NPM : 17700156
Kelas : 2017 – D
FAKULTAS KEDOKTERAN
COVER
KATA PENGANTAR……………………………………………………………i
BAB I : Pendahuluan
BAB II : Pembahasan
Kesimpulan ............................................................................................... 7
Saran .......................................................................................................... 7
PENDAHULUAN
2.1 Definisi
2.2 Fungsi
Vitamin A
Vitamin D
Vitamin E
Vitamin K
Vitamin Koagulation (vitamin K) merupakan kelompok senyawa
yang terdiri atas filokinon yang terdapat dalam tumbuh-tumbuhan dan
menakinon yang terdapat dalam minyak ikan dan daging. Menakinon juga
dapat disintesis oleh abkteri di dalam usus halus manusia.
Sejak lama fungsi vitamin K yang diketahui adalah dalam
pembekuan darah. Selain itu, tanpa vitamin K, tulang memproduksiprotein
yang tidak sempurna, sehingga tidak dapat mengikat mineral-mineral yang
diperlukan dalam pembekuan darah.
Perdarahan akibat defisiensi vitamin K (PDVK) merupakan
penyakit yang disebabkan oleh kurangnya vitamin K dalam tubuh. PDVK
adalah terjadinya perdarahan spontan atau perdarahan karena proses lain
seperti pengambilan darah vena atau operasi yang disebabkan karena
berkurangnya aktivitas faktor koagulasi yang tergantung vitamin K (Faktor
II, VII, IX dan X) sedangkan aktivitas faktor koagulasi yang tidak
bergantung vitamin K. kadar fibrinogen dan jumlah trombosit masih dalam
batas normal. Kelainan tersebut akan segera membaik dengan pemberian
vitamin K dan setelah penyebab koagulopati lain disingkirkan. (Suoth, dkk,
2015 : 618)
Faktor penyebab lain defisiensi vitamin K “adalah kurang sintesis
vitamin K oleh bakteri usus karena pemakaian antibiotik berlebihan,
gangguan fungsi hati (kolestasis), kurang asupan vitamin K pada bayi yang
mendapat ASI eksklusif, serta malabsorpsi vitamin K akibat kelainan usus
ataupun akibat diare”. (Anastasia, 2016:440)
Vitamin C
Vitamin C dikenal sebagai senyawa utama tubuh yang dibutuhkan
dalam berbagai proses penting mulai dari pembuatan kolagen (protein
berserat yang membentuk jaringan ikat pada tulang), pengangkut lemak,
pengangkut electron dari berbagai reaksi enzimatik, pemacu gusi yang
sehat, pengatur tingkat kolestrol, serta pemacu imunitas (daya kekebalan
tubuh) ( Winarti, 2010: 74)
Vitamin C adalah kristal putih yang mudah larut dalam air. Dalam
keadaan kering vitamin C cukup stabil, tetapi dalam keadaan larut vitamin
C mudah rusak karena bersentuhan dengan udara terutama bila terkena
panas. (Cresna, dkk, 2014:121)
Vitamin C juga dibutuhkan selama kehamilan yang berfungsi
membantu penyerapan besi non heme dengan mereduksi besi ferri menjadi
ferro dalam usus halus sehingga mudah diabsorpsi. Vitamin C menghambat
pembentukan hemosiderin yang sukar dimobilisasi untuk membebaskan
besi bila diperlukan, sehingga risiko anemia defisiensi zat besi bisa
dihindari (Guntur 2004). Menurut Pernille (2012), kekurangan vitamin C
dapat menyebabkan kerusakan hipoccampus.(Astriningrum, dkk, 2017:32).
Dalam suatu buah sumber vitamin C, kadar vitamin C yang lebih
tinggi adalah pada bagian kulitnya dibandingkan bagian dagingnya dan
bagian dari buah yang paling sedikit mengandung vitamin C adalah bijinya.
(Putri & Setiawati, 2015:35).
Vitamin C di absorpsi melalui saluran cerna, pada bagian atas usus
halus secara difusi lalu masuk ke peredaran darah melalui vena porta.
Vitamin C terdistribusi luas dalam jaringan tubuh. Eliminasi vitamin C
melalui urin setelah ekskresi dari ginjal. Urin berbentuk utuh dan bentuk
garam sulfatnya terjadi apabila kadarnya dalam darah melewati ambang
rangsang ginjal 1,4 mg%. (Pakaya, 2014:46)
Vitamin B1 ( Tiamin )
Vitamin B1 Merupakan vitamin larut air yang terlibat dalam
metabolisme glukosa dan lipid serta produksi neurotransmitter (Cook, et al.,
1998). Dalam makanan, tiamin dapat ditemukan dalam bentuk kompleks
protein-fosfat. Tiamin merupakan vitamin yang dibutuhkan untuk
menimbulkan nafsu makan, membantu penggunaan karbohidrat dalam
tubuh dan sangat berperan dalam sistem saraf (Almatsier, 2005). (Fauziah,
dkk, 2016:2).