Askep Distrimia'-4
Askep Distrimia'-4
DISRITMIA
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Gawat Darurat I yang diampuh oleh
Ns. Zulkifli Pomalango M.Kep
DISUSUN
OLEH
KELOMPOK 3 KELAS C
JURUSAN KEPERAWATAN
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
A. Konsep Medis
2.1 Definisi
Gangguan irama jantung atau disritmia merupakan komplikasi yang sering terjadi
pada infark miokardium. Aritmia atau disritmia adalah perubahan pada frekuensi dan
irama jantung yang disebabkan oleh konduksi elektrolit abnormal atau otomatis
(Doenges, 1999).
Disritmia adalah kelainan denyut jantung yang meliputi gangguan frekuensi atau
irama atau keduanya. Disritmia merupakan gangguan sistem hantaran jantung dan bukan
struktur jantung. Disritmia dapat diidentifikasi dengan menganalisa gelombang EKG.
Disritmia dinamakan berdasarkan pada tempat dan asal impuls dan mekanisme hantaran
yang terlibat. Misalnya, disritmia yang berasal dari nodus sinus (nodus SA) dan
frekuensinya lambat dinamakan sinus bradikardia. Ada empat kemungkinan tempat asal
disritmia : nodus sinus, atrial, nodus AV atau sambungan, dan ventrikel. Gangguan
mekanisme hantaran yang mungkin yang dapat terjadi meliputi bradikardi, takikardi,
fluter, fibrilasi, denyut premature, dan penyekat jantung (Koplan, 2010)
2.2 Etiologi
Disritmia atau Aritmia timbul akibat perubahan elektrofisiologi selsel miokardium.
Perubahan elektrofisiologi ini bermanifestasi sebagai perubahan bentuk potensial aksi
yaitu rekaman grafik aktivitas listrik sel (Price, 1994). Gangguan irama jantung tidak
hanya terbatas pada iregularitas denyut jantung tapi juga termasuk gangguan kecepatan
denyut dan konduksi (Hanafi, 1996).
Etiologi disritmia dalam garis besarnya dapat disebabkan oleh :
a. Peradangan jantung, misalnya demam reumatik, peradangan miokard
(miokarditis karena infeksi)
b. Gangguan sirkulasi koroner (aterosklerosis koroner atau spasme arteri koroner,
misalnya iskemia miokard, infark miokard.
c. Karena obat (intoksikasi antara lain oleh digitalis, quinidin, dan obat-obat anti
aritmia lainnya.
d. Gangguan keseimbangan elektrolit (hiperkalemia, hipokalemi).
e. Gangguan pada pengaturan susunan saraf autonom yang mempengaruhi kerja
dan irama jantung.Gangguan psikoneurotik dan susunan saraf pusat.
f. Gangguan metabolic (asidosis, alkalosis).
g. Gangguan endokrin (hipertiroidisme, hipotiroidisme).
h. Gangguan irama jantung atau gagal jantung.
i. Gangguan irama jantung karena kardiomiopati atau tumor jantung.
j. Gangguan irama jantung karena penyakit degenerasi (fibrosis system konduksi
jantung).
Penyebab terjadinya penyakit jantung bawaan belum dapat diketahui secara pasti,
tetapi ada beberapa faktor yang diduga mempunyai pengaruh pada peningkatan angka
kejadian penyakit jantung bawaan :
a. Faktor Prenatal :
a) Ibu menderita penyakit infeksi : Rubella.
b) Ibu alkoholisme.
c) Umur ibu lebih dari 40 tahun.
d) Ibu menderita penyakit Diabetes Mellitus (DM) yang memerlukan insulin.
e) Ibu meminum obat-obatan penenang atau jamu.
b. Faktor Genetik :
a) Anak yang lahir sebelumnya menderita penyakit jantung bawaan.
b) Ayah / Ibu menderita penyakit jantung bawaan.
c) Kelainan kromosom seperti Sindrom Down.
d) Lahir dengan kelainan bawaan yang lain.
Adapun factor-faktor yang dapat mencetuskan disritmia, yaitu:
a. Obat-obatan, terutama obat-obat kelas IA (kinidin, disopiramid, prokainamid) dan
IC (flekainid, propafenon), digitalis, antidepresan trisiklik, teofilin.
b. Gangguan keseimbangan elektrolit dan gas darah terutama hipo dan hiperkalemia,
asidosis.
c. Payah jantung kongestif: akibat terjadinya aktivasi neurohumoral.
d. Kelainan jantung dan aritmogenik: sindrom wolf Parkinson white, dan sindrom
QT panjang.
e. Gangguan ventilasi, infeksi, anemia, hipotensi dan renjatan: bisa terjadi takikardi
superventrikuler.
f. Tirotoksikosis menimbulkan fibrilasi dan flutter atrium.
(d) Hipokalemia
(e) Cedera
(f) Infark
Karakteristik PAC:
e. Irama : Reguler, kecuali bila terjadi PAC. Gelombang P akan terjadi lebih awal
dalam siklus dan baisanya tidak akan mempunyai jeda kompensasi yang
lengkap.
Kontraksi atrium premature sering terlihat pada jantung normal. Pasien
biasanya mengatakan berdebar-debar. Berkurangnya denyut nadi (perbedaan
antara frekwensi denyut nadi dan denyut apeksi) bisa terjadi. Bila PAC jarang
terjadi, tidak diperlukan penatalaksanaan. Bila terjadi PAC sering (lebih dari 6
per menit) atau terjadi selama repolarisasi atrium, dapat mengakibatkan
disritmia serius seperti fibrilasi atrium. Sekali lagi, pengobatan ditujukan untuk
mengatasi penyebabnya.
b. Tembakau,
c. Kafein,
d. Kelelahan,
e. Irama : Reguler.
(b) Hipoksia,
(c) Hipokalemia,
(d) Demam,
(e) Asidosis,
(f) Latihan,
c) Kompleks QRS : Biasanya lebar dan aneh, berdurasi lebih dari 0, 10 detik.
Mungkin berasal dari satu focus yang sama dalam ventrikel; atau mungkin
memiliki berbagai bentuk konfigurasi bila terjadi dari multi focus di
ventrikel.
b) Bigemini Ventrikel
Bigemini ventrikel biasanya diakibatkan oleh intoksikasi digitalis,
penyakit artei koroner, MI akut, dan CHF. Istilah bigemini mengacu pada kondisi
dimana setiap denyut adalah prematur.
Karakteristik :
(a) Frekwensi : Dapat terjadi pada frekwensi jantung berapapun, tetapi biasanya
kurang dari 90 denyut per menit.
(b) Gelombang P : Seperti yang diterangkan pada PVC; dapat tersembunyi dalam
kompleks QRS.
(c) Kompleks QRS : Setiap denyut adalah PVC dengan kompleks QRS yang
lebar dan aneh dan terdapat jeda kompensasi lengkap.
(d) Hantaran : Denyut sinus dihantarkan dari nodus sinus secara normal, namun
PVC yang mulai berselang seling pada ventrikel akan mengakibatkan
hantaran retrograde ke jaringan penyambung dan atrium.
2.4 Patofisiologi
a. Kontraksi Prematur Ventrikel
Kontraksi premature ventrikel (PVC = premature ventricular contraction) terjadi
akibat peningkatan otomatisasi sel otot ventrikel. PVC biasa disebabkan oleh
toksisitas digitalis, hipoksia, hipokalemia, demam, asidosis, latihan, atau peningkatan
sirkulasi katekolamin. Pada pasien dengan miokard infark akut, PVC bisa menjadi
precursor serius terjadinya takikardia ventrikel dan fibrilasi ventrikel bila :
(a) Jumlahnya meningkat lebih dari 6 per menit
(b) Multi focus atau berasal dari berbagai area di jantung.
(c) Terjadi berpasangan atau triplet
(d) Terjadi pada fase hantaran yang peka.
Gelombang T memperlihatkan periode di mana jantung lebih berespon terhadap
setiap denyutan dan tereksitasi secara disritmik.Fase hantaran gelombang T ini
dikatakan sebagai fase yang peka.
Karakteristik :
(a) Frekwensi : 60 sampai 100 denyut per menit.
(b) Gelombang P : Tidak akan muncul karena impuls berasal dari ventrikel.
(c) Kompleks QRS : Biasanya lebar dan aneh, berdurasi lebih dari 0, 10 detik.
Mungkin berasal dari satu focus yang sama dalam ventrikel; atau mungkin
memiliki berbagai bentuk konfigurasi bila terjadi dari multi focus di ventrikel.
(d) Hantaran : Terkadang retrograde melalui jaringan penyambung dan atrium.
(e) Irama : Ireguler bila terjadi denyut premature.
Untuk mengurangi iritabilitas ventrikel, harus ditentukan penyebabnya dan bila
mungkin, dikoreksi. Obat anti disritmia dapat dipergunakan untuk pengoabtan segera
atau jangka panjang. Obat yang biasanya dipakai pada penatalaksanaan akut adalah
lidokain, prokainamid, atau quinidin mungkin efektif untuk terapi jangka panjang.
b. Bigemini Ventrikel
Bigemini Ventrikel biasanya diakibatkan oleh intoksikasi digitalis, penyakit arteri
koroner, MI akut, dan CHF. Istilah bigemini mengacu pada kondisi di mana setiap
denyut adalah premature.
Karakteristik :
(a) Frekuensi : Dapat terjadi pada frekuensi jantung berapapun, tetapi biasanya
kurang dari 90 denyut per menit.
(b) Gelombang P : Seperti yang diterangkan pada PVC; dapat tersembunyi
dalam kompleks QRS.
(c) Kompleks QRS : Setiap denyut adalah PVC dengan kompleks QRS yang
lebar dan aneh dan terdapat jeda kompensasi lengkap.
(d) Hantaran : Denyut sinus dihantarkan dari nodus sinus secara normal, namun
PVC yang mulai berselang seling pada ventrikel akan mengakibatkan
hantaran retrograde ke jaringan penyambung dan atrium.
(e) Irama : Ireguler.
Bila terjadi denyut ektopik pada setiap denyut ketiga maka disebut trigemini, tiap
denyut keempat, quadrigemini.
Penanganan bigemini ventrikel adalah sama dengan PVC karena penyebab yang
sering mendasari adalah intoksikasi digitalis, sehingga penyebab ini harus
disingkirkan atau diobati bila ada. Bigemini ventrikel akibat intoksikasi digitalis
diobati dengan fenitoin (dilantin).
c. Takikardi Ventrikel
Disritmia ini disebabkan oleh peningkatan iritabilitas miokard, seperti pada PVC.
Penyakit ini biasanya berhubungan dengan penyakit arteri koroner dan terjadi
sebelum fibrilasi ventrikel. Takikardi ventrikel sangat berbahaya dan harus dianggap
sebagai keadaan gawat darurat. Pasien biasanya sadar akan adanya irama cepat ini
dan sangat cemas. Irama ventrikuler yang dipercepat dan takikardia ventrikel
mempunyai
karakteristik sebagai berikut :
(a) Frekwensi : 150 sampai 200 denyut per menit.
(b) Gelombang P : Biasanya tenggelam dalam kompleks QRS; bila terlihat, tidak
selalu mempunyai pola yang sesuai dengan QRS. Kontraksi ventrikel tidak
berhubungan dengan kontraksi atrium.
(c) Kompleks QRS : Mempunyai konfigurasi yang sama dengan PVC- lebar dan
aneh, dengan gelombang T terbalik. Denyut ventrikel dapat bergabung dengan
QRS normal, menghasilkan denyut gabungan.
(e) Irama : Biasanya regular, tetapi dapat juga terjadi takikardia ventrikel
ireguler.
Terapi yang akan diberikan dtentukan oleh dapat atau tidaknya pasien bertoleransi
terhadap irama yang cepat ini. Penyebab iritabilitas miokard harus dicari dan
dikoreksi segera. Obat antidisritmia dapat digunakan. Kardioversi perlu dilakukan
bila terdapat tanda-tanda penurunan curah jantung.
d. Fibrilasi Ventrikel
Adalah denyutan ventrikel yang cepat dan tak efektif. Pada disritmia ini denyut
jantung tidak terdengar dan tidak teraba, dan tidak ada respirasi. Polanya sangat
ireguler dan dapat dibedakan dengan disritmia tipe lainnya. Karena tidak ada
koordinasi aktivitas jantung, maka dapat terjadi henti jantung dan kematian bila
fibrilasi ventrikel tidak segera dikoreksi.
Karateristik:
(a) Frekwensi : Cepat, tak terkoordinasi dan tak efektif.
(b) Gelombang P : Tidak terlihat.
(c) Kompleks QRS : cepat, undulasi ireguler tanpa pola yang khas (multifokal).
Ventrikel hanya memiliki gerakan yang bergetar.
(d) Hantaran : Banyak focus di ventrikel yang melepaskan impuls pada saat yang
sama mengakibatkan hantaran tidak terjadi; tidak terjadi kontraksi ventrikel.
(e) Irama : Sangat ireguler dan tidak terkordinasi, tanpa pola yang khusus.
(f) Penanganan segera adalah melalui defibrilasi.
2.7 Penatalaksaan
Terapi sangat tergantung pada jenis aritmia. Sebagian gangguan ini tidak perlu
diterapi. Sebagian lagi dapat diterapi dengan obat-obatan. Jika kausa aritmia berhasil
dideteksi, maka tak ada yang lebih baik daripada menyembuhkan atau memperbaiki
penyebabnya secara spesifik. Aritmia sendiri, dapat diterapi dengan beberapa hal di
bawah ini; Disritmia umumnya ditangani dengan terapi medis. Pada situasi dimana obat
saja tidak memcukupi, disediakan berbagai terapi mekanis tambahan. Terapi yang paling
sering adalah kardioversi elektif, defibrilasi dan pacemaker. Penatalaksanaan bedah,
meskipun jarang, juga dapat dilakukan.
Perubahan elektrofisiologi
Disritmia
Bradikardi
Takikardi
Mengurangi frekuensi
Pengisian ventrikel dan injeksi ventrikel
volume sekuncup ↓
Kelemahan otot
Angina (nyeri dada)
Kehilangan sensibilitas
Manajemen
syok:Jantung
Observasi
Monitor tanda
dan gejala
penurunan curah
jantung
Mandiri
Berikan oksigen,
sesuai kebutuhan
Health Education
Instruksikan pasien
mengenai
kebutuhan nutrisi
(yaitu: membahas
pedoman diet dan
piramida makanan)
Kolaborasi : Kolaborasi :
1. Kolaborasi dengan 1. agar terjalin kolaborasi yang
pasien, orang baik antar petugas kesehatan
terdekat dan tim dan pembelajaran untuk
kesehatan lainnya anggota keluarga pasien dalam
untuk memilih dan menindaki penurunan nyeri
mengimplementasik
an tindakan penurun
nyeri
nonfarmakologi,
sesuai kebutuhan
2. Informasikan tim 2. agar keluarga bisa mandiri
kesehatan dalam melakukan strategi
lain/anggota farmakologi
keluarga mengenai
strategi
nonfarmakologi
yang sedang
digunakan untuk
mendorong
pendekatan
preventif terkait
dengan manejemen
nyeri
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Disritmia adalah suatu kelainan ireguler dari denyut jantung yang disebabkan oleh
pembentukan impuls yang abnormal dan kelainan konduksi impuls atau keduanya.
Fibrilasi ventrikuler Adalah sebagian depolarisasi ventrikel yang tidak efektif, cepat, tak
teratur. Ini terjadi karena iskemik, infark miokard, manipulasi kateter dan karena
sengatan listrik.
Doengoes, Marylin E. 2000. Rencana Asuhan dan dokumentasi keperawatan edisi 3 jakarta: EGC.
Norman. 2011. perawatan kritis pendekatan holistic .edisi VI volume I Jakarta ; EGC.