TB USUS+SIROSIS HEPATIS
OLEH
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2016
BAB I
PENDAHULUAN
Mycobacterium tuberculosis.
2. TB ekstra paru, adalah Tuberkulosis yang menyerang organ tubuh lain selain
limfe, tulang, persendian, kulit, usus, ginjal, saluran kencing, dan alat
kelamin.
menyerang semua sistem organ tubuh manusia, termasuk usus. TB usus adalah
suatu penyakit sub akut atau kronik pada dinding usus. TB usus dapat merupakan
Bovis yang masuk bersama susu yang diminum atau lewat makanan. Infeksi
mycobacterium tuberculosis.
Regio ileocecal merupakan regio usus yang sering terinfeksi pada 90%
kasus, kemudian colon ascenden. TB usus merupakan suatu penyakit yang sulit
atau bukti klinis kuat konsisten dengan TB ekstra paru aktif, yang selanjutnya
A. EPIDEMIOLOGI
TB sampai dengan saat ini masih merupakan salah satu masalah kesehatan
diterapkan di banyak negara sejak tahun 1995. Data laporan WHO tahun 2013,
diperkirakan terdapat 8,6 juta kasus TB pada tahun 2012, dimana 1,1 juta orang
(13%) diantaranya adalah pasien TB dengan HIV positif. Sekitar 75% dari pasien
Satu dari 5 pasien TB merupakan pasien TB ekstra paru. Bentuk yang paling
(AIDS). TB Abdominal di Afrika Barat dan Turki menyerang pada dewasa muda
dan terutama pada wanita. Pada sebuah penelitian di Zambdia dari 31 pasien
dengan sosial ekonomi yang rendah di Dunia. India merupakan negara dengan
kasus TB terutama pada imigran dan pasien-pasien mengalami AIDS. Selain itu di
tahun terahir, khususnya london dan pada populasi imigran, serta pasien-pasien
dengan yang mengalami resistensi Obat. Berdasarkan data tahun 2012, di Dunia
kasus TB MDR sekitar 450.000 kasus dan terbanyak kasusnya di India, cina dan
Rusia.
saluran pencernaan terjadi pada saat menelan sputum yang mengandung basil
tuberkulum, basil dari sputum TB paru aktif ini kemudian menginfeksi lapisan
kemudian necrosis kaseosa dari tuberkel akan mengalami ulkus sehingga infeksi
TB usus juga dapat disebabkan oleh susu yang tidak dipasteurisasi yang
mycobacterium bovis. TB usus pada bayi 90 hari dapat disebabkan oleh transmisi
1. Bentuk ulseratif, terlihat pada sekitar 60% pasien. Beberapa ulkus superfisial
sebagian besar terbatas terbatas pada permukaan epitel. Hal ini dianggap
2. Bentuk hipertrofik, terlihat pada 10% pasien. Bentuk ini terdiri dari
penebalan dinding usus dengan jaringan parut, fibrosis, dan kaku, massa
3. Bentuk ulcerohypotrofic adalah subtipe ini terlihat pada 30% pasien yang
Usus adalah bagian dari tractus digestivus yang berada didalam cavum
Intestinum tenue dimulai dari ujung distal pylorus sampai di caecum. Terdiri dari
duodenum, jejenum dan ileum. Panjang seluruh intestinum tenue adalah kira-kira 7
meter.
1,5 meter. Pangkalnya lebih lebar daripada ujung distalnya. Terdiri dari caecum
dan processus vermiformis, colon, dan rectum. Pada intestinum crassum dapat
berkaitan dengan proses akhir isi usus. Fungsi yang paling penting adalah
absorbsi air dan elektrolit, yang sudah hampir selesai dalam kolon dekstra.
D. DIAGNOSIS
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinik, pemeriksaan fisik
pada ditemukannya bakteri basil tahan asam, Selain itu pemeriksaan histopatologi
berupa sel epitel granuloma dengan bagian tepi yang terdiri dari limfosit, sel
e. Konstipasi : (49%)
f. Demam : (41,5%)
2. Pemeriksaan Radiologi
a. Colon in loop
terlihat pula gambaran dari terminal ileum yang menyempit dan menebal,
dari distal ileum dan kolon asenden yang berkerut. Pada caecum dapat
b. USG
Pada pemeriksaan USG, gambaran TB usus tidak spesifik dan dapat
E. PENATALAKSANAAN
Tuberkulosis paru dan ekstraparu diobati dengan regimen pengobatan yang
sama dengan lama pengobatan yang berbeda. Panduan obat yang dianjurkan pada
pasien baru yaitu 2HRZR/4HR dengan pemberian dosis setiap hari pada fase
2HRZE/4H3R3
miliar), pengobatan mungkin perlu untuk diperpanjang selama 9 bulan. Dua bulan
Pasien baru masuk rujukan dari RS Kolaka Timur dengan keluhan perut
berukuran kecil, dan lama kelamaan semakin membesar. Pasien juga mengeluh
nyeri pada perut kanan atas tembus belakang. NUH (+), mual (-), muntah (-).
Batuk dan sesak (-). Pasien merasa lemas (+), demam (-), sakit kepala (-). BAB (-)
sejak ± 1 minggu SMRS. BAK lancar kesan normal. Riwayat keluhan yang sama
sebelumnya disangkal, riwayat muntah hitam (+) dan berak hitam (+). Riwayat
sering konsumsi jamu (+). Riwayat berobat di RS Kolaka Timur dengan keluhan
yang sama ± 2 bulan lalu (+). Riwayat HT (-), DM (-), dan riwayat penyakit
jantung (-). Riwayat alergi obat (-). Riwayat penyakit yang sama di keluarga (-).
Pada pemeriksaan fisik didapatkan pasien dalam keadaan sakit sedang dengan
status gizi cukup (IMT =19,84 kg/m2), kesadaran composmentis, tekanan darah :
110/80, pernapasan: 24 x/m, nadi: 96 x/m, dan suhu: 36,9 oc/axillar,kepala: bentuk
berwarna hitam tidak mudah tercabut. Pada mata didapatkan enoptalmus, gerakan:
dalam batas normal, kelopak mata dalam batas normal, konjuntiva anemis(+),
kornea: jernih, sklera ikterus (+), pupil bulat, isokor. Pada telinga tophi (-),
pada hidung (-), sekret (-). Pada mulut didapatkan bibir pucat (+), kering (+),
tonsilt1/t1, gigi geligi caries (-), perdarahan gusi (-), lidah kotor (-), tremor (-).
Pada leher didapatkan kelenjar limfe dalam batas normal, kaku kuduk (-). Pada
ictus cordis tidak tampak, retraksi sela iga (-). Pada paru, palpasi: vokal fremitus
simetris kanan dan kiri kesan normal, nyeri tekan(-), perkusi paru kiri sonor, paru
kanan sonor, batas paru-hepar ICS VI sinistra, batas paru belakang kanan: ICS IX-
X posterior, auskultasi bunyi pernapasan ronkhi basah -/-, bunyi tambahan tidak
ada. Pada Jantung, inspeksi IC tidak tampak, palpasi IC tidak teraba, perkusi batas
menurun, palpasi hati sulit dinilai, didapatkan splenomegali, limpa sulit dinilai,
ginjal sulit dinilai, perkusi pekak. Pada punggung, inspeksi simetris, deformitas
(-), palpasi nyeri tekan (-), massa tumor (-),nyeri ketok (-), vokal fremitus kiri dan
kanan simetris kesan normal. Pada ekstremitas atas dan bawah didapatkan
kekuatan otot 5/5, pitting edema (-), dan akral teraba hangat (+).
Trombosit 101.000/μl. GDS 105 mg/dl; Ureum 15 mg/dl; Kreatinin 0,5 mg/dl;
Trombosit 122.000/μl.
cairan bebas intra abdominal; Hepar: ukuran kesan kecil, tepi ireguler, tepi lancip;
Kedua ginjal, GB, pancreas dan VU dalam batas nornal; Kesan Sirosis hepatis,
awal, disusunlah diagnosis kerja sebagai berikut: suspek TB Usus, suspek Sirosis
Hepatis, Asites, dan Anemia Gravis, serta Dispepsia. Pasien dalam keadaan sadar
dan pulang pada tanggal 9 Agustus 2016.Terapi yang diberikan pada pasien IVFD
Vit. B6, RHZE, Lactulosa 3x1, dan Transfusi PRC 1000 CC.
BAB IV
ANALISA KASUS
penderita respon imun yang rendah (AIDS). TB Abdominal di Afrika Barat dan
Turki menyerang pada dewasa muda dan terutama pada wanita. Pada sebuah
seperti minum sendiri. Dalam hal ini pasien masuk dalam kategori sakit sedang.
Indeks Massa Tubuh pasien adalah 19,84 kg/m2, hal ini menunjukkan status gizi
pasien baik. TD: 110/80 mmHg dan Nadi 96x/menit menandakan perfusi jaringan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Govin dkk, 2009, nyeri perut terjadi
mengalami muntah dan berak warna hitam. Hal ini menandakan ada perdarahan
saluran cerna bagian atas, yaitu lambung. Selain itu riwayat lainnya adalah pasien
mengalami demam. Dalam penelitian yang sama yakni oleh Govind dkk, 2009,
melaporkan bahwa pada TB usus, ditemukannya darah pada feses sekitar 16,9%
kasus dan demam terjadi pada 41,5% kasus. Riwayat minum jamu dikaitkan
konjungtiva anemis dan bibir pucat. Pada pemeriksaan inspeksi abdomen tampak
asites dan vena-bena kolateral, pada auskultasi peristaltik usus menurun, palpasi
undulasi (+), sedangkan pada perkusi didapatkan bunyi pekak dan tes shifting
Trombosit 101.000/μl. GDS 105 mg/dl; Ureum 15 mg/dl; Kreatinin 0,5 mg/dl;
Trombosit 122.000/μl.
Kriteria diagnosis dari TB usus adalah histopatologi usus dengan
ditemukannya sel epitel granuloma dengan bagian tepi yang terdiri dari limfosit,
sel langerhans dan nekrosis perkejuan pada daerah sentral. Sedangkan gold standar
dari diagnosis TB usus adalah ditemukannya Basil tahan Asam dengan pewarnaan
Hepatis, Asites, dan Anemia Gravis, serta Dispepsia. Pasien dalam keadaan sadar
dan pulang pada tanggal 9 Agustus 2016. Pasien menjalani pengobatan selama 7
hari (3-9 Agustus 2016). TB usus jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat dapat
Terapi yang diberikan pada pasien IVFD NaCl 0,9% 14 tpm, Injeksi
0), Spironolaktone 100 mg (1/2-0-0), Curcuma 3x1, Vit. B6, RHZE, Lactulosa
3x1, dan Transfusi PRC 1000 CC. Terapi yang diberikan pada pasien TB Usus
adalah terapi yang sama diberikan pada TB Paru yakni 2RHZE/4RH. Pada kasus
yang berat, dapat diberikan selama 9 bulan, yakni 2 bulan terapi intensif dan 7
Medicine: Laredo
Donoghue, H.D dan Holton, J. Intestinal TB. Centre for Infectious Diseases and
Delhi, India.
Moore, K.P., dan Aithal, G.P. 2006. Guidelines on The Management of Ascites in
London.