Anda di halaman 1dari 6

Nama : Nurmalia Dewi Putri

Nim : 1502194110
Kelas : KM 43 MC-6

1. Elemen:
Teknologi dan Modernisasi
Link:
https://media.neliti.com/media/publications/73460-ID-pembangunan-dan-modernisasi-
implikasinya.pdf
Judul:
Pembangunan Dan Modernisasi: Implikasinya Terhadap Tatanan Ekologi Dan Sosial
Analisis :

Sudah lebih dari setengah abad sebagai negara merdeka dan berdaulat Indonesia telah berusaha
mencapai tujuan-tujuan sosial, politik dan ekonomi dari masyarakatnya.Pencapaian tujuan-tujuan
ini dilakukan melalui berbagai macam cara termasuk pembangunan, modernisasi, demokratisasi
dan pembaharuan ekonomi (economic reform). Harus diakui bahwa hasil yang dicapai sekarang
ini masih jauh dari memuaskan karena masih banyaknya rakyat Indonesia yang hidup di bawah
garis kemiskinan dan bahkan tidak mampu memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar seperti sandang,
pangan dan perumahan. Pada saat yang sama lingkungan hidup juga semakin rusak dengan
semakin seringnya terjadi banjir dan tanah longsor, penggundulan hutan, kebakaran hutan setiap
tahun dan semakin rendahnya tingkat kesejahteraan rakyat yang dulunya bergantung pada hasil
hutan.Gambaran yang suram dari kondisi kesejahteraan rakyat Indonesia ini menimbulkan
pertanyaan: ada apa dengan pembangunan dan modernisasi yang digembar-gemborkan selama
ini?Orang lalu mempertanyakan benarkah masyarakat modern merupakan cita-cita yang bisa
membahagiakan semua orang atau hanya bagi kepentingan sekelompok orang yang mendapat
privilese politik dan ekonomi dari negara?

Indonesia adalah salah satu contoh negara yang menjadi korban dari struktur ekonomi politik
global yang penuh dengan ketidakadilan. Krisis ekonomi yang melanda Asia dalam tahun-tahun
terakhir membuktikan bahwa integrasi ke dalam kapitalisme global mengandung resiko yang harus
diantisipasi oleh setiap negara jika ingin menjadi winners dalam proses tersebut dan bukannya
sebagai losers.Faktor penguasaan pengetahuan dan teknologi yang bersifat akumulatif sangat
penting dalam proses modernisasi di mana negara-negara modern atau maju memiliki atau
menguasai ilmu dan teknologi lebih banyak daripada negara-negara yang belum modern. Dengan
demikian ada perbedaan yang jelas antara modernisasi dan pembangunan (development) Misalnya,
industrialisasi (pembangunan industri) merupakan perwujudan dari modernisasi karena
merupakan peningkatan dan efisiensi proses produksi dengan menggunakan teknologi dan
management modern.
Misalnya, pembangunan sarana pendidikan dan kesehatan bagi rakyat kecil, peningkatan produksi
dan pemasaran hasil pertanian, penyediaan sarana air bersih, dan sebagainya. Proses yang sama di
negara-negara yang sudah lebih dahulu maju seperti AS, Eropa Barat dan Jepang berjalan secara
gradual sehingga mereka bisa mencapai demokrasi yang matang dewasa ini. Tidaklah
mengherankan kalau proses modernisasi ini memunculkan masalah-masalah sosial dan politik
yang dirasakan oleh rakyat Indonesia saat ini. Untuk mengatasi krisis yang diakibatkan oleh
modernisasi diperlukan proses civilization baik pada level society maupun negara. Dalam proses
tersebut tiga tujuan harus tercapai yaitu rule of law, civility dan social justice seperti yang sudah
dijelaskan di depan. Namun perlu ditambahkan bahwa dalam konteks globalisasi sekarang ini
diperlukan transnasionalisasi demokrasi karena demokrasi pada level nation-state saja tidak cukup
untuk menjamin terciptanya popular control dan political equality sebagai dua syarat utama
demokrasi. Dengan kata lain diperlukan adanya demokratisasi international public sphere.
Dominasi kekuatan-kekuatan kapital global dalam ranah tersebut hanya akan memperkuat
hegemoni atau dominasi oleh manusia atas manusia lain dan dominasi manusia atas alam yang
bersifat destruktif.

2. Elemen :
Teknologi dan Pengangguran

Link:
https://jkh.unram.ac.id/index.php/jkh/article/download/49/36

Judul :

Digitalisasi Industri Dan Pengaruhnya Terhadap Ketenagakerjaan Dan Hubungan Kerja Di


Indonesia

Analisis :
Sebagaimana yang dihadapi Indonesia saat ini, revolusi industri 4.0 telah mendorong
inovasiinovasi teknologi yang memberikan dampak disrupsi atau perubahan fundamental terhadap
kehidupan masyarakat. Salah satu sector yang paling dirasakan karena penerapan revolusi industry
4.0 ini adalah pada aspek ketenagakerjaan., serta pengaruh yang ditimbulkan akibat dari penerapan
revolusi industry 4.0 terhadap Hubungan kerja di Indonesia. Hal ini menjadi satu keniscayaan suka
atau tidak kita harus menghadapinya dengan menemukan peluang yang menguntungkan dan
mengantisipasi resiko yang merugikan. Di dalamnya tercakup pemanfaatan data skala besar (big
data), teknik penyimpanan data di awan (cloud computing), serta konektivitas Internet (Internet of
things). Pemerintah Indonesia meluncurkan peta jalan dan strategi menuju era revolusi industri
jilid keempat pada 4 April lalu 2018 di sela Indonesia Industrial Summit 2018. Isinya berupa arah
pergerakan industri nasional pada masa depan. Tiga kata ini berdampak pada satu hal: dunia kerja
masa depan yang penuh ketidakpastian. World Economic Forum memprediksi dalam 4 tahun ke
depan, 75 juta pekerjaan akan berubah dan 133 juta pekerjaan baru akan muncul sebagai hasil dari
perkembangan teknologi. Satu wilayah yang akan mengalami dampak besar dari perubahan ini
adalah Asia Tenggara . Seiring perkembangan teknologi, kawasan ini diprediksi akan mencoba
beralih dari pekerjaan bidang pertanian ke pekerjaan yang berfokus pada layanan dalam beberapa
tahun ke depan. Menurut laporan terbaru firma riset Oxford Economics dan perusahaan teknologi
AS Cisco, transisi itu dapat menghasilkan perubahan 28 juta pekerjaan baru dalam dekade
berikutnya, Angka itu setara dengan sekitar 10 persen dari total penduduk yang bekerja di negara-
negara itu: Indonesia , Malaysia , Filipina , Singapura , Thailand , dan Vietnam. Yang pasti,
pergeseran akan mengarah pada munculnya karier baru di industri yang sedang tumbuh.

Dilansir dari CNBC Make It, presiden Cisco untuk Asia Tenggara, Naveen Menon
menyampaikan, "Ketika teknologi baru diterapkan, produktivitas akan menurunkan biaya produksi
sehingga akan membuat harga barang dan jasa turun.Ini akan meningkatkan daya beli sehingga
menciptakan lapangan kerja baru," jelas Menon. Lebih khusus lagi, industry ritel dan grosir,
manufaktur, konstruksi dan transportasi akan termasuk dalam bidang pekerjaan yang berkembang.
Sektor TI, keuangan dan seni yang lebih kecil di kawasan itu juga akan ikut bertumbuh.Sepertiga
dari mereka adalah buruh, yang juga merupakan pekerjaan yang paling rentan terhadap perubahan
teknologi karena fokus mereka pada tugas rutin dan usaha fisik, laporan itu mencatat. Indonesia,
negara yang paling padat penduduknya di wilayah ASEAN, diprediksi akan mengalami dampak
terbesar dari pengalihan pekerjaan.

Penduduk Indonesia berdasarkan data Badan Pusat Statistik sebagaimana yang dilansir majalah
tempo, per 2017 berjumlah 262 juta dengan klasifikasi yang bekerja sebanyak 131,01 juta tingkat
pengangguran 7 juta pada tahun 2018 dengan tingkat pendidikan pekerja masih didomonasi tingkat
Sekolah Dasar 40,65% dan Sekolah Menengah Pertama rata-rata 18%. Sebaliknya, Singapura
dengan populasi relatif sangat kecil, diperkirakan paling siap dan berada di "garis depan kemajuan
teknologi" sehingga paling sedikit terdampak perubahan pekerjaan. Karena itu, peralihan ini
diharapkan akan merubah bagaimana sistem pendidikan di negara ASEAN dalam mempersiapkan
sumber daya manusia menghadapi disrupsi teknologi dan gelombang besar peralihan pekerjaan.
Namun tidak dapat dimungkiri pula bahwa revolusi industri ini justru menjadi ancaman pada aspek
ketenagakerjaan dengan terjadinya Pemutusan Hubungan Kerja ( PHK ) besar-besaran sehingga
pengangguran massal di masa depan tidak akan terbendung .

Sebelumnya Alfin Tofler dalam karya ilmiahnya " The Future Shok "Third Wave" secara garis
besar memaparkan tentang gambaran perkembangan kehidupan manusia yang bermula dari
kehidupan masa agraris (pertanian) kemudian berkembang kepada kehidupan Industri dan
kemudian memasuki masa informasi. Alfin Tofler meramalkan peradaban manusia akan
berkembang secara cepat, yang awalnya hanya masyarakat yang sangat sederhana (agraris),
kemudian akan berubah menjadi super canggih dan sangat maju (masyarakat informasi). Negara-
negara yang menguasai teknologi dan informasi benar-benar menjadi penguasa dari sekian ratus
juta umat manusia karena kepandaiannya, menurut alfin Tofler Sejak akhir 1950-an sebagian besar
negara bergerak dari masyarakat gelombang kedua ke arah yang disebut Toffler Masyarakat
Gelombang Ketiga. Menurut Toffler munculnya gelombang ketiga dilatarbelakangi oleh kuatnya
dorongan teknologi informasi, tuntutan sosial seluruh dunia untuk memperoleh kebebasan yang
lebih besar dan individuasi yang ditandai dengan Munculnya berbagai teknologi tinggi, seperti
kloning , jaringan komunikasi global , nano -teknologi,2 Perdebatan ini sebenarnya bukanlah hal
yang baru jika menelisik sejarah revolusi industri sejak dua abad silam.Revolusi industri pertama
ditandai oleh penemuan mesin uap di Inggris pada abad ke-18.Di era ini tenaga manusia yang
awalnya menjadi tumpuan utama perekonomian sebuah negara sedikit demi sedikit mulai
tergantikan oleh mesin.

Kemunculan kota-kota industri dan fenomena urbanisasi menjadi tanda perekonomian tumbuh
signifikan kala itu. Kemudian munculnya konsep revolusi industri 4.0 ini merupakan konsep
lanjutan dari gelombang ketiga yang dinyatakan Alvin Tofler sebelumnya. Revolusi teknologi
yang secara fundamental akan mengubah bahkan telah mengubah cara kita hidup, cara kita bekerja,
dan cara kita berhubungan satu sama lain baik dalam skala cakupan, dan kerumitannya,
transformasi yang kita alami saat ini tidak seperti yang dialami manusia seperti pada revolusi
industri sebelumnya. Jika revolusi industri pertama membutuhkan waktu puluhan tahun untuk
mengubah tatanan kehidupan masyarakat, maka revolusi industri 4.0 yang berasaskan digitalisasi
hanya membutuhkan waktu kurang dari satu dekade untuk melakukanya.

3. Elemen :
Perkembangan sarana transportasi dan komunikasi

Link :
https://ejournal.upi.edu/index.php/gea/article/download/19886/10454

Judul :

Perkembangan Sarana Dan Prasarana Transportasi Dalam Hubungannya Dengan Tingkat


Perekonomian Masyarakat Di Desa Kolang Kecamatan Kuwus Barat, Kabupaten Manggarai
Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur

Analisis :

Jalan merupakan prasarana transportasi yang sangat penting untuk mendukung arus pergerakan
manusia dan barang.Tanpa jalan, aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat akan
terhambat.Pembangunan Perasarana jalan juga merupakan sarana untuk membuka keterisoliran
penduduk desa.Demikian juga dengan penduduk yang berada di Desa Kolang, Kecamatan Kuwus
Barat, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusata Tenggara Timur hingga saat ini ketersediaan
infrastruknya masih belum dibenari sehingga akses untuk masuk maupun keluar cukup sulit untuk
dilalui. Bahwa Sarana dan prasarana transportasi merupakan modal utama dalam mengembangkan
suatu daerah, dimana peran transportasi sangat di perlukan masyarakat untuk melakukan aktivitas
sehari-hari. Transportasi juga merupakan bagian utama dari proses produksi barang dan jasa yang
akan memberikan kontribusi manfaat yang besar terhadap pertumbuhan ekonomi, mengurangi
kemiskinan dan kesinambungan lingkungan. Transportasi darat menjadi salah satu moda,
transportasi tidak dapat dipisahkan dari moda-moda transportasi lain yang ditata dalam sistem
transportasi nasional yang dinamis dan mampu beradaptasi dengan kemajuan dimasa depan.
Keberhasilan pembangunan sangat di pengaruhi oleh peran transportasi sebagai urat nadi
kehidupan politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan.
4. Elemen :

Teknologi dan Urbanisasi

Link :
https://media.neliti.com/media/publications/130628-ID-dampak-urbanisasi-bagi-perkembangan-
kota.pdf

Judul :

Urbanisasi Dan Pertumbuhan Kota-Kota Di Indonesia: Suatu Perbandingan Antar- Kawasan


Makro Indonesia

Analisis :

Urbanisasi dari pendekatan demografis berarti sebagai suatu proses peningkatan konsentrasi
penduduk diperkotaan sehingga proporsi penduduk yang tinggal menjadi meningkat yang biasanya
secara sederhana konsentrasi tersebut diukur dari proporsi penduduk yang tinggal di perkotaan,
kecepatan perubahan proporsi tersebut, dan perubahan jumlah pusat-pusat kota. Dalam konteks
modernisasi, urbanisasi mengandung pengertian sebagai perubahan nilai dari orientasi tradisional
ke orientasi modern sehingga terjadi difusi modal, teknologi, nilai-nilai, pengelolaan kelembagaan
dan orientasi dari masyarakat tradisional ke dunia barat (kota). Perkembangan kota-kota di
Indonesia ini tidak saja dipengaruhi kondisi wilayah setempat, melainkan juga dipengaruhi oleh
dua hal lain, yaitu sejarah pembangunan infrastruktur dan wilayahnya, serta pengaturan dan
pengelolaan kebijakan pemerintah yang berpengaruh, baik pemerintah Republik Indonesia
maupun Pemerintah Kolonial Hindia Belanda di masa sebelum kemerdekaan.

Dalam magnitudo yang jauh lebih kecil, kombinasi kekuatan pertumbuhan internal dan eksternal
ini juga tampak pada beberapa kota lain di Jawa seperti Bandung dan Surabaya, dan juga di Medan,
Sumatera utara, dimana kombinasi kekuatan- kekuatan yang dimilikinya tersebut juga mampu
memberikan dorongan kepada pembentukan dan pertumbuhan kota lain yang ada di sekitarnya.
Analisis dan pembelajaran ini mengarahkan kepada dua rekomendasi ke dalam proses
pembangunan perkotaan di Indonesia. Pertama, besarnya intensitas konsentrasi pertumbuhan kota
di Jawa mendorong kebutuhan Indonesia untuk bisa membangun dan menghasilkan upaya
pemerataan pembangunan kota ke wilayah-wilayah lain, termasuk ke Kawasan Sumatera dan
Kawasan Pulau-pulau lainnya. Pemerataan intensitas dan konsentrasi pertumbuhan kota yang lebih
merata diharapkan akan memberikan dukungan kepada pemerataan pertumbuhan ekonomi
wilayah nasional melalui pembangunan dan penguatan simpul-simpul utama wilayah di dalam
jejaring pembangunan ekonomi nasional.
Kedua, besarnya peranan faktor politik dan administrasi pemerintah ke dalam pertumbuhan
perkotaan memperlihatkan adanya kebutuhan peningkatan dan pengembangan pengembangan
perhatian pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah provinsi dan lokal (kota) ke
dalam peningkatan intensitas dan konsentrasi pertumbuhan kota di kawasan-kawasan di luar Jawa
tersebut. Berkaca dari pengalaman pembangunan Kota Batam di Sumatera di masalalu, pemberian
perhatian pemerintah ini diharapkan mampu meningkatkan akselerasi pertumbuhan kota-kota di
luar Jawa tersebut sehingga berkembang lebih pesat.

Anda mungkin juga menyukai