Anda di halaman 1dari 6

PEMANFAATAN TEKNOLOGI SECARA TEPAT GUNA TANPA

MERUNTUHKAN KESEJAHTERAAN UMAT MANUSIA

Karya Ini Disusun Untuk Mengikuti Lomba Esai Mahasiswa

National Essay Competition 2019

Disusun oleh:

1. Dede Yusuf P. Kuntaritas/NIM/2019


2. Riski Nofianti La Tuu/NIM/2019
3. Degama Figo Garsya/02211940000058/2019

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

SURABAYA

2019
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Dunia semakin hari semakin terjamah oleh suatu perkembangan yang


sangat memanjakan pekerjaan manusia. Dalam hidup ini, semua bermula dari
suatu kesederhanaan. Lalu teknologi merubah kesederhanaan itu menjadi sesuatu
yang sangat bermanfaat dalam segala aspek kehidupan manusia. Mulai dari
perubahan sistem hingga berbagai aplikasi teknologi yang memiliki dampak
dalam setiap aspek kehidupan manusia. Dampak yang diberikan oleh
perkembangan teknologi sangat signifikan. Perkembangan teknologi ini
dinamakan Revolusi Industri.

Perkembangan teknologi telah dimulai pada abad ke-18 yang dinamakan


revolusi industri 1.0, dimana mesin uap dapat mengubah seluruh perindustrian
secara permanen. 100 tahun bukanlah waktu yang panjang untuk mengubah
sistem teknologi yakni dari Revolusi Industri 1.0 menjadi 2.0. Dengan adanya
perubahan pada tahap ini kita telah dibantu oleh teknologi dalam bidang
kelistrikan. Satu abad kemudian, munculah internet dan teknologi robot yang
disebut Revolusi Industri 3.0. Pada tahap ini manusia sudah sangat terbantu oleh
segala perkembangan yang ada. Dapat dibayangkan bagaimana jika teknologi
pada revolusi 3.0 ini berkembang lagi. Dan pada kenyataannya, hanya dengan
waktu yang sangat singkat terjadilah perubahan besar pada teknologi yang lebih
dikenal sebagia revolusi industri four point 0 (4.0).

Revolusi 4.0 ini akan membawa banyak perubahan dengan segala


konsekuensinya. Hal ini ditandai dengan konektivitas antara mesin, perangkat,
sensor, dan manusia dalam jaringan internet. Salah satu contohnya ialah apabila
kita ingin mentransfer uang, kita tidak perlu menggunakan atm atau teller bank.
Namun, kita dapat melakukannya dimana saja melalui suatu aplikasi. Hal ini tentu
sangat memudahkan kehidupan manusia. Namun, permasalahannya adalah
bagaimana cara agar penggunaan teknologi tersebut efisien? Lalu bagaimana
dengan pekerjaan manusia yang tergantikan oleh robot? Apakah pernah
terpikirkan oleh kita untuk apa ada revolusi bila menyengsarakan umat manusia?
Bagaimanakah solusi cerdas akan hal ini?

BAB II

PEMBAHASAN

Setiap hal di muka bumi ini memiliki dua sisi, baik itu negatif maupun
positif. Begitu juga dengan teknologi, dibalik sejuta kemudahan yang
diberikannya ada juga beribu masalah yang siap menyerang. Indonesia yang
merupakan negara berkembang tak lepas dari permasalahan yang ditawarkan oleh
teknologi. Indonesia telah banyak menghadapi berbagai permasalahan yang
ditimbulkan oleh Revolusi Industri 4.0. Berbeda dengan teknologi sebelumnya,
yang mana manusia masih menjadi pengendali teknologi. Namun, sekarang
teknologi khususnya robot telah menggantikan peran manusia.

Salah satu contoh kecil di Indonesia yang sedang hangat ialah kereta tanpa
masinis atau biasa dikenal sebagai MRT.

Pergerakan kereta ini dikontrol OCC atau Overhead Contact System di


stasiun komputer yang saling berhubungan. Setiap stasiun MRT akan ada park
stasiun komputer yang dikoneksikan dengan sistem radio. Perusahaan juga akan
memasang train detector agar saat kereta mengirim OCC mereka dapat
mengontrol titik kereta tersebut. Hal tersebut membuktikan bahwa perkembangan
teknologi dapat membantu sebuah sistem menjadi lebih efisien dalam segala
aspek dan dapat menurunkan angka kecelakaan.

Sesuai dengan pernyataan sebelumnya, dibalik kemudahan yang


ditawarkan ada beberapa permasalahan yang telah siap menyerang kita. Indonesia
akan menghadapi berbagai tantangan pada era ini. Indonesia memang memiliki
SDM yang sangat banyak, tetapi jumlah SDM yang berkualitas tinggi masih
minoritas. Karena rendahnya kualitas dan tingginya kuantitas, maka akan sangat
sulit bagi SDM di Indonesia untuk mendapatkan pekerjaan. Selain dari hal itu,
masih banyak masyarakat di Indonesia yang tertinggal oleh teknologi. Sedangkan
pada era ini, banyak pekerjaan yang digantikan oleh robot. Berdasarkan
pernyataan Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, M.Sc., Ph.D., dalam waktu 5 tahun ke
depan 35% pekerjaan yang diajarkan di perguruan tinggi akan hilang dan bahkan
10 tahun ke depan pekerjaan yang akan hilang mencapai 75% dari yang diajarkan
di perguruan tinggi. Apabila kita renungkan, 10 tahun saja berdampak sangat
signifikan terhadap kehidupan manusia, bagaimana dengan 26 tahun ke depan
atau bisa kita sebut 100 tahun Indonesia merdeka? Apakah kita bisa benar-benar
mencapai Indonesia emas 2045? Atau kita yang semakin terjajah oleh teknologi?

Dengan demikian dibutuhkan kehadiran pemuda-pemudi yang berkualitas


sehingga Indonesia dapat mencapai masa emas di tahun 2045. Pada keadaan ini
para penerus bangsa dituntut agar dapat membangun dan bekerja sama dengan
teknologi agar dapat menggapai kejayaan Indonesia bahkan sebelum tahun 2045.
Indonesia memiliki senjata ampuh untuk menghadapi Revolusi Industri yang
mana itu adalah bonus demografi. Dilansir dari GoodNewsfromIndonesia, pada
tahun 2045, 70% jumlah penududuk adalah usia produktif, sedangkan sisanya
merupakan penduduk yang tidak produktif. Jadi, hal yang paling penting sekarang
ialah adanya sikap dari semua pihak untuk mempersiapkan generasi muda agar
memiliki skill di bidang teknologi. Namun, apakah kita sebagai generasi penerus
siap untuk memegang tanggung jawab ini?

Untuk menjawab tantangan tersebut pemerintah telah menyediakan


berbagai kemudahan agar dapat menghasilkan pemuda-pemudi yang memiliki
kualitas tinggi. Salah satu contoh nyatanya yakni pemerintah telah menyiapkan
Dana Hibah sebesar 1 Milyar rupiah untuk pembinaan Start-up guna merangsang
lahirnya berbagai kreativitas agar Indonesia mampu unggul di era Revolusi
Industri 4.0 ini. Disinilah seharusnya mahasiswa mengambil peranan yang sangat
penting serta memanfaatkan sebaik mungkin kesempatan yang telah ditawarkan
oleh pemerintah.

Anda mungkin juga menyukai