Anda di halaman 1dari 21

Pedoman Supervisi Mutu Pendidikan

1
Pedoman Supervisi Mutu Pendidikan

PEDOMAN SUPERVISI MUTU PENDIDIKAN

Pengarah:
Kepala LPMP Sumatera Barat
(Dr. M. Sofian Asmirza, M. Sc)

Penanggungjawab:
Kepala Bidang PSMP LPMP Sumatera Barat
(Dr. Wisma Endrimon, M. Pd)

Tim Penulis:
Radhiyatan Mardhiyah, M. Psi.
(Kasi Supervisi Mutu Pendidikan Bidang PSMP LPMP Sumatera Barat, 081363456185)
Dr. Syarifuddin, M. Pd.
(Widyaiswara LPMP Sumatera Barat, 081374701741)
Drs. Harsyaf, MA
(Widyaiswara LPMP Sumatera Barat, 081266127166)
Drs. Ariasdi
(Widyaiswara LPMP Sumatera Barat, 081363461193)
Dr. Asrinur, M. Pd.
(Pengawas SD Disdikpora Kabupaten Solok, 081363316759)
Yuyu Mulyati, S. Pt., M. Pd.
(Pengawas SMK Disdikbud Provinsi Sumatera Barat, 081266740298)
Mufid Waris, M. Ed.
(Staf Seksi Pemetaan Mutu Pendidikan LPMP Sumatera Barat, 081363003132)

Reviewer:
Radhiyatan Mardhiyah, M. Psi.
(Kasi Supervisi Mutu Pendidikan Bidang PSMP LPMP Sumatera Barat, 081363456185)
Iryasman
(Widyaiswara LPMP Sumatera Barat, 08126792163)

Editor:
Iryasman
(Widyaiswara LPMP Sumatera Barat, 08126792163)
Khairul Basri, M. Pd
(Pengawas SMA Disdikbud Provinsi Sumatera Barat, 08126758874)
Asliati, M. Pd
(Pengawas SMP Disdikbud Kabupaten Agam, 0811363405654)

Desain Sampul:
Bony Ermond, ST., M. CIO
(Staf Seksi Supervisi Mutu Pendidikan LPMP Sumatera Barat, 081166222629)

Desain Aplikasi:
Drs. Ariasdi
(Widyaiswara LPMP Sumatera Barat, 081363461193)
Winaldi Syafri, S. Kom
(Staf Seksi Supervisi Mutu Pendidikan LPMP Sumatera Barat, 08126633976)

Diterbitkan oleh LPMP Sumatera Barat


Copyright@2019
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial
tanpa izin tertulis dari LPMP Sumatera Barat.

2
Pedoman Supervisi Mutu Pendidikan

KATA PENGANTAR

Tiada kata yang lebih tepat kami ucapkan selain rasa syukur yang dalam kepada Allah
Yang Maha Memberi Kekuatan, sehingga kami memiliki kekuatan untuk menyelesaikan
model penjaminan Supervisi Mutu ini. Pengembangan Supervisi Mutu merupakan amanat
dari Permendikbud No. 15 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja LPMP Sumatera
Barat, LPMP Jawa Tengah, dan LPMP Sulawesi Selatan, Bab I, Pasal 2 menyatakan bahwa:

“LPMP mempunyai tugas melaksanakan penjaminan mutu, pengembangan


model dan kemitraan penjaminan mutu pendidikan dasar dan pendidikan
menengah di provinsi berdasarkan kebijakan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan”.
Hal ini dijabarkan dalam Pasal 3 yang menjelaskan bahwa dalam melaksanakan
tugasnya, LPMP menyelenggarakan fungsi:

 pemetaan mutu pendidikan dasar dan pendidikan menengah;


 supervisi satuan pendidikan dasar dan pendidikan menengah dalam
penjaminan mutu pendidikan;
 fasilitasi peningkatan mutu pendidikan dasar dan pendidikan menengah dalam
penjaminan mutu pendidikan nasional;
 pengembangan model penjaminan mutu pendidikan dasar dan pendidikan
menengah secara nasional;
 pengembangan dan pelaksanaan kemitraan di bidang penjaminan mutu
pendidikan secara nasional;
 pengembangan dan pengelolaan sistem informasi mutu pendidikan dasar dan
pendidikan menengah; dan
 pelaksanaan urusan administrasi LPMP.
Salah satu fungsi yang belum berjalan secara maksimal selama ini adalah “supervisi
satuan pendidikan dasar dan pendidikan menengah dalam penjaminan mutu pendidikan”.
Pada Bab II, Pasal 12, Ayat (2) dijelaskan bahwa: “Seksi Supervisi Mutu Pendidikan
mempunyai tugas melakukan supervisi, pengembangan model, dan kemitraan pelaksanaan
supervisi satuan pendidikan dasar dan menengah dalam penjaminan mutu pendidikan”.

Mulai tahun 2019 Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Ditjen.
Dikdasmen) mengembangkan program Supervisi Mutu Pendidikan. Supervisi Mutu adalah
“proses mengawal upaya peningkatan mutu pada satuan pendidikan oleh LPMP bersama
dengan Pengawas Sekolah”. Ditjen. Dikdasmen melahirkan hasil pemetaan mutu pendidikan
dalam bentuk Rapor Mutu, Rapor Penguatan Pendidikan Karakter (PPK), Rapor Gerakan
Literasi Sekolah (GLS), Rapor Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), dan rencananya Rapor
Implementasi Kurikulum 2013.

Untuk mendukung program Supervisi Mutu Pendidikan dibutuhkan pedoman, petunjuk


pelaksanaan, dan bahan ajar yang dapat dijadikan panduan dalam menjalankan program.
Oleh karena itu LPMP Sumatera Barat mengembangkan model Supervisi Mutu dalam
bentuk petunjuk pelaksanaan, pedoman, modul. Hal ini sejalan dengan amanat
Permendikbud No. 26 Tahun 2018 tentang Rincian Tugas Unit Kerja di Lingkungan Lembaga
Penjaminan Mutu Pendidikan Sumatera Barat, Jawa Tengah, dan Sulawesi Selatan, Pasal 7,
Rincian Tugas Supervisi Mutu Pendidikan, butir b: “melakukan penyusunan bahan supervisi
satuan pendidikan dasar dan pendidikan menengah dalam pencapaian standar nasional”.

3
Pedoman Supervisi Mutu Pendidikan

Petunjuk pelaksanaan, pedoman dan modul bertujuan untuk membantu pengawas sekolah
dan LPMP dalam melaksanakan Supervisi Mutu.

Dalam mengembangkan model Supervisi Mutu ini telah melibatkan banyak pihak.
LPMP Sumatera Barat berkolaborasi bersama beberapa orang pengawas sekolah terpilih
berkolaborasi dalam tim pengembang model Supervisi Mutu. Oleh karena itu sangat tepatlah
kiranya dalam kesempatan ini kami menyampaikan penghargaan yang tinggi dan ucapan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah berkontribusi, terutama
kepada para Widyaiswara, Pengembang Teknologi Pembelajaran (PTP), Fungsional
Tertentu lainnya, dan Pengawas Sekolah yang telah menyumbangkan pemikirannya,
sehingga lahirnya naskah ini.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa proses pengembangan model penjaminan mutu


tidak akan pernah berhenti. Pengembangan model Supervisi Mutu yang telah lahir ini sangat
jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu kami mengharapkan sumbangan pikiran semua
pihak untuk mengkritisi dan memberikan masukan, demi perbaikan dan penyempurnaan
model penjaminan mutu ini.

Akhir dari pengantar ini kami berharap bahwa langkah awal ini menjadi spirit bagi kami
LPMP Sumatera Barat untuk selalu berivovasi dalam mengembangkan model penjaminan
mutu sesuai tusi lembaga, demi kemajuan pendidikan ke depan. Semoga Allah SWT
memberi kekuatan kepada kita semua. Aamiin.

Padang, September 2019.

Kepala LPMP Sumatera Barat,

Dr. Ir. Moh. Sofian Asmirza S, M. Sc

4
Pedoman Supervisi Mutu Pendidikan

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................1


DAFTAR ISI ....................................................................................................................2
BAB I ............................................................................................................................ 6
PENDAHULUAN........................................................................................................... 6
A. Latar Belakang ............................................................................................................... 6

B. Dasar Hukum.................................................................................................................. 7

C. Tujuan .............................................................................................................................. 9

D. Manfaat ........................................................................................................................... 9

E. Hasil yang Diharapkan .................................................................................................. 9

BAB II ......................................................................................................................... 10
PELAKSANAAN KEGIATAN....................................................................................... 10
A. Konsep Supervisi Mutu Pendidikan .......................................................................... 10

1. Konsep Supervisi .......................................................................................... 10


2. Konsep Mutu Pendidikan .............................................................................. 11
B. Ruang Lingkup Supervisi Mutu Pendidikan ............................................................. 12

C. Pelaksanaan Supervisi Mutu Pendidikan................................................................. 12

1. Waktu Pelaksanaan ...................................................................................... 12


2. Sasaran ........................................................................................................ 12
3. Strategi Pelaksanaan.................................................................................... 12
4. Alur Kegiatan ................................................................................................ 14
5. Instrumen Supervisi Mutu Pendidikan .......................................................... 15
6. Pembiayaan.................................................................................................. 15
D. Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan ........................................................................ 15

1. Monitoring dan Evaluasi................................................................................ 15


2. Pelaporan ..................................................................................................... 15
3. Peran dan Tanggung Jawab Tim Monev ...................................................... 16
E. Tindak Lanjut Hasil Supervisi .................................................................................... 16

F. Diseminasi Hasil Supervisi ......................................................................................... 17

BAB III ........................................................................................................................ 18


PENUTUP .................................................................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 19

5
Pedoman Supervisi Mutu Pendidikan

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional


(Sisdiknas) menyatakan bahwa Sistem Pendidikan Nasional adalah keseluruhan
komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan
pendidikan nasional, yaitu untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan
mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia. Selanjutnya sebagaimana
diamanatkan di dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, dan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan,
setiap Satuan Pendidikan pada jalur formal dan nonformal wajib melakukan
penjaminan mutu pendidikan. Penjaminan mutu pendidikan tersebut bertujuan untuk
memenuhi atau melampaui Standar Nasional Pendidikan (SNP).
Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP) merupakan sistem penjaminan
mutu yang meliputi Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) dan Sistem Penjaminan
Mutu Eksternal (SPME). SPMI merupakan proses penjaminan mutu yang
dilaksanakan oleh satuan pendidikan yang dilaksanakan dalam siklus penjaminan
mutu pendidikan. Pemerintah juga telah menetapkan berbagai program yang
dilakukan dalam upaya meningkatkan kompetensi dan kapabilitas peserta didik,
antara lain program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK), Gerakan Literasi
Sekolah (GLS), Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), dan implementasi Kurikulum
2013. Semua program tersebut selayaknya dilakukan secara terpadu, dan
mendorong satuan pendidikan melaksanakan pencapaian mutu.
Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Sumatera Barat sebagaimana
ditetapkan dalam Permendikbud No. 15 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata
Kerja LPMP Sumatera Barat, LPMP Jawa Tengah, dan LPMP Sulawesi Selatan,
memiliki tugas melaksanakan penjaminan mutu pendidikan dasar dan pendidikan
menengah di provinsi berdasarkan kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
Dalam melaksanakan tugas tersebut, LPMP Sumatrera Barat melaksanakan fungsi
supervisi satuan pendidikan dasar dan pendidikan menengah dalam pencapaian
standar nasional pendidikan.

6
Pedoman Supervisi Mutu Pendidikan

Supervisi mutu adalah proses mengawal upaya pemenuhan mutu pada satuan
pendidikan oleh LPMP bersama dengan Pengawas Sekolah. Supervisi mutu dalam
konteks ini berkaitan dengan supervisi penjaminan mutu pendidikan di satuan
pendidikan. Program supervisi mutu diawali dengan keterlibatan pengawas dalam
melakukan analisisx permasalahan capaian mutu, melakukan pendampingan
penyusunan rencana pemenuhanan mutu, dan pendampingan pemenuhan mutu
serta monitoring dan evaluasi. Keterlibatan pengawas tersebut dipersiapkan oleh
LPMP Sumatera Barat dengan cara menyiapkan pedoman, modul, dan bahan-bahan
yang akan digunakan oleh pengawas sekolah pada saat pendampingan ke sekolah.
Program supervisi mutu ini juga untuk memastikan apakah treatment/perlakukan
yang dilakukan oleh LPMP dalam upaya penjaminan mutu pendidikan dasar dan
menengah sudah sesuai dengan kebutuhan satuan pendidikan.
Selain penyiapan bahan, LPMP Sumatera Barat juga mempunyai serangkaian
kegiatan yakni kegiatan bimbingan teknis (bimtek) supervisi tingkat provinsi, bimtek
supervisi tingkat kab/kota, pendampingan LPMP ke cluster, analisis hasil supervisi,
diseminasi dan rekomendasi hasil supervisi mutu. Rangkaian kegiatan ini merupakan
upaya pemerintah melalui LPMP untuk memastikan proses supervisi mutu
pendidikan lebih efektif dan hasilnya dapat dipertanggungjawabkan.

B. Dasar Hukum

1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan, khususnya untuk Pendidikan Dasar dan
Menengah;
4. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan
Karakter;
5. Permendikbud Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti;
6. Permendikbud No. 15 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
LPMP Sumatera Barat, LPMP Jawa Tengah, dan LPMP Sulawesi Selatan;

7
Pedoman Supervisi Mutu Pendidikan

7. Permendikbud Nomor 20 tahun 2016 tentang Standar Kompetensi


Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah;
8. Permendikbud Nomor 21 tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan
Dasar dan Menengah;
9. Permendikbud Nomor 22 tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan
Dasar dan Menengah;
10. Permendikbud Nomor 23 tahun 2016 tentang Standar Penilaian
Pendidikan;
11. Permendikbud Nomor 28 tahun 2016 tentang Penjaminan Mutu
Pendidikan;
12. Permendikbud Nomor 20 Tahun 2018 tentang Penguatan Pendidikan
Karakter pada Satuan Pendidikan;
13. Permendikbud No. 26 Tahun 2018 tentang Rincian Tugas Unit Kerja di
Lingkungan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Sumatera Barat,
Jawa Tengah, dan Sulawesi Selatan;
14. Permendikbud Nomor 34 Tahun 2018 tentang Standar Nasional
Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan;
15. Permendikbud Nomor 35 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 58 tahun 2014 tentang
Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah;
16. Permendikbud Nomor 36 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 59 Tahun 2014 Tentang
Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah;
17. Permendikbud Nomor 37 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 24 Tahun 2016 Tentang
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran Pada Kurikulum 2013
Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;
18. Peraturan Bersama Antara Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri
Kesehatan, Menteri Agama, dan Menteri Dalam Negeri Nomor
6/X/PB/2014 Tahun 2014, Nomor 41 Tahun 2014, Nomor 73 Tahun 2014,
Nomor 81 Tahun 2014 tentang Pembinaan dan Pengembangan Usaha
Kesehatan Sekolah/Madrasah;
19. DIPA LPMP Sumatera Barat Tahun Anggaran 2019.

8
Pedoman Supervisi Mutu Pendidikan

C. Tujuan

Tujuan pedoman ini adalah untuk membantu pengawas sekolah melaksanakan


supervisi mutu pendidikan di satuan pendidikan binaan masing-masing, meliputi
pelaksanaan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK), Gerakan Literasi Sekolah
(GLS), Usaha Kesehatan Sekolah (GLS), dan implementasi Kurikulum 2013, yang
terintegrasi dalam SPMI menuju terwujudnya sekolah berbudaya mutu.

D. Manfaat

Program supervisi mutu pendidikan dapat dimanfaatkan oleh pengawas


sekolah, LPMP, satuan pendidikan, dan dinas pendidikan.
1. Bagi pengawas sekolah bermanfaat untuk menyiapkan basis data dan
informasi yang akurat sebagai dasar evaluasi dan perencanaan
pemenuhan mutu pendidikan sesuai dengan kebutuhan sekolah.

2. Bagi LPMP, sebagai pedoman dalam memantau proses pemenuhan mutu


pendidikan di satuan pendidikan sehingga penjaminan mutu pendidikan
dapat dipertanggungjawabkan.

3. Bagi satuan pendidikan, bermanfaat untuk merancang upaya pemenuhan


mutu ke depan.

4. Bagi Dinas Pendidikan Provinsi/Kabupaten/Kota sebagai masukan untuk


menyusun program pemenuhan mutu sekolah tingkat prov/kab/kota.

E. Hasil yang Diharapkan

Hasil yang diharapkan dari pedoman ini adalah meningkatnya pemahaman


pengawas dalam melaksanakan supervisi mutu pendidikan yang terintegrasi dengan
aspek pelaksanaan PPK, GLS, UKS, dan Kurikulum 2013 dalam kerangka
implementasi SPMI.

9
Pedoman Supervisi Mutu Pendidikan

BAB II

PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Konsep Supervisi Mutu Pendidikan

1. Konsep Supervisi
Konsep supervisi secara etimologi berasal dari kata “super” dan “vision”
yang masing-masing kata itu berarti atas dan penglihatan. Jadi secara
etimologis supervisi berarti penglihatan dari atas. Pengertian semacam itu
merupakan arti kiasan yang menggambarkan suatu posisi yang melihat
berkedudukan lebih tinggi daripada yang dilihat. Secara semantik, supervisi
adalah pembinaan yang berupa bimbingan atau tuntunan ke arah perbaikan
situasi pendidikan pada umumnya dan pemenuhan mutu belajar dan mengajar
pada khususnya.

Secara lebih khusus, para pakar telah memberikan argumentasi yang


beragam, diantaranya, Ary H. Gunawan (2011) mengemukakan bahwa
supervisi diadopsi dari bahasa Inggris “supervision” yang berarti
pengawasan/kepengawasan. Beberapa kutipan arti supervisi, dikutip beberapa
sumber diantaranya dalam Dictionary of Education, Carter V. Good (1945)
memberikan batasan supervisi pendidikan sebagai berikut:

“Supervisi adalah usaha dari petugas-petugas sekolah dalam


upaya memimpin guru-guru dan petugas lainnya, dalam
memperbaiki pengajaran, termasuk menstimulir, seleksi,
pertumbuhan jabatan, pengembangan guru, dan memperbaiki
tujuan-tujuan pendidikan, bahan-bahan pengajaran, metode dan
evaluasi pengajaran”.

Selanjutnya, Mc. Nerney, dalam bukunya Educational Supervision (1951) secara


singkat mengungkapkan bahwa supervisi adalah prosedur memberi pengarahan atau
petunjuk, dan mengadakan penilaian terhadap proses pengajaran. Dari definisi di atas,
dapat diambil beberapa pokok pikiran tentang supervisi (pengawasan/kepengawasan),
yakni bahwa supervisi pada hakikatnya merupakan segenap bantuan yang ditujukan
pada perbaikan dan pembinaan aspek pembelajaran maupun pengelolaan sekolah.
Dengan kata lain, pengawasan adalah kegiatan pengawas sekolah dalam memberi
bantuan profesional kepada guru, kepala sekolah, dan tenaga kependidikan, sehingga
tujuan pendidikan nasional tercapai. Berdasarkan pengertian supervisi di atas, maka
pengawasan akademik adalah kegiatan pengawas sekolah dalam memberi bantuan

10
Pedoman Supervisi Mutu Pendidikan

profesional kepada guru dalam meningkatkan mutu pembelajaran; sedangkan


pengawasan manajerial adalah kegiatan pengawas sekolah dalam memberi bantuan
profesional kepada kepala sekolah dan tenaga kependidikan dalam meningkatkan
efektifitas penyelenggaraan pendidikan pada satuan pendidikan.

Sebagaimana hakekatnya supervisi adalah merupakan bantuan bagi sekolah


yang ditunjukan pada perbaikan dan pembinaan, maka proses pelaksanaan supervisi
perlu berjalan dengan baik. Dengan demikian diperlukan dipenuhinya prinsip-prinsip
supervisi baik supervisi akademik maupun supervisi manajerial agar tujuan supervisi
dapat tercapai dengan terciptanya hubungan yang baik antara supervisor dengan yang
disupervisi.

2. Konsep Mutu Pendidikan


Mutu merupakan derajat keunggulan sesuatu atau seseorang yang
merupakan atribut pembeda atau karakteristik yang dimiliki yang menjadi
produk dan pelayananyan memenuhi persyaratan dan harapan karena sesuai
dengan standar sebagaimana harapan pelanggan atau pihak-pihak terkait.
Mutu pendidikan adalah tingkat kesesuaian antara penyelenggaraan pendidikan
dengan Standar Nasional Pendidikan (SNP). Dengan demikian mutu
pendidikan dasar dan menengah adalah tingkat kesesuaian antara
penyelenggaraan pendidikan dasar dan menengah dengan SNP di sekolah.

Mutu pendidikan di sekolah cenderung tidak akan meningkat tanpa diiringi


penjaminan mutu pendidikan. Penjaminan mutu pendidikan dasar dan
menengah merupakan mekanisme yang sistematis, terintegrasi, dan
berkelanjutan untuk memastikan bahwa seluruh proses penyelenggaraan
pendidikan telah sesuai dengan standar mutu dan aturan yang ditetapkan.

3. Konsep Supervisi Mutu Pendidikan


Supervisi mutu adalah proses mengawal upaya pemenuhan mutu pada
satuan pendidikan oleh LPMP bersama dengan pengawas sekolah. Supervisi mutu
pendidikan merupakan kegiatan pengawas sekolah dalam rangka membantu
sekolah guna meningkatkan mutu dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan dan
pembelajaran pada tingkat kesesuaian antara penyelenggaraan pendidikan dengan
SNP yang difasilitatsi oleh LPMP.

11
Pedoman Supervisi Mutu Pendidikan

B. Ruang Lingkup Supervisi Mutu Pendidikan

Ruang lingkup program supervisi mutu pendidikan ini mencakup penerapan


Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) di setiap satuan pendidikan yang di
dalamnya terintegrasi pelaksanaan PPK, GLS, UKS, dan implementasi Kurikulum
2013. Untuk mendalami materi masing-masing aspek supervisi tersebut disediakan
modul dan referensi.

C. Pelaksanaan Supervisi Mutu Pendidikan

1. Waktu Pelaksanaan
Supervisi mutu pendidikan dilaksanakan dalam rentang waktu lebih
kurang tiga bulan. Dalam rentang waktu tersebut pengawas sekolah melakukan
supervisi mutu pendidikan melalui pendampingan ke sekolah binaan. Setelah
itu pengawas sekolah menganalisis hasil pendampingan. LPMP juga
melakukan pendampingan dan monitoring serta evaluasi supervisi mutu
sebanyak tiga kali ke cluster.

2. Sasaran
Sasaran pelaksanaan supervisi mutu pendidikan adalah pengawas
sekolah dan satuan pendidikan. Pengawas sekolah yang dimaksud adalah
setiap pengawas pembina pada satuan pendidikan SD/SMP/SMA/SMK di
wilayah kerjanya.

3. Strategi Pelaksanaan
Supervisi mutu pendidikan dilaksanakan oleh LPMP Sumatera Barat dan
pengawas sekolah secara terintegrasi dalam koridor SPMI. Kegiatan ini dimulai
dari evaluasi permasalahan capaian mutu di satuan pendidikan, pendampingan
penyusunan rencana pemenuhan mutu, pendampingan pemenuhan mutu, serta
melakukan monitoring dan evaluasi terahadap seluruh kegiatan yang dilakukan.
Proses pengawalan yang dilakukan LPMP bersama pengawas sekolah
berguna untuk memastikan; a) sekolah memahami SNP sebagai acuan dalam
penyelenggaraan layanan pendidikan yang bermutu, b) memastikan dan
membantu sekolah dalam melaksanakan SPMI sebagai solusi mengawal
pemenuhan mutu berkelanjutan, dan c) membantu sekolah dalam menemukan
dan melaksanakan solusi yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan di

12
Pedoman Supervisi Mutu Pendidikan

lingkungannya. Strategi pelaksanaan supervisi mutu pendidikan oleh pengawas


sekolah dilakukan dengan strategi berikut:
a) Pemetaan dan Validasi Kondisi Sekolah

Supervisor menverifikasi rapor mutu dan menganalisis permasalahan


yang terjadi di sekolah. Verifikasi rapor mutu dilaksanakan oleh pengawas
sekolah bekerjasama dengan Tim Penjaminan Mutu Pendidikan di
Sekolah (TPMPS). Kegiatan verifikasi dan validasi dilakukan melalui studi
dokumen rapor mutu, observasi, wawancara, dan, diskusi terpumpun.
Berdasarkan hasil verifikasi rapor mutu, TPMPS bersama pengawas
sekolah menganalisis standar dan indikator yang sudah dan belum
terlaksana dengan baik.

b) Rekomendasikan Solusi ke Depan

1) Pengawas sekolah memberikan rekomendasi, alternatif solusi


dan mendorong komitmen untuk perbaikan dalam perencanaan
sekolah.
2) Rekomendasi dan solusi untuk hal-hal yang sudah terlaksana
dengan baik, disarankan untuk didokumentasikan dalam bentuk
“praktik baik” yang dapat ditiru sekolah lain.
3) Rekomendasi dan solusi untuk hal-hal yang belum terlaksana,
disarankan untuk menemukan alternatif upaya perbaikan ke
depan.
c) Pendampingan Pelaksanaan Solusi

Pengawas sekolah mendampingi sekolah dalam melakukan berbagai


upaya pemenuhan mutu pendidikan, antara lain meliputi:
1) Menyusun Rencana Kerja Sekolah (RKS) dan Rencana Kerja
dan Anggaran Sekolah (RKAS).
2) Melaksanakan peningkatan kompetensi guru dalam pemenuhan
standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, dan
standar penilaian pendidikan.
3) Melaksanakan supervisi akademik kepada guru.
4) Melaksanakan supervisi manajerial kepada kepala sekolah dan
tenaga kependidikan.
d) Evaluasi Dampak dan Perubahannya

13
Pedoman Supervisi Mutu Pendidikan

Pengawas sekolah bersama TPMPS melakukan evaluasi dampak


dan perubahannya dari perbaikan program. Kegiatan ini meliputi evaluasi
input, proses, output, out comes dan impact terhadap program yang telah
dilaksanakan.

4. Alur Kegiatan
Alur pelaksanaan supervisi mutu pendidikan dapat digambarkan sebagai
berikut.

Alur Supervisi Mutu Pendidikan oleh Pengawas Sekolah

Pendampingan Pendampingan
Penyusunan Rencana Peningkatan Mutu
Peningkatan Mutu TUJUAN
2 Sekolah meningkat
Sekolah Sekolah mutu pendidikannya
menyusun melakukan 3
Evaluasi melaui penerapan
rencana upaya
Permasalahan 1 Monitoring SPMI, pelaksanaa
peningkatan peningkat
Capaian Mutu Sekolah PPK, literasi, dan
Sekolah mutu an mutu dan evaluasi
mengevaluasi pelaksanaan
menganalisis hasil peningkatan Kurikulum 2013
Permasalahan mutu menuju terwujudnya
Mutu sekolah 4
sekolah berbudaya
RAPOR MUTU T-1 RAPOR MUTU T 0 mutu

1. 2.
Analisis Peta Mutu Pendampingan
Berdasarkan Penyusunan Rencana
Pemenuhan mutu

7. 3.
Pelaksanaan Pendampingan
Desiminasi Pemenuhan mutu

6. 4.
Tindak lanjut Hasil Monitoring dan
Supervisi Evaluasi

5.
Perumusan
Rekomendasi

14
Pedoman Supervisi Mutu Pendidikan

5. Instrumen Supervisi Mutu Pendidikan


Supervisi mutu pendidikan menggunakan instrumen yang dikembangkan
berdasarkan aspek supervisi mutu pendidikan, yaitu indikator Rapor Mutu, PPK,
GLS, UKS, dan Kurikulum 2013 secara terintegrasi dalam SPMI.

6. Pembiayaan
Kegiatan supervisi mutu pendidikan dibiayai oleh DIPA LPMP Sumatera
Barat tahun 2019.

D. Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan

1. Monitoring dan Evaluasi


Monitoring dan evaluasi adalah bagian dari fungsi manajemen dalam
sebuah organisasi dan pelaksanaan program. Monitoring dan evaluasi
merupakan hal yang berbeda. Monitoring adalah kegiatan dan proses
sistematis untuk mengumpulkan data mengenai input (masukan) program,
kegiatan, dan output (keluaran) program, menganalisa, dan menggunakan
informasi untuk memantau kemajuan pelaksanaan dan pencapaian program
yang dilakukan selama program tersebut berjalan. Monitoring program biasanya
juga dikenal sebagai evaluasi formatif kinerja program.
Evaluasi program merupakan suatu usaha penilaian program yang
sistematis untuk mengukur relevansi, efisiensi, efektivitas, hasil akhir
(outcome), dampak serta keberlanjutan dari suatu program atau kebijakan.
Evaluasi program dikenal sebagai evaluasi sumatif program/kebijakan.
Berkaitan dengan pelaksanaan supervisi mutu pendidikan, tim monev
melakukan monitoring input, kegiatan, dan output program. Hasil monitoring
dan evaluasi supervisi mutu pendidikan menjelaskan setiap indikator, sumber
data dan metode pengumpulan data, instrumen/alat verifikasi data, instansi
pelaksana dan pemakaian informasi serta analisis datanya.

2. Pelaporan
Pelaporan pelaksanaan supervisi mutu pendidikan dilakukan oleh
pengawas sekolah secara periodik terhadap sekolah binaannya. Isi laporan
mengacu pada pencapaian dan pelaksanaan kegiatan berdasarkan aspek
supervisi yang telah ditetapkan. Contoh format pelaporan dapat dibuat dengan
sistematika sebagai berikut:

A. Pendahuluan

15
Pedoman Supervisi Mutu Pendidikan

B. Lokasi Supervisi
C. Anggota Tim (ganti - identitas pengawas)
D. Waktu
E. Tujuan
F. Mekanisme Supervisi
1. Aktivitas Pengamatan
2. Dokumen yang disupervisi
3. Pihak yang diamati/wawancara
4. Bentuk dokumentasi hasil pengamatan
G. Hasil Pengamatan
1. Pemahaman SNP dan Pelaksanaan SPMI
2. Pembelajaran
3. Manajemen
4. Capaian Kompetensi Siswa/Lulusan
H. Rekomendasi dan Tindak Lanjut
1. Rekomendasi
2. Tindak Lanjut
I. Lampiran (jurnal kegiatan, foto, dan lain-lain)
Catatan: Sesuaikan dengan Buku Kerja Pengawas

3. Peran dan Tanggung Jawab Tim Monev


Instansi yang terlibat dalam monitoring dan evaluasi supervisi mutu
pendidikan adalah LPMP Sumatera Barat dan pengawas sekolah. LPMP
Sumatera Barat berperan sebagai instansi yang melakukan monev terhadap
keterlaksanaan program supervisi mutu pendidikan. Sementara pengawas
sekolah berkewajiban melakukan pemantauan, mengumpulkan data, menginput
data (data entry) dari setiap aspek kegiatan supervisi mutu pendidikan di
sekolah binaannnya.

E. Tindak Lanjut Hasil Supervisi

Tindak lanjut hasil pelaksanaan supervisi mutu penting dilakukan sebagai


bagian dari upaya pemenuhan mutu pendidikan di sekolah maupun sebagai upaya
perbaikan dan peningkatan program supervisi ke depan. Ada dua kegiatan yang
dilakukan dalam program tindak lanjut yaitu menganalisis hasil laporan supervisi dan
menyusun rekomendasi berdasarkan hasil analisis.

1. Analisis Hasil Supervisi

16
Pedoman Supervisi Mutu Pendidikan

Ada dua jenis data hasil supervisi yang akan dianalisis oleh tim analisis
LPMP Sumatera Barat yaitu data hasil pelaksanaan supervisi oleh pengawas
dan data hasil monitoring yang dilakukan oleh Tim LPMP. Hasil pelaksanaan
supervisi mutu pendidikan yang dilakukan masing-masing pengawas di sekolah
binaan dilaporkan dalam bentuk laporan supervisi. Laporan hasil supervisi ini
dikirimkan setiap pengawas ke LPMP Sumatera Barat secara manual dan
aplikasi yang disediakan. Semua data dari laporan supervisi pengawas
kemudian diolah dan dianalisis.
Selama pelaksanaan supervisi dalam bentuk pendampingan di sekolah
oleh pengawas, Tim LPMP melakukan kegiatan monitoring sekaligus
pendampingan ke cluster dan beberapa sekolah sebagai sampel. Hasil
kegiatan monitoring kemudian diolah dan dianalisis. Hasil analisis laporan
supervisi oleh pengawas dan hasil analisis monitoring digabungkan untuk
mendapatkan hasil akhir dari hasil analisis pelaksanaan supervisi mutu
pendidikan.
2. Rekomendasi
Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh, kemudian disusun
rekomendasi terhadap perbaikan dan pemenuhan mutu pendidikan di sekolah.
Penyusunan rekomendasi ini dilakukan oleh Tim LPMP.

F. Diseminasi Hasil Supervisi

Rangkaian terakhir dari kegiatan supervisi mutu pendidikan adalah kegiatan


diseminasi. Kegiatan diseminasi direncanakan mengundang stakeholder terkait
seperti Dinas Pendidikan Provinsi dan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota. Dalam
kegiatan diseminasi akan dipaparkan hasil pelaksanaan supervisi yang telah
dilakukan pengawas di sekolah, hambatan dan kendala yang ditemui selama
pelaksanaan supervisi beserta hasil analisis dan rekomendasi terkait supervisi yang
dilakukan.

17
Pedoman Supervisi Mutu Pendidikan

BAB III

PENUTUP
Demikianlah pedoman ini dibuat untuk dapat dijadikan acuan pelaksanaan
supervisi mutu pendidikan oleh pengawas sekolah di satuan pendidikan. Pedoman
ini perlu dikembangkan lebih lanjut sehingga mudah digunakan secara praktis. Oleh
sebab itu, kami mengharapkan saran dan masukan dari semua pihak. Akhirnya atas
segala konstribusi dari semua pihak kami aturkan terima kasih.

18
Pedoman Supervisi Mutu Pendidikan

DAFTAR PUSTAKA

Ary H Gunawan. 2011. Administrasi Sekolah: Administrasi Mikro. Jakarta: Rineka


Cipta.
Depdiknas. 2006. Modul Supervisi Akademik dalam Peningkatan Profesionalisme
Guru. Jakarta: Ditjen PMPTK.
Good, Carter V. 1945. Dictionary of Education. New York: McGraw-Hill Book
Company.
Kemdikbud. 2016. Modul Penilaian dan Pemantauan Pembelajaran, Terintegrasi
Penguatan Pendidikan Karakter. Jakarta: Ditjen Guru dan Tenaga
Kependidikan.
Kemdikbud. 2016. Modul Supervisi Akademik, Terintegrasi Penguatan Pendidikan
Karakter. Jakarta: Ditjen Guru dan Tenaga Kependidikan.
Kemdikbud. 2017. Panduan Gerakan Literasi Nasional. Jakarta: Kemdikbud.
Kemdikbud. 2016. Petunjuk Pelaksanaan Penjaminan Mutu Pendidikan oleh Satuan
Pendidikan. Jakarta: Ditjen. Dikdasmen.
Kemdikbud. 2016. Petunjuk Pelaksanaan Penjaminan Mutu Pendidikan oleh
Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan. Jakarta: Ditjen. Dikdasmen.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 28 Tahun 2016 tentang
Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah.
T, Chester McNerney. 1951. Educational Supervision. New York. McGraw-Hill Book
Company.

19
Pedoman Supervisi Mutu Pendidikan

ACTION PLAN PROGRAM SUPERVISI MUTU PENDIDIKAN


TAHUN 2019

Indikator Ket.
Juli Agustus September Oktober November Keberhasilan/ Penanggung
No. Kegiatan Bukti Fisik Jawab

1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

Koordinasi dan
A.
Persiapan

1. Bimtek Supervisi Terlaksananya LPMP Tanggal 24


Tingkat Provinsi bimtek sesuai Juni s.d 15
perencanaan Agustus
dan waktu yang 2019
telah
ditentukan

2. Bimtek Supervisi
Tingkat Kab/Kota
Pelaksanaan
B.
Supervisi

1. Pendampingan Terlaksananya Pengawas 28 Agustus


oleh Supervisi pendampingan Sekolah sd 28
Pengawas ke dan September
Satuan Pendidikan tersedianya 2019
dokumen hasi
supervisi
2. Analisi Hasil Tersedianya LPMP 4 September
Pendampingan dokumen hasil

20
Pedoman Supervisi Mutu Pendidikan

analisis s.d 8 Oktober


supervisi
C. Pembahasan

1. Rapat penyusunan Tersedianya LPMP 14 Oktober


hasil rekomendasi dokumen hasil sd 12
rekomendasi Novembe
2019

D Desimninasi Hasil Dokumen Best LPMP 19 sd 21


Supervisi Practice yang November
akan 2019
didiseminasika
n

21

Anda mungkin juga menyukai