Chapter II PDF
Chapter II PDF
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Emulsi
Emulsi merupakan sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan
obat yang terdispersi dalam cairan pembawa dan distabilkan dengan zat
pengemulsi atau surfaktan yang cocok. Biasanya emulsi mengandung dua zat atau
lebih yang tidak dapat bercampur, misalnya minyak dan air. Zat pengemulsi
Salah satu fase cair dalam suatu emulsi terutama bersifat polar (contoh:
air), sedangkan lainnya relatif nonpolar (contoh: minyak). Emulsi obat untuk
pemberian oral biasanya dari tipe emulsi minyak dalam air(m/a) dan
membutuhkan penggunaan suatu zat pengemulsi m/a. Tetapi tidak semua emulsi
yang dipergunakan termasuk tipe m/a. Makanan tertentu seperti mentega dan
beberapa saus salad merupakan emulsi tipe air dalam minyak(a/m)(Martin, et al.,
1993). Berdasarkan jenisnya, emulsi dibagi dalam empat golongan, yaitu emulsi
minyak dalam air (m/a), emulsi air dalam minyak(a/m), emulsi minyak dalam air
air, sistem tersebut dikenal sebagai suatu emulsi minyak dalam air (m/a)(Martin,
et al., 1993).
6
Universitas Sumatera Utara
b. Emulsi jenis air dalam minyak (a/m)
Bila fase minyak bertindak sebagai fase kontinu, emulsi tersebut dikenal
Emulsi minyak dalam air dalam minyak (m/a/m), juga dikenal sebagai
emulsi ganda, dapat dibuat dengan mencampurkan suatu pengemulsi m/a dengan
suatu fase air dalam suatu mikser dan perlahan-lahan menambahkan fase minyak
untuk membentuk suatu emulsi minyak dalam air (Martin, et al., 1993).
Emulsi a/m/a juga dikenal sebagai emulsi ganda, dapat dibuat dengan
mencampurkan suatu pengemulsi a/m dengan suatu fase minyak dalam suatu
mikser dan perlahan-lahan menambahkan fase air untuk membentuk suatu emulsi
air dalam minyak. Emulsi a/m tersebut kemudian didispersikan dalam suatu
larutan air dari suatu zat pengemulsi m/a, seperti polisorbat 80 (Tween 80),
sehingga membentuk emulsi air dalam minyak dalam air. Pembuatan emulsi a/m/a
ini untuk obat yang ditempatkan dalam tubuh serta untuk memperpanjang kerja
Tipe emulsi (a) m/a; (b) a/m; (c) a/m/a; (d) m/a/m dapat dilihat pada
a m m a a ma m a m
Gambar 2.1 Tipe emulsi (a) m/a; (b) a/m; (c) a/m/a; (d) m/a/m
7
Universitas Sumatera Utara
Beberapa metode yang biasa digunakan untuk menentukan tipe dari suatu
a. Metode pewarnaan
Sejumlah kecil zat warna yang larut dalam air, seperti metilen biru atau
briliant blue FCF bisa ditaburkan pada permukaan suspensi. Jika air merupakan
fase luar, yakni jika emulsi tersebut bertipe m/a, zat warna tersebut akan melarut
didalamnya dan berdifusi merata ke seluruh bagian dari air tersebut. Jika emulsi
tersebut bertipe a/m, partikel-partikel zat warna akan tinggal bergerombol pada
termasuk bertipe m/a dan apabila tidak dapat diencerkan adalah tipe a/m(Anief,
1994).
suatu sumber listrik luar dan dicelupkan dalam emulsi. Lampu akan menyala bila
elektroda dicelupkan dalam cairan emulsi bila tipenya m/a dan lampu akan mati
d. Metode fluoresensi
Minyak dapat berfluoresensi di bawah sinar UV, emulsi m/a menunjukkan
1994).
8
Universitas Sumatera Utara
2.1.3 Tujuan pembuatan emulsi
membuat suatu preparat yang stabil dan rata dari campuran dua cairan yang tidak
saling bisa bercampur. Untuk emulsi yang diberikan secara oral, tipe emulsi m/a
yang lebih enak walaupun yang diberikan sebenarnya minyak yang tidak enak
rasanya, dengan menambahkan pemanis dan pemberi rasa pada pembawa airnya,
sehingga mudah dimakan dan ditelan sampai ke lambung. Ukuran partikel yang
Tidak ada teori emulsifikasi yang umum, karena emulsi dapat dibuat
tergantung pada cara kerjanya dengan prinsip yang berbeda untuk mencapai suatu
produk yang stabil. Adanya kegagalan dari dua cairan yang tidak dapat bercampur
untuk tetap bercampur diterangkan dengan kenyataan bahwa gaya kohesif antara
molekul-molekul dari tiap cairan yang memisah lebih besar daripada gaya adhesif
antara kedua cairan.Gaya kohesif dari tiap-tiap fase dinyatakan sebagai suatu
energi antarmuka atau tegangan pada batas antara cairan-cairan tersebut. Faktor
yang umum untuk zat pengemulsi adalah pembentukan suatu lapisan, apakah itu
pengemulsi bekerja dalam menjaga stabilitas dari dua zat yang tidak saling
partikel padat.
9
Universitas Sumatera Utara
a. Adsorpsi Monomolekuler
monomolekular dari zat pengemulsi melingkari suatu tetesan dari fase dalam pada
mengarahkan dirinya di sekitar dan dalam suatu cairan yang merupakan gambaran
untuk mengemas lebih kuat menambah kekuatan lapisan itu, dan karenanya
membentuk struktur gel yang agak rapat pada antarmuka, dan menghasilkan suatu
lapisan antarmuka yang stabil. Kombinasi dari natrium setil sulfat dan kolesterol
sangat baik. Natrium setil sulfat dan oleil alkohol tidak membentuk lapisan yang
tersusun dekat atau lapisan yang kompak dan akibatnya kombinasi tersebut
menghasilkan suatu emulsi yang jelek. Pada setil alkohol dan natrium oleat
menghasilkan suatu emulsi yang jelek. Pengertian dari suatu lapisan tipis
monomolekular yang terarah dari zat pengemulsi tersebut pada permukaan fase
dalam dari suatu emulsi, adalah dasar paling penting untuk mengerti sebagian
digambarkan pada Gambar 2.2. Dan gambaran tetesan air dalam suatu emulsi
10
Universitas Sumatera Utara
minyak-air, terlihat arah dari sebuah molekul Tween dan sebuah molekul Span
pada batas antarmuka suatu emulsi minyak-air dapat dilihat pada Gambar 2.3.
air
natrium setil sulfat
minyak oleil alkohol
air
setil alkohololeil
minyak natrium oleat
Gambar 2.2 Gambaran kombinasi dari zat pengemulsi pada batas minyak-air dari
suatu emulsi (Schulman dan Cockbain (1940) diambil dari Martin,
et al., 1993).
minyak
air
rantai polioksietilen
Gambar 2.3 Gambaran tetesan air dalam suatu emulsi minyak-air, terlihat arah
dari sebuah molekul Tween dan sebuah molekul Span pada batas
antarmukasuatu emulsi minyak-air (Boyd dan Colloid (1972)
diambil dari Martin, et al., 1993).
11
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.3 diatas menunjukkangambaran skematis dari tetesan air dalam
suatu emulsi minyak-air, terlihat arah dari sebuah molekul Tween dan sebuah
mungkin membentuk struktur gel yang rapat pada antarmuka, dan menghasilkan
atau a/m yang diinginkan. Pada bagian hidrokarbon dari molekul Span 80
(Sorbitan mono-oleat) berada dalam air dan radikal sorbitan berada dalam bola
mengarah pada batas sedemikian rupasehingga sebagian dari ekor Tween 40 ada
dalam fase minyak, dan dari rantai tersebut, bersama-sama dengan cincin sorbitan
dan rantai polioksietilen, berada dalam fase air. Diselidiki bahwa rantai
hidrokarbon dari molekul Tween 40 berada dalam bola minyak antara rantai-
rantai Span 80, dan penyusunan ini menghasilkan atraksi (gaya tarik-menarik)Van
Der Waals yang efektif. Dalam cara ini, lapisan antarmuka diperkuat dan
Tipe emulsi yang dihasilkan, m/a atau a/m, terutama bergantung pada sifat
12
Universitas Sumatera Utara
detergen, atau zat penstabil dapat diperkirakan dari harga kesimbangan hidrofil-
b. Adsorpsi Multimolekuler
Koloid lipofilik ini dapat dianggap seperti zat aktif permukaan karena
tampak pada batas antarmuka minyak-air. Tetapi zat ini berbeda dari zat aktif
permukaan sintetis dalam dua hal, yaitu tidak menyebabkan penurunan tegangan
bukan suatu lapisan monomolekuler. Zat ini bekerja sebagai bahan pengemulsi
terutama karena efek yang kedua, karena lapisan-lapisan yang terbentuk tersebut
multilayer di sekeliling tetesan yang bersifat hidrofilik, maka zat pengemulsi ini
tertentu oleh minyak dan air dapat bekerja sebagai zat pengemulsi. Ini diakibatkan
penggabungan. Serbuk yang mudah dibasahi oleh air akan membentuk emulsi
13
Universitas Sumatera Utara
a. Emulsi untuk pemakaian dalam
Emulsi untuk pemakaian dalam meliputi pemakaian per oral. Emulsi untuk
penutup dari minyak obat agar menutupi rasa tidak enak. Flavor ditambahkan
pada fase ekstern agar rasanya lebih enak. Emulsi juga berguna untuk menaikkan
yang digunakan pada kulit atau membran mukosa yaitu lotion, krim dan salep.
Produk ini secara luas digunakan dalam farmasi dan kosmetik untuk penggunaan
luar.Emulsi parenteral banyak digunakan pada makanan dan minyak obat untuk
hewan dan manusia (Anief, 1994). Misalnya, vitamin A diserap cepat melalui
dermatologi dan lotion kosmetik serta krim karena dikehendaki produk yang dapat
menyebar dengan mudah dan dan sempurna pada daerah dimana produk ini
Korpus emulsi mula-mula dibuat dengan empat bagian lemak, dua bagian
air dan satu bagian gom, selanjutnya sisa air dan bahan lain ditambahkan. Metode
ini juga disebut metode 4:2:1. Cara mencampurnya adalah empat bagian minyak
dan satu bagian gom diaduk dan dicampur dalam mortir yang kering dan bersih
sampai tercampur benar, lalu ditambahkan dua bagian air sampai terjadi korpus
14
Universitas Sumatera Utara
emulsi. Tambahkan sirup dan tambahkan sisa air sedikit demi sedikit. Bila ada
Cara ini dilakukan sebagai berikut, dibuat musilago yang kental dengan
sedikit air lalu ditambahkan minyak sedikit demi sedikit dengan diaduk cepat.
Bila emulsi terlalu kental, tambahkan air sedikti demi sedikit agar mudah diaduk
dan diaduk lagi ditambah sisa minyak. Bila semua minyak sudah masuk ditambah
air sambil diaduk sampai volume yang dikehendaki. Cara ini digunakan terutama
bila emulgator yang akan dipakai berupa cairan atau harus dilarutkan dulu dalam
c. Metode botol
viskositas rendah. Caranya, serbuk gom arab dimasukkan ke dalam botol kering,
lalu ditambahkan dua bagian air kemudian air campuran tersebut dikocok dengan
kuat dalam keadaan wadah tertutup. Suatu volume air yang sama dengan minyak
setiap kali ditambahkan air. Jika semua air telah ditambahkan, emulsi utama yang
terbentuk bisa diencerkan sampai mencapai volume yang tepat dengan air atau
harus dapat dicampurkan dengan bahan formulatif lainnya dan tidak boleh terurai
15
Universitas Sumatera Utara
yang paling penting agar memperoleh emulsa yang stabil. Semua emulgator
terdispersi dan film ini berfungsi agar mencegah terjadinya koalesen dan
a. Emulsifier alami
diperoleh dengan cara eksudat, ekstraksi dan fermentasi. Eksudat diperoleh dari
cairan atau getah pada tanaman. Misalnya gum arab, gum pati, dan gum tragakan.
Hasil ekstraksi biasanya paling banyak diperoleh dari rumput laut. Sedangkan
hasil fermentasi banyak diperoleh dari mikroorganisme baik. Salah satu gum yang
penting dari hasil fermentasi ini adalah xanthangum. Dimana xanthan gum
b. Emulsifier buatan
seperti ester dari polioksietilena sorbitan dengan asam lemak yang dikenal sebagai
Tween yang dapat membentuk emulsi m/a. Sabun juga merupakan emulsifier
buatan yang terdiri dari garam natrium dengan asam lemak. Sabun dapat
air(Winarno, 1992).
16
Universitas Sumatera Utara
2.1.7.1 Tween 80
Rumus molekul:C64H124O26
macam rantai panjang gula sederhana. Rumus bangun xanthan gum dapat dilihat
17
Universitas Sumatera Utara
Rumus molekul :(C35H49O29)n
Pemerian : Berupa bubuk berwarna krem atau putih, tidak berbau, memiliki
Kelarutan : Larut dalam air panas atau air dingin(Rowe, et al., 2009).
dari sifat hidrofilik dan sifat lipofilik dari suatu pengemulsi menentukan apakah
akan dihasilkan suatu emulsi m/a atau a/m. Umumnya emulsi m/a terbentuk jika
emulsi a/m jika jaraknya berkisar antara 3-6.. Fase dimana zat aktif permukaan itu
lebih larut adalah fase kontinu. Jenis zat pengemulsi dengan harga kesimbangan
hidrofil-lipofil yang tinggi lebih suka larut di dalam air dan menghasilkan
terbentuknya suatu emulsi m/a. Keadaan sebaliknya terjadi dengan surfaktan yang
18
Universitas Sumatera Utara
2.1.9 Ketidakstabilan emulsi
farmasi dan kosmetika adalah stabilitas dari hasil jadi sediaan emulsi tersebut.
Kestabilan dari sediaan emulsi ditandai dengan tidak adanya penggabungan fase
dalam, tidak terjadi creaming, dan memiliki penampilan, bau, warna dan sifat-
sifat fisik lainnya yang baik (Martin, et al., 1993).Ketidakstabilan dalam emulsi
farmasi dapat digolongkan menjadi tiga golongan, yaitu flokulasi dan creaming,
pemberian dosis yang berbeda. Tentunya bentuk penampilan dari suatu emulsi
dipengaruhi oleh creaming, dan ini benar-benar merupakan suatu masalah bagi
proses cracking (pecahnya emulsi) yang bersifat tidak dapat kembali. Pada
creaming, flokul fase dispers mudah didispersi kembali dan terjadi campuran
oleh suatu lapisan pelindung dari zat pengemulsi(Anief, 1994). Sedang pada
tetesan dalam bentuk emulsi yang stabil, karena lapisan yang mengelilingi
19
Universitas Sumatera Utara
c. Inversi
adalah inversi fase yang meliputi perubahan tipe emulsi dari m/a menjadi a/m atau
kandungan asam laurat yang paling besar jika dibandingkan dengan asam lemak
lainnya. Sedangkan pada asam lemak tidak jenuh minyak kelapa memiliki asam
oleat yang paling besar. Komposisi asam lemak minyak kelapa dapat dilihat pada
Tabel 2.2.
Dari Tabel 2.2 dapat dilihat bahwa kandungan asam lemak jenuh minyak
kelapa lebih kurang 90% dan asam lemak tidak jenuhlebih kurang 10%.
Kandungan asam laurat dalam minyak kelapa sangat tinggi, yaitu mencapai 52%,
asam miristat mencapai 19% dan asam palmitat mencapai 10%. Pada asam lemak
tidak jenuh kandungan asam oleat mencapai 8% lebih tinggi dibandingkan asam
20
Universitas Sumatera Utara
Untuk mendapatkan minyak kelapa yang banyak sebaiknya memanen
buah kelapa yang sudah tua karenakandungan lemaknya yang tinggi. (Sutarmi dan
Rozaline, 2005). Komposisi kimia daging buah kelapa pada berbagai tingkat
Tabel 2.3 Komposisi kimia daging buah kelapa pada berbagai tingkat kematangan
Analisis (dalam 100 g) Buah muda Buah setengah muda Buah tua
Kalori (kal) 68,0 180,0 359,0
Protein (g) 1,0 4,0 3,4
Lemak (g) 0,9 13,09 34,7
Karbohidart (g) 14,0 10,0 14,0
Kalsium (mg) 17,0 8,0 21,0
Fosfor (mg) 30,0 35,0 21,0
Besi (mg) 1,0 1,3 2,0
Vitamin A (IU) 0,0 10,0 0,0
Thiamin (mg) 0,0 0,5 0,1
Asam askorbat (mg) 4,0 4,0 2,0
Air (g) 83,3 70,0 46,9
Sumber: Sutarmi dan Rozaline, 2005
Dari Tabel 2.3 dapat dilihat bahwa semakin tua umur buah kelapa maka
kandungan lemaknya semakin tinggi, sehingga buah kelapa yang sudah tua
menghasilkan minyak yang lebih banyak. Buah kelapa yang sudah tua berumur
11-12 bulan. Kelapa muda memiliki kandungan air yang lebih besar yang dapat
yang diperoleh dari daging buah kelapa (Cocos nucifera L.) tua yang segar dan
diproses dengan diperas dengan atau tanpa penambahan air, tanpa pemanasan atau
˚C
pemanasan tidak lebih dari 60 dan aman dikonsumsi manusia (SNI, 2008).
(VCO)diperoleh dari inti buah kelapa yang segar dan matang (berusia 12 bulan)
21
Universitas Sumatera Utara
dengan cara mekanik atau alami, dengan atau tanpa pemanasan, dan tidak
tubuh. Komponen minyak kelapa terdiri dari asam lemak jenuh sebanyak 90% dan
minyak tak jenuh 10%. Dalam minyak kelapa murni terdapat asam lemak rantai
medium (medium chain fatty acid, MCFA) seperti asam laurat, asam kaprat,
kaprilat, dan miristat yang terkandung dalam minyak kelapa murni yang dapat
MCFA juga memiliki banyak fungsi, antara lain bermanfaat dalam mengubah
kandungan asam laurat yang paling besar. Dalam tubuh, asam laurat diubah
membran yang membungkus sel yang terdiri dari asam lemak. Selain asam lemak
jenuh, minyak kelapa juga mengandung asam lemak tidak jenuh. Namun,
persentasenya sangat kecil.Pada asam lemak tidak jenuh kandungan asam oleat
mencapai 8% lebih tinggi dibandingkan asam lemak tidak jenuh lainnya. Sifat
yang istimewa inilah yang membuat minyak kelapa menjadi lain dari minyak
lainnya. Asam lemak jenuh rantai sedang pada minyak kelapa tidak menimbulkan
berbagai penyakit. Hal ini dikarenakan asam lemak jenuh rantai sedang mudah
diserap tubuh atau usus karena ukuran molekulnya tidak terlalu besar seperti asam
22
Universitas Sumatera Utara
lemak rantai panjang (jumlah atom karbon lebih dari 17). Di dalam peredaran
darah, lemak rantai sedang segera masuk dalam metabolisme energi dan tidak
lemak tidak membebani kerja pankreas seperti pada gula sehingga tidak
dan pancingan adalah cara pembuatan minyak kelapa murni yang banyak
dilakukan di Indonesia.
a. Pemanasan
Pada tahap awal kelapa diparut, lalu dibuat santan. Krim yang diperoleh
minyak dipisahkan dari air melalui penguapan (dipanaskan di atas kompor dengan
api kecil) hingga dihasilkan minyak kelapa murni (Sutarmi dan Rozaline, 2005).
b. Fermentasi
Pada tahap awal kelapa segar diparut, lalu diperas hingga menghasilkan
santan. Kemudian santan yang diperoleh dibiarkan beberapa saat (1-2 jam) hingga
difermentasi selama satu sampai dua hari. Caranya, dengan menggunakan enzim
juga dengan menambahkan ragi secukupnya. Bisa ragi tempe, ragi tape, atau ragi
berikatan dengan minyak dan karbohidrat sehingga minyak dapat terpisah dengan
23
Universitas Sumatera Utara
baik. Proses fermentasi dikatakan berhasil jika dari campuran tersebut terbentuk
tiga lapisan, yaitu lapisan atas berupa minyak murni, lapisan tengah berupa blondo
(warna putih), dan lapisan bawah berupa air. Selanjutnya lapisan atas berupa
c. Pancingan
santan. Lalu didiamkan selama satu jam sampai terbentuk krim dan air. Krim
perbandingan dua bagian krim dan satu bagian minyak kelapa murni, sambil
diaduk lalu diamkan selama 7-8 jam (Darmoyuwono, 2006). Campuran tersebut
akan menghasilkan tiga lapisan, yaitu air bagian bawah, blondo lapisan tengah,
dan minyak murni pada lapisan paling atas (Sutarmi dan Rozaline, 2005).
Dengan adanya air, lemak dapat terhidrolisis menjadi gliserol dan asam
lemak. Reaksi ini dipercepat oleh basa, asam, dan enzim-enzim. Hidrolisis sangat
mudah terjadi dalam lemak dengan asam lemak rendah (lebih kecil dari C14)
seperti pada mentega, kelapa sawit, dan minyak kelapa. Hidrolisis sangat
untuk menetralkan asam-asam lemak bebas dari satu gram minyak atau lemak.
24
Universitas Sumatera Utara
Bilangan asam dipergunakan untuk mengukur jumlah asam lemak bebas yang
Bobot jenis dari minyak biasanya ditentukan pada temperatur 25̊C . Bobot
jenis adalah perbandingan berat dari suatu volume contoh dengan berat air pada
volume dan suhu yang sama. Cara ini dapat digunakan untuk semua minyak dan
lemak yang di cairkan. Alat yang digunakan untuk penentuan ini adalah
seperti penyakit jantung, penyakit yang disebabkan oleh mikroba, virus dan jamur,
a. Penyakit Jantung
Salah satu penyebab penyakit jantung adalah kadar kolesterol darah yang
tinggi. Dalam minyak kelapa murni terdapat asam lemak rantai medium (medium
chain fatty acid, MCFA) yang mudah untuk menghasilkan energi, tidak ditimbun
Dalam minyak kelapa hanya sedikit mengandung asam lemak jenuh rantai
panjang. Sedangkan asam lemak rantai pendek dan sedang tidak bersifat
aterogenik karena dengan cepat diserap ke hati dan segera dimetabolisme. Asam
lemak jenuh rantai panjang harus melalui proses emulsifikasi di usus sebelum
diserap dan diangkut dengan bantuan lipoprotein dan dapat membentuk endapan
mudah dicerna dan diserap serta cepat dimetabolisme, sehingga tidak berada
25
Universitas Sumatera Utara
dalam sirkulasi darah. Keunggulan minyak kelapa adalah dapat meningkatkan
lemak baik yaitu high density lipoprotein (HDL), menghasilkan sangat sedikit
radikal bebas dibandingkan minyak lainnya, cepat diserap dan juga dioksidasi
serta tidak menyebabkan adanya endapan jaringan lemak di arteri (Silalahi, et al.,
2011).
yang tinggi. Asam laurat akan diubah menjadi senyawa monolaurin. Senyawa
kekebalan virus. Hal ini akan membuat virus inaktivasi(Sutarmi dan Rozaline,
2005). Sementara itu, asam kaprilat yang terdapat pada minyak kelapa murni
sangat potensi untuk mematikan jamur penyebab penyakit kelamin, yaitu Candida
c. Diabetes melitus
kerusakan pada sel beta pankreas sehingga harus menjalani terapi injeksi insulin
secara teratur) minyak kelapa murni masih berguna dalam hal penundaan atau
merangsang produksi insulin (Subroto, 2006). Selain itu, minyak kelapa murni
juga dapat menembus dinding usus tanpa bantuan enzim sehingga sel
26
Universitas Sumatera Utara
d. Kegemukan/obesitas
Namun, asam lemak ini tidak digunakan dalam bentuk lipoprotein dan tidak
diedarkan dalam aliran darah, tetapi dikirim langsung ke hati, lalu diubah menjadi
energi. Asam lemak ini juga mudah dicerna dan diserap oleh dinding usus karena
Minyak kelapa murni yang baik adalah jernih, tidak ada endapan, dan
tidak berwarna (Subroto, 2006).Minyak kelapa murni ada yang bentuk cairan
minyak langsung, namun tidak memiliki rasa dan hambar sehingga kurang
ada dipasaran yaitu VCO (Optima), AVCOL (PT. Ikot Alfisalam VCO),Neo VCO
(Muaro), Vico Bagoes (Herba Bagoes) dan POVCO (PT. Tropica Nucifera
Industry).
produknya dalam bentuk kapsul lunak (softcapsule). Secara teknis minyak kelapa
murni memang bisa dikemas dalam bentuk kapsul lunak. Sebenarnya tujuan
utama mengemas suatu produk dengan kapsul lunak supaya bahan aktifnya lebih
27
Universitas Sumatera Utara
mudah diserap ke dalam tubuh karena berbentuk larutan, suspensi, atau emulsi
jika dibandingkan dengan sediaan lain dalam bentuk puyer, tablet, kaplet maupun
kapsul. Namun, untuk produk yang sudah dalam bentuk cairan seperti minyak
kelapa murni, tujuan utama ini tidak tercapai karena mengemasnya dalam bentuk
sebelum cairan minyak kelapa murni diserap ke dalam tubuh. Kelemahan lainnya
adalah harganya yang relatif lebih mahal dibandingkan dengan bentuk cairannya
peralatan, serta pembayaran royalti dan lisensi paten teknologi pembuatan kapsul
lunak. Meskipun demikian, kemasan minyak kelapa murni dalam bentuk kapsul
b. Lebih tahan lama dalam penyimpanan karena terbungkus rapat dalam kapsul
c. Lebih cocok bagi mereka yang tidak menyukai rasa dan bau minyak kelapa.
Sediaan yang ada di pasaran yaitu: Cosvoil (PT. Cocos Coconut), Laurico (PT.
emulsi dan menggunakan emulgator xanthan gum yang kemudian dilakukan uji
28
Universitas Sumatera Utara
stabilitas fisik pada sediaan emulsi untuk menentukan kualitas dari emulsi.
Dari Tabel 2.4 dapat dilihat ada tiga penelitian yang memformulasikan
emulgator Tween 80 1% dan gum arab 20%. Dari hasil stabilitas fisik
29
Universitas Sumatera Utara
yangdiperoleh pada pembentukan creaming, viskositas, dan ukuran partikel
terdispersi masih kurang stabil dibandingkan stabilitas fisik yang dilakukan oleh
Tween 80 yang diperoleh hasil stabilitas fisik dengan tidak adanya pembentukan
creaming, nilai viskositas 166 cps, dan ukuran partikel terdispersi 20,5 µm dalam
ekstrakkulit buah manggis. Ketiga formula krimkulit buah manggis dengan variasi
murni dan madu dapat meningkatkan viskositas dan menurunkan ukuran diameter
droplet emulsi. Kombinasi minyak kelapa murni dan madu juga menghasilkan
sediaan emulsi dengan rasa yang lebih baik. Untuk menghasilkan sediaan
campuran emulsi yang baik antara minyak kelapa murni dan madu harus
30
Universitas Sumatera Utara