AKU
March 1943
DOA
kepada Pemeluk teguh
Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut namaMu
Tuhanku
Tuhanku
Tuhanku
dipintuMu aku mengetuk aku tidak bisa berpaling
November 1943
RUMAHKU
April 1943
AKU
Melangkah aku bukan tuak menggelegak
Sumbu buatan satu biduan
Kujauhi ahli agama serta lembing katanya
Aku hidup
Dalam cacar melebar, barah bernanah
Dan kadang satu senyum kukucup-minum dalam dahaga
June 1943
TAHANAN
Di mulutnya menetes
lewat mimpi
darah di cawan tembikar
dijelmakan satu senyum
barat di perut gunung
(Para pemuda bertangan merah
adik lelaki neruskan dendam)
Nopember 1956