Anda di halaman 1dari 18

CRITICAL JURNAL REVIEW

“LISTRIK DINAMIS”
DOSEN: YENI MEGALINA, S.Pd., M.Si.

Oleh:

Nama: Yulia Sahana Samosir

Nim: 4193131048

Kelas: Kimia Dik C 2019

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkatNya sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas ini. Tak lupa juga saya mengucapkan terima kasih kepada dosen kami yang telah memberi
kesempatan kepada saya untuk membuat makalah ini. Adapun maksud dan tujuan dari pembuatan makalah ini
adalah untuk memenuhi mata kuliah FISIKA UMUM. Banyak sekali kesalahan yang kita temukan
dalam makalah ini, terlebih cara penulisan dan bahasa yang penulis gunakan. Untuk itu penulis memohon maaf
atas kesalahan kata-kata yang mungkin kurang berkenan untuk dibaca.

Akhir kata penulis ucapkan terima kasih kepada semua rekan-rekan yang telah memberi motivasi kepada
penulis dalam menyelesaikan makalah ini. Penulis berharap makalah ini dapat berguna bagi semua orang.

Medan, 1 Oktober 2019

Yuli Sahana Samosir


4193131048
BAB I
ABSTRAK
Penelitian ini membahas tentang perancangan media pembelajaran listrik statis dan dinamis berbasis android.
Media pembelajaran yang dirancang berisi materi listrik statis dan dinamis yang bersifat abstrak dan tidak bisa
dilihat secara kasat mata. Materi tersebut digambarkan secara nyata dan mudah dipahami oleh perserta didik.
Metode yang digunakan dalam perancangan media pemebelajaran adalah SDLC (System Development Life
Cycle) Waterfall. Perancangan media pembelajaran menggunakan proses UML (Unified Modelling Language)
dengan Use case diagram, flowchart dan selanjutnya dikembangkan menggunakan tool Adobe Flash CS6. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa media pembelajaran listrik statis dan dinamis berbasis android mudah
digunakan bagi peserta didik dan guru dalam proses pembelajaran.
PENDAHULUAN

Seiring dengan berkembangnya arus globalisasi, dunia mengalami perubahan teknologi menuju pada kemajuan
zaman dimana diciptakannya teknologi yang memudahkan kegiatan manusia. Salah satunya adalah dengan
berkembangnya smartphone. Di Indonesia sendiri dikutip dari kemenperin.go.id mengatakan bahwa
pertumbuhan ponsel di Indonesia mencapai 62% per tahun dan smartphone dengan OS Android mencapai 50-
60 %.

Di kalangan pelajar dan guru sendiri smartphone sebagian besar hanya digunakan untuk mengakses jejaring
sosial seperti facebook dan twitter dan belum mengambil peranan penting di bidang pendidikan. Salah satu
peranan mobile dalam pendidikan yaitu penggunaan mobile learning sebagai media pendukung
pembelajaran. Berdasarkan observasi yang dilakukan dibeberapa SMK yang ada di kota Padang, kebanyakan
siswa dan guru memanfaatkan smartphone hanya sebatas untuk telepon, SMS, memutar lagu atau video,
mengakses sosial network facebook, twitter, BBM, bahkan bermain game. Siswa masih terpaku pada
pembelajaran tatap muka di kelas, jarang melakukan pembelajaran secara mandiri di luar sekolah.

Oleh karena itu, mobile learning berbasis android diharapkan menghasilkan media pendukung pembelajaran
mandiri bagi siswa, karena teknologi yang berbasis online sangat efektif digunakan dalam pembelajaran. Media
pembelajaran dapat membantu siswa dalam memahami dan mengaplikasikan konsep pembelajaran, sehingga
tujuan pembelajaran dapat dicapai oleh siswa. Mobile learning merupakan bagian dari media pembelajaran.
Media pembelajaran mempunyai peranan penting yang digunakan oleh guru untuk menyampaikan materi
pembelajaran.

Mobile learning dijelaskan dengan berbagai cara, namun deskripsi ini semua mempertimbangkan perhubungan
antara bekerja dengan perangkat mobile dan terjadinya pembelajaran: proses belajar dimediasi oleh perangkat
mobile.

Pembelajaran Listrik Statis dan Dinamis merupakan pembelajaran yang berisi tentang materi-materi yang
bersifat abstrak, oleh karena itu guru membutuhkan bantuan media dalam mengkongkritkan materi yang
bersifat abstrak tersebut sehingga dapat diterima dengan baik dan jelas oleh peserta didik. Oleh karena itu,
peneliti merancang sebuah media pembelajaran berbasis android, sebagai suplemen pembelajaran dalam
membantu guru untuk menyampaikan materi pembelajaran, mobile learning ini pun dapat membantu siswa
belajar dimanapun dan kapanpun mereka mau dan tidak terpaku dengan pembelajaran tatap muka disekolah
saja.
METODE

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah SDLC (System Development Life Cycle) Waterfall.
Metode ini memiliki pendekatan secara sisitematis mulai dari analisis kebutuhan sistem lalu analisis, desain
coding, testing dan maintance, didalam pendekatan ini harus dilakukan secara berurut mulai dari tahap awal
sampai akhir.

Gambar.1 Metode SDLC Waterfal (Sumber: Dimodifikasi dari Al Fatta, 2007)

Berikut flowchart yang menggambarkan alur penelitian dari penelitian ini

Gambar 2. Flowchart Penelitian


Skor hasil analisis terhadap kepraktisan oleh siswa dan guru dikelompokkan dalam kategori sebagai berikut :

Tabel 1. Kategori Kepraktisan


No Tingkat Kategori
Pencapaian(%)
11 81-100 Sangat
praktis
22 61-80 Praktis
23 41-60 Cukup
Praktis
24 21-40 Kurang
Praktis
55 0-20 Tidak
Praktis
HASIL DAN PEMBAHASAN

Perancangan media pembelajaan ini diawali dengan analisis kebutuhan system, selanjutnya dilanjutkan dengan
merancang desain interface aplikasi, lalu diimplementasikan dalam pembuatan system (coding) media
pembelajaran, dan selanjutnya dilakukan pengujian kepada siswa dan guru yang akan menggunakan media
pembelajaran listrik statis dan dinamis berbasis android.

Berikut hasil dari hasil pembuatan media pembelajaran listrik statis dan dinamis berbasis android

1. Halaman Splash
Halaman Splash merupakan halaman awal media pembelajaran yang tayang dalam beberapa detik sebelum
kehalaman utama. Halaman ini berisi logo dan nama aplikasi.

Gambar 3. Halaman Splash

2. Halaman Menu Utama


Tampilan halaman menu terdapat menu materi yang berisi tentang materi listrik statis dan materi listrik
dinamis didalam menu materi akan terdapat sub materi tentang rincian materi listrik statis dan dinamis.

Pada halaman ini terdapat enam tombol navigasi. Fungsi masing-masing tombol dijelaskan pada poin-poin
berikut.

a. Tombol next. Tombol navigasi ini digunakan untuk menuju ke halaman berikutnya.
b. Tombol back.Tombol navigasi ini digunakan untuk menuju ke halaman sebelumnya.
c. Tombol materi. Tombol navigasi ini digunakan untuk menuju kehalaman materi
d. Tombol latihan. Tombol navigasi ini digunakan untuk menuju kehalaman latihan
e. Tombol bantuan. Tombol navigasi ini digunakan untuk menuju kehalaman bantuan.
f. Tombol tentang. Tombol navigasi ini digunakan untuk menuju kehalaman bantuan
Tampilan menu latihan akan berisi latihan-latihan soal yang dapat mengevaluasi kemampuan peserta
didik tentang listrik statis dan listrik dinamis, untuk tampilan menu bantuan berisi tentang bantuan
penggunaan aplikasi listrik statis dan listrik dinamis.
Gambar 4. Halaman Menu

3. Halaman Sub Menu Materi


Halaman Sub Menu materi merupakan bagian dari listrik statis dan listrik dinamis, pada halaman ini akan
ada pembagian dari sub indikator seperti hukum ohm, hukum coloum dan lain-lain

Gambar 5. Halaman Sub Menu


Materi

4. Halaman Materi
Halaman materi berisikan materi dari listrik statis dan listrik dinamis, pada halaman materi dijelaskan tentang
listrik statis dan dinamis dengan bahasa yang mudah dipahami oleh peserta didik sehingga peserta didik lebih
mudah paham tentang konsep listrik statis dan listrik dinamis.
Gambar 6. Halaman Materi

5. Halaman Latihan
Halaman laitihan berupa evaluasi terhadap peserta didik, evaluasi yang digunakan adalah pertanyaan objektif
yang ddidalamnya sudah terdapat pilihan jawaban yang bisa dipilih oleh peserta didik.

Gambar 7. Latihan

6. Halaman Bantuan
Halaman bantuan berisi tentang bagaimana cara penggunaan aplikasi listrik statis dan dinamis jika terdapat
keraguan bagi pengguna dalam menggunakan aplikasi listrik statis dan dinamis.

Gambar 8. Latihan
Tabel 2. Data Hasil Kemudahan media menurut Respon Guru
Persentase
Aspek
No penilaian Kategori
Penilaian
P1 P2 Rata2
Sangat
1 Teknis 96 96 96
Praktis
Sangat
2 Isi 95 94 94.5
Praktis
Sangat
3 Desain 94 90 92
Praktis
Sangat
Rata-rata 94
Praktis

P1 = Praktisi 1, P2 = Praktisi 2

Tabel 3. Rekapitulasi praktikalitas Berdasarkan Respon Siswa

Persentase
No Aspek Penilaian Kategori
penilaian
1 Kemudahan 85 Sangat
Praktis
2 Motivasi 86 Sangat
Praktis
3 Kemenarikan 88 Sangat
Praktis
4 Kebermanfaatan 89 Sangat
Praktis
Rata-rata 87 Sangat
Praktis
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran listrik statis dan dinamis mudah atau
praktis digunakan oleh guru dan siswa.
KESIMPULAN

Berdasarkan perancangan dan pembuatan media pembelajaran listrik statis dan dinamis berbasis android
maka dapat simpulkan bahwa :

1. Media pembelajaran listrik statis dan dinamis berbasis android telah dikembangkan secara baik mulai dari
proses analisis kebutuhan, perancangan desain, pembuatan dan pengujian terhadap media yang
telah dibuat

2. Media pembelajaran listrik statis dan dinamis berbasis android bersifat mudah digunakan oleh guru dan
siswa dalam proses pembelajaran.
BAB II
ABSTRAK

Virtual Laboratory (virtual lab) merupakan salah satu produk unggulan hasil kemajuan teknologi informasi dan
laboratorium. Pembelajaran berbasis virtual lab dapat dijadikan sebagai alternatif pengganti untuk
mengeliminasi keterbatasan perangkat laboratorium. Materi listrik dinamis merupakan materi dasar yang perlu
dipahami oleh peserta didik, dan saat ini ilmu fisika merupakan sala satu pelajaran yang dianggap sukar
dipahami oleh peserta didik. Dalam pembelajaran fisika diperlukan penjelasan pada tingkat visualisasi guna
meningkatan penguasaan konsep peserta didik. Untuk itu, diperlukan upaya pengembangan model pembelajaran
yang dapat menjelaskan secara visual fenomena yang terjadi dalam ilmu fisika. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui sejauh mana pembelajaran berbasis virtual lab dapat meningkatkan penguasaan konsep dalam
materi listrik dinamis. Pembelajaran berbasis virtual lab dilakukan dengan pengerjaan modul praktikum listrik
dinamis yang dikerjakan dengan menggunakan bantuan software Phet Circuit Construction Kit AC and DC.
Metoda penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kuasi eksperimen dengan desain pretes-postes
dengan menggunakan kelompok kontrol (Control Group Pretest-posttest
Design).

Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) pembelajaran berbasis virtual lab dapat meningkatkan penguasaan
konsep mahasiswa pada topik listrik dinamis. Rata-rata perolehan gain ternormalisasi (N- Gain) yang
menggambarkan peningkatan hasil belajar adalah sebesar 0,23 dengan N-Gain tertinggi 0,45; dan N-Gain
terendah 0,07; sehingga rentang N-Gain antara 0,45–0,07 dan berada pada kategori rendah, (2) metoda
pembelajaran virtual lab dapat dijadikan alternatif untuk mengatasi keterbatasan peralatan praktikum, (3)
mahasiswa memberikan respon baik terhadap pembelajaran berbasis virtual lab.
PENDAHULUAN
Pembelajaran berbasis Virtual Laboratorium (virtual lab.) merupakan salah satu produk unggulan hasil
kemajuan teknologi informasi dan laboratorium. Menurut I Ketut Gede Darma Putra (2009), Laboratorium
merupakan tempat bagi peserta didik untuk melakukan eksperimen-eksperimen dari teori yang telah diberikan
di kelas. Fungsi dari eksperimen itu sendiri sebagai penunjang pembelajaran guna meningkatkan pemahaman
peserta didik terhadap suatu materi yang telah dipelajari. Namun karena keterbatasan biaya dalam penyedian
peralatan labolatorium dan biaya operasional labolatorium yang mahal maka pembelajaran berbasis virtual lab
dapat dijadikan sebagai alternatif pengganti untuk mengeliminasi keterbatasan perangkat laboratorium tersebut.

Dalam kegiatan pembelajaran, pengajar sebaiknya membantu peserta didik untuk mengembangkan
pemahamannya dengan memberikan: arahan dan organisasi untuk belajar, motivasi belajar, penjelasan konsep
yang tidak mudah dipelajari sendiri oleh peserta didik, kegiatan yang dapat membantu peserta didik mengenali
(menyadari) dan memperbaiki miskonsepsi, dan kesempatan untuk memberi arahan dalam pemecahan masalah.
Materi listrik dinamis merupakan materi dasar yang perlu dipahami oleh peserta didik, dan saat ini ilmu fisika
merupakan sala satu pelajaran yang dianggap sukar dipahami oleh peserta didik. Dalam pembelajaran fisika
diperlukan penjelasan pada tingkat visualisasi guna meningkatan penguasaan konsep peserta didik. Untuk itu,
diperlukan upaya pengembangan model pembelajaran yang dapat menjelaskan secara visual fenomena yang
terjadi dalam ilmu fisika. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pembelajaran berbasis virtual
lab dapat meningkatkan penguasaan konsep dalam materi listrik dinamis.
Metode Penelitian

Metoda penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kuasi eksperimen dengan desain pretes-postes dengan
menggunakan kelompok kontrol (Control Group Pretest-posttest Design) Subjek penelitiannya adalah mahasiswa tingkat
dari satu salah satu LPTK di Indonesia yang sedang mengikuti mata kuliah Fisika II yakni sebanyak 41 orang. Kelompok
eksperimen terdiri dari 21 orang sedangkan kelompok kontrol terdiri dari 20 orang. Kelompok eksperimen diberikan
model pembelajaran praktikum virtual lab dan kelompok kontrol dengan model pembelajaran praktikum konvensional.
Pembelajaran berbasis virtual lab dilakukan dengan pengerjaan modul praktikum listrik dinamis yang dikerjakan dengan
menggunakan bantuan software Phet Circuit Construction Kit AC and DC. Data penelitian diperoleh melalui tes
penguasaan konsep pada materi listrik dinamis serta angket tanggapan mahasiswa. Tes yang digunakan berjenis pilihan
berganda sebanyak 23 soal. Peningkatan penguasaan konsep diketahui dari nilal N-Gain yang signifikansi peningkatannya
ditentukan dengan menggunakan uji beda dua rerata skor pretes dan postes. Klasifikasi nilai N-Gain yang digunakan
yaitu tinggi: g > 0,7; sedang: 0,3 < g < 0,7 dan rendah: g < 0,3
Hasil dan Pembahasan Penguasaan Konsep

Gambar 1 menyajikan data pretes, postes dan N-gain penguasaan konsep kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Diperoleh persentase rata-rata nilai pretest 41.14%, postes 56,01% dan N-gain 22,41% (kategori rendah) untuk
kelas eksperimen. Sedangkan untuk kelas kontrol diperoleh nilai rata-rata pretest 53,57%, postest 66,19% dan
N-gain 21,60% (kategori rendah).

Berdasarkan Gambar 1 tersebut, tampak bahwa nilai rata-rata postes dan pretes kelas eksperimen lebih kecil
dibandingkan dengan kelas kontrol. Namun nilai N-Gain kelas eksperimen lebih besar. dibandingkan dengan
kelas kontrol. Secara umum mahasiswa kelas eksperimen mengalami peningkatan penguasaan konsep setelah
mengikuti pembelajaran.

Gambar 1 Prosentasi Penguasaan Konsep Kelas Kontrol dan Eksperimen

Untuk mengetahui peningkatan penguasaan konsep mahasiswa dari tiap-tiap sub pokok bahasan diambil data
pencapaian skor dari tiap-tiap butir soal pada pretes dan postes. Data tersebut selanjutnya dianalisis untuk
melihat peningkatan penguasaan konsep dari masing-masing konsep. Jumlah konsep yang dipelajari siswa
sebanyak 7 konsep yang disebar ke dalam 23 soal evaluasi. Ketujuh konsep tersebut adalah (1) Alat Ukur
Listrik, (2) Hukum Ohm, (3) Hambatan Listrik, (4) Energi dan Daya Listrik, (5) Rangkain Hambatan Seri dan
Paralel, (6) Hukum Kirchoff, (7) GGL dan Tegangan Jepit.

Tabel 1
Porsentasi Mahasiswa yang Menjawab Benar tiap Subkonsep
No Sub Nomor Soal Jumlah Mahasiswa (%)
Pokok
Bahasan Pretest Postest N-Gain
Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol

1 Alat Ukur 1,2 52,38 52,50 88,10 82,50 0,75 0,63


Listrik
2 Hukum 3,4,22 36,51 43,33 41,27 65,00 0,08 0,38
Ohm
3 Hambatan 19,23 23,81 27,50 28,57 10,00 0,06 -0,24
Listrik
4 Energi dan 15,16,17 31,75 50,00 52,38 93,33 0,30 0,87
Daya
Listrik
5 Rangkaian 5,6,7,21 48,81 75,00 71,43 88,75 0,44 0,55
Hambatan
Seri dan
Paralel
6 Hukum 11,12,13,14,18 43,81 47,00 62,86 71,00 0,34 0,45
Kirchoff
7 GGL dan 8,9,10,20 17,86 37,50 15,48 5,00 -0,03 -0,52
Tegangan
Jepit
% Rata-rata 36,42 47,55 51,44 59,37 0,24 0,23

Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa penguasaan konsep siswa pada umumnya mengalami peningkatan setelah
siswa mengikuti pembelajaran, meskipun besar peningkatannya tidak sama. Peningkatan penguasaan konsep
yang paling tinggi pada kelas eksperimen terjadi pada sub pokok bahasan alat ukur listrik yakni sebesar 0,75.
Sedangkan peningkatan penguasaan konsep yang paling rendah terjadi pada sub pokok bahasan GGL dan
tegangan jepit yakni sebesar -0,03. Sedangkan untuk kelas kontrol, peningkatan tertinggi pada sub pokok
bahasan energi dan daya listrik (0,87) dan terendah pada sub pokok bahasan GGL dan tegangan jepit (-0,52).

Jika dilihat dari peningkatan konsep setiap sub pokok bahasan, terlihat bahwa setiap motode pembelajaran
praktikum memiliki keunggulan dan kekurangan dalam menjelaskan suatu konsep. Berdasarkan kerucut
pengalaman Edgar Dale, metoda pembelajaran virtual lab termasuk ke dalam tingkatan simulasi, sedangkan
metoda pembelajaran praktikum konvensional sudah termasuk pada tingkatan keadaan yang sebenarnya. Namun
jika dilihat dari rata-rata kedua motode pembelajaran praktikum ini memiliki peningkatan penguasaan konsep
yang hampir sama. Dengan demikian metode pembelajaran virtual lab dapat dijadikan sebagai alternatif dalam
keterbatasan peralatan praktikum.

Respon Mahasiswa terhadap Pembelajaran


Tabel 2 menyajikan rekapitulasi data angket kepada mahasiswa. Berdasarkan tabel tersebut, rata-rata mahasiswa
memberikan respon baik pada hampir semua indikator yang ditanyakan, kecuali respon cukup terhadap kegiatan
eksperimen dan soal-soal tes. Hal ini dikarenakan waktu pelaksanakan yang dianggap kurang oleh mahasiswa.

Tabel 2
Respon Mahasiswa terhadap Pembelajaran
No Aspek Skor rata-rata Interpretasi
1 Respon terhadap fisika 4,0 Baik
2 Respon terhadap topik listrik dinamis 4,18 Baik
Respon tehadap model pembelajaran
3 3,95 Baik
virtual laboratory
4 Respon terhadap kegiatan eksperimen 2,98 Cukup
5 Respon terhadap soal-soal tes 3,10 Cukup
penguasaan konsep
Keseluruhan 3,64 Baik
Catatan: 0-1,67: Kurang, 1,68-3,34: Cukup, 3,35-5,00: Baik
Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa (1) pembelajaran berbasis virtual lab dapat meningkatkan
penguasaan konsep mahasiswa pada topik listrik dinamis. Rata-rata perolehan gain ternormalisasi (N-Gain)
yang menggambarkan peningkatan hasil belajar adalah sebesar 0,23 dengan N-Gain tertinggi 0,45; dan N-Gain
terendah 0,07; sehingga rentang N-Gain antara 0,45–0,07 dan berada pada kategori rendah, (2) metoda
pembelajaran virtual lab dapat dijadikan alternatif untuk mengatasi keterbatasan peralatan praktikum, (3)
mahasiswa memberikan respon baik terhadap pembelajaran berbasis virtual lab.

Anda mungkin juga menyukai