KABUPATEN BANGLI
TAHUN 2019
Jl. Tirta Giri Kutri L.C. Subak Aya, Bangli Telp. (0366) 91555 – 93444 Email : rsbmc_bangli@ymail.com
TENTANG
Direktur RS BMC
NIK.
1304.
1.01.
001
dr. I Wayan I
W
DAFTAR ISI a
y
a
n
R
i
n
a
rt
DAFTAR ISI ................................................................................................................................
i
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................
1
BAB II TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS.................................................................
2
Tujuan Umum
...................................................................................................................................
2
Tujuan Khusus
...................................................................................................................................
2
BAB III DEFINISI........................................................................................................................
3
Keselamatan
..........................................................................................................................
3
Bahaya
..........................................................................................................................
3
Keselamatan Pasien
..........................................................................................................................
3
Keselamatan Pasien RS
..........................................................................................................................
3
Cedera
..........................................................................................................................
3
Insiden Keselamatan Pasien
..........................................................................................................................
4
Kejadian Tidak Diharapkan
..........................................................................................................................
4
Kejadian Nyaris Cedera
..........................................................................................................................
4
Kejadian Potensial Cedera.......................................................................
..........................................................................................................................
5
Kejadian Tidak Cedera...........................................................................
..........................................................................................................................
5
Laporan Insiden RS
..........................................................................................................................
5
Laporan Insiden Keselamatan Pasien KNKP
..........................................................................................................................
5
Faktor Kontributor
..........................................................................................................................
5
Analisis Akar Masalah
..........................................................................................................................
6
BAB IV TATA LAKSANA PELAPORAN...................................................................................
7
Pelaporan Insiden
..........................................................................................................................
7
Alur Pelaporan Insiden Internal
..........................................................................................................................
8
Alur Pelaporan Insiden Eksternal
..........................................................................................................................
9
BAB V Analisis Matriks Grading Risiko......................................................................................
10
BAB VI Petunjuk Pengisian Laporan Insiden Keselamatan Pasien.............................................
14
Formulir Laporan Insiden (Internal)
..........................................................................................................................
14
Formulir Laporan Insiden (Eksternal)
..........................................................................................................................
14
Petunjuk Pengisian Formulir IKP
..........................................................................................................................
14
BAB VI ALUR PELAPORAN INSIDEN....................................................................................
29
LAMPIRAN
Formulir Insiden keselamatan Pasien
SPO Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien
SPO Alur Pelaporan Insiden Internal
SPO Analisis Grading Matriks
BAB I
PENDAHULUAN
Keselamatan (safety) telah menjadi issue global termasuk juga untuk rumah
sakit. Ada lima (5) issue penting yang terkait dengan keselamatan (safety) rumah
sakit, yaitu : keselamatan pasien (patient safety), keselamatan pekerja atau petugas
kesehatan, keselamatan bangunan dan peralatan di rumah sakit yang bisa berdampak
terhadap keselamatan pasien dan petugas, keselamatan lingkungan (green
productivity) yang berdampak terhadap pencemaran lingkungan dan keselamatan
“bisnis” rumah sakit yang terkait dengan kelangsungan hidup rumah sakit.
Kelima aspek keselamatan tersebut sangatlah penting untuk dilaksanakan di
setiap rumah sakit. Namun, harus diakui kegiatan institusi rumah sakit dapat berjalan
apabila ada pasien, karena itu Keselamatan Pasien merupakan prioritas utama untuk
dilaksanakan dan hal tersebut terkait dengan isu mutu dan citra perumah-sakitan.
Harus diakui, rumah sakit adalah lembaga yang kompleks yang memiliki tugas
utama memberikan pelayanan kesehatan. Rumah sakit dalam memberikan pelayanan
kesehatan selalu dituntut untuk berkualitas dan dilakukan oleh staf professional dan
dedikatif. Dirumah sakit terdapat ratusan macam obat, ratusan tes dan prosedur,
banyak alat dengan tehnologinya, bermacam jenis tenaga profesi dan non profesi
yang siap memberikan pelayanan pasien 24 jam terus menerus. Keberagaman dan
kerutinan pelayanan tersebut apabila tidak dikelola dengan baik dapat terjadi KTD.
Di Indonesia data tentang KTD dan kejadian nyaris cidera (near miss) masih
langka, namun dilain pihak terjadi peningkatan tuduhan mal praktek yang belum
tentu sesuai dengan pembuktian akhir. Dalam rangka meningkatkan keselamatan
pasien di rumah sakit maka Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia telah
mengambil inisiatif untuk membentuk Tim Keselamatan Pasien Rumah Sakit
(TKPRS). Komite tersebut telah aktif melaksanakan langkah-langkah persiapan
pelaksanaan kesehatan pasien rumah sakit dengan mengembangkan laboratorium
program keselamatan pasien rumah sakit.
Mengingat keselamatan pasien sudah menjadi tuntutan masyarakat maka
pelaksanaan program keselamatan pasien rumah sakit perlu dilakukan.Karena itu,
diperlukan acuan yang jelas untuk melaksanakan keselamatan pasien tersebut.
BAB II
TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS
A. Tujuan Umum
Menurunnya Insiden Keselamatan Pasien (KPC, KNC, KTC, KTD dan
Sentinel) dan meningkatnya mutu pelayanan dan keselamatan pasien.
B. Tujuan Khusus
1. Rumah Sakit (Internal)
a. Terlaksananya system pelaporan dan pencatatan insiden keselamatan pasien
di rumah sakit.
b. Diketahui penyebab insiden keselamatan pasien sampai pada akar masalah
c. Didapatkannya pembelajaran untuk perbaikan asuhan kepada pasien agar
dapat mencegah kejadian yang sama dikemudian hari
2. KKPRS (Eksternal)
a. Diperolehnya data/peta nasional angka keselamatan pasien (KPC, KNC,
KTC, KTD dan Sentinel).
b. Diperolehnya pembelajaran untuk meningkatkan mutu pelayanan dan
keselamatan pasien bagi rumah sakit lain.
c. Ditetapkannya langkah-langkah praktis Keselamatan Pasien untuk rumah
sakit di Indonesia.
BAB III
DEFINISI
A. Keselamatan / Safety
Bebas dan bahaya atau risiko (hazard)
B. Hazard / Bahaya
Adalah suatu “Keadaan, Perubahan atau Tindakan” yang dapat meningkatkan
risiko pada pasien.
a. Keadaan
Adalah semua faktor yang berhubungan atau mempengaruhi suatu
“Peristiwa Keselamatan Pasien / Patient Safety Event, Agent atau Personal”
b. Agent
Adalah substansi, obyek atau sistem yang menyebabkan perubahan.
K. Sentinel
Suatu KTD yang menimbulkan cedera yang serius (mengakibatkan
kecacatan) atau kematian pada pasien, diluar faktor penyakit yang menyertai.
N. Faktor Kontributor
Adalah keadaan, tindakan, atau faktor yang mempengaruhi dan berperan dalam
mengembangkan dan atau meningkatkan risiko suatu kejadian (misalnya pembagian
tugas yang tidak sesuai dengan kebutuhan). Contoh:
a. Faktor kontributor di luar organisasi (eksternal).
b. Faktor kontributor dalam organisasi (internal), mis., tidak adanya prosedur.
c. Faktor kontributor yang berhubungan dengan petugas (kognitif atau perilaku
petugas yang kurang, lemahnya supervisi, kurangnya team work atau
komunikasi).
d. Faktor kontributor yang berhubungan dengan keadaan pasien.
A. Pelaporan Insiden
Banyak metode yang digunakan mengidentifikasi resiko, salah satu caranya
adalah dengan mengembangkan Sistem Pelaporan dan sistem analisis. Dapat
dipastikan bahwa sistem pelaporan akan mengajak semua orang dalam organisasi
untuk peduli akan bahaya/potensi bahaya yang dapat terjadi kepada pasien.
Pelaporan juga penting digunakan untuk memonitor upaya pencegahan terjadinya
error sehingga diharapkan dapat mendorong dilakukannya investigasi selanjutnya.
Mengapa pelaporan insiden penting?
Karena pelaporan akan menjadi awal proses pembelajaran untuk mencegah
kejadian yang sama terulang kembali.
Bagaimana memulainya?
Dibuat suatu system pelaporan insiden di rumah sakit meliputi kebijakan, alur
pelaporan, formulir pelaporan dan prosedur pelaporan yang harus disosialisasikan
pada seluruh karyawan.
Apa yang harus dilaporkan?
Insiden yang dilaporkan adalah kejadian yang sudah terjadi, potensial terjadi
ataupun yang nyaris terjadi.
Siapa yang membuat laporan insiden?
Siapa saja atau semua staf RS / siswa/ mahasiswa praktek yang pertama
menemukan kejadian dan atau yang terlibat dalam kejadian.
Masalah yang dihadapi dalam laporan insiden
Laporan dipersepsikan sebagai ”pekerjaan perawat”
Laporan sering disembunyikan/underreport, karena takut disalahkan
Lapora sering terlambat
Bentuk laporan miskin data karena adanya budaya blame culture
Bagaimana cara membuat laporan insiden (Incident report)?
Karyawan diberikan pelatihan mengenai system pelaporan insiden mulai dari
maksud, tujuan dan manfaat laporan, alur pelaporan, bagaimana cara mengisi
formulir laporan insiden, kapan harus melaporkan, pengertian-pengertian yang
digunakan dalam system pelaporan dan cara menganalisa laporan.
B. Alur Pelaporan Insiden ke Tim KPRS di RS (Internal)
1. Apabila terjadi suatu insiden (KPC, KNC, KTC, KTD dan |Sentinel) di
rumah sakit, wajib segera ditindaklanjuti (dicegah / ditangani) untuk
mengurangi dampak / akibat yang tidak diharapkan.
2. Setelah ditindak Ianjuti, segera buat laporan insidennya dengan mengisi
formulir Laporan Insiden pada akhir jam kerja / shift kepada atasan langsung
(paling lambat 2 x 24 jam); jangan menunda laporan.
3. Setelah selesai mengisi laporan, segera serahkan kepada atasan langsung
pelapor (Atasan langsung disepakati sesuai keputusan Manajemen :
Supervisor/ Kepala Bagian / Instalasi / departemen / unit, Ketua Komite
Medis/ Ketua SMF).
4. Atasan Iangsung akan memeriksa laporan dan melakukan grading resiko
terhadap insiden yang dilaporkan.
5. Hasil grading akan menentukan bentuk investigasi dan analisa yang akan
dilakukan sebagai berikut (Pembahasan lebih lanjut lihat pembahasan Bab
III).
a. Grade Biru : Investigasi sederhana oleh Atasan Langsung, waktu
maksimal 1 minggu.
b. Grade Hijau : Investigasi sederhana oleh Atasan Langsung, waktu
maksimal 2 minggu.
c. Grade Kuning : Investigasi komprehensif/Analisis akar masalah /RCA
oleh Tim KPRS di RS, waktu maksimal 45 hari.
d. Grade Merah : Investigasi komprehensif/Analisis akar masalah / RCA
oleh Tim KPRS di RS, waktu maksimal 45 hari.
6. Setelah selesai melakukan investigasi sederhana, laporan hasil investigasi dan
laporan insiden dilaporkan ke Tim KPRS di RS.
7. Tim KPRS di RS akan menganalisa kembali hasil Investigasi dan Laporan
insiden untuk menentukan apakah perlu dilakukan investigasi lanjutan (RCA)
dengan melakukan Regrading.
8. Untuk grade Kuning / Merah, Tim KPRS di RS akan melakukan Analisis
Akar Masalah/Root Cause Analysis (RCA).
9. Setelah melakukan RCA, Tim KPRS di RS akan membuat laporan dan
Rekomendasi untuk perbaikan serta “Pembelajaran” berupa: Petunjuk/Safety
alert untuk mencegah kejadian yang sama terulang kembali.
10. Hasil RCA, rekomendasi dan rencana kerja dilaporkan kepada Direksi.
11. Rekomendasi untuk “Perbaikan dan Pembelajaran” diberikan umpan balik
kepada unit kerja terkait.
12. Unit Kerja membuat analisis dan trend kejadian di satuan kerjanya masing -
masing.
13. Monitoring dan evaluasi perbaikan oleh tim KPRS di RS.
TabeI 2
Penilaian Probabilitas / Frekuensi / Likelihood
Setelah nilai Dampak dan Probabilitas diketahui, dimasukkan dalam Tabel
Matriks Grading Risiko untuk menghitung skor risiko dan mencari warna Bands
risiko.
a. Skor Risiko
b. Bands Risiko
Band risiko adalah derajat risiko yang digambarkan dalam empat warna
yaitu : Biru, Hijau, Kuning dan Merah. Warna Bands akan menentukan
Investigasi yang akan dilakukan: (Tabel 3). Warna Bands : Hasil pertemuan
antara nilai dampak yang diurut kebawah dan nilai probabilitas yang diurut ke
samping kanan.
Bands Biru dan Hijau : Investigasi sederhana
Bands Kuning dan Merah : Investigasi Komprehensif / RCA
Contoh :
Pasien jatuh dan tempat tidur dan meninggal, kejadian seperti ini di RS X terjadi
pada 2 tahun yang lalu.
Nilai Dampak : 5 (katastropik) karena pasien meninggal.
Nilai Probabilitas : 3 (mungkin terjadi) karena pernah terjadi 2 tahun lalu
Skor Risiko : 5 x 3 = 15
Warna Bands : merah (ekstrim)
TabeI 3
Matriks Grading Risiko
Tabel 4
Tindakan
Cukup dikelola Pimpinan atau Ulasan yang Ulasan dan
dengan prosedur / manajer klinis terperinci dan tindakan yang
SPO harus menilai tindak lanjut yang segera
konsekuensi mendesak harus diperlukan pada
terhadap resiko dilaksanakan oleh tingkat direksi.
biaya pihak manajemen Direktur harus
menindaklanjuti senior diinformasikan
risiko
Tabel 5
Tabel Asesmen Risiko
BAB VI
PETUNJUK PENGISIAN
LAPORAN INSIDEN KESELAMATAN PASIEN (IKP)
(INTERNAL DAN EKSTERNAL)
II RINCIAN KEJADIAN
1. Tanggal dan waktu insiden
Diisi tanggal dan waktu saat insiden (KTD / KNC) terjadi.
Buat prosedur pelaporan agar tanggal dan waktu insiden tidak lupa :
insiden harus dilaporkan paling lambat 2x24 jam atau pada akhir jam
kerja / shift.
2. Insiden
Diisi insiden misalnya : Pasien jatuh, salah identifikasi pasien, salah
pemberian obat, salah dosis obat, salah bagian yang dioperasi, dll.
3. Kronologis insiden
Diisi ringkasan insiden mulai saat sebelum kejadian sampai terjadinya
insiden.
Kronologis harus sesuai kejadian yang sebenarnya, bukan pendapat
/asumsi pelapor.
4. Jenis insiden
Pilih salah satu insiden keselamatan pasien (IKP): KTD/KNC
5. Orang pertama yang melaporkan insiden
Pilih salah satu pelapor yang paling pertama melaporkan terjadinya
insiden
Mis: Petugas/keluarga pasien, dll
6. Kejadian terjadi pada
Jika insiden terjadi pada pasien : laporkan kepada KKP-RS
Jika insiden terjadi pada karyawan/keluarga pasien/pengunjung,
dilaporkan internal, ke tim K3RS.
7. Insiden menyangkut pasien :
Pilih salah satu: rawat inap/pasien rawat jalan/pasien UGD
8. Tempat / Lokasi
Tempat pasien berada, mis: ruang rawat inap, ruang rawat jalan, UGD
9. Insiden sesuai kasus penyakit / spesialisasi
Pasien dirawat oleh spesialisasi? (pilih salah satu)
Bila kasus penyakit/spesialisasi lebih dari satu, pilih salah satu yang
menyebabkan insiden
Misalnya : pasien gastritis kronis dirawat oleh internis,
dikonsulkan ke bedah dengan susp. Appendicitis. Saat
appendictomy terjadi insiden, tertinggal kassa maka penanggung
jawab kasus adalah bedah.
Bila dirawat oleh dokter umum: isi lain-lain : umum
10. Unit /departemen yang menyebabkan insiden
Adalah unit/departemen yang menjadi penyebab terjadinya insiden.
Contoh 1 : Pasien DHF ke UGD, diperiksa laboratorium, ternyata
hasilnya salah
Interpretasi.
Insiden : salah hasil lab pada pasien DHF
Jenis Insiden : KNC ( tidak terjadi cidera)
Tempat/lokasi : UGD
Spesialisasi : Kasus penyakit dalam
Unit penyebab : laboratorium
Contoh 2 : Pasien anak berobat ke poliklinik diberikan resep, ternyata
kesalahan pemberian obat oleh petugas farmasi. Hal ini diketahui
setelah pasien pulang, Ibu pasien kembali ke Farmasi untuk
menyanyakan obat tersebut.
Interpretasi.
Insiden : salah pemberian obat untuk pasien anak
Jenis Insiden : KNC (tidak terjadi cedera)
Tempat/lokasi : Farmasi
Spesialisasi : kasus anak
Unit penyebab : farmasi
Contoh 3 : Pasien THT akan dioperasi tlinga kiri ternyata yang
dioperasi telinga kanan. Hal ini terjadi karena tidak dilakukan
pengecekan ulang bagian yang akan dioperasi oleh petugas kamar
operasi.
Interpretasi.
Insiden: salah bagian yang dioperasi telinga kiri seharusnya kanan
Jenis Insiden : KTD (terjadi cedera)
Tempat/lokasi : Kamar Operasi
Spesialisasi : kasus THT
Unit penyebab : Instalasi bedah
11. Akibat insiden
Pilih salah satu : (Lihat tabel matrik grading resiko)
Kematian: jelas
Cedera irreversible/ cedera berat : Kehilangan fungsi motorik,
sensorik atau psikologis secara permanen. Misalnya : Lumpuh,
cacad.
Cedera irreversible/ cedera sedang : Kehilangan fungsi motorik,
sensorik atau psikologis tidak permanen. Misalnya : luka robek.
Cedera ringan : Cedera /luka yang dapat diatasi dengan
pertolongan pertama tanpa harus dirawat misalnya luka lecet.
Tidak ada cedera, tidak ada luka
12. Tindakan yang dilakukan segera setelah insiden
Ceritakan penanganan/tindakan yang saat itu dilakukan agar insiden
yang sama tidak terulang lagi
13. Tindakan dilakukan oleh :
Pilih salah satu :
Bila dilakukan oleh tim : sebutkan timnya terdiri dari siapa saja.
Misalnya : dokter, perawat.
Bila dilakukan petugas lain : sebutkan missal : analisis, asisten
apoteker, radiografer, bidan.
14. Apakah insiden yang sama terjadi di unit kerja lain?
Jika ya, lanjutkan dengan mengisi pertanyaan dibawahnya :
Waktu kejadian : isi dalam bulan/tahun
Tindakan yang telah dilakukan pada unti kerja tersebut untuk
mencegah terjadinya kejadian yang sama. Jelaskan.
15 laboratorium/pat a. Pengambilan /
ologi pick up
b. Transport
c. Sorting
d. Data entry
e. Processing
f. Verifikasi /
validasi
g. Hasil
Contoh :
Insiden : salah pemberian obat (IM menjadi IV)
Tipe insiden : medikasi
Sub tipe insiden : proses pemberian medikasi: salah pemberian
Masalah : salah rute pemberian
Insiden : pasien jatuh dari tempat tidur
Tipe insiden : jatuh
Sub tipe insiden : tipe jatuh/slip/ terpeleset
Keterlibatan saat jatuh : toilet
Insiden : tertukar hasil pemeriksaan laboratorium
Tipe insiden : laboratorium
Sub tipe insiden : hasil
Contoh :
Pasien mengalami luka bakar saat dilakukan fisioterapi. Petugas
fisioterapi adalah petugas yang baru bekerja di RS X. hasil investigasi
ditemukan:
1. Penyebab langsung (direct/ proximate/ immediate cause)
Peralatan/sarana/prasarana : intensitas berlebihan pada alat
tranducer
Petugas : fisioterapis kurang memahami penggunaan alat
2. Akar penyebab masalah (underlying root cause)
Peralatan/ sarana/ prasarana: manajemen pemeliharaan/
maintenance alat tidak ada
Manajemen (diklat) : tidak pernah diberikan training dan orientasi
3. Rekomendasi/ Solusi
Bisa dibagi atas:
Jangka pendek
Jangka menengah
Jangka panjang
BAB VI
Insiden/
risiko
Grading
Buku
laporan
kronologi K3RS
Biru / Merah /
Analisa/
hijau kuning Laporan
Form
insiden / Non K3RS
risiko 2x24 Investigasi
jam sederhana
Rumah Sakit
Tangani Rekomendasi
segera
Analisa /
Regrading FMEA
Risk
Register RCA
Ruangan
Pembelajaran /
Keputusan
Rekomendasi / Kebijakan
ALUR PELAPORAN INSIDEN
Feedback
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Formulir Insiden Keselamatan Pasien
Nama : .................................................................................................................
1. Umur* :
0-1 bulan
> 1 tahun – 5 tahun
> 15 tahun – 30 tahun
> 65 tahun
> 1 bulan – 1 tahun
> 5 tahun – 15 tahun
> 30 tahun – 65 tahun
> 65 tahun
2. Jenis kelamin : Laki-laki Perempuan
Pembuat Laporan :
Paraf :
Laporan ini hanya dibuat jika timbul kejadian yang menyangkut pasien.
Laporan bersifat anonim, tidak mencantumkan nama, hanya diperlukan
rincian kejadian, analisa penyebab dan rekomendasi.
Pemerintah
TNI /POLRI
Privat
BUMN / BUMD
RS BMC
RS Khusus:
RS Mata
RS Orthopedi
RS Jantung
RS Jiwa
Propinsi (lokasi
RS): ............................................................................................................
1. Umur *
0-1 bulan
> 1 tahun – 5 tahun
> 15 tahun – 30 tahun > 65 tahun
> 1 bulan – 1 tahun
> 5 tahun – 15 tahun > 30 tahun – 65 tahun
2. Jenis kelamin:
Laki-laki Perempuan
V. RINCIAN KEJADIAN
3. Kronologis Insiden
..................................................................................................................... ........
............................................................................................................. ........
.............................................................................................................
4. Jenis Insiden* :
Pengunjung
Lain-lain...................................................................................(sebutkan)
Pasien
Lain-lain ..................................................................................(sebutkan)
Mis : karyawan / Pengunjung / Pendamping / Keluarga pasien, lapor ke
K3 RS.
Pasien UGD
Lain-lain ..................................................................................(sebutkan)
8. Tempat Insiden
Lokasi kejadian ............................................................................(sebutkan)
Lain-lain ..................................................................................(sebutkan)
Perawat
14. Apakah kejadian yang sama pernah terjadi di Unit Kerja lain?*
Ya Tidak
Kapan ? dan Langkah / tindakan apa yang telah diambil pada Unit kerja
tersebut
g. Faktor Pasien
h. Faktor Komunikasi
1. Penyebab langsung (Direct / Proximate/ Immediate
Cause) ...........................................................................................................................
........................................................................................................................... ............
............................................................................................................... ........................
...................................................................................................
Why ?
……………… ………………………… ………………………
……………………… …………………………………………
……………………… …………………
……………………………
……………………………
…
Rekomendas
… ……………………………
…………………………………………
…………………
n
Tindaka
………………… ……………………………
………………… ……………………………
Lembar Investigasi Sederhana
LEMBAR KERJA INVESTIGASI SEDERHANA
UNTUK BANDS RISIKO BIRU/HIJAU
Manajer/KepalaBagian/Kepala Unit
1. PENYEBAB LANGSUNG:
INDIVIDU:
contoh:
JANGKA PENDEK : Pasang tanda keselamatan contoh: jalan keluar saat
kebakaran, pindahkan alat
JANGKA MENENGAH : Persiapkan & gunakan penilaian risiko, prosedur, rujuk
ke K-3
JANGKA PANJANG : Implementasi program pelatihan, mengembangkan
kebijakan, menggunakan alat alternatif
SPO Pelaporan Inasiden Keselamatan Pasien
TATA CARA/PROSEDUR
RS BMC
PELAPORAN INSIDEN KESELAMATAN PASIEN
Direktur RS BMC
SPO
Pengertian Insiden Keselamatan Pasien ( IKP ) adalah setiap kejadian yang tidak
disengaja dan tidak diharapkan yang dapat mengakibatkan atau
berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien.
Kesalahan yang mengakibatkan IKP dapat terjadi pada :
1. Diagnostik : kesalahan atau keterlambatan diagnosis
2. Treatment : kesalahan pada operasi, prosedur atau tes, pelaksanaan
terapi
3. Preventive : tidak memberikan terapi profilaktif, monitoring atau
follow
up yang tidak sesuai pada suatu pengobatan
4. Other : gagal melakukan komunikasi, gagal alat atau sistem lain
Tujuan 1. Terlaksananya sistem pencatatan dan pelaporan insiden keselamatan
pasien
2. Diketahui penyebab insiden keselamatan pasien sampai pada akar
masalah
3. Untuk memperoleh data / angka insiden keselamatan pasien
4. Upaya pencegahan terjadinya kejadian / insiden keselamatan pasien
berikutnya
5. Didapatkannnya pembelajaran untuk perbaikan asuhan kepada
pasien
Kebijakan 1. Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit tentang pembentukan Tim
Keselamatan Pasien Rumah Sakit di RS BMC
2. Surat Peraturan Direktur Tentang Pemberlakuan Buku Panduan
Pencatatan Dan Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien (IKP) Di
Rumah Sakit Medika Canti
Prosedur 1. Laporkan segera kejadian IKP (KTD, KNC, KPC, KTD, Sentinel)
kepada TKPRS RS BMC, pelaporan wajib dilakukan oleh staf yang
melihat/mengetahui insiden tersebut.
2. Buat laporan secara tertulis dengan menggunakan formulir yang
tersedia atau dapat membuat laporan di TKPRS RS BMC paling
lambat 2 x 24 jam
3. Laporankan segera insiden saat kejadian berlangsung untuk
pencegahan cedera atau pertolongan segera kepada dokter yang
sedang bertugas.
5. Laporan tidak boleh difotokopi hanya disimpan dikantor di TKPRS
RS BMC. Laporan tidak boleh disimpan di file ruangan perawatan
atau di status pasien
4. Contoh hal yang perlu dilaporkan : salah diagnosa dan berakibat
buruk bagi pasien, kejadian yang terkait dengan pembedahan,
kejadian yang terkait pengobatan dan prosedur, kejadian yang
terkait dengan darah dan obat, kejadian yang terkait dengan IV,
follow up yang tidak memadai, berpotensi menyebabkan pasien
jatuh/ pasien sudah terjatuh, dan kejadian lain yang berpotensi
menyebabkan cedera atau menyebabkan cedera pada pasien
Unit terkait Seluruh unit – unit pelayanan dan tindakan kesehatan
SPO Alur Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien Internal
Direktur RS BMC
SPO
Pengertian Proses pelaporan secara tertulis setiap Kejadian Potensial Cedera (KPC),
(Kejadian Nyaris Cidera (KNC), Kejadian Tidak Cedera (KTC), Kejadian
Tidak Diharapkan (KTD) dan Kejadian Sentinel yang menimpa pasien
terjadi di rumah sakit dan dilaporkan ke TKPRS RS BMC secara internal.
Tujuan Mempermudah proses pelaporan KNC, KTC, KPC, KTD dan Sentinel di
lingkungan Rumah Sakit Medika Canti .
ANALISA GRADING
RS BMC
No. Dokumen : Revisi: Halaman :
---- 1 1 /4
Tanggal Terbit: Ditetapkan di Bangli
Pengertian Analisa grading adalah suatu kegiatan untuk menentukan tingkat grading
suatu insiden dengan menentukan level bands. Level bands diperoleh
dengan menganalisis insiden dengan membandingkan analisis grading
dampak/konsekuensi/severity dengan analisis grading
probabilitas/frekuensi dalam gading matrik assesmen.
b) Dari laporan (KNC, KTC, KTD dan Sentinel) nilai dampak yang
terjadi.
c) Deskripsikan dan scoring tingkat risiko mengguakan tabel Grading
Dampak/Konsekuensi/Severity
- Bila dampak tidak ada cedera, Deskripsi tidak signifikan score 1
(warna biru).
- Bila dampak cedera ringan dan dapat diatasi dengan pertolongan
pertama ; Deskripsi minor = score 2 (warna hijau).
- Bila dampak cedera sedang, berkurang fungsi
motorik/sensorik/psikologis atau intelektual, tidak berhubungan
dengan penyakit ; deskripsi Moderat = score 3 (warna kuning).
- Bila dampak cedera luas, kehilangan fungsi
motorik/sensorik/psikologis atau intelektual (irreversible) ;
Deskripsi mayor = Score 4 (warna kuning).
- Bila dampak kematian yang tidak berhubungan dengan
perjalanan penyakit ; Deskripsi Katastropik = Score 5 (warna
kuning).
d) Masukkan hasil scoring yang di dapat pada tabel Grading Matrik
Assasment
2. Lakukan Analisa Grading Probabilitas/Frekuensi (oleh ka/ Waka
Unit)
a) Siapkan tabel Grading Probabilitas/Frekuensi
Level CONTOH DESKRIPSI
b) Tetapkan Score frekuensi pada kolom kiri dan hasil grading dampak
di kolom kanan
c) Hitung hasil score dan tetapkan warna risiko
- 1x1 ; 1x2 ; 2x1 ; 2x2 ; dan 3x1 adalah biru (Risiko Rendah).
- 1x3 ; 2x3 ; 3x2 ; 4x1 ; 4x2 ; 5x1 ; 5x2 adalah hijau (Risiko
Moderat).
- 1x4 ; 2x4 ; 3x3 ; 4x3 ; 5x3 adalah kuning (Risiko Tinggi).
- 1x5 ; 2x5 ; 3x4 ; 3x5 ; 4x4 ; 4x5 ; 5x4 ; 5x5 adalah merah
(Risiko Ekstrim).
d) Hasil analisis ini adalah level bands
e) Lanjutkan langkah grading berdasarkan hasil grading risiko
4. Lakukan Level Bands (oleh ka/ Waka Unit)
a) Siapkan Tabel Level Bands
b) Lihat level bands hasil analisis grading matrik assasment
c) Lakukan tindakan berdasarkan bans risiko sebagai berikut:
Grade Biru : Investigasi sederhana oleh
Ka/Waka unit terkait, waktu
maksimal 1 minggu
Grade Hijau : Investigasi sederhana oleh
Ka/Waka unit terkait, waktu
maksimal 2 minggu.
Grade kuning : Investigasi komprehensif/analisis
akar masalah / RCA oleh TKPRS
di RS, waktu maksimal 45 hari.
Grade merah : Investigasi komprehensif/analisis
akar masalah / RCA oleh TKPRS
di RS, waktu maksimal 45 hari.