Anda di halaman 1dari 6

ISSN: 1410-2331

ANALISA KEGAGALAN BLADE BARIS TERAKHIR PADA ROTOR


TURBINE UAP TIPE CONDENSING
Adhi Komara dan Yuriadi Kusuma
Program Stuid Teknik Mesin, Fakultas Teknik
Universitas Mercubuana Jakarta
Email: adhikomara@yahoo.com

Abstrak -- Blades dari turbin uap merupakan komponen penting dalam pembangkit listrik. Analisa
kegagalan blade turbin bertujuan untuk meningkatkan kehandalan sistem turbin secara umum.
Kegagalan blade baris terakhir tekanan rendah yang terjadi pada turbine uap type condensing
diawali dengan naiknya vibrasi secara mendadak pada area belakang dari 5μm menjadi 51μm.
Analisa dan pengujian yang dilakukan adalah analisa steam purity, pengujian mechanical stress
dan pengujian metallurgy (analisa material, fractography dan microstructure). Dari hasil analisa
steam purity didapat bahwa kandungan silica/ SiO2 yang diambil dari beberapa titik pengambilan
sample ditemukan melebihi dari batas maximum yang diperbolehkan sesuai dengan standard VGB
(Vereinigung der Großkesselbesitzer)/ Asosiasi pengguna boiler ukuran besar di German; yaitu <
0.02 mg/l. Penuaan material ditemukan dari hasil pengujian yang dilakukan melalui analisa
metallurgy microstructure.

Kata Kunci: Turbine Blade, Damping Wire, Analisa kegagalan, Steam Purity, Mechanical Stress,
Pengujian Metellurgy

1. PENDAHULUAN mengalami kegagalan dan kerusakan.


Blades dari turbin uap merupakan Ditemukan juga hampir keseluruhan pada blade
komponen penting dalam pembangkit listrik. baris terakhir terdapat fenomena korosi dan
Analisa kegagalan blade turbin bertujuan untuk ditutupi oleh lapisan deposit dari kontaminasi
meningkatkan kehandalan sistem turbin secara uap. Dari hasil temuan tsb, beberapa analisa
umum. Beberapa hasil penelitian telah guna mengetahui penyebab kegagalan perlu
menunjukkan bahwa blade tekanan rendah dari dilakukan.
turbin uap umumnya ditemukan lebih rentan
terhadap kegagalan dari blade tekanan 2. DATA DAN ANALISA
menengah dan tekanan tinggi. Mekanisme Telah dilakukan beberapa pengujian
kegagalan yang paling umum yang terjadi untuk mengetahui performansi system.
dalam blade tekanan rendah dewasa ini Penjelasan untuk masing-masing pengujian
biasanya yang berhubungan dengan getaran dibahas berikut ini.
baik simpatik atau dipaksa, yang disebabkan
oleh kondisi operasi, dan yang terjadi sebagai 2.1. Pengujian Steam Purity
hasil dari ion korosif yang terbawa dan Metode pengujian steam purity yang
terakumulasi dalam fluida kerja dan diawali oleh menjadi referensi pengambilan data adalah
pembentukan endapan atau deposit pada blade dengan Metode Specific Conductance.
serta komponen peredam atau damping wire. Pengambilan steam sampling mengacu pada
Salah satu turbin uap yang telah effectif standard ASTM D 1066 – 97 (2001) pada
beroperasi selama tujuh tahun yang telah beberapa titik lokasi. Perwakilan sampel uap
mencapai operating hours 40.792 EOH sangat penting untuk menentukan jumlah
dilakukan shutdown secara emergency oleh kandungan, termasuk kelembaban, di
team operasi menyusul timbulnya/ dalamnya. Sebuah ukuran yang akurat dari
terdengarnya suara tidak normal dari dalam kemurnian steam memberikan informasi, yang
turbine casing pada saat kondisi normal dapat digunakan untuk menentukan apakah
operasi, level vibrasi pada ruang pengontrolan kemurnian steam berada dalam batas yang
didapati kenaikan yang significant disisi low diperbolehkan sehingga dapat mencegah
pressure dari 5µm menjadi 51µm. kerusakan atau kecacatan bagian internal
Dari hasil pembongkaran guna dapat turbin.
dilakukannya inspeksi, pada bagian dalam Dari pengambilan beberapa sampel yang
turbine casing ditemukan blade turbine baris kemudian dilakukan pengujian di laboraturium
terakhir dan damping wire/kawat peredam bahwa secara secara keseluruhan dari

Adhi Komara, Analisa Kegagalan Blade 47


SINERGI Vol. 18. No. 1. Februari 2014

beberapa titik pengambilan sample condensate Hasil analisa simulasi mechanical stress
ditemukan bahwa kandungan Silica (SiO2) terlihat pada Gambar 2.
melebihi dari standard yang diperbolehkan oleh
VGB (Vereinigung der Großkesselbesitzer/
Asosiasi Pengguna boiler ukuran besar di
German).

Gambar 1. Kandungan Silika

Standard VGB untuk kandungan Silica dapat


dilihat pada Tabel 1.
Gambar 2. Simulasi Mechanical Stress
Tabel 1. Standard VGB untuk kandungan Silica
Testing Unit Guide Value Tabel 2. Mechanical Stress
for Yield point/ strength
(N/mm2 or Mpa)
Continu Start- Rpm
Blad Dam Safet
(by
Condustivity at es* Up** Des e ping y
softwar
0 No. krip mate Wire Facto
25 C for CO2-free Operati Operatio si
e Ansys
rial mate r
simulati Analisis
on n on)
X20C rial (FS)
rMo1 TiAl6
Water µS/c < 0.2 < 0.5 3 V4
m 1
Blad
6,797 929 540 - 0
e
Silica mg/l < 0.02 < 0.05 Da
(SiO2) mpi
2 6,797 700 - 880 1.25
Total-Iron mg/l < 0.02 < 0.05 ng
wire
(Fe)
Copper mg/l < 0.003 < 0.01 Analisa yang didapat dari pengujian
(Cu) mechanical stress pada blade dan damping
Sodium an mg/l < 0.01 < 0.02 wire adalah sebagai berikut:
Potassium a. Tegangan maximum / yield strength blade
yaitu 72% melebihi standard blade material
2.2. Pengujian Mechanical Stress X20CrMo13 pabrikan.
Analisa mechanical stress dilakukan b. Tegangan maximum / yield strength
untuk mengetahui level tegangan pada blade damping wire yaitu 20% dibawah standard
dan damping wire yang dikarenakan beban/ material TiAl6V4, sehingga memiliki faktor
gaya sentrifugal. Analisa dilakukan dengan keamanan sebesar 1.25%.
menggunakan fasilitas software Ansys. Dimana
software ini memiliki kelebihan kelebihan 2.3. Pengujian Metallurgy – Material
diantaranya sebagai berikut : Analysis
a. Dua arah, link parametrik dengan semua Analisa kimia pada kedua blade yang
sistem CAD (Computer Aided Design) patah dilakukan dengan menggunakan fasilitas
utama seperti autoCAD, Catia dan lainnya. Optical Emission Spectrometry. Hasil analisa
b. Sistem analisis lengkap yang memandu kimia serta perbandingan dengan standard
pengguna start-to-finish melalui analisis. material sesuai dengan disain pabrikan dapat
c. Komponen yang fleksibel memungkinkan dilihat pada Tabel 3.
alat untuk dikerahkan ke setelan terbaik
untuk keperluan engineering.

Adhi Komara, Analisa Kegagalan Blade 48


ISSN: 1410-2331

Tabel 3. Metallurgy – Material Analysis. Keduanya, baik blade ataupun damping


Deskr Komposisi wire mengalami perubahan ringan pada
No.
ipsi C Si S P Mn Ni komposisi material setelah dioperasikan dalam
Blade kurun waktu lebih dari 7 tahun, akan tetapi
1
Speci 0.20
0.3
0.0 0.0 0.6 0.8 penyimpangan/ perubahan tersebut masih
men 1 02 2 65 32 dalam batas kewajaran terhadap komposisi
A
Blade
material asli dari pabrikan.
Speci 0.20 0.3 0.0 0.0 0.6 0.8
2
men 9 02 03 22 66 38 2.4. Pengujian Metallurgy – Fractography
B Analysis
Deskr Pengujian dilakukan dengan standard
No. Cr Mo V Cu W
ipsi
Blade procedure persiapan dan pengujian sesuai
Speci 11.3 0.9 0.3 0.1 0.0 dengan standard ASTM E3 – 11. Dari
1
men 04 84 09 04 78 pengujian fractography terdapat tiga area atau
A titik permukaan fractures / retakan yang
Blade
Speci 11.3 1.0 0.3 0.1 0.0
menjadi perhatian untuk dilakukan analisa dan
2 pengujian sebagai berikut:
men 32 02 13 03 78
B a. Lubang damping wire; menjadi permulaan
Standard Material Specification sesuai primary crack
Pabrikan DIN. 1.4120
b. Trailing edge; menjadi wilayah secondary
Deskr Komposisi
No. crack
ipsi C Si S P Mn Ni c. Leading edge; menjadi wilayah final fracture
X20C 0.17 ≤ ≤ ≤ ≤ ≤
1 rMo1 - 1.0 0.0 0.0 1.0 1.0
3 0.22 0 15 40 0 0 a. Blade
Deskr
No. Cr Mo V Cu W
ipsi
0.9
X20C 12.0
0-
1 rMo1 - - - -
1.3
3 14.0
0
Komposisi kimia damping wire dilakukan
pengujiannya dengan menggunakan fasilitas
Energy Dispersive Spectrometry yang melekat
pada Scanning Electron Microscope. Analisa
kimia dengan menggunakan Optical Emission
Spectrometry tidak memungkinkan karena
diameter damping wire lebih kecil dari 20mm.
Gambar 3. Macrograph pada titik awal
Hasil dan perbandingan analisa kimia terhadap
retakan/ patahan blade
standard material dari pabrikan ditampilkan
pada Tabel 4.

Tabel 4. Analisa Kimia Standar Material


Material Specimen
Komposisi
No. Deskripsi Al Ti V Fe
Damping 5.42 90.03 4.55 -
1 Wire C N O H
Specimen
- - - -
Standard Material Specification sesuai Pabrikan
DIN 3.7165
Komposisi Gambar 4. Macrograph pada permulaan
No. Deskripsi Al Ti V Fe primary crack
5.50 3.50
- - ≤
6.75 Rest 4.50 0.30
2 TiAl6V4F89
C N O H
≤ ≤ ≤ ≤
0.08 0.05 0.20 0.015

Adhi Komara, Analisa Kegagalan Blade 49


SINERGI Vol. 18. No. 1. Februari 2014

b. Crack kedua pada blade terjadi pada


wilayah trailing edge dengan ditandai oleh
jejak pergoresan fatigue yang diamati pada
permukaan retakan.
c. Crack ketiga atau final pada blade retakan
terjadi pada area leading edge. Wilayah ini
mengalami gagal karena kegagalan fatigue.
Retakan bermula terjadi pada kedua sisi dan
berakhir dengan patahan static yang
dikarenakan potongan melintang tidak dapat
lagi menampung beban.
d. Fracture pada damping/ lacing wire bermula
Gambar 5. Fractograph pada blade sekitar terjadinya deformasi yang cukup parah oleh
secondary crack - Trailing edge , SEM gerakan pengikisan permukaan antara
macrograph lubang blade dengan damping wire.
Gerakan pengikisan permukaan hanya
mungkin terjadi jika terdapat gerakan
relative antara blade dan damping wire.
Gerakan relative terjadi jika ukuran lubang
membesar sehingga menjadikan ikatan
longgar pada damping wire ke blade.
Gambar 6. Fractograph pada blade sekitar 2.5. Pengujian Metallurgy – Microstructure
Final fracture - Leading edge ,Stereo Analysis
macrograph. Pengujian microstructure yang dilakukan
di laboraturium dengan alat optical microscope
b. Damping/ Lacing Wire dengan hasil pembesarannya diperlihatkan
pada Gambar 8 hingga Gambar 11.

Gambar 7. Fractograph pada damping wire


yang mengalami kegagalan. Deformasi plastic
serta permukaan yang mengalami pengecilan Gambar 8. Optical Micrograph pembesaran 160
diameter kali pada sisi permulaan primary crack

Berdasarkan pengambilan data pada


pengujian dengan metode fractography yang
diperlihatkan pada Gambar 3 sampai dengan
Gambar 7, berikut beberapa analisa yang
diperoleh:
a. Crack pertama kali pada blade terjadi pada
area lubang damping/ lacing wire yang
ditandai dengan tanda titik gelap. Wilayah
titik gelap yang terdapat pada pemukaan
patahan mengindikasikan bahwa crack telah
berhadapan langsung dengan kondisi sekita
dalam jangka waktu cukup lama atau
dihasilkan dalam proses quenching/ Gambar 9. Optical Micrograph pembesaran 320
pendinginan. kali pada sisi permulaan primary crack

Adhi Komara, Analisa Kegagalan Blade 50


ISSN: 1410-2331

f. Permulaan crack juga dpat terjadi sebagai


akibat dari thermal expansion. Karena
terdapatnya perbedaan yang cukup
signifikan pada kooefisien thermal.

5. KESIMPULAN
Setelah melakukan beberapa pengujian,
maka dapat diambil kesimpulan dari hasil
analisa di atas sebagai berikut:
1. Penyebab utama kegagalan blade baris
terakhir disebabkan oleh kegagalan pada
Gambar 10. Optical Micrograph pembesaran 80 damping wire yang mengakibatkan vibrasi
kali pada sisi permulaan secondary crack yang berlebihan pada blade.
2. Damping wire gagal karena penuaan
material dan efek korosi yang disebabkan
oleh deposit/ endapan
3. Kualitas uap tidak sesuai dengan petunjuk
dari pabrikan dan VGB terutama kandungan
Silica (SiO2) dan demikian menyebabkan
deposit masif dan efek korosi.
4. Dari hasil pengujian fractography
disimpulkan bahwa keretakan blade
pertama kali terjadi pada sisi lubang
damping wire akibat vibration yang
berlebihan selama dan setelah damping
Gambar 11. Optical Micrograph pembesaran wire mengalami kegagalan.
160 kali pada sisi permulaan secondary crack 5. Pengujian microstructure menyimpulkan
bahwa terjadi pembentukan dan
Permukaan patahan pada permulaan pengumpulan carbide pada area primary
primary crack yang mengandung titik gelap crack akibat material aging sehingga
dipotong dan potongan penampangnya menimbulkan sifat brittle dan mudah retak
dilakukan pengujian dengan optical dibawah beban mekanik.
microscope. Berdasarkan hasil analisa serta pengujin
Dari pengujian dengan metode yang dilakukan, berikut beberapa saran yang
microstructure ini, berikut beberapa analisa memerlukan perhatian sehingga kegagalan
yang didapat : yang sama dapat dicegah :
a. Sifat yang paling membedakan adalah 1. Meningkatkan dan pemantauan kualitas
uap; Langkah-langkah harus diambil untuk
adanya koloni cabide, pengelompokan
memastikan kualitas uap konstan sesuai
carbide, ukuran besar carbide, dan standard pabrikan & VGB.
microcracks yang tersebar luas melalui 2. Kegiatan perawatan terus menerus pada
carbide. turbine unit sesuai dengan rekomendasi
b. Sebaliknya, distribusi carbide dan ukuran pabrikan.
specimen dekat pada lokasi permulaan 3. Memperbesar ukuran damping wire yang
memadai; Ukuran damping wire harus
crack kedua adalah seragam, dan tidak
disesuaikan dengan kondisi operasi yang
terdapatnya microcracks. sebenarnya. Oleh karena itu diameter wire
c. Pembentukan koloni carbide, harus ditingkatkan. Diamter yang akan
pengelompokan carbide, dan ukuran partikel dimodifikasi harus dipertimbangkan yang
carbide besar menjadi pemicu premature mana juga mempengaruhi gaya sentrifugal
crack pada permulaan primery crack. dan vibration mode
d. Dalam phase brittle/ rapuh, carbide akan 4. Memperkuat blade pada bagian damping
wire karena meningkatnya ukuran damping
sangat mudah retak dibawah beban
wire.
mekanis. 5. Modifikasi diameter pengikat damping wire
e. Jalur perambatan retakan akan cenderung sesuai vibration mode baru.
mengikuti phase carbide.

Adhi Komara, Analisa Kegagalan Blade 51


SINERGI Vol. 18. No. 1. Februari 2014

DAFTAR PUSTAKA Siemens. 1999. Maintenance Manual for


Bagnoli D L. et al.1987. Fractography Turbine 19332 Type ATP2-V50A.:
Handbook Volume 12. United States of Nürnberg.: ABB Turbinen Nürnberg GmbH.
America.: ASM International. Siemens.1999. Steam Quality. Nürnberg.: ABB
Hanipa Hepi. 2007.Failure Analysis Last Stage Turbinen Nürnberg GmbH
Blade. Purwakarta.: PT Sulzer Hickam Singh Murari P., dan Lucas George M. 2011.
Indonesia. Blade Design & Analysis for Steam Turbine.
Heinz P, Bloch,., dan Singh Murari P. 2009. United States of America.: McGraw-Hill.
Steam Turbine Design, Application and Re- Wegst C W. 2001. Stahlschlüssel/ Key to Steel.
Rating. Mexico.:McGraw-Hill Marbach.: Verlag Stahlschlüssel Wegst
Hübner. 1993. Mineral and Silica Deposit in GmbH.
Steam Turbine, Nürnberg.: ABB Turbinen Wei-Ze Wang. 2006. Failure analysis of the
Nürnberg GmbH final stage blade in steam turbine. PR
Husaini Ardy. 2007. Failure Analysis ABB China.: ScienceDirect
Steam Turbine Rotor Blade. Bandung.:
PT.LAPI ITB

Adhi Komara, Analisa Kegagalan Blade 52

Anda mungkin juga menyukai