Anda di halaman 1dari 3

Kenali Jenis Kelainan Mata Pada Bayi

Binar Murgati Pradini 19/4/2018


Kelainan mata pada bayi dapat memengaruhi tumbuh kembangnya. Ada
bayi yang memiliki kelainan karena bawaan yang dipengaruhi oleh
kehamilan ibu (congenital), ada pula yang didapat (acquired). Karena itu,
Anda harus jeli melihat gejala yang terjadi.
Berikut adalah beberapa kelainan mata pada bayi yang harus Anda
waspadai, Moms!

Advertisement - Continue Reading Below

Nystagimus
Nystagimus adalah gerakan tanpa kontrol pada mata ke satu arah lalu ke
arah yang lainnya seperti gerakan naik-turun, memutar atau ke kiri dan
ke kanan. Hal ini bisa terjadi sejak lahir, namun ada pula yang
mengalami nistagmus karena kondisi medis tertentu.
Selain gangguan gerakan mata, kemungkinan juga muncul gejala lainnya
pada penderita nistagmus. Seperti penglihatan kabur atau buram, peka
terhadap rangsangan cahaya (merasa silau) dan sulit melihat dalam
keadaan gelap. Tak jarang, penderita juga merasa pusing dan tempat kaki
berpijak seperti bergetar atau bergerak.

Retinopathy of Prematurity
Retinopathy of prematurity (ROP) atau retinopati prematuritas adalah
kelainan mata yang kerap diderita bayi prematur. Kelainan mata ini
berpotensi membutakan. Kondisi ini terutama terjadi pada bayi prematur
dengan berat sekitar 1250 gram atau kurang, yang lahir sebelum minggu
ke-31 kehamilan (jangka waktu kehamilan yang dianggap cukup bulan
adalah 38-42 minggu). Semakin kecil bayi ketika lahir, semakin besar
kemungkinannya untuk terkena ROP.
Gangguan ini, yang biasanya mengenai kedua mata, adalah salah satu
penyebab paling umum dari kehilangan penglihatan pada usia dini dan
dapat menyebabkan gangguan penglihatan seumur hidup dan kebutaan.
ROP juga dapat menyebabkan juling, glukoms, katarak, dan lainnya
sehingga harus diperiksa secara berkala untuk mengurangi dampak
tersebut.

Anophthalmia
Anophthalmia adalah kondisi tidak adanya bola mata pada bayi atau bola
matanya masuk ke dalam tulang mata. Nayional Eye Institute menyebutkan
bahwa anophthalmia ini adalah kondisi di mana hanya satu buah mata
yang tidak memiliki bola mata. Jika keduanya tidak ada, disebut dengan
microphthalmia. Penyebab dari kelainan ini adalah genetik dan kromos
yang abnormal. Namun, penelitian juga menunjukkan bahwa bahan kimia,
obat-obatan, radiasi, virus, hingga paparan sinar X saat kehamilan ibu
meningkatkan risiko kelainan mata ini.

Advertisement - Continue Reading Below

Glaukoma Kongenital
Situs glaucoma.org mencatat bahwa primary congenital galucoma atau
galukoma kongenital ini biasanya didiagnosis sepanjang usia pertama Si
Kecil di dunia. Penyakit ini merupakan salah satu penyebab kebutaan
kedua pada anak-anak. Ketika ia mengalami glaukoma kongenital, tekanan
di dalam bola matanya meningkat melebihi batas normal, bisa juga terjadi
akibat adanya gangguan pada perkembangan saluran drainase cairan dari
matanya. Kornea matanya akan meregang dan membesar. Cirinya adalah
matanya berair, tampak keruh dan merah. Biasanya, dokter akan
melakukan pemeriksaan bagian mata, pengukuran tekana bola mata,
pemeriksaan ketajaman penglihatan, dan respons refleks pupil mata.

Amblyopia
Amblyopia atau lazy eyes adlah berkurangnya ketajaman visual pada mata
anak. American Association for Pediatric Ophtalmology and Starbismus
menyebutkan bahwa biasanya “mata malas” ini hanya terjadi pada satu
bagian mata saja. Otak Si Kecil akan lebih fokus pada satu mata saja dan
mengabaikan yang lainnya.
Katarak Pediatrik
Menurut American Association for Pediatric Ophtalmology and Strabismus,
katarak adalah adanya semacam kabut atauh keruh pada lensa matayang
normalnya bening atau tidak ada apa-apa. Nah, katarak pediatrik ini adalah
sebutan untuk katarak yang timbul pada bayi. Katarak pediatrik
menyebabkan adanya infeksi pada mata Si Kecil dan berpengaruh pad
ametabolisme tubuhnya secara keseluruhan.

Anda mungkin juga menyukai