Makalah Batuk Efektif PDF
Makalah Batuk Efektif PDF
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Batuk merupakan gerakan refleks yang bersifat reaktif terhadap
masuknya benda asing ke dalam saluran pernapasan. Gerakan ini terjadi
atau dilakukan tubuh sebagai mekanisme alamiah untuk melindungi
organ paru-paru. Batuk terjadi sebagai akibat stimulasi mekanik atau
kimia pada nervus aferen pada percabangan bronkus.Batuk secara
terkekeh-tekeh dapat menyebabkan seseorang kehilangan banyak energi,
sulit untuk mengeluarkan dahak dan dapat mengiritasi tenggorokan.
Sebagian besar orang mencari pertolongan medis agar batuk cepat
mereda, sementara itu ada orang yang takut batuknya menjadi penyakit
yang serius. Batuk mempengaruhi interaksi personal dan sosial,
mengganggu tidur dan sering menyebabkan ketidaknyamanan pada
tenggorakan dan dinding dada. Untuk mengantisipasi hal-hal tersebut,
kita dapat menggunakan teknik batuk efektif.
Batuk efektif merupakan batuk yang dilakukan dengan sengaja.
Namun dibandingkan dengan batuk biasa, batuk efektif dilakukan melalui
gerakan yang terencana atau dilatih terlebih dahulu, sehingga
menghambat berbagai penghalang atau menghilangkan penutup saluran
pernapasan.
Teknik batuk efektif akan memberikan banyak manfaat, diantaranya
untuk melonggarkan dan melegakan saluran pernapasan maupun
mengatasi sesak napas akibat adanya lendir yang memenuhi saluran
pernapasan. Lendir baik dalam bentuk dahak (sputum) maupun sekret
dalam hidung, timbul akibat adanya infeksi pada saluran pernapasan
maupun karena sejumlah penyakit yang diderita oleh seorang individu.
Berdasarkan pengkajian pada beberapa pasien, masih terdapat
pasien yang belum bisa melakukan tehnik batuk efektif . Pasien
1 | Page
mengalami kesulitan dalam mengeluarkan dahak.. Hal ini
disebabkanpasien tidak mengetahui apa itu batuk efektif dan tidak
diajarkan secara spesifik apa saja persiapan dan bagaimana cara
melakukannya, karena perawat hanya menganjurkan dan menuturkan
agar pasien melakukan batuk efektif pada seluruh pasien yang
mengalami batuk berdahak tanpa mengevaluasi apakah pasien sudah tau
atau mengerti cara melakukannya maupun dilakukan atau tidak oleh
pasien. Oleh karena itu, kelompok tertarik mengangkat topik “Latihan
Batuk Efektif” agar pasien dan keluarga lebih mengenal batuk efektif dan
memahami serta mampu mengaplikasikan teknik batuk efektif.
2 | Page
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Batuk Efektif
Batuk efektif adalah suatu metode batuk dengan benar, dimana klien dapat menghemat
energi sehingga tidak mudah lelah mengeluarkan dahak secara maksimal.
Batuk merupakan gerakan refleks yang bersifat reaktif terhadap masuknya benda asing
dalam saluran pernapasan. Gerakan ini terjadi atau dilakukan tubuh sebagai mekanisme alamiah
terutama untuk melindungi paru paru.
Gerakan ini pula yang kemudian dimanfaatkan kalangan medis sebagai terapi untuk
menghilangkan lendir yang menyumbat saluran pernapasan akibat sejumlah penyakit. Itulah
yang dimaksud pengertian batuk efektif.
Batuk efektif merupakan batuk yang dilakukan dengan sengaja. Namun dibandingkan
dengan batuk biasa yang bersifat refleks tubuh terhadap masuknya benda asing dalam saluran
pernapasan, batuk efektif dilakukan melalui gerakan yang terencana atau dilatihkan terlebih
dahulu. Dengan batuk efektif, maka berbagai penghalang yang menghambat atau menutup
saluran pernapasan dapat dihilangkan .
3 | Page
2.2 Tujuan
Batuk efektif dan napas dalam merupakan teknik batuk efektif yang menekankan inspirasi
maksimal yang dimulai dari ekspirasi , yang bertujuan :
3. Pneumothoraks
4. Memperbaiki
4 | Page
dalam bentuk dahak (sputum) maupun sekret dalam hidung, timbul akibat adanya infeksi pada
saluran pernapasan maupun karena sejumlah penyakit yang di derita seseorang.
Bahkan bagi penderita tuberkulosa (TB), bqtuk efektif merupakan salah satu metode yang
dilakukan tenaga medis untuk mendiagnosis penyebab penyakit. Tidak sedikit penderita yang
justru mengalami kondisi yang semakin memburuk meski pengobatan telah dilakukan.
Bahkan sejumlah penelitian menemukan, tak kurang satu orang dari 4 atau 5 penderita TB
mengalami kematian, terutama akibat terlambat memberikan pengobatan maupun kesalahan
dalam melakukan diagnosis sehingga pengobatan menjadi tidak efektif.
Latihan batuk efektif juga sangat diperlukan bagi klien terutama klien yang mengalami
operasi dengan anestesi general. Karena pasien akan mengalami pemasangan alat bantu nafas
selama dalam kondisi teransetesi. Sehingga ketika sadar pasien akan mengalami rasa tidak
nyaman pada tenggorokan. Dengan terasa banyak lendir kental di tenggorokan. Latihan batuk
efektif sangat bermanfaat bagi pasien setalah operasi untuk mengeluarkan lendir atau sekret
tersebut.
Pasien dapat dilatih melakukan teknik batuk efektif dengan cara :
1. Pasien condong ke depan dari posisi semifowler, jalinkan jari-jari tangan dan
letakkan melintang diatas incisi sebagai bebat ketika batuk.
2. Kemudian pasien nafas dalam seperti cara nafas dalam (3-5 kali).
3. Segera lakukan batuk spontan, pastikan rongga pernafasan terbuka dan tidak
hanya batuk dengan mengadalkan kekuatan tenggorokan saja karena bisa
terjadi luka pada tenggorokan.
4. Hal ini bisa menimbulkan ketidaknyamanan, namun tidak berbahaya terhadap
incisi.
5. Ulangi lagi sesuai kebutuhan.
5 | Page
Jika selama batuk daerah operasi terasa nyeri, pasien bisa menambahkan dengan
menggunakan bantal kecil atau gulungan handuk yang lembut untuk menahan daerah operasi
dengan hati-hati sehingga dapat mengurangi guncangan tubuh saat batuk.Batuk mempengaruhi
interaksi personal dan sosial, mengganggu tidur dan sering menyebabkan ketidak nyamanan pada
tenggorakan dan dinding dada.
Sebagian besar orang mencari pertolongan medis untuk batuk akur supaya mereda,
sementara itu ada orang yang takut batuknya menjadi penyakit yang serius.Batuk terjadi sebagai
akibat stimulasi mekanik atau kimia pada nervus afferent pada percabangan bronkus.Batuk
efektif tergantung pada intaknya busur refleks afferent-efferent, ekspirasi yang adekuat dan
kekuatan dinding otot dada dan normalnya produksi dan bersihan mukosiliar
1. COPD / PPOK
Penyakit paru obstruktif kronik
Penyakit ini sitandai oleh hambatan aliran udara disaluran nafas yang bersifat
progresif non reversible atau reversible parsial. Ppok terdiri dari bronkitis kronik dan
emfisema atau gabungan keduanya.
2. Emphysema
Suatu kelainan anatomis paru yang ditandai oleh pelebaran rongga udara distal
bronkiolus terminal, disertai kerusakan dining alveoli.
3. Fibrosis
4. Asma
Merupakan gangguan inflamasi pada jalan nafas yang ditandai oleh opstruksi aliran
udara nafas dqan respon jalan nafas yang berlebihan terhadap berbagai bentuk
rangsangan.
5. Chest infection
6. Pasien bedrest atau post operasi
Tindakan
6 | Page
Beritahu pasien, minta persetujuan klien dan cuci tangan .
Atur pasien dalam posisi duduk tegak atau duduk setengah membungkuk.
Letakkan pengalas pada klien, letakkan bengkok/pot sputum pada pangkuan dan
anjurkan klien memegang tisu.
Ajarkan klien untuk menerik napas secara perlahan, tahan 1-3 detik dan embuskan
perlahan dengan mulut. Lakukan prosedur ini beberapa kali.
Anjurkan anjurkan untuk menarik napas, 1-3 detik batukkan dengan kuat.
Tarik napas kembali selama 1-2 kali dan ulangi prosedur di atas dua hingga enam kali.
Jika diperlukan, ulangi lagi prosedur di atas
Bersihkan mulut klien , instruksikan klien untuk membuang sputum pada pot sputum
pot atau bengkok
Beri penguatan , bereskan alat dan cuci tangan
Menjaga kebersihan dan mencegah kontaminasi terhadap sputum
Tindakan batuk efektif perlu diulang beberapa kali bila diperlukan
(anas, 2008).
7 | Page
bawah). Meatus-meatus inilah yang dilewati oleh udara pernafasan, sebelah dalam terdapat
lubang yang berhubungan dengan tekak, lubang ini disebut koana.
Dasar dari rongga hidung dibentuk oleh tulang rahang atas, keatas rongga hidung
berhubungan dengan beberapa rongga yang disebut sinus paranasalis, yaitu sinus maksilaris pada
rongga rahang atas, sinus frontalis pada rongga tulang dahi, sinus sfenoidalis pada rongga tulang
baji dan sinus etmodialis pada rongga tulang tapis.
Pada sinus etmodialis, keluar ujung-ujung saraf penciuman yang menuju ke konka nasalis.
Pada konka nasalis terdapat sel-sel penciuman, sel tersebut terutama terdapat di bagianb atas.
Pada hidung di bagian mukosa terdapat serabut-serabut syaraf atau respektor dari saraf
penciuman disebut nervus olfaktorius.
Disebelah belakang konka bagian kiri kanan dan sebelah atas dari langit-langit terdapat
satu lubang pembuluh yang menghubungkan rongga tekak dengan rongga pendengaran tengah,
saluran ini disebut tuba auditiva eustaki, yang menghubungkan telinga tengah dengan faring dan
laring. Hidung juga berhubungan dengan saluran air mata disebut tuba lakminaris.
Fungsi hidung, terdiri dari
bekerja sebagai saluran udara pernafasan
sebagai penyaring udara pernafasan yang dilakukan oleh bulu-bulu hidung
dapat menghangatkan udara pernafasan oleh mukosa
membunuh kuman-kuman yang masuk, bersama-sama udara pernafasan oleh leukosit yang
terdapat dalam selaput lendir (mukosa) atau hidung.
b. Tekak = Faring
Merupakan tempat persimpangan antara jalan pernapasan dan jalan makanan. Terdapat
dibawah dasar tengkorak, dibelakang rongga hidung dan mulut sebelah depan ruas tulang leher.
Hubungan faring dengan organ-organ lain keatas berhubungan dengan rongga hidung, dengan
perantaraan lubang yang bernama koana. Ke depan berhubungan dengan rongga mulut, tempat
hubungan ini bernama istmus fausium. Ke bawah terdapat dua lubang, ke depan lubang laring,
ke belakang lubang esofagus.
Dibawah selaput lendir terdapat jaringan ikat, juga dibeberapa tempat terdapat folikel
getah bening. Perkumpulan getah bening ini dinamakan adenoid. Disebelahnya terdapat 2 buah
tonsilkiri dan kanan dari tekak. Di sebelah belakang terdapat epiglotis( empang tenggorok) yang
berfungsi menutup laring pada waktu menelan makanan.
Rongga tekak dibagi dalam 3 bagian:
bagian sebelah atas yang sama tingginya dengan koana yang disebut nasofaring.
Bagian tengah yang sama tingginya dengan istmus fausium disebut orofaring
Bagian bawah sekali dinamakan laringgofaring.
8 | Page
c. Pangkal Tenggorokan (Laring)
Merupakan saluran udara dan bertindak sebagai pembentukan suara terletak di depan bagian
faring sampai ketinggian vertebra servikalis dan masuk ke dalam trakea dibawahnya. Pangkal
tenggorokan itu dapat ditutup oleh sebuah empang tenggorok yang disebut epiglotis, yang terdiri
dari tulang-tulang rawan yang berfungsi pada waktu kita menelan makanan menutupi laring.
Laring terdiri dari 5 tulang rawan antara lain:
1. Kartilago tiroid (1 buah) depan jakun sangat jelas terlihat pada pria.
2. Kartilago ariteanoid (2 buah) yang berbentuk beker
3. Kartilago krikoid (1 buah) yang berbentuk cincin
4. Kartilago epiglotis (1 buah).
Laring dilapisi oleh selaput lendir, kecuali pita suara dan bagian epiglotis yang dilapisi oleh
sel epiteliumnberlapis. Proses pembentukan suara merupakan hasil kerjasama antara rongga
mulut, rongga hidung, laring, lidah dan bibir. Perbedaan suara seseorang tergsantung pada tebal
dan panjangnya pita suara. Pita suara pria jauh lebih tebal daripada pita suara wanita.
Bronkiolus
9 | Page
Bronkus segmental bercabang-cabang menjadi bronkiolus. Bronkiolus mengandung kelenjar
submukosa yang memproduksi lendir yang membentuk selimut tidak terputus untuk melapisi
bagian dalam jalan nafas.
Bronkiolus terminalis
Bronkiolus membentuk percabangan menjadi bronkiolus terminalis( yang mempunyai
kelenjar lendir dan silia)
Bronkiolus respiratori
Bronkiolus terminalis kemudian menjadi bronkiolus respirstori. Bronkiolus respiratori
dianggap sebagai saluran transisional antara lain jalan nafas konduksi dan jalan udara pertukaran
gas.
Duktus alveolar dan sakus alveolar
Bronkiolus respiratori kemudian mengarah ke dalam duktus alveolar dan sakus alveolar. Dan
kemudian menjadi alvioli.
f. Alveoli
Merupakan tempat pertukaran oksigen dan karbondioksida. Terdapat sekitar 300 juta yang
jika bersatu membentuk satu lembar akan seluas 70 m2.
Terdiri atas 3 tipe:
Sel-sel alveolar tipe I : sel epitel yang membentuk dinding alveoli
Sel-sel alveolar tipe II: sel yang aktif secara metabolik dan nensekresikan surfaktan ( suatu
fosfolifid yang melapisi permukaan dalam dan mencegah alveolar agar tidak kolaps)ahanan
Sel-sel alveolar tipe III: makrofag yang merupakan sel-sel fagotosis dan bekerja sebagai
mekanisme pertahanan.
g. Paru – paru
Merupakan organ yang elastis berbentuk kerucut. Terletak dalam rongga dada atau toraks.
Kedua paru dipisahkan oleh mediastinum sentral yang berisi jantung dan beberapa pembuluh
dareah besar. Setiap paru mempunyai apeks dan basis, paru kanan lebih besar dan terbagi
menjadi 3 lobus dan fisura interlobaris. Paru kiri lebih kecil dan terbagi menjadi 2 lobus. Lobus-
lobus tersebut terbagi menjadi beberapa segmen sesuai dengan segmen bronkusnya.
10 | P a g e
a. Tujuan Latihan Nafas Dalam
Meningkatkan kapasitas paru
Menegah atelektasis
b. Tujuan Batuk Efektif
Membebaskan jalan nafas dari akumulasi secret
Mengeluarkan sputum untuk pemeriksaan diagnostik laboraturium
Mengurangi sesak nafas karena akumulasi secret
4. Indikasi
a. Latihan Nafas Dalam dilakukan pada :
Pasien dengan gangguan paru obstruktif maupun restriktif
Pasien pada tahap penyembuhan dari pembedahan thorax
Untuk metode relaxasi
b. Batuk Efektif dilakukan pada :
Pasien dengan gangguan saluran nafas akibat akumulasi secret
Pasien yang akan di lakukan pemeriksaan diagnostik sputum
Pasien setelah menggunakan bronkodilator
5. Dasar Pemikiran
Latihan nafas dalam adalah suatu cara untuk melatih pernafasan untuk menggunakan otot-
otot pernafasan dengan baik, sedangkan latihan batuk efektif adalah suatu metode atau cara
untuk mengeluarkan sputum yang ada di dalam saluran pernafasan.
6. Persiapan Alat
Sarung tangan
Bengkok
Antiseptik (jika perlu)
Sputum pot
Tisu habis pakai
Mekanisme Kerja
11 | P a g e
2. Fase Orientasi
A. Memberikan salam dan sapa nama pasien A. Menjalin keakraban antara perawat dengan
B. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
pasien
C. Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien
B. Agar pasien memahami tujuan tindakan
yang di lakukan
C. Adanya kerja sama antara perawat dengan
pasien
3. Fase Kerja
A. Menjaga privacy pasien A. Agar pasien merasa privacinya di hargai
B. Mempersiapkan pasien B. Untuk memulai suatu tindakan
C. Meminta pasien meletakkan satu tangan di dada dan C. Pasien merasakan gerakan inhalasi dan
satu tangan di abdomen ekshalasi abodomen
D. Melatih pasien melakukan nafas perut (menarik nafasD. Untuk melatih kontraksi otot abdomen
E. Untuk melancarkan proses ekspirasi
dalam melalui hidung hingga 3 hitungan, jaga mulut
tetap tertutup) F. Relaksasi otot abdomen
E. Meminta pasien merasakan mengembangnya
G. Agar mengatur nafas saat ekshalasi
abdomen (cegah lengkung pada punggung)
F. Meminta pasien menahan nafas hingga 3 hitungan
H. Mempermudah pasien untuk mengeluarkan
G. Meminta menghembuskan nafas perlahan dalam 3
sputum
hitungan (lewat mulut, bibir seperti meniup)
I. Untuk mengeluarkan secret pada area jalan
H. Memasang perlak/alas dan bengkok (di pangkuan
nafas
pasien bila duduk atau di dekat mulut bila tidur
J. Untuk menghindari bakteri terkontaminasi
miring)
dengan pasien dan perawat lain .
I. Meminta pasien untuk melakukan nafas dalam 2 kali ,
K. Mengakhiri sebuah tindakan
yang ke-3: inspirasi, tahan nafas dan batukkan dengan
kuat
J. Menampung lendir dalam sputum pot
K. Merapikan pasien
12 | P a g e
8. Format Evaluasi
Nilai
No Prosedur Kerja 0 1 2
1. Fase Prainteraksi
A. Mengecek status pasien
B. Mencuci tangan
C. Menyiapkan alat
2. Fase Orientasi
A. Memberikan salam dan sapa nama pasien
B. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
C. Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien
3. Fase Kerja
A. Menjaga privacy pasien
B. Mempersiapkan pasien
C. Meminta pasien meletakkan satu tangan di dada
dan satu tangan di abdomen
D. Melatih pasien melakukan nafas perut (menarik
nafas dalam melalui hidung hingga 3 hitungan,
jaga mulut tetap tertutup)
E. Meminta pasien merasakan mengembangnya
abdomen (cegah lengkung pada punggung)
F. Meminta pasien menahan nafas hingga 3
hitungan
G. Meminta menghembuskan nafas perlahan dalam
3 hitungan (lewat mulut, bibir seperti meniup)
H. Memasang perlak/alas dan bengkok (di
pangkuan pasien bila duduk atau di dekat mulut
bila tidur miring)
I. Meminta pasien untuk melakukan nafas dalam 2
kali , yang ke-3: inspirasi, tahan nafas dan
batukkan dengan kuat
J. Menampung lendir dalam sputum pot
13 | P a g e
K. Merapikan pasien
4.
Fase Terminasi
A. Melakukan evaluasi tindakan
B. Berpamitan dengan klien
C. Mencuci tangan
D. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan
keperawatan
Jumlah Aspek
Nilai Akhir = X 100
Jumlah Nilai Evaluator
14 | P a g e
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Nafas dalam yaitu bentuk latihan nafas yang terdiri atas pernafasan abdominal(diafragma) dan
purs lips breathing.
► tujuan
pernafasan abdominal memungkinkan nafas dalam secara penuh dengan sedikit usaha.
.Prosedur
Tarik nafas dalam melalui hidung,jaga mulut tetap tertutup,hitung sampai 3 selama inspirasi
Hembusan udara lewat bibir seperti seperti meniup (purse lips breathtig) secara perlahan
Batuk efektif
● tujuan
● Prosedur
Tarik nafas dalam lewat hidung dan tahan nafas untuk beberapa detik
Batuk 2 kali,pd saat batuk tekan dada dengan bantal,tampung sekret pd sputum pot
Hindari penggunaan waktu yang lama selama batuk karena dapat menyebabkan hipoksia
15 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
16 | P a g e