1a 10 Jannatul Firdausiyah Tugas Pra Pesawat Atwood PDF
1a 10 Jannatul Firdausiyah Tugas Pra Pesawat Atwood PDF
FISIKA UMUM
PESAWAT ATWOOD
Tanggal Pengumpulan : Senin, 06 November 2017
Keterangan :
V = kecepatan (m/s)
sebuah benda dikatakan gerak lurus beraturan, jika lintasan gerak benda
merupakan garis lurus dan lajunya tetap setiap saat, atau secara singkat dapat
dikatakan bahwa “kecepatan benda selalu tetap” (Kamajaya, 2007 : 76).
b. Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)
Gerak Lurus Beraturan (GLB) adalah : Gerak lurus suatu objek, dimana
kecepatannya berubah terhadap waktu akibat adanya percepatan yang tetap. pada
umumnya GLBB didasari oleh Hukum Newton II (∑ 𝐹 = 𝑚. 𝑎) (Serway, 2014 :
231). Sebuah benda dikatakan melakukan gerak lurus berubah beraturan, jika
kecepatan benda berubah secara beraturan terhadap waktu, dan gerak lintasan
benda tersebut berupa garis lurus. Kecepatan benda dapat bertambah secara
beraturan atau pun berkurang secara beraturan. Jika kecepatan benda bertambah
secara beraturan, benda dikatakn bergerak lurus berubah beraturan dipercepat.
Jika kecepatan benda berkurang secara beraturan, benda dikatakan bergerak lurus
beraturan diperlambat (Kamajaya, 2007 : 84).
jarak tempuh ∆𝑥
Kelajuan = = 𝑣=
selang waktu ∆𝑡
Kecepatan
Kecepatan adalah besaran vektor yang menunjukkan seberapa cepat
benda berpindah. Besar dari vektor ini disebut dengan kelajuan dan
dinyatakan dalam satuan meter per sekon (m/s atau ms−1). Sebuah
benda yang kecepatannya berubah dikatakan mengalami percepatan.
Percepatan dibagi menjadi dua bagian yaitu, percepatan rata-rata dan
percepatan sesaat. Percepatan rata-rata didefinisikan sebagai perubahan
kecepatan dibagi dengan waktu yang digunakan untuk membuat
perubahan.
∆𝑟 𝑟𝐵−𝑟𝐴
𝑣= =
∆𝑡 𝑡𝐵−𝑡𝐴
dengan:
v = kecepatan rata-rata (m/s)
Δr = perpindahan (m)
Δt = selang waktu (s)
∆𝑥𝑖+∆𝑦𝑗 ∆𝑥 ∆𝑦
v= = 𝑖+ 𝑗, 𝑣 = 𝑣𝑥 𝑖 + 𝑣𝑦 𝑗
∆𝑡 ∆𝑡 ∆𝑡
dengan :
v= kecepatan rata-rata
νx = Δx/Δt = komponen kecepatan rata-rata pada sumbu x
νy = Δy/Δt = komponen kecepatan rata-rata pada sumbu y
Tanda garis di atas besaran v menyatakan harga rata-rata, arah kecepatan rata-
rata vsearah dengan perpindahan Δr . kecepatan sesaat merupakan limit dari
kecepatan rata-rata untuk selang waktu mendekati nol. Kecepatan sesaat sama
dengan besarnya perubahan sesaat dari posisi terhadap waktu. Rumusnya
adalah :
∆𝑟 𝑑𝑥
𝑣 = lim =
∆𝑡→0 ∆𝑡 𝑑𝑡
maka,
𝑣 = lim (
∆𝑡→0
∆𝑥
∆𝑡
𝑖 + ∆𝑦
∆𝑡 𝑗)
𝑑
𝑣= (xi + yj )
𝑑𝑡
𝑑𝑥 𝑑𝑦
𝑣= 𝑖+ 𝑗
𝑑𝑡 𝑑𝑡
𝑣 = 𝑣𝑥 𝑖 + 𝑣𝑦 𝑗
Dengan:
V = vektor kecepatan sesaat (m/s)
νx = dx/dt komponen kecepatan sesaat pada sumbu x (m/s)
νy = dy/dt komponen kecepatan sesaat pada sumbu y (m/s)
Arah kecepatan sesaat merupakan arah garis singgung lintasan di titik tersebut
(Young and Freedman, 2002 : 32).
Vektor
Vektor adalah suatu konsep fisika yang tidak dapat dipisahkan dengan arah
dan dapat ditentukan secara lengkap hanya jika besar (atau magnitudo) dan
arahnya diketahui. Banyak konsep fisika seperti seperti perpindahan,
kecepatan, percepatan, gaya, dan momentum adalah besaran vektor. Secara
umum, sebuah vektor (yang berarti suatu jumlah terentu dari beberapa besaran
vektor) dilukiskan sebagai segmen garis terarah, dan secara grafis
dilambangkan dengan sebuah anak panah (yang digambar dengan skala) yang
besar dan arahnya menentukan vektor tersebut (Bucche, 2006 : 2).
Skalar
Skalar adalah suatu besaran yanng mempunyai besar dan tidak mempunyai
arah, seperti jarak, kelajuan, massa, atau temperatur (tipler, 1991 : 53). Skalar
dinyatakan seperti bilangan biasa dan dijumlahkan dan dikurangkan dengan
cara biasa (Bucche, 2006 : 2).
Percepatan
Percepatan Sesaat
∆𝑣
𝑎 = lim
∆𝑡→0 ∆𝑡
Hipotesis pada percobaan ini adalah adanya Hukum-Hukum Newton yaitu hukum I
dan II yang berlaku. Suatu beban benda akan dipengaruhi oleh gaya berat dan juga
gaya gravitasi, dan beban benda akan mempengaruhi kecepatan dan percepatan.
2𝑠
5. Buktikan persamaan 𝑎 =
𝑡2
1
𝑠 = 𝑉0 + 2 𝑎𝑡 2
1 ada step yang kelewat
𝑠= 𝑎𝑡 2
2
2𝑠 = 𝑎𝑡 2
2𝑠
𝑎= 𝑡2
𝑚1 𝑚2 (1+1)
6. Buktikan rumus T = 𝑚1+ 𝑚2
∑ 𝐹1 = 𝑚1 . 𝑎
𝑇 − 𝑚1 . 𝑔 = 𝑚1 . 𝑎
𝑇 = 𝑚1 . 𝑔 + 𝑚1 . 𝑎 …(Persamaan 1)
∑ 𝐹2 = 𝑚2 . 𝑎
𝑚2 . 𝑔 − 𝑇 = 𝑚2 . 𝑎
𝑚2 .𝑔−𝑇
𝑎= …(Persamaan 2)
𝑚2
Substitusikan pers.2 ke 1:
𝑇 = 𝑚1. 𝑔 + 𝑚1. 𝑎
𝑚2 .𝑔−𝑇
𝑇 = 𝑚1. 𝑔 + 𝑚1. ( )
𝑚2
𝑚1 .𝑚2 .𝑔 𝑇.𝑚1
𝑇 = 𝑚1. 𝑔 + −
𝑚2 𝑚2
𝑚1 .𝑚2 .𝑔 𝑚1 .𝑚2 .𝑔 𝑇.𝑚1
𝑇= + −
𝑚2 𝑚2 𝑚2
𝑇. 𝑚2 = 𝑚1. 𝑚2 . 𝑔 + 𝑚1. 𝑚2 . 𝑔 − 𝑇. 𝑚1
𝑇. 𝑚2 + 𝑇. 𝑚1 = 𝑚1. 𝑚2. 𝑔 + 𝑚1. 𝑚2. 𝑔
𝑇(𝑚2 + 𝑚1) = 𝑚1 . 𝑚2 . 𝑔 (1 + 1)
𝑚1. 𝑚2. 𝑔 (1 + 1)
𝑇=
𝑚2 + 𝑚1
Hukum I Newton
Setiap benda berada dalam keadaan diam , atau terus bergerak lurus dengan
kecepatan seragam, selama tidak ada gaya neto yang bekerja padanya. Hukum
pertama ini ada kaitannya dengan gerak.
Hukum II Newton berlaku, karena pesawat atwood bekerja dengan
memanfaatkan hukum tersebut, yaitu percepatan sebuah benda, berbanding
lurus dengan gaya total yang bekerja dan berbanding terbalik dengan
massanya. Hukum kedua Newton ini tentang gerak yang mengaitkan deskripsi
gerak dengan sebab terjadinya gerak, yaitu gaya. Dari Hukum kedua Newton,
kita dapat mendefinisikan yang lebih tepat mengenai gaya sebagai suatu
tindakan yang mampu mempercepat gerak suatu benda (giancoli, 2014 : 96).
Cara kerja lift elevator secara umum yaitu elevator berjalan ke arah atas atau
ke arah bawah. Perubahan arah atas dan arah bawah tersebut diatur
berdasarkan permintaan tertinggi dan permintaan terendah. Maksudnya adalah jika
elevator sedang berjalan ke arah atas, arah elevator akan berubah menjadi bawah jika
telah melayani permintaan pada lantai paling atas, begitu pula dengan arah bawah jika
elevator sedang berjalan ke arah bawah, arah elevator akan berubah menjadi atas jika
telah melayani permintaan lantai paling bawah.
Sistem kerja elevator dapat dibagi menjadi dua yaitu Simplex (tunggal) dan
Duplex (ganda). Yang dimaksud dengan sistem kerja Simplex adalah elevator bekerja
secara masing-masing atau tidak saling berhubungan satu sama lain. Contohnya
adalah dalam sebuah gedung terdapat 4 buah elevator dengan 4 buah tombol, apabila
tombol pertama ditekan tidak akan mempengaruhi elevator lainnya, sedangkan yang
dimaksud dengan sistem kerja Duplex adalah sistem elevator yang saling
berhubungan satu sama lain untuk menyelesaikan tugasnya. Contoh dalam sebuah
gedung bertingkat di dalamnya terdapat 4 buah elevator dengan 2 tombol, jika salah
satu tombol ditekan maka kedua tombol akan menyala dan salah satu dari keempat
elevator akan melayani permintaan yang diminta.
Dalam hal kecepatan, masih statis, jadi walalupun kerja elevator sibuk atau
tidak, kecepatan elevator tersebut tetap sama. Kecepatan elevator ditentukan oleh
letak zone di mana elevator tersebut melayani
(Anonim,2012 https://belajarplconline.com/2012/12/10/cara-kerja-elevator-atau-lift/).
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Mikrajuddin. 2006. IPA Fisika SMP dan MTS Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Bucche, Frederick J. and Eugene Hecht. 2006. Fisika Universita. Jakarta: Erlangga.
Jewett, John W. dan Raymond Serway. Fisika Untuk Sains dan Teknik. Jakarta: Salemba
Teknika.
Pauliza, Oza. 2008. Kelompok Teknologi dan Kesehatan. Bandung : Grafindo Media
Young, Hugh D. and Roger A. Freedman. 2002. Fisika Universitas. Jakarta: Erlangga.
Anonim. 2012. Prinsip Kerja elevator. Diambil
dari https://belajarplconline.com/2012/12/10/cara-kerja-elevator-atau-lift/. (Diakses
pada tanggal 04 Nopember 2017 pukul 21.12 WIB).