Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH METODOLOGI PENELITIAN

“META ANALISIS ”

DOSEN PEMBIMBING :
Nurhamidi, SKM., M.Kes
Yasir Farhat, SKM., MPH

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 10

1. Ahmad Ilhan Hadi Saputera ( P07131121001 )

2. Putri Erni Yunita ( P07131121033 )

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN BANJARMASIN
PROGRAM STUDI DIPLOMA III JURUSAN GIZI
2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul " Meta Analisis " dengan tepat
waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian.
Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang Meta Analisis bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan
kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Banjarbaru, 6 Juli 2023

2
DAFTAR ISI

KATA
PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 1

C. Tujuan 1

BAB II PEMBAHASAN 2

A. Pengertian Meta Analisis 2

B. Tujuan Meta Analisis 3

C. Langkah-langkah Dalam Menyusun Meta Analisi 4

D Penyajian Laporan Meta Analisis 8

E Kelebihan dan Kekurangan Meta Analisis 10

BAB III PENUTUP 13

A. Kesimpulan 13

DAFTAR PUSTAKA 14

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan penelitian kedokteran klinik terutama dalam
epidemiologi klinik maka peranan biostatistika memegang peranan yang menonjol.
Dari berbagai peneltiian klinik yang dilakukan secara terpisah diupayakan dilakukan
penggabungan hasil penelitian sejenis edngan menggunakan teknik statistik tertentu
sehingga hasil gabungan penelitian tersebut mempunyai prakiraan dampak kerja yang
nyata secarastatistik . Masih cukup banyak kontroversi dan masalah yang belum
terpecahkan dalam meta-analisis, terutama dalam hal teknik statistika yang
dipergunakan. Namun teknik ini menjanjikan banyak hal yang dapat membantu para
dokter dalam memperoleh fakta yang lebih definitif untuk tata laksana pasien maupun
bagi pembuatan kebijakan kesehatan yang berbasis bukti (evidence-based public
health policy).
Dalam uraian ini akan diterangkan pengertian, prinsip dasar, dan langkah langkah
yang diperlukan dalam pembuatan dan pelaporan meta-analisis, khususnya terhadap
uji klinis. Selain sebagai pengenalan meta-analisis, juga agar mampu memahami dan
melakukan telaah kritis terhadap artikel meta- analisis. Beberapa kelebihan dan
keterbatasan meta-analisis juga akan dibahas pada bagian akhir uraian ini .

B. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan Meta Analisis ?
b. Apa tujuan dari Meta Analisis ?
c. Bagaimana langkah – langkah dalam menyusun Meta Analisis ?
d. Bagaimana penyajian laporan Meta Analisis ?
e. Apa Kelebihan dan Kelemahan Meta Analisis ?

C. Tujuan
a. Untuk mengetahui apa yang dimaksud Meta Analisis
b. Untuk mengetahui tujuan dari Meta Analisis
c. Untuk mengetahui bagaimana langkah – langkah dalam menyusun Meta Analisis
d. Untuk mengetahui penyajian laporan Meta analisis
e. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan meta analisis

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Meta Analisis


Meta Analisis (MA) pertama digunakan dalam ilmu pengetahuan sosial pada tahun
1970 dan kemudian ilmu kedokteran mulai menggunakan tahun 1980. Jumlah
makalah MA berkembang cepat sekali dari 1 pada tahun 1986-1990, menjadi 175
pada tahun 1991-1995 (Wiryo, 2002).

Meta-analisis adalah suatu teknik statistika untuk menggabungkan secara kuantitatif


dua atau lebih penelitian orisinal. Meta-analisis saat ini telah menjadi teknik yang
penting dalam epimologi klinik, meskipun masih menyisakan banyak masalah yang
terselesaikan. Termasuk dalam masalah ini adalah, kontoversi tentang perlu atau
tidaknya disertakan data yang tidak dipublikasi, terutama bila menyangkut pihak yang
mempunyai kepentingan tertentu (Sastroasmoro dan Ismael, 2008)

Menurut Stanley dan Jarell (1989), analisis meta adalah analisis beberapa analisis
empiris yang bertujuan menggabungkan dan menjelaskan literatur mengenai beberapa
parameter penting. Secara singkat analisis meta dapat dipahami sebagai sebuah
bentuk serangkaian riset yang melakukan survei terhadap hasil riset, melakukan
prosedur mengumpulkan sampel atau populasi berupa hasil riset, melakukan
penempatan informasi mengenai karakteristik dan hasil kuantitatif kemudian
melakukan analisis data dengan mengadaptasi teknik statistik konvensional untuk
menginvestigasi dan mendeskripsikan bentuk data (Lipsey dan Wilson, 2001).

Bila tidak digunakan analisis statistika secara formal, tinjauan pustaka jenis ini
disebut sebagai review sistematik (systematic article); sedangkan apabila dilakukan
analisis statistik formal dinamakan sebagai meta-analisis.

Istilah meta-analisis dan review sistematik sering dianggap sama. Sebagian ahli
mengatakan bahwa ketiga bentuk artikel tersebut secara umum disebut sebagai
tinjauan pustaka (riview article), tinjauan pustaka yang disusun sistematis disebut
tinjauan pustaka sistematik (systematic review), dan tinjauan pustaka sistematik yang
menggunakan analisis statistika formal disebut sebagaimeta-analisis. Namun tidak

2
sedikit pula yang menganggap bahwa tindakan menghasilkan dua penelitian atau lebih
secara kuantitatif dapat disebut sebagai meta-analisis, yang tidak harus berupa review
sistematik (Sastroasmoro dan Ismael, 2008)

B. Tujuan Meta Analisis


Beberapa ahli berpendapat bahwa tujuan utama analisis meta adalah mendapatkan
hasil statistik yang signifikan (Price & Insukindro, 1994). Hal ini sesuai dengan
penggunaan alat statistika dalam analisis meta. Namun, hasil signifikasi statistik
bukan segala-galanya. Price & Insukindro (1994) menjelaskan bahwa dalam analisis
meta di bidang ilmu kedokteran signifikansi statistik tidak serta merta menjawab
pertanyaan ahli me mengenai bagaimana penanganan yang tepat terhadap pasien
Ukuran efek terapi (The size of treatment effect) tidak kalah penting terutama bila
berhubungan dengan terapi menggunaka bahan berbahaya dan terapi pasien dengan
biaya tinggi. Secar umum manfaat analisis statistika dalam penelitian klinis at dalam
analisis meta adalah memperoleh efek terapi yang diestimasi dengan tujuan
membantu proses pengambilan keputusan klinis.

Tujuan meta-analisis pada umumnya tidak berbeda dengan jenis penelitian klinis
analitik lainnya, yaitu (Sastroasmoro dan Ismael, 2008):
1. Untuk memperoleh estimasi effect size, yaitu kekuatan hubungan ataupun
besarnya perbedaan antar variabel
2. Melakukan inferensi dari data sampel ke populasi, baik dengan uji hipotesis (nilai
p) maupun menghitung estimasi (interval kepercayaan).
3. Melakukan kontrol terhadap variabel yang potensial bersifat sebagai perancu
(confounding) agar tidak menganggu kemaknaan statistik dari hubungan atau
perbedaan.

Effect size, yakni perbedaan kejadian efek antara kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol, dalam meta-analisis merupakan gabungan effect size
masing-masing studi yang dilakukan dengan teknik statistik tertentu.

Untuk membuat ringkasan mengenai bukti-bukti (penemuan) berbagai alat analisis,


analisis meta mengubah hasil statistik kedalam sebuah metrik yang dapat
dibandingkan (Stanley, 2001).

3
Gene Glass pada tahun 1976 dan 1977 yang mempopulerkan istilah analisis meta
memperkenalkan konsep ukuran efek (effect size) untuk mengintegrasikan penemuan
literatur (Stanley, 2001). Menurut Lipsey dan Wilson (2001) ukuran efek adalah
statistik yang menyimbolkan informasi kuantitatif penting setiap hasil kuantitatif
sampel hasil penelitian.

Menurut Wiryo (2002) tujuan Meta Analisis (MA) adalah:


1. Secara kuantitatif menggabungkan hasil-hasil penelitian yang relevan untuk
mendapatkan suatu estimasi ringkasan.
2. Sebagaimana suatu penelitian dari hasil penelitian- penelitian, MA membimbing
untuk penelitian selanjutnya dan mengidentifikasi alasan-alasan heterogennya
penelitian yang diteliti.
3. MA dapat memecahkan masalah kontroversi di dalam ilmu kedokteran yang
disebabkan oleh perbedaan pendapat antar penelitian-penelitian yang merupakan
suatu alternatif yang murah terhadap penelitian PAK yang demikian banyak
sehingga didapatkan suatu kesimpulan.

C. Langkah - Langkah dalam Menyusun Meta Analisis


Menurut Wiryo (2002) langkah - langkah dalam membuat Meta Analisis ( MA ),
adalah:
1. Identifikasi
Pertama harus dicari semua makalah yang tepat terhadap topik. Sumber dari
MEDLINE/EMBASE; Cancerlit, AIDSLine, dan Toxline; Cocharane
Collaboration; Index Medicus.

MEDLINE/EMBASE berisi ± 4.100 jurnal dari tahun 1966-sekarang, juga tersedia


CD Room yang berdasarkan cara dari BRS Colleague, Winspieres, dari topik, yang
lebih terfokus adalah dari National Library of Medicine Database seperti Cancerlit,
AIDSLine dan Toxline, Cochrane Collaboration merupakan sumber MA yang
terpenting dan muthakir. Sudah tersedia pada CD Room ataupun Web Interface
dengan abstrak lebih dari 160.000. berisi semua penelitian PAK yang terdapat pada
MEDLINE dan EMBASE.

4
Sumber tersebut juga berisi abstrak dari perusahaan- perusahaan farmasi yang
belum dipublikasikan terutama penelitian obat-obatan fase III. Juga ada beberapa
sumber yang perlu diketahui oleh para penulis MA antara lain: penelitian yang
tidak dipublikasikan, disertasi, penelitian pabrik obat, premedline (sebelum 1966)
yaitu dengan menggunakan index medicus.

2. Seleksi
Beberapa kriteria inklusi untuk membuat MA yaitu:
a. Bilamana penelitian tersebut berisi informasi yang cukup untuk analisis yaitu
standar deviasi atau standar eror sebagai tambahan dari estimasi utama.
b. Desain penelitian, misalkan untuk aspek terap diambil dari penelitian PAK
c. Tahun penelitian, penelitian terbaru, bila terda perubahan teknologi atau dosis,
misalkan pada penelitian helikobakter, hanya diambil dari penelitian sejak
tahun 1994 pada makalah tentang dispeksi.
d. Dosis yang digunakan pada setiap penelitian.
e. Bahasa dari makalah. Dalam membuat abstraksi yang harus dilakukan adalah
membuat persetujuan (degree yang of agreement) dengan penelitian lain
tentang bahasa penelitian tersebut.
f. Penelitian yang sampelnya kecil tidak representatif dan biasanya persisinya
tidak sempit.
g. Setting penelitian. Dilakukan di rumah sakit dilapangan, dan sebagainya. Bila
sudah didapatkan makalah yang layak, kemudian penulis MA harus membuat
abstraksi dari setiap makalah.

3. Abstraksi
Ada beberapa sumber kesalahan dalam membuat absraksi:
a. Makalah kemungkinan salah bila dihubungkan dengan topografi atau kesalahan
editing.
b. Tabel-tabel yang tidak layak diinterpretasikan, serta kesalahan selama
memasukkan data atau proses abstraksi.

Untuk mengecilkan kesalahan dalam membuat abstraksi untuk menghasilkan suatu


MA yang baik:
a. Menggunakan 2 penelitian yang independen dan membuat/menghitung degree of

5
agreement.
b. Menggunakan penelitian ketiga untuk memecahkan konflik.
c. Dari setiap makalah harus dibandingkan antara abstrak dan teks untuk melihat
konsistensinya.
d. Digunakan metode statistik yang relevan.

Pada pembuatan MA terdapat bias, sebagai contoh maka penulis cenderung terhadap
kebesaran nama dan pembuat makalah ataupun terkenalnya nama suatu jurnal
(majalah ilmiah). Karena itu, dalam membuat abstraksi nama pengarang ataupun
jurnal dihapuskan.

4. Analisis
Ada beberapa terminologi yang penting yaitu:
a. Random effect model yaitu randomisasi di dalam makalah ataupun antar mal cara
sehingga penulis yang membuat MA dapat menj pertanyaan "apakah efek terapi
menguntun untuk semuanya?" Perbedaan tersebut timbul kate makalah-makalah
dalam penulisan itu tidak homoge Kita dapat memilih makalah yang baik dan
melihat kualitas penelitiannya. Random effect model biasanya mengubah rentang
kepercayaan yang lebar yang biasanya tidak bermakna.
b. Fixed effect model mengubah rentang kepercaya yang sempit, tidak melampaui
nilai 1 dan bermakna Secara umum bilamana makalah homogen, penelitian
menggunakan fixed effect model. Bila makalag homogen, penelitian juga akan
bertanya apa yang dapat kita telusuri lebih dalam pada penelitian tersebu
mengidentifikasi perbedaan yang ada pada sub kelompok yang penting dan
kemudian kita menentukan fixed effect analisis dari setiap sub kelompok dan juga
dari keseluruhan hasil (Wiryo, 2002)

Meta-analisis dapat dipandang sebagai suatu penelitian sendiri, dan seperti yang
dikemukakan di atas, termasuk dalam desain studi observasional restrospektif. Bila
subyek penelitian klinis adalah pasien, dalam meta-analisis "subyek penelitiannya"
adalah hasil atau artikel laporan penelitian. Seperti halnya dengan penelitian lain,
peneliti (pembuat meta-analisis) harus membuat usulan penelitian yang rinci. Usulan
penelitian meta-analisis mencakup (Sastroasmoro dan Ismael, 2008):

6
a. Pendahuluan
1) Latar belakang pernyataan yang jelas mengapa perlu dilakukan meta-analisis
2) Pertanyaan penelitian,
3) Hipotesis yang akan diuji,
4) Tujuan dan manfaat penelitian.

b. Metodologi
1) Kriteria pemilihan (kriteria inklusi dan eksklusi) untuk artikel penelitian yang
akan disertakan dalam meta-analisis. Tentukan apakah akan disertakan hasil
penelitian yang tidak dipublikasi, dan bagaimana cara menemukan hasil penelitian
yang tidak dipublikasi tersebut.
2) Metode untuk menentukan atau menelusur penelitian, dan siapa yang akan
melakukan penelusuran pustaka.
3) Kriteria yang jelas untuk penilaian kualitas artikel penelitian yang mencakup
aspek desain, pelaksanaan serta analisis.
4) Klasifikasi dan kodifikasi unit penelitian untuk digabungkan.
5) Abstraksi kuantitatif hasil masing-masing penelitian
6) Rencana penggunaan penggabungan hasil. statistika yang sesuai untuk
penggabungan hasil
7) Rencana interpretasi hasil dan program komputer yang digunakan
8) Rencana pelaporan hasil.

Studi yang akan disertakan dalam meta-analisis bergantung pada maksud


meta-analisis. Karena itulah hipotesis pada proposal studi meta-analisis amat
membantu menentukan kriteria inklusi dan eksklusi yang awal untuk identifikasi studi
yang harus digunakan sejak awal untuk identifikasi studi yang relevan.

Peneliti harus menetapkan jenis dan rincian laporan yang akan digabung. Juga harus
ditentukan apakah meta- analisis hanya dilakukan terhadap laporan penelitian yang
telah dipublikasi ataukah mencakup pula data yang tidak dipublikasi. Bila
meta-analisis hanya dilakukan terhadap laporan penelitian yang telah dipublikasi,
mungkin hasilnya tidak akan optimal, karena terdapatnya publikation bias
(Sastroasmoro dan Ismael, 2008).

7
Hasil penelitian yang tidak dipublikasi antara lain dapat diperoleh dengan
menghubungi pusat-pusat penelitian tertentu yang biasanya dikenal oleh peer group
bidang studi terkait. Tentu saja tidak mungkin bagi penulis meta- analisis untuk
memperoleh seluruh hasil penelitian yang tidak dipublikasi yang ada di seluruh dunia.

Secara ringkas pembuatan meta-analisis terdiri dari 4 langkah yakni (Sastroasmoro


dan Ismael, 2008):
a. Identifikasi makalah yang akan disertakan dalam meta analisis;
b. Seleksi, yakni penilaian kualitas laporan penelitian
c. Abstraksi berupa kuantifikasi hasil masing-masing penelitian untuk
menggabungkan;
d. Analisis yakni penggabungan dan pelaporan hasil meta-analisis.

D. Penyajian Laporan Meta Analisis


Seperti pada laporan penelitian lain, penyajian laporan meta-analisis
mencakup Pendahuluan, Metode, Hasil, dan Diskusi. Penyajian Hasil biasanya
diawali dengan karakteristik subyek penelitian, dalam hal ini berupa rincian
tentang penelitian yang disertakan dalam meta-analisis. Biasanya disertakan tahun
publikasi, karakteristik subyek, jumlah subyek, rentang usia, randomisasi, lama
follow-up, hasil akhir penelitian, dan lain-lain yang relevan (Sastroasmoro dan
Ismael, 2008).
Hasil akhir meta-analisis sendiri biasanya disajikan dalam bentuk grafik
seperti pada 2 (untuk hasil berskala nominal dikolom) dan Gambar 3 (untuk hasil
berskala numerik). Pada kedua gambar tampak garis vertikal yang menunjukkan tidak
ada beda (beda rerata = 0 untuk hasil numerik, atau rasio odds atau risiko relatif = 1
untuk hasil nominal dikotom). Resume masing-- masing penelitian dinyatakan dalam
beda rerata atau rasio odds berupa bujur sangkar, dengan interval kepercayaan
(biasanya IK 95%) berupa garis horizontal.
Besarnya bujur sangkar melambangkan bobot masing-masing penelitian yang
digabungkan dalam meta-analisis. Bila interval kepercayaan memotong garis vertikal,
berarti mencakup beda rerata = 0 atau rasio odds = 1, artinya secara statistika tidak
bermakna (p > 0,05); apabila interval kepercayaan tidak memotong garis
vertikal berarti secara statistika bermakna (p < 0,05).
Gabungan nilai rasio odds total dan interval kepercayaannya digambarkan

8
pada bagian bawah akhir grafik, berupa gambar wajik (diamond), dari sini dibuat
garis terputus vertikal. Bila semua atau hampir semua interval kepercayaan
penelitian memotong garis terputus, ini berarti penelitian yang digabungkan
homogen; bila tidak maka berarti heterogen.
Perlu diingatkan kembali bahwa interval kepercayaan merujuk pada
rentang nilai pada populasi yang diwakili oleh sampel. Interval kepercayaan rasio
odds seharusnya bersifat asimetris. Untuk membuatnya simetris dan mudah
diinterpretasi, maka interval kepercayaan tersebut dinyatakan dalam bentuk
logaritme. Dengan cara ini maka interval kepercayaan rasio odds menjadi simetris,
dan nilai 2 sama artinya dengan 0,5 namun dengan arah yang berlawanan.
Salah satu keuntungan meta-analisis adalah diperolehnya jumlah subyek yang
besar, sehingga dapat dilakukan analisis terhadap hasil subgrup (misalnya hasil
berdasarkan jenis kelamin atau kelompok usia). Bila subgrupnya hanya sedikit, maka
hasil penggabungan subgrup dapat dimasukkan dalam diagram hasil keseluruhan,
namun bila subgrupnya cukup banyak hasil penggabungan subgrup digambarkan
dalam diagram terpisah.

Gambar 2. Hasil meta-analisis yang disajikan dalam forest plot,


memperlihatkan rasio odds masing-masing studi (kotak hitam)
dengan interval kepercayaannya (garis horizontal). Garis vertikal

9
menunjukkan rasio odss = 1 artinya tidak ada perbedaan antara kelompok
eksperimental dan kontrol. Rasio odds gabungan digambarkan sebagai wajik
(diamond). Agar interval kepercayaan simetris di sekitar rsio odds, diagram dibuat
dalam logaritme rasio odds. Pada contoh ini 6 dari 7 studi yang digabungkan
interval kepercayaannya memotong garis vertikal yang dibuat melalui hasil gabungan,
yang menunjukkan bahwa studi yang digabungkan bersifat homogeny

Untuk menilai apakah suatu hasil meta-analisis “robust” (relative stabil


terhadap perubahan) perlu dilakukan uji sensivitas, antara lain dengan :

1. Diidentifikasi terdapatnya publication bias, semua penelitian dinilai bila memang


ada publication bias, penelitian dengan subyek paling banyak akan memberikan
effect size yang paling kecil. Bila hal ini terjadi, maka penelitian dengan subyek
paling sedikit dicoba untuk tidak diikutsertakan dalam analis. Bila hasil akhirnya
tetap sama atau identik, berarti publication bias tidak berperan cukup besar dalam
meta-analisis tersebut.
2. Dilakukan uji terhadap keadaan khusus.

E. Kelebihan dan Kekurangan Meta Analisis


Setiap desain penelitian tentu implisit mengandung kelebihan dan kekurangan;
demikian pula meta-analisis. Kualitas meta-analisis tergantung, untuk sebagian besar,
pada kualitas studi yang dipadukan. Paduan banyak penelitian yang tidak
adekuat sama buruknya dengan masing-masing studi yang tidak adekuat tersebut.
Dengan demikian, maka studi yang diikutsertakan dalam meta- analisis harus
berkualitas baik. Berikut beberapa kelebihan dan keterbatasan meta-analisis:

⮚ Kelebihan

1. Meta-analisis mendorong pemikiran istematis tentang metode,


kategorisasi, populasi, intervensi, outcome dan cara untuk memadukan
berbagai bukti. Metode ini meanwarkan mekanisme untuk estimasi
besarnya efek dalam pengertian statistika (rasio odds atau risiko relatif) dan
kemaknaannya.
2. Penggabungan data dari berbagai studi akan meningkatkan kemampuan
generalisasi dan power statistika, sehingga dampak suatu prosedur dapat

10
dinilai lebih lengkap. Namun harus diingat bahwa peningkatan power akan
memperbaiki nilai p sehingga perbedaan yang kecil sekali pun dapat
menjadi bermakna secara statistika; padahal perbedaan tersebut belum
tentu penting secara klinis, bagi klinikus yang lebih penting adalah menilai
kemaknaan klinis
3. Jumlah individu yang bertambah banyak dalam meta-analisis memberi
kesempatan untuk interpretasi data tentang keamanan ataupun bahaya
dengan tingkat kepercayaan yang lebih besar.
4. Jumlah subyek yang besar juga memungkinkan untuk dilakukan analisis
terhadap sub-grup yang tidak dapat dilakukan pada penelitian aslinya,
misalnya efek intervensi pada lelaki atau perempuan secara terpisah, atau pada
kelompok usia tertentu.
5. Hasil meta-analisis dapat memberi petunjuk penelitian lebih lanjut,
termasuk besar sampel yang diperlukan.

⮚ Keterbatasan

1. Karena masih dalam taraf pengembangan, masalah metodologi menjadi


salah satu kekurangan yang harus diperhatikan bila kita membaca artikel
tentang meta-analisis. Hal-hal yang masih merupakan kontroversi dapat
dianggap juga merupakan keterbatasan atau kekurangan meta-analisis,
termasuk kesesuaian penggabungan data berbagai studi, pemakaian metode
statistik, variabilitas antar studi, pengembangan model untuk mengukur
variabilitas, dan peran penilaian kualitas studi.
2. Bias publikasi merupakan masalah yang mengancam pada meta-analisis.
Meta-analisis yang hanya mencakup studi yang dipublikasi mungkin tidak
menggambarkan keadaan yang sebenarnya, karena banyak studi yang
hasilnya negatif tidak dipublikasi atau tidak dui sulkan untuk publikasi.
Sebaliknya apabila disertakan data yang tidak dipublikasi, Arus
diyakinkan bahwa sumber datanya tidak mempunyai conflict of interest,
dan sumber data yang tidak dipublikasi tersebut harus ditelusur dengan
teliti.
3. Perbedaan mendasar antara meta-analisis dengan jenis penelitian lain ialah
bahwa pada meta-analisis data telah dikumpulkan, pilihan peneliti terbatas

11
dalam menyertakan atau menyingkirkan studi-studi yang ada. Dengan
demikian, besar sampel dalam meta-analisis sangat dibatasi oleh studi yang
relevan yang ada.
4. Dalam meta-analisis, peneliti biasanya harus mengikuti metode yang
dipakai oleh peneliti pertama untuk menilai hasil studi. Keterbatasan meta-
analisis lainnya adalah kelengkapan dan kualitas data yang tersedia dan
metode statistika yang dipakai dalam artikel asal.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Meta-analisis adalah suatu teknik statistika untuk menggabungkan secara
kuantitatif dua atau lebih penelitian orisinal. Meta-analisis saat ini telah menjadi
teknik yang penting dalam epimologi klinik, meskipun masih menyisakan banyak
masalah yang terselesaikan. Termasuk dalam masalah ini adalah, kontoversi tentang
perlu atau tidaknya disertakan data yang tidak dipublikasi, terutama bila menyangkut
pihak yang mempunyai kepentingan tertentu (Sastroasmoro dan Ismael, 2008).
Beberapa ahli berpendapat bahwa tujuan utama analisis meta adalah mendapatkan
hasil statistik yang signifikan (Price & Insukindro, 1994). Secara ringkas pembuatan
meta-analisis terdiri dari 4 langkah yakni (Sastroasmoro dan Ismael, 2008):
Identifikasi, Seleksi, dan Analisis. Seperti pada laporan penelitian lain, penyajian
laporan meta-analisis mencakup Pendahuluan, Metode, Hasil, dan Diskusi.
Penyajian Hasil biasanya diawali dengan karakteristik subyek penelitian, dalam
hal ini berupa rincian tentang penelitian yang disertakan dalam meta-analisis.
Biasanya disertakan tahun publikasi, karakteristik subyek, jumlah subyek, rentang
usia, randomisasi, lama follow-up, hasil akhir penelitian, dan lain-lain yang relevan
(Sastroasmoro dan Ismael, 2008).

13
DAFTAR PUSTAKA

1. Egger M, Smith GD, Phillips AN. Meta-analysis: principles and


procedures. BMJ 1997; 315:1533-7.
2. Egger M, Smith GD. Meta-analysis: potentials & promise. BMJ 1997;
315:1371-4.
3. Smeeth L, Haines A, Ebrahim S. Numbers needed to treat derived from
metaanalyses-sometimes informative, usually misleading. BMJ 1999;318:
1548-51.
4. Smith DG, Egger M. Met-aanalysis: unresolved issues and future
developments. BMJ 1998;316:221-5.

14

Anda mungkin juga menyukai