaman 1dari 18

07.

Pengukuran Besaran Listrik


POTENSIOMETER

7.1 Pendahuluan
Potensiometer merupakan sebuah instrumen penting dalam bidang pengukuran
listrik dan kalibrasi.
Potensiometer pada dasarnya digunakan untuk mengukur tegangan yang tidak
diketahui dengan cara membandingkannya terhadap tegangan yang diketahui,
dimana tegangan yang diketahui disuplai dari sebuah sel standar atau sumber
tegangan referensi yang diketahui.
Disamping itu, potensiometer juga dapat digunakan untuk :
1. menentukan arus, dengan hanya mengukur penurunan tegangan yang dihasilkan
arus tersebut melalui sebuah tahanan yang diketahui.
2. mengkalibrasi voltmeter dan ampermeter, dan melengkapi cara standar untuk
mengkalibrasi instrumen-instrumen tersebut.
Pengukuran yang didasarkan pada cara perbandingan akan menghasilkan tingkat
ketelitian yang sangat tinggi, karena hasil yang diperoleh hanya bergantung pada
ketelitian tegangan standar yang diketahui, dan bukan bergantung pada defleksi
aktual dari jarum penunjuk sebagaimana pada instrumen kumparan putar.
Prinsip dasar sebuah potensiometer adalah memanfaatkan keadaan setimbang atau
kondisi nol, maka jika kondisi setimbang dicapai, tidak ada daya yang diserap dari
rangkaian yang mengandung gaya gerak listrik ( ggl ) yang tidak diketahui, dan
sebagai akibatnya, penentuan tegangan tidak bergantung pada tahanan sumber.

7.2 Rangkaian-Rangkaian Potensiometer


7.2.1 Rangkaian Dasar
Prinsip kerja potensiometer didasarkan pada rangkaian gambar 1, yang memper-
lihatkan skema dasar dari potensiometer kawat geser ( slide wire ).
Adapun operasi rangkaian dasar pada gambar 1 adalah sebagai berikut :
1. Jika saklar S dipindah ke posisi “ operasi “ dan saklar kunci galvanometer dibuka,
maka baterai kerja akan mengalirkan arus ke tahanan dan kawat geser, dan arus
kerja yang melalui kawat geser dapat diubah dengan cara mengubah posisi dari
tahanan geser.
2. Untuk mengukur tegangan yang tidak diketahui ( E ), ditentukan dengan cara
bagaimana mendapatkan posisi kontak geser, sehingga galvanometer
menunjukkan defleksi nol jika saklar galvanometer ditutup.
Arus galvanometer nol, menunjukkan bahwa tegangan yang tidak diketahui ( E )
besarnya sama dengan penurunan tegangan E’ pada bagian xy dari kawat

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. S.O.D. Limbong PENGUKURAN BESARAN LISTRIK 1
geser.( dengan perkataan lain penentuan nilai E adalah penentuan penurunan
tegangan E‘ sepanjang kawat geser ).

Gambar 1

Catatan :
1. Kawat geser mempunyai tahanan yang sama sepanjang kawat.
2. Sebuah skala yang dikalibrasi, biasanya dalam centimeter atau millimeter yang
terdapat sepanjang kawat geser, sehingga kontak geser dapat dipindah-kan ke
posisi yang diinginkan.
3. Disebabkan tahanan kawat geser diketahui secara tepat, maka penurunan
tegangan sepanjang kawat atau sebagian kawat dapat dikontrol dengan
mengatur arus kerja.
Sebagai langkah awal dalam prosedur pengukuran, arus kerja perlu diatur atau
distandarkan ke sebuah tegangan referensi yang diketahui, seperti sel standar pada
gambar 1, dan caranya adalah sebagai berikut :
- kawat geser mempunyai panjang total 200 cm dan tahanan 200 Ω. Gaya gerak
listrik ( ggl ) tegangan referensi yang diperlihatkan sel standar 1,019 V.
- Sakalar S diletakkan pada posisi “ kalibrasi “ dan kontak geser ditempatkan pada
tanda 101,9 cm pada skala kawat geser.
- Selanjutnya tahanan geser diatur agar memberikan arus kerja, sehingga jika
saklar galvanometer ditutup, maka galvanometer tidak menghasilkan defleksi
( keadaan setimbang dicapai ).
- Pada kondisi setimbang ini, penurunan tegangan pada kawat sepanjang
101,9 cm sama dengan tegangan sel standar sebesar 1,019 V, dan karena
bagian kawat sepanjang 101,9 cm menyatakan tahanan sebesar :
(101,9 / 200 ) x 200 Ω = 101,9 Ω , maka arus kerja adalah: 1,019/101,9 = 10 mA
( sekali dikalibrasi, arus kerja tidak pernah berubah ).

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. S.O.D. Limbong PENGUKURAN BESARAN LISTRIK 2
- Setelah potensiometer distandarkan, maka setiap tegangan dc yang kecil yang
tidak diketahui ( maksimum 1,6 V ) dapat diukur.
- Selanjutnya saklar S dipindahkan ke posisi “ operasi “ dan kontak geser
digerakkan sepanjang kawat sampai galvanometer tidak menunjukkan defleksi,
jika saklarnya ditutup ( kondisi setimbang dicapai ).
- Pada kondisi setimbang ini, besar tegangan E dapat ditentukan yaitu sama
dengan penurunan tegangan E’ sepanjang bagian xy.

Contoh 1 : Potensiometer yang ditunjukkan pada gambar 1, mempunyai baterai


kerja 3,0 V dan tahanan dalam diabaikan. Tahanan kawat geser
400 Ω dan panjang 200 cm. Sebuah skala 200 cm sepanjang kawat
geser mempunyai bagian skala 1 mm dan dapat diinterpolasi pada
nilai seperempat dari satu bagian skala.
Potensiometer distandarkan dengan sebuah tegangan referensi
1,0180 V dengan menyetel kontak geser ke posisi 101,8 cm pada
skala.
Tentukan : a. arus kerja
b. nilai tahanan geser
c. rangkuman pengukuran
d. resolusi instrumen dalam mV.
Penyelesaian :
a. Menghitung arus kerja :
instrumen distandarkan, tanda 101,8 cm pada skala sesuai dengan 1,0180 V ( E ’
pada gambar 1 ), maka 101,8 cm menyatakan tahanan sebesar = (101,8 / 200 )
x 400 Ω = 203,6 Ω. Jadi arus kerja = 1,0180 V / 203,6 Ω = 5 mA
b. Menghitung nilai tahanan geser
karena arus kerja = 5 mA, maka penurunan tegangan pada seluruh kawat geser
adalah : 5 mA x 400 Ω = 2,0 V, maka penurunan tegangan pada tahanan geser
adalah : 3,0 – 2,0 = 1 V, dan penyetelan tahanan geser menjadi = 1,0 V / 5 mA =
200 Ω.
c. Menghitung rangkuman pengukuran
rangkuman pengukuran ditentukan oleh tegangan total seluruh kawat geser,
yaitu : 5 mA x 400 Ω = 2,0 V
d. Menghitung resolusi instrumen
resolusi instrumen ditentukan dari tegangan yang dinyatakan oleh seperempat
dari satu bagian skala, yaitu : 0,25 mm. Karena panjang total200 cm menyata-
kan 2,0 V, maka resolusi :
( 0,25 mm / 200 cm ) x 2,0 V = 0,25 mV

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. S.O.D. Limbong PENGUKURAN BESARAN LISTRIK 3
7.2.2 Potensiometer Satu Rangkuman
Potensiometer tipe laboratorium modern menggunakan tahanan tingkat / dial resistor
yang telah dikalibrasi dan sebuah kawat geser berbentuk lingkaran kecil dengan satu
atau lebih gulungan, sehingga memperkecil ukuran instrumen.
Pada gambar 2, ditunjukkan diagram rangkaian sebuah potensiometer sederhana,
yang terdiri dari :
- gabungan 15 tahanan presisi dan kawat geser berbentuk lingkaran satu
gulungan ( pengganti kawat geser yang panjang ).
- Tahanan kawat geser 10 Ω dan tahanan-tahanan piringan masing-masing
mempunyai nilai 10 Ω, sehingga tahanan total saklar tingkat 150 Ω

Gambar 2
- Kawat geser yang dilengkapi dengan 200 pembagian skala dan interpolasi
sebesar seperlima dari satu bagian skala dapat diperkirakan dengan baik.
- Arus kerja yang dipertahankan pada 10 mA, sehingga setiap langkah dari saklar
tingkat menyatakan tegangan 0,1 V, dan masing-masing bagian skala pada
kawat geser menyatakan tegangan 0,0005 V dan pembacaan dapat ditaksir
sampai sekitar 0,0001 V.
- Sebuah saklar fungsi dua posisi yang menghubungkan salah satu sel standar
atau ggl yang tidak diketahui ke rangkaian, dan saklar K dan tahanan seri
pengaman pada rangkaian galvanometer

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. S.O.D. Limbong PENGUKURAN BESARAN LISTRIK 4
Untuk mengoperasikan galvanometer pada sensitivitas maksimal, tahanan penga-
man dihubung singkat dengan memasang kunci hubung singkat di dalam kontak
antara tahanan dan pengaman tersebut.

Contoh 2 : Potensiometer satu rangkuman seperti ditunjukkan pada gambar 2,


mempunyai saklar tingkat 20 langkah, dimana masing-masing langkah
menyatakan 0,1 V, dan tahanan masing-masing tingkat adalah 10 Ω.
Kawat geser 11 gulungan mempunyai tahanan 11 Ω, mengijinkan
saling menutupi sebagian antara penyetelan-penyete-lan saklar
tingkat. Skala kawat geser yang berbentuk lingkaran mempunyai 100
bagian skala, dan interpolasi dapat dilakukan pada seperlima dari satu
bagian skala. Baterai kerja mempunyai tegangan 6,0 V dan tahanan
dalamnya diabaikan.
Tentukan : a. rangkuman pengukuran
b. resolusi dalam μV
c. arus kerja
d. penyetelan tahanan geser

Penyelesaian :
a. Menghitung rangkuman pengukuran
Tahanan total rangkaian pengukuran Rm :
Rm = Rpiringan + Rkawat geser = ( 20 x 10 Ω ) + 11 Ω = 211 Ω
Karena setiap langkah 10 Ω menyatakan tegangan 0,1 V, maka rangkuman total
pengukuran = ( 211 / 10 Ω ) x 0,1 V = 2,11 V.
b. Menghitung resolusi
kawat geser 11 Ω menyatakan tegangan : ( 11 / 10 Ω ) x 0,1 V = 0, 11 V, jadi
tiap gulungan tahanan geser menyatakan = 0,11 V / 11 = 0,01 V = 10 mV.
Tiap bagian skala pada skala kawat geser = 1/100 x 10 mV = 0,1 mV atau
100 μV, jadi : resolusi instrumen = 1/5 x 100 μV = 20 μV.
c. Menghitung arus kerja
untuk mempertahankan tegangan 0,1 V pada setiap tahanan piringan 10 Ω,
maka besar arus kerja = 0,1 V / 10 Ω = 10 mA.
d. Menghitung penyetelan tahanan geser
karena tegangan pada keseluruhan tahanan pengukuran 2,11 V, maka
penurunan tegangan pada tahanan geser = 6,0 V – 2,11 V = 3,89 V.
Jadi penyetelan tahanan geser = 3,89 V / 10 mA = 389 Ω.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. S.O.D. Limbong PENGUKURAN BESARAN LISTRIK 5
Langkah-Langkah Pengukuran Tegangan Potensiometrik
1. Kombinasi tahanan-tahanan piringan dan kawat geser, ditetapkan ke nilai
tegangan sel standar.
2. Saklar diset ke posisi “ kalibrasi “ dan saklar K dicabangkan ketika tahanan geser
diatur untuk memberikan defleksi nol pada galvanometer, dan untuk mencegah
kerusakan galvanometer selama pengaturan awal, rangkaian pengaman
dibiarkan di dalam rangkaian.
3. Pada waktu defleksi nol hampir dicapai, tahanan pengaman dihubung singkat
dan penyetelan akhir dilakukan dengan mengatur tahanan geser.
4. Pada waktu standardisasi selesai, saklar dipindah ke posisi “ operasi “, yang
berarti menghubungkan ggl yang tidak diketahui ke rangkaian ( instrumen dibuat
setimbang oleh piringan utama dan kawat geser, dengan tetap membiarkan
tahanan pengaman di dalam rangkaian ).
5. Pada saat kesetimbangan hampir dicapai, tahanan pengaman dihubung singkat
dan penyetelan akhir dilakukan untuk memperoleh suatu kondisi setimbang yang
sebenarnya.
6. Nilai tegangan yang tidak diketahui, dapat dibaca langsung dari penyetelan-
penyetelan piringan.
7. Arus kerja diperiksa dengan memindahkan saklar ke posisi “ kalibrasi “. Jika
penyetelan-penyetelan piringan persis sama dengan prosedur kalibrasi semula,
maka pengukuran yang dilakukan telah memenuhi, akan tetapi jika pembacaan
tidak sesuai, pengukuran kedua harus dilakukan dan kembali lagi ke pengujian
kalibrasi.
7.2.3 Potensiometer Dua Rangkuman
Pada gambar 3, ditunjukkan diagram rangkaian dari sebuah potensiometer dua
rangkuman, dimana R1 dan R2 adalah tahanan-tahanan rangkuman, dan saklar S
merupakan saklar rangkuman.

Gambar 3
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. S.O.D. Limbong PENGUKURAN BESARAN LISTRIK 6
Untuk lebih mudah dimengerti dan dianalisis tentang prinsip kerja dari potensiometer
ini, maka diagram rangkaian pada gambar 3 digambarkan dalam bentuk yang lebih
sederhana, dengan menghilangkan sebagian perincian rangkaian galvanometer dan
rangkaian kalibrasi, seperti ditunjukkan pada gambar 4.
Pada gambar 4 ditunjukkan bahwa : tahanan pengukuran total Rm terdiri dari kawat
geser yang dihubungkan seri dengan piringan utama. Piringan utama terdiri dari
15 tingkatan yang masing-masing mempunyai tahanan 10 Ω, sehingga tahanan
totalnya 150 Ω, dan tahanan kawat geser 10 Ω.
Arus pengukuran Im harus 10 mA, agar penurunan tegangan sebesar 1,6 V pada
piringan utama dan kawat geser ( pada tahanan pengukuran Rm ) dapat dicapai.
Jika saklar rangkuman diatur pada posisi : x 0,1, maka arus pengukuran Im harus
diturunkan menjadi sepersepuluh dari nilai semula, yaitu 1 mA, agar dihasilkan suatu
penurunan tegangan 0,16 V pada tahanan pengukuran Rm.

Gambar 4

Hal penting dalam perencanaan rangkaian adalah membuat rangkaian mampu untuk
mengubah rangkuman pengukuran tanpa mengatur kembali tahanan geser atau
tanpa mengubah tegangan baterai kerja, dengan perkataan lain sekali instrumen-
instrumen telah dikalibrasi pada rangkuman ( x 1 ) yang mengikuti prosedur
standardisasi ( langkah-langkah pengukuran tegangan potensiometrik ) kalibrasi
rangkuman ( x 0,1 ) tidak diperlukan, dan kondisi ini memerlukan tegangan E ‘ harus
tetap sama pada kedua posisi saklar rangkuman.
Untuk memenuhi tegangan E ’ tetap sama untuk kedua rangkuman, maka arus total
baterai harus mempunyai nilai yang sama untuk setiap rangkuman pengukuran.
Pada gambar 5, ditunjukkan rangkaian dasar rangkuman ( x 1 ) dan ( x 0,1 ) yang
digunakan untuk menganalisis kerja potensiometer dua rangkuman pada gambar 4.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. S.O.D. Limbong PENGUKURAN BESARAN LISTRIK 7
Pada gambar 5a, ditunjukkan rangkaian dasar rangkuman ( x 1 ), dimana tahanan-
tahanan rangkuman R1 dan R2 dihubung paralel dengan tahanan total Rm,
sedangkan pada gambar 5b, ditunjukkan rangkaian dasar rangkuman ( x 0,1 ),
dimana tahanan rangkuman R1 dihubung paralel dengan kombinasi seri R2 dan Rm.
It I1 It 0,1 Im
Im I2
+ R1 + Rm
‘ ‘
E Rm E R1
- R2 - R2

a b
Gambar 5

Rm ( R1 + R2 )
Tahanan total pada gambar 5a ; ------------------- …………………( * )
R1 + R2 + Rm
R1 ( R2 + Rm )
Tahanan total pada gambar 5b : -------------------- …..……………( ** )
R1 + R2 + Rm
Untuk membuat arus baterai konstan hanya mungkin dicapai, jika tahanan total dari
masing-masing rangkuman sama atau :
Rm ( R1 + R2 ) R1 ( R2 + Rm )
------------------- = ------------------- …………………( 7-1 )
R1 + R2 + Rm R1 + R2 + Rm
R1 Rm + R2 Rm = R1 R2 + R1 Rm
R2 Rm = R1 R2 atau R1 = Rm …………………( 7-2 )
Jadi, persamaan ( 7-2 ) menunjukkan bahwa baterai akan mengalirkan arus yang
sama pada kedua rangkuman, jika R1 = Rm.
Tegangan E ‘ harus sama pada kedua posisi saklar rangkuman, untuk mengubah
rangkuman-rankuman tanpa mengubah kalibrasi awal.
Untuk mengevaluasi E ‘, digunakan rangkaian pada gambar 5.
Pada posisi saklar pada x 1 ( gambar 5a ) :
E ‘ = Im Rm …………………( 7-3 )
Pada posisi saklar pada x 0,1 ( gambar 5b ) :
E ‘ = I2 R1 …………………( 7-4 )
Dari persamaan ( 7-3 ) dan ( 7-4 ), diperoleh :
E ‘ = Im Rm = I2 R1 …………………( 7-5 )
Subsitusikan persamaan ( 7-2 ) kedalam persamaan ( 7-5 ), diperoleh :
Im = I2 …………………( 7-6 )

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. S.O.D. Limbong PENGUKURAN BESARAN LISTRIK 8
Persamaan ( 7-6 ), menunjukkan bahwa arus shunt I2 pada rangkuman x 0,1 harus
sama dengan arus Im pada rangkuman x 1.
Pada gambar 5a, arus baterai It :
It = I1 + Im …………………( 7-7 )
Pada gambar 5b, arus baterai It : It = I2 + 0,1 Im …………………( 7-8 )
Dari persamaan ( 7-7 ) dan ( 7-8 ) dan ( 7-6 ), diperoleh :
I1 + Im = I2 + 0,1 Im atau I1 = 0,1 Im …………………( 7-9 )
Akhirnya untuk menetapkan harga R2, perhatikan lagi gambar 5a. Penurunan
tegangan pada Rm harus sama dengan penurunan tegangan pada kombinasi R1 dan
R2, jadi :
I1 ( R1 + R2 ) = Im Rm …………………( 7-10 )
Subsitusikan persamaan ( 7-2 ) dan ( 7-9 ) kedalam persamaan ( 7-10 ), diperoleh :
0,1 Im ( R1 + R2 ) = Im R1 atau R2 = 9 R1 …………………( 7-11 )
Sebagai contoh : Pada gambar 4, jika tahanan pengukuran Rm = 160 Ω, maka R1 =
Rm = 160 Ω dan R2 = 9 R1 = 9 x 160 = 1440 Ω.
Karena arus pengukuran Im dianggap 10 mA pada rangkuman x 1, maka arus shunt
I1 = 0,1 x 10 mA = 1 mA, dan arus total baterai It = 1 + 10 = 11 mA.
Pada rangkuman x 0,1, arus pengukuran 0,1 Im = 1 mA dan arus shunt I2 = Im = 10
mA, dan juga memberikan arus total It = 10 + 1 = 11 mA, dan ini menunjukkan
bahwa persyaratan arus kerja yang konstan sudah dipenuhi.

7.2.4 Potensiometer Rangkuman Ganda


Potensiometer yang terdapat dilaboratorium umumnya adalah potensiometer presisi
yang mempunyai tiga rangkuman tegangan : rangkuman tinggi ( 1,6 V ), rangkuman
menengah ( 0,16 ), dan rangkuman rendah ( 0,016 V ).

Gambar 6

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. S.O.D. Limbong PENGUKURAN BESARAN LISTRIK 9
Pada gambar 6, ditunjukkan diagram rangkaian instrumen tiga rangkuman yang
disederhanakan, dimana dapat dilihat bahwa rangkaian saklar rangkuman sedikit
lebih rumit dibandingkan dengan potensiometer dua rangkuman.
Prinsip dari potensiometer tiga rangkuman sama seperti prinsip potensiometer
rangkuman lainnya, yaitu : pada saat memindahkan saklar dari satu rangkuman ke
rangkuman berikutnya, arus total baterai harus dijaga konstan agar kalibrasi dari
instrumen tidak berubah.
Standardisasi arus kerja dilengkapi dengan dua tahanan geser 10 gulungan yang
dihubung seri, yaitu : sebuah tahanan geser pengatur kasar dan sebuah tahanan
geser pengatur peka.

7.3 Kotak Volt


Potensiometer yang digunakan untuk pengukuran umumnya mempunyai rangkuman
tegangan 0 – 1,6 V. Jika tegangan yang diukur lebih tinggi, maka digunakan sebuah
pembagi tegangan presisi atau kotak volt untuk memperbesar batas ukur dari
potensiometer.
Pada gambar 7, ditunjukkan diagram rangkaian sebuah kotak volt rangkuman
3 V - 750 Vdc, dan dari gambar dapat dijelaskan :
- Tegangan yang diukur dihubungkan ke terminal antaran ( jala-jala ), dan
rangkuman tegangan yang diinginkan dipilih dengan mengatur saklar pilih
berputar.

Gambar 7

- Nilai-nilai tahanan dipilih agar keluaran pembagi tegangan yang dihubungkan ke


potesiometer besarnya 150 V pada tegangan masukan maksimum di setiap
rangkuman.
- Pembagi tegangan tahanan tinggi digunakan, agar arus yang mengalir dari
sumber tegangan yang diukur dibuat menjadi sangat kecil, akan tetapi dalam
praktek , pemilihan nilai-nilai tahanan dapat disesuaikan, yaitu : tahanan tinggi

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. S.O.D. Limbong PENGUKURAN BESARAN LISTRIK 10
untuk memperkecil arus yang mengalir dari sumber tegangan, walaupun
tahanan-tahanan rendah umumnya lebih stabil.
Tahanan-tahanan rendah akan menghasilkan sensitivitas galvanometer lebih
tinggi dan dapat memperkecil pengaruh kebocoran tahanan tinggi sekitar jepitan
kutub.
- Tahanan total relatif tinggi dan besarnya 750 Ω / V, sehingga arus yang mengalir
pada sumber tegangan yang tidak diketahui kecil, paling besar 1,33 mA.

7.4 Kotak Shunt


Dalam pengukuran presisi arus searah dan untuk kalibrasi ampermeter dc dan
wattmeter, digunakan kotak shunt bersama potensiometer.
Pada gambar 8, ditunjukkan diagram rangkaian dari sebuah kotak shunt , dan dari
gambar dapat dijelaskan :
- Arus yang diukur dialirkan melalui terminal antaran kotak, dan akan mengha-
silkan penurunan tegangan pada tahanan shunt.

Gambar 8
Sebuah saklar putar yang memungkinkan pemilihan rangkuman arus yang diinginkan
dari 75 mA – 15 Adc.
- Tegangan keluaran di terminal potensiometer sama dengan 150 V, pada arus
maksimum di setiap rangkuman.
- Tahanan shunt total sebesar 2,0 Ω, disipasi daya maksimum 2,25 W, sehingga
kesalahan disebabkan pemanasan sendiri dari tahanan-tahanan dipertahankan
pada nilai minimumnya.
Sebagai contoh : dalam pengukuran tegangan yang dibangkitkan pada tahanan
shunt, diukur oleh sebuah potensiometer.
Jika saklar pemilih ditempatkan pada 0,75 A ( gambar 8 ), maka arus sebesar 600
mA akan membangkitkan tegangan keluar = ( 600 / 750 ) x 150 V = 120 mV.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. S.O.D. Limbong PENGUKURAN BESARAN LISTRIK 11
Sebaliknya, pembacaan potensiometer sebesar 120 mV menunjukkan bahwa shunt
mengalirkan arus sebesar = ( 120 / 150 ) x 750 m A = 600 mA.

7.5 Detektor Nol ( Galvanometer )


Di dalam sebuah potensiometer portabel biasanya terdapat sebuah detektor nol.
Detektor nol atau galvanometer ini merupakan sebuah bentuk lain dari gerak
d’Arsonval dan berfungsi untuk menunjukkan kondisi tidak setimbang ketika jarum
berdefleksi pada sebuah skala.
Pada dasarnya ada tiga jenis detektor nol atau galvanometer, yaitu :
1. Galvanometer jenis penunjuk dengan suspensi ban kencang ( taut-band ),
umumnya digunakan pada instrumen-instrumen portabel, dengan sensitivitas
1,0 μA – 0,1 μA pada setiap bagian skala.
2. Galvanometer refleksi yang dilengkapi dengan lampu dan skala, digunakan di
laboratorium, dan sensitivitasnya tinggi, umumnya dalam rangkuman
0,1 μA – 0,01 μA pada setiap bagian skala.
3. Detektor nol elektronik ( electronic null detector ) dengan rangkaian semi kon-
duktor dan mempunyai sensitivitas yang sangat baik pada impedansi masukan
yang tinggi, sangat kasar tetapi harganya cukup mahal.
Pemilihan sebuah detektor nol yang sesuai untuk suatu pemakaian tertentu,
dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Pada galvanometer jarum penunjuk atau galvanometer refleksi : sensitivitas , taha-
nan kumparan galvanometer, perioda galvanometer, dan tahanan peredam kritis luar
dari rangkaian adalah merupakan faktor-faktor yang menentukan dalam pemilihan
sebuah detektor nol.
Pada umumnya dapat dikatakan bahwa sensitivitas galvanometer yang tinggi
berkaitan dengan perioda yang lama dan tahanan redaman luar yang besar, akan
tetapi sebuah galvanometer sensitivitas tinggi sulit di rangkai dan cenderung tidak
stabil pada titik defleksi nolnya, sehingga pemilihan galvano-meter sering
membutuhkan pertimbangan antara sensitivitas dan kemudahan operasi.
Pada gambar 9, ditunjukkan diagram rangkaian sebuah galvanometer refleksi
dengan lampu dan skala lengkap yang sudah terpasang di dalamnya, dan dari
gambar dapat dijelaskan :
- Lampu A diletakkan di bagian belakang instrumen, dan sinar cahaya dilewatkan
melalui sebuah tabung yang berisi sebuah lensa cembung B, dimana permukaan
lensa ini dilapisi perak dan dipasang menghadap ke lampu A, dan sebuah celah
persegi sempit yang sisi panjangnya vertikal. Sebuah garis rambut halus
menyilang celah paralel terhadap sisi panjangnya.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. S.O.D. Limbong PENGUKURAN BESARAN LISTRIK 12
- Lensa-lensa akan menghasilkan sebuah bayangan dari filamen lampu dan garis
rambut melalui lensa akromatik C ke cermin galvanometer D yang terpasang
pada kumparan galvanometer.
- Cermin D ini akan berputar ketika merespons arus yang melalui kumparan, dan
memantulkan kembali berkas cahaya melalui lensa C menuju cermin silindris E,
dan disini bayangan tersebut diperbesar dan kemudian dipantulkan ke skala
penunjuk F.
Pengaruh gabungan dari lensa C dan cermin silindris E akan membentuk
bayangan utama garis rambut yang digunakan sebagai pedoman untuk
menunjukkan defleksi.
- Pada saat berkas cahaya dipantulkan oleh cermin D ke cermin silindris E, berkas
tersebut melewati gelas bening.

Gambar 9

7.6 Potensiometer Menyetimbangkan Sendiri ( Self balancing Potensiometer )


Potensiometer jenis ini digunakan secara luas di industri, disebabkan tidak
memerlukan pengawasan dari operator.
Disamping dapat membuat kondisi setimbang secara otomatis, dan juga dapat
menggambarkan kurva dari besaran yang diukur.
Pada instrumen jenis ini, gaya gerak listrik ( ggl ) yang tidak setimbang dalam
potensiometer akan menghasilkan defleksi galvanometer, yang dimasukkan ke
sebuah penguat melalui sebuah konvertor, dan keluaran dari konventor ini akan
menggerakkan sebuah motor induksi dua fasa yang membuat kontak geser
potensiometer setimbang.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. S.O.D. Limbong PENGUKURAN BESARAN LISTRIK 13
Konventor dihubungkan antara keluaran potensiometer dan masukan penguat , yang
mengubah tegangan dc yang tidak setimbang menjadi tegangan ac yang tidak
setimbang dan dengan mudah dapat diperkuat oleh sebuah penguat ac ke nilai yang
diinginkan.
Pada gambar 10, ditunjukkan diagram rangkaian potensiometer yang
menyetimbangkan sendiri dan digunakan untuk pengukuran temperatur sebuah
termokopel , dan dari gambar dapat dijelaskan :
- Kovertor terdiri dari sebuah batang bergetar yang digerakkan secara sinkron dari
tegangan jala-jala, dimana batang tersebut berfungsi sebagai saklar yang akan
membalik arus melalui gulungan pemisah dari kumparan primer transformator
pada tiap batang getar.
- Pembalikan arus yang konstan pada masing-masing siklus vibrasi batang akan
mengubah tegangan dc yang tidak setimbang dari rangkaian potensiometer
menjadi tegangan ac pada kumparan sekunder transformator.
Keluaran ac dari konvertor sebanding dengan masukan dc ke konvertor dan
dimasukkan ke penguat.

Gambar 10

- Gulungan lain dari motor disuplai oleh tegangan jala-jala, dan tegangan jala-jala
ac ini bergeser 900 terhadap tegangan output kapasitor di dalam rangkai-an
penggerak konvertor yang bergantung pada polaritas tegangan dc yang tidak
setimbang yang dimasukkan ke terminal konvertor.
Fasa tegangan penguat akan mendahului atau ketinggalan fasa sebesar 900 dari
tegangan jala-jala yang diberikan ke motor induksi.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. S.O.D. Limbong PENGUKURAN BESARAN LISTRIK 14
- Arah perputaran motor ditentukan oleh hubungan fasa antara kedua tega-ngan
pada kedua gulungan, dan secara berurutan ditentukan oleh polaritas tegangan
yang disuplai ke konvertor.
Jika ggl yang diukur lebih kecil dari tegangan kesetimbangan yang dihasilkan
potensiometer, maka keluaran penguat akan bergeser sebesar 1800 dan motor
akan berputar dalam arah yang berlawanan.
- Poros motor dihubungkan secara mekanis ke kontak kawat geser sedemikian
rupa, sehingga perputaran motor akan memperkecil ketidaksetimbangan dalam
rangkaian potensiometer, dan jika ggl yang diukur sama dengan tegangan
potensiometer, maka tegangan keluaran penguat adalah nol dan motor tidak
berputar. Jadi dalam setiap kondisi tidak setimbang, tegangan keluaran penguat
akan menyebabkan motor menggerakkan potensiometer ke kedudukan
setimbang.
- Motor yang menggerakkan kontak kawat geser yang berfungsi untuk
mempertahankan kesetimbangan potensiometer, secara mekanis dikopel ke
sebuah mekanisme pena, dan setiap gerakan kontak kawat geser diikuti oleh
suatu gerak simultan dari pena pada kart jalur.
Kart digerakkan oleh sebuah motor jam tersendiri dengan kelengkapan roda gigi
yang dapat diatur untuk mendapatkan kecepatan kart yang diinginkan.
- Ggl yang dihasilkan oleh termokopel adalah fungsi dari selisih temperatur antara
ujung panas dan ujung dingin dan variasi temperatur titik referensi dikompensir
oleh sebuah rangkaian kompensasi elektris
- Penurunan tegangan pada pada tahanan D, mengkompensir perubahan
temperatur titik referensi, sedangkan tahanan G berfungsi untuk menyetim-
bangkan penurunan tegangan pada D pada temperatur dasar yang diinginkan
Tahanan K dan S membentuk rangkaian pengukuran yang aktual, dan tahanan B
menghasilkan penurunan tegangan yang tepat untuk mengkali-brasi rangkaian
terhadap tegangan referensi, yang dalam hal ini adalah referensi dioda Zener.

7.7 Kalibrasi Voltmeter dan Ampermeter


Untuk mengkalibrasi voltmeter, ampermeter dan wattmeter umumnya digunakan
metoda potensiometer.
Potensiometer adalah sebuah alau ukur arus searah ( dc ), sehingga instrumen yang
akan dikalibrasi harus juga dari jenis arus searah atau eletrodinamometer.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. S.O.D. Limbong PENGUKURAN BESARAN LISTRIK 15
Kalibrasi Voltmeter
Pada gambar 11, ditunjukkan diagram rangkaian pengukuran untuk kalibrasi sebuah
voltmeter arus searah.
Salah satu syarat yang harus dipenuhi dalam prosedur kalibrasi adalah tersedianya
sumber dc yang stabil, karena setiap perubahan pada tegangan sumber akan
menyebabkan perubahan pada tegangan kalibrasi voltmeter.
Gambar 11 menunjukkan :
Sebuah rangkaian pembagi tegangan terdiri dari dua tahanan geser yang berfungsi
untuk pengaturan tegangan kalibrasi secara kasar atau peka, dihubungkan ke
terminal sumber daya.

Gambar 11

- Tegangan voltmeter diturunkan ke suatu harga yang sesuai untuk hubungan ke


potensiometer dengan menggunakan sebuah kotak volt.

- Tegangan yang disuplai ke kotak volt, diatur oleh dua tahanan geser sampai
jarum penunjuk berhenti pada suatu bagian skala utama.
Potensiometer dipakai untuk menentukan nilai sebenarnya dari tegangan ini.

- Jika pembacaan potensiometer tidak sesuai dengan penunjukkan voltmeter,


maka kesalahan positip atau negatip akan ditunjukkan.
Sejumlah bagian skala utama yang dipilih diperiksa melalui cara ini, pertama
pada pertambahan skala ( skala naik ), kemudian pada penurunan skala ( skala
turun ).

- Selanjutnya, dari hasil pembacaan yang dilakukan pada titik-titik skala yang
dipilih, kurva kalibrasi digambarkan.
Sebuah contoh mengenai data yang diperlukan untuk menggambarkan sebuah kurva
kalibrasi diberikan pada tabel 1.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. S.O.D. Limbong PENGUKURAN BESARAN LISTRIK 16
Tabel 1. Hasil kalibrasi sebuah voltmeter dc dengan metoda potensiometer
( dalam volt )
Pembacaan skala Pembacaan potensiometer Koreksi
Voltmeter dc sebenarnya
0,0 0,00 0,00
1,0 0,95 -0,05
2,0 2,00 0,00
3,0 3,05 +0,05
4,0 4,10 +0,10
5,0 5,10 +0,10
6,0 6,15 +0,15
7,0 7,10 +0,10
8,0 8,15 +0,15
9,0 9,20 +0,20
10,0 10,25 +0,25

Dari tabel 1 diatas, kolom pertama menunjukkan bagian-bagian skala utama,


dimana pembacaan kalibrasi dilakukan, kolom kedua memberikan nilai sebenar-nya
dari tegangan kalibrasi yang diukur oleh potensiometer, dan kolom 3 menunjukkan
selisih antara nilai kedua tegangan, yang disebut dengan nilai koreksi. Nilai koreksi
didefinisikan sebagai pembacaan tegangan yang sebenar-nya dikurangi dengan
pembacaan skala.
Pada gambar 12, ditunjukkan kurva kalibrasi yang digambarkan berdasarkan data
yang diberikan pada tabel 1.
Karena proses kalibrasi ini memerlukan waktu yang banyak, maka metoda
potensiometer umumnya digunakan untuk mengkalibrasi voltmeter laboratorium
standar.

Gambar 12

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. S.O.D. Limbong PENGUKURAN BESARAN LISTRIK 17
Kalibrasi Ampermeter
Pada gambar 13, ditunjukkan diagram rangkaian yang digunakan untuk
mengkalibrasi sebuah ampermeter dengan metoda potensiometer.

Gambar 13
Gambar 13, menunjukkan :
- Sebuah kotak shunt ( lihat gambar 8 ), dihubung seri dengan ampermeter yang
akan dikalibrasi.
- Tegangan pada kotak shunt diukur oleh potensiometer, dan arus melalui kotak
shunt juga akan melalui ampermeter.
- Karena tahanan shunt diketahui secara tepat, maka tegangan pada shunt diukur
oleh potensiometer.
Prosedur kalibrasi aktual di berbagai titik pada skala alat ukur mirip dengan kalibrasi
pada voltmeter.
Sebuah kurva kesalahan ( kalibrasi ) dapat digambarkan dengan cara yang sama
pada kalibrasi voltmeter.

Daftar Pustaka
1. Wiliam D. Cooper, “ Instrumentasi Elektronik dan Teknik Pengukuran “

Jakarta, September 2008

Ir. S.O.D. Limbong

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. S.O.D. Limbong PENGUKURAN BESARAN LISTRIK 18

Anda mungkin juga menyukai