Anda di halaman 1dari 15

Cara mencari invers metode OBE yaitu membuat matriks augmentasi dengan cara menambahkan

matriks identitas di sebelah kanan.

Report this ad

Eliminasi baris sampai terbentuk matriks eselon baris tereduksi dan invers matriks diperolah
yaitu matriks sebelah kanan.

Namun, jangankan matriks identitas, untuk menjadikan matriks sebelah kiri menjadi matriks
segitiga atas saja kita kesulitan.

Oleh karenanya, saya perkenalkan dua hal sederhana yaitu “Gancu” sebagai urutan langkah OBE
dan “Kunci” sebagai patokan rumus OBE.

Gancu

Gancu berperan sebagai penunjuk jalan agar langkah eliminasi Gauss Jordan lebih efisien,
yaitu g – d – h – i – c – f – e – b – a.

Gancu juga mempunyai peran yang sama dalam menyelesaikan SPL 3 variabel metode eliminasi
Gauss Jordan.

Kunci

Kunci OBE adalah diagonal utama matriks yaitu:

 Elemen a adalah kunci kolom pertama


 Elemen e adalah kunci kolom kedua
 Elemen i adalah kunci kolom ketiga
Fungsinya sebagai patokan atau acuan rumus OBE tiap
kolom.

Contohnya mengubah elemen g menjadi nol menggunakan kunci a.

Contoh SoalContoh soal: Tentukan invers matriks berikut ini!Penyelesaian:

 Tambahkan matriks identitas.

 Khusus untuk mengubah elemen g menjadi nol, kita bisa menggunakan kunci elemen a
atau elemen d. Pilihlah elemen yang lebih mudah dihitung.

 Ubah elemen d menjadi nol menggunakan kunci elemen a.


 Ubah elemen h menjadi nol menggunakan kunci elemen e.

 Ubah elemen i menjadi angka satu dengan cara:

 Ubah elemen c menjadi nol menggunakan kunci elemen i.

 Ubah elemen f menjadi nol menggunakan kunci elemen i.


 Ubah elemen e menjadi angka satu dengan cara:

 Ubah elemen b menjadi nol menggunakan kunci elemen e.

 Ubah elemen a menjadi angka satu dengan cara:

Sehingga invers matriks C dan D yaitu:Cara 10 langkah yang saya jelaskan diatas bagi sebagian
orang terasa lama dan melelahkan.Oleh karena itu, saya sudah membuat cara cepatnya dalam
artikel OBE Ganjil.

4R3 + R1
Teorema 1 (Sifat dari Matriks Invers)

a. Jika matriks A dapat dibalik maka A−1 dapat dibalik dan berlaku :

(A−1)−1=A

Bukti : Matriks A dapat dibalik sehingga berdasarkan definisi 1 maka AA−1=A−1A=I dan
karena A−1 dapat dibalik maka (A−1)−1=A.

b. Jika A matriks yang dapat dibalik dan c adalah skalar yang tidak sama dengan nol, maka cA dapat
dibalik dan berlaku :

(cA)−1=1cA−1

Bukti : Berdasarkan definisi 1, pembuktian bagian ini equivalen dengan cukup


membuktikan persamaan (cA)(1cA−1)=(1cA−1)(cA)=I. Sehingga berdasarkan sifat-sifat
operasi matriks kita peroleh :

(cA)(1cA−1)=1c(cA)A−1=(1cc)AA−1=(1)I=I…(i)

Kemudian dengan cara yang sama kita peroleh (1cA−1)(cA)=I…(ii) sehingga dari
persamaan (i) dan (ii) kita dapatkan (cA)(1cA−1)=(1cA−1)(cA)=I, sesuai yang diminta.

c. Jika matriks A dan B dapat dibalik dan memiliki ordo yang sama, maka AB dapat dibalik dan berlaku
:

(AB)−1=B−1A−1

Bukti : Kita gunakan cara yang seperti sebelumnya yaitu berdasarkan definisi 1, kita cukup
membuktikan bahwa (AB)(B−1A−1)=(B−1A−1)(AB)=I, perhatikan persamaan berikut :

(AB)(B−1A−1)=A(BB−1)A−1=A(I)A−1=AA−1=I…(i)

Kemudian dengan cara yang sama kita peroleh (B−1A−1)(AB)=I…(ii) sehingga dari
persamaan (i) dan (ii) kita dapatkan (AB)(B−1A−1)=(B−1A−1)(AB)=I, sesuai yang
diminta.

d. Jika A adalah matriks yang dapat dibalik, maka AT (Transpose Matriks) dapat dibalik dan berlaku :

(AT)−1=(A−1)T

Bukti : Berdasarkan sifat-sifat operasi matriks terhadap operasi transpose maka :

(A−1)TAT=(AA−1)T

⇔(A−1)TAT=IT=I…(i)
Kemudian dengan cara yang sama kita peroleh AT(A−1)T=I…(ii) sehingga dari persamaan
(i) dan (ii) kita dapatkan (A−1)TAT=AT(A−1)T=I, kemudian berdasarkan definisi 1,
didapat (AT)−1=(A−1)T.

e. Jika matriks A dapat dibalik dan c adalah bilangan bulat tak negatif maka Ac dapat dibalik dan
berlaku :

(Ac)−1=(A−1)c

Bukti : Dengan berdasarkan sifat-sifat operasi matriks terhadap operasi perkalian maka :

Ac(A−1)c=AcA−c=Ac+(−c)=A0=I…(i)

Kemudian dengan cara yang sama kita peroleh (A−1)cAc=I…(ii) sehingga dari persamaan
(i) dan (ii) kita dapatkan Ac(A−1)c=(A−1)cAc=I, sehingga berdasarkan definisi 1, kita
dapatkan (Ac)−1=(A−1)c.

Corollary 1 : Akibat dari teorema 1 bagian (c), jika A1, A2,…, Ak adalah matriks-matriks persegi
dengan ordo yang sama dan dapat dibalik, maka hasil kali matriks-matriks tersebut (A1A2…Ak)
juga dapat dibalik atau dapat ditulis :

(A1A2…Ak)−1=A−1kA−1k−1…A−11

Teorema 2 (Teorema Dasar untuk Matriks yang Invertible)

Jika A adalah matriks persegi n×n kemudian →x dan →b adalah vektor kolom n×1, maka
pernyataan-pernyataan berikut saling ekuivalen (semuanya benar atau semuanya salah).

a. Matriks A bersifat invertible (dapat dibalik).


b. A→x=→b mempunyai solusi unik untuk setiap →b∈Rn.
c. A→x=→0 hanya mempunyai solusi pemecahan trivial.
d. Bentuk eselon baris tereduksi dari matriks A adalah matriks satuan In×n.
e. A dapat dinyatakan sebagai hasil kali beberapa matriks elementer.

Bukti :

Untuk membuktikan pernyataan-pernyataan di atas saling ekuivalen, kita cukup membuktikan


rantai implikasi berikut : (a)⇒(b)⇒(c)⇒(d)⇒(e)⇒(a).

Langkah 1

(a)⇒(b), karena A dapat dibalik maka berlaku A(A−1→b)=(AA−1)→b=I→b=→b, kemudian kita


dapat mengatur →x=A−1→b yang merupakan solusi dari persamaan A→x=→b. Lalu kita pastikan
bahwa solusi dari persamaan tersebut tunggal yakni →x=A−1→b. Kita mulai dari persamaan awal :

A→x=→b
⇔A−1A→x=A−1→b

⇔I→x=A−1→b

⇔→x=A−1→b

Sehingga jelaslah bahwa penulisan →x=A−1→b bersifat tunggal.

Langkah 2

(b)⇒(c), berdasarkan pernyataan (b) dengan mengatur →b=→0 maka kita dapatkan solusi tunggal
yaitu :

A→x=→0

⇔A−1A→x=A−1→0

⇔I→x=→0

⇔→x=→0= [] 00⋮0

Jadi persamaan A→x=→0 hanya mempunyai solusi trivial →x=→0.

Langkah 3

(c)⇒(d), pada pembahasan sebelumnya mengenai SIstem Persamaan Linear Homogen, kita tahu
bahwa persamaan A→x=→0 dapat kita tuliskan sebagai berikut :

a11x1+a12x2+⋯+a1nxn=0

a21x1+a22x2+⋯+a2nxn=0

an1x1+an2x2+⋯+annxn=0

Kemudian kita representasikan kedalam bentuk matriks :


[ a11a12…a1n0a21a22…a2n0⋮⋮⋱⋮⋮an1an2…ann0 ]
Karena solusi dari persamaan A→x=→0 tunggal, maka hanya mempunyai pemecahan trivial
x1=0, x2=0,…, xn=0. Sehingga jika kita gunakan eliminasi gauss jordan kita akan mendapatkan
bentuk eselon baris tereduksi sebagai berikut :

[ 10…0001…00⋮⋮⋱⋮⋮00…10 ]
Bentuk di atas akan senilai dengan :

[ 10…001…0⋮⋮⋱⋮00…1 ][ ] [ ] x1x2⋮xn = 00⋮0

Dari bentuk terakhir di atas dapat kita simpulkan bahwa A dapat direduksi menjadi In×n dengan
menggunakan operasi baris elementer.

Langkah 4

(d)⇒(e)⇒(a), berdasarkan (d) bahwa A dapat direduksi menjadi In×n dengan urutan berhingga
dari operasi-operasi baris elementer (kita misalkan terdapat k kali OBE).

Kemudian jika didefinisikan Li menyatakan operasi baris elementer yang dilakukan pada urutan
ke-i dengan i={1,2,…,k}. Maka kita dapat mencari matriks elementer E1, E2,…, Ek sebagai
berikut :

IL1→E1

IL2→E2

ILk→Ek

Mengingat kembali jika matriks elementer E dihasilkan dengan melakukan satu kali Operasi Baris
Elementer(OBE) tertentu pada matriks identitas In×n. Kemudian jika OBE yang sama dikenakan
pada sebarang matriks Bn×m maka hasilnya akan sama dengan hasil kali EB, lihat contohnya
disini.

Sehingga berdasarkan pernyataan di atas, jika matriks A kita kenakan OBE dari urutan ke-1 sampai
ke-k secara berturut-turut, maka kita peroleh hubungan :

AL1→E1A

E1AL2→E2E1A

Ek−1…E2E1ALk→Ek…E2E1A

Karena bentuk eselon baris tereduksi dari A adalah In×n maka Ek…E2E1A=In×n…(∗). Kemudian
karena matriks elementer dapat dibalik dan inversnya berupa matriks elementer, maka dengan
mengalikan kedua ruas persamaan (∗) dengan matriks elementer E−1k,…, E−12, E−11 secara
berturut-turut didapat :

A=E−11E−12…E1kI−1n×n

Karena A dapat dinyatakan sebagai hasil kali matriks-matriks elementer yang dapat dibalik maka
dapat disimpulkan A dapat dibalik. Untuk melihat lebih jelas, kita gunakan corollary 1 sehingga
didapat :

A−1=(E−11E−12…E−1kI−1n×n)−1

⇔A−1=(I−1n×n)−1(E−1k)−1…(E−12)−1(E−11)−1

⇔A−1=In×nEk…E2E1

⇔A−1=Ek…E2E1In×n…(∗∗)

Konsep Mencari Invers dengan Matriks Elementer

JIka kita perhatikan persamaan (∗∗) maka kita dapat memperoleh A−1 dengan mengalikan In×n
dari sebelah kiri berturut-turut dengan E1, E2,…, Ek. Kemudian berdasarkan persamaan (∗) dan
(∗∗) maka dapat kita simpulkan bahwa urutan langkah-langkah OBE yang dilakukan pada A akan
membawa kebentuk matriks satuan In×n dan langkah-langkah yang sama jika dikenakan pada
matriks satuan In×n akan menghasilkan A−1. Untuk lebih jelasnya dapat kita tuliskan sebagai
berikut :

[
[A∣I]L1, L2,…, Lk→ I∣A−1 ]
Contoh 1 (Dapat Dibalik)

Didefinisikan matriks A sebagai berikut :

A= [ ] 145728201

Tentukan invers matriks tersebut (bila ada).

Penyelesaian :

Syarat A matriks persegi sudah terpenuhi, sehingga kita dapat menuliskan :

[ 145100728010201001 ]
Langkah 1

Perlu diingat bahwa tujuan kita adalah mereduksi matriks A (biru) sehingga membentuk eselon
baris tereduksi, maka kita akan menggunakan metode gauss-jordan dengan OBE.

Karena pada baris pertama sudah terdapat 1 utama, maka kita sederhanakan baris ke-2 dengan
operasi −7R1+R2→R2 sehingga kita peroleh :

[ 1451000−26−27−710201001 ]
Begitu pula pada baris ke-3 kita sederhanakan dengan operasi −2R1+R3→R3
[ 1451000−26−27−7100−8−9−201 ]
Langkah 2

Kita sederhanakan lagi baris ke-2 dengan operasi −3R3+R2→R2 sehingga didapat :

[ 1451000−20−11−30−8−9−201 ]
Selanjutnya kita buat 1 utama pada baris ke-2 dengan operasi −12R2→R2

[ 14510001012−12320−8−9−201 ]
Dan tidak lupa kita sederhanakan baris ke-3 dengan operasi 8R2+R3→R3

[ 14510001012−123200−92−413 ]
Langkah 3

Kita buat 1 utama pada baris ke-3 dengan operasi −19R3→R3


[ 14510001012−1232001−2949−139

Disusul penyederhanaan baris ke-1 dengan operasi −4R2+R1→R1


]
[ 105−12−601012−1232001−2949−139 ]
Dan juga disederhanakan lagi dengan operasi −5R3+R1→R1 untuk memperoleh hasil akhir :

[ 10019−2911901012−1232001−2949−139

Jadi dari bentuk matriks di atas diperoleh :


]
A−1= [ 19−2911912−1232−2949−139 ]
Contoh 2 (Tidak Dapat Dibalik)

Didefinisikan matriks A sebagai berikut :

A= [ 2−3−514045−5 ]
Tentukan invers matriks tersebut (bila ada).

Penyelesaian :

Pertama kita nyatakan dalam bentuk :

[ 2−3−510014001045−5001 ]
Langkah 1

Kita tentukan 1 utama dengan operasi R2↔R1

[ 1400102−3−510045−5001 ]
Kita sederhanakan baris ke-2 dengan operasi −2R1+R2→R2

[ 1400100−11−51−2045−5001 ]
Kemudian sederhanakan baris ke-3 dengan operasi −4R1+R3→R3

[ 1400100−11−51−200−11−50−41 ]
Langkah 2

Kita sederhanakan baris ke-3 dengan operasi −1R2+R3→R3 dan kita dapatkan sesuatu yang unik
:

[ 1400100−11−51−20000−1−21 ]
Kita perhatikan baris ketiga (biru) terdapat baris bilangan nol, akibatnya A tidak dapat dibentuk
menjadi matriks satuan sehingga berdasarkan teorema 2, akibatnya A tidak dapat dibalik.

Anda mungkin juga menyukai