Anda di halaman 1dari 2

Nazifa Karamoy

HUKUM

01051170195

Teks yang ditulis oleh Jakob Sumardjo ini berjudul “Manusia Dubuk”. Teks Manusia
Dubuk ini dipublikasikan di Kompas pada tanggal 22 Agustus 2016. Teks ini menceritakan tentang
manusia dubuk dimana ada orang yang diibaratkan dengan seseorang yang hanya mengambil hasil
kerja keras orang lain dan tidak pernah bekerja keras dengan usahanya sendiri untuk mendapatkan
sesuatu. Dubuk itu sendiri adalah binatang jenis serigala atau anjing yang tulang punggung nya
berbentuk diagonal dengan leher dan kepalanya. Analisis berikut ini akan mengomentari contoh-
contoh manusia yang diibaratkan sebagai dubuk karena perilaku mereka. Komentar ini akan
menganalisa bagaimana tujuan teks ini diciptakan, bahasa yang digunakan, dan tema dari teks
tersebut. Bahasa yang digunakan dalam teks “Manusia Dubuk” adalah bahasa semi formal. Hal ini
dapat kita lihat dari penggunaan kata bahasa inggris yaitu national geographic dan juga kata
ngacir.

Teks “Manusia Dubuk” juga ditulis dan ditujukan untuk masyarakat luas dan para koruptor
agar jangan berperilaku seperti dubuk. Ketika seseorang berperilaku seperti dubuk maka orang itu
akan selalu berpangku tangan terhadap orang lain, tidak punya keinginan untuk bekerja keras
mencapai suatu hal. Dubuk hanya mengambil hasil mangsaan dari binatang lain seperti singa.
Singa dan dubuk sangat berbeda dari perilaku mereka, singa akan berjuang untuk menangkap
mangsanya sedangkan dubuk hanya menunggu hasil mangsaan dari binatang lain. Artikel ini juga
akan membahas mengenai tujuan dibuatnya teks “Manusia Dubuk”. Tujuannya adalah agar
masyarakat jangan menjadi seseorang dengan mental pecundang seperti dubuk yang mempunyai
simbol kepengecutan. Dimana dia akan berani jika berada di sekumpulan gerombolan orang
banyak, tetapi akan diam tidak berkutik ketika dalam kelompok kecil atau seorang diri. Seperti
seorang koruptor yang tertangkap tetapi tidak mengakui kesalahannya dengan gagah berani.
Kemudian juga dengan mentalitas orang-orang yang pemalas, konsumtif akan kalah dengan orang-
orang yang mau berusaha, mandiri dan bekerja keras dalam dunia modern saat ini. Teks ini ditulis
agar masyarakat bisa mengubah pola pikir mereka yang ingin segala sesuatu dengan instan tanpa
bekerja keras dari awal. Contohnya seperti pejabat negara yang mengambil uang rakyat untuk
kepentingan pribadi tanpa menjalankan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Hal yang paling fundamental yang ingin diberi dalam artikel ini agar sebagai penerus
bangsa jangan meniru perilaku dan mental dubuk, tetapi jadilah seseorang dengan mental seperti
singa ataupun elang. Jangan jadi penerus bangsa yang melakukan korupsi ketika bekerja dan
dengan santainya dapat tertawa ketika merampok uang negara. Jadilah seseorang yang
bertanggung jawab dan jujur ketika bekerja dibidang manapun yang ditekuni. Oleh karena itu,
pentingnya melatih diri kita sejak dini untuk menjadi pemimpin mental singa sangat diperlukan.
Tidak lupa juga dengan pentingnya edukasi yang diberikan oleh orangtua dan juga teks seperti
“Manusa Dubuk” yang sangat mengedukasi para pembacanya sehingga terbuka cara berpikir yang
lebih logis dan rasional lagi dalam bertindak. Penulis juga berpesan agar kita sebagai pembaca bisa
mengenali mana pemimpin dubuk dan mana pemimpin singa. Sebagai masyarakat dan juga
pembaca harus berhati-hati dan berwawasan luas ketika memilih pemimpin kita kelak. Secara
keseluruhan, artikel ini menggunakan bahasa semi formal. Artikel ini juga mempunyai cara
penyampaian yang jelas agar mudah dipahami dan dimengerti dengan diberinya contoh. Jakob
Sumardjo sukses menyampaikan pesan dari teks yang tulisnya, karena sangat informatif dan
gampang untuk dipahami karena menggunakan perumpamaan seperti binatang dubuk. “Manusia
Dubuk” juga bisa megubah perspektif orang atau pembaca mengenai mental dan pemimpin dubuk.

Anda mungkin juga menyukai