Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

FARMAKOEPIDEMIOLOGI
“Meta Analisis”

Disusun Oleh:

Nama : Beatriks Lahamendu


Nim : 15101105023
Kelas : Farmasi A 2015

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena hanya atas berkatNyalah
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah untuk menyelesaikan tugas mata kuliah
Farmakoepidemiologi ini dengan baik. Makalah ini berisikan informasi mengenai penelitian
meta analisis beserta contoh jurnal meta analisis. Oleh sebab itu makalah ini diharapkan dapat
memberi atau menambah informasi serta pengetahuan kepada pembaca.
Penyusun menyadari makalah ini masih jauh sempurna, untuk itu mohon kritik serta
saran dari pembaca. Akhir kata di sampaikan terimakasih kepada semua pihak atas dukungan.

Manado, November 2018

Penyusun
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Meta-analysis lebih tidak bersifat subjektif dibandingkan dengan metode tinjauan lain. Meta
analysis tidak fokus pada kesimpulan yang didapat pada berbagai studi, melainkan fokus pada
data, seperti melakukan operasi pada variabel- variabel, besarnya ukuran efek, dan ukuran sampel.
Untuk mensintesis literatur riset, meta-analysis statistikal menggunakan hasil akhir dari studi-studi
yang serupa seperti ukuran efek, atau besarnya efek. Fokus pada ukuran efek dari penemuan
empiris ini merupakan keunggulan meta-analysis dibandingkan dengan metode tinjauan literatur
lain.
Meta analisis secara sederhana dapat diartikan sebagai analisis atas analisis. Sebagai penelitian,
meta analisis merupakan kajian atas sejumlah hasil penelitian dalam masalah yang sejenis. Meta
analisis sebagai metode penelitian pertama kali diperkenalkan oleh Karl Pearson pada tahun 1904
untuk kajian di bidang kesehatan/pengobatan. Dalam perkembangannya meta analisis sebagai
jenis dan metode penelitian dipergunakan untuk mengkaji berbagai masalah/topik dan untuk
berbagai keperluan. Dalam dunia pendidikan meta analisis mulai dilakukakan sekitar tahun 1970-
an, yang dilakukan oleh Gene Glass, Frank L. Schmidt, dan John E. Hunte

1.2 Tujuan
1. Apa yang dimaksud dengan farmakoepidemiologi?
2. Apa yang dimaksud dengan meta analisis?
3. Apa saja kelebihan dan kekurangannya?
4. Bagaimana contoh penggunaan meta analisis?

1.3 Rumusan Masalah


1. Mengetahui pengertian dari farmakoepidemiologi
2. Mengetahui pengertian dari meta analisis
3. Mengetahui kelebihan dan kekurangan meta analisis
4. Mengetahui contoh penggunaan dari meta analisis
II. PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Farmakoepidemiologi

Farmakoepidemiologi adalah ilmu mengenai penggunaan obat dan efek obat dalam populasi
yang besar .Selain itu, studi ini berguna untuk membandingkan ruang lingkup dengan bidang
terkait (klinik, komunitas, dan farmasi sosial) juga memperkirakan kemungkinan dan besarnya
efek yang menguntungkan pada populasi atau kemungkinan dan besarnya efek samping pada
populasi tersebut (Storm, et. al., 2011).
Farmakoepidemiologi memungkinkan kerjasama antara dokter, pemerintah, industri dan
masyarakat, Farmakoepidemiologi dalam penggunaan obat akan mengambil langkah yang lebih
jauh dari deskrpisi dan identifikasi masalah untuk menyediakan solusi baru dalam pemanfaatan
obat (Wettermark, 2013).

2.2 Pengertian Meta Analisis

Meta analisis merupakan analisis kuantitatif dan menggunakan sejumlah data yang cukup
banyak serta menerapkan metode statistik dengan mempraktekkannya dalam mengorganisasikan
sejumlah informasi yang berasal dari sampel besar yang fungsinya untuk melengkapi maksud-
maksud lainnya (Glass, 1981). Dengan kata lain, meta analisis adalah suatu bentuk penelitian
kuantitatif yang menggunakan angka-angka dan metode statistik dari beberapa hasil penelitian
untuk mengorganisasikan dan menggali informasi sebanyak mungkin dari data yang diperoleh,
sehingga mendekati kekomprehensifan dengan maksud-maksud lainnya.Salah satu syarat yang
diperlukan dalam melakukan meta analisis adalah pengkajian terhadap hasil-hasil penelitian yang
sejenis.
Meta analisis adalah suatu analisis integratif sekunder dengan menerapkan prosedur
statistik terhadap hasil-hasil pengujian hipotesis penelitian. Menurut Glass (1981), analisis
sekunder itu merupakan analisis ulang (reanalysis) terhadap data untuk tujuan menjawab
pertanyaan penelitian dengan teknik-teknik statistik yang lebih baik atau menjawab pertanyaan-
pertanyaan baru dengan data lama yang dimiliki. Analisis sekunder merupakan suatu ciri-ciri
penting terhadap riset dan kegiatan evaluasi. Soekamto (1988) mengatakan bahwa sifat meta
analisis antara lain kuantitatif, dan memakai analisis statistik untuk memperoleh seri informasi
yang berasal dari sejumlah data dari penelitian-penelitian sebelumnya. Meta analisis merupakan
teknik pengembangan paling baru untuk menolong peneliti menemukan kekonsistenan atau
ketidakkonsistenan dalam pengkajian hasil silang dari hasil penelitian.

Meta-analisis merupakan studi dengan cara menganalisis data yang berasal dari studi primer. Hasil
analisis studi primer dipakai sebagai dasar untuk menerima atau mendukung hipotesis,
menolak/menggugurkan hipotesis yang diajukan oleh beberapa peneliti. Meta-analisis adalah salah
satu upaya untuk merangkum berbagai hasil penelitian secara kuantitatif. Dengan kata lain, meta-
analisis sebagai suatu teknik ditujukan untuk menganalisis kembali hasil-hasil penelitian yang
diolah secara statistik berdasarkan pengumpulan data primer. Hal ini dilakukan untuk mengkaji
keajegan atau ketidakjegan hasil penelitian yang disebabkan semakin banyaknya replikasi atau
verifikasi penelitian,yang sering kali justru memperbesar terjadinya variasi hasil penelitian.

Hunter & Schmidt (1990) menyebutkan sedikitnya ada 11 artefak yaitu:


1. Kesalahan pengambilan sampel
2. Kesalahan pengukuran pada variabel dependen
3. Kesalahan pengukuran pada variabel independent
4. Dikotomi variabel dependen
5. Dikotomi variabel independent
6. Variasi rentangan dalam variabel independent
7. Artefak atrisi
8. Ketidaksempurnaan validitas konstruk pada variabel dependen
9. Ketidaksempurnaan validitas konstruk pada variabel independen
10.Kesalahan pelaporan atau transkripsi
11.Varians yang disebabkan oleh faktor luar.

Hunter, J.E., & Schmidt, F.L.(1990 )mengemukakan langkah-langkah/metode analisis korelasi


meta-analisis dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Transformasi harga F ke dalam t, d, dan r
b. Bare Bone Meta Analysis: Koreksi Kesalahan sampel
1). Menghitung mean korelasi populasi
2). Menghitung varians rxy
3). Menghitung varians kesalahan pengambilan sampel
4). Dampak pengambilan sampel
c. Artefak yang lain: Koreksi Kesalahan Pengukuran
1). Menghitung mean gabungan
2). Menghitung korelasi populasi yang dikoreksi oleh kesalahan pengukuran
3). Interval kepercayaan
4). Dampak variasi reliabilitas

2.3 Kelebihan dan Kekurangan Meta Analisis

KELEBIHAN META ANALYSIS


 Lebih sedikit subjektivitas dan judgement dibanding 3 metode lain.
 Karena merupakan pendekatan kuantitatif, maka banyak mengambil sampel,
sehingga hasil bisa lebih representatif. Hasil akhirnya dinamakan “effect size”.
 Meta-analysis memungkinkan mengkombinasikan berbagai macam hasil penelitian yang
telah ada sebelumnya.
 Metode ini fokus pada pengakumulasian impact dari hasil-hasil yang tidak signifikan
sehingga bisa menghasilkan suatu hasil yang signifikan.
 Metode ini juga dapat menjwab pertanyaan seputar kesenjangan hasil yang terjadi dari
studi yang bermacam-macam.
 Pada penelitian bidang bisnis, Meta-analysis membuat organizational behaviour yang baik.

KEKURANGAN META ANALYSIS


 Karena banyaknya sampel yang diambil, maka kemungkinan akan terjadi/memiliki
sampel –sampel yang bias serta data-data yang tidak perlu (sampah).
 Meta-analysis seringkali membuat hasil yang dipublikasikan hanya yang signifikan saja,
sedangkan yang tidak signifikan tidak dipublikasikan.
 Metode bersifat meng-aggregat-kan serta merata-ratakan sesuatu. Jadi sesuatu yang
berbeda bisa jadi dipandang sama oleh metode ini.
 Metode ini tidak cocok diterapkan bila sampel datanya kecil.
 Bisa saja terjadi metodological error.

2.4 Contoh penggunaan Meta analisis

Accuracy of Neutrophil Gelatinase-Associated Lipocalin (NGAL) in Diagnosis


and Prognosis in Acute Kidney Injury: A Systematic Review and Meta-analysis

Meta analisis dari Studi observasional di Epidemiology (MOOSE) ,pedoman diikuti untuk
pelaksanaan meta-analisis studi kohort observasional. Dua investigators (MH dan PD) secara
mandiri mencari MEDLINE (melalui antarmuka PubMed), EMBASE, dan Kongres abstrak
untuk mengidentifikasi artikel atau abstrak yang berpotensi relevan. Dalam meta analisis data
dari 19 studi termasuk 2.500 pasien, tingkat NGAL tampaknya menjadi nilai diagnostik dan
prognostik untuk AKI (cedera ginjal akut). Ketika dikonfirmasi di studi prospektif besar, tingkat
NGAL harus dipertimbangkan dalam uji coba terkontrol secara acak intervensi pencegahan dan
terapi di AKI.
III. PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Farmakoepidemiologi adalah ilmu mengenai penggunaan obat dan efek obat dalam
populasi yang besar. Sedangkan meta analisis adalah suatu bentuk penelitian kuantitatif yang
menggunakan angka-angka dan metode statistik dari beberapa hasil penelitian untuk
mengorganisasikan dan menggali informasi sebanyak mungkin dari data yang diperoleh, sehingga
mendekati kekomprehensifan dengan maksud-maksud lainnya.Salah satu syarat yang diperlukan
dalam melakukan meta analisis adalah pengkajian terhadap hasil-hasil penelitian yang sejenis.
DAFTAR PUSTAKA

Elwood.J.M,(1988) Critical Appraisal of Epidemiological Studies and Clinical Trial,Second


Edition,Oxford Universiy Press.
Glass, G.V. (1976) “Primary, Secondary, and Meta-Analysis of Research”,Review of
research in Education.
Hunter,J.E,& Schmidt,F.L.(1990) Methods of Meta-Analysis,London:Sage
Publication.

Michael Haase, et all. 2009.Accuracy of Neutrophil Gelatinase-Associated Lipocalin (NGAL) in


Diagnosis and Prognosis in Acute Kidney Injury: A Systematic Review and Meta
analysis.The National Kidney Foundation, Inc.

Storm B L, Kimmel S E, Hennessy S. Pharmacoepidemiology Fifth Edition. Philadelphia: John


Wiley & Sons; 2011.

Wattermark ,B . 2013 . The Intriguing Future of Pharmacoepidemiology . European Journal


of Clinical Pharmacology. 69(1) 43-51

William R.King&Jun He,(2005) Understanding the Role and Methods of Meta-Analysis in IS


Research.

Anda mungkin juga menyukai